Anda di halaman 1dari 69

Earth Tester

PENGUKURAN TAHANAN TANAH

Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk


diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi
listrik. Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur
dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan
dalam pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah digital yang memiliki
kemudahan dalam pembacaan nilai tahanan yang diukur. Alat ukur ini penampilnya

menggunakan digital pada


segmen-segmen,
sehingga dengan mudah menyimpan data-data yang terukur. Perancangan alat ukur
tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang elektroda yang ditanahkan yaitu
elektroda E (Earth), elektroda P (Potensial) dan elektroda C (Curren). Tujuan
penggunaan tiga batang elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana
tahanan dapat mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa

blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian tegangan input,


rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil. Sebelum hasil
pengukuran di tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian mikrokontroler. Keuntungan
dengan manggunakan mikrokontuler ini yaitu keluaran dari rangkaian input ini debelum
masuk ke LCD bisa diatur. Sehingga, perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini
dapat mengukur tahanan tanah dengan teliti dan akurat. Hadil pengukuran tahanan
tanah juga bergantung pada kondisi tanah itu sendiri. Pengukuran tahanan tanah
dilakukan dengan membandingkan alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah ada
dengan merek Kyoritsu Earth Tester Digital. Selisih nilai pengukuran antara alat ukur
rakitan dengan alat ukur yang sudah ada adalah sebesar 0,31 ohm.
Pengujian Tahanan Pentanahan
November 27th, 2010 Buku Sekolah Gratis Teknik pemanfaatan tenaga listrik 1 No
comments
Seperti yang telah dibahas pada bagian sistem pentanahan, betapa penting sistem
pentanahan baik dalam sistem tenaga listrik ac maupun dalam pentanahan peralatan
untuk menghindari sengatan listrik bagi manusia, rusaknya peralatan dan terganggunya
pelayanan sistem akibat gangguan tanah. Untuk menjamin sistem pentanahan
memenuhi persyaratan perlu dilakukan pengujian. Pengujian ini sebenarnya adalah
pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan setelah dilakukan
pemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap tahun sekali.
Hal ini harus dilakukan untuk memastikan tahanan pentanahan yang ada karena
bekerjanya sistem pengaman arus lebih akan ditentukan oleh tahanan pentanahan ini.
Pada saat ini telah banyak beredar di pasaran alat ukur tahanan pentanahan yang
biasa disebut Earth Tester atau Ground Tester. Dari yang untuk beberapa fungsi sampai
dengan yang banyak fungsi dan kompleks. Penunjukkan alat ukur ini ada yang analog
ada pula yang digital dan dengan cara pengoperasian yang mudah serta aman. Untuk
lingkungan kerja yang cukup luas, sangat disarankan untuk memiliki alat semacam ini.
Bahasan dalam bagian ini menjelaskan tentang prinsip-prinsip pengujian pengukuran
tahanan pentanahan, teknik pengukuran yang presisi baik untuk elektroda tunggal
maupun banyak.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 174.
Memasang Instalasi Pembumian

