Feedback has been mentioned previously. In particular, feedback was used in op-amp circuits as described in Chapters 14 and 15.

Depending on the relative polarity of the signal being fed back into a circuit, one may have negative or positive feedback. Negative feedback results in decreased voltage gain, for which a number of circuit features are improved as summarized below. Positive feedback drives a circuit into oscillation as in various types of oscillator circuits. A typical feedback connection is shown in Fig. 18.1. The input signal, Vs, is applied to a mixer network, where it is combined with a feedback signal, Vf. The difference of these signals, Vi, is then the input voltage to the amplifier. A portion of the amplifier output, Vo, is connected to the feedback network (_), which provides a reduced portion of the output as feedback signal to the input mixer network. If the feedback signal is of opposite polarity to the input signal, as shown in Fig. 18.1, negative feedback results. While negative feedback results in reduced overall voltage gain, a number of improvements are obtained, among them being

Umpan balik yang telah disebutkan sebelumnya . Pada umumnya, umpan balik menggunakan rangkaian op amp seperti yang dijelaskan dalam Bab 14 dan 15 . Tergantung pada polaritas sinyal yang dikembalikan ke rangkaian, bisa menjadi umpan balik negatif atau positif . Umpan balik negatif menghasilkan tegangan menurun . Umpan balik positif menbuat rangkaian berisolasi dengan berbagai macam tipe rangkaian osilasi. Sambungan umpan balik yang khas ditunjukkan pada Gambar . 18.1 . Sinyal input , Vs , diterapkan ke jaringan mixer , di mana ia dikombinasikan dengan sinyal umpan balik , Vf . perbedaannya sinyal ini , Vi , kemudian tegangan input ke amplifier . Sebagian dari keluaran penguat , Vo , terhubung ke jaringan umpan balik ( ? ) , yang menyediakan berkurang bagian dari output sebagai sinyal umpan balik ke jaringan masukan mixer . Jika sinyal umpan balik dari polaritas yang berlawanan dengan sinyal input , seperti ditunjukkan pada Gambar . 18.1 , hasil umpan balik negatif . Sementara hasil umpan balik negatif berkurang secara keseluruhan gain tegangan , sejumlah perbaikan yang diperoleh , di antaranya adalah

1. Higher input impedance. 2. Better stabilized voltage gain. 3. Improved frequency response. 4. Lower output impedance. 5. Reduced noise. 6. More linear operation.

1. Lebih tinggi impedansi masukan. 2. Lebih stabil gain tegangan. 3. Peningkatan respon frekuensi. 4. Rendah impedansi output. 5. Mengurangi kebisingan. 6. Operasi linear lebih.

18.2 FEEDBACK CONNECTION TYPES There are four basic ways of connecting the feedback signal. Both voltage and current can be fed back to the input either in series or parallel. Specifically, there can be: 1. Voltage-series feedback (Fig. 18.2a). 2. Voltage-shunt feedback (Fig. 18.2b). 3. Current-series feedback (Fig. 18.2c). 4. Current-shunt feedback (Fig. 18.2d). In the list above, voltage refers to connecting the output voltage as input to the feedback network; current refers to tapping off some output current through the feedback network. Series refers to connecting the feedback signal in series with the input signal voltage; shunt refers to connecting the feedback signal in shunt (parallel) with an input current source. Series feedback connections tend to increase the input resistance, while shunt feedback connections tend to decrease the input resistance. Voltage feedback tends to decrease the output impedance, while current feedback tends to increase the output impedance. Typically, higher input and lower output impedances are desired for most cascade amplifiers. Both of these are provided using the voltage-series feedback connection. We shall therefore concentrate first on this amplifier connection.

