Rancang Bangun Alat Untuk Perbaikan Faktor Daya Pada Beban PDF
Rancang Bangun Alat Untuk Perbaikan Faktor Daya Pada Beban PDF
Abstrak
Perbaikan faktor daya sangat dibutuhkan dalam rumah tangga. Perlunya perbaikan faktor daya
pada beban rumah tangga untuk meningkatkan efisiensi penggunaan daya aktif (Watt) sehingga bisa
maksimal.
Solusi dalam permasalahan
ini yakni membuat alat perbaikan faktor daya (cos phi)
menggunakan kapasitor bank. Kapasitor bank mampu meningkatkan cos phi hingga diatas 0.85.
Pengaktifan kapasitor bank menggunakan soft switch dengan menggunakan Triac tipe BTA12.
Penggunaan softswitch sebagai saklar dari pengaktifan kapasitor bank bertujuan untuk meredam arus
inrush yang timbul akibat perpindahan dari off ke on. Pembacaan nilai cos phi , daya aktif, arus dan
tegangan akan ditampilkan ke LCD grafik.
Mikrokontroller sangat penting dalam menerapkan metode soft switch sebagai kontrol trigger
Triac. Pada beban motor memiliki faktor daya yang buruk sehingga mengatasinya dengan menggunakan
kapasitor 10uf dapat memperbaiki faktor daya yang awalnya 0.66 lagging menjadi 0.91 lagging. pada
beban kulkas faktor daya awalnya 0.68 menjadi 0.94 lagging dengan capasitor 8 uf, sedangkan pada
beban kulkas dan motor pompa yang awal faktor dayanya 0.71 lagging menjadi 0.96 lagging dengan
capasitor 18 uf.
Keywords: faktor daya , soft switch, Triac, arus inrush, mikrokontroller, cos phi, lagging , leading.
1. PENDAHULUAN
Kualitas daya yang baik akan memperbaiki drop
tegangan, faktor daya, rugirugi daya, kapasitas daya
dan efisiensi energi listrik. Perbandingan antara daya
aktif (kW) dan daya semu (kVA) akan menghasilkan
power faktor (Cos ). Kualitas daya yang baik adalah
jika power faktor > 0,8 (Cos > 0,8) sehingga
meningkatkan efisiensi tenaga listrik. Beban-beban
dengan sifat induktif menyebabkan rendahnya power
faktor (Cos ).
Untuk memperbaiki power faktor (Cos ) pada
sistem tenaga listrik dengan beban induktif diperlukan
suatu kompensator daya reaktif dengan mikrokontroler
sebagai kontroller soft switch otomatis. Fungsi dari
kontroler soft switch otomatis adalah untuk mengatur
penggunaan kapasitor sesuai dengan nilai yang
diinginkan dari faktor daya yang akan diperbaiki.
Kompensator daya reaktif konvensional pada umumnya
terdiri dari capasitor bank yang dihubungkan paralel
dengan beban melalui switch kontaktor. Kompensator
daya reaktif dengan switch kontaktor menyebabkan
arus inrush yang sangat besar, dapat mencapai 5
sampai 7 kali arus nominal. Arus inrush terjadi hanya
pada saat awal arus pengisian capasitor bank. Pada
beban dinamis, maka power faktor selalu berfluktuasi
dan arus inrush akan terjadi berulang-ulang, sehingga
mengakibatkan kerusakan pada switch kontaktor dan
capasitor.
Pada proyek ini untuk mengatasi permasalahan
pada kualitas daya tersebut, dipasang suatu peralatan
2. DASAR TEORI
Teori
yang
digunakan
sebagai
pelaksanaan tugas akhir ini adalah:
2.1
dasar
Kualitas Daya
Daya dalam rangkaian DC sama dengan
perkalian antara arus dan tegangan. Daya dalam
rangkaian AC pada setiap saat sama dengan perkalian
dari harga daya rata rata dalan satu periode sama
dengan perkalian antara arus dan tegangan efektif.
Tetapi jika ada reaktansi dalam rangkaian, arus dan
tegangan tidak sephase selama siklusnya
seperti
halnya arus bernilai negatif seraya tegangan bernilai
positif. Hal ini menghasilkan besarnya daya kurang dari
perkalian I dan V.
Perkalian arus dan tegangan efektif dalam
rangkaian AC dinyatakan dalam voltampere (VA) atau
kilovoltampere (KVA). Satu KVA sama dengan 1.000
VA. Daya yang berguna atau daya nyata diukur dalam
watt dan diperoleh jika voltampere dari rangkaian
dikalikan dengan faktor yang disebut dengan faktor
daya. Maka dalam rangkaian AC satu phase adalah:
P(dalam watt) = V x I x faktor daya
Pdalam watt
Faktor daya
VxI
P = V Iaktif
P = VI Cos
Oleh karena daya adalah EI dikalikan dengan
faktor daya, maka faktor daya suatu rangakaian AC
sama dengan kosinus dari sudut phase. Hubungan
antara daya dalam watt (P), voltampere (VA) dan
voltampere reaktif (VAR) dapat dinyatakan dengan
segitiga seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.2.
sudut adalah sudut phase rangkaian. Alas segitiga
menyatakan daya nyata (VA), tingginya menyatakan
daya reaktif (VAR), dan hipotunosa menyatakan daya
aktif (W).
Harga faktor daya tergantung dari beda phase
antara arus dan tegangan. Capasitor daya AC sebagai
kompensator yang dihubungkan jaringan maka akan
mengakibatkan arus beban mendahului 90 derajat,
Ic=Im sin (wt+90). Sehingga akan mengakibatkan arus
beban menjadi sephase dengan tegangan. Dimana arus
beban yang tertinggal 90 derajat akan terkompensasi
arus capasitor mendahului sebesar 90 derajat, Ib=Ib sin
(wt-90+90)=Ib sint. Hal tersebut ditunjukkan pada
Gambar 2. 2.
V
I
Gambar 2. 4 Arus tertinggal 30 dari Tegangan
V
Gambar 2. 1 Diagram phasor konsep kompensator
2.2
Hubungan Phase
Ada tiga kemungkinan hubungan phase antara
arus dan tegangan dalam satuan rangkaian.
1.
Arus dan tegangan mungkin sephase seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.4.
2.
Tegangan dapat melalui harga nol dan naik ke
harga tertinggi pada waktu yang lebih dahulu dari
arus seperti dalam Gambar 2.5. Dalam hal ini arus
dikatakan tertinggal dari tegangan.
3.
Tegangan dapat melalui harga nol dan harga
tertingginya pada beberapa saat kemudian dari
pada arus seperti dalam gambar 2.6. Dalam hal ini
arus dikatakan mendahului tegangan. Lamanya
waktu dimana arus mendahului atau tertinggal dari
cos
daya nyata S
2.4
(a)
Pembuatan
rangkaian
(b)
2.5
3. KONFIGURASI SISTEM
3.2.3.
10k
10k
3.9k
10k
10k
3.9k
3.3.
4.1.1.
Sensor tegangan
Vin ( volt ) AC
Vout (Volt) AC
50.3
1.020
100.6
2.054
150.2
3.025
200.7
4.11
ADC
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
20.6
49.5
67
85.9
105
147
189
232
277
319
0.020
0.023
0.026
0.029
0.032
0.038
0.044
0.050
0.057
0.063
Penguat
Non
inverting
25 kali
(volt)
0.497
0.576
0.650
0.709
0.776
0.933
1.080
1.230
1.396
1.544
Pembacaan
arus
Amperemeter
(Ampere)
Pembacaan
Arus di
LCD
(Ampere)
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
0.21
0.41
0.61
0.81
1
1.2
1.4
1.6
1.82
2.02
no
Tegangan
keluaran
ZCT
(Volt)
Sensor arus
Pengujian sensor arus ZCT
E
Pem
2.5
C
2
amapere
B
meter
analog
1.5
LCD grafik
Gambar 4.8 Zero Crossing Detector (Detektor Phasa)
0.5
10
15
temp0=0;
for(j=0;j<1000;j++)temp0=temp0+read_adc(0);
temp0=(temp0/1000);
if(temp0<105)
{
arus=(temp0/105);
}
else
{
temp=(temp0-105);
temp1=(temp/209);
arus=temp1+1;
}
4.1.3. Rangkaian Zero Crossing Dan Phasa
Detector (Sensor cos phi)
Rangkaian zero crossing dan phasa detector
merupakan kelanjutan sensor arus dan sensor tegangan,
Kemudian diolah oleh IC-XOR dan menghasilkan
sinyal step yang menginformasikan data beda fasa
antara tegangan dan arus. IC-XOR digunakan sebagai
pembanding dari 2 sinyal input yaitu sinyal arus dan
tegangan yang merupakan keluaran dari zero crossing
yang mempunyai beda phasa, seperti yang telah
diketahui bahwa IC-XOR memiliki cara kerja sebagai
berikut:
1. Jika kedua input berlogika sama maka output akan
bernilai logika "0".
