Anda di halaman 1dari 26

TUGAS 3

KELOMPOK 5
BAHAN GALIAN INDUSTRI TREKNIK KIMIA

Oleh :

Alifa Pritian Nurtiara NPM: 1815041030


Devi Sagitha Anggraini NPM: 1815041048
Kristin Febriana Suebu NPM: 1815041064

Mata Kuliah : Bahan Konstruksi Teknik Kimia

Dosen : Panca Nugahini F, S.T., M.T


Dr. Lilis Hermida, S.T., M.Sc.

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas Teknik
Universitas Lampung
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Adapun isi makalah ini untuk menjelaskan tentang bahan galian industri teknik kimia dan bentuk
pemenuhan tugas mata kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami
selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kemudian dapat kami perbaiki, sebab sekali
kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf
yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Bandar Lampung, 10 september 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat ditambang untuk keperluan manusia. Semua
bahan tambang itu dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkan untuk seluruh bangsa Indonesia, berdasarkan kelima sila
dalam Pancasila sebagai satu kesatuan bulat, adanya norma atau kaidah dalam ketentua Pasal 33 ayat (3) UUD1945
“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.1 Pengambilan kekayaan alam yang terdapat di dalam tubuh bumi telah diatur pada
UndangUndang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Sumber daya mineral merupakan
salah satu kekayaan alam yang dimiliki Bangsa Indonesia, apabila dikelola dengan baik akan memberikan
kontribusiterhadap pembangunan ekonomi negara. Dalam dunia pertambangan, Indonesiamemang dikenal sebagai
negara yang kaya dengan kandungan mineral yang siap diangkat kapan saja.2 Pertambangan adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan
dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.3 Hukum pertambangan merupakan bagian dari hukum yang mengatur
lingkungan hidup. Dalam perkembangannya, kejahatan lingkungan sering terjadi di sekelilinglingkungan masyarakat,
misalnya pertambangan. Pertambangan merupakan usaha untuk menggali berbagai potensi-potensi yang terkandung
dalam perut bumi.4 Berdasarkan jenis mineralnya, pertambangan di Indonesia terbagi menjadi tiga kategori. Pertama,
Pertambangan Golongan A, meliputi mineral strategis seperti: minyak, gas alam, bitumen, aspal, natural wax, antrasit,
batu bara, uranium dan bahan radioaktif lainnya, nikel dan cobalt. Kedua, Pertambangan Golongan B, meliputi mineral-
mineral vital, seperti: emas, perak, intan, tembaga, bauksit, timbal, seng dan besi. Ketiga, Pertambangan Golongan C,
umumnya mineral mineral yang dianggap memiliki tingkat kepentingan lebih rendah daripada kedua golongan
pertambangan lainnya, meliputi berbagai jenis batu, limestone, dan lain-lain.

1.2 Capaian Pembelajaran


Setelah membaca dan mengkaji bab ini, pembaca akan mampu:
 Memahami dan menjelaskan apa itu bahan galian industri
 Memahami dan menjelaskan penggolongan Bahan Galian Dan Bahan Galian Industri
 Memahami dan menjelaskan pengolahan bahan galian
 Memahami dan menjelaskan kegunaan bahan galian industry
 Memahami dan menjelaskan karakteristik bahan galian industri

1.3 Tujuan Topik Bahasan


A. Untuk mengetahui bahasan dari apa itu bahan galian industri
B. Untuk mengetahui bahasan dari kriteria penggolongan Bahan Galian Dan Bahan Galian Industri
C. Untuk memahami bahasan dari pengolahan bahan galian
D. Untuk mengetahui materi dari kegunaan bahan galian industry
E. Untuk memahami bahasan dari karakteristik bahan galian industri
BAB II
ISI

2.1. Pengolahan Bahan Galian dan Bahan galian industri


2.1.1. Penggolongan Bahan Galian
Penggolongan bahan galian berdasarkan Pemanfaatannya
1. Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga golongan :
Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat
diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll
2. Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi.
3. Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit,
batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras.
Penggolongan bahan galian di Republik Indonesia

Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang No 11 tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan :
 golongan bahan galian strategis (Golongan A)
 golongan bahan galian vital (Golongan B)
 golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B.

Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :


 Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;
 Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese);
 Penggunaan bahan galian bagi industri;
 Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak;
 Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha;
 Penyebaran pembangunan di Daerah

Selanjutnya UU 11/1967 ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Tentang Penggolongan Bahan Galian (PP No
27/1980), yang menyatakan sebagai berikut:
ATURAN LAMA (UU No. 11 Tahun 1967)
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 1967, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, pada Bab II pasal 3,
mengenai Penggolongan Dan Pelaksanaan Penguasaan Bahan Galian, dimana bahan galian dibagi atas tiga golongan,
yaitu:
 Golongan bahan galian strategis.
 Golongan bahan galian vital.
 Golongan yang tidak termasuk golongan a atau b.
 Rincian tentang penggolongan bahan galian dijelaskan pada PP No. 27/1980, dimana :

A. Golongan bahan galian strategis


 minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi ,dan gas alam

 bitumen padat, aspal

 antrasit, batu bara, batu bara muda

 uranium, radium, thorium

 dan bahan galian radioaktif lainya : nikel, kolbat, dan tima.


B. Golongan bahan galian vital
 besi, mangaan. Molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;
 bauksit, tembaga, timbal, seng;
 emas, platina, perak, air raksa, intan ;
 arsen, antimon, bismut;
 ytrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
 berilium, korondum, zirkon, kristal kuarsa;
 kriolit, flourspar, barit;
 yodium, brom, klor, belerang;
C. Golongan bahan galian yang tidak termasuk a atau b adalah:
 nitrai-nitrat, posfat-posfat, garam batu (halit);
 asbes, talk, mika, grafit, magnesit;
 yarosit, leusit, tawas (alum), oker;
 batu permata, batu setengah permata;
 pasir kuarsa, kaolin, felspar, gips, bentonit;
 batuapung, tras, obsidian, perlit, tanah diatomae, tanah serap (fuller s earth);
 marmer, batu tulis;
 batu kapur, dolomit, kalsit;
 granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral

Sementara itu, dalam bagian Penjelasan, dicantumkan bawa arti penggolongan bahan-bahan galian adalah :
Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara, Bahan galian Vital
berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak, Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital
berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.

Dari penggolongan bahan galian di atas, terlihat bahwa bahan galian industri sebagian besar termasuk ke dalam bahan
galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian golongan yang lain.
granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a maupun
b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Arti penggolongan bahan-bahan galian tersebut, yaitu :


a. Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara;
b. Bahan galian Vital berarti bahan galian yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak;
c. Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan
pasaran yang bersifat internasional.

Dasar penggolongan bahan-bahan galian, yaitu :


a. Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara
b. Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese)
c. Penggunaan bahan galian bagi industri
d. Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak
e. Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha. (Dicky 2008)

2.1.2 Penggolongan Bahan Galian Industri


Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya
Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada
Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut :

A. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen.


Kelompok ini dapat dibagi menjadi :
Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat,
rijang, dan gipsum.
Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit,
diatomea, yodium, mangan, felspar.

B. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api :


obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api,
dan breksi pumice.

C. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa :
granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes

D. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan :
lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu

E. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal :


barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.

F. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf :


kalsit, marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.
Penggolongan bahan galian industri berdasarkan pemanfaatannya
Sebagaimana telah dituliskan pada bagian sebelumnya, bahan galian industri adalah bahan galian tambang bukan bijih
yang digunakan sebagai bahan baku industri; penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti
warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Adapun bahan bangunan / bahan galian
kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum disebtuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin
majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.

Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus
didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan pemanfaatannya,
misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.

