Anda di halaman 1dari 40

LBM 1 THT

STEP 1
1. Refered pain: Nyeri alih ke telinga, dapat berasal dari rasa nyeri di gigi
molar atas, mulut, dasar mulut, tonsil atau tulang servikal. Karena telinga
dipersarafi saraf sensoris dari organ organ tersebut.
2. Serumen: Hasil dari kelenjar sebasea seruminosa, apokrin, yang terdapat
pada kartilago liang telinga bagian luar dan epitel kulit yang terlepas dan
partikel debu, yang berguna melicinkan dinding liang telinga, dan
protektif.
3. Furungkel: Bisa disebut bisul, suatu peradangan yang biasa terdapat pada
folikel rambut dan jaringan, biasanya ada nekrosis yang disebabkan oleh
bakteri staphylococcus aureus.
4. Tragus: Bagian dari struktur anatomi telinga berupa tonjolan yang terletak
di bagian anterior.
STEP 2
STEP 2
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi dari sistem pendengaran?


Apa saja flora normal di telinga?
Bagaimana mekanisme pertahanan pada sistem pendengaran?
Mengapa anak tersebut sakit pada telinga kiri dan kurang pendengaran?
Apa hubungan keluhan dirasakan dua hari yang lalu dengan setelah
mengorek telinga kiri dengan cotton bud?
6. Mengapa ditanyakan batuk pilek?
7. Mengapa saat auricula ditarik dan tragus ditekan, kepala merasa sakit
(refered pain: terdapat serumen yang menekan, infeksi), juga saat
penderita menelan?
8. Bagaimana proses pengeluaran serumen secara alami?
9. Mengapa dokter memberikan serumenolitik selama 2 hari sebelum
dilakukan irigasi telinga, juga antibiotik dan analgetik?
10.Pemeriksaan apa yang dilakukan pada skenario?
11.DD dari otitis eksterna? (Definisi, patofisiologi, klasifikasi, etiologi, faktor
resiko, komplikasi, penatalaksanaan)
12.DD dari kurangnya pendengaran?
13.Bagaimana penatalaksanaan skenario tersebut?
STEP 3
1. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi dari sistem pendengaran?
ANATOMI
TELINGA
a. Telinga luar
i. Auricula: mengumpulkan suara yang diterima. Terdiri dari 2
bagian: tulang rawan (terdiri dari: helix, antihelix, tragus,
antitragus, concha, dan sulcus retroauricular) dan tidak
bertulang rawan (terdiri dari: lobulus).
ii. Meaticus austicus eksternus: menyalurkan suara ke kanalis
auditorius eksternus. Terdiri dari 2 bagian: pars kartilagenus

(bagian lateral meatus austicus eksternus dan merupakan


kelanjutan dari auricula, struktur ini memliki rambut, kelenjar
sebasea, dan kelenjar serumenalis), dan pars oseus (medial
dari meatus austicus eksternu dan sebagian os temporal,
struktur ini tidak punya rambut, dan memiliki ismus meatus
acusticus eksterna,tidak mobil)
iii. Canalis auditorius eksternus: meneruskan suara ke membran
timpani
iv. Membran timpani: sebagai resonator mengubah gelombang
udara / mekanis. Ciri ciri: warna putih mengkilat seperti
mutiara, ukuran 9-10 mm, lebar 8-9mm, bentuk oval dan
lebih condong ke anterior.
b. Telinga tengah
Batas-batas:
Luar: membran timpani.
Anterior: tuba eustachii
Posterior: aditus ad antrum (menghubungan telinga tengah dengan
antrum mastoid)
Inferior: vena jugularis.
Superior: segmen timpani.
Dalam telinga tengah: dari atas ke bawah ada kanalis semisirkularis
horizontal, oval window, round window, dan promontorium.
i. Tuba auditorius / eustachii: saluran menghubungan rngga
telinga tengah dengan nasofaring, terdiri dari tulang rawan
dari 2/3 ke arah nasofaring, dan 1/3 terdiri dari tulang. Pada
anak tuba lebih pendek, lebih horizontal dari orang dewasa.
37 mm pada dewasa, 17,5 pada anak-anak.
ii. Tulang pendengaran: maleus, inkus, dan stapes. Dimana
memperkuat gerakan mekanik dari membran timpani,
diteruskan ke foramen ovale pada cochlea.
c. Telinga dalam
Terdapat labirin osea: di dalamnya terdapat labirin membranasea
yang terdiri dari 3 bagian: cochlea, canalis semisirkularis, dan
bagian tengah ada vestibulum. Vestibulum berisi sakulus, utrikulus,
yang merupakan bagian duktus endolimfatikus.
i. Cochlea: skala vestibuli mengandung perilimfe, skala media
mengandung endolimfe, dan skala timpani mengandung
perilimfe.
ii. Organ korti: mengandung sel sel reseptor pendengaran di
membran basilaris.
FISIOLOGI

Fisiologi mendengar:
o Gelombang suara melalui daun telinga -> MAE ->
canalis acuticus eksterna -> membran timpani ->
getaran mengaktifkan osikel (maleus, inkus, stapes) di
telinga tengah yang berisi udara, maleus bergerak ke
belakang, stapes ke depan (suara terlalu keras,

diredam di sini: membran timpani dan tulang


pendengaran)-> foramen ovale, telinga dalam yang
berisi cairan (cochlea) ke skala vestibuli dan media
dibatasi membran meisner, skala media dan timpani
dibatasi membran basalis. Cairan bergetar ada yang
langsung ke foramen rotundum, ada yang ke skala
media (terdapat organo korti, terdapat 2 reseptor:
interna dan eksterna). Akibat getaran mengakibatkan
hiperpolarisasi cairan-> menggetarkan membran
basiler -> merangsan sel rambut cochleositus ->
mengubah getaran mekanis jadi impuls saraf ->
menjalar sepanjang akson aferen sel ganglion -> akson
aferen akan menyatu jadi saraf auditorius yang akan
diteruskan ke otak -> N. Vestibulocochlearis ->
interpretasi.
2. Apa saja flora normal di telinga?
o Sama seperti di kulit (telinga luar): streptococcus pneumonia
(batang gram -), pseudomonas auregonosa, staphylococcus aureus,
mycobacteria saprofit.
o Tengah dan dalam: steril
o Virus yang sering menginfeksi bagian telinga: RSV, influenza virus,
adenovirus, para influenza virus, rhinovirus, enterovirus.
Mengganggu fungsi eustachius, imun, lalu mengurangi efektivitas
obat antimikroba.
3. Bagaimana mekanisme pertahanan pada sistem pendengaran?
o Serumen: protektif terhadap zat asing supaya tidak masuk ke
telinga. Serumen secara alami akan keluar lewat degenerasi epitel
dari membran timpani ke luar.
o Serumen mengumpul lalu mengeraskan dapat menjadi otitis,
serumen terlalu sedikit dapat menyebabkan otitis karena tidak ada
pertahanan.
4. Mengapa anak tersebut sakit pada telinga kiri dan kurang pendengaran?
o Mekanisme hubungan antara nyeri dan kurang pendengaran:
o Terdapat tanda peradangan ostitis eksterna. Pada canalis
auditus, di bawahnya terdapat tulang rawan di bawah kulit.
Ruangan yang sempit, apabila terjadi peradangan, ekspansif
susah sehingga mengumpul.
o Kurang pendengaran: tumpukan serumen, sehingga getaran
yang diterima membran timpani berkurang.
5. Apa hubungan keluhan dirasakan dua hari yang lalu dengan setelah
mengorek telinga kiri dengan cotton bud?
o Perforasi membran timpani: infeksi, dan trauma. Cotton bud:
trauma karena membersihkan terlalu dalam, trauma dapat karena
kecelakaan lalu ruptur membran timpani, lalu tuli konduktif lalu
menimbulkan otitis media yang berulang.
o Tuli: konduktif dan sensoris. Konduktif karena organ anatomi
(telinga luar dan tengah), sensori (telinga dalam dan saraf).

