(Electrostatic Precipitator/ESP)
Pendahuluan
Elektrostatik merupakan salah satu cabang fisika yang berhadapan dengan gaya yang
dikeluarkan oleh medan listrik statik (tidak berubah) kepada sebuah objek yang bermuatan.
Aplikasi elektrostatik dalam dunia industri digunakan untuk mengatasi masalah limbah debu.
Industri yang banyak mengaplikasikannya yaitu seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap),
pabrik gula, dan pabrik semen. Salah satu penerapannya yaitu penggunaan electrostatic
precipitator (ESP).
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan effisiensi
tinggi (diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar. Dengan menggunakan
electrostatic precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar dari cerobong diharapkan
hanya sekitar 0,16% (dimana efektifitas penangkapan debu mencapai 99,84%).
Salah satu komponen terpenting dalam proses produksi di Pabrik Gula dan PLTU adalah boiler
yang berfungsi sebagai tempat untuk memanaskan air, sehingga menghasilkan uap yang nantinya
akan digunakan untuk proses selanjutnya. Pada PLTU, uap ini digunakan untuk memutar turbin
uap sebagai penggerak generator. Untuk melakukan kerja, boiler membutuhkan adanya panas
yang digunakan untuk memanaskan air. Panas ini disuplai oleh bagian yang disebut dengan
ruang bakar atau furnace, dimana pada ruang bakar ini dilengkapi dengan alat pembakaran atau
burner. Hasil pembakaran di ruang bakar tersebut akan mengandung banyak debu, mengingat
bahan bakar yang digunakan adalah batubara, kemudian debu tersebut akan terbawa bersama gas
buang menuju cerobong. Sebelum gas buang tersebut keluar melalui cerobong, maka gas buang
tersebut akan melewati kisi-kisi suatu electrostatic precipitator (ESP).
Cara Kerja ElectroStatic Precipitator
Cara kerja dari electrostatic precipitator (ESP) yaitu sebagai berikut :
(1) Melewatkan gas buang (flue gas) melalui suatu medan listrik yang terbentuk antara
discharge electrode dengan collector plate, flue gas yang mengandung butiran debu pada
awalnya bermuatan netral dan pada saat melewati medan listrik, partikel debu tersebut akan
terionisasi sehingga partikel debu tersebut menjadi bermuatan negatif (-).
(2) Partikel debu yang bermuatan negatif (-) selanjutnya menempel pada pelat-pelat pengumpul
(collector plate), lihat gambar 4. Debu yang dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali
secara periodik dari collector plate melalui suatu getaran (rapping). Debu ini kemudian jatuh ke
bak penampung (ash hopper), lihat gambar 1 dan 2, dan dipindahkan (transport) ke flyash silo
dengan cara dihembuskan (vacuum).
Gambar a
Gambar b
Gambar c
Uncharged Particle
Ground
Particle Attracted to Collecting Electrode and Forming Dust Layer
Gambar d
positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion
negatif akan ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah
silinder dan kemudian terhembus keluar.
Gambar (a) menunjukkan diagram skematik dari sebuah pengendap elektroststik. Potensial listrik
negatif yang tinggi tertahan pada kumparan kawat yang ada di bagian tengah membentuk sebuah
lompatan listrik di sekitar kawat. Gambar (b) menunjukkan contoh aplikasi pengendap
elektrostatik, sedangkan gambar (c) adalah gambar cerobong tanpa pengendap elektrostatik. Jika
dibandingkan, gambar (c) akan menghasilkan polusi udara lebih besar dibanding gambar (b).
Jika intensitas pembuangan gas (asap pabrik) terlalu banyak, maka akan merusak lingkungan di
sekitarnya. Hal terburuk yang akan terjadi secara perlahan-lahan adalah rusaknya lapisan ozon di
atmosfer yang merupakan salah satu bentuk penyebab pemanasan global (global warming).
Electrostatic precipitator merupakan salah satu cara agar industri yang berpotensi menghasilkan
limbah debu menjadi ramah lingkungan, setidaknya dapat mengurangi kandungan polutan yang
dibuang melalui cerobong.
Referensi :
http://en.wikipedia.org/wiki/Electrostatic_precipitator
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/04/electrostatic-precipitator.html