Manfaat bahan galian berdasarkan klasifikasinya dan lokasinya di indonesia


Pemanfaatan bahan galian adalah langkah positif yang tak terhindarkan untuk mencukupi kebutuhan yang telah di
tentukan oleh harga pasar mineral yang selalu mendorong upaya eksploitasi bahan galian semaksimal mungkin.
Bahan galian A yaitu memiliki sifat sangat strategis dan memiliki nilai bagi negara
Aspal
Tambang aspal terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Aspal juga dihasilkan oleh Permigan Wonokromo, Jawa
timur, sebagai hasil pengolahan minyak bumi.
Kobalt
Deskripsi fisik yang ditunjukkan kobalt adalah bersifat brittle, keras, dan merupakan transisi logam dengan magnet.
Kobalt juga terdapat dalam meteorit. Endapan mineralnya dijumpai di Zaire, Morocco dan Canada. Cobalt-60 (60Co)
dapat membentuk isotop buatan dengan tembakan sinar gamma (energy radiasi tinggi). Garam kobalt salts berwarna biru
gelap dan seperti gelas atau bening. Banyak digunakan dalam industri. Digunakan juga untuk bahan dasar perasa
makanan yang mengandung vitamin B12 dalam kadar yang tinggi.
Batubara
Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan batu-batuan sediment yang lain. Proses
pembentukan batu bara disebut juga inkolent yang terbagi menjadi dua, yaitu prose biokimia dan proses metamorfosis.
Daerah-daerah penghasil batubara adalah :
Bukitasam : Pusatnya di Tanjungenim, Sumatra Selatan.
Kotabaru : Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
Sungai Berau : Pusatnya di Samarinda, Kalimantan Timur.
Umbilin : Pusatnya di Sawahlunto, Sumatra Barat
Selain itu, tambang batubara terdapat juga di Bengkulu, Jawa Barat, Papua dan Sulawesi Selatan. Tambang batubara
dusahakan oleh PN Batubara.
Minyak bumiMinyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk, rawa-rawa dan laut-
laut dangkal. Sesudah mati mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar laut kemudian bercampur dengan
sedimen. Akibat tekanan lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma, dan terjadilah proses destilasi hingga terjadi
minyak bumi kasar.
Tambang Minyak Bumi
Tambang minyak bumi antara lain terdapat di :
 Babo : Papua
 Cepu : Jawa Tengah
 Delta Sungai Berantas : Jawa Timur
 Dumai : Riau
 Kembatin : Kalimantan Tengah
 Kepulauan Natuna : Riau
 Klamano : Papua
 Lhokseumawe : DI Aceh
 Majalengka : JawaBarat
 Peureuk : Jawa Barat
 Plaju : Sumatra Selatan
 Pulau Bunyu : KalimantanTimur
 Pulau Seram : Maluku
 Pulau Tarakan : Kalimantan Timur
 Pulau Tenggara : Maluku
 Surolangun : Jambi
 Sorong : Papua
 Sungai Gerong : Sumatra Selatan
 Sungai Mahakam : Kalimantan Timur
 Sungai Paking : Riau
 Tanjungpura : SumatraUtara
 Pabrik Pengolahan Minyak Bumi
 Pabrik pengolahan minyak bumi antara lain terdapat di :
 Balikpapan : Kalimantan Timur
 Cepu : Jawa Tengah
 Cilacap : Jawa Tengah
 Pangkalan Brandan : SumatraUtara
 Plaju : Sumatra Selatan
 Sungai Gerong : Sumatra Selatan
 Wonokromo : Jawa Timur

 Hasil Olahan Minyak Bumi


Dari minyak bumi dapat diolah menjadi bensol, bensin. Minyak tanah, premium, vaselin, parafin, malam, malariol,
kerosin dan aspal.Pelabuhan-Pelabuhan Minyak terdapat
di Balikpapan, Pangkalansusu, Plaju,Pulau Sambu. Samudrapura, Sabang, Sungai Gerong, Tanjung Perak. dan Tarakan.
Pengusaha Nasional dan Asing Minyak Bumi di Indonesia, Pengusaha nasional Pertamina (Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi Nasional) dan Permigan., Pengusaha asing PT Caltex (California Texas Oil Company). PT Stanvac Indonesia
(PTSI) dan NNGPM (Nederlandse New Guinea Petralium Maatcappy), Timah
Tambang timah terdapat di :
 Bangkinang : Riau
 Dabo : Pulau Singkep
 Manggar : Pulau Belitung
 Sungai Liat : Pulau Bangka
 Pabrik pelabuhan bijih timah terdapat di Muntok (Pulau Belitung)

Nikel Terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan di Kolaka. Dapat digunakan dalam baja tahan karat dalam
pipa tekanan tinggi yaitu pada bagian automotif dan mesin.Nikel banyak terdapat di Kalimantan Barat, Maluku, Papua,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

 Gas Alam
Gas alam merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil yang digunakan sebagai bahan baker.
Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan LPG ( liquefied petroleum
gas). Gas alam terdapat di Arun (Di Aceh) dan Bontang (Kalimantan). Gas alam Juga terdapat di daerah Jawa Barat,
Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan.

 Uranium
Uranium adalah bahan yang bersifat radioaktif. Uranium telah digunakan untuk membuat bom atom. Sekarang uranium
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menjadi bahan bakar yang berharga.
Bijih uranium tersebut diolah menjadi bubuk kuning untuk diangkut. Kemudian bubuk kuning itu diolah menjadi
bentuk-bentuk yang berlainan sesuai dengan penggunaannya. Uranium digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor
nuklir dan digunakan sebagai isotop radioaktif untuk mengobati orang yang sakit kanker.

Bahan galian B yaitu golongan bahan galian vital yang memiliki nilai ekonomis tang tinggi.
 Bauksit
Bauksit adalah bahan baku almunium. Tambang bauksit terdapat di pulau Bintan (Riau) dan Singkawang (Kalimantan
Barat). Selain itu, terdapat pula di Kalimantan Tengah.

 Emas
Tempat ditemukan : Sulida, Sumatra Barat
 Sistem Kristal : Isometrik
 Warna : Kuning – Emas
 Goresan : Kuning
 Kilap : Metalik
 Belahan dan pecahan : Tak – ada ; hakli ( pecahan bergerigi dengan ujung yang tajam ).
 Kekerasan : 2,5 – 3
 Berat jenis : 19,3
 Genesis : kebanyakan emas terdapat dalam urat-urat kuarsa yang terbentuk melalui proses hidrotermal; dan
sering bersama-sama pirit dan mineral-mineral sulfida yang lain, telurid perak-emas, skhelit dan turmalin. Bila
urat-urat mengandung emas melapuk, maka emas-emas akan terpisah dan kemudian mengendap sebagai
deposit eluvial, atau terangkut oleh aliran air dan mengendap di suatu tempat sebagai deposit letakan (placer
deposit), bersama pasir, dan atau kerikil-kerakal. Manfaat : sumber logam emas; dipakai untuk membuat
perhiasan, instrumen-instrumen saintifik, lempengan elektrode, pelapis gigi dan emas lantakan.

 Intan
Tempat Ditemukan : Martapura, Kalimantan
 Sistem Cristal : isometrik.
 Warna : umumnya kuning pucat, atau tak berwarna, dapat pula coklat, putih sampai putih kebiruan, jingga,
merah muda, biru, merah, hijau, atau hitam.
 Goresan : putih
 Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 111 ) ; konkoidal.
 Kekerasan : 10
 Berat jenis : 3,50
 Genesis : intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kaya-
flogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit aluvial, baik di sungai-sungai
maupun di pantai.
 Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk
eksplorasi; dan dijadikan batu permata.
 Belerang
Belerang digunakan sebagai bahan obat patek dan korek api. Tambang belerang terdapat di gunung Patuha (Jawa Barat)
dan Gunung Welirang (Jawa Timur). Selain itu, terdapat pula di Jambi, Jawa Tengah, dan Sulawesi.

 Yodium
Tambang Yodium terdapat di Semarang( Jawa Tengah) dan Jombang (Jawa Timur). Yodium digunakan untuk bahan
obat dan peramu garam dapur.

 Mangan
Tambang mangan terdapat di Kliripan (DI Yogyakarta) dan Tasikmalaya (Jawa Barat). Tambang mangan juga terdapat
di Lampung, Maluku, NTB dan Sulawesi Utara.

 Tembaga
Tambang tembaga terdapat di :
 Cikotok : JawaBarat
 Kompara : Papua
 Sangkarapi : Sulawesi Selatan
 Tirtamaya : Jawa Tengah
 Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.
 Sistem cristal : isometrik.
 Warna : Merah-tembaga , atau merah-mawar terang.
 Goresan : Merah metalik.
 Belahan dan pecahan : Tak ada ; hakli
 Kekerasan : 2,5 – 3.
 Berat Jenis : 8,94.
 Genesis : sejumlah kecil tembaga nativ dijumpai pada zona oksidasi dalam deposit tembaga yang berasosiasi
dengan kuprit, malakit dan azurit. Deposit primer umumnya berasosiasi dengan batuan beku basa ekstrutif, dan
tembaga nativ terbentuk dari pengendapan yang dihasilkan dari reaksi antara larutan hidrotermal dan mineral-
mineral oksidasi besi. Pada deposit tipe ini, tembaga nativ berasosiasi dengan khalkosit, bornit, epidot, kalsit,
prehnit, datolit, khlorit, zeolit dan sejumlah kecil perak nativ. Manfaat : sumber minor bijih tembaga, banyak
digunakan dalam kelistrikan, umumnya sebagai kawat, dan untuk membuat logam-logam campuran, seperti
kuningan (campuran tembaga dan seng), perunggu (campuran tembaga dan timah dengan sedikit seng) dan
perak Jerman (campuran tembaga seng dan nikel).

 Perak, Ag
Tempat ditemukan : Irian Jaya
 Sistem Kristal : Isometrik.
 Warna : Putih – Perak
 Goresan : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.
 Belahan dan Pecahan : Tak – ada
 Kekerasan : 2,5 – 3.
 Berat Jenis : 10,5.
 Genesis : sejumlah kecil perak nativ dapat dijumpai dalam zone oksidasi pada suatu deposit bijih, atau sebagai
deposit yang mengendap dari larutan hidrotermal primer. Ada 3 jenis deposit primer, yaitu: 1. Barasosiasi
dengan sulfida, zeolit, kalsit, barit, fluorit dan kuarsa, 2. Barasosiasi dengan arsenida dan sulfida kobalt, nikel
dan perak, dan bismut nativ, dan 3. Berasosiasi dengan uraninit dan mineral- mineral nikel-kobalt.
 Manfaat : sumber logam perak; dipakai untuk membuat perhiasan, alat-alat makan-minum, barang-barang
kerajinan tangan, alat-alat elektronik, penyepuhan dan sebagai emulsi film fotografi.

 Bismut, Bi
Tempat Ditemukan : -
 Sistem Cristal : Trigonal .
 Warna : Putih perak dan corak kemerahan.
 Goresan : putih – perak berkilau.
 Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 0001 ).
 Kekerasan : 2 – 2,5.
 Berat jenis : 9,7 -9,8.
 Genesis : Terbentuk secara hidrotermal, dapat dijumpai dalam urat-urat bersama bijih kobalt, nikel, timah, dan
perak ; dapat juga dalam pegmatit.
 Manfaat : Sumber logam bismut ; digunakan dalam sekering listrik, obat dan kosmetik.

