I.
i.
Konsep diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian
yang
diketahui
individu
tentang
dirinya
dan
Identitas Diri
Identitas
Diri
adalah
pengenalan,
pemahaman,
ide
Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia
harus berperilaku berdasarkan standar, tujuan atau nilai pribadi
tertentu. Ideal diri sering disebut sama dengan cita-cita,
keinginan dan harapan tentang diri sendiri.
Gangguan Ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi,
sukar dicapai, tidak realistis.Ideal diri yang samar & tidak jelas
dan cenderung menuntut.
diri
adalah
sikap,
persepsi,
keyakinan
dan
yang
diakibatkan
oleh
perubahan ukuran,
bentuk,
Peran
Peran adalah Persepsi individu tentang dirinya sebagai
individu yang mampu atau tidak mampu melaksanakan fungsi
sesuai dengan status yang disandangnya. Sangat dipengaruhi
oleh rasa pencapaian diri.
Gangguan
Penampilan
Peran
adalah
berubah
atau
perlakuan
petugas
kesehatan
yang
tidak/kurang
penjelasan
dan
berbagi
tindakan
tanpa
penjelasan
2. Kronik, yaitu perasaan negative yang sudah berlangsung
lama, sebelu sakit/dirawat.
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Respon Adaptif
Maladptif
Respon
Aktualisasi Diri
Kerancuan Identitas
Depersonalisasi
b. Etiologi
Ada banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan pada
konsep diri : HDR, meliputi faktor predisposisi dan faktor
presipitasi serta mekanisme koping.
c. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang meperngaruhi harga diri, termasuk penolakan
orang tua, harapan orang tua tidak realistis
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu
peran yang sesuai dengan jenis kelamin, peran dalam
pekerjaan dan peran yang sesuai dengan kebudayaan
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua
yang tidak percaya pada anak, tekanan teman sejawat
d.
Faktor Presipitasi
Dapat disebabkan oleh factor eksternal atau internal individu
1) Trauma
2) Ketegangan peran
3) Transisi peran perkembangan
Mekanisme Koping
1) Aktivitas lari dari krisis identitas : berlatih fisik berat,
musik rock
2) Aktivitas pengganti sementara: kegiatan politik, agama,
politik
3) Aktivitas yang menambah rasa percaya diri: kompetisi
olahraga, pencapaian akademik, kontes popularitas.
f.
Keluhan fisik
11)
12)
13)
14)
Isolasi social
15)
Penyalahgunaan zat
16)
17)
Khawatir
18)
Ketegangan peran
III.
Masalah
Perubahan Penampilan Peran
klien.
-
berikan
perasaannya.
kesempatan
klien
untuk
mengungkapkan
Tentukan
kapan
mulai
menggunakan
koping
tersebut
memberi
penilaian
negative
dan
utamakan
4.2 Motivasi klien untuk dapat memutuskan rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan di RS atau dirumah.
4.3 Beri reinforcement (+) terhadap keputusan klien terhadap
rencana yang akan dibuat.
4.4 Diskusikan dengan klien untuk menentukan rencana kegiatan
yang akan dilakukan minimal 3 kegiatan/hari.
4.5 Beri reinforcement (+) tentang rencana kegiatan yang telah
dipilih klien.
4.6 Bantu klien untuk menyusun kegiatan setiap hari selama 1
minggu.
4.7 Bantu klien untuk menyusun kegiatan dalam 1 minggu.
4.8 Diskusikan bersama klien jadwal yang telah disusun atau
dibuat.
4.9 Beri reinforcement (+) terhadap pencapaian klien.
TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai jadwal secara
bertahap.
Tindakan Keperawatan
5.1 Beri contoh dalam melakukan kegiatan
5.2 Dorong klien untuk mendemonstrasikan kembali kegiatan di
RS misal membereskan tempat tidur, melipat pakaian.
5.3 Dorong klien melaksanakan kegiatan sehari-hari sesuai jadwal.
5.4 Beri reinforcement (+) terhadap yang dilakukan klien.
5.5 Beri
kesempatan
pada
klien
untuk
mengungkapkan
6:
Klien
mendapatkan
dukungan
keluarga
dalam
Bersikap terbuka.
LAPORAN PENDAHULUAN
DEPRESI
A.
MASALAH UTAMA
Gangguan alam perasaan : Depresi
B.
dengan
perasaan
sedih
dan
berduka
yang
dapat
berkembang
ke
depresi.
Reaksi
Respons
Adaptif
Respons
Maladaptif
Responsif
Reaksi kehilangan
Supresi
Reaksi kehilangan
Depresi
yang wajar
yang memanjang
Keterangan :
Pada
rentang
ini
individu
menghadapi
realita
dari
individu
menginternalisasi
semua
menyangkal,
aspek
menekan
perasaanya
atau
terhadap
lingkungan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Genetik
Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan
alam perasaan diteruskan melalui garid keturunan.
Frekuensi gangguan alam perasaan meningkat pada
kembar monozigote.
2) Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri
Mengemukakan
bahwa
depresi
diakibatkan
oleh
4) Teori Kepribadian
Mengemukakan
bahwa
tipe
kepribadian
tertentu
bahwa
depresi
merupakan
msalah
diri
lalu
menghadapi
menjadi
masalah.
pasif
dan tidak
Kemudian
individu
mampu
timbul
positif
selama
berinteraksi
dengan
yang
dapat
menyebabkan
gangguan
alam
Merasa sendirian
2) Kognitif
Pesimis.
3) Fisik
Sakit perut, anoreksia, mual, muntah
Gangguan pencernaan, konstipasi
Lemah, lesu, nyeri kepala, pusing
Insomnia, nyeri dada, overakting
Perubahan berat badan, gangguan selera makan
Gangguan menstruasi, impoten
Tidak berespon terhadap seksual
4) Tingkah Laku
Agresif, agitasi, tidak toleran
Gangguan tingkat aktifitas
Kemunduran psikomotor
Menarik diri, isolasi sosial.
Iritabel (mudah marah, nangis, tersinggung)
Berkesan menyedihkan
Kurang spontan
Gangguan kebersihan
b. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan
yang memanjang adalah denial dan supresi, hal ini untuk
menghindari tekanan yang hebat. Depresi, yaitu perasaan
berduka yang belum terselesaikan, mekanisme koping yang
digunakan aalah represi, supresi, denial, dan disosiasi.
C.
POHON MASALAH
Isolasi sosial : Menarik Diri
Depresi
Berduka disfungsional
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
D.
Depresi.
Diagnosa : Depresi
Tujuan :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengenal penyebab depresinya
3. Klien dapat mengontrol alam perasaannya
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol alam
perasaannya
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
Tindakan Keperawatan :
TUK 1 :
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang
tenang, buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topik
yang
akan
dibicarakan,
waktu
berbicara,
dan
tempat
berbicara).
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
3. Dengarkan ungkapan klien dengan empati
TUK 2 :
1. Lakukan kontak sering dan singkat (untuk mengurangi kontak
klien dengan halusinasinya).
2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya :
bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang ke kiri/ke
kanan/ke depan seolah-olah ada teman bicara.
3. Bantu klien untuk mengenal halusinasinya :
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
I.
Masalah Utama
Perilaku Kekerasan
II.
yang
dilakukan
oleh
keluarga
belum
memadai
normal
bagi
dimanifestasikan
oleh
tiap
individu,
perasaan
namun
marah
perilaku
dapat
yang
berfluktuasi
Respons
Adaptif
Asertif
Maladaptif
Frustasi
Pasif
Agresif
Kekerasan
Gambar : Rentang respons marah
Respons
melawan
dan
menantang
merupakan
seolah-olah
perilaku
kekerasan
diterima
Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik,
(penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri
yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan.
Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat,
kritikan yang yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang
yang dicinyai / pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor
penyebab yang alin. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik
dapat pula memicu perilaku kekerasan.
Tanda dan Gejala
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan pertama klien
dibawa ke rumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah.
Kemudian perawat dapat melakukan pengkajian dengan cara :
Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada
suara tinggi, berdebat. Sering pula tampak klien memaksakan
kehendak : merampas makanan, memukul jika tidak senang.
Wawancara : diarahkan pada penyebab marah, perasaan marah,
tanda-tanda marah yang dilakukan klien.
III.
Pohon Masalah
Risiko menciderai orang lain/lingkungan
Perilaku kekerasan
IV.
Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
V.
Rencana
tindakan
keperawatan
Diagnosa : Perilaku kekerasan.
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
5. Klien dapat mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam
berespons terhadap kemarahan.
6. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang terkontrol
7. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku
8. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan Keperawatan :
TUK 1 :
1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topik yang akan
dibicarakan, waktu berbicara, dan tempat berbicara).
2. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
Anjurkan
klien
mengungkapkan
yang
dialami
dan
bersama
klien
tanda-tanda
jengkel/kesal
yang
dialami klien.
TUK 3 :
1. Anjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan klien
2. Bantu klien unyuk bermain peran dengan perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan (yang tidak membahayakan).
3. Bicarakan dengan klien : apakah dengan cara yang klien
lakukan masalahnya selesai.
TUK 4 :
1. Bicarakan akibat, kerugian cara yang digunakan klien
2. Bersama klien menyimpulkan cara yang digunakan klien
3. Tanyakan pada klien Apakah ia ingin mempelajari cara baru
yang sehat?
TUK 5 :
1. Tanyakan pada klien apakah ia mengetahui cara lain yang
sehat?
2. Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat.
3. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat :
Secara fisik : tarik napas jika sedang kesal atau memukul bantal
atau olah raga, atau pekerjaan yang memerluka tenaga.
Secara
verbal
Katakan
bahwa
anda
sedang
TUK 7 :
1. Buat kontrak dengan keluarga pada saat membawa klien
dirawat di rumah sakit
Pertemuan keluarga-keluarga
TUK 8 :
1. Jelaskan dan tunjukkan obat yang harus diminum klien pada
klien dan keluarga
2. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti obat
tanpa izin dokter
3. Jelaskan prinsip benar minum obat dengan prinsip 5 (lima)
benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar
waktu).
4. Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu
5. Anjurkan klien melapor pada perawat/dokter jika merasakan
efek yang tidak menyenangkan.
6. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar.