KELOMPOK 5
BAHAN GALIAN INDUSTRI TREKNIK KIMIA
Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Adapun isi makalah ini untuk menjelaskan tentang bahan galian industri teknik kimia dan bentuk
pemenuhan tugas mata kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami
selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran untuk kemudian dapat kami perbaiki, sebab sekali
kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf
yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Bahan galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat ditambang untuk keperluan manusia. Semua
bahan tambang itu dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkan untuk seluruh bangsa Indonesia, berdasarkan kelima sila
dalam Pancasila sebagai satu kesatuan bulat, adanya norma atau kaidah dalam ketentua Pasal 33 ayat (3) UUD1945
“Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.1 Pengambilan kekayaan alam yang terdapat di dalam tubuh bumi telah diatur pada
UndangUndang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Sumber daya mineral merupakan
salah satu kekayaan alam yang dimiliki Bangsa Indonesia, apabila dikelola dengan baik akan memberikan
kontribusiterhadap pembangunan ekonomi negara. Dalam dunia pertambangan, Indonesiamemang dikenal sebagai
negara yang kaya dengan kandungan mineral yang siap diangkat kapan saja.2 Pertambangan adalah sebagian atau
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan
dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.3 Hukum pertambangan merupakan bagian dari hukum yang mengatur
lingkungan hidup. Dalam perkembangannya, kejahatan lingkungan sering terjadi di sekelilinglingkungan masyarakat,
misalnya pertambangan. Pertambangan merupakan usaha untuk menggali berbagai potensi-potensi yang terkandung
dalam perut bumi.4 Berdasarkan jenis mineralnya, pertambangan di Indonesia terbagi menjadi tiga kategori. Pertama,
Pertambangan Golongan A, meliputi mineral strategis seperti: minyak, gas alam, bitumen, aspal, natural wax, antrasit,
batu bara, uranium dan bahan radioaktif lainnya, nikel dan cobalt. Kedua, Pertambangan Golongan B, meliputi mineral-
mineral vital, seperti: emas, perak, intan, tembaga, bauksit, timbal, seng dan besi. Ketiga, Pertambangan Golongan C,
umumnya mineral mineral yang dianggap memiliki tingkat kepentingan lebih rendah daripada kedua golongan
pertambangan lainnya, meliputi berbagai jenis batu, limestone, dan lain-lain.
Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang No 11 tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan :
golongan bahan galian strategis (Golongan A)
golongan bahan galian vital (Golongan B)
golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B.
Selanjutnya UU 11/1967 ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Tentang Penggolongan Bahan Galian (PP No
27/1980), yang menyatakan sebagai berikut:
ATURAN LAMA (UU No. 11 Tahun 1967)
Menurut Undang-undang No 11 Tahun 1967, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan, pada Bab II pasal 3,
mengenai Penggolongan Dan Pelaksanaan Penguasaan Bahan Galian, dimana bahan galian dibagi atas tiga golongan,
yaitu:
Golongan bahan galian strategis.
Golongan bahan galian vital.
Golongan yang tidak termasuk golongan a atau b.
Rincian tentang penggolongan bahan galian dijelaskan pada PP No. 27/1980, dimana :
Sementara itu, dalam bagian Penjelasan, dicantumkan bawa arti penggolongan bahan-bahan galian adalah :
Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara, Bahan galian Vital
berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak, Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital
berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
Dari penggolongan bahan galian di atas, terlihat bahwa bahan galian industri sebagian besar termasuk ke dalam bahan
galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian golongan yang lain.
granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a maupun
b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
C. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa :
granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes
D. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan :
lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu
Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus
didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan pemanfaatannya,
misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.
Nikel Terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan di Kolaka. Dapat digunakan dalam baja tahan karat dalam
pipa tekanan tinggi yaitu pada bagian automotif dan mesin.Nikel banyak terdapat di Kalimantan Barat, Maluku, Papua,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
Gas Alam
Gas alam merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil yang digunakan sebagai bahan baker.
Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan LPG ( liquefied petroleum
gas). Gas alam terdapat di Arun (Di Aceh) dan Bontang (Kalimantan). Gas alam Juga terdapat di daerah Jawa Barat,
Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan.
Uranium
Uranium adalah bahan yang bersifat radioaktif. Uranium telah digunakan untuk membuat bom atom. Sekarang uranium
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menjadi bahan bakar yang berharga.
