Buku Info Teknis Biodiesel Dit Bioenergi Rev25112013
Buku Info Teknis Biodiesel Dit Bioenergi Rev25112013
Alhamdulillah, Puji Syukur Penyusun ucapkan ke hadhirat ALLAH. SWT, sehingga buku INFORMASI
TEKNIS BIODIESEL ini dapat diselesaikan. Buku ini merupakan kumpulan informasi terkait pemanfaatan
Biodiesel, mulai dari bahan baku, proses produksi, standar mutu produk, blending biodiesel dengan
minyak jenis solar, uji kinerja biodesel, sistem monitoring dan pemanfaatannya di Indonesia serta di
beberapa negara.
Dengan adanya buku ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman para
stakeholder dalam memanfaatkan biodiesel sebagai energi terbarukan yang potensinya cukup besar di
Indonesia untuk menggantikan Bahan Bakar Minyak yang cadangannya semakin menipis.
Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan dalam
penyelesaian buku ini, dan semoga mendapat balasan amal jariyah dari ilmu yang bermanfaat yang
disampaikan dalam buku ini.
Akhirnya masukan masukan dalam hal positif dan membangun sangat diperlukan, guna perbaikan
dan kelengkapan buku ini untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi semua stkaholder terkait
dalam pengembangan dan pemanfaatan Biodiesel.
Jakarta, Oktober 2013
Direktorat Bioenergi,
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
1.
2.
3.
11
4.
16
5.
20
6.
24
7.
36
8.
41
9.
45
51
Biodiesel merupakan salah satu energi terbarukan jenis Bahan Bakar Nabati (BBN) yang
dapat menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Minyak Solar tanpa memerlukan
modifikasi pada mesin dan menghasilkan emisi yang lebih bersih.
Seiring dengan semakin meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak jenis minyak
Solar dalam negeri dengan laju rata-rata mencapai 5% per tahun, dengan produksi
dalam negeri yang hanya 75% dari total kebutuhan dan cadangannya yang semakin
menipis, maka penggunaan Biodiesel produksi dalam negeri yang potensinya
melimpah di Indonesia sebagai bahan bakar pengganti minyak solar, merupakan salah
satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi defisit anggaran dan ketergantungan
pada bahan bakar minyak.
Peningkatan penggunaan Biodiesel produksi dalam negeri sebagai bahan bakar untuk
sektor transportasi, industri dan pembangkit listrik, dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional (pro-growth), penciptaan lapangan kerja (pro-job), pemerataan
pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan (pro-poor), dan kepedulian
terhadap lingkungan (pro-environment).
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
solar, dapat terdegradasi dengan mudah (biodegradable), tidak mengandung sulfur (atau
sangat rendah, jika ada) dan senyawa aromatik sehingga emisi pembakaran yang dihasilkan
lebih ramah lingkungan dari pada bahan bakar minyak jenis minyak solar.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Kelapa Sawit
Jarak (Jatropha)
Kedelai
Rapeseed
Jagung
Kelapa
Nyamplung
(Calophyllum inophyllum)
Tanaman Kapok
(Ceiba pentandra)
Biji Nimba
(Azadirachta indica)
PEMANFAATAN
- Keperluan industri pangan dan lainnya dalam negeri
- Ekspor
- Produksi biodiesel
Keterangan:
Produksi CPO pada tahun 2013 diproyeksikan mencapai 28 juta ton.
Supply CPO terkonsentrasi di Sumatera dan Kalimantan, sebagian kecil di Jawa, Sulawesi dan Papua
Data diolah dari Berbagai Sumber (Kementan, DMSI, Aprobi, Kemendag dll)
1. Tahap penyiapan
Metanol
Katalis
MINYAK
NABATI/
HEWANI
Penyiapa
n
Metanol
Esterifikasi dan/atau
Trans-esterifikasi
Pencucia
n
Pengeringan
Distilasi
BIODIESEL
Pemurnian
Gliserin
Produk
Samping
metanol
KATALIS
CH 2 OCOR 1
Produk Akhir
CHOCOR 2 +
R 1 COOCH 3
3CH 3 OH
CH 2 OCOR 3
3. Tahap Pencucian
katalis
CH 2 OH
R 2 COOCH 3 + CHOH
R 3 COOCH 3
CH 2 OH
4. Tahap Pengeringan
Proses pengeringan
memanaskan biodiesel
dengan pendinginan.
memiliki warna bening
dikeringkan.
Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Biodiesel
(Berdasarkan Keputusan Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi No. 723 K/10/DJE/ 2013)
No
PARAMETER UJI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
7.
METODE UJI
kg/m3
mm2/s (cSt)
Min.
oC, min
oC, maks.
-
%-massa, maks
0,05
360
0,02
100
%-vol, maks
oC, maks
%-massa, maks
mg/kg, maks
Fosfor
Angka asam
10
0,6
mg/kg, maks
mg-KOH/g, maks
Gliserol bebas
Gliserol total
Kadar ester metil
Angka iodium
Kestabilan Oksidasi
Periode Induksi metode
rancimat Atau
Metode petro oksi
0,02
0,24
96,5
115
%-massa, maks
AOCS Ca 14-56 / ASTM D-6584/ lihat bag.9.14 SNI 7182:2012
%-massa, maks
AOCS Ca 14-56 /ASTM D-6584/ lihat bag.9.14 SNI 7182:2012
%-massa, min
SNI 7182:2012/ lihat bag.9.15 SNI 7182:2012
%-massa (g-I2/100g), maks AOCS Cd 1-25/ lihat bag.9.16 SNI 7182:2012
360
27
Menit, min
850-890
2,3-6,0
51
100
18
1
0,05
0.3
U.S.A
Brazil
Jepang
(ASTM D (ANP Act
6751/07A)
7/08)
WWFC
Indonesia (SNI)
(World
Wide Fuel
Metode
SNI -2006 SNI -2012
Charter)
Uji
Parameter Uji
Satuan
Eropa
(EN
14214/08)
kg/m
850 -900
860-900
860-900
860-900
(15C)
850-890
(40oC)
850-890
(40oC)
D1298
Viskositas Kinematis
mm/s
3.5 5.0
1.9 - 6.0
3.0 6.0
3.5 - 5.0
2.0 - 5.0
2.0 - 5.0
2.3 - 6.0
(40oC)
2.3 - 6.0
(40oC)
D445
%-vol maks
0.05
0.05
0.05
0.05
C min
101
93
100
120
120
100
100
100
D93
C maks
360
360
360
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
0.05
%-massa maks
(100% residual
distilasi)
%-massa maks
(10% residual
distilasi)
%-massa maks
0.02
0.02
maks
No.1
Angka Asam
mg KOH/g maks
Gliserol Bebas
Gliserol total
%-massa maks
%-massa maks
Residu Karbon
Abu tersulfatkan
Korosi Lempeng
Tembaga
D2709
D1796
D4530/ D189
/D524
0.3
0.3
0.3
0.02
0.02
0.02
0.005
No.3
No.1
No.1
No.1
No.1
0.5
0.8
0.5
0.5
0.5
0.02
0.25
0.02
0.24
0.02
0.25
0.02
0.25
0.02
0.25
0.3
0.3
0.02
No.3 (3 jam
pada 500C)
0.02
No.1 (3 jam
pada 500C)
0.5
0.8
0.6
0.02
0.24
0.02
0.24
0.02
0.24
D874
D130
D664/D3242/
D974
-
WWFC
Indonesia (SNI)
Eropa
U.S.A
Brazil
Standar EASJepang
(World
(EN
(ASTM D (ANP Act
ERIA BDF
Wide Fuel SNI -2006 SNI -2012 Metode
14214/08) 6751/07A) 7/08)
(EEBS : 2008)
Uji
Charter)
Parameter Uji
Satuan
Kandungan Metanol
atau Etanol
%-massa maks
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
Stabilitas Oksidasi
Jam minimal
10
10
EN 14112
Kandungan Belerang
%-massa maks
0.001
0.0015/0.05
0.005
0.001
0.001
0.001
Kandungan Na+K
mg/kg maks
