Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PAIEN DENGAN GASTROENTERITIS


I.

KONSEP DASAR
A. Pengertian
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal atau cair (Hipocrates)
Diare adalah buang air besar yang tida nomral dan cair, dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya (Neonatus > 4 kali dan bayi-anak > 3 kali dalam sehari) (Lab IKA FKUI, 1988).
B.

Etiologi
Penyebab diare (Lab IKA FKUA, 1984)
1.
Infeksi
a.
Infeksi enteral :
Bakteri
: Vibrio, entamoeba coli, salmonella, shigela
Virus
: enterovorus, adenovirus, rotavirus, asatrovirus
Parasit
: cacing, protozoa, jamur
b.
Infeksi parenteral
Infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan ( ISPA, saluran kemih dan OMA)
2. Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat (intoleransi laktosa)
b. Malabsorbsi protein
c. Malabsorbsi lemak
3. Faktor makanan
4. Faktor psikologis

C. Patofisiologi ( Lab IKA FKUI 1988 dan Lab IKA FKUA 1984)
Faktor penyebab :
- Infeksi enteral
* Bakteri
* Virus
* Parasit
- Infeksi parenteral

Faktor penyebab :
- Faktor malabsorbsi
- Faktor makanan
- Faktor psikologis
Fecal-oral
GI Tract
Gangguan Villi Usus

OSMOTIK
- Over feeding
- Malabsorbsi
KH bahan
makanan
yang tak
berserat

SEKRESI
- Infeksi interopatogen
- Interotropik
hormon
secreting
faktor

OVERGROWTH
BACTERI

Usus halus
terkontaminasi

ABSORBSI
ABNORMAL

KERUSAKAN
MUKOSA

Ion aktif klorida


abnormal

Inflamatory
Bowel DEsease

MOTILITAS
INTESTINAL
ABNORMAL
- Hipomotility
- Hipermotili -ty
- Short bowel
syndrom

DIARE
DEHIDRASI
Tonisistas
plasma
- Hipotoni
- Isotoni
- HIpertoni
- BJ Urine
- Mata
cowong
- Kulit kering/
tidak
elastis

HIPOGLIKEMIA
Derajat
- Ringan
- Sedang
- Berat

Persediaan
glikogen
menurun
Kadar
glukosa
Menurun
- < 40 mg %
(bayi)
- < 50 mg%
(anak)
- <100mg%
(Dewasa)

GANGGUAN
GIZI

GANGGUAN
SIRKULASI

GANGGUAN
KESEIMBANGAN
ASAMA BASA

Tekanan koloid
osmotik
Volume plasma
Intake
menurun

Kelemahan,
Aktivitas
menurun

Imballance air dan


elektrolit
Syok hipovolumia
- Kerusakan sel
- perfusi ja-ringan
menurun

METABOLIC
ASIDOSIS
- Kehilangan Na-bic
bersama faeces
- Ketosis kelaparan
- Produksi metabolisme berisfat asam
- Perpindahan ion Na
dari ekstra sel ke
intra sel

E. Derajat Dehidrasi (Lab IKA FKUI, 1988)


1. Kehilangan berat badan
a. 2,5 % tidak ada dehidrasi
b. 2,5-5% Dehidrasi ringan
c. 5-10 % dehidrasi sedang
d. > 10% dehidrasi berat
2. Skor Maurice King
Bagian Tubuh
Yang Diperiksa
Keadaan Umum
Turgor
Mata
UUB
Mulut
Denyut Nadi

0
Sehat
Normal
Nomral
Normal
Normal
Kuat
< 120

N I LAI
1
Gelisah cengeng, apatis,
ngantuk
Sedikit, kurang
Sedikit cekung
Sedikit cekung
Kering
Sedang
(120-140)

2
Mengigau, koma/syok
Sangat kurang
Sangat cekung
Sangat cekung
Kering, sianosis
Lemah
> 140

KETERANGAN :
Skor :
- 0-2 dehidrasi ringan
- 3-6 dehidrasi sedang
- 7-12 Dehidrasi berat
Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup
Untu k kekenyalan kulit :
- 1 detik
: dehidrasi ringan
- 1-2 detik
: dehidrasi sedang
- > 2 detik
: dehidrasi berat
II. PENGKAJIAN
A.
Identitas
Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk neonatus > 4
kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status ekonomi yang rendah
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya diare pada nak ditinjau
dari pola makan, kebersihan dan perawatan. Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk
mengetahui tingkat perlaku kesehatan dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui
wawancara atau interview. Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan
orang) ( Lab. FKUI, 1988).
B.