18,2 KOMENTAR JENIS CONNECTION

Ada empat cara dasar menghubungkan sinyal umpan balik . Kedua tegangan dan arus dapat diberi makan kembali ke input baik secara seri atau paralel . Secara khusus , ada dapat berupa: 1 . Umpan balik tegangan -series (Gambar 18.2A ) . 2 . Umpan balik tegangan - shunt (Gambar 18.2b ) . 3 . Umpan balik arus -series (Gambar 18.2c ) . 4 . Umpan balik arus - shunt (Gambar 18.2d ) . Dalam daftar di atas , tegangan mengacu pada menghubungkan tegangan output sebagai masukan untuk jaringan umpan balik , saat ini mengacu menekan off beberapa output arus melalui umpan balik jaringan . Seri mengacu menghubungkan sinyal umpan balik secara seri dengan input tegangan sinyal , shunt mengacu menghubungkan sinyal umpan balik dalam shunt ( paralel) dengan sumber arus masukan . Koneksi Series umpan balik cenderung meningkatkan resistansi masukan , sementara shunt koneksi umpan balik cenderung mengurangi resistansi masukan . Umpan balik tegangan cenderung menurunkan impedansi output, sedangkan umpan balik arus cenderung untuk meningkatkan output impedansi . Biasanya , input dan output yang lebih rendah lebih tinggi impedansi yang diinginkan bagi kebanyakan amplifier cascade . Kedua hal ini disediakan dengan menggunakan tegangan - seri koneksi umpan balik . Oleh karena itu kita akan berkonsentrasi terlebih dahulu pada koneksi amplifier ini .

Gain with Feedback

In this section we examine the gain of each of the feedback circuit connections of Fig. 18.2. The gain without feedback, A, is that of the amplifier stage. With feedback, _, the overall gain of the circuit is reduced by a factor (1 __A), as detailed below. A summary of the gain, feedback factor, and gain with feedback of Fig. 18.2 is provided for reference in Table 18.1.

Keuntungan dengan Feedback Pada bagian ini kita akan mengkaji keuntungan dari masing-masing sambungan rangkaian umpan balik dari Gambar. 18.2. Keuntungan tanpa umpan balik, A, adalah bahwa dari tahap penguat. Dengan umpan balik,

?, Keuntungan keseluruhan rangkaian berkurang dengan faktor (1? A), sebagai berikut. Ringkasan dari keuntungan, faktor umpan balik, dan keuntungan dengan umpan balik dari Gambar. 18.2 disediakan untuk referensi dalam Tabel 18.1

VOLTAGE-SERIES FEEDBACK Figure 18.2a shows the voltage-series feedback connection with a part of the output voltage fed back in series with the input signal, resulting in an overall gain reduction. If there is no feedback (Vf A V V o s 0), the voltage gain of the amplifier stage is

V V o i (18.1) If a feedback signal, Vf, is connected in series with the input, then Vi Since Vo AVs AVf then (1 A)Vo AVs Vs Vf AVi A(Vs Vf) AVs A(Vo)

so that the overall voltage gain with feedback is Af

V V o s

1 A A (18.2) Equation (18.2) shows that the gain with feedback is the amplifier gain reduced by the factor (1 A). This factor will be seen also to affect input and output impedance among other circuit features.

TEGANGAN-SERIES FEEDBACK Gambar 18.2A menunjukkan hubungan umpan balik tegangan-seri dengan bagian dari output tegangan makan kembali di seri dengan sinyal input, menghasilkan pengurangan keuntungan secara keseluruhan. Jika tidak ada umpan balik (Vf? 0), gain tegangan dari tahap amplifier adalah A? ? V V o s ??? V V

o i ? (18.1) Jika sinyal umpan balik, Vf, dihubungkan secara seri dengan input, maka Vi? Vs? Vf Sejak Vo? AVI? A (Vs? Vf)? AV? AVF? AV? A (? Vo) kemudian (1? A) Vo? AV sehingga gain tegangan secara keseluruhan dengan umpan balik Af? ? V V o s ??? 1? A ?A ? (18.2) Persamaan (18.2) menunjukkan bahwa gain dengan umpan balik adalah gain penguat dikurangi dengan faktor (1? A). Faktor ini akan dilihat juga mempengaruhi input dan output impedansi antara fitur-fitur sirkuit lainnya.

Input Impedance with Feedback

VOLTAGE-SERIES FEEDBACK A more detailed voltage-series feedback connection is shown in Fig. 18.3. The input impedance can be determined as follows: Ii _ _ V Zi i_ __ Vs

Z _
i

Vf_ _ _ Vs _ Zi _Vo_ _ _ Vs _ Z _
i

AVi_ Ii Zi _ Vs __AVi Vs _ IiZi __AVi _ IiZi __AIiZi Zif _ _ V Ii s_ _ Zi _ (_A)Zi _ Zi(1 __A) (18.4) The input impedance with series feedback is seen to be the value of the input impedance without feedback multiplied by the factor (1 __A) and applies to both voltageseries (Fig. 18.2a) and current-series (Fig. 18.2c) configurations.