Bijih uranium tersebut diolah menjadi bubuk kuning untuk diangkut. Kemudian bubuk kuning itu diolah menjadi
bentuk-bentuk yang berlainan sesuai dengan penggunaannya. Uranium digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor
nuklir dan digunakan sebagai isotop radioaktif untuk mengobati orang yang sakit kanker.
Bahan galian B yaitu golongan bahan galian vital yang memiliki nilai ekonomis tang tinggi.
Bauksit
Bauksit adalah bahan baku almunium. Tambang bauksit terdapat di pulau Bintan (Riau) dan Singkawang (Kalimantan
Barat). Selain itu, terdapat pula di Kalimantan Tengah.
Emas
Tempat ditemukan : Sulida, Sumatra Barat
Sistem Kristal : Isometrik
Warna : Kuning – Emas
Goresan : Kuning
Kilap : Metalik
Belahan dan pecahan : Tak – ada ; hakli ( pecahan bergerigi dengan ujung yang tajam ).
Kekerasan : 2,5 – 3
Berat jenis : 19,3
Genesis : kebanyakan emas terdapat dalam urat-urat kuarsa yang terbentuk melalui proses hidrotermal; dan
sering bersama-sama pirit dan mineral-mineral sulfida yang lain, telurid perak-emas, skhelit dan turmalin. Bila
urat-urat mengandung emas melapuk, maka emas-emas akan terpisah dan kemudian mengendap sebagai
deposit eluvial, atau terangkut oleh aliran air dan mengendap di suatu tempat sebagai deposit letakan (placer
deposit), bersama pasir, dan atau kerikil-kerakal. Manfaat : sumber logam emas; dipakai untuk membuat
perhiasan, instrumen-instrumen saintifik, lempengan elektrode, pelapis gigi dan emas lantakan.
Intan
Tempat Ditemukan : Martapura, Kalimantan
Sistem Cristal : isometrik.
Warna : umumnya kuning pucat, atau tak berwarna, dapat pula coklat, putih sampai putih kebiruan, jingga,
merah muda, biru, merah, hijau, atau hitam.
Goresan : putih
Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 111 ) ; konkoidal.
Kekerasan : 10
Berat jenis : 3,50
Genesis : intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kaya-
flogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit aluvial, baik di sungai-sungai
maupun di pantai.
Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk
eksplorasi; dan dijadikan batu permata.
Belerang
Belerang digunakan sebagai bahan obat patek dan korek api. Tambang belerang terdapat di gunung Patuha (Jawa Barat)
dan Gunung Welirang (Jawa Timur). Selain itu, terdapat pula di Jambi, Jawa Tengah, dan Sulawesi.
Yodium
Tambang Yodium terdapat di Semarang( Jawa Tengah) dan Jombang (Jawa Timur). Yodium digunakan untuk bahan
obat dan peramu garam dapur.
Mangan
Tambang mangan terdapat di Kliripan (DI Yogyakarta) dan Tasikmalaya (Jawa Barat). Tambang mangan juga terdapat
di Lampung, Maluku, NTB dan Sulawesi Utara.
Tembaga
Tambang tembaga terdapat di :
Cikotok : JawaBarat
Kompara : Papua
Sangkarapi : Sulawesi Selatan
Tirtamaya : Jawa Tengah
Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.
Sistem cristal : isometrik.
Warna : Merah-tembaga , atau merah-mawar terang.
Goresan : Merah metalik.
Belahan dan pecahan : Tak ada ; hakli
Kekerasan : 2,5 – 3.
Berat Jenis : 8,94.
Genesis : sejumlah kecil tembaga nativ dijumpai pada zona oksidasi dalam deposit tembaga yang berasosiasi
dengan kuprit, malakit dan azurit. Deposit primer umumnya berasosiasi dengan batuan beku basa ekstrutif, dan
tembaga nativ terbentuk dari pengendapan yang dihasilkan dari reaksi antara larutan hidrotermal dan mineral-
mineral oksidasi besi. Pada deposit tipe ini, tembaga nativ berasosiasi dengan khalkosit, bornit, epidot, kalsit,
prehnit, datolit, khlorit, zeolit dan sejumlah kecil perak nativ. Manfaat : sumber minor bijih tembaga, banyak
digunakan dalam kelistrikan, umumnya sebagai kawat, dan untuk membuat logam-logam campuran, seperti
kuningan (campuran tembaga dan seng), perunggu (campuran tembaga dan timah dengan sedikit seng) dan
perak Jerman (campuran tembaga seng dan nikel).