Bahan galian C yaitu golongan bahan galian yang digunakan oleh industri.
 Marmer
Tambang marmer terdapat di Besok, daerah Wijak, Tulungagung (Jawa Timur). Tambang marmer juga terdapat di DI
Yogyakarta, Lampung, Papua dan Sumatra Barat.

 Garam Batu
Garam batu digunakan untuk bahan obat-obatan. Garam batu banyak terdapat di Kepulauan Kei.
 Mika
Tambang mika terdapat di Pulau Paleng (Sulawesi Selatan) dan Donggala (Sulawesi Tengah).

 Gips
Gips banyak digunakan dalam industry keramik. Gips ditambang di daerah Cirebon, Rembang, Kalianget, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.

 Granit
Tambang granit terdapat di DI Yogyakarta, Lampung dan Riau.

 Asbes
Tambang asbes terdapat di :
Kuningan : Jawa Barat
Papua
Pulau Halmahera : Maluku
Pulau Seram : Maluku

 Grafit
Tempat Ditemukan : Kepulauan Semrau, Sanggau, Kal-Bar
Sistem Cristal : Heksagonal .
Warna : Hitam.
Goresan : Hitam.
Belahan dan pecahan : Sempurna pada ( 0001 ) ; tak ada
Kekerasan : 1 – 2.
Berat jenis : 2,09 – 2,23Genesis : terbentuk pada lingkungan batuan metamorf, baik pada metamorf fisme regional, atau
kontak. Dapat dijumpai pada batu gamping kristalin, genes, sekis, kuarsit, dan lapisan batubara termetamorf.
Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk eksplorasi;
dan dijadikan batupermata. Grafit digunakan sebagai bahan pembuat pensil.

 Tras
Tras adalah sejenis batu truf. Banvak ditampung di Gunung Mulia (Jawa Tengah) dan daerah Priangan (Jawa Barat)
selain itu terdapat juga di Sumatra Barat. Tras adalah batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi
kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah. Bahan galian ini berwarna putih
kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak dan padu dan agak sulit digali dengan alat sederhana. Kegunaan tras
adalah untuk bahan baku batako, industri semen, campuran bahan bangunan dan semen alam. Pada saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal, namun secara lokal telah dimanfaatkan penduduk untuk pembuatan batako. (unkown
2019)

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya


Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada
Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut :
a. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen, kelompok ini dapat dibagi menjadi :
 Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks,
Posfat, rijang, dan gipsum.
 Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay,
fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.

b. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit,
kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi pumice.

c. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa : granit dan granodiorit, gabro
dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes

d. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan : lempung, pasir kuarsa,
intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu

e. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses perubahan hidrotermal : barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit,
pirofilit, toseki, oker, dan tawas.

f. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan
wolastonit.

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan pemanfaatannya


Sebagaimana telah dituliskan pada bagian sebelumnya, bahan galian industri adalah bahan galian tambang
bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku industri; penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika
seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Adapun bahan bangunan / bahan galian
kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum disebtuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin
majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.

Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus
didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan pemanfaatannya,
misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.(wilners darima 2015)
Berdasarkan teknologi pengolahan :
1. Bahan Galian siap pakai : Bahan Galian yg dpt langsung dijual tanpa teknik pengolahan (pasir kali)
2. Bahan Galian teknologi sedang : Bahan Galian yg dijual melalui teknologi pengolahan seperti peremukan,
penggilingan, sizing, slucing (psr kwarsa, batu gamping, bentonit)
3. Bahan Galian teknologi maju : Bahan Galian yg diolah dgn cara flotasi, magnetik separation, pelarutan (kaolin &
feldspar utk keramik, phospat utk pupuk)

Berdasarkan batuan asal/ asosiasinya:


1. Berkaitan dgn batuan sedimen
a. batugamping (dolomit, kalsit, fosfat, gipsum) tjd krn proses sedimentasi bhn yg mengandung karbonat.
b. batuan sedimen lainnya (bentonit, ballclay, fire clay, zeolit, feldspar, yodium, mangaan) mrpkn sedimen tersier,
piroklastik, berbutir halus, biasanya tjd dlm lingkungan air.
2. Berkaitan dgn batuan gunung api
kegiatan gunung api menghasilkan material lepas bersifat asam sampai basa, berukuran debu sampai bongkah, melalui
proses geologi dan dlm kurun waktu ttu akan berubah mjd Bahan Galian (obsidian, batuapung, belerang, trachit, opal,
kalsedon, pasir, andesit, basalt)
3. Berkaitan dgn intrusi plutonik bat asam dan ultrabasa
berkaitan dgn kegiatan intrusi (granit, granodiorit, bauksit, feldspar, mika (bat. Asam), gabro, peridotit, asbes (ultrabasa)
4. berkaitan dengan endapan residu (lempeng residu, kaolin, zircon, psr kwarsa, kalsidon, intan, kuarsa kristal)
5. berkaitan dengan proses ubahan hidrothermal (kaolin, magnetite, talk, pirofilit)

2.1.2 Definisi Bahan Galian Industri


Bahan Galian Industri Merupakan Semua Mineral dan Batuan kecuali mineral logam dan energi, yang digali
dan diproses untuk penggunaan akhir industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk dilebur
seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya. Headline

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa bahan galian industri juga dikenal sebagai bahan- bahan hasil dari
pertambangan yang diperoleh dengan cara pelepasan dari batuan induknya yang berada di dalam kerak Bumi. Bahan-
bahan galian ini biasanya terdiri dari berbagai jenis mineral. Mineral sendiri merupakan bahan kandungan yang ada di
dalam kerak Bumi yang bisa berupa benda padat, cair maupun gas. Mineral ini terbentuk dari material- material yang
homogen, yang terbentuk di dalam kerak Bumi secara alami dari bahan- bahan yang anorganis namun memiliki
komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama. Nah, kurang lebih seperti itulahpengertian dari
bahan galian atau barang tambang. Perlu kita ketahui bersama pula bahwa bahan galian ini diklasifikasikan menjadi
beberapa golongan. Adapun klasifikasi dari bahan galian akan dijelaskan di bawah ini.

A. KLASIFIKASI BAHAN GALIAN INDUSTRI


Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980 bahan galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Bahan galian strategis disebut pula bahan galian golongan A terdiri dari : Minyak bumi, bitumen cair, lilin beku,
gas alam, bitumen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium radium, thorium bahan galian radioaktif
lainnya, nikel, kobalt, timah.
2. Bahan galian vital disebut pula bahan galian golongan B terdiri dari : Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram,
vanidium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut, yteium,
rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya, berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa, kriolit, flouspar, barit,
yodium, brom, khlor, belerang.
3. Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula bahan galian golongan C terdiri dari : Nitrat, nitrit, fosfat,
garam batu (halit), asbes, talk, mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas, oker, batu permata, batu setengah permata,
pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gipsum, bentonit, tanah diatomea, tanah serap, batu apung, trass, obsidian, marmer,
batutulis, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepanjang tidak mengandung unsur-
unsur mineral golongan A maupun B dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertambangan.
Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan
galian golongan lain.

2.1.3 Karakteristik Bahan Galian Industri


 Multiguna
Jika dibandingkan dengan bahan galian lain, bahan galian industri ini memiliki banyak kegunaan, misalnya batu
gamping, yang merupakan salah satu contoh bahan galian industri. Batu gamping memiliki banyak kegunaan diantarany
untuk industri semen. Selain itu ternyata batu gamping ini juga memiliki kegunaan sebagai pemutih kertas. Disini
terlihat jelas, bahwa bahn galian industri ini memiliki banyak kegunaan.

 Digunakan langsung
Karakteristik BGI yang nyata yaitu dapat digunakan langsung, khususnya untuk keperluan industri. Contohnya batu
pasir yang tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut, dapat langsung digunakan untuk keperluan bahan bangunan dan
lainnya.

 Tidak melalui pemasaran internasional


Tidak seperti bahan galian lainnya, pemasaran bahan galian industri tidak memerlukan pemasaran internasional.

CIRI UMUM PENGUSAHAAN BAHAN GALIAN INDUSTRI


Adapun ciri-ciri umum pengusahaan Bahan Galian Industri meliputi :

 Digunakan untuk bahan industri serta konstruksi.