Input Impedance dengan Feedback TEGANGAN-SERIES FEEDBACK Sebuah tegangan-seri koneksi umpan balik yang lebih rinci ditampilkan pada Gambar. 18.3. input impedansi dapat ditentukan sebagai berikut: Ii? ? V Zi i? ?? vs Z ? i Vf? ? ? Vs?

Zi ? Vo? ? ? Vs? Z ? i AVI? Ii Zi? Vs? AVI? Vs? IiZi? AVI? IiZi? AIiZi Zif? ? V ii s? ? Zi? (? A) Zi? Zi (1? A) (18,4) Impedansi input dengan umpan balik seri dipandang nilai impedansi input tanpa umpan balik dikalikan dengan faktor (1? A) dan berlaku untuk kedua teganganseri (Gambar 18.2A) dan arus-series (Gambar 18.2c) konfigurasi.

VOLTAGE-SHUNT FEEDBACK A more detailed voltage-shunt feedback connection is shown in Fig. 18.4. The input impedance can be determined to be This reduced input impedance applies to the voltage-series connection of Fig. 18.2a and the voltage-shunt connection of Fig. 18.2b.

VOLTAGE-SHUNT FEEDBACK A more detailed voltage-shunt feedback connection is shown in Fig. 18.4. The input impedance can be determined to be This reduced input impedance applies to the voltage-series connection of Fig. 18.2a

and the voltage-shunt connection of Fig. 18.2b.

Output Impedance with Feedback

The output impedance for the connections of Fig. 18.2 are dependent on whether voltage or current feedback is used. For voltage feedback, the output impedance is decreased, while current feedback increases the output impedance. VOLTAGE-SERIES FEEDBACK The voltage-series feedback circuit of Fig. 18.3 provides sufficient circuit detail to determine the output impedance with feedback. The output impedance is determined by applying a voltage, V, resulting in a current, I, with Vs shorted out (Vs _ 0). The voltage V is then V _ IZo _ AVi For Vs _ 0, Vi__Vf so that V _ IZo _ AVf _ IZo _ A(_V) Rewriting the equation as V __AV _ IZo allows solving for the output resistance with feedback: Zof _ _ V I ___ 1_ Zo _A _ (18.6) Equation (18.6) shows that with voltage-series feedback the output impedance is reduced from that without feedback by the factor (1 __A).

Output Impedance dengan Feedback Output impedansi untuk koneksi dari Gambar. 18,2 tergantung pada apakah tegangan atau umpan balik saat ini digunakan. Untuk umpan balik tegangan, impedansi output menurun, sedangkan umpan balik arus meningkatkan impedansi output. TEGANGAN-SERIES FEEDBACK Tegangan-series rangkaian umpan balik Gambar. 18.3 menyediakan rangkaian detail yang cukup untuk menentukan impedansi output dengan umpan balik. Output impedansi ditentukan dengan menerapkan tegangan, V, sehingga saat ini, saya, dengan Vs korslet (Vs? 0). Tegangan V kemudian V? IZO? AVI Untuk Vs? 0, Vi? Vf

sehingga V itu? IZO? AVF? IZO? A (? V) Menulis ulang persamaan sebagai V AV?? Izo memungkinkan pemecahan bagi perlawanan output dengan umpan balik: Zof? ? V saya ??? 1? zo ?A ? (18.6) Persamaan (18.6) menunjukkan bahwa dengan umpan balik tegangan seri impedansi output berkurang itu tanpa umpan balik dengan faktor (1? A)

CURRENT-SERIES FEEDBACK The output impedance with current-series feedback can be determined by applying a signal V to the output with Vs shorted out, resulting in a current I, the ratio of V to I being the output impedance. Figure 18.5 shows a more detailed connection with current-series feedback. For the output part of a current-series feedback connection shown in Fig. 18.5, the resulting output impedance is determined as follows. With Vs 0,A summary of the effect of feedback on input and output impedance is provided in Table 18.2. LANCAR-SERIES FEEDBACK Output impedansi dengan umpan balik arus-series dapat ditentukan dengan menerapkan sinyal V ke output dengan Vs korslet, sehingga saya saat ini, rasio V untuk saya menjadi impedansi output. Gambar 18.5 menunjukkan koneksi yang lebih rinci dengan

umpan balik arus-series. Untuk bagian output dari koneksi umpan balik arus-series ditampilkan pada Gambar. 18,5, output impedansi yang dihasilkan ditentukan sebagai berikut. Dengan Vs? 0, Ringkasan efek umpan balik pada input dan output impedansi disediakan dalam Tabel 18.2.