Keluhan utama
Keluhan yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB yang
tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya (LAN IKA, FKUA, 1984)

C.

Riwayat Penyakit Sekarang


Paliatif, apakah yang menyebabkan gejala diare dan apa yang telah dilakukan. Diare dapat
disebabkan oleh karena infeksi, malabsorbsi, faktor makanan dan faktor psikologis.

Kuatitatif, gejala yang dirasakan akibat diare bisanya berak lebih dari 3 kali dalam sehari
dengan atau tanpa darah atau lendir, mules, muntak. Kualitas, Bab konsistensi, awitan,
badan terasa lemah, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari .
Regonal,perut teras mules, anus terasa basah.
Skala/keparahan, kondisi lemah dapat menurunkan daya tahan tubuh dan aktivitas seharihari.
Timing, gejala diare ini dapat terjadi secara mendadak yang terjadi karena infeksi atau
faktor lain, lamanya untuk diare akut 3-5 hari, diare berkepanjangan > 7 hari dan Diare
kronis > 14 hari (Lab IKA FKUA, 1984)
D.

Riwayat Penyakit sebelumnya


Infeksi parenteral seperti ISPA, Infeksi Saluran kemih, OMA (Otitis Media Acut) merupakan
faktor predisposisi terjadinya diare (Lab IKA FKUA, 1984)

E.

Riwayat Prenatal, Natal dan Postnatal


1.
Prenatal
Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester pertama,
penyakti selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat
mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
2.
Natal
Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yangdapat mempengaruhi fungsi dan
maturitas organ vital .
3.
Post Natal
Apgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau hiperbilirubinemia. BErat
badan dan panjang badan untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak pada
usia sekelompoknya. Pemberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan
tubuh alami dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.
F. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting karena
setiap individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga
pendekatan pengkajian fisik dan tindakan haruys disesuaikan dengan pertumbuhan dan
perkembangan (Robert Priharjo, 1995)
G . Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Penyakit
Apakah ada anggota keluarga yangmenderita diare atau tetangga yang
berhubungan dengan distribusi penularan.
2. Lingkungan rumah dan komunitas
Lingkungan yang kotor dan kumuh serta personal hygiene yang kurang mudah
terkena kuma penyebab diare.
3. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
BAB yang tidak pada tempat (sembarang)/ di sungai dan cara bermain anak
yangkurang higienis dapat mempermudah masuknya kuman lewat Fecal-oral.
4. Persepsi keluarga
Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu keputusan untuk penangan
awal atau lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan penglaman yang
dimiliki oleh anggota keluarga (orang tua).

H. Pola Fungsi kesehatan


1. Pola Nutrisi
Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh terjadinya
diare, sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan dapat terjadi
hipoglikemia. Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan tahap-tahap
dehidrasi. Dietik pada anak < 1tahun/> 1tahun dengan Berat badan < 7 kg dapat
diberikan ASI/ susu formula dengan rendahlaktosa, umur > 1 tahun dengan BB > 7
kg dapat diberikan makananpadat atau makanan cair.
2. Pola eliminasi
BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat mendukung
secara makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara penangana lebih lanjut.
BAK perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan cairan lewat urine.
3. Pola istirahat
Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena frekuensi
diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel.
4. Pola aktivitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
I. Pemeriksaan Fisik (Robert Priharjo, 1995).
1. Sistem Neurologi,
Subyektif, klien tidak sadar, kadang-kadang disertai kejang.
Inspeksi, Keadaan umum klien yang diamati mulai pertama kali bertemu dengan klien.
Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan atau tidak tampak sakit. Keadaran
diamati komposmentis, apatis, samnolen, delirium, stupor dan koma.
Palpasi, adakah parese, anestesia,
Perkusi, refleks fisiologis dan refleks patologis.
2. Sistem Penginderaan
Subyektif, klien merasa haus, mata berkunang-kunang,
Inspeksi :
Kepala, kesemitiras muka, cephal hematoma (-), caput sucedum (-), warna dan distibusi
rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada neonatus dan bayi ubun-ubun besar
tampak cekung.
Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek mata dan
pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan diare yang lebih
lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis metabolik
sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk mengeluarkan CO2 dan
mengambil O2,nampak adanya pernafasan cuping hidung.
Telinga, adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada kemungkinaninfeksi
parenteal yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya diare (Lab. IKA FKUA, 1984)
Palpasi,
Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anak-anak
ubun-ubun besar sudah menutup maximal umur 2 tahun. Mata, tekanan bola mata
dapat menurun,
Telinga, nyeri tekan, mastoiditis.