Faktor penyebab: cotton bud, serumen terdorong masuk ke dalam.


Serumen masuk ke dalam, penumpukan serumen, faktor penyebab
pertumbuhan bakteri, lalu otitis. Faktor penyebab lain otitis
eksterna: telinga sempit, atau benda asing dalam telinga,
eksostosis liang telinga (pertumbuhan tulang teling abnormal), dan
serumen terdorong ke dalam (mengkorek dengan jari atau cotton
bud).
6. Mengapa ditanyakan batuk pilek?
o Untuk mengetahui etiologi. Batuk pilek ada kongesti edem saluran
nafas atas dan tuba eustachii (muara di telinga tengah), saluran jadi
sempit, maka terjadi sumbatan. Tekanan berkurang, sehingga refluk
kuman, datang leukosit dan mediator inflamasi. Lalu dihasilkan
nanah dan menghasilkan efusi, lalu otitis media.
o Untuk menyingkirkan DD otitis media.
7. Mengapa saat auricula ditarik dan tragus ditekan, kepala merasa sakit
(refered pain: terdapat serumen yang menekan, infeksi), juga saat
penderita menelan?
o Persarafan telinga adalah N. V, N. IX, N. X.
o Nyeri kepala karena persarafan sama dengan nervus di occipitalis
(N V).
o Nyeri menelan karena sama-sama persarafan N. IX
o

8. Bagaimana proses pengeluaran serumen secara alami?


Serumen: protektif terhadap zat asing supaya tidak masuk ke telinga.
Serumen secara alami akan keluar lewat degenerasi epitel dari membran
timpani ke luar.
9. Mengapa dokter memberikan serumenolitik selama 2 hari sebelum
dilakukan irigasi telinga, juga antibiotik dan analgetik?
o Serumenolitik: penghancur serumen. Serumen yang menggumpal
perlu di lunakkan untuk dapat dibersihkan. Obat diberikan lokal /
tetes. Obat diberikan 2 hari lalu kembali lagi.
10.Pemeriksaan apa yang dilakukan pada skenario?
o Pemeriksaan MAE berisi sekret (infeksi kuman, jamur)
o Pemeriksaan pembesaran kelenjar limfe regional (Servikal
anterosuperior, parotis, retro aurikuler)
o Pemeriksaan otoskop: untuk melakukan inspeksi telinga luar dan
dalam.
o Timpanogram: mengukur kesesuaian dan kekakuan membran
timpani.
o Pemeriksaan audiologi: tes weber, tes schwabach, tes rinne
11.DD dari otitis eksterna? (Definisi, patofisiologi, klasifikasi, etiologi, faktor
resiko, komplikasi, penatalaksanaan)
a. OTITIS EKSTERNA: radang liang telinga akut atau kronis karena
bakteri, jamur, dan virus.
i. Faktor resiko: PH liang telinga normal atau asam, jika basa
fungsi proteksi akan turun. Keadaan udara hangat atau
lembab untuk kuman. Trauma ringan misalnya mengorek

telinga atau berenang, sehingga terjadi perubahan kulit yang


terkena air.
ii. Gejala klinis: di daun telinga (dari rasa tidak enak, rasa
terbakar). Kulit dan tulang rawan 1/3 luar bersambung
dengan tulang rawan dan kulit liang telinga (sakit ketika
tragus ditarik). Kurangnya pendengaran (Akut dan kronik,
karena edem liang telinga dan serumen yang purulen
sehingga menyumbat lumen kanalis).
iii. Pembagian klinis: OE ringan, sedang, komplikans, dan kronik.
Ringan: kulit hiperemis, eksudat, liang telinga menyempit.
Sedang: bengkak, eksudat, hiperemis. Komplikasn:
periaurikuler bengkak. Kronik: keriput, liang telinga melebar,
eritema +. Jenis lai n OE: sirkum, skripta terdapat furungkel,
disebabkan bakteri staphylococcus aureus. OE difus, 2/3
dalam telinga, penyebab utama pseudomonas.
iv. Penegakan diagnosis: Anamnesis (nyeri, gatal, nyeri sampai
kepala, berkurangnya pendengaran, mungkin terdapat
furungkel, gendang telinga kemerahan). Pemeriksaan fisik
(serumen menandakan infeksi jamur, bakteri, alergi.
Didapatkan pina ada kemerahan eritem. Terdapat furungkel
di liang telinga)
b. DD LAIN: otitis media akut, Otitis eksterna nekrotik, OE bulosa, bila
terdapat furungkel mungkin furungkelitis. Otitis media tidak ada
nyeri tragus.
12.DD dari kurangnya pendengaran?
13.Bagaimana penatalaksanaan skenario tersebut (penyakit telinga luar)?
14.Apakah komplikasi pada skenario?
STEP 4

M
S
P
SR
e
e
n
ee
rrdn
f
g
u
n
ue
m
kr
g
m
e
ro
e
e
e
n
nd
tokp
b
d
e
lra
rte
u
i
n
e
a
kn
bg
g
aa
kn

e
e

e
i

k
i j

r
n

STEP 7
14.Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi dari sistem pendengaran?

A. Telinga luar

Terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrane timpani. 1/3 lateral
kartilago dan 2/3 medial tulang. Dilapisi kulit dan kelenjar seruminase (modifikasi
kelenjar keringat).
Struktur :
a. Auricular terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.

b. Meatus Acuticus Externus, terdiri dari :


Pars cartilage : 1 cm
Pars ossea
: 2 cm
Persarafan telinga luar :
a. Nervus auriculotemporalis
b. Nervus occipitalis minor
c. Nervus auricularis major

d. Ramus auricularis nervi vagi


e. Nervus facialis
Perdarahan telinga luar :
a. Arteri temporalis superficial
b. Ramus auricularis profundus arteri maxillaries
c. Arteri auricularis posterior
B. Telinga tengah

Dipisahkan dengan telinga luar oleh membrane tympani.


