NIM.111411039
2. Fachrudin
NIM.111411040
3. Muhamad Lazuardi H
NIM.111411048
4. Nadita Yuliandini
NIM.111411050
5. Ryan Febryanto H
NIM.111411054
KELOMPOK V (Lima)
3B
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Minyak bumi adalah suatu senyawa hidrokarbon yang terdiri dari karbon (8387%),hidrogen (11-14%), nitrogen (0,2-0,5%), sulfur (0-6%), dan oksigen (0-3,5%).
Prosesproduksi minyak dari formasi tersebut mempunyai kandungan air yang sangat besar,
bahkanbisa mencapai kadar lebih dari 90%.
Proses produksi minyak dari formasi tersebut mempunyai kandungan air yang sangat
besar, bahkanbisa mencapai kadar lebih dari 90%. Selain air, juga terdapat komponenkomponen lainberupa pasir, garam-garam mineral, aspal, gas CO2 dan H2S. Komponenkomponen yang terbawa bersama minyak ini menimbulkan permasalahan tersendiri pada
proses produksi minyak bumi. (Halimatuddahliana. 2003).
Dalam air terdapat logam baik logam berat mapun logam ringan, jarang sekali
dalambentuk atom tersendiri tetapi biasanya terikat olah senyawa lain sehingga berbentuk
molekul. Salah satunya kalsium karbonat (CaCO3) merupakan molekul yang banyak
ditemukan dalamair dan kalsium karbonat merupakan unsur terpenting di dalam
kesadahan (hardness). Ion-ionyang larut dalam air seperti kalsium, karbonat, dan sulfat
dapat membentuk kerak (scale). Scale dapat menyebabkan penyempitan pada sistem
perpipaan, tubing, dan casing sehingga dapat menurunkan produksi.
Kerak (scale) merupakan masalah yang cukup kompleks dan selalu terjadi diladang-ladang
minyak. Kerak didefinisikan sebagai suatu deposit dari senyawa-senyawa anorganik yang
terendapkan dan membentuk timbunan Kristal pada permukaan suatu subtansi. Kerak yang
terbentuk pada pipa-pipa akan memperkecil diameter dan menghambat aliran fluidapada
sistem pipa tersebut. (Aritonang, Clara Derlismawan. 2009).
1.2
Rumusan Masalah
Pembentukan kerak pada dinding pipa dan unit-unit operasi akibat kesadahan air
yangtinggi merupakan masalah serius. Komponen kerak yang utama adalah kalsium
karbonat(CaCO3) dan kalsium sulfat (CaSO4) yang membentuk timbunan keras pada
dinding-dindingpipa. Akibat penumpukan kerak tersebut berdampak kepada kerusakan
instalasi pipa danpenghentian operasi secara mendadak. Apabila scale terbentuk pada pipa
maka akan terjadipengurangan diameter pipa sehingga menurunkan debit air yang melalui
pipa tersebut.Terganggunya aliran fluida menyebabkan suhu semakin naik dan tekanan
semakin tinggimaka kemungkinan pipa akan pecah dan rusak. Oleh sebab itu diperlukan
inhibitor kerak untuk mencegah terjadinya kerusakan pipa produksi minyak bumi.
1.3
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui penyebab kerusakan pipa pada produksi minyak bumi yang disebabkan
olehscale (kerak).
2. Mengetahui proses pembentukan scale (kerak) pada pipa produksi minyak bumi dan
carapenanggulangannya
BAB II
MINYAK BUMI DAN KERAK
3.1
Minyak Bumi
Resevoir minyak dan gas bumi merupakan batuan berpori dan permeabel tempat minyak
dan atau gas bergerak serta berakumulasi. Melalui batuan reservoii ini fluida dapat
bergerak ke arah titik serap (sumur-sumur produksi) dibawah pengaruh tekanan yang
dimilikinya ataun tekanan yang diberikan dari luar. Seperti gambar 1, suatu reservoir dapat
mengandung minyak dan atau gas bumi harus memiliki beberapa syarat terdiri dari :
a. Batuan Resevoir
b. Lapisan Penutup
c. Batuan Asal
Kadar (%)
Karbon (C)
83 87
Hidrogen (H)
10 14
Nitrogen (N)
0,1 2
Oksigen (O)
0,05-1,5
Sulfur (S)
0,05 6
Sumber : kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
1. Alkana (parafin) panah
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic
cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline,
menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur
tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium
dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel
yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory
furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga
merusakkan refractory itu.