Perak, Ag
Tempat ditemukan : Irian Jaya
Sistem Kristal : Isometrik.
Warna : Putih – Perak
Goresan : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.
Belahan dan Pecahan : Tak – ada
Kekerasan : 2,5 – 3.
Berat Jenis : 10,5.
Genesis : sejumlah kecil perak nativ dapat dijumpai dalam zone oksidasi pada suatu deposit bijih, atau sebagai
deposit yang mengendap dari larutan hidrotermal primer. Ada 3 jenis deposit primer, yaitu: 1. Barasosiasi
dengan sulfida, zeolit, kalsit, barit, fluorit dan kuarsa, 2. Barasosiasi dengan arsenida dan sulfida kobalt, nikel
dan perak, dan bismut nativ, dan 3. Berasosiasi dengan uraninit dan mineral- mineral nikel-kobalt.
Manfaat : sumber logam perak; dipakai untuk membuat perhiasan, alat-alat makan-minum, barang-barang
kerajinan tangan, alat-alat elektronik, penyepuhan dan sebagai emulsi film fotografi.
Bismut, Bi
Tempat Ditemukan : -
Sistem Cristal : Trigonal .
Warna : Putih perak dan corak kemerahan.
Goresan : putih – perak berkilau.
Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 0001 ).
Kekerasan : 2 – 2,5.
Berat jenis : 9,7 -9,8.
Genesis : Terbentuk secara hidrotermal, dapat dijumpai dalam urat-urat bersama bijih kobalt, nikel, timah, dan
perak ; dapat juga dalam pegmatit.
Manfaat : Sumber logam bismut ; digunakan dalam sekering listrik, obat dan kosmetik.
Bahan galian C yaitu golongan bahan galian yang digunakan oleh industri.
Marmer
Tambang marmer terdapat di Besok, daerah Wijak, Tulungagung (Jawa Timur). Tambang marmer juga terdapat di DI
Yogyakarta, Lampung, Papua dan Sumatra Barat.
Garam Batu
Garam batu digunakan untuk bahan obat-obatan. Garam batu banyak terdapat di Kepulauan Kei.
Mika
Tambang mika terdapat di Pulau Paleng (Sulawesi Selatan) dan Donggala (Sulawesi Tengah).
Gips
Gips banyak digunakan dalam industry keramik. Gips ditambang di daerah Cirebon, Rembang, Kalianget, Nusa
Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
Granit
Tambang granit terdapat di DI Yogyakarta, Lampung dan Riau.
Asbes
Tambang asbes terdapat di :
Kuningan : Jawa Barat
Papua
Pulau Halmahera : Maluku
Pulau Seram : Maluku
Grafit
Tempat Ditemukan : Kepulauan Semrau, Sanggau, Kal-Bar
Sistem Cristal : Heksagonal .
Warna : Hitam.
Goresan : Hitam.
Belahan dan pecahan : Sempurna pada ( 0001 ) ; tak ada
Kekerasan : 1 – 2.
Berat jenis : 2,09 – 2,23Genesis : terbentuk pada lingkungan batuan metamorf, baik pada metamorf fisme regional, atau
kontak. Dapat dijumpai pada batu gamping kristalin, genes, sekis, kuarsit, dan lapisan batubara termetamorf.
Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk eksplorasi;
dan dijadikan batupermata. Grafit digunakan sebagai bahan pembuat pensil.
Tras
Tras adalah sejenis batu truf. Banvak ditampung di Gunung Mulia (Jawa Tengah) dan daerah Priangan (Jawa Barat)
selain itu terdapat juga di Sumatra Barat. Tras adalah batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi
kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah. Bahan galian ini berwarna putih
kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak dan padu dan agak sulit digali dengan alat sederhana. Kegunaan tras
adalah untuk bahan baku batako, industri semen, campuran bahan bangunan dan semen alam. Pada saat ini belum
dimanfaatkan secara optimal, namun secara lokal telah dimanfaatkan penduduk untuk pembuatan batako. (unkown
2019)
b. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit,
kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi pumice.
c. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa : granit dan granodiorit, gabro
dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes
d. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan : lempung, pasir kuarsa,
intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu
e. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses perubahan hidrotermal : barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit,
pirofilit, toseki, oker, dan tawas.
f. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan
wolastonit.
Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus
didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan pemanfaatannya,
misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.(wilners darima 2015)
Berdasarkan teknologi pengolahan :
1. Bahan Galian siap pakai : Bahan Galian yg dpt langsung dijual tanpa teknik pengolahan (pasir kali)
2. Bahan Galian teknologi sedang : Bahan Galian yg dijual melalui teknologi pengolahan seperti peremukan,
penggilingan, sizing, slucing (psr kwarsa, batu gamping, bentonit)
3. Bahan Galian teknologi maju : Bahan Galian yg diolah dgn cara flotasi, magnetik separation, pelarutan (kaolin &
feldspar utk keramik, phospat utk pupuk)
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya bahwa bahan galian industri juga dikenal sebagai bahan- bahan hasil dari
pertambangan yang diperoleh dengan cara pelepasan dari batuan induknya yang berada di dalam kerak Bumi. Bahan-
bahan galian ini biasanya terdiri dari berbagai jenis mineral. Mineral sendiri merupakan bahan kandungan yang ada di
dalam kerak Bumi yang bisa berupa benda padat, cair maupun gas. Mineral ini terbentuk dari material- material yang
homogen, yang terbentuk di dalam kerak Bumi secara alami dari bahan- bahan yang anorganis namun memiliki
komposisi kimia tertentu dengan struktur atom dan sifat fisik yang sama. Nah, kurang lebih seperti itulahpengertian dari
bahan galian atau barang tambang. Perlu kita ketahui bersama pula bahwa bahan galian ini diklasifikasikan menjadi
beberapa golongan. Adapun klasifikasi dari bahan galian akan dijelaskan di bawah ini.
Digunakan langsung
Karakteristik BGI yang nyata yaitu dapat digunakan langsung, khususnya untuk keperluan industri. Contohnya batu
pasir yang tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut, dapat langsung digunakan untuk keperluan bahan bangunan dan
lainnya.
B. SISTEM PENGOLAHAN 6
Pada dasarnya Proses Pengolahan Bahan galian terdiri dari Preparasi, Konsentrasi dan Dewatering.
1. Preparasi
Merupakan Proses persiapan sebelum dilakukan konsentrasi. Proses Ini meliputi :
a. Kominusi, Ialah proses reduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula. Hal ini dapat
dilakukan dengan crushing dan grinding. Grinding digunakan untuk proses basah dan kering sedangkan crushing
digunakan untuk proses kering saja. Selain itu kominusi dimaksudkan juga untuk meliberasi bijih yaitu proses
pelepasan mineral berharga dari mineral pengotornya. Untuk melakukan hal ini dibutuhkan crushing dan grinding mill.
b. Sizing ialah pengelompokan mineral, dapat dilakukan dengan cara:
1. Screening yaitu pemisahan besar butir berdasarkan lubang ayakan sehingga besarnya seragam. Alat yang
digunakan Screen.
2. Classifying yaitu pemisahan besar butir mineral berdasarkan atas kecepatan jatuh mineral dalam suatu media
seperti air, media sehingga hasilnya tidak seragam. Alat yang digunakan Clasifier.
2. Konsentrasi
Merupakan proses pemisahan mineral berharga dengan mineral tidak berharga sehingga diperoleh kadar yang lebih
tinggi. Cara pemisahannya berdasarkan :
a. Specific Gravity Merupakan Konsentrasi Berdasarkan berat jenisnya.
b. Magnetic Susceptibility , Pemisahan berdasarkan kuat dan lemahnya sifat kemagnetan pada suatu mineral. Alat yang
digunakan Magnetic Separator.
c. Conductivity, Pemisahan Berdasarkan Sivat Konduktor dan Non Konduktor. Alat yang digunakan High tension
Separator.
d. Sifat permukaan, Pemisahan berdasarkan sifat sensitivitas terhadap gelembung udara. Prosesnya dinamakan Flotasi.
e. Pemisahan Manual berdasarkan warna dan kilap pada batuan.
3. Dewatering
Merupakan Proses pemisahan antara cairan dengan padatan :
a. Thickening, proses pemisahan antara padatan dengan cairan berdasarkan cepat pengendapan partikel mineral pada
pulp.
b. Filtrasi, merupakan proses pemisahan antara padatan dan cairan dengan penyaringan .
c. Drying, Merupakan proses penghilangan air dari padatan dengan pemanasan.