Kandungan Ca+Mg
mg/kg maks
Kandungan Fosfor
%-massa maks
0.001
10 mg/kg
10 mg/kg
4 mg/kg
Angka Setana
minimal
Report
51
51
51
51
51
D613
Angka Iodium
120
Report
120
Report
130 (maks)
115
115
%-massa maks
0.8/0.2/0.2
Report
0.8/0.2/0.2
0.8/0.2/0.2
%-massa min
mg/kg maks
96.5
24
96.5
24
0.8/0.2/0
.2
96.5
24
96.5
24
96.5
24
96.5
-
96.5
-
mg/kg maks
%-massa maks
500
12
500
-
500
12
500
12
500
12
%-massa maks
S maks
360
Mono-, Di-,
Trigliserida
Kadar Ester Metil
Kontaminasi Total
Total Air
Asam Metil Linoleat
Polyunsaturated
acid methyl ester
(ikatan ganda 4)
Kemampuan filtrasi
Aliran Dingin
5
5
0.0004 atau 0.001 atau
10 mg/kg
10 mg/kg
51
47
10 (mg/kg) 10 (mg/kg)
D5453
BU-BBN/
Ekspor BBN
BU PIUNU BBM : Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar
Minyak
Mobil Tangki BBN
SPBU
Q1
Q2
Q5
Q2
In Tank Blending
DEPO
Q3
Produsen BBN
Tanker/
Mobil Tangki Bxx
Q1
Q3
Pengguna Langsung
Tanker BBN
Inline Blending
Impor BBM
Qn
Alur BBM
Qm
Alur BBN
Q4
PT. PLN/
Pembangkit
Listrik
Karakteristik
Bahan Bakar
Titik beku ( oC)
Viskositas kinematik (mm2/s)
Titik nyala ( oC)
Kadar belerang (%)
Karbon (%)
Hidrogen (%)
Oksigen (%)
Biodiesel
Minyak Solar
-5.5
5.6
135 145
0.00001
77.1 77.9
11.7 11.8
11.1 11.2
-11.5
3
88
0.2
87.2
12.8
0
6
3.2
< 0.2
125
219
39
8.8
0.4
18
3.6
22
135
174
33
6.9
0.4
No.
Karakteristik
Unit
Solar 51
Biodiesel
kg/m3
820-860
850 890
mm2/s
2.0 4.5
2.3 6.0
51/48
51
Titik nyala
55
100
Titik tuang
18
18
kelas 1
kelas 1
Residu karbon
-100 %
- 10% ampas distilasi
%-masa
0.30
0.05
0.30
mg/kg
500
Kandungan sedimen
% m/m
< 0.01
10
T90/95
340/360
< 360/-
11
Stabiitas oksidasi
g/m3
25
12
Sulfur
% m/m
0.05
0.01
13
mg-KOH/g
0.3
0.5
14
Kandungan abu
% m/m
0.01
0.02
15
Kandungan FAME
% m/m
10
16
% v/v
Tak terdeteksi
17
Partikulat
mg/l
10
Karakteristik
Satuan
Solar 51
Solar 48
kg/m3
820-860
815 870
mm2/s
2.0 4.5
2.0 5.0
51/48
48/45
Titik nyala
55
60
Titik tuang
18
18
kelas 1
kelas 1
Residu karbon
%-masa
0.30
0.10
Kandungan air
mg/kg
500
500
T90/95
340/360
< -/370
10
Stabiitas oksidasi
g/m3
25
11
Sulfur
% m/m
0.05
0.35
12
mg-KOH/g
0.3
0.6
13
Kandungan abu
% m/m
0.01
0.01
14
Kandungan sedimen
% m/m
0.01
0.01
15
Kandungan FAME
% m/m
10
10
16
% v/v
Tak terdeteksi
Tak terdeteksi
17
Partikulat
mg/l
10
Perkebunan
Pengangkutan,
Blending &
Penyimpanan
Pengolahan
Hulu
Konsumen Akhir
Hilir
teknis dan keselematan kerja yang ditetapkan oleh instansi terkait termasuk didalamnya sarana bongkar
muat yang digunakan.
