Anda di halaman 1dari 47

KEJADIAN DEMAM DENGUE PADA

An.R DI PUSKESMAS
HALMAHERA KOTA SEMARANG

SATRIO WISNUGROHO
30101206731
Latar Belakang

Penyakit infeksi
Demam Dengue
masalah kesehatan
(Virus Dengue)
dunia
Menurut data Dinkes Kota
Semarang tahun 2015, IR
DBD kota Semarang
Demam Dengue merupakan penyakit yang banyak menduduki peringkat ke 3 se
ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan Jateng.
subtropis, terutama asia tenggara, Amerika tengah,
Amerika dan Karibia. Virus dengue termasuk dalam
famili Flaviridae dan genus Flavivirus, terdiri dari 4
serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den3 dan Den -4. Virus
ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
yang terinfeksi, khususnya nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus yang terdapat hampir di
seluruh pelosok Indonesia (Lestari K, 2007).
Pada tahun 2015 jumlah penderita DD/DBD di Indonesia yang dilaporkan sebanyak
129.650 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1071 orang (IR/Angka kesakitan=
50,75 per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian= 0,83%).
Tahun 2014 dengan kasus sebanyak 100.347 serta IR 39,8 per 100.000 penduduk
terjadi kenaikan kasus pada tahun 2015. Jumlah penderita
Jumlah kasus DD/DBD di kota Semarang pada tahun 2015 sebanyak 1.737 penderita.
Incidence Rate DD Kota Semarang (98,61) tahun 2015 menduduki peringkat ketiga IR
DD/DBD Jawa Tengah setelah kota Magelang dan Kabupaten Jepara.
Jumlah kasus DD di Puskesmas Halmahera tahun 2016 adalah 117 penderita dan DBD
adalah 23 penderita.
Hasil dari bank data Dinas Kesehatan Kota Semarang, kejadian DD/DBD Puskesmas
Halmahera pada tahun 2016 di Kelurahan Sarirejo sebanyak 262 penderita, Kelurahan
Rejosari 288 penderita, Kelurahan Karang Turi 29 penderita, Kelurahan Karang Tempel
62 penderita.
Jumlah kasus demam DD/DBD
Puskesmas Halmahera
288
262

62
29
Faktor - faktor yang berhubungan dengan
kejadian DD/DBD adalah kurangnya
pengetahuan tentang DD/DBD, masalah
perlindungan diri dari gigitan nyamuk, dan
pemberantasan sarang nyamuk serta jentik
nyamuk.
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas maka penulis tertarik untuk lebih
mendalami kejadian demam dengue pada
An.R di Puskesmas Halmahera Kota
Semarang
Rumusan Masalah

Apa saja faktor faktor yang


berpengaruh terhadap kejadian
demam dengue pada An. R di
Puskesmas Halmahera kelurahan
Rejosari dengan pendekatan segitiga
epidemiologi ?
Untuk memperoleh informasi mengenai faktor faktor
yang berpengaruh terhadap kejadian demam
dengue pada An. R di Puskesmas Halmahera
Tujuan terutama di kelurahan Rejosari dengan pendekatan
umum segitiga epidemiologi.

Untuk memperoleh informasi mengenai faktor pejamu (host) yang


mempengaruhi terjadinya demam dengue.
Untuk memperoleh informasi mengenai faktor agent yang
mempengaruhi terjadinya demam dengue.
Untuk memperoleh informasi mengenai faktor lingkungan
Tujuan (environtment) yang mempengaruhi terjadinya demam dengue.
khusus Untuk memberikan solusi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya demam dengue pada penderita An. R
Manfaat Memberi informasi
bagi ilmiah untuk
memperkaya ilmu.
mahasiswa Menjadi bahan rujukan
untuk penelitian yang
lebih lanjut
Memberi informasi kepada
masyarakat tentang kesehatan.
Manfaat Memberi masukan kepada
bagi tenaga kesehatan untuk lebih
memberdayakan masyarakat
masyarakat dalam upaya kesehatan
promotif dan preventif.
Identitas pasien

Nama : An.Rafael
Tempat, tanggal lahir : 16 Maret 2006
Umur : 11 tahun
JenisKelamin : laki - laki
Agama : Kristen
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Tirtoyoso Batas 64 Rt 10 Rw XII Kelurahan Rejosari
Kewarganegaraan : WNI
Cara pembayaran : Umum
Keluhan Utama