Proses Pengolahan Bahan Galian merupaka jembatan antara penambangan dengan eksstaksi logam (metallurgi
ekstraksi). Karena Pengolahan Bahan Galian mendasarkan atas sifat fisik mineral, maka informasi mengenai mineral
yang terkandung dalam bahan galian sangan diperlukan, misalnya :
1. Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian
2. Kadar masing-masing mineral
3. Besar kecilnya ukuran (distribusi ukuran)
4. Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral
Derajat Liberasi adalah perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurana dengan jumlah mineral yang sama
keseluruhan.
5. Sifat fisik mineral, antara lain :
a. Hardness (kekerasan), Structure dan Fracture
Sifat ini diperlukan dalam menentukan alat penghancur
b. Ikatan mineral dan besar kecilnya Kristal
Berkaitan dengan derajat liberasi. Semakin tinggi derajat liberasi akan semakin sempurna proses pengolahan
c. Warna dan Kilap
Berkaitan dengan proses pengolahan secara hand sortng/hand picking, yaitu pemisahan yang dilakukan secara manual
(tangan biasa)
d. Spesific Grafity (SG)
Berkaitan dengan pengolahan konsentrasi gravitasi
e. Magnetic Suceptibility (sifat kemagnetan)
Berkaitan dengan pengolahan Magnetic Separator
f. Electro Conductivity (daya hantar listrik)
Berkaitan dengan pengolahan Electristatic Separation atau High Tension Separation
g. Sifat permukaan (senang tidaknya terhadap udara)
b. Sizing
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh
sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.
-Screening
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium.
-Classsfying
Adalah pemisahan butir mineral yang mendasarkan pada kecepatan jatuhnya material dalam suatu media (air atau udara)
sehingga hasilnya tidak seragam. Alat yang dipergunakan adalah classifier. Kecepatan jatuh mineral dipengaruhi oleh ;
SG, volume dan bentuk mineral.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
- Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas disebutoverflow.
- Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah (dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept), yaitu :
1. Partition concept
2. Tapping concept
3. Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media
atau fluida (udara atau air), maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat
kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu,
kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat
mengendap.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
1. Scrubber
2. Log washer
3. Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)
4. Hydraulic bowl classifier
5. Hydraulic clindrical tank classifier
6. Hydraulic cone classifier
7. Counter current classifier
8. Pocket classifier
9. Hydrocyclone
10. Air separator
11. Solid bowl centrifuge
12. Elutriator
a. pemurnian
penambangan intan yang dipisahkan oleh mineral lain dilakukan dengan konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berat
seperti meja goyang (shaking table), dan alat-alat jig. Pemurnian feldsfar dilakukan dengan menggunakan proses aya
berat dan flotasi untuk menghasilkan feldspar bermutu tinggi. Pemurnian fosfat dilakukan dengan proses flotasi,
sedangkan barit serbuk yang merupakan hasil pengolahan tailing pertambangan emas di pulau diolah dengan cyclone
classifier dan pengering (dryer)
b. peningkatan kadar suatu unsure
pengolahan belerang dilakukan dengan proses penyulingan(frazer) dalam uusaha mendapatkan belerang yyangg bermutu
tinggii. Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan berat jenis dengan mineral lain dan sifat kemagnitannya telah
dilakukan di penambangan pasir besi di cilacap.
c. Peningkatan sifat kimia
Peningkatan sifat kimia yang telah dilakukan adalah pembakaran batu gamping untuk mendapatkan kalsiium oksida.
Peningkatan mutu zeolit dilakukan dengan benefisiasi dan kimia yang telah berhasil meningkatkan nilai jualnya.
d. Peningkatan sifat kimia
Pengolahan kaoling untuk meningkatkan kehalusan dan keputihan dengan pencampuran(blending) untuk mendapatkan
kaolin dengan mutu yang prima.
e. Peningkatan bentuk permukaan
Cara ini diterapkan terutama untuk bahan bangunan dan baut hias. Pengolahan dapat dilakukan dengan pemotongan dan
penggosokkan.
8.4.1.1 geologi
terjadinya deposit batu pualam adalah akibat proses metamorfosa. Dimana mineral yang terdapat pada batu kapur
( kalsit) akibat pengaruh gaya-gaya perekanan dan panas yang tinggi dapat menghablur (re-kristalisasi). Akibat
penghabluran tersebut maka struktur asal dari batuan itu akan hilang dan terbentuklah batuan yang butirnya amat teratur
dan dikenal dengan nama batu pualam. Proses geologinya terbentuk antara 30-60 juta tahun yang lalu atau dalam bahasa
geologi disebut berumur kwarter sampai tertier.