Batas-batas :
a. Batas luar
: membrane tympani
b. Batas depan
: tuba eustachii
c. Batas bawah
: vena jugularis (bulbus jugularis)
d. Batas belakang
:
aditus ad antrum (lubang yang
menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid),
kanalis fasialis pars vertikalis

e. Batas atas

: tegmen timpani (meningen/otak)


f. Batas dalam
:
dari atas ke bawah kanalis semisirkularis
horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window),
tingkap bundar (round window) dan promontorium.
Organ-organ yang terdapat di telinga tengah :
a. Membrane tympani
Memisahkan cavum tympani dengan meatus acisticus externum (m.a.e)
Membrane tipis, semitransparan, oval, kedudukan miring caudomedial, 50
derajat terhadap m.a.e.
Terdiri dari pars flaccid/membrane Shrapnell (superior) dan pars
tensa/membrane propria (inferior)
Dilekati oleh manubrium malei pada permukaan medialnya.

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus disebut Umbo.


Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) kearah bawah, yaitu
pukul 7 untuk membrane timpani kiri dan pukul 5 untuk membrane timpani
kanan.
Reflex cahaya adalah cahaya dari luar yang dipantulkan oleh membrane
timpani, yaitu serabut sirkuler dan radier. Secara klinis reflex ini dapat dinilai,
misalnya bila reflex cahaya mendatar, berarti terdapat gangguan pada tuba
eustachii.
Membrane timpani dibagi menjadi 4 kuadran :
o Antero-superior
o Postero-superior
Untuk menyatakan letak
o Antero-inferior
perforasi
o Postero-inferior
Bila melakukan miringotomi atau parasentesis, dibuat insisi di bagian posteroinferior, sesuai dengan arah serabut
b. Cavum tympani
Rongga berisi udara di dalam pars petrosa ossis temporalis.
Struktur : memiliki 4 dinding, atap dan dasar.
DINDING
Terdiri dari dinding lateral, medial, anterior dan posterior
Dinding lateral
Terisi membrane tympani dan cincin tulang tempat perlekatan membrane
tympani, pars squamosa os temporalis.
Terdapat bangunan chorda tympani, yang menyilang pars flaccid
Dinding medial
Memisahkan cavum tympani dengan telinga dalam, terdapat beberapa
bangunan :

Fenestra vestibule, menuju telinga dalam


o Lateral : basis stapedius
o Medial : perilymphe vestibuli
Fenestra cochlearis, medial, perilymphe dari ujung saluran cochlea
Promontorium : dibentuk dari tonjolan bagian cochlea dan mengandung
serabut saraf dari plexus tympanicus.
Tonjolan dari canalis nervus facialis.
Dinding anterior
Terdapat bangunan :
Tuba auditiva (eustachii), fungsi untuk menyamakan tekanan telinga
tengah dan faring
Canalis untuk M. tensor tympanicus
Cabang-cabang arteri carotis interna
Dinding posterior
Terdapat bangunan :
Aditus dan antrum mastoideum
Eminentia pyramidalis (M. stapedius)
ATAP
Tegmen tympani (bagian dari os petrosum), memisahkan cavum tympany dengan
fosa crania media
DASAR
Memisahkan cavum tympany dari A. carotis interna dan V. jugularis interna
Dibentuk oleh :
Lamina tympanica (os petrosum)
Fossa jugulare
Canalis caroticus
Nervus Jacobsen (cabang tympanica N.IX)

c. Ossicula auditiva
Malleus
Bagian-bagian :
Caput : bersendi dengan incus
Leher (collum mallei)
Manubrium
o Tempat insertion M. tensor tympanicum
o Melekat pada membrane tympani
Processus anterior : berhubungan dengan fissure petrotympanicum
Processus lateralis : berhubungan dengan bagian atas membrane tympani
Incus

Bagian-bagian :
Corpus
: bersendi dengan caput mallei
Crus longum: bersendi dengan caput stapedii
Crus brevis : berhubungan dengan recessus epitympanicus
Stapes
Caput : bersendi dengan incus
Collum : tempat insertion M. stapedius
Crus
: menghubungkan collum dengan basis
Basis
: melekat pada fenestra ovalis
Persendian ossicula auditiva : articulation synovial
Fungsi : menghantarkan getaran suara ke telinga dalam

C. Telinga dalam
TELINGA DALAM
Berfungsi untuk pendengaran dan keseimbangan.
LABYRINTH OSSEA
Struktur ini letaknya di dalam pars petrosa ossis temporalis, dilapisi periosteum dan
mengandung cairan perilymphe. Didalamnya terdapat labyrinth membranaceae yang
terdiri dari 3 bagian :
Vestibulum
Letaknya diantara cochlea (depan) dan canalis semicircularis (belakang).
Isi
o Sacculus
o Utriculus
o Sebagian dari ductus endolymphaticus
Cochlea
Berfungsi dalam proses pendengaran dan keseimbangan
Berbentuk konus (seperti rumah keong)
Modiolus adalah tulang pusat, sebagai sumbu dimana cochlea melingkar
seperti spiralis
Isinya ductus cochlearis
Membrane basilaris membagi saluran didalam cochlea menjadi dua (scala
tympani dan scala vestibuli) dan saling berhubungan di apeksnya
Membrane vestibularis
Diantara membrane vestibularis dan membrane basilaris terdapat spiral organ
atau organ dari Corti.
Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfe skala
timpani dan skala vestibuli. Koklea terdiri dari:

i. Skala vestibuli: berisi perilimfe


ii. Skala media : berisi endolimfe
iii. Skala timpani: berisi perilimfe
Canalis semicircularis
Berfungsi dalam keseimbangan kinetic
Terdiri dari 3 buah canalis
Anterior
Posterior
Lateral
Semua canalis ini saling tegak lurus 90 derajat dan saling tegak lurus satu
dengan lain, dan terletak 45 derajat thd bidang sagital
Semua canalis berbentuk 2/3 lingkaran
Pada satu ujungnya melebar membentuk ampula

Buku Petunjuk Praktikum Anatomi & Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, ed 6, FKUI : 2007
Mekanisme Pendengaran

Struktur

Letak

Fungsi

Telinga luar
Pinna
telinga)

Meatus
auditorius
ekternus
telinga)

Samping kiri kanan di Mengumpulkan


dan
bawah temporal.
memindahkan gelombang
suara ke telinga tengah.
(daun Lempeng
tulang Mengumpulkan
rawan
yang gelombang
suara
ke
terbungkus kulit dan memban
timpani
terletak di kedua sisi mengandung
rambutkepala.
rambut penyaring dan
menyekresikan
kotoran
telnga untu menangkap
partikel-partikel asing.
Saluran dari ekterior Bergetar secara sinkron
melalui

tuang dengan gelombang suara

(liang temporalis
membran timpani.

ke yangmengenainya
menyebabkan
tulang

tulang-

pendengaran

telinga tengah bergetar.