increased by the factor of 51 (to over 500 k) and output resistance reduced from 20 k to under 400 . Feedback offers the designer the choice of trading away some of the available amplifier gain for other improved circuit features. Reduction in Frequency Distortion For a negative-feedback amplifier having A 1, the gain with feedback is Af 1/.

It follows from this that if the feedback network is purely resistive, the gain with feedback is not dependent on frequency even though the basic amplifier gain is frequency dependent. Practically, the frequency distortion arising because of varying amplifier gain with frequency is considerably reduced in a negative-voltage feedback amplifier circuit. Reduction in Noise and Nonlinear Distortion Signal feedback tends to hold down the amount of noise signal (such as power-supply hum) and nonlinear distortion. The factor (1 A) reduces both input noise and resulting nonlinear distortion for considerable improvement. However, it should be noted that there is a reduction in overall gain (the price required for the improvement in circuit performance). If additional stages are used to bring the overall gain up to the level without feedback, it should be noted that the extra stage(s) might introduce as much noise back into the system as that reduced by the feedback amplifier. This problem can be somewhat alleviated by readjusting the gain of the feedback-amplifier circuit to obtain higher gain while also providing reduced noise signal. Effect of Negative Feedback on Gain and Bandwidth In Eq. (18.2), the overall gain with negative feedback is shown to be

Af 1 A A

A A

1 for A 1 1, the overall gain is approximately 1/. We should realize that for

As long as A

a practical amplifier (for single low- and high-frequency breakpoints) the open-loop gain drops off at high frequencies due to the active device and circuit capacitances. Gain may also drop off at low frequencies for capacitively coupled amplifier stages. Once the open-loop gain A drops low enough and the factor A is no longer much larger than 1, the conclusion of Eq. (18.2) that Af 1/no longer holds true. Figure 18.6 shows that the amplifier with negative feedback has more bandwidth (Bf) than the amplifier without feedback (B). The feedback amplifier has a higher upper 3-dB frequency and smaller lower 3-dB frequency.It is interesting to note that the use of feedback, while resulting in a lowering of voltage gain, has provided an increase in B and in the upper 3-dB frequency particularly. In fact, the product of gain and frequency remains the same so that the gain bandwidth product of the basic amplifier is the same value for the feedback amplifier. However, since the feedback amplifier has lower gain, the net operation was to trade gain for bandwidth (we use bandwidth for the upper 3-dB frequency since typically

f2

f1).

meningkat dengan faktor 51 ( untuk lebih dari 500 k ? ) dan resistansi keluaran berkurang dari 20 k ? ke bawah 400 ? . Umpan balik menawarkan desainer pilihan perdagangan pergi beberapa dari gain amplifier yang tersedia untuk fitur sirkuit perbaikan lainnya . Penurunan Frekuensi Distorsi Untuk penguat umpan balik negatif memiliki ? A 1 , gain dengan umpan balik adalah Af ? 1 / ? . Memang benar bahwa jika jaringan umpan balik adalah murni resistif , gain dengan umpan balik tidak tergantung pada frekuensi meskipun gain penguat dasar adalah frekuensi tergantung . Praktis , distorsi frekuensi timbul karena berbagai amplifier gain dengan frekuensi jauh berkurang dalam penguat umpan balik negatif - tegangan sirkuit . Pengurangan Kebisingan dan Distorsi Nonlinear Umpan balik sinyal cenderung untuk menekan jumlah sinyal noise ( seperti power- supply hum ) dan distorsi nonlinear . Faktor ( 1 ? A ) mengurangi kebisingan baik masukan dan mengakibatkan distorsi nonlinear untuk perbaikan yang cukup besar . Namun, itu harus mencatat bahwa ada pengurangan keuntungan secara keseluruhan ( harga yang dibutuhkan untuk perbaikan dalam kinerja sirkuit ) . Jika tahap tambahan yang digunakan untuk membawa keuntungan secara keseluruhan sampai dengan tingkat tanpa umpan balik , perlu dicatat bahwa tahap ekstra ( s ) mungkin memperkenalkan sebagai banyak suara kembali ke dalam sistem seperti itu dikurangi dengan penguat umpan balik . ini masalah bisa agak dikurangi dengan menyesuaikan gain dari umpan balik - amplifier sirkuit untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi sementara juga menyediakan sinyal noise berkurang . Pengaruh Tanggapan Negatif Gain dan Bandwidth Dalam Eq . ( 18.2 ) , keuntungan secara keseluruhan dengan umpan balik negatif terbukti menjadi Af ? ? 1?

