Anda di halaman 1dari 13

PNEMONIA

Pneumonia adalah keradangan parenkim paru dimana asinus terisi oleh cairan radang,dengan atau
tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke dalam interstitium. Secara klinispneumonia didefinisikan
sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan olehmikroorganisme (bakteri, virus, jamur,
parasit)
Definisi radiologik

: Suatu proses bertambah padatnya jaringan / parenchym paru yang berjalan

cepat mengenai suatu/ beberapa segmen/ lobus.


Patogenesis
Dalam keadaan sehat pada paru tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaanini
disebabkan

oleh

adanya

mekanisme

pertahanan

paru.

Apabila

terjadiketidakseimbangan antara daya tahan tuguh, mikroorganisme dan lingkungan,


makamikroorganisme dapat masuk, berkembang biak dan menimbulkan penyakit.
Risikoterjadinya

infeksi

pada

paru

sangat

tergantung

pada

kemampuan

mikroorganismeuntuk mencapai dan merusak permukaan epitel saluran napas. Ada


beberapa caramikroorganisme untuk mencapai dan merusak permukaan saluran nafas
:Inokulasilangsung, penyebaran melalui pembuluh darah, inhalasi bahan aerosol,
kolonisasipada permukaan mukosa. Terbanyak adalah kolonisasi.Predisposisi: influenza,
alkoholisme, gizi kurang, debiliti.Komorbid: DM, gagal ginjal menahun, gangguan imuniti, PPOK,
pneumokoniosis.
Patologi Anatomi
Terdapat empat stadium anatomi dari pneumonia lobaris, yaitu:
1. Stadium

kongesti,

terdiri

dari

proliferasi

cepat

dari

bakteri

dengan

peningkatanvaskularisasi dan eksudasi yang serius. Sehingga lobus yang terkena


akanberat, merah penuh dengan cairan. Rongga alveolar mengandung cairan edemayang
berprotein, neutrofil yang menyebar dan banyak bakteri. Susunanalveolar masih tampak.
2. Stadium hepatisasi merah terjadi oleh karena rongga udara di penuhi
denganeksudat

fibrinosupuratif

yang

berakibat

konsolidasi

kongestif

yangmenyerupai hepar pada jaringan paru. Benang-benang fibrin dapat mengalir


dari suatu alveolus melalui pori-pori yang berdekatan.
3. Stadium hepatisasi kelabu (konsulidasi) melibatkan desintegrasi progresif darileukosit dan
eritrosit bersamaan dengan penumpukan terus-menerus dari fibrindiantara alveoli.

4. Stadium akhir yaitu resolusi, mengikuti kasus-kasus tanpa komplikasi.Eksudat yang


mengalami konsolidasi di antara rongga alveoli dicerna secara enzimatis yang
diserap kembali atau dibersihkan dengan batuk. Parenkim paruk e m b a l i m e n j a d i p e n u h
d e n g a n c a i r a n d a n b a s a h s a m p a i p u l i h m e n c a p a i keadaan normal.
Gejala klinik
Demam tinggi, menggigil, batuk dan sakit dada pada daerah yang terkena
Gambaran radiologik:
1. Adanya penambahan densitas (bayangan radioopaque) yang homogen dan diffus, berbatas
tegas, mengenai satu beberapa segmen atau lobus.
2. Karena mengenai segmen atau lobus maka gambaran yang terlihat pada posisi PA harus
sesuai dengan posisi lateral.
3. Tidak terdapat pengecilan volume dan masih terlihat adanya airbronchogram, yaitu
bayangan bronchus yang berisi udara.

On this partial CT image, air bronchograms are present (indicated by arrows). (Left)
4. Kadang-kadang ada pembesaran kelenjar hili.
5. Pada keadaan afebris, gambaran radiologik masih tampak.
6. Pada stadium penyembuhan/resolusi : akan terlihat bayangan homogen yang diffus
berkuranng dan diganti dengan bayangan garis-garis yang menyerupai sarang tawon
kemudian akan normal kembali.
7. Kadang-kadang disertai dengan pleural effusion, dimana akan terlihat sinus phrenicocostalis
tumpul.
Bila tidak disertai effusion, sinus phrenicocostalis tajam

Here is an example of right upper lobe pneumonia. (Right)