Telinga tegah

Maleus,
stapes

Rangkaian
tulang
yang dapat bergerak
yang
berjalan
melintasi
rongga
telinga tegah,maleus
melekat ke membran
timpani dan stapes
melekat pada jendela
oval.
inkus, Membran tipis di pintu
masuk
koklea,memisahkan
telinga tengah dengan
skala vestibule

Memindahkan
getaran
membran
timpani
ke
cairan di koklea,dalam
prosesnya
memperkuat
energi suara.

Bersilia secara sinkron


dengan getaran membran
timpani,serta
menimbulkangetaran
seperti
gelombang
di
perlimfa koklea dengan
frekuensi yang sama.
atas Tempat sistem sensorik
dan untuk mendengar
bawah

Telinga
koklea

dalam: Kompartemen
koklea
kompartemen
koklea.
Jendela oval
Kompartemen tengah Bergetar bersama dengan
koklea.
getaran
stpes
yang
melekat
padanya.
Gerakan
jendela
oval
menyebabkan
perlimfa
koklea bergerak.
Skala vestibuli, Membentuk
lantai Mengandung
perlimfa
skala timpani
duktus koklearis.
yang dibuat bergerak oleh
gerakan jendela oval yang
didorang oleh getaran
tulang-tulang
telinga
tengah.
Duktus koklearis Terletak di bagian atas Memgandung endolimfa:
(skala media)

dan

di

sepanjang tempat

membran basilaris.

basilaris.

membran

Membran

Membran

basilaris

yang

stasioner Mengandung

tergantung

endolimfe:

di tempat

membran

atas organ korti dan basilaris.


tempat sel-sel rambut
reseptor

permukaan Mengandung sel rambut,

tertanam

di reseptor

dalamnya.

untuk

yang

suara,

mengeluarkan

potensial

reseptor

sewaktu terbekuk akibat


Organ korti

Membran

cairan di koklea.
yang Tempat rambut

tipis

memisahkan
timpani

dari

skala reseptor

sel-sel

tertanam

di

telinga dalamnya menekuk dan

tengah.

membentuk

potensial

reseptor ketika membrane


basilaris

bergetar

terhadap

membran

tektorial yang stasioner.


Membran

Tiga

saluran Bergerak bersama dengan

tectorial

semisirkuler

yang getaran cairan di perilimfe

tersusun tiga dimensi untuk meredam tekanan


dalam

bidang-bidang di

dalam

koklea,

yang tegak lurus satu berperan


sama lain di dekat

di

tidak
dalam

penerimaan suara.

korteks jauh di dalam


Jendela bundar

tulang temporalis.
Struktur
seperti Tempat
kantong
antara

sistem

sensoris

rongga untuk keseimbangan dan


koklea

dan memberikan

kanalis semisirkularis.

yang

masukan

penting

mempertahankan
dan keseimbangan.

untuk
postur

Telinga

dalam Terletak

(aparatus

utrikulus

vestibularis)

disamping Mendeteksi:

akselarasi

(percepatan)

deselarasi

(perlambatan)

rotasional

atau angular.
Kanalis
sirkularis

semi

Mendeteksi: 1) perubahan
posisi

kepala

menjauhi

sumbu vertikal,

Utrikulus

Sakulus

2)
mengarahkan
akselarasi dan deselerasi
linear secara horizontal.
Mendeteksi: 1) perubahan
posisi kepala menjauhi
sumbu
horizontal,
2)
mengarahkan akselarasi
dan
deselerasi
linear
secara vertikal.

15.Apa saja flora normal di telinga?

The normal flora of the external canal consists mainly of aerobic bacteria and includes
coagulase-negative staphylococci, Corynebacterium (diphtheroids), Micrococcus, and,
occasionally, Staphylococcus aureus, viridans streptococci, and Pseudomonas
aeruginosa. Excessive wetness (swimming, bathing, increased environmental humidity),
dryness (dry canal skin and lack of cerumen), the presence of other skin pathology
(previous infection, eczema, or other forms of dermatitis), and trauma (digital or foreign
body, cotton tip applicators [Q-tips]) make the skin of the canal vulnerable to infection
by the normal flora or exogenous bacteria.
Sumber : Robert_M._Kliegman-Nelson_Textbook_of_Pediatrics,_19th_Edition__Elsevier_Health_Sciences(2011)
16.Bagaimana mekanisme pertahanan pada sistem pendengaran?

Walaupun tidak mempunyai efek anti bakteri ataupun anti jamur,


serumen mempunyai efek proteksi. Serumen mengikat kotoran,
menyebarkan aroma yang tidak disenangi serangga sehingga
serangga enggan masuk ke liang telinga.
Buku Ajar THT FK UI

Liang telinga luar merupakan suatu saluran yang terbentang dari


daun telinga melintasi tulang timpani hingga permukaan luar
membran timpani. Bagian permukaannya mengandung tulang
rawan elastin dan ditutupi oleh kulit yang mengandung folikel
rambut, kelenjar sebasea dan modifikasi kelenjar keringat yang
dikenal sebagai kelenjar serumen. Sekret kelenjar sebacea
bersama sekret kelenjar serumen merupakan komponen
penyusun serumen. Serumen merupakan materi bewarna coklat
seperti lilin dengan rasa pahit dan berfungsi sebagai pelindung dari
mikroorganisme atau benda asing.
Young, B and Heath, J.W. (2000), Special Sense Organs in
Wheaters Functional Histology, 4th edition, Churchill Livingstone,
London, UK, pp 380-405
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak
kalenjar serumen (modifikasi kalenjar keringat = kalenjar serumen)
dan rambut. Kalenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang
telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai
serumen (Soetirto dkk, 2001).
Telinga luar termasuk aurikula atau pinna dan liang telinga.
Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan
gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah. Karena
keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang
melengkung atau seperti spiral maka telinga luar mampu
melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek
termal (Boies, 1997).
Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari bibir
depan konka hingga membrana timpani. Bagian tersempit dari liang
telinga adalah dekat perbatasan tulang dan tulang rawan. Hanya
sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang telinga
yang dapat bergerak. Jika menggunakan otoskop, aurikula biasanya
harus ditarik ke posterolateral untuk dapat melihat bagian tulang
dan membran timpani. Bersama dengan lapisan luar membran
timpani, liang telinga membentuk suatu kantung berlapis epitel
yang dapat merangkap kelembaban sehingga daerah ini menjadi
rentan infeksi pada keadaan tertentu (Boies, 1997).
Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada
kulit bagian tulang, selain itu juga mangandung folikel rambut yang
banyaknya bervariasi antar individu namun ikut membantu
menciptakan suatu sawar dalam liang telinga. Anatomi liang telinga
bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat

dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa


adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka
dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat
ruang untuk ekspansi (Boies, 1997).
Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar
adalah pembentukan serumen. Sebagian struktur kalenjar terletak
pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum ikut
pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu
lapisan pelindung penolak air pada dinding kanalis ini. pH gabungan
pada bagian ini adalah sekitar 6, suatu faktor tambahan yang
berfungsi mencegah infeksi lagipula migrasi sel-sel epitel yang
terlepas membentuk suatu mekanisme pembersihan sendiri dari
membran timpani kearah luar (Boies, 1997).
Struktur yang unik dari canalis auditoris eksterna
memudahkan terjadi otitis eksterna. Canalis auditoris eksterna
lembab, hangat dan gelap, hal ini merupakan lingkungan yang
bagus untuk perkembangan jamur dan bakteri. Kulit sangat tipis dan
miskin jaringan lunak subkutis sehingga akan terjadi penekanan
langsung pada perikondrium. Canalis auditoris externa mempunyai
pertahanan yang spesifik. Serumen berubah menjadi asam yang
mengandung lisozim dan substansi lain yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu juga adanya epitelial
yang unik juga dapat memberikan perlindungan pada kanalis
auditoris eksterna. Ketika pertahanan itu terganggu atau rusuk
maka dapat menyebabkan otitis eksterna (Sander, 2001).
Boies. L.R., (1997)., Penyakit Telinga Luar., dalam Ilmu Ajar
Penyakit THT., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal 73-87.
Cody. D.T., (1997)., Otalgia (Nyeri Telinga)., dalam Penyakit
Telinga, Hidung dan Tenggorokan., Penerbit Buku Kedokteran (EGC).,
Jakarta., hal 104-118.
Sander. R., (2001)., Otitis Externa : A Practical Guide to
Treatment and Prevention.,
Soetirto. I. dkk., (2001)., Gangguan Pendengaran (Tuli)., dalam
Ilmu Ajar Penyakit THT., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta.,
hal 9-21.
Sosialisman dan Helmi., (2001)., Kelainan Telinga Luar., Ilmu
Ajar Penyakit THT., Penerbit Buku Kedokteran (EGC)., Jakarta., hal
44-48.

Pada kondisi normal, telinga tengah biasanya dijaga agar tetap steril,
sekalipun terdapat mikroorganisme di nasofaring dan faring yang dapat
bermigrasi ke telinga tengah. Hal ini disebabkan silia mukosa tuba
Eustachius, enzim, dan antibodi secara fisiologis memiliki mekanisme
untuk mencegah masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. Hal ini
juga berlaku pada saat seseorang mengalami infeksi saluran nafas
atas. Selain itu, enzim penghasil mukus, seperti muramidase, dan
antibodi juga merupakan tambahan dalam mekanisme proteksi telinga
tengah yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan bila telinga
terpapar dengan patogen pada saat menelan. Di sisi lain, telinga
tengah juga memiliki anyaman kapiler subepitel pada bagian
permukaannya yang penting karena menyediakan faktor humoral,
leukosit polimorfonuklear, dan sel fagosit lainnya. Keseluruhan sistem
proteksi ini akan dapat melindungi telinga tengah dari berbagai infeksi
jika dapat berfungsi secara optimal (Levine dkk, 1997; Donaldson,
2010). Kegagalan salah satu atau kombinasi fungsi fisiologis tersebut
mengakibatkan terjadinya kecenderungan terjadinya OMA menjadi
meningkat.
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

Cerumen memiliki banyak manfaat. Cerumen menjaga external


auditory canal dengan barier proteksi yang akan melapisi dan
membasahi kanalis. Sifat lengketnya yang alami dapat menangkap
benda asing, menjaga secara langsung kontak dengan bermacammacam organisme, polutan, dan serangga. Cerumen juga mempunyai
pH asam (sekitar 4-5), pada situasi pH seperti ini tidak dapat ditumbuhi
oleh organisme sehingga dapat membantu menurunkan resiko infeksi
pada external auditory canal (Pray,2005). Selain di telinga, sel epitel
yang sudah mati dan keratin dilepaskan dengan gesekan. Karena hal
ini tidak mungkin terjadi dalam pada external auditory canal migrasi
epitel squamosa merupakan cara utama untuk kulit mati dan debris
dilepaskan dari dalam. Sel stratum korneum dalam membran timpani
bergerak secara radial dari arah area anular membran timpani secara
lateral sepanjang permukaan dalam pada external auditory canal. Sel
berpindah terus ke lateral sampai mereka berhubungan dengan bagian
kartilago telinga luar dan akhirnya dilepaskan, ketiadaan rete pegs dan
kelenjar sub epitelial serta keberadaan membran basal halus
memfasilitasi pergerakan epidermis dari meatus ke lubang lateral
pergerakan pengeluaran epitel dari dalam kanal memberikan
mekanisme pembersihan alami dalam pada external auditory canal,
dan bila terjadi disfungsi akan menyebabkan infeksi. (G.B. dkk., 2001)
Fungsi cerumen adalah: (1). Membersihkan external auditory canal
yang terjadi sebagai hasil dari proses yang disebut conveyor belt
process, hasil dari migrasi epitel ditambah dengan gerakan seperti

rahang (jaw movement). Cerumen pada external auditory canal juga


membawa kotoran, debu, dan partikel-pertikel yang dapat ikut keluar;
(2). Sebagai lubricant untuk mencegah gatal dan iritasi; dan (3).
Sebagai antibakterial, antifungal dan antiviral. Cerumen ditemukan
efektif menurunkan kemampuan hidup bakteri antara lain Haemophilus
influenzae, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pertumbuhan
jamur yang biasa menyebabkan otomikosis juga dapat dihambat
dengan signifikan oleh cerumen. Kemampuan anti mikroba ini
dikarenakan adanya asam lemak tersaturasi lisozim dan khususnya pH
yang relatif rendah pada cerumen. (Roeser & Roland, 1992).
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

17.Mengapa anak tersebut sakit pada telinga kiri dan kurang pendengaran?

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna
akut.Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen,
penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering
menyumbat
lumen
kanalis
dan
menyebabkan
timbulnya
tuli
konduktif.Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan
yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan
peredaman hantaran suara.
kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan
perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang
mengakibatkan rasa sakit yang hebat. 1/3 liang telinga luar bersambung dengan
kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun
telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan
mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
http://library.usu.ac.id/download/fk/tht-farhan.pdf

2003DigitizedbyUSUdigitallibrary
18.Apa hubungan keluhan dirasakan dua hari yang lalu dengan setelah
mengorek telinga kiri dengan cotton bud?