Demam
Nyeri ulu hati
Muntah
Lemas
Bintik merah
RPS

Pada hari Sabtu tanggal 10 Februari 2017, pasien megeluh


demam tinggi, bintik-bintik merah pada beberapa bagian tubuh,
nyeri ulu hati, muntah, dan lemas. Lalu orang tua pasien
membawa ke Dokter Keluarga pada pukul 17.00 WIB untuk
melakukan pengobatan di dr.Devi dan belum dapat diketahui
penyebab demamnya. Kemudian diberikan obat penurun panas
namun demam tidak kunjung turun. Pukul 23.00 WIB pasien
dibawa oleh orang tuanya ke IGD RS Elizabeth dan dilakukan
pemeriksaan oleh dr.Halleyanang Prasana Putra tetapi diagnosis
penyebab demam masih belum bisa ditegakkan karena demam
belum 3 hari sehingga belum bisa dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Pasien kemudian pulang dan dianjurkan untuk
meminum obat yang diberikan oleh Dokter Keluarga.
Pada hari tanggal 11 Februari 2017, keluhan tidak ada perbaikan
sehingga orang tua pasien membawa ke IGD RS Panti Wilasa
Citarum diperiksa oleh dokter jaga IGD pada pukul 21.00 dan masih
belum bisa didiagnosis penyebab demamnya. Kemudian orang tua
meminta untuk dirawat inap karena merasa demam anaknya tidak
ada perbaikan. Awalnya dokter jaga IGD tidak menyarankan untuk
rawat inap dulu karena bukan emergency, namun orang tua pasien
tetap meminta rawat inap dan akhirnya pasien dirawat inap pada
tanggal 12 Februari 2017 pukul 00.05 WIB di RS Panti Wilasa
bangsal Gamma 17 dengan DPJP dr.Citra Primavita Mayangsari,
Sp.A.
Tanggal 12 Februari 2017 pukul 00.24 WIB pasien
dilakukan pemeriksaan serologi Tubex-TF dengan
hasil 3 (Borderline). Nilai rujukan 1-2 (Negatif), 3
(Boderline), >4 (Positif). Dari hasil lab, pasien
didiagnosis Demam Dengue oleh dr.Citra
Primavita Mayangsari, Sp.A.
Tidak ada riwayat penyakit serupa

RPD Tidak ada riwayat di rawat RS


Tidak ada riwayat alergi

Adik pasien menderita keluhan yang

RPK sama 3 hari setelah pasien masuk RS

R.SO Pasien adalah anak dari 3 bersaudara


Pasien tinggal dengan kedua orang tua
kedua adiknya, dan seorang nenek

S Biaya pengobatan sendiri


PF pasien

TTV
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 21x/menit
Temperature : 37,20 C
Antropometri : BB: 50 kg TB: 137 cm
BMI : BB/TB2 = 30/ (1,37 x
1,1,37)= 26.639 (obesitas)
, tampak lebat tidak mudah patah
- Nyeri tekan : tidak ada Pemeriksaan Kepala
- Bentuk kepala : normocephal, simetris
- Rambut : warna kehitaman

Pemeriksaan Mata
- Palpebra : pucat
- Konjungtiva : pucat
- Sklera : dbn,tidak ikterik
- Pupil : reflek cahaya (+/+), isokor dengan diameter 3 mm

Pemeriksaan Telinga : tidak ada discharge


Pemeriksaan Hidung : nafas cuping hidung (-)

Pemeriksaan Mulut : bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis


Pemeriksaan Leher : kelenjar limfe dalam batas normal, tekanan vena jugularis tidak meningkat
THORAX

PULMO
DBN

JANTUNG
DBN
ABDOMEN

Inspeksi: Tampak datar,


simetris, tidak terdapat
kelainan kulit.

Auskultasi: Bising usus normal.


Palpasi: supel, nyeri tekan di
epigastrium (+), Hepar dan lien
tak teraba.

Perkusi: tympani di seluruh


lapang abdomen, Undulasi (-),
Pekak beralih (-).
Pemeriksaan Penunjang

Hb 11,5 g/dL (nilai normal = 11,8-15


g/dl)
Ht 35% (nilai normal = 40-52%)
Jumlah leukosit 5,0.103/uL (nilai normal
= 3,8.103-10,6.103 /uL)
Jumlah trombosit 111.103/uL (nilai
normal = 150.103-400.103/uL)
demam naik
turun,meningk
at sore hari.
Demam >7
hari

nyeri ulu hati,


lemas, mual, Demam
muntah, bintik tyfoid
merah

Hb 11,5 g/dL
Ht 35%
Leukosit 5,0.103/uL
Trombosit 111.103/uL
Terapi

Bila
1. anak dapat minum
a.Berikan anak banyak minum
Dosis larutan per oral: 1 2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5 menit.
Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah, air sirup, atau susu.

b.Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan untuk dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid
isotonik, seperti Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat badan sebagai berikut:
.Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
.Berat badan 15 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
.Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam

Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai
2.
dengan dosis yang telah dijelaskan di atas.
Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam, laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
3.
a.Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis, turunkan jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan klinis
stabil.
b.Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan DBD dengan syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 15 mg/kgBB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi
Data Rumah