Gelombang
Sinyal tegangan
Gelombang
Sinyal arus
pada gambar 4.8 dan sinyal step arus diambil dari titik
D pada gambar 4.8. Pada gambar 4.10 terlihat jelas
perbedaan sudut fasa antara sinyal tegangan dan arus.
Kedua buah sinyal ini akan masuk ke rangkaian fase
detector untuk diambil diketahui berapa derajat
perbedaan antara fase tegangan dan fase arusnya
(a)
(b)
{sTeks(6,0,tled,7); }
if (cos_phi >0.5)
{sTeks(6,0,tlag,7); }
};
Program untuk menampilkan grafik sebagai berikut :
void grafik(void)
{
initlcd();
bersih();
sTeks(0,0,twatt,11);
while(1)
{
baca_sensor();
baca_CP();
ftoa(daya,5,mystr);
sTeks(0,15,mystr,5);
fp=daya/10;
ip2=floor(fp);
// integer pembulatan
kebawah
for (i=0;i<127;i++)
{data[i]=data[i+1];}
No
Nama
beban
Motor
pompa
kulkas
Kulkas
dan
motor
pompa
V
(Volt)
I
(ampere)
224
(Fluke
meter)
1
(Fluke meter)
1
224
(lcd )
224
(Fluke
meter)
224
(lcd )
224
(Fluke
meter)
224
(lcd )
(lcd )
0.77
(Fluke meter)
0.78
(lcd )
1.81
(Fluke meter)
1.82
(lcd )
Cos phi
0.66 lag
(Fluke
meter)
0.64 lag
(lcd )
0.68 lag
(Fluke
meter)
0.67 lag
(lcd )
0.71 lag
(Fluke
meter)
0.70 lag
(lcd )
P
(Watt)
150
(Fluke
meter)
S
(VA)
%
C
220
143.3
(lcd )
116
(Fluke
meter)
115.3
170
(lcd )
280
(Fluke
meter)
285.3
410
Cos phi
P
(Watt)
S
(V
0.91 lag
(Fluke
meter)
139
0.89 lag
(lcd )
139m.5
0.94 lag
(Fluke
meter)
118
0.94 lag
(lcd )
122.1
0.96 lag
(Fluke
meter)
356
0.96 lag
(lcd )
359.1
(lcd )
//A.geser 1 titik ke
kiri
data[127]=ip2; //A.dapatkan titik baru di ujung
kanan
bersihbawah(3);
for (i=0; i<127;i++) // A & B
{titik(i,data[i]); } //A & B tampilkan titik
};
Nama
beban
Dengan
pemakaian
Kapasitor
(uF)
Motor
pompa
10 uf
Dengan
toleransi
1
05%
No
4.3. Pengujian system tanpa kapasitor bank dan
dengan kapasitor bank
Dalam pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
nilai daya, arus, tegangan, dan cos phi pada beban yang1
dpakai. Beban yang digunakan berupa kulkas , AC dan
motor pompa. Pada tugas akhir ini target diatas 0.9.
tetapi perancangan kapasitor dengan target 0,99
dikarenakan pada kapasitor yang ada memiliki toleransi
2
faradnya sekitar 1
05% dengan adanya toleransi itu maka
perancangan dimaksimalkan.
kulkas
Motor
pompa
dan
kulkas
8 uf
Dengan
toleransi
1
05%
18 uf
Dengan
toleransi
1
05%
V
(Volt)
I
(ampere)
224
(Fluke
meter)
224
(lcd )
0.69
(Fluke meter)
224
(Fluke
meter)
224
(lcd )
224
(Fluke
meter)
224
(lcd )
0.70
(lcd )
0.56
(Fluke meter)
0.58
(lcd )
1.66
(Fluke meter)
1.67
(lcd )
15
12
36
0.99 0.91
?100%
% 23 5 cos 4 =
0.99
% 23 536 4 = 8.08 %
Untuk konsumsi arusnya berkurang dari 1 ampere
menjadi 0,69 ampere sehingga pada daya semu juga
berkurang dari 220 VA menjadi 159 VA.
Pada motor kulkas :
5364789:; 5364<:=>
% 23 cos 4 =
?100%
5364789:;
% 23 5 cos 4 =
0.99 0.94
?100%
0.99
5364789:; 5364<:=>
?100%
5364789:;
% 23 5 cos 4 =
0.99 0.96
?100%
0.99
tidak
disini
pada
bisa
DAFTAR PUSTAKA
[1] Achmad
[2]
[3]
[4]
[5]