Pengangkutan meliputi pengangkutan darat melalui sarana angkutan jalan raya dan kereta rel maupun
pengangkutan laut atau sungai. Pengaturan teknis yang terkait dengan kelayakan teknis peralatan atau
alat angkut, izin trayek, spesifikasi kendaraan atau alat angkut harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Blending
: Pencampuran Biodiesel murni dengan BBM jenis minyak Solar
Biosolar (Bxx): Nama dagang Pertamina untuk campuran bahan bakar jenis
minyak solar dengan Biodiesel. Biosolar (B10) adalah campuran
bahan bakar jenis minyak solar dengan biodiesel dengan
komposisi 90% BBM jenis minyak solar dan 10% biodiesel.
Selain Biosolar, minyak solar yang dicampur dengan biodiesel
dapat mempunyai nama sesuai dengan yang digunakan oleh
Badan Usaha Niaga/ retailer.
Skematis Blending Biodiesel dengan Minyak Solar dengan Metoda In-Line Blending
Tanki Minyak
Solar
Tanki Biodiesel
M
Truk Tank
Skematis Blending Biodiesel dengan Minyak Solar dengan Metoda Splash Blending.
Kelebihan
Kekurangan
3. Uji Statis dan Jalan (Static Engine & Road Test) - 2004
Isuzu Phanter LV 2.5 L (2004)
Jakarta Denpasar Jakarta (20.000 Km)
Efek solvency
SG biodiesel lebih tinggi dari pada solar
Walaupun Nilai Kalornya 5-10% lebih rendah
dari pada Solar, Fuel Economy campurannya
hanya turun 3%
55
450
50
400
45
350
40
300
35
250
30
200
25
150
20
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
100
4500
TE B30 20rb km
= 32.93 MJ/Liter
60
15.0
14.0
55
13.0
50
10.0
35
9.0
30
8.0
7.0
Torsi (kg.m)
= 35.8 MJ/Liter
11.0
Daya (kW)
12.0
45
40
25
6.0
20
5.0
15
4.0
10
500
3.0
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
Setelah Rekondisi
(>20.000 km)
Solar*
B30*
THC (g/km)
0,142
0,061
CO (g/km)
1,936
1,284
CO2 (g/km)
183,870
176,602
NOx (g/km)
1,328
1,250
NOx + THC
(g/km)
1,470
1,311
Partikulat
(g/km)
0,295
0,242
Opasitas** (%)
20,50
16,60
Regulasi
Nasional
(Euro II)
Jarak 20.000 km
Solar
B30
%*
Sol
ar
B30
%*
Benzene
(g/gram)
113
99
-12
186
168
-10
Toluene
(g/gram)
83
56
-33
274
260
-5
0,9 g/km
Xylene
(g/gram)
31
19
-39
113
96
-15
0,1 g/km
Ethyl
Benzene
(g/gram)
22
13
-41
86
73
-15
1,0 g/km
A. Uji Statis
Tes 1
Mengukur Performansi dan Emisi Mesin Diesel Direct Injection Terhadap Penggunaan
CPO and RBDPO (B00,B33,B67,B100)
Peralatan
Tipe
Bore (mm) x Stroke (mm)
Kapasitas Mesin (cc)
Rasio kompresi
Max Power (PS/ rpm)
Pompa fuel injection
Tipe fuel injector
Kesimpulan
Yanmar NF-19
110 x 106
1007
18,5 : 1
19 / 2400
Bosch in line
Multihole
THC, CO dan emisi gas buang campuran CPO-BDF, RBDPO-BDF dengan Minyak Solar
mempunyai nilai lebih rendah dan nilai O2 yang lebih tinggi daripada 100 % Minyak Solar
karena kandungan O2 dalam BDF memberi proses pembakaran lebih baik. Kadar CO2
lebih rendah pada gas emisi karena C/H BDF lebih rendah. Dibandingkan dengan
RBDPO-BDF, CPO-BDF mempunyai konsentrasi HC, CO and asap yang lebih rendah
karena mempunyai nilai Cetane Index yang sedikit lebih tinggi.