8.4.1.3 penambangan
Teknik pentelidikkan untuk bahan galian batu pualam antara lain dapat dilakukan dengan cara eksplorasi geofisika untuk
mengetahui daerah penyebarannya, kemudian sumur uji dan pemboran untk mengetahui ketebalan lapisan (cadangan)
serta analisa contoh secara mikroskopis dan pengujian sifat fisik batuan mengetahui kekuatan dan kualitas dari batu
pualam tersebut.
Penambangan pada prinsipnya adalah untuk menghasilkan blok-blok batu pualam dari deposit yang ada sesuai ukuran-
ukuran yang telah ditentukan untuk dikerjakan lebih lanjut dalam tahap penglahan. Umumnya kegiatan ini dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
Ø Kegiatan persiapan, yaitu pengupasan lapisan tanah penutup guna menyiapkan daerah penambangan. Kegiatan ini
dapat dilakukan dengan alat buldoser dan escavator.
Ø Kegiatan prodksi, yaitu penambangan daerah yang telah disiapkan menjadi blok-blok pualam untuk siap diproses di
pengolahan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan pola pemboran tanpa peledakkan dan peralatan seperti jack hammer
dan pahat.
8.4.1.4 Pengolahan
Kegiatan pengolahan pada prinsipnya adalh sebagai pengolah blok-blok batu pualam yang telah
dihasilkan menjadi barang jadi akhir yang siap untuk dipanaskan. Proses pengolahan secara garis besar adalah sebagai
berikut:
Ø blok batu pualam yang berukuran (260x110x135) cm digergaji menjadi lempengan-lempengan dengan ketabalan
rata-rata 2 cm.
Ø lempengan batu pualam tersebut kemudian dipotong menjadi barang setengah jadi, sesuai ukuran-ukuran tersebut
atau pesanan.
Ø Barang setengah jadi tersebut kemudian digerinda dua tahap dan kemudian disempurnakan/ditambal bagian-bagian
lempeng yang berlubang. Kualitas penambalanakan tergantung pada kualitas batu yang dihasilkan. Barangsetengah jadi
yang telah digerinda dua tahap dan disempurnakan kemudian digerinda lagi empat tahap dan dipoles hingga mengkilap
Ø Seleksi kualitas barang jadi akhir sesuai standar yang teah ditetapkan.
8.4.1.5 Penggunaan
Batu pualam sangat disukai sebagai batu ornament. Batu pualam tipe ordinorio yang berwarna putih sering digunakan
untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, toilet, lantai, dinding dan sebagainya. Sedangkan untuk batu pualam ari tipe
staturio umumnya sering dipakai untuk seni pahat atau patung. Batu pualam yang terkenal didunia adalah yang berasal
dari caraka, italia, yang termasyur karena penggunaannya untuk pembuatan patung-patung dan gedung-gedung yang
indah.
Adapun mengenai persyaratan khusus untuk standar kualitas batu pualam yang baik diantaranya adalah :
Ø Dapat dibuat kepingan-kepingan besar sesuai kapasitas mesin produksi guna memperoleh efisiensi optimal dalam
penentun model. Mempunyai komposisi warna yang bermacam-macam dan menarik, hal ini akan terjadi tergantung dari
proses metamorfosa yang terjadi.
Ø Mempunyai struktur yang padat/pejal dengan tekanan yang tinggi
Ø Mempunyai daya kehausan yang rendah dan utiran halus.
8.4.2 Kaolin
Kaolin erasal dari bahasa cina”kauling” yang berarti “pegunungan tinggi”, yaitu gunung yang terletak
dekat jauchau fu, cina, yang tanah lempungnya sudah diambil sejak berberapa abad yang lampau. Istilah kaolin sekarang
digunakan untuk nama kelompok mineral lempung yang terdiri dari kalinit, nakrit, dan dikrit.
Kaolin banyak digunakan dalam berbagai industry, baik sebagai bahan baku utama maupun bahan pembantu.
Sifat-sifat fisik kaolin seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar listrik dan panas yang rendah, serta sifat lainnya
memungkinkan mineral ini berfumgsi sebagai bahan pengisi, pelapis, barang tahan api, penyekat(isolator) dalam
berbagai industry.
Dari segi geologi Indonesia memiliki potensi kaolin yang cukup besar untuk dikembangan menjadi salah satu penghasil
kaolin terkemuka di dunia, sehingga isamping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, poduksi kaolin Indonesia
diharapkan dapat diekspor, baik sebagai bahan baku maupun barang-barang padat kaolin.