3. Sistem Integumen
Subyektif, kulit kering
Inspeksi , kulit kering, sekresi sedikit, selaput mokosa kering
Palpasi, tidak berkeringat, turgor kulit (kekenyalan kulit kembali dalam 1 detik =
dehidrasi ringan, 1-2 detik = dehidrasi sedang dan > 2 detik = dehidrasi berat (Lab IKA
FKUI, 1988).
4. Sistem Kardiovaskuler
Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa dingin
Inspeksi, pucat, tekanan vena jugularis menurun, pulasisi ictus cordis (-), adakah
pembesaran jantung, suhu tubuh meningkat.
Palpasi, suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun, heart rate meningkat
karena casodilatasi pemuluh darah, tahanan perifer menurun sehingga cardiac output
meningkat. Kaji frekuensi, irama dan kekuatan nadi.
Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada kausus diare akut
masih dalam batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih dari 4-7 dan 10 cm ke arah
kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis ke 4,5 dan 8.
Auskultasi, pada dehidrasiberat dapat terjadi gangguansirkulasi, auskulatasi bunyi
jantung S1, S2, murmur atau bunyi tambahan lainnya. Kaji tekanan darah.
5. Sistem Pernafasan
Subyektif, sesak atau tidak
Inspeksi, bentuk simetris, ekspansi , retraksi interkostal atau subcostal. Kaji frekuensi,
irama dan tingkat kedalaman pernafasan, adakah penumpukan sekresi, stridor pernafas
inspirasi atau ekspirasi.
Palpasi, kajik adanya massa, nyeri tekan , kesemitrisan ekspansi, tacti vremitus (-).
Auskultasi, dengan menggunakan stetoskop kaji suara nafas vesikuler, intensitas, nada
dan durasi. Adakah ronchi, wheezing untuk mendeteksi adanya penyakit penyerta
seperti broncho pnemonia atau infeksi lainnya.
6. Sistem Pencernaan
Subyektif, Kelaparan, haus
Inspeksi, BAB, konsistensi (cair, padat, lembek), frekuensilebih dari 3 kali dalam sehari,
adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan kulit menurun, retraksi (-)
dankesemitrisan abdomen.
Auskultasi, Bising usus (dengan menggunakan diafragma stetoskope), peristaltik usus
meningkat (gurgling) > 5-20 detik dengan durasi 1 detik.
Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien tidak membesar
suara tymphani.
Palpasi, adakahnyueri tekan, superfisial pemuluh darah, massa (-). Hepar dan lien tidak
teraba.
7. Sistem Perkemihan
Subyektif, kencing sedikit lain dari biasanya
Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor menutupi labio
minor, pemebsaran scrotum (-), rambut(-). BAK frekuensi, warna dan bau serta cara
pengeluaran kencing spontan atau mengunakan alat. Observasi output tiap 24 jam atau
sesuai ketentuan.
Palpasi, adakah pemebsaran scrotum,infeksi testis atau femosis.

8.

Sistem Muskuloskletal
Subyektif, lemah
Inspeksi, klien tampak lemah, aktivitas menurun
Palpasi, hipotoni, kulit kering , elastisitas menurun. Kemudian dilanjutkan dengan
pengukuran berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.

J. Pemeriksaan Penunjang
1.
Laboratorium (Lab IKA FKUI, 1988)
a.
Faeces lengkap

Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli)

PH dan kadar gula

Biakan dan uji resistensi


b.
Pemeriksaan Asam Basa
Analisa Baood Gas Darah dapat menimbulkan Asidosis metabolik dengan
kompensasi alkalosis respiratorik.
c.
Pemeriksaan kadar ureum kreatinin
Untuk mengetahui faali ginjal
d.
Serum elektrolit (Na, K, Ca dan Fosfor)
Pada diare dapat terjadi hiponatremia, hipokalsemia yang memungkinkan terjadi
penuruna kesadaran dan kejang.
e.
Pemeriksaan intubasi duedenum
Terutama untuk diare kronik dapat dideteksi jasad renik atau parasit secara kualitatif
dan kuantitatif.
2.

Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta seperti
bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.

K. Penatalaksanaan (Lab IKA FKUI, 1988 dan FKUA, 1984)


1.
Rehidrasi
a.
Jenis cairan
cara rehidrasi oral :

Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa)


seperti oralit,pedyalit setiap kali diare.

Formula sederhana (NaCl dan Sukrosa/KH lain) seperti


LGG, tajin
cairan parenteral :

usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500


(aterm) D10%.

Usia 2 hari-3 bulan d100,18 NS

Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4 NS

Usia > 3 tahun D51/2NS

HSD (Half Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan


khusus untuk diare > usia 3 bulan.
b.
Jalan pemberian
Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anak
mau minum serta kesadaran baik)
Intragastrik (dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi, anak
tidak mau makan dan kesadaran menurun).
IV line bila dehidrasi berat

c.

Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan tergantung pada :
Defisit (derajat dehidrasi)
Kehilangan sesaat (concurent loss)
Rumatan (maintenance)

d.

Jadual/kecepatan
Jadual atau kecepatan pemeberian cairan tergantung pada tingkat dehidrasi dan
umur. Untuk defisit diberikan 3 jampertama dan dilanjutkan maintenance.

2. Obat-obatan
a.
Obat anti sekresi
Asetosal, 25 mg/hr dengan dosisminimal 30 mg
Klorpromasin, 0,5-1 mg/ kg BB/hr
b.
Obat antispasmotilitik
Papaverin, opium. loperamid
c.
Antibiotik
Penyebab jelas
Ada penyakit penyerta
3. Dietetik
a.
-

Anak < 1 tahun atau > 1 tahun denga BB < 7 kg


Susu ASI/ susu formula dengan laktosa rendah
Makanan setengah padat (bubur susu), makana padat

b.

Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg


Makanan padat/ maknan cair/susu
c. Dalam keadaan malabsorbsi berat serta allergi protein susu sapi dapat diberikan
elemental/semi elemental formula.
4.Supportif
a. Vitamin A 200.000 iu IM
b. Vitamin A 100.000 iu IM
c. Vitamin A 5000 iu
d. Vitamin A 2.500 iu po
e. Vitamin A 5.000 iu po
f. Vitamin B kompleks, vit C

usia < 1 tahun


usia 1-5 tahun
usia > 5 tahun
usia < 1 tahun
usia > 1 tahun

Rencana Asuhan Keperawatan


I.
Ketidakseimbangan
cairan
dan
elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal.
Kriteria :

Tanda-tanda vital dalam batas normal

Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran
urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.

Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari

Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam


batas normal.

BGA dalam batas normal


Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)
R/ Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan
pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk
memperbaiki defisit.
2. Pantau intake dan out put
R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk
mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi
glomerulus membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
3. Timbang BB setiap hari.
R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
4. Penatalaksanaan rehidrasi :
a. Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit atau
pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.
R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung
elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan
gelombang udara dan mengurangi distensi.
b. Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit
penyerta).
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai
pengganti cairan yang telah hilang.
5. Kolaborasi :
a. Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN)
R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN
untuk mengetahui faali ginjal (kompensasi).
b. Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)
R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk
keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal.
Antibiotik sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya
intake dan diare
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria :

Nafsu makan baik

BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh

Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)


Intervensi :
1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak
dan air panas atau dingin)
2. R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.
3. Timbang BB setiap hari
4. R/ Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan kalori,
protein dan vitamin.

5. Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan
kebutuhan.
6. R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.
7. Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan
peningkatan daya tahan tubuh.
8. R/ Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan
katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan
yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang
diketahuinya.
9. Kolaborasi :
a.
Dietetik
anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI
atau formula rendah laktosa), makan setengah padat/makanan padat.
R/ Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi
laktose.
Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair
dan padat
R/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.
b.
Rehidrasi parenteral (IV line)
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang intakenya
atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti cairan
yang telah hilang.
c.
Supporatif (pemberian vitamin A)
R/ Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh terutama pada
bayi untuk proses pertumbuhan.
III. Risiko injuri kulit (area perianal) berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare
Tujuan : Injuri kulit tidak terjadi
Kriteria :

