Anda di halaman 1dari 56

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Alhamdulillah, Puji Syukur Penyusun ucapkan ke hadhirat ALLAH. SWT, sehingga buku INFORMASI
TEKNIS BIODIESEL ini dapat diselesaikan. Buku ini merupakan kumpulan informasi terkait pemanfaatan
Biodiesel, mulai dari bahan baku, proses produksi, standar mutu produk, blending biodiesel dengan
minyak jenis solar, uji kinerja biodesel, sistem monitoring dan pemanfaatannya di Indonesia serta di
beberapa negara.
Dengan adanya buku ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman para
stakeholder dalam memanfaatkan biodiesel sebagai energi terbarukan yang potensinya cukup besar di
Indonesia untuk menggantikan Bahan Bakar Minyak yang cadangannya semakin menipis.
Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan dalam
penyelesaian buku ini, dan semoga mendapat balasan amal jariyah dari ilmu yang bermanfaat yang
disampaikan dalam buku ini.
Akhirnya masukan masukan dalam hal positif dan membangun sangat diperlukan, guna perbaikan
dan kelengkapan buku ini untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi semua stkaholder terkait
dalam pengembangan dan pemanfaatan Biodiesel.
Jakarta, Oktober 2013
Direktorat Bioenergi,
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

1.

Mengapa Biodiesel? .......................................................................................................

2.

Pengertian Biodiesel ......................................................................................................

3.

Syarat dan Mutu Biodiesel .............................................................................................

11

4.

Perbandingan Biodiesel dengan BBM Jenis Minyak Solar..................................................

16

5.

Penanganan dan Blending Biodiesel dengan BBM Solar....................................................

20

6.

Uji Penggunaan Biodiesel ...............................................................................................

24

7.

Pemanfaatan Biodiesel di Indonesia................................................................................

36

8.

Penggunaan Biofuel di Negara Lain ................................................................................

41

9.

Produksi Biodiesel di Indonesia ......................................................................................

45

10. Kontak Pelayanan Informasi BBN....................................................................................

51

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Biodiesel merupakan salah satu energi terbarukan jenis Bahan Bakar Nabati (BBN) yang

dapat menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Minyak Solar tanpa memerlukan
modifikasi pada mesin dan menghasilkan emisi yang lebih bersih.
Seiring dengan semakin meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak jenis minyak
Solar dalam negeri dengan laju rata-rata mencapai 5% per tahun, dengan produksi
dalam negeri yang hanya 75% dari total kebutuhan dan cadangannya yang semakin
menipis, maka penggunaan Biodiesel produksi dalam negeri yang potensinya
melimpah di Indonesia sebagai bahan bakar pengganti minyak solar, merupakan salah
satu upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi defisit anggaran dan ketergantungan
pada bahan bakar minyak.
Peningkatan penggunaan Biodiesel produksi dalam negeri sebagai bahan bakar untuk
sektor transportasi, industri dan pembangkit listrik, dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional (pro-growth), penciptaan lapangan kerja (pro-job), pemerataan
pembangunan dengan orientasi pengentasan kemiskinan (pro-poor), dan kepedulian
terhadap lingkungan (pro-environment).
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Biodiesel adalah Bahan Bakar Nabati mesin/motor diesel berupa

ester metil asam lemak yang terbuat dari minyak nabati/hewani


yang memenuhi standar mutu yang disyaratkan. Di Indonesia
Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
Jenis Biodiesel ditetapkan dan diatur dalam Keputusan Direktur
Jenderal energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Nomor :
723 K/10/DJE/2013, yang mengacu pada SNI 7182:2012
Biodiesel.
Biodiesel murni (B100) dan campurannya dengan minyak solar
(BXX) dapat digunakan sebagai bahan bakar motor diesel. B100
mempunyai sifat-sifat fisika yang mirip dengan bahan bakar diesel
sehingga dapat digunakan langsung pada mesin-mesin diesel
tanpa adanya modifikasi.
Secara umum karakteristik biodiesel adalah memiliki angka setana yang lebih tinggi dari minyak

solar, dapat terdegradasi dengan mudah (biodegradable), tidak mengandung sulfur (atau
sangat rendah, jika ada) dan senyawa aromatik sehingga emisi pembakaran yang dihasilkan
lebih ramah lingkungan dari pada bahan bakar minyak jenis minyak solar.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Biodiesel dapat diproduksi dari tanaman penghasil minyak, lemak


hewani atau residu berlemak (lipidic residues) antara lain:

Kelapa Sawit

Jarak (Jatropha)

Kedelai

Rapeseed

Jagung

Kelapa

Nyamplung
(Calophyllum inophyllum)

Biji Malapari/ kranji


(Pongamia Pinnata)

Tanaman Kapok
(Ceiba pentandra)

Biji Nimba
(Azadirachta indica)

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Kelapa Sawit/CPO merupakan bahan baku utama biodiesel di Indonesia yang


telah diproduksi pada skala besar dan komersial.
PRODUKSI (sekitar)

25,5 JUTA TON

PEMANFAATAN
- Keperluan industri pangan dan lainnya dalam negeri

5,4 juta ton

- Ekspor

18,1 juta ton

- Produksi biodiesel

2,0 juta ton

Keterangan:
Produksi CPO pada tahun 2013 diproyeksikan mencapai 28 juta ton.
Supply CPO terkonsentrasi di Sumatera dan Kalimantan, sebagian kecil di Jawa, Sulawesi dan Papua
Data diolah dari Berbagai Sumber (Kementan, DMSI, Aprobi, Kemendag dll)

