Anda di halaman 1dari 30

KONSEP STATIKA DAN

MEKANIKA BAHAN
REFERENSI

1. Soemono, 2011, Statika I, Penerbit ITB Bandung.


2. Frick, Heinz., 1978, Mekanika Teknik 2 Statika dan Penggunaannya, Kanisius,
Yogyakarta.
3. Kastiawan, I Made. 2013, Statika Struktur, CV Andi Offset, Yogyakarta.
4. Timoshenko, SP & Young, DH (1965), Theory of Structures, International Student
Edition, Tokyo.

01
PENGERTIAN
• Mekanika ilmu yang Mekanika
mempelajari dan
meramalkan kondisi
benda diam atau Mekanika Benda Mekanika Benda
Mekanika Fluida
bergerak akibat Tegar Berubah Bentuk

pengaruh gaya yang


bereaksi pada benda
tersebut. Dinamika Statika

02
ILUSTRASI
Y

F
P'
P

V
S

Vo
So
X

03
ANALISIS SISTEM STRUKTUR

Pengaruh Luar Perpindahan

Sistem Respon
struktur Struktur

Gaya Reaksi

04
PENGARUH DAN GAYA LUAR

• Gangguan sistem struktur yang membuat sistem mencari


posisi baru agar tetap seimbang.
• Gaya luar dapat dikuantifisir dalam vector yang memiliki
parameter besar (magnitude) kekuatan dan arah (direction).
• Pengaruh luar tidak dapat dikuantifisir sebagai vector,
namun dapat mengakibatkan timbulnya perpindahan
dan reaksi pada sistem struktur.

05
KLASIFIKASI GAYA MENURUT SIFAT

Aspek Jenis
Menurut waktu Gaya statis dan Gaya dinamis
Menurut durasi Gaya tetap dan Gaya sementara
Menurut lokasi kerja Gaya badan dan Permukaan

06
KRITERIA DALAM ANALISIS

Keseimbangan

Benda Tegar dan


Keserasian
Berlaku Hukum
Perpindahan
Newton

Sifat Bahan

07
SISTEM STRUKTUR STATIS TENTU
• Menganalisis mekanika teknik mencakup respon struktur
terhadap gaya atau pengaruh luar.
• Respon ini berupa perpindahan dan gaya reaksi yang
berkaitan.
• Namun dapat juga hanya menentukan gaya reaksi tanpa
melibatkan perpindahan, sistem struktur semacam ini
dinamakan statis tentu (statically determine system).
• Gaya reaksi statis tentu dihitung dengan menerapkan
keseimbangan gaya.
• Jenis analisa yang menerapkan keseimbangan gaya saja
disebut STATIKA.

08
HUKUM DAN KONSEP DASAR
Hukum Kedua Newton 𝐹ത = 𝑚𝑎ത

Hukum Pertama Newton 𝐹ത = 𝑚𝑎ത = 0

Hukum Kriteria Keseimbangan σ𝑛𝑖=1 𝐹𝑥𝑖 = 0; σ𝑛𝑖=1 𝐹𝑦𝑖 = 0; σ𝑛𝑖=1 𝐹𝑧𝑖 = 0;


dan ഥ = 𝐹ത × 𝑑
𝑀 σ𝑛𝑖=1 𝑀𝑥𝑖 = 0; σ𝑛𝑖=1 𝑀𝑦𝑖 = 0; σ𝑛𝑖=1 𝑀𝑧𝑖 = 0;

Konsep Hukum Ketiga Newton aksi + reaksi = 0


aksi = - reaksi

Dasar Konsep Badan Bebas

Hukum Superposisi

09
KONSEP BADAN BEBAS (FREE BODY)
• Jika suatu struktur berada dalam keadaan seibang di bawah
pengaruh gaya luar, maka setiap bagian dari sistem yang
diperoleh dengan jalan melakukan pemotongan fiktif serta
mengisolirnya, juga akan berada pada keadaan seimbang.

10
HUKUM SUPERPOSISI
• Respon total dari suatu sistem terhadap beberapa kombinai
pembebanan, dapat dihitung sebagai penjumlahan aljabar dari
tanggap/ respon-respon struktur terhadap masing-masing
pembebanan.