Integritas kulit utuh

Iritasi tidak terjadi

Kulittidak hiperemia,atau iscemia

Kebersihan peranal terjaga dan tetap bersih

Keluarga dapat mendemonstrasikan dan melakasnakan perawatan perianal


dengan baik dan benar
Intervensi :
1.
Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga kebersihan di
tempat tidur .
R/ Kebersihan mencegah aktivitas kuman. Informasi yang adeguat melalui metode
diskusi dapat memberikan gambaran tentang pentingnya kebersihan dan keadaran
partisipasi dalam peningkatan kesehatan.
2.
Libatkan dan demonstrasikan cara perawatan perianal bila
basah akibat diare atau kencing dengan mengeringkannya dan mengganti pakaian
bawah. serta alasnya.
R/ Kooperatif dan partisipati sangat penting untuk peningkatan dan pencegahan untuk
mencegah terjadinya disintegrasi kulit yang tidak diharapkan.
3.
Menganjurkan keluarga untuk mengganti pakaian bawah yang
basah.

R/ Kelembaban dan keasaman faeces merupakan faktor pencetus timbulnya iritasi.


Untuk itu pengertian akan mendorong keluarga untuk mengatasi masalah tersebut.
4.
Lindungi area perianal dari irtasi dengan pemeberian lotion.
R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat dikurangi dengan menjaga
kebersihan dan pemberian lotion dari iritasi.
5.
Atur posisi klien selang 2-3 jam.
R/ Posisi yang bergantian berpengaruh pada proses vaskularisasi lancar dan
mengurangi penekanan yang lama, sehingga mencegah ischemia dan iritasi.

TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 17 Maret 2010
Ruang
: IRD Lt.I
Pengkajian
: 17 Maret 2010
A. Identitas
Nama Pasien
Umur
Jenis Kelamin
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

Jam masuk
: 11.25 WITA
No. Reg Med : 628526

: An. M
Nama P.Jawab: Tn. S
: 3 tahun
Hubungan
: Orang Tua
: Laki-laki
Umur
: 35 tahun
: sasak/Indonesia
Suku/bangsa :sasak
: Islam
Agama
: Islam
:Pendidikan
: SLTA
:Pekerjaan
:Dagang
: praya, desa leneng kec. praya

B. Riwayat
1.1 Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke rumah sakit dengan diantar keluarga setelah sebelumnya
mengalami mencret selama 2 hari (mulai 16 Maret 2010) dengan jumlah feses +
gelas tiap kali mencret dan frekuensi 4 5 kali tiap hari. Feses tidak disertai
lendir/darah. Demam terjadi sejak 3 hari sebelum demam dan naik turun. Klien
sudah dibawa ke Dokter tapi tidak sembuh.
1.2 Riwayat Penyakit Dahulu
Kilen tidak pernah menggalami kejang sebelumnya, klien tidak pernah mengalami
batuk pilek akhir-akhir ini. Pernah batuk pilek usia 2 bulan dan usia 2 tahun.
1.3 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit jantung, penyakit pernafasan kronis
atau mengalami diare seperti klien saat ini
1.4 Riwayat Tumbuh Kembang
Klien telah bisa tengkurap usia 4 bulan, merangkak 6 bulan, berjalan 1 3 bulan
Klien mampu menyebut satu kata umur 10 bulan
1.5 Pengkajian Sistem
1.
Sistem Integumen
Subyektif
:Obyektif
: kulit pucat, turgor intaks (elastis), suhu tubuh 38,8 OC, BB 13,3 kg
(BB sebelumnya tidak diketahui), kemerahan pada kulit bokong,
popok basah
2.
Subyektif
Obyektif

Sistem Pulmonal
: Ibu mengatakan anak tidak pernah sesak nafas atau badan kebiruan
: Pernafasan cuping hidung (-), RR 24 X/menit, pola nafas eupnea,
sputum banyak keluar dari mulut, penggunaan otot bantu pernafasan

(-), suara paru vesikuler daerah basal dan medial,


Ronchii/weezing/friction rub tidak terdengar.
3.
Subyektif
Obyektif

4.