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

1. Tahap penyiapan

Metanol
Katalis

MINYAK
NABATI/
HEWANI

Penyiapa
n

Metanol

Esterifikasi dan/atau
Trans-esterifikasi

Pencucia
n

Pengeringan

Distilasi
BIODIESEL

Pemurnian
Gliserin

Produk
Samping

Penyiapan bahan utama untuk proses produksi


bodiesel yaitu katalis (NaOH/ KOH) dan alkohol
(metanol/ etanol/ isopropil alkohol) yang
digunakan dalam proses transesterifikasi.
2. Transesterifikasi
Proses transesterifikasi adalah reaksi kimia untuk
menghasilkan ester metil asam lemak (biodiesel)
dan gliserin dari lemak atau minyak lemak (CPO,
minyak jarak pagar dll)
Lemak
(minyak lemak)

metanol
KATALIS

CH 2 OCOR 1

Produk Akhir

CHOCOR 2 +

R 1 COOCH 3
3CH 3 OH

CH 2 OCOR 3

3. Tahap Pencucian

etil asam lemak + gliserin


(biodiesel)

katalis

CH 2 OH

R 2 COOCH 3 + CHOH
R 3 COOCH 3

CH 2 OH

4. Tahap Pengeringan

Proses pencucian dilakukan dengan menggunakan air panas


atau adsorben, untuk memurnikan biodiesel dari pengotor (sisa
katalis dan methanol). Biodiesel sebelum dan sesudah dicuci
memiliki warna dan tingkat kekeruhan berbeda, sehingga setelah
dicuci biodiesel tampak lebih jernih.

Proses pengeringan
memanaskan biodiesel
dengan pendinginan.
memiliki warna bening
dikeringkan.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

biodiesel dilakukan dengan


secara vakum dan dilanjutkan
Biodiesel setelah dikeringkan
jika dibandingkan yang belum

Persyaratan kualitas bahan baku.


Kapasitas produksi dan mutu produk.
Aspek proses produksi:
Pengendalian proses,
Pemeliharaan,
Kestabilan proses,
Fleksibilitas produksi,
Pengolahan limbah,
Kesetimbangan masa dan energi.

Jumlah dan mutu produk samping.


Besarnya investasi.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Biodiesel
(Berdasarkan Keputusan Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi No. 723 K/10/DJE/ 2013)
No

PARAMETER UJI

1.
2.
3.
4.
5.
6.

8.
9.
10.
11.

Massa Jenis pada 40 oC


Viskositas kinematik pada 40oC
Angka Setana
Titik nyala (mangkok tertutup)
Titik kabut
Korosi Lempeng Tembaga (3
jam,50oC)
Residu Karbon,
dalam percontoh asli atau
dalam 10% ampas distilasi
Air dan Sedimen
Temperatur distilasi 90%
Abu tersulfatkan
Belerang

12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

7.

PERSYARATAN SATUAN, Min/Maks

METODE UJI

kg/m3
mm2/s (cSt)
Min.
oC, min
oC, maks.
-

ASTM D-1298 / D-4052/ lihat bag.9.1 SNI 7182:2012


ASTM D-445/ lihat bag.9.2 SNI 7182:2012
ASTM D-613/D 6890/lihat bag.9.3 SNI 7182:2012
ASTM D-93/ lihat bag.9.4 SNI 7182:2012
ASTM D-2500/ lihat bag.9.5 SNI 7182:2012
ASTM D-130/ lihat bag.9.6 SNI 7182:2012

%-massa, maks

ASTM D-4530 /D-189/ lihat bag.9.7 SNI 7182:2012

0,05
360
0,02
100

%-vol, maks
oC, maks
%-massa, maks
mg/kg, maks

ASTM D-2709// lihat bag.9.8 SNI 7182:2012


ASTM D-1160/ lihat bag.9.9 SNI 7182:2012
ASTM D-874/ lihat bag.9.10 SNI 7182:2012
ASTM D-5453/D-1266 / D-4294/
D-2622/ lihat bag.9.11 SNI 7182:2012

Fosfor
Angka asam

10
0,6

mg/kg, maks
mg-KOH/g, maks

AOCS Ca 12-55/ lihat bag.9.12 SNI 7182:2012


AOCS Cd 3d-63 /ASTM D-664/ lihat bag.9.13 SNI 7182:2012

Gliserol bebas
Gliserol total
Kadar ester metil
Angka iodium
Kestabilan Oksidasi
Periode Induksi metode
rancimat Atau
Metode petro oksi

0,02
0,24
96,5
115

%-massa, maks
AOCS Ca 14-56 / ASTM D-6584/ lihat bag.9.14 SNI 7182:2012
%-massa, maks
AOCS Ca 14-56 /ASTM D-6584/ lihat bag.9.14 SNI 7182:2012
%-massa, min
SNI 7182:2012/ lihat bag.9.15 SNI 7182:2012
%-massa (g-I2/100g), maks AOCS Cd 1-25/ lihat bag.9.16 SNI 7182:2012

360
27

Menit, min

850-890
2,3-6,0
51
100
18
1

0,05
0.3

EN 15751/ lihat bag.9.17.1 SNI 7182:2012


ASTM D-7545/ lihat bag.9.17.2 SNI 7182:2012

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

U.S.A
Brazil
Jepang
(ASTM D (ANP Act
6751/07A)
7/08)

Standar EASERIA BDF


(EEBS :
2008)

WWFC
Indonesia (SNI)
(World
Wide Fuel
Metode
SNI -2006 SNI -2012
Charter)
Uji

Parameter Uji

Satuan

Eropa
(EN
14214/08)

Densitas pada 20oC

kg/m

860 -900 (15C)

850 -900

860-900

860-900

860-900
(15C)

850-890
(40oC)

850-890
(40oC)

D1298

Viskositas Kinematis

mm/s

3.5 5.0

1.9 - 6.0

3.0 6.0

3.5 - 5.0

2.0 - 5.0

2.0 - 5.0

2.3 - 6.0
(40oC)

2.3 - 6.0
(40oC)