3.2
Kerak (Scale)
2.2.1
Kerak (scale) dapat didefinisikan sebagai suatu deposit dari senyawa-senyawa anoganik
yang dapat mengendap atau terendapkan pada permukaan yang terjadi dengan kontak
dengan fluida dan membentuk timbunan kristal pada permukaan subtansi. Timbunan
kristal tersbut terjadi akibat perubahan fisik atau kimia dari senyawa anorganik
tersebut.
Terbentuknya scale atau kerak yang terjadi didalam pipa ini akan menghambat aliran
fluida pada pipa dan memperkecil diameter pada pipa tersebut. Dan pada matriks
formasi endapan sxale akan menyumbat aliran dan menurunkan permeabiliras batuan,
seperti terlihat pada Gambar 2.
scale kerak CaCO3 dan CaSO4 paling sering ditemui pada operasi produksi minyak
bumi. Akibat dari pembentukan scale pada operasi produksi minyak bumi adalah
berkurangnya produktivitas sumur akibat tersumbatnya aliran pada pipa. Penyebab
terbentuknya deposit scale adalah terdapatnya senyawa-senyawa tersebut dalam air
dengan jumlah yang melebihi kelarutannya pada keadaan kesetimbangan.
2.2.2
Kecepatan pengendapan kristaal dipengaaruhi oleh ukuran dan berat jenis kristal
yang membesar pada tahap sebelumnya. Selain itu proses pengendapan dipengaruhi
oleh aliran fluida pembawa, diman kristal akan mengendapa apabila kecepatan
pengendapan kristal lebih besar dari kecepatan aliran fluida.
Sedangkan berdasarkan metode pembentukannya, pembentukan scale dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu secara homgen (homogeneus nucletion) dan heterogen
(heteroneus nucletion), seperti terlihat pada gambar 4.
Sifat Utama
Komponen
Reaksi Kimia
Hard Scale
BaCl2 + Na2SO4
BaSO4
kombinasi keempatnya
+ 2NaCl
Ca(HCO3)2
kandungan MgCO3,
CaCO3 + CO2 +
FeCO3, SiO2,
H2O
CaSO4.2H2O FeS.
CO2.
Misc
Fe + H2S
FeS, Fe2O3
FeS + H
Bentuk Fisik
Fisik
Dengan Penambahan
HCl 15%
Tidak Larut
Panjang, padat
kristalnya seperti
mutiara
Padat, halus,
berbentuk kristal
Sumber : Halimatuddahliana
b. Scale yang berwarna gelap dari coklat sampai dengan hitam
Scale yang berwarna gelap dari coklat sampai dengan hitam ini dapat
dikelompokkan kembali menjadi 2 buah adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Jenis Scale (Kerak) Berwarna Gelap dari Cokelat sampa Hitam
Jensi
Scale
A
Bentuk Fisik
Fisik
Padat dan
coklat
Berikut ini adalah kerak (scale) yang sering dijumpai pada ladang minyak beserta
penyebab terbentuknya kerak.
Tabel 4. Scale (kerak) Yang sering dijumpai di Ladang
Nama
Rumus Kimia
Kalsium Karbonat
CaCO3
CaSO4.H2O
CaSO4.1/2H2O
CaSO4
Barium Sulfat
BaSO4
Strontium Sulfat
SrSO4
Iron Compound
Ferrous Carbonat
FeCO3
Ferrous Sulfite
Fe2S
Ferrous Hydroxide
Fe(OH)2
Ferric Hydroxide
Fe(OH)2
Ferric Oxide
Fe2O3
4.1
Kalsium Karbonat
Kalsium Sulfat
Pada kodisi suhu yang lebih tinggi akan terbentuk CaSO4 anyhidrate ataupun
hemihydrate. Berikut ini adalah persaamn reaksi terbentuknya kalsium sulfat :
Ca2+ + SO42- CaSO4...................... (5)
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan scale kalsium sulfat adalah
perubahan suhu dan tekanan.
a. Pengaruh Suhu
kadar kelarutan gypsum, dan anyhidrite kalsium karbonat mempunyai perbedaan,
seperti terlihat pada gambar 8.