A ?A ??? ? A A ??? ? 1 ? untuk ? A 1 Selama ? A 1 , keuntungan keseluruhan adalah sekitar 1 / ? . Kita harus menyadari bahwa untuk penguat praktis ( untuk single breakpoints rendah dan frekuensi tinggi ) loop terbuka gain menurun pada frekuensi tinggi karena perangkat aktif dan kapasitansi sirkuit . Gain juga mungkin drop off pada frekuensi rendah untuk tahap penguat capacitively digabungkan . Setelah loop terbuka gain A tetes cukup rendah dan faktor ? A tidak lagi banyak lebih besar dari 1 , kesimpulan dari Eq . ( 18.2 ) bahwa Af ? 1 / ? tidak lagi berlaku . Gambar 18.6 menunjukkan bahwa penguat dengan umpan balik negatif memiliki lebih banyak bandwidth ( Bf ) dari penguat tanpa umpan balik ( B ) . Umpan balik amplifier memiliki bagian atas yang lebih tinggi Frekuensi 3 - dB dan lebih kecil lebih rendah 3 - dB frequency.It menarik untuk dicatat bahwa penggunaan umpan balik , sementara menghasilkan penurunan gain tegangan , telah memberikan peningkatan B dan di atas frekuensi 3 - dB khususnya . Bahkan , produk dari gain dan frekuensi tetap sama sehingga gain -the produk bandwidth dari penguat dasar adalah nilai yang sama untuk penguat umpan balik . Namun, sejak amplifier umpan balik memiliki keuntungan yang lebih rendah , operasi bersih adalah untuk gain perdagangan bandwidth (kami menggunakan bandwidth untuk atas frekuensi 3 - dB sejak biasanya f1 f2 ) .

18.5 OSCILLATOR OPERATION The use of positive feedback that results in a feedback amplifier having closed-loop gain |Af | greater than 1 and satisfies the phase conditions will result in operation as an oscillator circuit. An oscillator circuit then provides a varying output signal. If the output signal varies sinusoidally, the circuit is referred to as a sinusoidal oscillator. If the output voltage rises quickly to one voltage level and later drops quickly to another voltage level, the circuit is generally referred to as a pulse or square-wave oscillator. To understand how a feedback circuit performs as an oscillator, consider the feedback circuit of Fig. 18.18. When the switch at the amplifier input is open, no oscillation occurs. Consider that we have a fictitious voltage at the amplifier input (Vi). This results in an output voltage Vo a voltage Vf AVi after the amplifier stage and in

(AVi) after the feedback stage. Thus, we have a feedback voltage Vf AVi,

where A is referred to as the loop gain. If the circuits of the base amplifier and feedback network provide A of a correct magnitude and phase, Vf can be made equal to Vi. Then, when the switch is closed and fictitious voltage Vi is removed, the circuit will continue operating since the feedback voltage is sufficient to drive the amplifier and feedback circuits resulting in a proper input voltage to sustain the loop operation. The output waveform will still exist after the switch is closed if the condition A 1 (18.32)

is met. This is known as the Barkhausen criterion for oscillation. In reality, no input signal is needed to start the oscillator going. Only the condition A A 1 must be satisfied for self-sustained oscillations to result. In practice,

is made greater than 1 and the system is started oscillating by amplifying noise voltage, which is always present. Saturation factors in the practical circuit provide an average value of A of 1. The resulting waveforms are never exactly sinusoidal. However, the closer the value A is to exactly 1, the more nearly sinusoidal is the waveform.