D445

Kandungan Air dan


Sedimen

%-vol maks

0.05

0.05

0.05

0.05

Titik Nyala (mangkok


tertutup)

C min

101

93

100

120

120

100

100

100

D93

Temperatur Distilasi 90%

C maks

360

360

360

0.05

0.05

0.05

0.05

0.05

0.05

%-massa maks
(100% residual
distilasi)
%-massa maks
(10% residual
distilasi)
%-massa maks

0.02

0.02

maks

No.1

Angka Asam

mg KOH/g maks

Gliserol Bebas
Gliserol total

%-massa maks
%-massa maks

Residu Karbon

Abu tersulfatkan
Korosi Lempeng
Tembaga

D2709
D1796

D4530/ D189
/D524
0.3

0.3

0.3

0.02

0.02

0.02

0.005

No.3

No.1

No.1

No.1

No.1

0.5

0.8

0.5

0.5

0.5

0.02
0.25

0.02
0.24

0.02
0.25

0.02
0.25

0.02
0.25

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

0.3

0.3

0.02
No.3 (3 jam
pada 500C)

0.02
No.1 (3 jam
pada 500C)

0.5

0.8

0.6

0.02
0.24

0.02
0.24

0.02
0.24

D874
D130
D664/D3242/
D974
-

WWFC
Indonesia (SNI)
Eropa
U.S.A
Brazil
Standar EASJepang
(World
(EN
(ASTM D (ANP Act
ERIA BDF
Wide Fuel SNI -2006 SNI -2012 Metode
14214/08) 6751/07A) 7/08)
(EEBS : 2008)
Uji
Charter)

Parameter Uji

Satuan

Kandungan Metanol
atau Etanol

%-massa maks

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

0.2

Stabilitas Oksidasi

Jam minimal

10

10

EN 14112

Kandungan Belerang

%-massa maks

0.001

0.0015/0.05

0.005

0.001

0.001

0.001

Kandungan Na+K

mg/kg maks

Kandungan Ca+Mg

mg/kg maks

Kandungan Fosfor

%-massa maks

0.001

10 mg/kg

10 mg/kg

4 mg/kg

Angka Setana

minimal

Report

51

51

51

51

51

D613

Angka Iodium

120

Report

120

Report

130 (maks)

115

115

%-massa maks

0.8/0.2/0.2

Report

0.8/0.2/0.2

0.8/0.2/0.2

%-massa min
mg/kg maks

96.5
24

96.5
24

0.8/0.2/0
.2
96.5
24

96.5
24

96.5
24

96.5
-

96.5
-

mg/kg maks
%-massa maks

500
12

500
-

500
12

500
12

500
12

%-massa maks

S maks

360

Mono-, Di-,
Trigliserida
Kadar Ester Metil
Kontaminasi Total
Total Air
Asam Metil Linoleat
Polyunsaturated
acid methyl ester
(ikatan ganda 4)
Kemampuan filtrasi
Aliran Dingin

5
5
0.0004 atau 0.001 atau
10 mg/kg
10 mg/kg
51
47

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

100 (mg/kg) 100 (mg/kg)

10 (mg/kg) 10 (mg/kg)

D5453

BU-BBN/
Ekspor BBN

BU PIUNU BBM : Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar
Minyak
Mobil Tangki BBN
SPBU

Q1
Q2

Q5

Q2
In Tank Blending

DEPO

Q3
Produsen BBN

Tanker/
Mobil Tangki Bxx

Q1
Q3
Pengguna Langsung

Tanker BBN
Inline Blending

Impor BBM

Mobil /Tanker BBN

Qn

= MONITORING MUTU BBN

Alur BBM

Qm
Alur BBN

= MONITORING Kadar BBN dalam BBM


Alur Bxx (Biosolar, dll)

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Q4
PT. PLN/
Pembangkit
Listrik

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Karakteristik
Bahan Bakar
Titik beku ( oC)
Viskositas kinematik (mm2/s)
Titik nyala ( oC)
Kadar belerang (%)
Karbon (%)
Hidrogen (%)
Oksigen (%)

Emisi Gas Buang


Asap (%)
CO2 (%)
SOx (ppm)
NOx (ppm)
CO (ppm)
HC (ppm)
Formaldehid (ppm)
Benzena (ppm)

Biodiesel

Minyak Solar

-5.5
5.6
135 145
0.00001
77.1 77.9
11.7 11.8
11.1 11.2

-11.5
3
88
0.2
87.2
12.8
0

6
3.2
< 0.2
125
219
39
8.8
0.4

18
3.6
22
135
174
33
6.9
0.4

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

No.

Karakteristik

Unit

Solar 51

Biodiesel

Berat jenis pada suhu 15 C

kg/m3

820-860

850 890

Viskositas kinematik pada suhu 40 C

mm2/s

2.0 4.5

2.3 6.0

Angka setana /index

51/48

51

Titik nyala

55

100

Titik tuang

18

18

Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 500C)

kelas 1

kelas 1

Residu karbon
-100 %
- 10% ampas distilasi

%-masa
0.30

0.05
0.30

Kandungan air dan Sedimen

mg/kg

500

< 0.05 (% vol)

Kandungan sedimen

% m/m

< 0.01

10

T90/95

340/360

< 360/-

11

Stabiitas oksidasi

g/m3

25

12

Sulfur

% m/m

0.05

0.01

13

Bilangan asam total

mg-KOH/g

0.3

0.5

14

Kandungan abu

% m/m

0.01

0.02

15

Kandungan FAME

% m/m

10

16

Kandungan metanol dan etanol

% v/v

Tak terdeteksi

17

Partikulat

mg/l

10

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBM Jenis Minyak Solar


(Berdasarkan Keputusan Dirjen Migas No. 3675 K/24/DJM/2006)
No.