November 2nd, 2010 Buku Sekolah Gratis Teknik distribusi tenaga listrik 2 No
comments - Tags: Alat Ukur dan Pemeliharaan Tahanan Pembumian, Definisi-Definisi
Sistem Pembumian, Elektrode Bumi (Earth Electrode), Gangguan Bumi (Earth Fault),
Pemasangan dan Susunan Elektrode Bumi, Pemeliharaan Tahanan Pembumian,
Penghantar pembumian (Earthing Conductor) adalah :, Perencanaan pemasangan
peralatan, Tahanan Jenis Tanah, Tujuan Pembumian Peralatan
4-3-1 Definisi-Definisi Sistem Pembumian
Sesuai dengan PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000) terdapat beberapa
definisi yang perlu diperhatikan, yaitu :
- Bumi (Earth) adalah massa konduktif bumi yang potensial listriknya di setiap titik
manapun menurut konvensi, sama dengan nol.
- Elektrode Bumi (Earth Electrode) adalah bagian konduktif atau kelompok bagian
konduktif yang membuat kontak langsung dan memberikan hubungan listrik dengan
bumi.
- Gangguan Bumi (Earth Fault) merupakan :
1). Kegagalan isolasi antara penghantar dan bumi atau kerangka.
Gangguan yang disebabkan oleh penghantar yang terhubung ke bumi atau karena
resistansi isolasi ke bumi menjadi lebih kecil dari pada nilai tertentu.
- Isolasi (Insulation) adalah :
1). (Sebagai bahan) merupakan segala jenis bahan yang dipakai untuk menyekat
sesuatu.
2). (Pada kabel) merupakan bahan yang dipakai untuk menyekat penghantar dari
penghantar lain dan dari selubungnya, jika ada,
- Elektrode Batang adalah elektrode dari pipa logam, baja profil atau batang logam
lainnya yang dipancangkan ke bumi.
- Pembumian (Earthing) adalah penghubung suatu titik sirkit listrik atau suatu
penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik dengan bumi menurut cara tertentu.
- Penghantar pembumian (Earthing Conductor) adalah :
1). Penghantar berimpedasi rendah yang dihubungkan ke bumi.
2). Penghantar proteksi yang menghubungkan terminal pembumian utama atau batang
ke elektrode bumi.

- Rel pembumian adalah batang penghantar tempat menghubungkan beberapa


penghantar pembumian.
4-3-2 Jenis Tanah
Jenis tanah menurut PUIL 2000 dibagai atas :
1). Tanah rawa,
2). Tanah liat dan tanah ladang,
3). Pasir basah,
4). Krikil basah,
5). Pasir dan kerikil kering,
6). Tanah berbatu.
4-3-3 Tahanan Jenis Tanah
Masing-masing jenis tanah mempunyai nilai tahanan jenis tanah yang berbeda-beda
dan bergantung dari jenis tanahnya, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini, merupakan
nilai tipikal.

4-3-4 Tahanan pembumian


Tahanan pembumian dari elektrode bumi, tergantung pada jenis tanah dan keadaan
tanah serta ukuran dan susunan elektrode.
Dari Tabel Tahanan Pembumian pada tahanan jenis (rho 1) = 100 ohm-meter dibawah
ini, menunjukkan nilai rata-rata tahanan elektrode bumi, untuk panjang tertentu.

Untuk tahanan jenis pembumian yang lain (rho), maka besar tahanan pembumiannya
merupakan perkalian nilai dalam tabel dengan : Rho / rho 1 atau Rho / 100
4-3-5 Perencanaan pemasangan peralatan
4-3-5-1 Tujuan Pembumian Peralatan
Pembumian peralatan adalah pembumian bagian dari peralatan yang pada kerja
normal, tidak dilalui arus.
Tujuan pembumian peralatan adalah :
a). Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dilalui arus
dan antara bagian-bagian ini dengan bumi sampai pada suatu harga yang aman (tidak
membahayakan) untuk semua kondisi operasi normal.
b). Untuk memperoleh impedansi yang kecil/rendah dari jalan balik arus hubung singkat
ke tanah.
Kecelakaan pada personil, timbul pada saat hubung singkat ke tanah terjadi. Jadi bila
arus hubung singkat ke tanah itu dipaksanakan mengalir melalui impedansi tanah yang
tinggi, akan menimbulkan perbedaan potensial yang besar dan berbahaya. Juga
impedansi yang besar pada sambungan-sambungan pada rangkaian pembumian dapat
menimbulkan busur listrik dan pemanasan yang besarnya cukup menyalakan material
yang mudah terbakar.
4-3-5-2 Pemasangan dan Susunan Elektrode Bumi
Untuk memilih macam elektrode bumi yang akan dipakai, harus diperhatikan terlebih
dahulu kondisi setempat, sifat tanah dan tahanan pembumian yang diijinkan.
Permukaan elektrode bumi harus berhubungan baik dengan tanah sekitarnya. Batu dan
kerikil yanglangsung mengenai elektrode bumi, akan memperbesar tahanan
pembumian. Elektrode batang, dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah dan panjang
disesuaikan dengan tahanan pembumian yang diperlukan.
Tahanan pembumian sebagian besar tergantung pada panjangnya dan sedikit
bergantung pada ukuran penampangnya. Jika beberapa elektrode diperlukan untuk
memperoleh tahanan pembumian yang rendah, maka jarak antara elektrode tersebut
minimum harus dua kali panjangnya. Jika elektrode tersebut tidak bekerja efektif pada
seluruh panjangnya, maka jarak minimum antara elektrode, harus dua kali panjang
efektifnya. Penghantar bumi harus dipasang sambungan yang dapat dilepas untuk
keperluan pengujian tahanan pembumian, pada tempat yang mudah dicapai dan
sedapat mungkin memanfaatkan sambungan yang karena susunan instalasinya
memang harus ada. Sambungan penghantar bumi elektrode bumi, harus kuat secara