Tes 2
Peralatan
Tipe
Bore (mm) x Stroke (mm)
Kapasitas Mesin (cc)
Rasio Kompresi
Max Power (PS/ rpm)
Rated Power
Jumlah silinder
Pompa fuel injection
Tipe fuel injector
Sumber udara
Sistem Pendinginan
Prosedur
IDI-DI
95 x 115
815
20 : 1
14 / 2000
12/2000
1
Bosch in line
Pintle & Bosch Multihole
Alami
Air
Tes 2
Menguji Daya Tahan Mesin Diesel Indirect Injection Terhadap Penggunaan CPO-BDF
(Biodiesel minyak sawit) dan RBDPO-BDF(Biodiesel Minyak Jarak) (B00,B33,B67,B100)
1. Secara umum, kinerja mesin dan emisi gas buang sebelum dan sesudah
pengujian hampir tidak ada perubahan yang signifikan untuk B00, B20 and
B100.
2. Deposit pada sistem bahan bakar dari mesin diesel yang menggunakan
biodiesel dan campurannya sedikit relatif lebih tinggi daripada bahan bakar
minyak solar.
Kesimpulan
3. Bentuk injector sebelum dan sesudah pengujian hampir tidak ada perubahan
untuk B0, B20 and B100, tetapi tetap masih membutuhkan pengujian injector
cleanliness air flow test.
4. Berdasarkan penampakan, kecenderungan terjadinya korosi pada komponen
sistem bahan bakar dan sistem pembakaran setelah komponen-komponen
tersebut dibongkar dan terkena udara, relatif lebih tinggi pada mesin diesel yang
menggunakan biodiesel dan campuran biodiesel dibandingkan dengan minyak
solar. Tetapi hal ini masih perlu dibuktikan melalui penelitian lebih lanjut.
5. Pengujian mesin CEC F-23-A-01 dapat digunakan untuk evaluasi dampak
penggunaan biodiesel pada mesin diesel.
Tes 3
Menguji Daya Tahan Mesin Diesel Direct Injection Terhadap Penggunaan RBDPO-BDF (B00,B10,B100)
Prosedur
Tes
Pada prinsipnya, pengujian dilakukan dengan prosedur CEC F-23-A-01, tetapi pengujian mesin tidak
digunakan untuk mesin diesel Peugeot PSA XUD9A/L 1.9 liter 4 cylinder indirect injection..
Semua komponen mesin yang dapat dipengaruhi oleh bahan bakar (plunger of injection pump,
injector) sebelum dan setelah proses pembakaran (piston, piston rings) diganti dengan yang baru.
Sebelum pengujian dimulai, dilakukan break-in run selama satu jam dengan menggunakan
komponen lama kecuali piston dan piston rings nya baru.
Uji kinerja dan emisi gas buang selalu dilakukan setelah prosedur break-in dan setelah selesai
pengujian utama selama 17 jam.
Pengukuran berat, dimensi, dan pengambilan gambar dilakukan pada komponen mesin sebelum dan
setelah pengujian.
Kesimpulan
1.
Secara umum prestasi kerja motor dan emisi gas buang sebelum dan setelah pengujian tidak
berbeda jauh.
2.
Bahan bakar Biodiesel (B100 dan B20) menghasilkan deposit yang sedikit lebih banyak daripada
bahan bakar solar (B00)
3.
Komponen sistem penyaluran bahan bakar yang menggunakan Biodiesel (B100) cenderung tidak
mudah aus daripada komponen yang menggunakan biodiesel (B20) dan minyak solar saja (B00).
Kinerja
Mesin
Hasil pengamatan secara umum terlihat bahwa setelah uji ketahanan, penggunaan bahan
bakar Biodiesel (B100), campuran Biodiesel dengan solar (B10), untuk Biosolar tidak
mengalami perubahan yang signifikan baik dari parameter prestasi, emisi gas buang dan
pengaruh pada komponen-komponen yang dipengaruhi oleh bahan bakar. Hal ini serupa
dengan hasil dari pengujiaan bahan bakar 100% solar (B00).