8.4.2.1 Geologi
Indonesia kaya akan gunung berapi dan beberapa tempat juga ditemukan rawa-rawa. Keadaan ini memungkinkan
terbentuknya endapan bahan galian sebagai akibat proses hidrotermal maupun pelapukan dan sedimentasi. Secara
litologi, kaolin umumnya berasaldari batuan beku asam terutama batuan yang masuk ke dalamkelompok granit.
Berdasarkan ganesanya, kaolin terbentuk melalui dua macam cara, yaitu alterasi hidrotermal dan pelapukan secara
kimiawi. Dalam hal ini mineral-mineral potas aluminium silica dan feldspar diubah menjadi kaolin. Dalam proses
kaolinisasi ini,mineral K-fieldspar diubah menjadi kaolin. Suatu tubuh batuan yang mengalami proses alterasi
hidrotermal akan menunjukan tiga zonasi pelempungan. Dari ketiga zonasi tersebut, kaolinisasi terjadi di bagian
tengah,selebihnya adalah serisitisasi (bagian dalam) dan smektisasi-kholoritisasi (bagian luar).
Proses pelapukan batuan (beku) menjadi kaolin biasanya terjadi pada permukaan atau sangat dekat dengan permukaan
tanah. Hasil proses palapukan yang diendapkan kembali biasanya akan terbentuk lensa, biasanya pelapukan “in situ”
bentuk endapannya tidak terbrntuk lensa. Di Indonesia, endapan kaolin yang besar adalah hasil alterasi batuan granit.
Endapan ini terdapat di Bangka, Belitung, dan Kalimantan Barat.
8.4.2.2 Mineralogi
Kaolin adalah massa batuan yang tersusun dengan batuan lempung dengan kandungan besi rendah. Kaolin
mempunyai komposisi hidrus aluminium silikat (A1 2O32SiO22H2O) dengan beberapa material penyerta. Mineral-mineral
yang termasuk di dalam kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan haloisit, dengan kaolinit sebagai mineral utama.
Sifat-sifat fisik mineral kaolinit antara lain berwarna putih atau keputih-putihan, kekerasan antara 2-2,5, berat jenis 2,60-
2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah, dan pH yang bervariasi. Sifat-sifat kaolin tersebut
sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral tanah lempung yang ada dalam kaolin.
8.4.2.3 Penambangan
Bergantung pada kondisi endapannya, kaolin dapat ditambang dengan cara:
a. Tambang terbuka (open pit mining)
b. Tambang semprot (dydraulic mining)
c. Tambang dalam (underground mining)
Pada umumnya, kaolin ditambang secara tambang terbuka atau tambang semprot karena sebagian besar endapannya
ditemukan relatif dekat denganpermukaan tanah.
Pada cara tambang terbuka, pengupasan lapisan penutup dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana
maupun mekanis seperti bulldozer, scraper dan sebagainya, sedangkan lapisan kaolin digali dengan menggunakan
excavator seperti back hoe atau power shovel, kemudian dimuat ke dalam truk dan diangkut ke pabrik pengolahan.
Pada cara tambang semprot, setelah pengupasan lapisan penutup, endapan kaolin disemprot dengan menggunakan
monitor. Hasil penyemprotan terbentuk lumpur dan kemudian dipompakan ke tempat pengolahan melalui pipa-pipa.
8.4.2.4 Pengolahan
Pengolahan kaolin terutama dimaksudkan untuk memisahkan mineral pengganggu yang terdapat di dalam kaolin seperti
kaolin kuarsa, oksida besi, oksida titanium,mika dan lain-lain. Selain itu, juga bertujuan untuk mendapatkan butir-butir
halus, tingkat keputihan/kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu, dan sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya, proses
pengolahan yang dilakukan tergantung pada kualitas batuan, jenis dan kadar mineral pengganggu, serta spesifikasi
penggunaan.