Senyawa Besi
Stronsium Sulfat
Stronsium sulfat berbentuk karena dipengaruhi oleh suhu dan besarnya garam yang
telarut.
BAB III
SCALE INHIBITOR
3.1 Scale Inhibitor
3.1.1
scale bila ditambahkan pada konsentrasi yang kecil pada air. Penggunaan bahwa bahan
kimia ini sangat menarik, karena dengan dosis yang sangat rendah dapat mencukupi
untuk mencegah scale dalam periode waktu yang lama.
Scale inhibitor juga merupakan upaya pengolahan secara kimia guna mencegah dan
mengendalikan kerak. Bahan scale inhibitor dapat diinjeksikan melalui titik downhole
atau dibuat matriks pada medium yang akan dilindungi untuk perawatan secara berkala.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis inhibitor untuk
mendapatkan efektifitas kerja inhibitor yang baik adalah sebagai berikut:
a. Jenis scale, dengan diketahuinya komposisi scale (kerak) dapat dilakukan pemilihan
scale inhibitor yang tepat.
b. Kekerasan scale.
c. Temperatur
secara umum, inhibitor berkurang keefektifannya apabila temperatur meningkat.
Setiap inhibitor mempunyai batas maksimum temperatur operasi agar dapat
berfungsi dengan baik.
d. pH
Kebanyakan scale inhibitor konvensional tidak efektif pada pH rendah.
e. Kesesuaian bahan kimia
scale inhibitor yang digunakan harus sesuai dengan bahan kimia lain yang juga
digunakan untuk kepentingan operasi seperti corrosion inhibitor. Beberapa scale
inhibitor ada yang bereaksi dengan kalsium, magnesium atau barium membentuk
scale pada konsentrasi yang tinggi.
f. Padatan terlarut
semakin banyak padatan terlarut maka semakin tinggi konsentrasi inhibitor yang
digunakan.
g. Kesesuaian dengan kondisi air
Kandungan ion-ion kalsium, barium, dan magnesium yang ada dalam air akan
menyebabkan terjadinya reaksi dengan beberapa jenis inhibitor sehingga
menimbulkan masalah baru yaitu terbentuknya endapan. Sehingga jenis inhibitor
harus dipilih sesesuai mungkin.
h. Iklim
Setiap inhibitor mempunyai titik lebur tertentu dan cara menginjeksikan ke dalam
sistem, sehingga untuk menghindari terjadinya pembekuan ataupun perubahan
komposisi dari inhibitor.
3.1.2
Prinsip kerja dari scale inhibitor yaitu pembentukan senyawa kompleks (chelat) antara
scale inhibitor dengan unsur-unsur pembentuk kerak. Senyawa kompleks yang
terbentuk larut dalam air sehingga menutup kemungkinan pertumbuhan kristal yang
besar. Disamping itu dapat mencegah kristal kerak untuk melekat pada permukaan pipa
(Patton, 1981).
Mekanisme kerja scale inhibitor ada dua, yaitu:
a. Scale inhibitor dapat teradsorpsi pada permukaan kristal scale pada saat mulai
terbentuk. Inhibitor merupakan kristal yang besar yang dapat menutupi kristal yang
kecil dan menghalangi pertumbuhan selanjutnya.
b. Dalam banyak hal bahan kimia dapat dengan mudah mencegah menempelnya suatu
partikel-partikel pada permukaan padatan.
Salah satu metoda yang sering digunakan dalam pencegahan scala adalah metode
Downhole Scale Squeeze Treatment (DSST).
fluida pembawa disertai dengan zat akitf permukaan untuk memperbaiki keabsahan
batuan formasi.
Dengan cara tersebut diharapkan scale inhibitor dapat teradsorpsi ke dalam batuan.
Dengan metode Downhole Scale Squeeze Treatment (DSST) cukup effektif vertical
well, akan tetapi untuk horizontal well agak sedikit sulit terutama untuk membuat
inhibtor terserap. Dengan adanya inhibitor ini maka terbentuknya lapisan film yang
mengandung inhibitor untuk melindunfi pipa dari kerak. Gambar 12, menunjukkan
Proses penginjeksian scale inhibitor dengan metode Downhole Scale Squeeze
Treatment (DSST).
mencegah
pembentukan
kerak
pada
rentang
temperatur,
tekanan,
suspensi.