Karakteristik

Satuan

Solar 51

Solar 48

Berat jenis pada suhu 15oC

kg/m3

820-860

815 870

Viskositas kinematik pada suhu 40oC

mm2/s

2.0 4.5

2.0 5.0

Angka setana /index

51/48

48/45

Titik nyala

55

60

Titik tuang

18

18

Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 500C)

kelas 1

kelas 1

Residu karbon

%-masa

0.30

0.10

Kandungan air

mg/kg

500

500

T90/95

340/360

< -/370

10

Stabiitas oksidasi

g/m3

25

11

Sulfur

% m/m

0.05

0.35

12

Bilangan asam total

mg-KOH/g

0.3

0.6

13

Kandungan abu

% m/m

0.01

0.01

14

Kandungan sedimen

% m/m

0.01

0.01

15

Kandungan FAME

% m/m

10

10

16

Kandungan metanol dan etanol

% v/v

Tak terdeteksi

Tak terdeteksi

17

Partikulat

mg/l

10

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Perkebunan

Pengangkutan,
Blending &
Penyimpanan

Pengolahan

Hulu

Konsumen Akhir

Hilir

Pengangkutan dan penyimpanan


Pengangkutan Biodiesel adalah kegiatan pemindahan biodiesel atau campurannya dari suatu tempat ke
lokasi lain termasuk distribusinya. Kegiatan ini mencakup pengangkutan dari lokasi produksi, pengolahan
atau dari penyimpanan ke lokasi lain untuk tujuan pemanfaatan dan komersial baik di dalam negeri
maupun ekspor melalui alat angkut seperti kapal tanker, truk tangki, tangki kereta rel dan sejenisnya.
Kegiatan pengangkutan harus menggunakan sarana angkutan darat dan laut yang memenuhi persyaratan

teknis dan keselematan kerja yang ditetapkan oleh instansi terkait termasuk didalamnya sarana bongkar
muat yang digunakan.
Pengangkutan meliputi pengangkutan darat melalui sarana angkutan jalan raya dan kereta rel maupun
pengangkutan laut atau sungai. Pengaturan teknis yang terkait dengan kelayakan teknis peralatan atau
alat angkut, izin trayek, spesifikasi kendaraan atau alat angkut harus mengikuti ketentuan yang berlaku.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Blending
: Pencampuran Biodiesel murni dengan BBM jenis minyak Solar
Biosolar (Bxx): Nama dagang Pertamina untuk campuran bahan bakar jenis
minyak solar dengan Biodiesel. Biosolar (B10) adalah campuran
bahan bakar jenis minyak solar dengan biodiesel dengan
komposisi 90% BBM jenis minyak solar dan 10% biodiesel.
Selain Biosolar, minyak solar yang dicampur dengan biodiesel
dapat mempunyai nama sesuai dengan yang digunakan oleh
Badan Usaha Niaga/ retailer.

Blending yang tepat harus memperhatikan:


Karakteristik dari biodiesel dan bahan bakar jenis minyak solar,
khususnya berat jenis bahan bakar.
Peralatan dan sistem pengukuran volume bahan bakar untuk
blending yang akurat.
Metoda blending.
Terdapat 2 (dua) metoda blending yaitu :
Inline Blending, dan
Splash/ in-Tank Blending/ Direct Blending atau Manual Blending
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Skematis Blending Biodiesel dengan Minyak Solar dengan Metoda In-Line Blending

Tanki Minyak
Solar

Tanki Biodiesel
M

Truk Tank

Skematis Blending Biodiesel dengan Minyak Solar dengan Metoda Splash Blending.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Ditjen LPE 5 Kendaraan yang terdiri:


4 minibus
1 bus

Lemigas 2 Kendaraan bus.

Kelebihan

Kekurangan

Suara mesin terasa lebih halus

Akselerasi lebih lambat

Asap buangan putih/ bersih

Bahan bakar solar sedikit boros

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

UJI JALAN DAN STATIS MESIN KENDARAAN MENGGUNAKAN BIODIESEL di BPPT...1/3


1. Uji Jalan (Road Test) - 2002
Toyota Kijang LX 2.5 L (2001)
Jakarta Pekanbaru Jakarta (5000 Km)

2. Uji Coba B10 Pada Bis BPPT (2004)


September Desember, 2004
23 Bis antar jemput pegawai BPPT

3. Uji Statis dan Jalan (Static Engine & Road Test) - 2004
Isuzu Phanter LV 2.5 L (2004)
Jakarta Denpasar Jakarta (20.000 Km)

4. Pengaruh Campuran Biodiesel Solar Pada Emisi dan Kinerja Mesin


Diesel (2007)
Toyota Kijang Inova Diesel 2.5 L (2005)
B0, B10, B20, B30, B50 dan B100
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

UJI JALAN DAN STATIS MESIN KENDARAAN MENGGUNAKAN BIODIESEL di BPPT..2/3

Efek solvency
SG biodiesel lebih tinggi dari pada solar
Walaupun Nilai Kalornya 5-10% lebih rendah
dari pada Solar, Fuel Economy campurannya
hanya turun 3%

Thermal Efficiency, TE (%)

Efek High Cetane Number

55

450

50

400

45

350

40

300

35

250

30

200

25

150

20
500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

100
4500

Engine Speed (rpm)


TE Solar 20rb km

TE B30 20rb km

SFC Solar 20rb km

SFC B30 20rb km

Nilai Kalor Biodiesel: 37 MJ/Kg x 0.89 Kg/Lt


Torsi dan daya me sin pada jarak 20.000 km

= 32.93 MJ/Liter

60

15.0
14.0

55

13.0
50

10.0

35

9.0

30

8.0
7.0

Torsi (kg.m)

= 35.8 MJ/Liter

11.0

Daya (kW)

Nilai Kalor minyak Solar: 42.7 MJ/Kgx0.84 Kg/Lt

12.0
45
40

25
6.0
20
5.0
15

4.0

10

500

3.0

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

Ke ce patan M e sin (rpm)