Pnemonia dengan gambaran radiologik berdasarkan etiologinya :
STAPHYLOCOC PNEMONIA :
Jarang menyerang orang dewasa dan lebih sering terjadi pada anak atau bayi.
Gambaran radiologik : Karena adanya proses suppurasi, akan terbentuk rongga / cavity dan kadangkadang disertai pleural effusion.
Here
is an

example of left lower lobe pneumonia. Aspiration pneumonias typically present


with consolidation of the lower lobes.

http://www.radiology.emory.edu/educational-programs/medical-students/coursemodules/module-2/case1/index.html

FRIEDLANDER PNEMONIA
Gejala kliniknya lebih berat : Mortalitas mencapai 70 80% dan meninggal dalam minggu
pertama.
Gambaran radiologik : Bayangan radio-opaque homogen dan diffus yang cepat membentuk abses
dan terlihat adanya airfluid meniscus. Bila masaih dalam proses suppurasi, airfluid meniscus belum
tampak. Dinding rongga tegas dan tampakn adanya fissural bulging.

INFARK PARU
Infark paru adalah kematian jaringan paru karena tersumbatnya arteri pul-monalis atau
cabangnya oleh suatu embolus.
Sebenarnya infark dan emboli merupakan 2 hal yang tak dapat dipisahkan. Infark paru
merupakan penyakit dengan gambaran emboli paru yang disertai ge-jala utama berupa nyeri
pleuritik dan hemoptisis.
Infark selalu disebabkan oleh embolus, tetapi embolus tidak selalu menye-babkan infark. Infark
paru dapat terjadi setelah embolisasi pada orang sehat (misalnya pada orang muda yang menderita
thrombosis vena setelah mengalami fraktur tulang atau pada wanita muda yang menderita
thrombosis vena setelah pemberian obat-obat kontrasepsi), tapi frekuensinya amat jarang. Infark
lebih sering terjadi pada orang tua dengan penyakit dasar yang berat seperti gagal jantung kronik.
Infark paru terjadi pada keadaan :
1. Passive hyperaemi pada penyakit kardiovaskuler yang kronik
2. Adanya lokal venous obstruction
3. Drainage pulmonan yang terganggu
4. Tumor
5. Pnemotorax
6. Atelectase
Gejala klinik :

Sakit dada hebat dan mendadak

Sesak nafas

Hemoptoe

Pada auskultasi terdengar adanya pleural friction rub.

Gambaran radiologik:
a) Lesi

berbentuk

polygonal,

segitiga

atau

bulat

dengan

bercak-bercak

seperti

broncopnemonia.
b) Mengambil lokasi biasanya antara pertemuan dua pleura atau di basis paru
c) Bila ada emboli tanpa disertai infark, daerah paru yang terkena tampak lebih luscent dan
akan terbentuk rongga (cavity) bila disertai sepsis.
d) Jantung biasanya mengalami hypertrophy atau dilatasi karena adanya chronic passive
congestion.

PENDAHULUAN
Nefroblastoma (tumor wilms) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional
primitive di ginjal. Makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan gambaran
histopatologisnya menunjukkan gabungan dari pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot
poios, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Tumor ginjal (nefhroblastorna) juga merupakan
tumor urogenitalia terbanyak setelah tumor prostat dan tumor kandung kemih. Ginjai terdiri atas
parenkim ginjai dan system saluran ginjal yaitu system pelvikalises. Kedua bagian ginjal ini dapat
terserang turnor jinak rnaupun turnor ganas, dengan garnbaran klinik dan prognosis yang berbedabeda. Tumor ini dapat berasal dari tumor primer di ginjal ataupun merupakan tumor sekunder yang
berasal dari metastase keganasan di tempat lain. Tumor ginjal pirner ini dapat mengenai parenkim
ginjal ataupun mengenai sistem saiuran ginjal tersebut.
Tumor wilrns (nefroblastorna) adalah turnor ganas embrional ginjal yang berasal dari
metanefros. Nama lain turnor ini adalah nefroblastoma atau embriomarenal. Tumor ganas ginjal
atau kanker ginjal yang terdapat pada anak-anak yang berumur kurang dari 4-5 tahun tetapi kadang
diternukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Turnor ini biasanya unilateral dari
berkembang pesat dan diikuti dengan perubahan epitel dan sal mesodermal. Mula- mula
asimtornatik, kemudian nyeri lokal, muntah, apati dan demam, pucat, berat badan .menurun,
distensi perut dan hipertensi. Tumor ini paling sering pada anak khususnya umur 3-4 tahun.
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Insiden penyakit ini hampir sama di setiap negara, karena tidak ada perbedaan ras, iklim dan
lingkungan, yaitu diperkirakan 8 per 1 juta anak dibawah umur 15 tahun. Lebih sering disebelah
kiri, bisa juga bilateral (sekitar 5%).
Nefhroblastoma (tumor wilms) berasal dari blastema metanefrik, karena itu tumor ini terdiri
dari unsur blastema, epitel, dan stroma, pada sediaan makroskopik tampak sebagai tumor yang
besar berwarna abu-abu dengan fokus perdarahan atau nekrosis. Tumor wilms ialah tumor intra
abdominal yang terjadi pada anak (0-19 tahun) dan tumor terbanyak pada ginjal. Di Asia Tenggara
25-40% kasus terjadi pada bayi. Ini membuktikan adanya pengaruh genetik pada umumnya tumor