Figure 18.19 shows how the noise signal results in a buildup of a steady-state oscillation condition.Another way of seeing how the feedback circuit provides operation as an oscillator is obtained by noting the denominator in the basic feedback equation (18.2), Af A/(1 A). When A 1 or magnitude 1 at a phase angle of 180, the denominator

becomes 0 and the gain with feedback, Af, becomes infinite. Thus, an infinitesimal signal (noise voltage) can provide a measurable output voltage, and the circuit acts as an oscillator even without an input signal. The remainder of this chapter is devoted to various oscillator circuits that use a variety of components. Practical considerations are included so that workable circuits in each of the various cases are discussed.

18,5 osilator OPERASI Penggunaan umpan balik positif yang menghasilkan penguat umpan balik setelah loop tertutup gain | Af | lebih besar dari 1 dan memenuhi kondisi fase akan menghasilkan operasi sebagai sebuah rangkaian osilator . Sebuah rangkaian osilator kemudian memberikan sinyal keluaran yang bervariasi . Jika sinyal output bervariasi sinusoidal , sirkuit yang disebut sebagai osilator sinusoidal . Jika tegangan keluaran naik dengan cepat ke satu tingkat tegangan dan kemudian turun dengan cepat ke yang lain level tegangan , sirkuit yang umumnya disebut sebagai pulsa atau osilator gelombang persegi . Untuk memahami bagaimana rangkaian umpan balik melakukan sebagai osilator , mempertimbangkan umpan balik sirkuit Gambar. 18.18 . Ketika saklar pada masukan penguat terbuka , tidak ada osilasi terjadi . Pertimbangkan bahwa kita memiliki tegangan fiktif pada masukan penguat ( Vi ) . Hal ini menghasilkan tegangan output Vo ? AVI setelah tahap penguat dan tegangan Vf ? ? ( AVI ) setelah tahap umpan balik . Dengan demikian , kita memiliki umpan balik tegangan Vf ? AVI , dimana ? A disebut sebagai gain loop . Jika rangkaian penguat dasar dan umpan balik

jaringan menyediakan ? A dengan magnitude yang benar dan fase , Vf dapat dibuat sama dengan Vi . Kemudian , , sirkuit ketika saklar ditutup dan tegangan fiktif Vi dihapus akan terus beroperasi karena tegangan umpan balik cukup untuk mendorong penguat dan sirkuit umpan balik menghasilkan tegangan input yang tepat untuk mempertahankan operasi loop . Gelombang keluaran akan tetap ada setelah saklar ditutup jika kondisi Sebuah ? 1 ( 18.32 ) terpenuhi . Hal ini dikenal sebagai kriteria Barkhausen untuk osilasi . Pada kenyataannya , tidak ada sinyal input yang dibutuhkan untuk memulai osilator pergi. Hanya kondisi Sebuah ? 1 harus puas untuk osilasi diri berkelanjutan untuk menghasilkan . Dalam prakteknya , ? A dibuat lebih besar dari 1 dan sistem dimulai berosilasi dengan memperkuat tegangan kebisingan, yang selalu hadir . Faktor kejenuhan dalam rangkaian praktis memberikan " rata-rata " nilai ? A dari 1 . Bentuk gelombang yang dihasilkan tidak pernah persis sinusoidal . Namun, semakin dekat nilai? A adalah persis 1, sinusoidal lebih hampir merupakan bentuk gelombang . Gambar 18.19 menunjukkan bagaimana hasil sinyal kebisingan di penumpukan osilasi steady-state cara condition.Another melihat bagaimana rangkaian umpan balik menyediakan operasi sebagai osilator diperoleh dengan mencatat penyebut dalam persamaan umpan balik dasar ( 18,2 ) , Af ? A / ( 1 ? A ) . Kapan? A ? 1 atau besarnya 1 pada sudut fase 180 , penyebut menjadi 0 dan gain dengan umpan balik , Af , menjadi tak terbatas . Dengan demikian, sangat kecil sinyal ( tegangan noise ) dapat memberikan tegangan output terukur , dan sirkuit bertindak sebagai osilator bahkan tanpa sinyal masukan . Sisa dari bab ini dikhususkan untuk berbagai sirkuit osilator yang menggunakan berbagai komponen . Pertimbangan praktis termasuk sirkuit sehingga bisa diterapkan di setiap berbagai kasus yang dibahas....