Daya Solar 20rb km

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Daya B30 20rb km

Torsi Solar 20rb km

Torsi B30 20rb km)

Spec. Fuel Consump., SFC (gr/kW.hr)

Konsumsi bahan bakar dan efisiensi termal jarak 20.000 km

Kinerja Mesin (Engine Performance)

Hasil Uji Emisi Regulasi


Emisi (g/km)

Setelah Rekondisi
(>20.000 km)
Solar*

B30*

THC (g/km)

0,142

0,061

CO (g/km)

1,936

1,284

CO2 (g/km)

183,870

176,602

NOx (g/km)

1,328

1,250

NOx + THC
(g/km)

1,470

1,311

Partikulat
(g/km)

0,295

0,242

Opasitas** (%)

20,50

16,60

Regulasi
Nasional
(Euro II)

Hasil Uji Emisi Non Regulasi


Jarak 0 km
Parameter

Jarak 20.000 km

Solar

B30

%*

Sol
ar

B30

%*

Benzene
(g/gram)

113

99

-12

186

168

-10

Toluene
(g/gram)

83

56

-33

274

260

-5

0,9 g/km

Xylene
(g/gram)

31

19

-39

113

96

-15

0,1 g/km

Ethyl
Benzene
(g/gram)

22

13

-41

86

73

-15

1,0 g/km

*mobil uji yang digunakan merupakan mesin standar Euro 0

*tanda negatif pada % menunjukkan penurunan emisi

Rating dan Metrologi Komponen


Pengukuran metode rating komponen : penilaian dengan skala 0
(mempresentasikan komponen yang mengalami kerusakan total) sampai
dengan 10 (mempresentasikan komponen masih baru)
Kondisi badan piston dan bagian atas piston setelah menempuh jarak 20.000
km, noda hitam adalah jelaga kering. Hasil rating : skala 8 9.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

A. Uji Statis
Tes 1

Mengukur Performansi dan Emisi Mesin Diesel Direct Injection Terhadap Penggunaan
CPO and RBDPO (B00,B33,B67,B100)

Peralatan

Tipe
Bore (mm) x Stroke (mm)
Kapasitas Mesin (cc)
Rasio kompresi
Max Power (PS/ rpm)
Pompa fuel injection
Tipe fuel injector

Kesimpulan

Pencampuran CPO-BDF dan RBDPO-BDF dengan Minyak Solar mempunyai nilai


BSFC lebih tinggi karena LHV yang lebih rendah dibandingkan Minyak Solar dan CPOBiodiesel sedikit lebih rendah nilai BSFC karena LHV yang sedikit lebih tinggi
dibandingkan RBDPO-BDF.

Yanmar NF-19
110 x 106
1007
18,5 : 1
19 / 2400
Bosch in line
Multihole

THC, CO dan emisi gas buang campuran CPO-BDF, RBDPO-BDF dengan Minyak Solar
mempunyai nilai lebih rendah dan nilai O2 yang lebih tinggi daripada 100 % Minyak Solar
karena kandungan O2 dalam BDF memberi proses pembakaran lebih baik. Kadar CO2
lebih rendah pada gas emisi karena C/H BDF lebih rendah. Dibandingkan dengan
RBDPO-BDF, CPO-BDF mempunyai konsentrasi HC, CO and asap yang lebih rendah
karena mempunyai nilai Cetane Index yang sedikit lebih tinggi.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Tes 2

Uji Mesin Statis

Peralatan

Tipe
Bore (mm) x Stroke (mm)
Kapasitas Mesin (cc)
Rasio Kompresi
Max Power (PS/ rpm)
Rated Power
Jumlah silinder
Pompa fuel injection
Tipe fuel injector
Sumber udara
Sistem Pendinginan

Prosedur

Prosedur Uji Mesin mengikuti standard CEC F-23-A-01


yang telah diadopsi oleh World Wide Fuel Charter pada
tahun 2002.
Lama pengujian :
Untuk Mesin Diesel Indirect Injection
Durasi tes 6 jam
Kecepatan & beban konstan (1500 rpm & 50 % load)
Untuk Mesin Diesel Direct Injection
Durasi tes 17 jam
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

IDI-DI
95 x 115
815
20 : 1
14 / 2000
12/2000
1
Bosch in line
Pintle & Bosch Multihole
Alami
Air

Tes 2

Menguji Daya Tahan Mesin Diesel Indirect Injection Terhadap Penggunaan CPO-BDF
(Biodiesel minyak sawit) dan RBDPO-BDF(Biodiesel Minyak Jarak) (B00,B33,B67,B100)

1. Secara umum, kinerja mesin dan emisi gas buang sebelum dan sesudah
pengujian hampir tidak ada perubahan yang signifikan untuk B00, B20 and
B100.
2. Deposit pada sistem bahan bakar dari mesin diesel yang menggunakan
biodiesel dan campurannya sedikit relatif lebih tinggi daripada bahan bakar
minyak solar.
Kesimpulan

3. Bentuk injector sebelum dan sesudah pengujian hampir tidak ada perubahan
untuk B0, B20 and B100, tetapi tetap masih membutuhkan pengujian injector
cleanliness air flow test.
4. Berdasarkan penampakan, kecenderungan terjadinya korosi pada komponen
sistem bahan bakar dan sistem pembakaran setelah komponen-komponen
tersebut dibongkar dan terkena udara, relatif lebih tinggi pada mesin diesel yang
menggunakan biodiesel dan campuran biodiesel dibandingkan dengan minyak
solar. Tetapi hal ini masih perlu dibuktikan melalui penelitian lebih lanjut.
5. Pengujian mesin CEC F-23-A-01 dapat digunakan untuk evaluasi dampak
penggunaan biodiesel pada mesin diesel.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Tes 3