 Pengolahan & penambangan menggunakan alat sederhana, bila produksi besar dpt digunakan peralatan
canggih.
 Produk dipasarkan lokal akan mudah.
 Resiko pengusahaan kecil karena modal kecil.
 Perijinan relatif lebih mudah.
 Masalah lingkungan kurang diperhatikan.
 Masalah utama pada modal management, Pengolahan dan Pasar.
 Harga relatif mudah (kecuali dibentuk seni). (Rizky Martarosi 2011)

Perbedaan Bahan Galian industri dengan bijih


 Bahan Galian :
 dimanfaatkan sifat fisiknya
 dapat langsung dipasarkan
 untuk, warna, kadar, derajat keputihan
 sederhana, canggih, murah
 modal dpt kecil, perusahaan mudah
 dimanfaatkan logamnya
 tidak dpt langsung dijual
 persyaratan konsumen biasanya kadar
 penambangan, pengolahan, canggih/ mahal
 modal besar, pengusahaan sulit/rumit

 Ciri umum Bahan Galian


 pengolahan & penambangan menggunakan alat sederhana, bila produksi besar dpt digunakan peralatan
canggih.
 produk dipasarkan lokal akan mudah, sering pasar mjd sempit
 resiko pengusahaan kecil krn modal kecil
 perijinan relatif lebih mudah
 masalah lingk kurang diperhatikan
 masalah utama pd modal manajemen, teknik pengolahan, pasar
 harga relatif mudah (kecuali dibentuk seni) (Hadiwijaya 2011)

2.1.4 Pengolahan Bahan Galian Industri


Pada dasarnya pengolahan bahan galian industri merupakan salah satu metode untuk memisahkan mineral-mineral
berharga dengan pengotor sehingga akan didapatkan hasil dan mutu yang baik. Oleh karena itu pengolahan bahan galian
sangat penting dilakukan karna dapat miningkatkan juga hasil produksinya.
Adapun keuntungan dari pengolahan bahan galian industry ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengurangi ongkos transportasi karena ketika suatu bahan galian industry tersebut telah di olah maka
sebagian beratnya akan berkurang. Hal ini dikarenakan oleh, sebagian waste nya telah terbuang dan tersisihkan
akibat dari proses pengolahan.
b. Selain itu dengan pengolahan bahan galian juga dapat mengurangi flux yang telah di tambahkan dalam
peleburan, serta mengurangi metal yang hilang bersama dengan hilangnya slag.
c. Akan mengurangi ongkos keseluruhan dalam peleburan, karna tonase yang dileburkan akan lebih sedikit.
d. Dengan di lakukanya pengollahan bahan galian industri maka akan lebih mudah diambil kandungan metalnya.
e. Selain itu, ketika pengolahan dilakukan dan ternyata memiliki lebih dari satu mineral berharga maka, selain
mineral yang ingin diambil mineral lainya akan menjadi mineral sampingan yang dapat diambil selain mineral
pokoknya.
Pada dasarnya pengolahan bahan galian meliputi 3 kegiatan:
a. Preparsi yaitu proses persiapan sebelum dilakukanya proses – proses yang kan dilakukan agar pada saat
pengolahan dapat berjalan dengan lancer.
b. Konsentrasi merupakan suatu proses pemisahan antara mineral – mineral yang berharga dengan mineral yang
tidak berharga.
c. Dewatering ialah proses dimana suatu mineral akan dipisahkan antara cairang dengan padatanya.
Selain itu, pada bahan galian industri terdapat beberapa cara untuk meningkatkan mutu jual, sehingga pada bahan galian
tersebut didapat hasil yang maksimal, Diantaranya :
a. Pemurnian dengan sistem konsentrasi
b. Peningkatan kadar suatu unsur dengan proses kimia
c. Peningkatan sifat kimia dengan pembakaran dan pengaktifan kimia
d. Peningkatan sifat fisika dengan pemecahan dan delaminasi
e. Peningkatan bentuk permukaan dengan pemolesan (Unknown, 2013)

A. TUJUAN PENGOLAHAN BGI (Bahan Galian Industri)


Tujuan dari pengolahan bahan galian industri yaitu untuk memisahkan mineral-mineral berharga dengan pengotor
sehingga akan didapatkan hasil dan mutu yang baik.

B. SISTEM PENGOLAHAN 6
Pada dasarnya Proses Pengolahan Bahan galian terdiri dari Preparasi, Konsentrasi dan Dewatering.

1. Preparasi
Merupakan Proses persiapan sebelum dilakukan konsentrasi. Proses Ini meliputi :
a. Kominusi, Ialah proses reduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula. Hal ini dapat
dilakukan dengan crushing dan grinding. Grinding digunakan untuk proses basah dan kering sedangkan crushing
digunakan untuk proses kering saja. Selain itu kominusi dimaksudkan juga untuk meliberasi bijih yaitu proses
pelepasan mineral berharga dari mineral pengotornya. Untuk melakukan hal ini dibutuhkan crushing dan grinding mill.
b. Sizing ialah pengelompokan mineral, dapat dilakukan dengan cara:
1. Screening yaitu pemisahan besar butir berdasarkan lubang ayakan sehingga besarnya seragam. Alat yang
digunakan Screen.
2. Classifying yaitu pemisahan besar butir mineral berdasarkan atas kecepatan jatuh mineral dalam suatu media
seperti air, media sehingga hasilnya tidak seragam. Alat yang digunakan Clasifier.
2. Konsentrasi
Merupakan proses pemisahan mineral berharga dengan mineral tidak berharga sehingga diperoleh kadar yang lebih
tinggi. Cara pemisahannya berdasarkan :
a. Specific Gravity Merupakan Konsentrasi Berdasarkan berat jenisnya.
b. Magnetic Susceptibility , Pemisahan berdasarkan kuat dan lemahnya sifat kemagnetan pada suatu mineral. Alat yang
digunakan Magnetic Separator.
c. Conductivity, Pemisahan Berdasarkan Sivat Konduktor dan Non Konduktor. Alat yang digunakan High tension
Separator.
d. Sifat permukaan, Pemisahan berdasarkan sifat sensitivitas terhadap gelembung udara. Prosesnya dinamakan Flotasi.
e. Pemisahan Manual berdasarkan warna dan kilap pada batuan.
3. Dewatering
Merupakan Proses pemisahan antara cairan dengan padatan :
a. Thickening, proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan cepat pengendapan partikel mineral pada
pulp.
b. Filtrasi, merupakan proses pemisahan antara padatan dan cairan dengan penyaringan .
c. Drying, Merupakan proses penghilangan air dari padatan dengan pemanasan.

C. Usaha peningkatan nilai tambah


Pada Bahan Galian Industri Ada Beberapa Peningkatan Mutu Pada bahan galian sehingga didapat hasil yang maksimal,
Diantaranya :
a. Pemurnian dengan sistem konsentrasi
b. Peningkatan kadar suatu unsur dengan proses kimia
c. Peningkatan sifat kimia dengan pembakaran dan pengaktifan kimia
d. Peningkatan sifat fisika dengan pemecahan dan delaminasi
e. Peningkatan bentuk permukaan dengan pemolesan (Rizky Martozi,2011)

DEFINISI BAHAN GALIAN INDUSTRI


Bahan Galian Industri Merupakan Semua Mineral dan Batuan kecuali mineral logam dan energi, yang digali dan
diproses untuk penggunaan akhir industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk dilebur seperti
bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.

B. KLASIFIKASI BAHAN GALIAN INDUSTRI


Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980 bahan galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Bahan galian strategis disebut pula bahan galian golongan A terdiri dari : Minyak bumi, bitumen cair, lilin beku,
gas alam, bitumen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda, uranium radium, thorium bahan galian radioaktif
lainnya, nikel, kobalt, timah.
2. Bahan galian vital disebut pula bahan galian golongan B terdiri dari : Besi, mangan, molibden, khrom, wolfram,
vanidium, titan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, platina, perak, air raksa, arsen, antimon, bismut, yteium,
rhutenium, cerium, dan logam-logam langka lainnya, berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa, kriolit, flouspar, barit,
yodium, brom, khlor, belerang.
3. Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula bahan galian golongan C terdiri dari : Nitrat, nitrit, fosfat,
garam batu (halit), asbes, talk, mika, grafit, magnesit, yarosit, leusit, tawas, oker, batu permata, batu setengah permata,
pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gipsum, bentonit, tanah diatomea, tanah serap, batu apung, trass, obsidian, marmer,
batutulis, batu kapur, dolomit, kalsit, granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, pasir, sepanjang tidak mengandung unsur-
unsur mineral golongan A maupun B dalam skala yang berarti dari segi ekonomi pertambangan.
Bahan galian industri sebagian besar termasuk bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan
galian golongan lain.

C. CIRI UMUM PENGUSAHAAN BAHAN GALIAN INDUSTRI


Adapun ciri-ciri umum pengusahaan Bahan Galian Industri meliputi :
Digunakan untuk bahan industri serta konstruksi.
Pengolahan & penambangan menggunakan alat sederhana, bila produksi besar dpt digunakan peralatan canggih.
Produk dipasarkan lokal akan mudah.
Resiko pengusahaan kecil karena modal kecil.
Perijinan relatif lebih mudah.
Masalah lingkungan kurang diperhatikan.
Masalah utama pada modal management, Pengolahan dan Pasar.
Harga relatif mudah (kecuali dibentuk seni).