Untuk parameter Pemakaian Bahan Bakar Spesifik (Be), bahan bakar biosolar sedikit
lebih tinggi daripada B00.
Emisi CO untuk bahan bakar B100 dan B10 lebih rendah dibandingkan B00 dan untuk
Biodiesel dari jarak nilai emisinya yang terendah.
Emisi dan
Keausan
Emisi NOx tidak memperlihatkan kecenderungan tertentu untuk berbagai jenis bahan
bakar, akan tetapi kecenderungan yang umum terjadi untuk B00 juga terjadi untuk B10
dan B100, yakni semakin tinggi BMEP semakin tinggi NOx.
Emisi Karbon untuk B100 dan B10 secara umum lebih rendah dibandingkan dengan B00.
Pada komponen yang dipengaruhi oleh temperatur tinggi seperti rumah nosel maka
semakin tinggi prosentasi biodiesel semakin rendah penambahan berat komponen.
Penambahan
Berat
Pada komponen dimana terjadi proses pembakaran seperti piston dan kepala silinder
maka semakin tinggi prosentasi biodiesel semakin rendah penambahan berat dan
ketebalan deposit, kecuali pada B10 jarak pada piston.
B. Uji Jalan
Tes 4
Tes 5
Jarak
Kesimpulan
2. Secara umum emisi gas buang kendaraan yang menggunakan bahan bakar
biosolar lebih bersih dari yang menggunakan bahan bakar minyak solar.
3. Karakteristik pelumasan mesin pada kendaaran berbahan bakar biosolar
menunjukkan kinerja yang hampir sama dengan yang menggunakan minyak
solar.
4. Tidak ada keluhan yang signifikan dari pengoperasian kendaraan dan tidak
ada masalah pada mesin selama menggunakan bahan bakar biosolar.
Jatropha BDF-20
Injectors
Fuel pump
Common rails
BIODIESEL
Rumah Tangga
Transportasi
Industri
Pembangkitan
Listrik
Tenaga
Listrik
Komersial
Biodiesel dimanfaatkan sebagai pencampur minyak solar atau sebagai salah satu
pengganti minyak solar/minyak diesel, baik untuk bahan bakar transportasi, industri,
komersial maupun pembangkitan listrik.
Biodiesel murni (B100) dan campurannya dengan minyak solar (BXX) dapat digunakan
sebagai bahan bakar diesel.
B100 mempunyai sifat-sifat fisika yang mirip dengan bahan bakar diesel sehingga
dapat digunakan langsung pada mesin-mesin diesel tanpa modifikasi.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat
Pemanfaatan Biodiesel dimulai sebagai campuran bahan bakar minyak jenis minyak solar untuk sektor
transportasi sejak Bulan Mei 2006, yang disalurkan oleh 500 SPBU (Jakarta, Surabaya, Malang dan
Denpasar)
Mulai tahun 2009, Pemerintah memberlakukan kebijakan mandatori pemanfaatan biodiesel pada sektor
transportasi, industri dan pembangkit listrik melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008.
Industri Biodiesel telah berkembang di Indonesia. Kapasitas terpasang biodiesel sebesar 5,6 juta KL/tahun
dari 25 Izin Usaha Niaga BBN (yang masih aktif berproduksi sebanyak 14 produsen dengan kapasitas 4,6
juta KL/tahun). Kapasitas terpasang bioetanol sebesar 416 ribu KL/tahun dari 8 Izin Usaha Niaga BBN
(yang siap produksi fuel grade ethanol sebesar 250 ribu KL/tahun)
1. Prosentase Pemanfaatan Biodiesel di Indonesia:
a. s.d. 14 Februari 2012 untuk sektor transportasi menggunakan B-5 pada BBM PSO
b. Mulai 15 Februari 2012 untuk sektor trasnportasi menggunakan B-7,5 untuk BBM PSO dan B-2
pada BBM Non PSO,
c. Subsektor industri (B-2 industri pertambangan mineral dan batubara) dan akan diperluas pada
subsektor industri lainnya (pembangkit listrik) secara bertahap.