Menguji Daya Tahan Mesin Diesel Direct Injection Terhadap Penggunaan RBDPO-BDF (B00,B10,B100)

Prosedur
Tes

Pada prinsipnya, pengujian dilakukan dengan prosedur CEC F-23-A-01, tetapi pengujian mesin tidak
digunakan untuk mesin diesel Peugeot PSA XUD9A/L 1.9 liter 4 cylinder indirect injection..
Semua komponen mesin yang dapat dipengaruhi oleh bahan bakar (plunger of injection pump,
injector) sebelum dan setelah proses pembakaran (piston, piston rings) diganti dengan yang baru.
Sebelum pengujian dimulai, dilakukan break-in run selama satu jam dengan menggunakan
komponen lama kecuali piston dan piston rings nya baru.
Uji kinerja dan emisi gas buang selalu dilakukan setelah prosedur break-in dan setelah selesai
pengujian utama selama 17 jam.
Pengukuran berat, dimensi, dan pengambilan gambar dilakukan pada komponen mesin sebelum dan
setelah pengujian.

Kesimpulan

1.

Secara umum prestasi kerja motor dan emisi gas buang sebelum dan setelah pengujian tidak
berbeda jauh.

2.

Bahan bakar Biodiesel (B100 dan B20) menghasilkan deposit yang sedikit lebih banyak daripada
bahan bakar solar (B00)

3.

Komponen sistem penyaluran bahan bakar yang menggunakan Biodiesel (B100) cenderung tidak
mudah aus daripada komponen yang menggunakan biodiesel (B20) dan minyak solar saja (B00).

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Kesimpulan lanjutan dari Tes 3

Kinerja
Mesin

Hasil pengamatan secara umum terlihat bahwa setelah uji ketahanan, penggunaan bahan
bakar Biodiesel (B100), campuran Biodiesel dengan solar (B10), untuk Biosolar tidak
mengalami perubahan yang signifikan baik dari parameter prestasi, emisi gas buang dan
pengaruh pada komponen-komponen yang dipengaruhi oleh bahan bakar. Hal ini serupa
dengan hasil dari pengujiaan bahan bakar 100% solar (B00).
Untuk parameter Pemakaian Bahan Bakar Spesifik (Be), bahan bakar biosolar sedikit
lebih tinggi daripada B00.
Emisi CO untuk bahan bakar B100 dan B10 lebih rendah dibandingkan B00 dan untuk
Biodiesel dari jarak nilai emisinya yang terendah.

Emisi dan
Keausan

Emisi NOx tidak memperlihatkan kecenderungan tertentu untuk berbagai jenis bahan
bakar, akan tetapi kecenderungan yang umum terjadi untuk B00 juga terjadi untuk B10
dan B100, yakni semakin tinggi BMEP semakin tinggi NOx.
Emisi Karbon untuk B100 dan B10 secara umum lebih rendah dibandingkan dengan B00.

Pada komponen yang dipengaruhi oleh temperatur tinggi seperti rumah nosel maka
semakin tinggi prosentasi biodiesel semakin rendah penambahan berat komponen.

Penambahan
Berat

Pada komponen dimana terjadi proses pembakaran seperti piston dan kepala silinder
maka semakin tinggi prosentasi biodiesel semakin rendah penambahan berat dan
ketebalan deposit, kecuali pada B10 jarak pada piston.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

B. Uji Jalan

Tes 4

Jarak Pendek (3 IDI +1 COMMON RAIL)(B10-20)

Tes 5

Jarak Jauh (2 DI ENGINE PASSENGER + 2 DI ENGINE TRUCK) (B10)

Jarak

2.200 km (Medan Jakarta) (B10)


1. Konsumsi bahan bakar untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar
biosolar relative sedikit lebih tinggi dari pada yang menggunakan minyak
solar.

Kesimpulan

2. Secara umum emisi gas buang kendaraan yang menggunakan bahan bakar
biosolar lebih bersih dari yang menggunakan bahan bakar minyak solar.
3. Karakteristik pelumasan mesin pada kendaaran berbahan bakar biosolar
menunjukkan kinerja yang hampir sama dengan yang menggunakan minyak
solar.
4. Tidak ada keluhan yang signifikan dari pengoperasian kendaraan dan tidak
ada masalah pada mesin selama menggunakan bahan bakar biosolar.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Pengujian dilakukan terhadap 3 unit HD785 merek Komatsu di


pertambangan batubara PT. Adaro, Kalimantan Selatan :
1 dump truk menggunakan biodiesel dari minyak jarak
1 dump truk menggunakan biodiesel dari minyak kelapa sawit
1 dump truk menggunakan minyak diesel

Palm BDF20 test up to 6,000 hours ( Dec. 2011).


Injectors, common rail & fuel pump are normal
Jatropha BDF test up to 6,000 hours (Sep 2012)
Injectors, common rail & fuel pump are normal

Jatropha BDF-20

Injectors

Fuel pump

Common rails

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

BIODIESEL

Rumah Tangga
Transportasi
Industri

Pembangkitan
Listrik

Tenaga
Listrik

Komersial

Biodiesel dimanfaatkan sebagai pencampur minyak solar atau sebagai salah satu
pengganti minyak solar/minyak diesel, baik untuk bahan bakar transportasi, industri,
komersial maupun pembangkitan listrik.
Biodiesel murni (B100) dan campurannya dengan minyak solar (BXX) dapat digunakan
sebagai bahan bakar diesel.
B100 mempunyai sifat-sifat fisika yang mirip dengan bahan bakar diesel sehingga
dapat digunakan langsung pada mesin-mesin diesel tanpa modifikasi.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Pemanfaatan Biodiesel dimulai sebagai campuran bahan bakar minyak jenis minyak solar untuk sektor
transportasi sejak Bulan Mei 2006, yang disalurkan oleh 500 SPBU (Jakarta, Surabaya, Malang dan
Denpasar)
Mulai tahun 2009, Pemerintah memberlakukan kebijakan mandatori pemanfaatan biodiesel pada sektor
transportasi, industri dan pembangkit listrik melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2008.