2. PENGOLAHAN BAHAN GALIAN (PBG)


REPORT THIS AD
Tahap-tahap utama dalam proses PBG terdiri dari (lihat Lampiran A) :
2.1. KOMINUSI ATAU REDUKSI UKURAN (COMMINUTION)
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan untuk :
1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Peremukan / pemecahan (crushing)
2. Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
– Tahap pertama / primer (primary stage)
– Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
– Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
– Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
2.1.1. Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan
berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :
1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher
5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
2.1.2. Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
1. Batang-batang baja (steel rods).
2. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebut semi autagenous
mill (SAG).
3. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan
disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
1. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
2. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya
sendiri.
3. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
2.2. PEMISAHAN BERDASARKAN UKURAN (SIZING)
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh
sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.
2.2.1. Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
– Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
– Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter
2.2.2. Klasifikasi (Classification)
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya dalam suatu media (udara atau
air). Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
– Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebut overflow.
– Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar) disebut underflow.
REPORT THIS AD
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
1. Partition concept
2. Tapping concept
3. Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media
atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat
kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu,
kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat
mengendap.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
1. Scrubber
2. Log washer
3. Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)
4. Hydraulic bowl classifier
5. Hydraulic clindrical tank classifier
6. Hydraulic cone classifier
7. Counter current classifier
8. Pocket classifier
9. Hydrocyclone
10. Air separator
11. Solid bowl centrifuge
12. Elutriator
2.3. PENINGKATAN KADAR ATAU KONSENTRASI (CONCENTRATION)
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak)
logamnya, maka kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik mineral yang
dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
– Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan media berat.
– Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
– Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
– Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :
2.3.1. Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan (manual), artinya yang terlihat bukan
mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
2.3.2. Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu media fluida, jadi sebenarnya juga
memanfaatkan perbedaan kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
REPORT THIS AD
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan fluidanya, yaitu :
– Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium separation(HMS).
– Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral concentration.
– Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi
bila jumlah partikel banyak gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3 (tiga) tahap
sebagai berikut :
1. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
2. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang berat mengendap lebih dahulu.
1. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil berusaha mengatur diri di
antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat jenisnya.
Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu :
– Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan kadar tinggi.
– Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
– Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus dibuang.
Peralatan konsentrasi gravitasi yang banyak dipakai adalah :
1. Jengkek (jig) dengan bermacam-macam rekacipta (design).
2. Meja goyang (shaking table).
3. Konsentrator spiral (Humprey spiral concentrator).
4. Palong / sakan (sluice box).
2.3.3. Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan mineral-mineral berharga yang lebih berat dari
pengotornya yang terdiri dari mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat jenisnya lebih
besar dari air (berat jenisnya > 1).
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
– Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
– Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan.
Media pemisah yang pernah dipakai antara lain :
– Air + magnetit halus dengan kerapatan 1,25 – 2,20 ton/m3.
– Air + ferrosilikon dengan kerapatan 2,90 – 3,40 ton/m3.
– Air + magnetit + ferrosilikon dengan kerapatan 2,20 – 2,90.
– Larutan berat seperti tetra bromo ethana (b.j. = 2,96), bromoform (b.j. = 2,85) dan methylene jodida (b.j. = 3,32).
Tetapi larutan berat ini harganya mahal, oleh sebab itu hanya dipakai untuk percobaan-percobaan di laboratorium.
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang berdasarkan bentuknya ada 2 (dua)
macam, yaitu :
1. Drum separator karena bentuknya silindris.
2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan.
2.3.4. Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan
non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
– Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar.
– Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :
– Magnetit (Fe3 O4)
– Kasiterit (Sn O2)
– Ilmenit (Fe Ti O3)
– Molibdenit (Mo S2)
– Wolframit [(Fe, M) WO4]
– Galena (Pb S)
– Pirit (Fe S2)
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
– Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat.
– Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Electrodynamic separator (high tension separator).
2. Electrostatic separator yang terdiri dari :
– plate electrostatic separator
– screen electrostatic separator
2.3.5. Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki
mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu :
– Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit
(Fe3 O4).
– Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya hematit (Fe 2 O3), ilmenit (Se
Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
– Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya : kwarsa (Si O 2) dan feldspar [(Na,
K, Al) Si3 O8].
Jadi produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
– Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
– Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Peralatan yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari :
1. Induced roll dry magnetic separator.
2. Wet drum low intensity magnetic separator yang arah aliran dapat :
– concurrent
– countercurrent
– counter rotation
Sedang letak magnetnya bisa :
– Suspended magnets
– Suspended magnets with continuous removal
– Cobbing drum
2.3.6. Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau “takut terhadap air” (hydrophobic). Pada
umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-
mineral itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S 2),
galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan
menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam
proses flotasi adalah :
1. Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara. Misalnya : methyl isobuthyl
carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
2. Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang semula suka air menjadi
suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik, dll.
3. Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor tidak ikut menempel
pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4untuk menekan Zn S.
4. Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman proses flotasi. Misalnya :
HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :
– Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung (mineral-mineral apungan) dengan
gelembung-gelembung udara.
– Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih mengandung banyak mineral-mineral
pengotor.
– Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Mechanical flotation yang terdiri dari berbagai variasi antara lain :
REPORT THIS AD
– Agitair cell
– Denver cell
– Krupp cell
– Outokumpu cell
– Wemco-Fagregren cell
1. Pneumatic flotation yang terdiri dari variasi :
– Column cell
– Cyclo cell
– Davcra cell
– Flotaire cell
2.4. PENGURANGAN KADAR AIR / PENGAWA-AIRAN (DEWATERING)
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada konsentrat yang diperoleh dengan proses basah,
misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
2.4.1. Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang pekat mengendap ke bawah
disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu
dikeluarkan secara terus menerus (continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Rake thickener.
2. Deep cone thickener.
3. Free flow thickener.
2.4.2. Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke
penapis yang disertai dengan pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian akan dapat
dipisahkan padatan dari airnya.
Peralatan yang dipakai adalah :
1. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
– intermitten, misalnya Moore leaf filter.
– Continuous ada beberapa tipe, yaitu :
* bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter, Dorrco filter.
* bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.
* bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya : Oliver filter.
* bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.
1. Pressure filter, misalnya :
– Merrill plate and frame filter
– Kelly pressure filter
– Burt revolving filter
2.4.3. Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan
(evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu :
1. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai oleh sinar matahari dan
harus sering diaduk (dibolak-balik).
2. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
– tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran silindris vertikal yang dialiri udara panas
(80o – 100o).
– rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar pada posisi agak miring dan
dialiri udara panas yang berlawanan arah.
1. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri uap air (steam). Jarang
dipakai.
2. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas ; material yang kering akan
terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai.
2.5. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)
Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat dan seksama, baik yang berupa
konsentrat basah dan kering maupun yang berbentuk ampas (tailing).
2.5.1. Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang
di sekelilingnya telah dilengkapi dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah berupa konsentrat,
maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum sempat diproses lebih lanjut.
2.5.2. Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi, maka dapat segera dimasukkan ke pemekat
(thickener) atau penapis (filter). Jika masih agak kotor (middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang sesuai.
2.5.3. Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :
1. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari material yang ditambang.
2. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).
3. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode penambangan timbun-balik (back fill
mining method) tak dapat segera dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh
sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen kegiatan penambangan yang meminta
pemikiran khusus sepanjang umur tambang.

3. METALURGI EKSTRAKTIF (EXTRACTIVE METALLURGY) DAN PEMURNIAN (REFINING)


Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif (lihat Lampiran B, C dan D) adalah :
1. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur, campuran (compounds) atau material yang tidak diinginkan
dari bijih (sumber metal = source of metal).
2. Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu cara memproduksi material yang secara struktur dan
sifat-sifat kimianya berbeda dari bijihnya (sumbernya).
3. Pengambilan/produksi metal (metal production), yaitu cara-cara memperoleh metal yang belum murni.
1. Pemurnian metal (metal purification), yaitu pembersihan, metal yang belum murni (membuang unsur-unsur
pengotor dari metal yang belum murni), sehingga diperoleh metal murni.
Metalurgi ekstraktif terdiri dari :
1. Pirometalurgi (pyrometallurgy), menggunakan energi panas sampai 2.000o C.
2. Hidrometalurgi (hydrometallurgy), menggunakan larutan dan reagen organik.
3. Elektrometalurgi (electrometallurgy), memanfaatkan teknik elektro-kimia.
3.1. PIROMETALURGI (PYROMETALLURGY)
Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang dicapai ada yang hanya 50 o – 250o C (proses
Mond untuk pemurnian nikel), tetapi ada yang mencapai 2.000 o C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum
dipakai hanya berkisar 500o– 1.600o C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal sudah dalam fase cair
bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat mengurangi pemakaian energi panas.
Penghematan energi panas dapat juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
Sumber energi panas dapat berasal dari :
1. Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik).
2. Bahan bakar (hydrocarbon fuels) : kokas, gas dan minyak bumi.
3. Energi listrik.
4. Energi terselubung/tersembunyi (conserved energy = sensible heat), panas buangan dipakai untuk pemanasan
awal (preheating process).
Peralatan yang umumnya dipakai adalah :
1. Tanur tiup (blast furnace).
2. Reverberatory furnace.
Sedangkan untuk pemurniannya dipakai :
1. Pierce-Smith converter.
2. Bessemer converter.
3. Kaldo cenverter.
4. Linz-Donawitz (L-D) converter.
5. Open hearth furnace.
3.2. HIDROMETALURGI (HYDROMETALLURGY)
Yaitu proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1 gramol) dan pada suhu < 100 o C. Reaksi kimia yang
dipilih biasanya yang sangat selektif;
artinya hanya metal yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari material yang tak
diinginkan.
Kondisi yang baik untuk hidrometalurgi adalah :
1. Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah.
2. Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan mudah dan murah.
3. Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses berikutnya.
4. Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut
yang dipakai.
5. Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang.
6. Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung (clay minerals), karena akan sulit
memisahkannya.
7. Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas agar mudah (cepat) bereaksi pada
suhu rendah.
8. Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and non-toxic), jadi tidak
membahayakan alat dan operator.
Peralatan yang dipergunakan adalah :
1. Electrolysis / electrolytic cell.
2. Bejana pelindian (leaching box).
3.3. ELEKTROMETALURGI (ELECTROMETALLURGY)
Suatu proses ekstraksi logam yang memakai teknik elektro-kimia, misalnya : baterai dan elektrolisa (electrolysis =
electrorefining). Pada proses ini kecuali diperlukan arus listrik sebagai sumber energi juga diperlukan elektroda
(electrodes) dan cairan elektrolit (electrolyte).
Elektroda harus memiliki sifat-sifat :
1. Konduktor listrik yang baik.
2. Potensial yang terbentuk di sekitar elektroda harus rendah.
3. Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak membentuk campuran yang dapat mengganggu proses
elektrolisa.
Bila elektroda itu padat, ada syarat tambahan agar proses elektrolisa berlangsung memuaskan, yaitu harus :
1. Mudah diperoleh atau disiapkan dengan murah.
2. Tahan korosi dalam zat larut.
3. Stabil, kuat dan tidak mudah terkikis (resistance to abrasion).
4. Harus murah harganya.
Elektrolit harus memiliki sifat-sifat :
1. Memiliki daya hantar ion yang tinggi.
2. Tidak mudah terurai atau bereaksi (high chemical stability).
3. Memiliki daya larut yang tinggi bagi metal yang diinginkan. (adi, 2009)