ginjal pada bayi baru lahir biasanya merupakan nefroma mesoblastik kongenital atau merupakan
variasi patologi dari tumor tersebut. Tumor ini sangat jarang terjadi pada remaja dan dewasa.

ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms berhubungan
dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
- kelaianan saluran kemih
- aniridia (tidak memiliki iris)
- hemihiperrofi (pembesaran separuh bagian tubuh)
Tumor ini bisa tumbuh cukup besar, tetapi biasanya tetap berada dalam kapsulnya bisa menyebar ke
bagian tubuh lainnya.Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat
tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan
glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur
ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu.Sehingga diperkirakan bahwa kemampuan
blastema primitif untuk merintis jalan kearah pembentukan tumor wilms, apakah sebagai mutasi
germinal atau somatik, itu terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu. Sekitar 1,5% penderita
mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga menderita tumor wilms. Hampir semua
kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus tumor bilateral. Sekitar 7-10%
kasus tumor wilms diturunkan secara autosomal dominan. Mekanisme genetik yang berkaitan
dengan penyakit ini, belum sepenuhnya diketahui.
Penyebab wilms tumor adalah neuroblastoma yang dapat menyebabkan tumor ganas pada abdomen
anak-anak. Pada anak-anak biasanya asimtomatik dan massanya ditemukan secara kebetulan. Foto
polos menampakkan densitas soft tissue biasanya tanpa kalsifikasi dan pada menempakkan distorsi
dari colleting sistem oleh lesi intrarenal.
ANATOMI
Ginjal atau ren ada dua buah, berada di sebelah kiri dan kanan columna vertebralis. Berbentuk
seperti kacang merah dengan ukuran panjang 11 cm, lebar 6 cm dan tebal 3 cm. Mempunyai
extremitas cranialis (polus cranialis) dan extremitas inferior (polus caudalis), facies anterior dan
facies posterior, kedua permukaan itu bertemu pada margo lateralis dan margo medialis. Kedua

buah ginjal di bungkus oleh suatu jarinan ikat yang membentuk capsula fibrosa. Secara relaif ginjal
pada anak-anak lebih besar daripada orang dewasa. Ginjal ikut bergerak dengan gerakan respirasi.
Ginjal terletak di bagian posterior cavum abdominis, retroperotoneal disebelah kiri dan kanan
columna vertebralis, setinggi 1- 4 pada posisi berdiri.Kedudukan ini bisa berubah mengikuti
perubahan posisi tubuh. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari yang kiri disebabkan karena hepar
berada di sebelah cranial dari ginjal, pada wanita kedudukan ginjal kira-kira setinggi vertebra lebih
rendah daripada pria.