Industri Biodiesel telah berkembang di Indonesia. Kapasitas terpasang biodiesel sebesar 5,6 juta KL/tahun
dari 25 Izin Usaha Niaga BBN (yang masih aktif berproduksi sebanyak 14 produsen dengan kapasitas 4,6
juta KL/tahun). Kapasitas terpasang bioetanol sebesar 416 ribu KL/tahun dari 8 Izin Usaha Niaga BBN
(yang siap produksi fuel grade ethanol sebesar 250 ribu KL/tahun)
1. Prosentase Pemanfaatan Biodiesel di Indonesia:
a. s.d. 14 Februari 2012 untuk sektor transportasi menggunakan B-5 pada BBM PSO
b. Mulai 15 Februari 2012 untuk sektor trasnportasi menggunakan B-7,5 untuk BBM PSO dan B-2
pada BBM Non PSO,
c. Subsektor industri (B-2 industri pertambangan mineral dan batubara) dan akan diperluas pada
subsektor industri lainnya (pembangkit listrik) secara bertahap.
2. Percepatan dan Peningkatan Mandatory BBN:
Mulai 1 September 2013, Pemanfaatan biodiesel di sektor transportasi PSO meningkat menjadi B-10
(Permen ESDM no.25 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Permen ESDM No. 32/2008), Pelaksanaan
mandatori biodiesel lebih ditingkatkan pemanfaatan dan pengawasannya.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

BIODIESEL (Minimum)
Sektor

September
2013

Januari
2014

Januari
2015

Januari
2016

Januari
2020

Januari
2025

Transportasi, PSO

10%

10%

10%

20%

20%

25%

Transportasi, Non PSO

3%

10%

10%

20%

20%

25%

Industri dan Komersial

5%

10%

10%

20%

20%

25%

7,5%

20%

25%

30%

30%

30%

Pembangkit Listrik

2011 (KL)
Mandatori***)

2012 (KL)*)

2013 (KL)**)

1.297.000

1.641.000

2.017.000

Mandatori pada Transportasi PSO

590.650

694.440

1.202.250

Realisasi

358.812

669.398

604.188

Persentase

60,75%

96,39%

*)
**)
***)

50,25%

Persentase pencampuran Biodiesel pada Solar sebesar 7.5% sejak tanggal 15 Februari 2012.
Realisasi s.d. 30 September 2013. Sejak 1 September 2013, persentase pencampuran Biodiesel pada Solar ditingkatkan menjadi 10%.
Target mandatori pemanfaatan BBN sesuai dengan Renstra Kementerian ESDM untuk semua sektor.

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Campuran Biodiesel yang


Disetujui
B5
B20

B5/B20

B5/B20/B100
B100

Perusahaan
Audi, BMW, Kenworth, Mercedes Benz, Peterbuilt,
Volkswagen
Arctic Cat, Blue Bird, Buhler, Cummins, Ferris, Ford Motor
Co., Freightliner CC., General Motors, Hino Trucks, Isuzu
Commercial Trucks of America, John Deere, Kubota,
Mack Trucks, Thomas Built Buses, Tomcar, Toro, Volvo
Trucks, Yanmar
Case Construction Equipment, Caterpillar, Chrysler Group
LLC, Detroit Diesel, Freightliner, International/Navistar,
Perkins, Western Star
Case IH
Deutz AG, Fairbanks Morse, New Holland

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Biofuel Market and Outlook, September 2013

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

KAPASITAS TERPASANG BIODIESEL


6.000.000

KILO LITER

5.000.000

4.000.000

3.000.000

2.000.000

1.000.000

0
Kapasitas Terpasang Biodiesel

2006
8.046

2007
2.191.954

2008
3.104.609

2009
4.219.509

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

2010
5.095.371

2011
5.142.957

2012
5.142.957

2013
5.637.210

BADAN USAHA PEMEGANG IZIN USAHA NIAGA BBN BIODIESEL (1/2)


No.
Nama Perusahaan
(1)
(2)
1 PT. Indo Biofuels Energy

2 PT. Anugrah Inti Gemanusa


3 PT. Eterindo Nusa Graha
PT. Wilmar Bioenergi
Indonesia*
5 PT. Darmex Biofuels
4

6 PT. Pelita Agung Agrindustri*

Kapasitas Produksi
Alamat Pabrik
MT/Tahun kL/Tahun
(6)
60.000
68.966 Jl. Yos Sudarso, Lebak Gede Kec. Pulo Merak
Kota Cilegon Banten
40.000
45.977 Jl. Prof.M. Amin SH, Kelurahan Roomo, Kec.
Manyar, Kota Gresik, jawa
40.000
45.977 Jl. Prof. M. Yamin SH, Kelurahan Roomo, Kec.
Manyar, Kota Gresik, Jawa
1.050.000 1.206.897
150.000
200.000

172.414
229.885

7 PT. Musim Mas*

850.000

977.011

8 PT. Sintong Abadi

30.450

35.000

9 PT. Multi Energi Nabati

20.000

10 PT. Cemerlang Energi Perkasa* 400.000


11 PT. Bioenergi Pratama Jaya

66.000

22.989
459.770
75.862

Jln. P. Belitung Kawasan Industri Dumai


Pelintung, Medang Kampai, Dumai 28882
Jl. Raya Bekasi KM.27 Desa Pejuang, Bekasi
Utara, Jawa Barat
Simpang Bangko, Desa Bumbung, Kec. Bangau,
Kab. Bengkalis, Riau
Pelabuhan CPO Kabil-Batam, Kabil, Nongsa,
Batam, Kep. Riau
Jln. Duku, Kedai Ledang-Kisaran Ashan 21224,
Kab. Asahan Sumut
Ganda Mekar, Cikarang Barat, Kota Bekasi 17520
Desa Lubuk Gaung, Sungai Sembilan, Dumai,
Riau
Dusun Jabdan, Kec Muara Wahau, Kutai Timur