Mengorek-ngorek telinga, mengeringkan liang telinga dengan


kasar dengan handuk dan membersihkan telinga dengan jarum
suntik, bagi orang yang tidak terlatih menyebabkan abrasi
dan liang telinga merupakan tempat masuk darmerupakan dari
mikroorganisme .Mikroorganisme pada Otitis Eksterna Difusa
adalah Pseudomonas aeruginosa, Basilus piosianius dan
Stafilokokus aureus.
Prof.dr. Askaroellah Aboet, SpTHT-KL(K)

Dept. Ilmu Kesehatan THT-KL


FK USU/RSUP. H. Adam Malik Medan
Membersihkan telinga menggunakan cotton bud ternyata bukanlah kebiasaan yang baik bagi
kesehatan telinga, karena cotton bud justru akan membuat kotoran telinga terdorong ke
dalam, sehingga kotoran masuk ke dalam cekungan dekat gendang telinga. Jika sudah
mengendap terlalu lama, maka kotoran akan mengeras bahkan membatu di liang telinga.
Selain itu, membersihkan telinga dengan cotton bud jika terlalu dalam bisa merusak gendang
telinga. Dampak kerusakan itu bervariasi, mulai dari yang ringan berupa telinga berdenging
hingga yang paling berat yakni kelumpuhan syaraf di sekitar wajah. Selain itu, jika kapas
tertinggal di dalam akan mempengaruhi pendengaran, kapas akan menyumbat gendang
telinga yang menyebabkan pendengaran menjadi kurang baik. Jika tidak bisa menghilangkan
kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton bud, sebaiknya lebih hati-hati dalam
menggunakannya, jangan sampai cotton bud menggores atau manusuk gendang telinga.
Membersihkan Telinga Dapat Menyebabkan Infeksi Telinga

Telinga kita memiliki saluran luar (canal auditori eksterna) dengan bentuk sedemikian rupa
yang bisa secara otomatis membuang kotoran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan
cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa
mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk
disana. Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air
yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada
saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
Infeksi pada saluran telinga ini disebut sebagai otitis. Infeksi ini dapat menyerang seluruh
saluran (otitis eksterna generalis) atau hanya menyerang daerah tertentu sebagai bisul
(furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut swimming ear (jawa: kopoken). Sejumlah
bakteri dan bahkan beberapa jamur, dapat menyebabkan otitis eksterna generalisata,
sedangkan bateri stafilokokus biasanya menyebabkan bisul.
Beberapa orang dalam kondisi tertentu sangat rawan terkena otitis eksterna, misalnya
penderita alergi, psoriasis, eksim atau dermatitis kulit kepala. Selain karena penumpukan

kotoran tadi, otitis eksterna juga bisa disebabkan oleh cedera atau kemasukan air atau bahan
iritan, seperti spray dan cat rambut.
Gejala-gejala dari otitis eksterna generalisata adalah gatal-gatal, nyeri dan keluarnya cairan
berbau busuk. Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel-sel kulit yang
mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran. Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit di
depan saluran telinga ditekan, akan timbul nyeri. Sedangkan furunkel atau bisul
mengakibatkan rasa nyeri yang amat, jika bisulnya pecah akan keluar nanah dan darah dari
telinga.
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan
dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud(pembersih kapas telinga) dapat
mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen akan
menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan
anatomis berupa lekukan pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika
mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga
merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.
Anonim. 2006. Otitis Eksterna. Available from :http://www.kalbe.co.id. Accessed : 2008,
March
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit
yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan
cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa
mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk
disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan
air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan
lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
Infeksi oleh kuman pada kulit disepertiga luar liang telinga yang mengandung adneksa
kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen membentuk furunkel.
Stadium prainflamasi timbul bila lapisan lipid meatus akusticus eksternus terlepas
karena lembab atau trauma menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan
trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan
eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan
dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa
menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan
terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu Pseudomonas (41%),
Streptokokus (22%), Stafilokokus aureus (15%) dan Bakteroides (11%) (Oghalai, 2003).

Oghalai,
J.S.
Otitis
bcm.tme.edu/oto/grand/101295.htm

Eksterna.

http://www.

19.Mengapa ditanyakan batuk pilek?

OMA
Terjadi akibat terganggunya faktor pertahanan tubuh yang bertugas menjaga kesterilan
telinga tengah. Faktor penyebab utama adalah sumbatan tuba Eustachius sehingga
pencegahan invasi kuman terganggu. Pencetusnya adalah infeksi saluran napas atas.
Penyakit ini mudah terjadi pada bayi karena tuba Eustachiusnya pendek, lebar dan
letaknya agak horizontal.
Kapita Selekta Kedokteran. Editor Mansjoer Arif (et al.) Ed. III, cet. 2. Jakarta :
Media Aesculapius. 1999 dikutip dari http://www.geocities.com/kliniktehate/
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran
tersebut sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan
datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan
membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri. Sebagai hasilnya
terbentuklah nanah dalam telinga tengah. Selain itu pembengkakan jaringan sekitar
saluran Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah
terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ
pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran
yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih
banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran
pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat,
cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek gendang telinga karena
tekanannya.
http://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp?guideID=17 yang direkam
pada 25 Agu 2007 17:51:24 GMT.
ISPA sebagai pencetus OMA mengganggu tuba peradangan
penumpukan sel radang pada anak tuba terbuka saat menelan
menguap, menghisap tuba anak lebh horizontal, pendek, lebar

shg memudahkan kuman masuk dalam telinga sering terjadi


peradangan
ILMU KESEHATAN THT FK UI
Perpindahan kuman dari hidung bisa masuk ke telinga :
Melalui secret yang terinfeksi kuman dari hidung kea rah telinga
melalui tuba dan bercampur dengan cairan pada telinga tengah
http://www.kidsent.com/website/pediatric_ent/ear_infections
/

Terjadi infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek
menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius. Saat bakteri melalui saluran
Eustachius, infeksi di saluran tersebut pembengkakan di sekitar saluran,
tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri. Selsel darah putih akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka
sendiriterbentuklah nanah dalam telinga tengah.
Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran Eustachius lendir yang
dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu
karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan
organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan
pendengaran yang dialami umumnya sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun
cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45
desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga juga akan terasa nyeri.
Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya dapat merobek
gendang telinga karena tekanannya.

Buku Ajar Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher edisi keenam. editor
Dr.H.Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT
BOIES Buku Ajar Penyakit THT edisi 6 Adams , Boies , Higler

20.Mengapa saat auricula ditarik dan tragus ditekan, kepala merasa sakit
(refered pain: terdapat serumen yang menekan, infeksi), juga saat
penderita menelan?