Beberapa scale
inhibitorbereaksi
dengan
ion
kalsium,
bahan
kimia
lain,
seperti corrosion
inhibitor, wax inhibitor, dan hydrate inhibitor, sehingga tidak ada padatan yang
terbentuk
3.1.3
Scale inhibitor yang digunakan di ladang-ladang minyak dibagi atas dua tipe yaitu scale
inhibitor anorganik dan scale inhibitor organik. Senyawa anorganik fosfat yang umum
digunakan sebagai inhibitor adalah kondesat fosfat dan dehidrat fosfat. Anorganik
fosfat banyak digunakan sebagai scale inhibitor sebelum berkembangnya fosfonat,
fosfat ester dan polimer. Pada dasarnya bahan-bahan kimia ini mengandung group P-OP dan cendrung untuk melekat pada permukaan kristal. Ikatan oksigenfosfor ini sangat
tidak stabil dalam larutan encer dan akan terhidrolisa (bereaksi dengan air)
menghasilkan ortofosfat yang tidak aktif atau tidak berfungsi sebagai scale inhibitor.
Reaksi ini biasa disebut sebagai reversi (Cowan, 1976).
Scale inhibitor organik yang biasa digunakan: organo fosfonat, organo fosfat ester dan
polimer-polimer organik. Organo fosfat ester efektif untuk kerak CaSO4, organo
fosfonat efektif untuk kerak CaCO3 dan polimer-polimer organik efektif untuk kerak
CaCO3, CaSO4 dan BaSO4.
Sifat dari scale inhibitor yang sangat diharapkan stabil dalam air pada waktu yang
panjang dan temperatur yang tinggi. Organo fosfor lebih stabil dari anorganik
polifosfat. Ikatan langsung antara karbon-fosfor menyebabkan organo fosfat lebih stabil
melawan reversi terhadap waktu, temperatur dan pH (Cowan, 1976).
a. Inorganic Poliphospate
Selain itu polifosfat (poli P) dapat disintesis dengan polimerisasi turunan asam
posfat. Dengan reaksi sebagai berikut:
2 HPO42
P2O74 + H2O
Kinerja dari inhibitor ini akan dipengaruhi oleh konsentrasi dan pH lingkungannya.
Konsentrasi optimum untuk inorganic polyphosphate untuk sebesar 100 M dan pH
optimal untuk inhibitor inorganic polyphosphate sebesar 9.19.
b. Organic Poliphospate
Organic Poliphospate merupakan inhibitor menghambat terjadinya kerak dengan
cara teradsorpsi kimiawi pada permukaan logam, melalui ikatan logam-heteroato.
Inhibitor ini terbuat dari bahan organik. Contohnya adalah : organofosfat, organo
fosfat ester dan aminotrimethylene phosphoric acid.
Inhbitor organik poliphospate biasanya di kemas dalam bentuk cairan konsentrat dan
tidak dapat dipisahkan sebagai bahan kimia stabil. Inhibitor organik polifosfat cocok
untuk jenis kerak kalsium sulfat (CaSO4).
c. Phosponates
pada
suhu
210oF,
akan
terurai
menjadi
fosfat,
Menurut
Komposisi
ini dibuat dengan mereaksikan asam phosphoric dengan alcohol. Berikut reaksi
pembentukannya:
OP(OH)3 + ROH OP(OH)2(OR) + H2O
OP(OH)2(OR) + R'OH OP(OH)(OR)(OR') + H2O
OP(OH)(OR)(OR') + R"OH OP(OR)(OR')(OR") + H2O
Ester fosfat lebih toleran terhadap kondisi asam dari polifosfat . Stabil pada suhu
150F - 160F ( 65-71C ), mereka dapat menahan suhu 180F (82C) - 200F
(93C) selama beberapa jam.
Dalam keterbatasan suhu ini, ester fosfat umumnya sangat efektif kalsium karbonat
(CaCO3) dan kalsium sulfat (CaSO4) inhibitor. Kecuali dalam lingkungan asam (pH
<5,5), mereka juga memberikan kontrol yang sangat baik dari strontium sulfat
(SrSO4) dan barium sulfat (BaSO4) presipitasi. Secara umum, ester fosfat yang larut
dalam air asin dan kompatibel dengan tinggi kalsium.