Sistem Cardiovaskuler
: Ibu mengatakan anak tidak pernah mengalami sesak nafas atau
badan kebiruan
: Denyut nadi 124 X/menit, TD tidak terkaji, Ictus tidak menonjol
posisi mid sternum, Suara jantung S1S2 tanda ada murmur atau
galop;

Sistem Neurosensori
: Ibu mengatakan anak tidak pernah kejang atau mengalami
kelemahan pada tangan atau kaki.
Obyektif
: GCS menurun (V 2 M 1 E 2), refleks pupil positif isokhor, reflek
iris positif, Babinski 1 (-) Babinski 2 (-) refleks patella dalam batas
normal, refleks palmar (+)
a.
Penglihatan
Konjungtiva ananemis, sclera anicteric, hifema (-), kornea jernih, refleks iris
positif simetris. Mata cowong (-)
b.
Pendengaran
Tulang mastoid tidak meradang, nyeri pergerakan pinna (-)
Subyektif

5.

Sistem Musculoskeletal
Subyektif
Obyektif

:: tonus otot menurun, Kekuatan otot 4/4/4/4


Lesi dan deformitas tidak ditemukan. Anak dapat berdiri dan
berjalan sendiri serta memegang topi dengan baik

6.

Sistem genitourinaria
Subyektif
Obyektif

7.
Subyektif

Obyektif

:: b.a.k 3-4 kali sehari, Jumlah urine banyak, warna kuning muda
volume tidak diketahui
Sistem digestif
: Anak mengatakan sakit perut saat ditekan, anak mengatakan haus,
Ibu mengatakan b.a.b 5-7 kali sehari , konsistensi feses cair,
mengandung ampas, darah (-) lendir (-) bau menusuk (-), Ibu
mengatakan ia tidak tahu penyebab sakit, anak tidak alergi makanan,
dan makanan yang diberikan sebelum sakit seperti biasanya.Saat ini
anak tidak makan dan nafsu makan anak turun
: Mulut kering, pharing tidak hiperemis, Perut supel simetris, nyeri
tekan area umbilical dan hipogastrium kanan, massa/tumor tidak
ditemukan, ascites tidak ditemukan, bising usus meningkat relatif,
metallic sound (-) meteorismus (-)

Pemeriksaan Laboratorium :
Belum dilakukan

ANALISA DATA
Data
DS : Ibu mengatakan anak
mencret 5-7 kali sehari,
lendir (-) darah (-)
DO :
- Kulit pucat, Mulut
kering
- BB 13,3 kg (BB
sebelumnya tidak
diketahui)
- Bising usus meningkat
- Nyeri tekan daerah
umbilikal kanan
DS : Ibu mengatakan anak
mencret 5-7 kali sehari,
lendir (-) darah (-)
Ibu mengatakan nafsu
anak turun, hari ini tidak
makan
DO :
- Kulit pucat
- BB 13,3 kg (BB
sebelumnya tidak
diketahui)
- Bising usus meningkat

Etiologi
Berbagai faktor penyebab

Masalah

Diare
Keluaran cairan & elektrolit >>
Penurunan cairan intravaskular

Cairan dan Elektrolit

Penurunan cairan interstitiel


Penuruanan volume cairan tubuh
Diare
Intake zat nutrisi <<
Pemecahan cadangan zat makanan
tubuh

Nutrisi

Kelemahan
Penurunan BB

Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan
sekunder terhadap diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya
intake dan diare
RENCANA KEPERAWATAN
I.
Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan sekunder terhadap diare.
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal
setelah 5 hari perawatan
Kriteria :

Tanda-tanda vital dalam (Nadi <120 X/mnt, RR < 32 X/mnt, S < 37,4OC)

Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah,


haluaran urine terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.

Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari

Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN


dalam batas normal.

BGA dalam batas normal

Intervensi :
a.
Pantau tanda dan
gejala kekurangan cairan (dehidrasi)
R/ Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan
pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk
memperbaiki defisit.
b.
Pantau intake dan
out put
R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk
mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi
glomerulus membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
c.
Timbang BB setiap
hari
.R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
d.
Penatalaksanaan
rehidrasi :
Anjurkan keluarga bersama klien untuk minum yang banyak (LGG, oralit atau
pedyalit 10 cc/kg BB/mencret.
R/ Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung
elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan
gelombang udara dan mengurangi distensi.
Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit
penyerta).
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line sebai
pengganti cairan yang telah hilang.
e.
Kolaborasi :
Pemeriksaan serum elektrolit(Na, K dan Ca serta BUN)
R/ Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk
mengetahui faali ginjal (kompensasi).
Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)
R/ Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk
keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal.
Antibiotik sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.
-

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak


adekuatnya intake dan diare
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah 3 hari perawatan
Kriteria :

Nafsu makan baik

BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh

Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)


Intervensi :
1.
Diskusikan dan jelaskan
tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi, berlemak dan air panas atau
dingin)
R/ Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.
2.
Timbang BB setiap hari
R/ Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan
kalori, protein dan vitamin.