Sensory axons in the vagus nerve arise from the skin of the
external ear, a few taste buds in the epiglottis and pharynx, and
proprioceptors in muscles of the neck and throat.

Essentials of Anatomy and Physiology Tortora

21.Mengapa dokter memberikan serumenolitik selama 2 hari sebelum


dilakukan irigasi telinga, juga antibiotik dan analgetik?

Syringing. The rather large syringe of old-fashioned appearance has changed little in the past 100 years, and
remains a simple and effective treatment for wax impaction. The pinna is pulled outwards and backwards to
straighten the meatus, and water at body temperature is irrigated along the posterior wall of the ear. The water
finds a passage past the wax, rebounds off the drum and pushes the wax outwards. Hard wax may require
the use of softening oily drops before syringing.

Syringing is not painful, therefore pain means either an error in technique or that there is an otitis
externa or a perforation. If there is a perforation, the ear should not be syringed; pain with
vertigo may occur with subsequent otitis media and otorrhea, and a past history of discharge suggests a
perforation. Coughing (from the vagal reflexthe auricular branch of the vagus supplies the drum) or
syncope may complicate syringing. Vertigo with nystagmus will occur if the water is too hot or too cold.

22.Pemeriksaan apa yang dilakukan pada skenario?

a. Px otoskopi

Membran timpani
Secara anatomi : 4 kuadran
Bayangan penonjolan bgn bawah maleus Umbo
Reflex cahaya gerakan serabut yang radier dan
sirkuler.
Reflek cahaya jam 7 untuk MT kiri dan jam 5 utk MT
kanan

b. Tes berbisik
Merupakan tes semikuantitatif
Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar
Orang normal daat mendengar bisikan dari jarak 6-10
meter
Cara pemeriksaam:
o Ruangan cukup tenang, dengan panjang 6 meter
o Berbisik pada akhir ekspirasi
o Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin
mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat
mengulangi tiap kata dengan benar
o Telinga yang tidak diperiksa ditutup, orang yang
diperiksa
tidak
boleh
melihat
pemeriksa
(pemeriksa berdiri di sisi telinga yang diperiksa)

Interpretasi :
- Normal : 5/6 sampai 6/6
- Tuli ringan bila suara bisik 4 meter
- Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3 meter
- Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1 meter
c. Tes Garpu Tala
Tes Rinne
Merupakan tes kualitatif
Tujuan: membandingkan hantaran melalui
udara dan hantaran melalui tulang
Cara pemeriksaan:
o Penala digetarkan
o Dasar penala diletakan pada prosesus
mastoideus telinga yang akan diperiksa

o Jika op tidak mendengar bunyi lagi,


penala di pindahkan ke depan liang
telinga, 2,5 cm dari liang telinga
Interpretasi :
a. Normal AC : BC = 2:1
b. Rinne (+) : intensitas AC > BC Telinga
normal atau tuli saraf
c. Rinne (-) : intensitas AC < BC Tuli Konduktif
Tes Weber
Tujuan : membandingkan hantaran tulang
telinga kiri dengan telinga kanan
Cara pemeriksaan:
o Penala digetarkan
o Dasar penala diletakkan pada garis
tengah kepala : ubun-ubun, glabella,
dagu, pertengahan gigi seri paling
sensitif)
Interpretasi:
Tak ada lateralisasi normal
Lateralisasi ke telinga yang sakit telinga tsb tuli
konduktif
Lateralisasi ke telinga yang sehat telinga yang sakit
tuli saraf
Tes Swabach
Tujuan : membandingkan hantaran tulang
orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang
pendengarannya normal
Cara pemeriksaan :
o Penala digetarkan
o Dasarnya diletakkan ada prosesus
mastoideus op
o Bila sudah tidak didengar lagi, penala
dipindahkan
pada
proc.mastoideus
pemeriksa
o Bila
masih
terdengar
kesan:
pendengaran op memendek
o Bila pemeriksa juga tidak mendengar
ulangi tes kembali.

o Penala
digetarkan
kembali
dan
diletakkan di proc.mastoideus pemeriksa
terlebih dahulu, bila sudah tidak
terdengar lagi pindahkan pada op
Interpretasi:
Normal apabila BC op = BC pemeriksa
Bila BC op < pemeriksa Schwabach memendek
telinga op yang diperiksa tuli saraf
Bila BC OP > pemeriksa Schwabach memanjang
telinga op yang diperiksa tuli konduktif
d. Tes Bing (Tes Oklusi)
Cara pemeriksaan :
o Tragus telinga yang diperiksa ditekan
(ditutup)
sehingga
terdapat
tuli
konduktif kira2 30 Db.
o Penala digetarkan, diletakkan di tengah
kepala seperti pada tes weber
Interpretasi:
o Lateralisasi ke telinga yang ditutup
telinga normal atau tuli saraf
o Tidak ada lateralisasi ke telinga yang
ditutup (yang diperiksa) telinga
tersebut tuli konduktif
e. Audiometri
Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan
pendengaran
Merupakan
earphone
sederhana
yang
dihubungkan dengan ossilator elektronik
yang mampu memancarkan suara murni
dengan kisaran frekuensi rendahtinggi
Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi
adalah kekerasan yang hampir tidak bisa
didengar oleh telinga normal
Volume
dapat
ditingkatkan,bika
harus
ditingkatkan hingga 30 desibel dari normal

org tsb dikatakan kehilangan pendengaran 30


dB untuk frekuensi tertentu

23.DD dari otitis eksterna? (Definisi, patofisiologi, klasifikasi, etiologi, faktor


resiko, komplikasi, penatalaksanaan)

OTITIS EKSTERNA
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri. Ada 2 jenis yaitu
otitis eksterna akut dan otitis eksterna kronik. Otitis eksterna akut terbagi atas 2 yaitu

otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) dan otitis eksterna difus.


Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu :
Derajat keasaman (pH). pH basa mempermudah terjadinya otitis eksterna. pH

asam berfungsi sebagai protektor terhadap kuman.


Udara. Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman bertambah

banyak.
Trauma. Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga.
Berenang. Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi setelah terkena air.

1. Otitis Eksterna Akut


Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) adalah infeksi pada 1/3 luar liang
telinga, khususnya adneksa kulit, yakni pilosebaseus (folikel rambut & kelenjar
sebaseus) dan kelenjar serumen akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus &
Staphyloccus

albus.

Gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul), yaitu :

1.