Ester phospat merupakan scale inhibitor yang sangat efektif tetapi pada temperatur
diatas 175C dapat menyebabkan proses hidrolisa dalam waktu singkat. Pada 6.
Jenis Inhibitor Ester Fosfat :
Tabel 6. Jenis Inhibitor Ester Phospate
Jenis Inhibitor
Ester Phospates
Alpha 2003 dan
Alpha 2004
Komposisi
pengontrol reologi adalah tentang bagaimana suatu fluida mengalir apabila diberikan
gaya.
polimer seperti akrilat dapat digunakan sebagai inhibitor kerak pada temperatur
diatas 150C. Berikut ini adalah contoh polimer yang sering digunakan sebagai scale
inhibitor pada tabel 7.
Tabel 7. Jenis Inhibitor Polimer
Jenis Inhibitor Polimer
Komposisi
50-55% garam natrium aktif poliaklrilat kompleks
Alpha 2771
50% Aktif poliakrilat
J-Poly 101A
Sumber : http://www.weatherford.com
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Pembentukan kerak pada pipa produksi minyak bumi disebabkan oleh adanya
kesadahan dalam air yang terbawa bersama-sama minyak pada waktu pengeboran minyak
bumi. Kesadahan pada air ini dapat menyebabkan pengendapan mineral berupa kerak,
yang menyumbat saluran pipa sehingga mengganggu aliran fluida dan menyebabkan suhu
semakin naik dan tekanan semakin tinggi maka kemungkinan pipa akan pecah dan rusak.
Sedangkan kerak yang terbentuk dapat dihilangkan dengan scale inhibitor. Scale
inhibitor adalah bahan kimia yang menghentikan atau mencegah terbentuknya scale bila
ditambahkan pada konsentrasi yang kecil pada air. Scale inhibitor dapat teradsorpsi pada
permukaan kristal scale pada saat mulai terbentuk. Inhibitor merupakan kristal yang besar
yang dapat menutupi kristal yang kecil dan menghalangi pertumbuhan selanjutnya dan
dalam banyak hal bahan kimia dapat dengan mudah mencegah menempelnya suatu
partikel-partikel pada permukaan padatan.
Scale inhibitor yang biasa digunakan pada aliran perpipaan adalah inorganik
poliphospate,organik poliphospate,ester phospates, phosponates, polimer.
4.2 Saran
Dalam penggunaan pipa harus memilih pipa yang cocok dan sesuai dengan spesifikasi
aliran yang digunakan. Dalam instalasi perpipaan kita diharapkan untuk mengecek
keadaan pipa dalam jangka waktu tertentu, seperti adanya kerak pada dinding pipa agar
pipa yang di gunakan selalu dalam keadaan baik dan dapat melakukan fungsinya dengan
maksimum. Hal ini juga akan membantu kita dalam pemeliharaan pipa, karena apabila
kerak telah menumpuk pada dinding pipa akan membutuhkan biaya yang besar untuk
membersihkannya. Sehingga pipa dapat digunakan dengan rentang waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Halimahtuddahliana. 2003. Pencegahan Scale dan Korosi Pada Produksi Minyak Bumi.
Medan : Fakultas Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara.
Asnawati. 2001. Pengaruh Temperatur Terhadap Reaksi Fosfonat dalam Inhibitor Kerak
pada Sumur Minyak. Jember : Fakultas MIPA Universitas Jember.
Permata Sari, Ratna. 2011. Studi Penanggulangan Problem Scale Dari Near-Well Bore
Hingga Flowline di Lapangan Minyak Limau. Jakarta. : Fakultas Teknik Kimia
Univesitas Indonesia.
Angraini, Wiwit. 2011. Kerak (scale) Penyebab Kerusakan pada Pipa Produksi Minyak
Bumi. Padang : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Padang.
Anonim. 2009. Kegiatan Industri Migas : Pipa Flow Assurance
http://kegiatan-migas.blogspot.com/2009/04/pipa-flow-assurance-6.html. (2 januari 2014)
Zulfikar. 2011. Downhole Scale Squeeze Treatment
http://zulfikariseorengineer.blogspot.com/2011/06/downhole-scale-squeezetreatment.html.
(8 Januari 2014)