Ginjal kiri dan ginjal kanan terletak berdampingan dengan organ-organ yang
berada disekitarnya, baik pada facies anterior maupun pada facies posteriornya.Ruang peritoneum
di ventral dibatasi oleh peritoneum parietalis, di dorsal oleh tulangbelakang, muskulus psoas,
muskulus kuadratus lomborum, di cranial oleh iga VII dan diafragma, dan di kaudal oleh pinggir
pelvis. Di lateral rongga ini dibatasi oleh tepi lateral muskulus kuadratus lumborum. Ruang
retroperitoneum berisi ginjal,ureter, kelenjar adrenal, pankreas, duodenum, aorta abdominalis, vena
kava inferior, pembuluh spematikalovarika, pembuluh darah dan kelenjar limfe, dan bagian saraf
autonom serta saraf perifer. Karena tidak ada batas antomik untuk ruang retroperitoneum, maka
proses patologik dapat meluas dengan mudah dan sering bersifat bilateral. Diagnosis penyakit di
daerah ini dipermudah dengan pemeriksaan radiologi seperti pielografi, venografi, arteriografi yang
semuanya dapat menunjukkan perubahan letak penyumbatan, atau bendungan, dan pemeriksaan
ultrasonografi, gejala klinik sering baru timbul saat proses patologik sudah lanjut.
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi tumor wilms ditandai dengan proliferasi abnormal metanefrik blastema sel, yang mana
berkembang menjadi primitive embriologi sel dan ginjal. Nefhroblastoma (tumor wilms) dalam
pertumbuhannya mendesak jaringan ginjal yang sehat disekitarnya dan membentuk semacam

pseudokapsul sehingga tumor ini mempunyai batas-batas makroskopis yang jelas yang tertutup oleh
jaringan ginjal. Kemudian dalam perkembangannya tumor wilms ini mendesak pseudokapsul
tersebut, diikuti dengan intiltrasi ke dalam jaringan ginjal kemudian menyebar lagi kedalam
jaringan ginjal, dan menyebar ke dalam jaringan perineal dan mulailah penyebaran atau metastase.
Nefhroblastoma atau tumor wilms terbagi dalam 4 stadium tumor yaitu:

Stadium I
Tumor ini terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Sehingga tumor ini dapat
bereaksi dengan lengkap.

Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan sekitar ginjal yaitu
jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor ini masih dapat
direseksi dengan lengkap.
Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitattim), misalnya ke hepar, peritoneum dan lainlain.
Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru, otak dan tulang.
DIAGNOSIS
Gambaran Klinis
Rata-rata usia yang didiagnosa mengidap tumor wilms adalah 3,5 tahun. Gambaran paling umum
yang nampak yaitu pasien datang dengan massa abdomen yang asimptomatik dapat disertai
hematuri mikroskop, terkadang oklusi vena renalis kiri oleh tumor menyebabkan abstruksi yang
berlanjut menjadi varikokel kiri. Gejala dini yang terdapat muncul adalah malaise, berat badan

turun, anemi atau gangguan miksi. Trauma abdomen ringan dapat menyebabkan ruptur tumor
sehingga terjadi trauma abdomen akut. Dapat terjadi hipertensi akibat penekanan vaskuler maupun
parenkim ginjal.

Kongenital anomali yang utama termasuk anomali genitourinaria (Sindrom WAGR dan DENYSDrash 5%) soliter, horseshoe kidney, hipospadia dan kriptosidisme, hemihipertrofi dan
organomegali (Sindrom BecwithWiedmarin 2% kasus), dan aniridia (1% kasus). Anak-anak dengan
sindrom anomali tersebut harus diperiksa secara periodik terhadap adanya tumor wilms.
Gambaran Radiologis
Pemeriksaan yang biasa diiakukan yaitu CT-scan atau MRI abdomen, USG abdomen, rontgen
abdomen, rontgen dada (untuk melihat adanya penyebaran tumor ke dada), pemeriksaan darah
lengkap (mungkin akan menunjukkan anemia), BUN, kreatinin, uririalisis (analisa air kemih, bisa
rnenunjukkan adanya darah atau protein di kemih), pielogram intravena.
Pemeriksaan IVP merupakan diagnostik awal untuk menentukan adanya massa pada ginjal. Foto
thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru.

Pemeriksaan ulfrasonografi
Pemeriksaan USG pada tumor ini memperlihatkan massa solid yang dominan dengan gambaran
hipoekhoik karena fokus-fokus nekrosis di dalamnya.Potongan sagital bagian ginjal yang terdapat
tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih predominan sebagai massa hiperechoic dan
menampakkan area yang echotekstur heterogenus.