Pada umumnya, tahapan pengolahan kaolin meliputi:
· Peningkatan kadar kaolinit,
· Pemisahan ukuran butir,
· Pembuangan/pemisahan mineral pengganggu,
· Pengeringan,
· Penepungan (pulverizing).
kegunaan
b. Industri Keramik
Dalam industri keramik kaoil antara lain digunakan untuk membentuk barang-barang berwarnah putih, termasuk
proselin, ubin dinding, alat penyekat (isolator), refraktor dan sebagainya. Spesifikasi kaoil untuk penggunan dalam
industri keramik dan proselin adalah sebagai berikut :
Analisi Fisik
- Kecerahan pada 1410oC : 75 – 80 %
- Kandungan Air :2%
- Ukuran butir : -325 mesh : 85,8 % minimum
- Berat jenis : 2,5 gram/cm3
- LOI : 15,0 %
Analisis Kimia
- SiO2 : 44-55 % - CaO : 10-50%
- Al2O3 : 25-31 % - MgO : 16-50%
- Fe2O2 : 50-10 % - PH : 5,00 – 7,30
- TiO2 : 50-83 %
c. Industri Karet
Dalam industri kater kaoil digunakan sebagai campuran lateks agar bahan tersebut memiliki kelebihan dalam hal
kekuatan, ketahanan terhadap abrasi, dan kekuatan. Spesifikasi kaoil untuk dapat diguanakan dalam industri karet
sebagai berikut :
Analisis Fisik
- Bentuk produk : tepung
- Kandungan Air : 1%
- Ukuran butir : - 325 mesh, 99% minimum
- Berat jenis : 2,6 g/cm3
- loss on iognition (NOI) : 15,0 %
Analisis Kimia
- SiO2 : 35%
- Al2O3 : 38,00%
- Fe2O2 : 1,70%
- TiO2 : 50%
d. Industri Pestisida
Dalam industri proses digunakan untuk membunuh hama dalam industri pertanian. Spesifikasi dari kaoil untuk
penggunan dalam proses industri pestisida adalah :
Analisis Fisik
- Kandungan Air : 2 % maximal
- Ukuran butir : - 352 mesh, 0,95 %
- Berat jenis : 2,6 g/cm3
- loss on iognition (NOI) : 13,50-13,95 %
Analisis Kimia
- SiO2 : 45-49% - CaO : 2-2,45%
- Al2O3 : 30-36% - MgO : 0,50-1,24%
- Fe2O2 : 50-75% - PH : 5-7,3
- TiO2 : 50-80%
f. Industri Farmasi
Spesifikasi kaoil untuk pengguna dalam industri farmasi ini adalah sebagai berikut :
Analisi Fisik
- Kandungan Air :2%
- Ukuran butir : -325 mesh : 99,5 % minimum
- Berat jenis : 2,5-2,7 gram/cm3
- LOI : 15 %
-Kecerahan : > 83 %
Analisis Kimia
-Pb : 0,001 % maksimum
- SiO2 : 45-50%
- Al2O3 : 36-40%
- Fe2O2 : 0.01%
- K2O : 1,00 %
- MgO : 16-50%
- Batas microbiol : bebas dari exdardasi kaoil
- H2O : 10-14%
- PH : 5,00 – 7,30
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan makalah yang kami buat maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahan Galian Industri merupakan semua mineral dan batuan kecuali mineral logam dan energi, yang digali dan
diproses untuk penggunaan akhir industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk dilebur
seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.
2. Menurut peraturan pemerintah No. 27 Tahun 1980 bahan galian dibagi menjadi 3 golongan yaitu :
1. Bahan galian strategis disebut pula bahan galian golongan A
2. Bahan galian vital disebut pula bahan galian golongan B
3. Bahan galian non strategis dan non vital disebut pula bahan galian golongan C
3. Penggolongan bahan galian berdasarkan Pemanfaatannya
1. Bahan galian Logam / Bijih (Ore)
2. Bahan galian Energi
3. Bahan galian Industri
4. Karakteristik Bahan Galian Industri
Multiguna
Digunakan langsung
Tidak melalui pemasaran internasional
5. Pada dasarnya pengolahan bahan galian meliputi 3 kegiatan:
a. Preparsi
b. Konsentrasi
c. Dewatering
6. Keuntungan dari Pengolahan Bahan Galian :
A. Secara ekonomis: mengurangi ongkos angkut dan mengurangi jumlah flux.
B. Secara teknis: Pengolahan Bahan Galian akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar mineral
berharga relatif tinggi.
7. Penggolongan Bahan Galian Industri berdasarkan cara terbentuknya:
A. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen.
B. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api :
C. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa :
D. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan :
E. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal :
F. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf :
DAFTAR PUSTAKA
Adi, 2009. https://tambangunhas.wordpress.com/tag/pengolahan-bahan-galian/
https://kumpulaninfotambang.blogspot.com/2012/01/penggolongan-bahan-galian.html