Pasien tinggal di rumah sederhana di daerah Bamban Kerep bersama kedua


orang tuanya dan kakak perempuannya sejak kecil. Luas tanah pasien
sekitar 92 m2 luas bangunan 50 m2 . Rumah tersebut terdiri atas ruang
keluarga, 2 kamar tidur, 2 kamar mandi dan dapur.
Dinding dari tembok,
lantai keramik,
atap genteng.
Ventilasi : setiap ruangan terdapat ventilasi <10% dari luas lantai.
Pencahayaan : cukup, terdapat jendela di samping pintu
Sumber air minum, mandi dan cuci menggunakan air sumut
Untuk memasak keluarga pasien menggunakan gas LPG.
Di bagian belakang dapur digunakan untuk menjemur pakaian. Keadaan
lingkungan rumah saling berdampingan dengan rumah tetangga lainnya.
Diagnosis Holistik

ASPEK 1 :
Keluhan Utama : Demam, Muntah, Nyeri ulu hati,
bintik-bintik,
Harapan : Keluhan menghilang, dapat beraktivitas
seperti sedia kala.
Kekhawatiran : semakin bertambah parah
Aspek 2

Pada hari Sabtu tanggal 10 Februari 2017, pasien


megeluh demam tinggi, bintik-bintik merah pada
beberapa bagian tubuh, nyeri ulu hati, muntah,
dan lemas. Kemudian dibawa ke RS Panti Wilasa.
Diagnosa Klinis : demam dengue
Diagnosis Banding : demam berdarah dengue,
Malaria
Aspek 3

Faktor Resiko Internal:


Daya imunitas menurun
Stress, kelelahan
Kurangnya pengetahuan tentang demam dengue
Kurangnya pengetahuan tentang gizi yang baik
Kurangnya pengetahuan PSN
Kurangnya pengetahuan tentang PHBS
Kebiasaan pasien perlindungan dari gigitan
nyamuk
Aspek 4

Faktor Resiko Eksternal:


Kurangnya pengetahuan keluarga tentang
pemberian gizi yang baik
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS
Kebiasaan keluarga yang membuang sampah
kadang sembarangan kadang membuang sampah
ditempat sampah yang tidak tertutup.
Aspek 5

Derajat Fungsional Skala 2 :Pasien mengalami


sedikit kesulitan
Data Lingkungan

Lingkungan Eksternal
Lingkungan Internal Bangunan Rumah:

Pasien memiliki Lantai : Keramik


kebiasaan tidak Dinding : Tembok
menggunakan Jendela : Ada jendela besar di ruang tamu dan setiap
pelindung gigitan kamar termasuk kamar pasien.
nyamuk seperti lotion Ventilasi : Setiap ruangan terdapat ventilasi >10% dari luas
Pengetahuan pasien lantai
tentang dengue dan Pencahayaan: CUKUP, terdapat jendela di samping pintu
Perilaku Hidup Bersih rumah
dan Sehat (PHBS) Kepadatan hunian: luas rumah 92 m dengan luas bangunan 50 m.

kurang 50 : 5 orang =10 m

Luas kamar pasien: 4m x 3m

Menurut cek lish rumah sehat termasuk : rumah tidak sehat karena hilainya 992 < 1064
Penatalaksanaan
Komperhensif
Promotif Community
Patient Centered Family Focused Oriented

Memberikan edukasi Diharapkan keluarga Puskesmas atau pihak


kepada pasien tentang khususnya ibu dapat terkait dapat melakukan
pemenuhan gizi yang baik memberikan makanan gizi kunjungan rumah pasien
yang baik. dan memberikan edukasi
Memberikan edukasi tentang demam tifoid.
tentang apa itu penyakit Memberikan edukasi
demam dengue, kepada keluarga
penyebabnya, cara pentingnya PHBS
penularannya, gejalanya
dan pencegahannya. Memberikan edukasi
kepada pasien tentang
Memberikan edukasi pengolahan sampah yang
kepada pasien tentang tepat dan benar
pentingnya menggunakan
lotion anti nyamuk.
Preventive

Community
Patient Centered Family Focused Oriented

Mengajari pasien cara Mengajari keluarga


menggunakan lotion anti bagaimana menguras
nyamuk tempayan-tempayan agar
tidak ada jentik-jentik
nyamuk.