11
BESARAN SKALAR DAN VEKTOR
• Besaran Skalar
Hanya memiliki besar (magnitude).
Contoh: suhu, kalori, waktu
• Besaran vektor
Vektor memiliki besar, garis kerja, titik tangkap dan arah.
Contoh: lintasan, bobot badan, lendutan pelat dan sebagainya.
Besaran vektor dinyatakan dengan simbol yang diberi tanda garis, panah atau
gelombangdi atas atau di bawah, misalnya 𝐹, ത 𝑛 atau 𝑎.
Ԧ
Jika menuliskan 𝐹ത sebagai vektor, maka besar (magnitude) yang bersangkutan,
sebagai besaran skalar yang dinyatakan tanpa tanda.
𝐹 = 𝐹ത

12
BESARAN SKALA DALAM MEKANIKA TEKNIK
• Satuan yang paling mendasar adalah massa, gaya, panjang dan
waktu.
• Satuan yang biasa digunakan:
• Anglo-Saxon (AS)
Contoh : panjang → foot (ft), yard (yd), inch (in)
suhu → Fahrenheit ( ̊F)
gaya → lb (pound)
• Metrik
Contoh : panjang → meter
suhu → celcius ( ̊C)
gaya → kgf

13
JENIS SISTEM SATUAN

• Sistem satuan gaya atau Force-length-second (FLS)


Besaran gaya F, panjang L dan waktu T ditetapkan terlebih dahulu, kemudian
satuan besaran lainnya, terutama massa (M) disesuaikan. Penetapan sistem
satuan ini ditemukan dalam skala Anglo-Saxon ataupun metrik.
2 1 𝑘𝑔𝑓.𝑑𝑒𝑡 2
Dalam skala metrik: 1kgf gaya → 𝑔 ≈ 10 𝑚Τ𝑑𝑒𝑡 dan 𝑚 =
𝑔 𝑚
1 𝑙𝑏.𝑑𝑒𝑡 2
Dalam skala Anglo-Saxon: 1lb gaya → 𝑔 ≈ 32.2 𝑓𝑡Τ𝑑𝑒𝑡 2 dan 𝑚 =
𝑔 𝑓𝑡

• Sistem satuan massa atau Mass-length-second (MLS)


Sering dinamakan sistem satuan SI, menggunakan skala metrik.
Benda bermassa 1kgm, sebesar 1 𝑚Τ𝑑𝑒𝑡 2 memiliki gaya sebesar 1 𝑁 =
1 𝑘𝑔𝑚 𝑚 𝑑𝑒𝑡 −2

14
KONVERSI ANTARA SISTEM SATUAN

15
ANALISIS GAYA
Gaya merupakan besaran vektor karena memiliki besar, garis kerja, titik tangkap
dan arah.

16
SISTEM KOORDINAT DAN PERJANJIAN TANDA
• Menggunakan sistem koordinat cartesius
• Dalam sistem koordinat cartesius, sumbu (X, Y, Z) diambil
dengan arah positif yang sesuai dengan aturan tangan kanan
atau sekrup kanan (right-hand-screw rule).
Right Hand Screw rule - YouTube
• Posisi titik dari suatu titik dalam ruang, ditentukan oleh
parameter koordinat (x, y, z) dalam bentuk P (x, y, z).
• Jika 𝑖,Ƹ 𝑗,Ƹ 𝑘෠ sebagai tiga vektor satuan pada (X, Y, Z), maka
besar vektor 𝑟Ƹ dari titik P dapat diperoleh dari 𝑟 2 = 𝑥 2 + 𝑦 2 +
𝑧 2 dengan koefisien arah 𝛼, 𝛽, 𝛾 .
𝑥 𝑦 𝑧
cos 𝛼 = ; cos 𝛽 = ; cos 𝛾 =
𝑟 𝑟 𝑟

17
SISTEM KOORDINAT DAN PERJANJIAN TANDA

18
DEFINISI DAN JENIS GAYA
• Gaya translasi disebut sebagai gaya.
• Gaya momen disebut sebagai momen atau kopel.
• Gaya digambarkan pada garis kerja dengan arah yang diberikan oleh
bentuk panah.

19
DEFINISI DAN JENIS GAYA
• Sesuai dengan sifat pengaruhnya terhadap objek pada mana
gaya bekerja, dikenal tiga kelas gaya sebagai vector, yaitu:
• Vektor bebas : vektor yang dapat dipindahkan pada garis lain
yang sejajar dengan garis kerjanya tanpa menimbulkan
perubahan.
• Vektor luncur : vektor yang titik tangkapnya dapat
dipindahkan pada garis kerjanya tanpa menimbulkan
perubahan.
• Vektor tetap : garis kerja maupun titik tangkap tidak dapat
dirubah tanpa menimbulkan perubahan.
• Gaya momen adalah efek memutar yang diakibatkan oleh
suatu gaya akibat adanya jarak yang berperan sebagai lengan
putar.
20
DEFINISI DAN JENIS GAYA
ഥ𝑧 = 𝐹ത × 𝑑 ; 𝑀
•𝑀 ഥ𝑧1 = 𝐹ത × 𝑟

21
HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN GAYA
• Sistem gaya yang konkuren
Semua garis kerja gaya berpotongan pada satu titik.
• Sistem gaya parallel
Semua garis kerja gaya-gaya adalah sejajar dalam ruang maupun bidang.
Semua garis kerja memiliki koefisien arah yang sama, relatif terhadap suatu
sistem koordinat dalam ruang ataupun bidang.
• Sistem gaya koplanar
Semua garis kerja gaya-gaya terletak pada suatu bidang datar atau sebidang,
akan etapi umumnya tidak sejajar atau saling berpotongan di suatu titik.
• Sistem gaya kolinier
Semua garis kerja gaya-gaya berada atau berimpit dalam satu garis. Sistem
ini juga merupakan sistem gaya yang sejajar dan juga merupakan sistem
gaya yang koplanar.
• Sistem gaya orthogonal
Garis-garis kerja gaya saling tegak lurus sesamanya.