pengolahan bahan galian


Pengolahan Bahan Galian merupakan proses pemisahan mineral berharga dari mineral tidak berharga (gangue), yang
dilakukan secara mekanis, menghasilkanproduk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan produk yang mineralnya
berkadar rendah (tailing). Proses pemisahan ini didasarkan atas sifat fisik mineral maupun sifat kimia fisika permukaan
mineral dan diupayakan menguntungkan.
Keuntungan dari Pengolahan Bahan Galian adalah :
1. Secara Ekonomis
a. Mengurangi ongkos angkut tiap ton logam dari lokasi penambangan ke pabrik pengolahan, karena sebagian mineral
tidak berharga (waste mineral) telah terbuang selama proses pengolahan dan kadar bijih sudah ditingkatkan.
b. Mengurangi jumlah Flux yang ditambahkan dalam peleburan serta mengurangi metal yang hilang bersama Slag.
c. Mengurangi biaya peleburan tiap ton logam yang dihasilkan, sebab dalam peleburan tonase logan yang dihasilkan
lebih banyak (dalam waktu yang sama) bila dibandingkan dengan peleburan tanpa diawali dengan Pengolahan Bahan
Galian.
2.SecaraTeknis
a. Pengolahan Bahan Galian akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar mineral berharga relatif tinggi,
sehingga lebih memudahkan untuk mengambil metalnya.
b. Ada kemungkinan konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada kemungkinan dapat diambil
logam yang lain sebagai hasil sampingan.

8.3.1 Studi bahan baku :

Proses Pengolahan Bahan Galian merupaka jembatan antara penambangan dengan eksstaksi logam (metallurgi
ekstraksi). Karena Pengolahan Bahan Galian mendasarkan atas sifat fisik mineral, maka informasi mengenai mineral
yang terkandung dalam bahan galian sangan diperlukan, misalnya :
1. Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian
2. Kadar masing-masing mineral
3. Besar kecilnya ukuran (distribusi ukuran)
4. Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral
Derajat Liberasi adalah perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurana dengan jumlah mineral yang sama
keseluruhan.
5. Sifat fisik mineral, antara lain :
a. Hardness (kekerasan), Structure dan Fracture
Sifat ini diperlukan dalam menentukan alat penghancur
b. Ikatan mineral dan besar kecilnya Kristal
Berkaitan dengan derajat liberasi. Semakin tinggi derajat liberasi akan semakin sempurna proses pengolahan
c. Warna dan Kilap
Berkaitan dengan proses pengolahan secara hand sortng/hand picking, yaitu pemisahan yang dilakukan secara manual
(tangan biasa)
d. Spesific Grafity (SG)
Berkaitan dengan pengolahan konsentrasi gravitasi
e. Magnetic Suceptibility (sifat kemagnetan)
Berkaitan dengan pengolahan Magnetic Separator
f. Electro Conductivity (daya hantar listrik)
Berkaitan dengan pengolahan Electristatic Separation atau High Tension Separation
g. Sifat permukaan (senang tidaknya terhadap udara)

Berkaitan dengan pengolahan Flotasi

8.3.2 Tahapan Pengolahan Bahan Galian


Dalam kegiatan Pengolahan Bahan Galian terdapat beberapa tahap yang dilakukan, yaitu :
1. Preparasi
a. Kominusi
Adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula.
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan untuk :
1. Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya.
3. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.

Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :


1. Peremukan / pemecahan (crushing)
2. Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
- Tahap pertama / primer (primary stage)
- Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
- Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
- Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan
berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.
Peralatan yang dipakai antara lain adalah :
1. Jaw crusher
2. Gyratory crusher
3. Cone crusher
4. Roll crusher
5. Impact crusher
6. Rotary breaker
7. Hammer mill
Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih
halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
1. Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
1. Batang-batang baja (steel rods).
2. Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang disebutsemi autagenous mill (SAG).
3. Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
1. Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
1. Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
2. Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
3. Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.

b. Sizing
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh
sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.

-Screening
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium.

Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :


- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter

-Classsfying
Adalah pemisahan butir mineral yang mendasarkan pada kecepatan jatuhnya material dalam suatu media (air atau udara)
sehingga hasilnya tidak seragam. Alat yang dipergunakan adalah classifier. Kecepatan jatuh mineral dipengaruhi oleh ;
SG, volume dan bentuk mineral.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
- Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebutoverflow.
- Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
1. Partition concept
2. Tapping concept
3. Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media
atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat
kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu,
kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat
mengendap.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
1. Scrubber
2. Log washer
3. Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)
4. Hydraulic bowl classifier
5. Hydraulic clindrical tank classifier
6. Hydraulic cone classifier
7. Counter current classifier
8. Pocket classifier
9. Hydrocyclone
10. Air separator
11. Solid bowl centrifuge
12. Elutriator

8.3.3 pengolahan bahan galian industry


pengolahan bahan galian industry bertujuan untuk meningkatkan mutu dan berbagai nilai, seperti tingkat
konsentrat, kadar suatu unsure kimia, mutu fisik, mutu bentuk dan penampilan.

Table 1.1 tujuan dan system pengolahan bahan galian industry


Tujuan System contoh
Pemurnian dengan konsentrasi Alat konsentrasi Feldfar dan zirkom
Peningkatan kadar suatu unsur Alat konsentrasi dan proses Belerang hasil penyulingan
kimia
Peningkatan sifat kimia Pembakaran dengan tungku Batu kapur bakar (CaO) dan
Pengaktifan secara kimia Zeoliit
Peningkatan sifat fisik Alat konsentrasi ; Kaolin berlapis sifat viscositas
-Pemecahan keputihan tinggi
-delamasi
Peningkatan bentuk dan Pemolesan dan pembentukan Marmer dan batu permata
penampilan

a. pemurnian
penambangan intan yang dipisahkan oleh mineral lain dilakukan dengan konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berat
seperti meja goyang (shaking table), dan alat-alat jig. Pemurnian feldsfar dilakukan dengan menggunakan proses aya
berat dan flotasi untuk menghasilkan feldspar bermutu tinggi. Pemurnian fosfat dilakukan dengan proses flotasi,
sedangkan barit serbuk yang merupakan hasil pengolahan tailing pertambangan emas di pulau diolah dengan cyclone
classifier dan pengering (dryer)
b. peningkatan kadar suatu unsure
pengolahan belerang dilakukan dengan proses penyulingan(frazer) dalam uusaha mendapatkan belerang yyangg bermutu
tinggii. Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan berat jenis dengan mineral lain dan sifat kemagnitannya telah
dilakukan di penambangan pasir besi di cilacap.
c. Peningkatan sifat kimia
Peningkatan sifat kimia yang telah dilakukan adalah pembakaran batu gamping untuk mendapatkan kalsiium oksida.
Peningkatan mutu zeolit dilakukan dengan benefisiasi dan kimia yang telah berhasil meningkatkan nilai jualnya.
d. Peningkatan sifat kimia
Pengolahan kaoling untuk meningkatkan kehalusan dan keputihan dengan pencampuran(blending) untuk mendapatkan
kaolin dengan mutu yang prima.
e. Peningkatan bentuk permukaan
Cara ini diterapkan terutama untuk bahan bangunan dan baut hias. Pengolahan dapat dilakukan dengan pemotongan dan
penggosokkan.

8.4 pemanfaatan bahan galian dan bahan galian industry

8.4.1 Batu pualam(marmer)


Batu pualam adalah hasil proses metamorfosa pada batu kapur yang menyebabkan terjadinya kristalisasi sebagai akibat
dari pengaruh temperature dan tekananyang dihasilkan oleh alam. Pada umunnya ditemukan terutama dengan
penampakan warna putih, selain variasi warna merah, kuning, coklat, abu-abu, biru dan hitam. Mempunyai berat jenis
2,9, kerapatan kurang lebih 2,8 gr/cm3 dan kuat tekanan kurang lebih 900 kg/cm 3. Beberapa varietas batu pualam yang
telah dikenal diantaranya adalah :
· Batu pualam stature adalah batu pualam dengan cirri berbutir halus dan berwarna utih merah bersih
· Batu pualam arsitektur, yaitu yang kaya akan tekstur serta mempunyai kualitas dan kekuatan yang bagus
· Batu pualam ornamental, biasanya dicirikan dengan kenampakan warna yang indah
· Batu pualam onix, teridiri dari aragonite dan klasit, emnunjukkan kenampakkan yang jernih dan bagus
· Batu pualam cipolin, suatu jenis yang kaya akan unsure kimia yang baik
· Batu pialam ruin, mempunyai tekstur halus dengan segi-segi yang tidak teratur
· Batu pualam breksia, mempunyai tekstur besar-besar dan bersegi
· Batu pualam kerang, adalah sehari-hari dengan penampakkan fosil-fosil
Di dalam kehidupan manusia sehari-hari batu pualam tersebut diatas sangat dibutuhkan terutama untuk industry bahan
bangunan dan industry rumah tangga.