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Telepon
(7)

Faks
(8)

021-29568628 021-29568627
021-313955600
021-25989838 021-25989639
021-29380777 021-29380119
021-57957575 021-57957568
021-5153337

021-5155147

061-6615511

061-6613060

0623-7006008

0623-41882

021-88369999 021-88331234
021-23586611 021-23586620
021-7975930 021-7975930

BADAN USAHA PEMEGANG IZIN USAHA NIAGA BBN BIODIESEL


12 PT. Ciliandra Perkasa*

250.000

13 PT. Wilmar Nabati Indonesia*

690.000

14 PT. Sinar Alam Permai*

41.400

15 PT. Petro Andalan Nusantara

130.500

16 PT. Primanusa Palma Energi

20.880

17 PT. Sumi Asih OleoChemical

100.000

18 PT. Eternal Buana Chemical


Industries
19 PT. Pasadena Biofuels Mandiri

40.000

PT. Wahana Abdi Tritatehnika


Sejati
21 PT. Alia Mada Perkasa
20

8.909
11.484
9.570

22 PT. Damai Sentosa Cooking


23 PT. Oil Tanking Merak

120.000
504.000

24 PT. Tjengkareng Djaya


25 PT. Energi Alternatif

72.000
7.000

Total Kapasitas Terpasang 4.912.193


Total Aktif Berproduksi
3.887.850

Surya Dumai Group Building, 5th Fl. Jln. Jend. Sudirman


021-29296888 021-29298878
No.395 Pekanbaru 28116
793.103 Jl. Kapten Darmo Sugondo no. 56, Kec. Kebomas, Kab.
Gresik - 61124.
021-29380777 021-29380119
Jl. Pelabuhan CPO Sungai Kalap Kumai Hulu, Kumai,
47.586
0711-710519 0711-711935
Kotawaringin Barat 74181, Kalimantan Tengah
150.000 Jln. Pulau Rupat, Kawasan Industri Dumai, Pelintung
031-3293503 031-3292462
24.000 Jln Raya Pluit Selatan Blok S No.8J Pluit, Jkt Utara 14440
021-66602220 021-66602501
114.943 Jl. Cempaka KM.38 Jatimulya, Tambun Bekasi Jawa Barat 021-5732680 021-5732651
287.356

45.977 Jl. Raya Serang KM.14, Kec.Cikupa, Kota Tangerang,


Banten
021-63326552 021-6332721
10.240 Jl. Idustri Selatan IB/ Blok KK 3-J-K jababeka II Cikarang
Selatan, Bekasi
021-5701637 021-5260675
Jl Jelambar Fajar No. 32. Tubagus angke Jakarta Utara
13.200
021-66696320 021-6691626
PO.Box: 14450
11.000 Pegudangan Pantai Indah, Dadap Blok HA No.1, Kosambi
Tangerang
021-58357979 021-5806574
137.931 Jl Rungkut Industri IV 25 Kawasan Sier, Surabaya 60293 031-8439825 031-8439897
579.310 Jln. Yos Sudarso Desa Lebak Gede Kec. Pulo Merak,
Cilegon Banten
0254-572740 0254-572739
82.759 Daan Mogot, Jakarta
021-6191053
021-4410359
021-4410362
8.046 Jl. Kramat Raya No.9, Kel. Tugu, Kec. Tanjung Priok,
Jakarta Utara
5.646.199
4.468.793

Keterangan:
*) Memiliki kebun sumber bahan baku (feedstock) sendiri.

Aktif berproduksi

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

PT. Sintong Abadi


30.450 MT/Th

PT. Pelita Agung Agri


Industri
200.000 MT/Th

PT. Cemerlang
energi perkasa
400.000 MTl/Th

PT. Bioenergy
Pratama Jaya
66.000 MT/Th
PT. Sinar Alam
Permai
41.400 MT/Th

PT. Wilmar Bioenergi


Indonesia
1.050.000 MT/Th

PT. Musim Mas


850.000 MT/Th

PT. Ciliandra
Perkasa
250.000 MT/Th

PT. Anugrah Inti


Gemanusa
40.000 MT/Th

PT. Indo Biofuels


Energy
60.000 MT/Th

PT. Multi Energi


Nabati
20.000 MT/Th

PT. Darmex
Biofuels
150.000 MT/th

PT. Eterindo Nusa


Graha
40.000 MT/Th

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

PT. Wilmar Nabati


Indonesia
690.000 MT/Th

Memiliki kebun feed


stock sendiri

Total kapasitas :4.469.000 kL/tahun


Status: Sept 2013.

PRODUKSI BBN NASIONAL 2009 2013

Catatan : *) update 30 September 2013

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

10. KONTAK LAYANAN INFORMASI BBN


Informasi terkait biodiesel dapat diunduh melalui website:
www.ebtke.esdm.go.id
Saran, masukan, kritik, dan pengaduan terkait implementasi biodiesel
dapat disampaikan melalui
Email
: layananbbn@ebtke.esdm.go.id
Telepon
: (021) 3983007, 31924583
Faksimile : (021) 31901087, 31924585
Surat atau konsultasi langsung di alamat :
Direktorat Bioenergi,
Gedung Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi, Lantai 5,
Jl. Pegangsaan Timur No.1, Menteng, Jakarta Pusat, 10320.
ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

MENUJU HARI ESOK YANG LEBIH BAIK


DENGAN ENERGI TERBARUKAN

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

Anda mungkin juga menyukai