Anda di halaman 1dari 2

SECERCAH HARAPAN

(Di malam hari didalam gerobak, Roni mencurahkan isi hatinya kepada
ayahnya).
Roni: Andaikan kita punya rumah pasti kita tidur dengan lelap tanpa harus
takut kedinginan dan kehujanan (sambil memandang ayahnya).
Ayah: Mungkin sekarang tidak, tapi ayah janji kita akan punya rumah suatu
saat nanti. (sambil memilih sampah untuk dijual besok).
(Keesokan harinya Roni dan ayahnya pergi untuk menjual hasil
rosokannya ke seorang pembeli)
Pembeli: 5kg (sambil memberikan uang RP. 10.000 ke ayahnya roni).
Ayah: Alhamdulillah, makasih pak
Pembeli: Iya pak
(Ditengah jalan Roni dan Ayahnya menemukan sebuah koper)
Roni: Ayah ada koper!
Ayah:

Koper apa ini?

Roni: Coba ayah buka


Ayah: uang!! (terkejut)
Roni: Uang sebanyak ini bisa buat beli rumah (ucap roni dalam hati).
Roni: Ayah mau kemana?
Ayah: Ayah ingin mengembalikan uang ini kepemiliknya (sambil tergesahgesah)
Roni: Kenapa? Buat apa orang ini milik kita (bantahan Roni)
Ayah: Roni, kita memang tidak punya, tapi ini bukan hak kita, ayo kita
kembalikan!
(Setibannya dirumah pemiliknya, mereka pun masuk dan memberikan
koper itu)
Roni: Benar yah, ini rumahnya?
Ayah: Coba kita masuk (sambil mengetuk pintu)
Ayah: Apa anda pak wawan?
Pak Wawan:

Iya saya sendiri

Ayah: Ini koper bapak


Pak wawan:Terima kasih banyak, kalian telah menemukan koper saya
(sambil memegang tangan ayah roni)
Pak Wawan:

Kalian tinggal dimana?

Ayah: (Hanya memandang gerobak dibelakangnya)


Pak Wawan:

Kalian tinggal digerobak?

Roni: Iya
Pak Wawan:
untuk kalian

sebagai tanda terima kasih saya akan membangun rumah

Akhirnya Roni dan Ayahnya pun punya rumah sendiri dan tidak takut
kedinginan dan kehujanan lagi.

SELESAI!!!

Kelompok 2 (IXB)
Rofi Dias Oktavian
Fikka Nur Diana
Danu Bagus P.
Emir Rikhat F.M
Moh. Farhan Haris
Raja Alief Abbas S.
Mayong Prapanca S.

Anda mungkin juga menyukai