2. Percepatan dan Peningkatan Mandatory BBN:
Mulai 1 September 2013, Pemanfaatan biodiesel di sektor transportasi PSO meningkat menjadi B-10
(Permen ESDM no.25 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Permen ESDM No. 32/2008), Pelaksanaan
mandatori biodiesel lebih ditingkatkan pemanfaatan dan pengawasannya.
BIODIESEL (Minimum)
Sektor
September
2013
Januari
2014
Januari
2015
Januari
2016
Januari
2020
Januari
2025
Transportasi, PSO
10%
10%
10%
20%
20%
25%
3%
10%
10%
20%
20%
25%
5%
10%
10%
20%
20%
25%
7,5%
20%
25%
30%
30%
30%
Pembangkit Listrik
2011 (KL)
Mandatori***)
2012 (KL)*)
2013 (KL)**)
1.297.000
1.641.000
2.017.000
590.650
694.440
1.202.250
Realisasi
358.812
669.398
604.188
Persentase
60,75%
96,39%
*)
**)
***)
50,25%
Persentase pencampuran Biodiesel pada Solar sebesar 7.5% sejak tanggal 15 Februari 2012.
Realisasi s.d. 30 September 2013. Sejak 1 September 2013, persentase pencampuran Biodiesel pada Solar ditingkatkan menjadi 10%.
Target mandatori pemanfaatan BBN sesuai dengan Renstra Kementerian ESDM untuk semua sektor.
B5/B20
B5/B20/B100
B100
Perusahaan
Audi, BMW, Kenworth, Mercedes Benz, Peterbuilt,
Volkswagen
Arctic Cat, Blue Bird, Buhler, Cummins, Ferris, Ford Motor
Co., Freightliner CC., General Motors, Hino Trucks, Isuzu
Commercial Trucks of America, John Deere, Kubota,
Mack Trucks, Thomas Built Buses, Tomcar, Toro, Volvo
Trucks, Yanmar
Case Construction Equipment, Caterpillar, Chrysler Group
LLC, Detroit Diesel, Freightliner, International/Navistar,
Perkins, Western Star
Case IH
Deutz AG, Fairbanks Morse, New Holland
KILO LITER
5.000.000
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
0
Kapasitas Terpasang Biodiesel
2006
8.046
2007
2.191.954
2008
3.104.609
2009
4.219.509
2010
5.095.371
2011
5.142.957
2012
5.142.957
2013
5.637.210
Kapasitas Produksi
Alamat Pabrik
MT/Tahun kL/Tahun
(6)
60.000
68.966 Jl. Yos Sudarso, Lebak Gede Kec. Pulo Merak
Kota Cilegon Banten
40.000
45.977 Jl. Prof.M. Amin SH, Kelurahan Roomo, Kec.
Manyar, Kota Gresik, jawa
40.000
45.977 Jl. Prof. M. Yamin SH, Kelurahan Roomo, Kec.
Manyar, Kota Gresik, Jawa
1.050.000 1.206.897
150.000
200.000
172.414
229.885
850.000
977.011
30.450
35.000
20.000
66.000
22.989
459.770
75.862
Telepon
(7)
Faks
(8)
021-29568628 021-29568627
021-313955600
021-25989838 021-25989639
021-29380777 021-29380119
021-57957575 021-57957568
021-5153337
021-5155147
061-6615511
061-6613060
0623-7006008
0623-41882
021-88369999 021-88331234
021-23586611 021-23586620
021-7975930 021-7975930
250.000
690.000
41.400
130.500
20.880
100.000
40.000
8.909
11.484
9.570
120.000
504.000
72.000
7.000
Keterangan:
*) Memiliki kebun sumber bahan baku (feedstock) sendiri.
Aktif berproduksi
PT. Cemerlang
energi perkasa
400.000 MTl/Th
PT. Bioenergy
Pratama Jaya
66.000 MT/Th
PT. Sinar Alam
Permai
41.400 MT/Th
PT. Ciliandra
Perkasa
250.000 MT/Th
PT. Darmex
Biofuels
150.000 MT/th