3.

Ciptakan lingkungan yang


menyenangkan selama waktu makan dan bantu sesuai dengan kebutuhan.
R/ Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.
4.
Diskusikan dan jelaskan
tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan dan peningkatan daya tahan
tubuh.
R/ Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan
katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit.
Penjelasan yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan
melaksanakan apa yang diketahuinya.
5.
Kolaborasi :
a.
Dietetik
Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat
R/ Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.
b.

Rehidrasi parenteral
(IV line)
R/ Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemeberian cairan cepat melalui IV line
sebagai pengganti cairan yang telah hilang.

IMPLEMENTASI & EVALUASI


Tanggal 17 Maret 2010
Diagnosa I
Jam
IMPLEMENTASI
11.50
- Melakukan pengukuran tanda
vital
12.00 - Mengkaji output dan input
cairan hari ini
12.00
- Memasang Infus
12.10
- Mengambil darah untuk
pemeriksaan laboratorium
12.30
-Menganjurkan ibu untuk
memberi anak banyak minum

RESPON
TD : - RR : 28 X/mnt
S : 38,5 Nadi : 120 X/mn
Input : 100 cc
Output : + 850 cc
Infus terpasang
Darah terambil untuk
pemeriksaan
darah
lengkap, elektrolit
Ibu mengatakan anaknya
akan
diberi
banyak
12.30 -Menganjurkan
ibu
untuk minum, dengan air aqua
menampung air kencing anaknya Ibu kilen mengatakan
untuk memantau kebutuhan akan
menampung
cairan dan untuk pemeriksaan
kencing anaknya
12. 45 -Mengukur tanda vital
TD : - RR : 28 X/mnt
S : 38,5 Nadi : 108 X/mn

Diagnosa II
Jam
IMPLEMENTASI
RESPON
11.45 -Mengkaji
lebih
dalam Ibu mengatakan anaknya
kebutuhan nutrisi dan jenis makan seperti orang tua
makanan sehari-hari
dan sudah dua hari tidak
mau makan. Kemarin
anak makan satu kali
sebanyak

porsi
biasanya
12.10 -Menganjurkan
ibu
untuk
Ibu mengatakan akan
memberikan makanan pada anak meccoba memberi makan
sedikit tapi sering
lebh
banyak,
ibu
menanyakan
jenis
pantangan makanan
12.15
-Menjelaskan
pantangan makanan yang

EVALUASI
Tanggal 17/07/01; 13.00
S:
Anak tidak menangis
Ibu mengatakan akan
menampung kencing
Ibu mengatakan anaknya
akan diberi banyak
minum
O:
TD : - RR : 28 X/mnt
S : 38,5 Nadi : 108
X/mn
A : Masalah belum
teratasi
P : lanjutkan tindakan

EVALUASI
Tanggal 17/07/01; 13.00
S:
Anak tidak menangis
Ibu mengatakan akan
memberi makan anaknya
sedikit-sedikit
sering,
akan
membelikan
anaknya roti
Ibu mengatakan anaknya
akan diberi banyak
minum
O:
Anak terlihat lemah dan
pucat
A : Masalah belum
teratasi
P : lanjutkan tindakan

B. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Tanggal 12 maret 2010
a. Darah lengkap
Hb
: 11,6 gr %
( 13,4-17 gr%)
Leukosit
: 14,2 x 10 9 /L
(4,3-10,3 x 10 9 /L)
Trombosit
: 273 x 10 9 /L
(150-350)
PCV
: 0,34
(0,40-0,47)
GDA
: 122 mg/dl (< 200 mg/dl)
b. Urine lengkap :
Albumin
:Reduksi
:Bilirubin
:Urobilirubin : Sedimen
:
erytrosit : leukosit : + (0-1)
epitel
: + (0-1)
Kristal
: Silinder : c. Faeces lengkap
Makroskopis : cair, kuning, darah (+), lendir (-)
Mikroskopis :
Amoeba : Leukosit : (++) penuh
erytrosit : (+) banyak
Cyste
: hystolitica (+)
Telur
:d. DL (13 juni 2010) di ruangan
Hb
: 12,2 gr %
Leukosit
: 6.800
Diff count
: -/-/1/60/27/2

Anda mungkin juga menyukai