22
OPERASI GAYA
• Karena gaya merupakan besaran vektor, maka semua operasi
matematika yang berperilaku terhadap vektor, juga berlaku
terhadap gaya.
• Kesamaan Gaya
Dua gaya atau lebih dikatakan sama jika gaya-gaya memiliki garis
kerja, titik tangkap arah dan besar yang sama.
𝐹ത1 = 𝐹ത2 = ⋯ = 𝐹ത𝑛
• Keberlawanan Gaya
Memiliki garis kerja, titik tangkap dan besar yang sama, tetapi
memiliki arah yang saling berlawanan.
𝐹ത1 = −𝐹ത2 atau 𝐹ത1 + 𝐹ത2 = 𝑜ҧ

23
OPERASI GAYA
• Penguraian dan Proyeksi Gaya
• Penguraian Gaya
𝐹ത1 = 𝐹ത2 + 𝐹ത3
jika pada sumbu (X, Y, Z) yang
vektor satuannya 𝑖,Ƹ 𝑗,Ƹ 𝑘෠
𝐹ത = 𝐹𝑥 𝑖Ƹ + 𝐹𝑦 𝑗+Ƹ 𝐹𝑧 𝑘෠
𝐹𝑥 = 𝐹ത𝑥 ; 𝐹𝑦 = 𝐹ത𝑦 ; 𝐹𝑧 = 𝐹ത𝑧

24
OPERASI GAYA
• Penguraian dan Proyeksi Gaya
• Proyeksi Gaya
𝐹ത2 = 𝐹ത1 cos 𝛼1
𝐹ത3 = 𝐹ത1 cos 𝛼3

25
PENJUMLAHAN GAYA

• Kebalikan dari operasi penguraian


𝐹ത2 + 𝐹ത3 = 𝐹ത1
• Proses operasi penguraian dan penjumlahan gaya
sebenarnya adalah serupa.
• Keduanya merupakan proses yang saling berlawanan.

26
METODA PENJUMLAHAN GAYA

• SECARA ANALITIS
𝐹ത1 + 𝐹ത2 + ⋯ + 𝐹ത𝑛 = 𝑅ത
𝑛 𝑛

𝑅𝑥 = ෍ 𝐹𝑥𝑖 ; 𝑅𝑦 = ෍ 𝐹𝑦𝑖 ;
𝑖=1 𝑖=1

𝑅𝑧 = ෍ 𝐹𝑧𝑖
𝑖=1

27
METODA PENJUMLAHAN GAYA
• SECARA GRAFIS
• Cara Segitiga
𝐹ത1 + 𝐹ത2 = 𝑅ത atau 𝐹ത2 = 𝑅ത − 𝐹ത1

• Cara Jajaran Genjang


Hampir sama dengan cara segitiga, contohnya dapat dilihat pada slide halaman
24

28
CONTOH SOAL
• KONVERSI SATUAN
Nyatakanlah besar percepatan gravitasi dalam sistem datuan Iggris, berdasarkan
satuan mertik, yaitu 𝑔 = 9.80665 𝑚Τ𝑑𝑒𝑡 2 .
Jawab :𝑔 = 9.80665 𝑚Τ𝑑𝑒𝑡 2 = 9.80665 × 3.2803 𝑓𝑡 /𝑑𝑒𝑡 2
= 32.17395 𝑓𝑡Τ𝑑𝑒𝑡 2
• ANALISIS GAYA
Secara analitis, jumlahkanlah dua vector 𝐹ത1 = 4𝑖Ƹ + 3𝑗Ƹ dan 𝐹ത2 = 3𝑖መ + 4𝑗መ
2

𝑅𝑥 = ෍ 𝐹𝑥𝑖 = 𝐹𝑥1 + 𝐹𝑥2 = 4 + 3 = 7


𝑖=1

𝑅𝑦 = ෍ 𝐹𝑦𝑖 = 𝐹𝑦1 + 𝐹𝑦2 = 4 + 3 = 7


𝑖=1
Maka
𝑅ത = 7𝑖Ƹ + 7𝑗Ƹ

29

Anda mungkin juga menyukai