Pemeriksaan dengan CT-scan


CT scan dapat memberi gambaran pembesaran ginjal dan pembesaran kelenjar regional atau tumor
ke jaringan sekitarnya. Neoplasma malignant dari ginjal adalah salah satu dari tumor abdomen yang
paling sering ditemukan pada anak-anak. Tumor tersebut berhubungan dengan beberapa kelainan
kongenital termasuk aniridia.

Gambar. Tumor wilms pada anak-anak 4 tahun dengan massa di abdomen. a, massa heterogenus di
ginjal kiri dan metastase bepar multipel . b, metastase hepar multipel dengan thrombus tumor di
dalam vena porta.
Karsinoma Sel Ginjal
Disebut juga hipernefroma, adenokarsinoma ginjal, karsinoma sel terang (clear cell
carcinoma). Tumor ini terutama didapat pada orang dewasa. Berasal dari mana saja dalam substansi
ginjal, mungkin dari sel epitel atau tubuli ginjal.
Histologi : Tumor terdiri atas sel-sel terang kadang sel granular. Dalam perkembangan
mempunyai tendensi untuk menyebar ke ginjal dan kelenjar regional dan struktur lainnya yang
berdekatan. Metastasis ke paru-paru, hati, otak, tulang, dan organ lain.
Pada pielogram tampak masa dalam ginjal. Tumor ini tumor pembuluh darah. Dapat dilihat

dengan arteriografi, juga dengan CT -scan. Bayangan masa padat tidak homogen, tidak ada
kalsifikasi yang berasal dari ginjal. Nefroblastoma biasanya tidak dapat dibedakan dengan
karsinoma sel ginjal pada orang dewasa hanya semata-mata berdasarkan gambaran CT. Gambaran
Ct-scan merupakan suatu masa ginjal padat terlihat seperti kistik. Dapat mengandung jaringan
lemak.
Tumor pelvis renis
Tumor ini berasal dari epitel. Gambaran Roontgennya berbeda dengan adenokarsinoma dan
parenkim ginjal normal. Tidak tampak kelainan pada foto polos abdomen. Gejala utam berupa
hematuria. Jika tumor kecil, sukar untuk diketahui. Tumor ini menyebabkan pengisian (filling
defect) dalam pelvis atau kalik. Batasnya bisa rata atau tidak beraturan, dapat kecil atau besar. Sulit
untuk dibedakan dengan papiloma, kadang-kadang dijumpai kalsifikasi didalmnya.
Sarkoma
Sarkoma jarang ditemukan. Tumor ini berasal dari jaringan ikat ginjal. Gambaran roontgen
berupa suatu massa didaerah ginjal, batas-bats tidak tegas dan dapt menutupi bayangan psoas di
bagian atas. Distorsi pelvis dan kali ginjal tidak sehebat hipernefroma dengan ukuran tumor yang
besar.
TUMOR JINAK GINJAL
Hemangioma
Hemangioma merupakan suatu kelainan kongenital dan tumor ini jarang ditemukan.
Gejalanya berupa hematuria tanpa rasa nyeri atau hematuria dengan rasa nyeri bila dilalui oleh
bekuan darah. Gambaran roontgen minimal. Tumor ini dapat mengadakan impresi ringan pada
infundibulum dari kalik, meregang susunan tersebut, seolah-olah memperlihatkan penyakit
polokistik.
Ginjal polikistik
Biasanya dijumpai pada pasien berumur 40 tahun. Kelainan ini jarang, dan ini adalah hasil
metastasis bilateral, angiomiolimfima ganda, atau obstruksi sambungan uretero-pelvis kedua ginjal.
Pada kebanyakan kasus pasien tanpa gejala tetapi pada pemeriksaan dapat ditemukan hematuria,
proteinuria dan hipertensi. Lambat laun timbul gejala nyeri pinggang dan nyeri pada bagian
abdomen.
Kelainan ini dapat dilihat pada pemeriksaan pielografi intravena, nefrotomogram, CT-scan,
dan USG. Pada pemeriksaan pielografi intravena jarang ditemukan kalsifikasi pada dinding kista
ginjal polikistik. Kista sederhana yang ganda (multipel) pada kedua ginjal seperti busa sabun yang