8.4.1.1 geologi

terjadinya deposit batu pualam adalah akibat proses metamorfosa. Dimana mineral yang terdapat pada batu kapur
( kalsit) akibat pengaruh gaya-gaya perekanan dan panas yang tinggi dapat menghablur (re-kristalisasi). Akibat
penghabluran tersebut maka struktur asal dari batuan itu akan hilang dan terbentuklah batuan yang butirnya amat teratur
dan dikenal dengan nama batu pualam. Proses geologinya terbentuk antara 30-60 juta tahun yang lalu atau dalam bahasa
geologi disebut berumur kwarter sampai tertier.

8.4.1.2 sumber batu pualam


di Indonesia bahan galian batu pualam ditemukan pada beberapa provinsi diantaranya adalah :

Ø daerah istimewa aceh : di daerah lho nga


Ø sumatera utara : di dareha pulau nias
Ø sumatera barat : di darerah sijunjung dan solok
Ø sumatera selatan : di daerah lahat
Ø lampung : di daerah tanjung kemala, padang cermin, dan daerah lampung selatan
Ø jawa barat : di daerah palimanan, G. kromong dekat Cirebon, citata dan sukabumi
Ø jawa tengah : di daerah purwpkerto, banjarnegara dan bayat-klaten
Ø jawa timur : di daerah panggul(Madura) dan besole (tulungagung)

8.4.1.3 penambangan
Teknik pentelidikkan untuk bahan galian batu pualam antara lain dapat dilakukan dengan cara eksplorasi geofisika untuk
mengetahui daerah penyebarannya, kemudian sumur uji dan pemboran untk mengetahui ketebalan lapisan (cadangan)
serta analisa contoh secara mikroskopis dan pengujian sifat fisik batuan mengetahui kekuatan dan kualitas dari batu
pualam tersebut.
Penambangan pada prinsipnya adalah untuk menghasilkan blok-blok batu pualam dari deposit yang ada sesuai ukuran-
ukuran yang telah ditentukan untuk dikerjakan lebih lanjut dalam tahap penglahan. Umumnya kegiatan ini dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu:

Ø Kegiatan persiapan, yaitu pengupasan lapisan tanah penutup guna menyiapkan daerah penambangan. Kegiatan ini
dapat dilakukan dengan alat buldoser dan escavator.
Ø Kegiatan prodksi, yaitu penambangan daerah yang telah disiapkan menjadi blok-blok pualam untuk siap diproses di
pengolahan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan pola pemboran tanpa peledakkan dan peralatan seperti jack hammer
dan pahat.

8.4.1.4 Pengolahan
Kegiatan pengolahan pada prinsipnya adalh sebagai pengolah blok-blok batu pualam yang telah
dihasilkan menjadi barang jadi akhir yang siap untuk dipanaskan. Proses pengolahan secara garis besar adalah sebagai
berikut:
Ø blok batu pualam yang berukuran (260x110x135) cm digergaji menjadi lempengan-lempengan dengan ketabalan
rata-rata 2 cm.
Ø lempengan batu pualam tersebut kemudian dipotong menjadi barang setengah jadi, sesuai ukuran-ukuran tersebut
atau pesanan.
Ø Barang setengah jadi tersebut kemudian digerinda dua tahap dan kemudian disempurnakan/ditambal bagian-bagian
lempeng yang berlubang. Kualitas penambalanakan tergantung pada kualitas batu yang dihasilkan. Barangsetengah jadi
yang telah digerinda dua tahap dan disempurnakan kemudian digerinda lagi empat tahap dan dipoles hingga mengkilap
Ø Seleksi kualitas barang jadi akhir sesuai standar yang teah ditetapkan.

8.4.1.5 Penggunaan
Batu pualam sangat disukai sebagai batu ornament. Batu pualam tipe ordinorio yang berwarna putih sering digunakan
untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, toilet, lantai, dinding dan sebagainya. Sedangkan untuk batu pualam ari tipe
staturio umumnya sering dipakai untuk seni pahat atau patung. Batu pualam yang terkenal didunia adalah yang berasal
dari caraka, italia, yang termasyur karena penggunaannya untuk pembuatan patung-patung dan gedung-gedung yang
indah.
Adapun mengenai persyaratan khusus untuk standar kualitas batu pualam yang baik diantaranya adalah :
Ø Dapat dibuat kepingan-kepingan besar sesuai kapasitas mesin produksi guna memperoleh efisiensi optimal dalam
penentun model. Mempunyai komposisi warna yang bermacam-macam dan menarik, hal ini akan terjadi tergantung dari
proses metamorfosa yang terjadi.
Ø Mempunyai struktur yang padat/pejal dengan tekanan yang tinggi
Ø Mempunyai daya kehausan yang rendah dan utiran halus.

8.4.2 Kaolin
Kaolin erasal dari bahasa cina”kauling” yang berarti “pegunungan tinggi”, yaitu gunung yang terletak
dekat jauchau fu, cina, yang tanah lempungnya sudah diambil sejak berberapa abad yang lampau. Istilah kaolin sekarang
digunakan untuk nama kelompok mineral lempung yang terdiri dari kalinit, nakrit, dan dikrit.
Kaolin banyak digunakan dalam berbagai industry, baik sebagai bahan baku utama maupun bahan pembantu.
Sifat-sifat fisik kaolin seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas yang rendah, serta sifat lainnya
memungkinkan mineral ini berfumgsi sebagai bahan pengisi, pelapis, barang tahan api, penyekat(isolator) dalam
berbagai industry.
Dari segi geologi Indonesia memiliki potensi kaolin yang cukup besar untuk dikembangan menjadi salah satu penghasil
kaolin terkemuka di dunia, sehingga isamping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, poduksi kaolin Indonesia
diharapkan dapat diekspor, baik sebagai bahan baku maupun barang-barang padat kaolin.

8.4.2.1 Geologi
Indonesia kaya akan gunung berapi dan beberapa tempat juga ditemukan rawa-rawa. Keadaan ini memungkinkan
terbentuknya endapan bahan galian sebagai akibat proses hidrotermal maupun pelapukan dan sedimentasi. Secara
litologi, kaolin umumnya berasaldari batuan beku asam terutama batuan yang masuk ke dalamkelompok granit.
Berdasarkan ganesanya, kaolin terbentuk melalui dua macam cara, yaitu alterasi hidrotermal dan pelapukan secara
kimiawi. Dalam hal ini mineral-mineral potas aluminium silica dan feldspar diubah menjadi kaolin. Dalam proses
kaolinisasi ini,mineral K-fieldspar diubah menjadi kaolin. Suatu tubuh batuan yang mengalami proses alterasi
hidrotermal akan menunjukan tiga zonasi pelempungan. Dari ketiga zonasi tersebut, kaolinisasi terjadi di bagian
tengah,selebihnya adalah serisitisasi (bagian dalam) dan smektisasi-kholoritisasi (bagian luar).
Proses pelapukan batuan (beku) menjadi kaolin biasanya terjadi pada permukaan atau sangat dekat dengan permukaan
tanah. Hasil proses palapukan yang diendapkan kembali biasanya akan terbentuk lensa, biasanya pelapukan “in situ”
bentuk endapannya tidak terbrntuk lensa. Di Indonesia, endapan kaolin yang besar adalah hasil alterasi batuan granit.
Endapan ini terdapat di Bangka, Belitung, dan Kalimantan Barat.

8.4.2.2 Mineralogi
Kaolin adalah massa batuan yang tersusun dengan batuan lempung dengan kandungan besi rendah. Kaolin
mempunyai komposisi hidrus aluminium silikat (A1 2O32SiO22H2O) dengan beberapa material penyerta. Mineral-mineral
yang termasuk di dalam kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan haloisit, dengan kaolinit sebagai mineral utama.
Sifat-sifat fisik mineral kaolinit antara lain berwarna putih atau keputih-putihan, kekerasan antara 2-2,5, berat jenis 2,60-
2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, dan pH yang bervariasi. Sifat-sifat kaolin tersebut
sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral tanah lempung yang ada dalam kaolin.

8.4.2.3 Penambangan
Bergantung pada kondisi endapannya, kaolin dapat ditambang dengan cara:
a. Tambang terbuka (open pit mining)
b. Tambang semprot (dydraulic mining)
c. Tambang dalam (underground mining)
Pada umumnya, kaolin ditambang secara tambang terbuka atau tambang semprot karena sebagian besar endapannya
ditemukan relatif dekat denganpermukaan tanah.
Pada cara tambang terbuka, pengupasan lapisan penutup dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana
maupun mekanis seperti bulldozer, scraper dan sebagainya, sedangkan lapisan kaolin digali dengan menggunakan
excavator seperti back hoe atau power shovel, kemudian dimuat ke dalam truk dan diangkut ke pabrik pengolahan.
Pada cara tambang semprot, setelah pengupasan lapisan penutup, endapan kaolin disemprot dengan menggunakan
monitor. Hasil penyemprotan terbentuk lumpur dan kemudian dipompakan ke tempat pengolahan melalui pipa-pipa.