Mengajari pasien tentang


membuang sampah yang
benar dan tempat sampah
yang benar.
Kuratif
Patient Centered
Community
Pemberian terapi cairan
apabila anak malas minum
Family Focused Oriented
dan terapi supportif
lainnya.
Keluarga diharapkan dapat Kader diharapkan dapat
mengingatkan dan memberikan edukasi
mengawasi pasien untuk mengenai gizi yang baik
meminum obat tersebut
Kader diharapkan dapat
Keluarga diharapkan dapat memberikan edukasi
memberikan asupan tentang demam dengue.
makanan gizi seimbang
kepada pasien.
Rehabilitatif

Community
Patient Centered Family Focused Oriented

Setiap pagi pasien Anggota keluarga dapat


berolahraga rutin ringan mengajak pasien untuk
(jalan-jalan) 20 menit berolahraga bersama
Analisa Penyebab masalah

Host
Umur
Teori yang dikemukakan Roger (1974) adalah perilaku yang didasari pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan, yang
dihasilkan dari proses kesadaran, interest, evaluation, trial dan adoption.
Hasil penelitian Kesumawati Hadi U (2013) dapat disimpulkan bahwa penggunaan
repelen secara massal dalam jangka panjang mampu menurunkan populasi
nyamuk suatu daerah, dengan penurunan angka House Index (persentase rumah
yang mengandung jentik nyamuk) sebesar 58%, Container Index (persentase
wadah yang mengandung jentik nyamuk) sebesar 24%; dan Breteau Index
(persentase rumah yang mengandung jentik dari 100 buah rumah di lokasi
penelitian) sebesar 12%.
Pasien tidak pernah menggunakan lotion anti nyamuk.
Agent
Agent penyebab
penyakit demam
berdarah dengue
adalah virus Dengue
yang termasuk
kelompok
arthropoda borne
virus (Arboviruses
(Soegijanto, 2010).
Lingkungan

Bila suatu daerah mempunyai HI lebih dari 5% menunjukkan


bahwa daerah tersebut mempunyai risiko tinggi untuk
penularan dengue dan bila HI<5% maka masih bisa dilakukan
pencegahan untuk terjadinya infeksi virus dengue. Bila BI<50
berarti daerah tersebut mempunyai risiko rendah untuk
terjadinya transmisi virus, bila BI >50 maka daerah tersebut
mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya transmisi virus, dan
bila CI10% menunjukkan bahwa daerah tersebut aman dari
transmisi virus dengue (Scott and Morrison, 2002).
HI = 42,1%, CI = 10,7%, ABJ = 57,1%
Masalah Pemecahan masalah

Pengetahuan yang kurang tentang demam Edukasi tentang demam tyfoid cara

tyfoid, (penyebabnya, cara pencegahan, dan penularan, dan pencegahan tifoid

penanganannya) Leaflet tifoid

Bak sampah yang tidak tertutup. sampah Menyarankan untuk menggunakan bak

dapat menimbulkan banyaknya lalat sampah tertutup

berterbangan dan tikus berkeliaran disekitar Edukasi tentang perilaku hygiene,


sampah dan dapat menimbulkan suatu

penyakit pada manusia antara lain penyakit

perut, pes dan demam tifoid


Perilaku cuci tangan buruk Edukasi mengenai cuci tangan yang baik

Pemberian poster cara cuci tangan

Kurangnya pengetahuan tentang gizi Edukasi tentang gizi makanan yang baik dan

makanan yang baik pengolahannya

Leaflet tentang gizi


Kesimpulan

Host
Menggunakan obat anti nyamuk lotion
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Membuka jendela agar cahaya cukup tidak lembab dan gelap
Memasang jaring anti nyamuk pada ventilasi di rumah
Menjaga daya tahan tubuh dengan makan yang bergizi, olahraga dan istirahat cukup
Menguras bak mandi minimal 2 kali seminggu
Agent
Virus Dengue sebagai penyebab DD/DBD
Environtment
Bak sampah yang tidak tertutup. Sampah dapat menimbulkan genangan air
Barang-barang bekas dan baju-baju yang dapat menjadi persembunyian nyamuk
Saran

Untuk Pasien
Menggunakan obat anti nyamuk lotion
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Membuka jendela agar cahaya cukup tidak lembab dan gelap
Memasang jaring anti nyamuk pada ventilasi di rumah
Menjaga daya tahan tubuh dengan makan yang bergizi, olahraga dan istirahat cukup
Menguras bak mandi minimal 2 kali seminggu
Untuk Puskesmas
Memberikan pengobatan medikamentosa sesuai dengan guidelines atau pedoman pengobatan
yang berlaku
Memberikan penyuluhan sederhana mengenai penyakit DBD kepada keluarga pasien dan
masyarakat sekitar sehingga masyarakat dapat mengetahui tentang DBD mulai dari definisi,
penyebab, cara penularan, dan pengobatan yang benar, dan penyuluhan mengenai PHBS
Menambah sumber daya manusia agar pelaksanaan Surveilans Vektor DBD lebih efektif
Intervensi

Anda mungkin juga menyukai