18.6 PHASE-SHIFT OSCILLATOR An example of an oscillator circuit that follows the basic development of a feedback circuit is the phase-shift oscillator. An idealized version of this circuit is shown in Fig. 18.20. Recall that the requirements for oscillation are that the loop gain, ?A, is

greater than unity and that the phase shift around the feedback network is 180 (providing positive feedback). In the present idealization, we are considering the feedback network to be driven by a perfect source (zero source impedance) and the output of the feedback network to be connected into a perfect load (infinite load impedance). The idealized case will allow development of the theory behind the operation of the phase-shift oscillator. Practical circuit versions will then be considered

18,6 FASE-SHIFT osilator Contoh dari rangkaian osilator yang mengikuti perkembangan dasar umpan balik sirkuit osilator fase-shift. Sebuah versi ideal dari sirkuit ini ditampilkan dalam Gambar. 18.20. Ingat bahwa persyaratan untuk osilasi adalah bahwa gain loop,? A, adalah lebih besar dari kesatuan dan bahwa pergeseran fasa sekitar jaringan umpan balik adalah 180 (menyediakan umpan balik positif). Dalam idealisasi ini, kami sedang mempertimbangkan umpan balik jaringan yang akan didorong oleh sumber yang sempurna (zero sumber impedansi) dan output dari jaringan umpan balik untuk dihubungkan ke beban yang sempurna (beban impedansi tak terbatas). Kasus ini ideal akan memungkinkan pengembangan teori di balik operasi osilator fase-shift. Versi sirkuit Praktis kemudian akan dipertimbangkan

Concentrating our attention on the phase-shift network, we are interested in the attenuation of the network at the frequency at which the phase shift is exactly 180. Using classical network analysis, we find that f 2 R 1 C6 (18.33)

2 1 9 (18.34) and the phase shift is 180. For the loop gain A to be greater than unity, the gain of the amplifier stage must be greater than 1/or 29: A

29 (18.35) When considering the operation of the feedback network, one might naively select the values of R and C to provide (at a specific frequency) 60-phase shift per section for three sections, resulting in a 180 phase shift, as desired. This, however, is not the case, since each section of the RC in the feedback network loads down the previous one. The net result that the total phase shift be 180 is all that is important. The frequency given by Eq. (18.33) is that at which the total phase shift is 180. If one measured the phase shift per RC section, each section would not provide the same phase shift (although the overall phase shift is 180). If it were desired to obtain exactly a 60 phase shift for each of three stages, then emitter-follower stages would be needed for each RC section to prevent each from being loaded from the following circuit.

Berkonsentrasi perhatian kita pada jaringan fase - shift, kami tertarik dalam atenuasi jaringan di frekuensi di mana pergeseran fasa 180 . Menggunakan analisis jaringan klasik , kita menemukan bahwa f?? 2 R 1 C?6? ? ( 18.33 ) ??? 2 1 9 ? ( 18.34 ) dan pergeseran fasa 180 .

Untuk gain loop ? A lebih besar dari kesatuan , gain dari tahap penguat harus lebih besar dari 1 / ? atau 29 : A ? 29 ( 18.35 ) Ketika mempertimbangkan operasi jaringan umpan balik , seseorang mungkin naif pilih nilai-nilai R dan C untuk memberikan ( pada frekuensi tertentu ) 60 pergeseran fase per bagian untuk tiga bagian , menghasilkan 180 pergeseran fase , seperti yang diinginkan . Ini , bagaimanapun, adalah tidak terjadi , karena setiap bagian dari RC dalam beban jaringan umpan balik menuruni sebelumnya . Hasil bersih yang total pergeseran fasa 180 adalah semua yang penting . Frekuensi diberikan oleh Persamaan . ( 18.33 ) adalah bahwa di mana total pergeseran fasa 180 . jika satu mengukur pergeseran fasa per bagian RC , setiap bagian tidak akan memberikan hal yang sama pergeseran fasa (meskipun pergeseran fasa secara keseluruhan adalah 180 ) . Jika itu yang diinginkan untuk mendapatkan persis pergeseran fasa 60 untuk masing-masing tiga tahap , maka tahap emitor - pengikut akan dibutuhkan untuk setiap bagian RC untuk mencegah masing-masing dari yang diambil dari berikut sirkuit ....