8.4.2.4 Pengolahan

Pengolahan kaolin terutama dimaksudkan untuk memisahkan mineral pengganggu yang terdapat di dalam kaolin seperti
kaolin kuarsa, oksida besi, oksida titanium,mika dan lain-lain. Selain itu, juga bertujuan untuk mendapatkan butir-butir
halus, tingkat keputihan/kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu, dan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya, proses
pengolahan yang dilakukan tergantung pada kualitas batuan, jenis dan kadar mineral pengganggu, serta spesifikasi
penggunaan.
Pada umumnya, tahapan pengolahan kaolin meliputi:
· Peningkatan kadar kaolinit,
· Pemisahan ukuran butir,
· Pembuangan/pemisahan mineral pengganggu,
· Pengeringan,
· Penepungan (pulverizing).

8.4.2.5 Kegunaan dan Spesifikasi


Kaolin digunakan dalam berbagai industry, baik sebagai bahan baku utama atau sebagai bahan pembantu. Fungsinya
bias sebagai pengisi (filter), pelapis (coater), barang tahan api, atau penyekat (isolator). Penggunaan kaolin yang utama
adalah dalam industry kertas, keramik, cat, karet/ban, dan plastik, sedangkan penggunaan lainnya diantaranya untuk
industri semen, pestisida, pupuk, kosmetik, farmasi, pasta gigi, tekstil dan lain sebagainya. Penggunaan kaolin untuk
suatu industri tertentu didasarkan kepada spesifikasi yang ditetapkan untuk industri tersebut.
a. Industri kertas
pada industri kertas kaolin digunakan sebagai pelapis dan pengisi agar permukaan kertas menjadi kuat dan halus.
Sebagai pengisi, kaolin berfungsi mengisi pori-pori kertas, dan sebagai pelapis, kaolin akan melapisi permukaan kertas
sehingga halus, cerah, tidak tembus cahaya,dan dapat dicetak.

Spesifikasi kaolin untuk industri kertas adalah sebagai berikut:


Sebagai bahan pengisi
Analisis fisik
- Bentuk produk : tepung
- Pencerahan : 80,0-81,5 %
- Kandungan air : < 2,00 %
- Ukuran butir : -325 mesh, 99 minimum
- Loss on iognition (NOI) : 11,90
Analisis kimia
- Si02 : 48,70 % CaO : 0,04 %
- Al2O3 : 36,00 % MgO : 0,06 %
- Fe2O3 : 0,82 % pH : 4,5-6,5
- TiO2 : 0,05 %
Sebagai bahan pelapis
Analisa fisik
- Bentuk produk : tepung
- Kecerahan : > 83 %
- Kandungan air :<1%
- Ukuran butir : -325 mesh ; 99,9 % minimum
- LOI :13,10
Analisa kimia
- SiO2 : 47,90 % CaO : 0,05 %
- Al2O3 : 37,00 % MgO : 0,02 %
- Fe2O3 : 0,58 % pH : 4,5-5,6
- TiO2 : 0,03 %
Sumber:laporan penelitian PPTM, 1990
(data dari PT.Leces damn PT.Gowa Paper)

kegunaan

Kegunaan dan Spesifikasi


Koiln digunakan dalam berbagai industri, baik sebagai bahan baku utama atau sebagai bahan pembuatan. Fungsi
bias sebagai pengisi (filter), pelapis (coater), barang tahan api, atau penyakat (isolator). Pengguna kaoil yang utama
adalah dalam industri kertas, keramik, cat, karet/ban, dan plastic. Sedagkan penggunaan lainya diantaranya untuk
industri semen, pestisida, pupuk, kosmetik, farmasi, pasta gigi, tekstil, dan lain sebagainya.
a. Industri Kertas
Pada industri kertas kaolin digunakan sebagai bahan pelapis dan pengisi agar permukaan kertas menjadi kuat dan
halus. Sebagai pengisi, kaoil berfungsi mengisi pori-pori, kertas dan sebagai pelapis, kaoil akan melapisi permukaan
kertas sehingga halus, cerah, tidak tembus cahaya, dan disetak. Sepesifikasi untuk industri kertasa adalah :
Sebagai bahan pengisi :
Analisi Fisik
- Bentuk produk : tepung
- Pecahan : 80.0-81.5 %
- Kandungan Air : < 2,00 %
- Ukuran butir : - 325 mesh, 09 minimum
- loss on iognition (NOI) : 11,90
Analisis Kimia
- SiO2 : 48, 70 % - CaO : 0,04%
- Al2O3 : 36,00 % - MgO : 0,06%
- Fe2O2 : 0, 82 % - PH : 4,3 – 6,5
- TiO2 : 0,05

b. Industri Keramik
Dalam industri keramik kaoil antara lain digunakan untuk membentuk barang-barang berwarnah putih, termasuk
proselin, ubin dinding, alat penyekat (isolator), refraktor dan sebagainya. Spesifikasi kaoil untuk penggunan dalam
industri keramik dan proselin adalah sebagai berikut :
Analisi Fisik
- Kecerahan pada 1410oC : 75 – 80 %
- Kandungan Air :2%
- Ukuran butir : -325 mesh : 85,8 % minimum
- Berat jenis : 2,5 gram/cm3
- LOI : 15,0 %
Analisis Kimia
- SiO2 : 44-55 % - CaO : 10-50%
- Al2O3 : 25-31 % - MgO : 16-50%
- Fe2O2 : 50-10 % - PH : 5,00 – 7,30
- TiO2 : 50-83 %

c. Industri Karet
Dalam industri kater kaoil digunakan sebagai campuran lateks agar bahan tersebut memiliki kelebihan dalam hal
kekuatan, ketahanan terhadap abrasi, dan kekuatan. Spesifikasi kaoil untuk dapat diguanakan dalam industri karet
sebagai berikut :
Analisis Fisik
- Bentuk produk : tepung
- Kandungan Air : 1%
- Ukuran butir : - 325 mesh, 99% minimum
- Berat jenis : 2,6 g/cm3
- loss on iognition (NOI) : 15,0 %
Analisis Kimia
- SiO2 : 35%
- Al2O3 : 38,00%
- Fe2O2 : 1,70%
- TiO2 : 50%

d. Industri Pestisida
Dalam industri proses digunakan untuk membunuh hama dalam industri pertanian. Spesifikasi dari kaoil untuk
penggunan dalam proses industri pestisida adalah :
Analisis Fisik
- Kandungan Air : 2 % maximal
- Ukuran butir : - 352 mesh, 0,95 %
- Berat jenis : 2,6 g/cm3
- loss on iognition (NOI) : 13,50-13,95 %
Analisis Kimia
- SiO2 : 45-49% - CaO : 2-2,45%
- Al2O3 : 30-36% - MgO : 0,50-1,24%
- Fe2O2 : 50-75% - PH : 5-7,3
- TiO2 : 50-80%

f. Industri Farmasi
Spesifikasi kaoil untuk pengguna dalam industri farmasi ini adalah sebagai berikut :
Analisi Fisik
- Kandungan Air :2%
- Ukuran butir : -325 mesh : 99,5 % minimum
- Berat jenis : 2,5-2,7 gram/cm3
- LOI : 15 %
-Kecerahan : > 83 %

Analisis Kimia
-Pb : 0,001 % maksimum
- SiO2 : 45-50%
- Al2O3 : 36-40%
- Fe2O2 : 0.01%
- K2O : 1,00 %
- MgO : 16-50%
- Batas microbiol : bebas dari exdardasi kaoil
- H2O : 10-14%
- PH : 5,00 – 7,30

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang kami buat maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahan Galian Industri merupakan semua mineral dan batuan kecuali mineral logam dan energi, yang digali dan
diproses untuk penggunaan akhir industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk dilebur
seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.
2. Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980 bahan galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Bahan galian strategis disebut pula bahan galian golongan A
2. Bahan galian vital disebut pula bahan galian golongan B
3. Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula bahan galian golongan C
3. Penggolongan bahan galian berdasarkan Pemanfaatannya
1. Bahan galian Logam / Bijih (Ore)
2. Bahan galian Energi
3. Bahan galian Industri
4. Karakteristik Bahan Galian Industri
 Multiguna
 Digunakan langsung
 Tidak melalui pemasaran internasional
5. Pada dasarnya pengolahan bahan galian meliputi 3 kegiatan:
a. Preparsi
b. Konsentrasi
c. Dewatering
6. Keuntungan dari Pengolahan Bahan Galian :
A. Secara ekonomis: mengurangi ongkos angkut dan mengurangi jumlah flux.
B. Secara teknis: Pengolahan Bahan Galian akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar mineral
berharga relatif tinggi.
7. Penggolongan Bahan Galian Industri berdasarkan cara terbentuknya:
A. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen.
B. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api :
C. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa :
D. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan :
E. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal :
F. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf :

DAFTAR PUSTAKA
Adi, 2009. https://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/

Heru Susanto, 2012. http://herusantoso17.blogspot.com/2012/06/bahan-galian-industri.html

Rizky Martozi, 2011. http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/01/pengolahan-bahan-galian-industri-bgi.html

Unknown, 2013. http://berjuang-di.blogspot.com/2013/10/pengolahan-bahan-galian-industri.html

https://kumpulaninfotambang.blogspot.com/2012/01/penggolongan-bahan-galian.html

Anda mungkin juga menyukai