Anda di halaman 1dari 4

KONDENSASI

PEMBUATAN ASAM SIROMAT



I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses kondensasi
Menentukan mekanisme reaksi, menghitung % yield dan % konversi

II. TEORI
Kondensasi adakah suatu proses dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu
molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil. Kondensasi
Knoevenagela adalah reaksi antarasebuah senyawa yang mempunyai sebuah nitrogen
terhadap 2 gugus pengaktif ( seperti C = O atau C = N ) menggunakan ammonia atau
amina sebagai katalis.
Contoh :
Ar C = OCH + CH
2
( CO
2
) H
2
Asam siromat ( 2-fenilpropanoat)
Kondensasi atau pengembunan adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih
padat, seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Proses terjadinya kondensasi dapat dilihat
ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap
dikompresi (yaitu, tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari
pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat.
Sebuah alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan
disebutkondenser. Kondenser umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas
yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi, dan banyak
ukurannya dari yang dapat digenggam sampai yang sangat besar.
Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi) dan merupakan
proses eksothermik (melepas panas). Air yang terlihat di luar gelas air yang dingin di hari
yang panas adalah kondensasi
Kondensasi Dan Pendinginan Lanjut (Sub-Cooling)
Fungsi dari kondenser adalah merubah wujud refrigerant dari bentuk uap/gas menjadi
refrigerant dengan bentuk cair. Proses perubahan dari gas ke cair ini dilakukan dengan
membuang kalor yang ada pada refrigerant ke lingkungan sekitarnya pada suhu dan
tekanan konstan. Dalam percobaan ini kalor dibuang dengan cara konveksi yaitu
meniupkan udara yang mempunyai temperatur lebih rendah dari refrigerant melewati
kondenser sehingga terjadi perpindahan kalor. Proses perpindahan kalor ini
dimaksimalkan dengan adanya sirip-sirip pada kondenser dan aliran udara yang cukup
dan bebas dari hambatan.
Proses kondensasi atau perubahan dari wujud gas ke cair ini terjadi dialam pipa
kondenser dan terjadi pada kondisi tekanan dan temperature tetap. Pada sistem refrigerasi
yang telah dipelajari sebelumnya, proses kondensasi ini adalah proses dari titik 2 ke titik
3. Pada titik 3 idealnya seluruh refrigerant telah berujud cair jenuh (saturated liquid). Jika
perancangan dan pemilihan ukuran kondenser tidak tepat ataupun sirip-sirip condenser
kotor maka pada ujung kondenser belum tentu semua refrigerant telah berbentuk cair.
Suhu/temperatur pada waktu proses kondensasi ini terjadi masih lebih tinggi dari
temperatur udara disekitarnya. Oleh karena itu refrigerant yang mengalir keluar dari
kondenser menuju TXV melalui filter drier masih akan mengalami proses perpindahan
kalor yang akan menurunkan suhu refrigerant lebih rendah lagi dari suhu cair jenuhnya
(saturated liquid). Proses penurunan suhu setelah melalui titik saturated liquid ini
disebut proses subcooling dan wujud refrigerant disebut subcooled liquid. Daerah
subcooled liquid ini terletak disebelah kiri dari kurva saturated liquid pada diagram p-h.
Besarnya pendinginan lanjut yang terjadi di kondenser ini dihitung dengan cara
mengurangi temperatur kondensasi dengan temperatur yang terukur di akhir condenser.
III. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat
Labu leher dua 250 ml, batu didih
Kondenser, pompa air
Erlenmeyer 100 ml
Gelas kimia 250 ml, 400 ml
Gelas ukur 25 ml
Corong Buchner, labu buchner, corong kaca, kertas saring
Kaca arloji
Pipet ukur 10 ml, 25 ml, bola karet
Spatula, batang pengaduk
Penangas minyak
Termometer
Wadah es
Pipet tetes
Bahan
Natrium asetat
Benzaldehid
Asam asetat anhidrat
Asam klorida pekat
Aquades
Es
IV. LANGKAH KERJA ( Melakukan dilemari asam )
Tahap Pembuatan Ester
1. Melelehkan 10 gr natrium asetat hingga leleh dioven, mendinginkan dan
menimbang 4,5 gr lalu memasukkan ke dalam labu bundar leher dua.
2. Menambahkan 7,5 ml Benzaldehid dan 11 ml asam asetat anhidrat kedalam labu
tersebut, kemudian dikocok dengan baik.
3. Memasang condenser dan melakukan refluk pada suhu 140
0
C - 150
0
C selama 1
jam, lalu mendinginkan hingga suhu ruang.
Lanjutan :
1. Melanjutkan pemanasan pada suhu 175
0
C 180
0
C selama 2 3 jam hingga tak
terdapat lagi uap reaktan terbentuk.
2. Mendinginkan residu dalam es selama 10 menit, mengasamkan dengan asam
klorida secara perlahan, dikocok hingga mendapatkan endapan.
3. Menyaring dengan penyaring Buchner dan bilas dengan air dingin.
4. Mengeringkan dalam oven selama 30 menit, mendinginkan dalam desikator,
menimbang hasil.

V. GAMBAR ALAT TERLAMPIR

Anda mungkin juga menyukai