Pertemuan 8
SISTEM PEMBEBANAN
Sistem gaya atau kopel yang berada pada bidang sepanjang sumbu longitudinal pada suatu balok disebut sistem pembebanan. Sistem pembebanan mengakibatkan efek internal bahan, al.: tegangan geser, tegangan normal dan lenturan. Penentuan besarnya ketiga efek internal ini merupakan analisa gaya geser dan momen pada sistem pembebanan.
BEBAN CANTILEVER
Dimana balok hanya ditopang pada salah satu ujungnya. Ujung sebelah kiri di klem sedangkan sebelah kanan bebas melentur (defleksi)
PEMBEBANAN SEDERHANA
Dimana pada kedua ujungnya ditopang bebas, artinya hanya mampu menahan gaya tetapi tidak mampu menahan momen untuk mempertahankan keadaan keseimbangan.
PEMBEBANAN MENGGANTUNG
Pada ketiga sistem pembebanan tersebut , gaya-gaya reaksi yag terjadi dapat dihitung dengan hukum keseimbangan statis. Oleh karena itu ketiga sistem pembebanan disebut sistem pembebanan statis tertentukan.
BENTUK BEBAN
Pembebanan Terpusat Pembebanan Merata Pembebanan Bervariasi Pembebanan Kopel
PEMBEBANAN TERPUSAT
PEMBEBANAN MERATA
PEMBEBANAN BERVARIASI
PEMBEBANAN KOPEL
Persamaan keseimbangan statik digunakan untuk menghitung tegangan pada lokasi D, jarak x dari A.Kopel M yang terjadi pada D disebut Resisting Momen pada titi D, yang bersarnya dapat dihitung dengan hukum keseimbangan :
Besarnya bending momen sama dengan resisting momen tetapi arahnya berlawanan. Jumlahaljabar dari dari gaya-gaya ekternal vertikal pada satu sisi (misal sisi kiri) dari potongan D disebut Gaya Geser (Shearing Force). Shearing Force = R1-P1-P2 Besar gaya geser sama dengan resisting force tetapi arahnya berlawanan.
KONVENSI ARAH
Gaya yang menyebabkan bahan melentur cekung (concave) di tas menghasilkan momen lentur (bending momen)positif. Gaya geser yang menyebabkan bahan melentur bagian bawah dikataka menghasilkan momen lentur positif. Dengan demikian maka semua gaya yang mengarah ke atas menghasilkan bending positif dan sebaliknya. Persamaan gaya geser dan momen lentur merupakan fungsi x, dimana x mewakili titik-titik sepanjang sumbu longitudinal bahan. Kedua persamaan ini dapat diplot dalam diagram gaya geser dan momen lentur. Diagram tersebut mewakili besarnya momen lentur dan gaya geser pada setiap potongan permukaan bahan.
Bila dimbil suatu elemen dx akan timbul momenmomen M dan (M + dM) serta gaya geser V dan V + dv serta beban sebesar W dx. Keseimbangan menjadi E Mo = M (M + dM) + V dx + W dx ( dx) = 0 E Mo = M = M + dM + V dx + W (dx) = 0 dM = V dx + W (dx)2 dx2 sangat kecil shg bisa diabaikan, maka dM= V dx V =dM/dx
Ujung kiri beban dianggap sebagai titik nol dari sumbu x pada suatu jarak x dari titik nol resultante gaya bekerja adalah wx. Dengan titik tolak pada konvesi arah dari gaya geser maka besarnya gaya geser yang bekerja menjadi wx. Resultan gaya sebesar wx ini bekerja pada jarak x dari titik yang dianalisa. Besarnya momen lentur menjadi : M=-(wx)( x) M= - wx2 Dari kedua persamaan tersebut dapat digambarkan gaya geser dan momen lentur Gaya geser Pada saat x = 0 nilai gaya geser = 0 dan momen lentur = 0 Pada saat x = 1 nilai gaya geser = wl dan momen lentur = wl2
Persamaan momen lentur wl2 merupakan fungsi kuadrat dengan a,0 menghasilkan titik kritis berupa titik maksimum, maka diagram yang dihasilkan bukan pada gambar (a) tetapi pada gambar (b)
Gambar (a)
Gambar (b)