Nyeri hebat. Nyeri ini tidak sesuai dengan besarnya furunkel (bisul). Nyeri
timbul saat kita menekan perikondrium karena jaringan ikat longgar tidak terkandung
dibawah kulit. Gerakan membuka mulut juga menjadi pemicu nyeri karena adanya

2.

sendi temporomandibula.
Gangguan pendengaran. Akibat furunkel (bisul) yang sudah besar dan
menyumbat liang telinga.
Terapi otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) yang sudah membentuk abses,

yaitu :
Aspirasi. Lakukan aspirasi steril untuk mengeluarkan nanah.
Antibiotik topikal. Berikan salep antibiotik misalnya polymixin B dan bacitracin.
Antiseptik. Berikan asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%.
Insisi. Lakukan pada furunkel (bisul) yang berdinding tebal. Pasang salir (drain)
untuk mengalirkan nanah.
Antibiotik sistemik. Biasanya kita tidak perlukan.
Obat simptomatik. Berikan analgetik dan penenang.
Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri.
Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu
Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat
hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul).
Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul).
Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir
(musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita
temukan

pada

kasus

otitis

media.

Terapi otitis eksterna difus, yaitu :

Tampon. Berikan tampon yang mengandung antibiotik.


Antibiotik sistemik. Kadang-kadang perlu kita berikan.
2. Otitis Eksterna Kronik
Otitis eksterna kronik adalah infeksi liang telinga yang berlangsung lama dan ditandai
oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Terbentuknya jaringan ini menyebabkan
liang telinga menyempit.
Otitis eksterna kronik dapat disebabkan oleh :

Pengobatan. Pengobatan infeksi bakteri dan jamur yang tidak baik.


Trauma berulang.
Benda asing.

Alat bantu dengar (hearing aid). Penggunaan cetakan (mould) pada hearing aid.

Terapi otitis eksterna kronik dengan operasi rekonstruksi liang telinga.


Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad
Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.

24.DD dari kurangnya pendengaran?

H. Hambatan Persepsi Auditif3


Sensori auditif diaktifkan oleh adanya rangsang bunyi
atau suara. Persepsi auditif berkaitan dengan kemampuan
otak untuk memproses dan menginterpretasikan berbagai
bunyi atau suara yang didengar oleh telinga. Kemampuan
persepsi auditif yang baik memungkinkan seorang anak
dapat membedakan berbagai bunyi dengan sumber,
ritme, volume, dan pitch yang berbeda. Kemampuan ini
sangat berguna dalam proses belajar membaca. Persepsi
auditif mencakup kemampuan-kemampuan berikut :
a. Kesadaran fonologis yaitu kesadaran bahwa
bahasa dapat dipecah ke dalam kata, suku kata, dan
fonem (bunyi huruf)
b. Diskriminasi auditif yaitu kemampuan mengingat
perbedaan antara bunyi-bunyi fonem dan mengidentifikasi
kata-kata yang sama dengan kata-kata yang berbeda.
c. Ingatan (memori) auditif yaitu kemampuan untuk
menyimpan dan mengingat sesuatu yang didengar

d. Urutan auditif yaitu kemampuan mengingat urutan


hal-hal yang disampaikan secara lisan
e. Perpaduan auditif yaitu kemampuan memadukan
elemen-elemen fonem tunggal atau berbagai fonem
menjadi suatu kata yang utuh
Hambatan persepsi auditif dapat terjadi sebagai
bagian dari auditory processing disorder(gangguan proses
auditori) yang penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Gangguan ini mungkin disebabkan oleh adanya gangguan
proses di otak atau berhubungan dengan kondisi kondisi
lain seperti disleksia, Attention Defisit Disorder, Autism
Spectrum

Disorder,

hambatan

gangguan

perkembangan.

bahasa

Anak

spesifik,

yang

atau

mengalami

gangguan proses auditori biasanya dapat mendengar


suara (informasi bunyi) tetapi memiliki kesulitan untuk
memahami, menyimpan, menempatkan, mengemukakan
kembali

atau

menjelaskan

informasi

tersebut

untuk

kepentingan akademik maupun sosial.


Hambatan persepsi auditif dapat mencakup beberapa
hal seperti:
kesulitan
kesulitan
kesulitan
kesulitan
kesulitan

menentukan figur dan latar bunyi


mengingat (memori) bunyi
diskriminasi bunyi
untuk memperhatikan bunyi
untuk proses kohesi (memadukan) bunyi

Prihardini D, dkk. Sensori dan Persepsi Auditif.


Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia. 2010
25.Bagaimana penatalaksanaan skenario tersebut?

Penatalaksanaan
Otitis Eksterna Akut
a. Otitis eksterna sirkumskripta
i.

Tergantung pada keadaan furunkel.

ii.

Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan


nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti
polymixin B atau bacitracin, atau antiseptik (asam asetat 2-5 % dalam
alkohol 2 %).

iii.

Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian dipasang salir


(drain) untuk mengalirkan nanahnya.

iv.

Biasanya tidak perlu diberikan antibiotika secara sistemik, hanya diberikan


obat simtomatik seperti analgetik dan obat penenang.

b. Otitis eksterna difus


i.

Memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga


supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang.

ii.

Kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.

c. Otomikosis
i.

Larutan asam asetat 2-5 % dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga
biasanya dapat menyembuhkan.

ii.

Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang


diberikan secara topikal.

Otitis Eksterna Kronis


a. Keratosis Obliterans dan Kolesteastoma eksterna
a. Penyakit ini biasanya dapat dikontrol dengan melakukan pembersihan
liang telinga secara periodik, misalnya setiap 3 bulan.
b. Pemberian,obat tetes telinga dan campuran alkohol atau gliserin dalam
peroksid 3 %, 3 kali seminggu sering kali dapat menolong.
c. Pada pasien yang telah mengalami erosi tulang liang telinga, seringkali
diperlukan tindakan bedah dengan melakukan tandur jaringan ke
bawah kulit untuk menghilangkan gaung di dinding liang telinga. Yang
penting adalah membuat agar liang telinga berbentuk seperti corong,
sehingga pembersihan liang telinga secara spontan lebih terjamin.
b. Otitis eksterna maligna

a. Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda, sebab penyakit akan segera


menyerang bagian-bagian penting di sekitarnya.
b. Pengobatan yang dianjurkan adalah pemberian antibiotika dosis tinggi
terhadap Pseudomonas aeruginosa yang dikombinasikan dengan
aminoglikosida dan diberikan secara parenteral selama 4-6 minggu.
Kombinasi yang sering digunakan adalah karbecillin, ticarcillin atau
pipercillin

dengan

gentamicin,

tobramicin,

colistimethate

atau

amikacin.
c. Membersihkan

luka

(debrideman)

secara

radikal.

Tindakan

membersihkan luka (debrideman) yang kurang bersih akan dapat


menyebabkan makin cepatnya penularan penyakit ini
d. Kelainan di telinga tengah pada anak dengan palatoskisis, lebih besar
dibandingkan dengan anak normal. Oleh karena itu dianjurkan untuk
melakukan koreksi palatoskisis sedini mungkin.
Lee KJ. Essential Otolaryngology. Head and Neck Surgery. 2003. New YORK

Anda mungkin juga menyukai