terutama melibatkan korteks dan permukaan ginjal. Kista pada pemyakit ginjal polikistik
sebaliknya, kedua korteks dan medula terlibat.
Bayang ulsen pada nefrogram : permukan ginjal berbenjol-benjol, kista pada medula kecil
dan yang dikorteks besar dan letak superfisial. Kista menekan kalik dan infundibulum. Pemeriksaan
CT-scan dapat dibuat potongan transversal dan koronal pada kedua ginjal. Dibuat potongan 5-10
mm. Pada gambaran CT ampak kista pada kedua ginjal dengan bermacam-macam ukuran didalam
parenkim, dan ada pula di sentral.

Anda mungkin juga menyukai

  • Buku Panduan Acara Nikah
    Buku Panduan Acara Nikah
    Dokumen27 halaman
    Buku Panduan Acara Nikah
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Referat Bell's Palsy
    Referat Bell's Palsy
    Dokumen28 halaman
    Referat Bell's Palsy
    Sherly Malini
    Belum ada peringkat
  • Soal UKDI 2
    Soal UKDI 2
    Dokumen3 halaman
    Soal UKDI 2
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Keseimbangan
    Keseimbangan
    Dokumen2 halaman
    Keseimbangan
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Mola PP Aming
    Mola PP Aming
    Dokumen42 halaman
    Mola PP Aming
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Presus Baru
    Presus Baru
    Dokumen13 halaman
    Presus Baru
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Kunjungan Perusahaan
    Kunjungan Perusahaan
    Dokumen3 halaman
    Kunjungan Perusahaan
    Gilang Irwansyah
    Belum ada peringkat
  • Referat Bell's Palsy
    Referat Bell's Palsy
    Dokumen28 halaman
    Referat Bell's Palsy
    Sherly Malini
    Belum ada peringkat
  • Tugas Logistik
    Tugas Logistik
    Dokumen21 halaman
    Tugas Logistik
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Soal UKDI 2
    Soal UKDI 2
    Dokumen3 halaman
    Soal UKDI 2
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Gagal Napas
    Gagal Napas
    Dokumen16 halaman
    Gagal Napas
    Hesa
    100% (1)
  • Soal UKDI
    Soal UKDI
    Dokumen2 halaman
    Soal UKDI
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Mata
     Mata
    Dokumen6 halaman
    Mata
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Struma
    Struma
    Dokumen6 halaman
    Struma
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Judul Kti
    Judul Kti
    Dokumen1 halaman
    Judul Kti
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Judul Kti
    Judul Kti
    Dokumen1 halaman
    Judul Kti
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Sejarah FB
    Sejarah FB
    Dokumen7 halaman
    Sejarah FB
    Mita Hass
    Belum ada peringkat
  • SPPD Belakang
    SPPD Belakang
    Dokumen2 halaman
    SPPD Belakang
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Positive and Negative Syndrom Scale
    Positive and Negative Syndrom Scale
    Dokumen2 halaman
    Positive and Negative Syndrom Scale
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • CRS Ket
    CRS Ket
    Dokumen6 halaman
    CRS Ket
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Cyclo Fem
    Cyclo Fem
    Dokumen4 halaman
    Cyclo Fem
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Premarital Sisa
    Premarital Sisa
    Dokumen22 halaman
    Premarital Sisa
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra - Preskas Haryadi Final Tanpa Tipus
    Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra - Preskas Haryadi Final Tanpa Tipus
    Dokumen29 halaman
    Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra - Preskas Haryadi Final Tanpa Tipus
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Penghidu
    Gangguan Penghidu
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Penghidu
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Hiv
    Hiv
    Dokumen8 halaman
    Hiv
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Kejang Demam Recovered 2
    Kejang Demam Recovered 2
    Dokumen12 halaman
    Kejang Demam Recovered 2
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • BAB I Hematemesis Melena
    BAB I Hematemesis Melena
    Dokumen17 halaman
    BAB I Hematemesis Melena
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Penghidu
    Gangguan Penghidu
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Penghidu
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat
  • Ca Mammae
    Ca Mammae
    Dokumen25 halaman
    Ca Mammae
    Dara Deanita Ayunis
    Belum ada peringkat