mekanis dan menjamin hubungan listrik dengan baik, misalnya dengan menggunakan
las, klem atau baut kunci yang tidak mudah lepas. Klem pada elektrode pipa, harus
menggunakan baut dengan diameter minimal 10 mm.
4-3-5-3 Alat Ukur dan Pemeliharaan Tahanan Pembumian
a) Alat Ukur Tahanan Pembumian
Untuk mengukur nilai tahanan pembumian dengan cara :
1). Memakai model empat terminal (Motode Wenner) dengan generator putar tangan
(DC).

2). Pengukuran tahanan pembumian dengan menyambungkan terminal C1 ke E yang


akan diukur, terminal P2 ke P dan terminal C2 ke R. Jarak E P R di buat berjarak
sama pada satu garis lurus. Meter akan memberikan pembacaan langsung dalam
tahanan dan tahanan pembumian dihitung dengan rumus :
? (Rho) = 2 . ? . a . R (ohm-m)
dimana :
? (Rho) = resistivitas tanah (ohm-m)
a = jarak antara electrode (meter)
R = tahanan (ohm)
? (Phi ) = 3,14

3). Memakai Earth Tester (analog) berdasarkan harga potensial.

E (elektrode tanah) yang akan diukur dan elektrode bantu P serta elektrode bantu R
diletakkan pada satu garis lurus dengan elektrode E. Volt meter akan menunjuk pada
potensial E P. Menurut hukum Ohm, beda potensial akan berbanding langsung
dengan tahanan pembumian.
Terlihat bahwa tahanan membesar dengan kedudukan P semakin jauh dari E, dan
kenaikan tersebut dengan cepat berkurang dan bahkan pada jarak tertentu dari E,
kenaikan dapat diabaikan karena sangat kecil.
Persyaratan yang harus diperhatikan adalah :
a). Elektrode R harus cukup jauh dari elektrode E, sehingga daerah tahanan tidak
saling menutup (over lap).
b). Elektrode P harus ditempatkan di luar dua daerah tahanan, dalam hal ini
ditempatkan pada daerah datar dari kurva.
c). Elektrode P harus terletak diantara elektrode-elektrode R dan E, pada garis
penghubungnya.

4-3-5-4 Pemeliharaan Tahanan Pembumian


Pemeliharaan pembumian (pentanahan) dilaksanakan minimal sekali dalam setahun
diadakan pengukuran nilai pembumian pada musim kemarau. Diambilnya pengukuran
pada musim kemarau, karena pada kondisi tersebut nilai tahanan pembumian akan
menunjukkan nilai sebenarnya. Jika nilai tahanan pembumian, pada pengukuran di
musim kemarau sudah kecil, maka dimusim penghujan akan semakin kecil. Untuk
mengetahui nilai tahanan total pembumian, dipakai rumus :
1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + + 1/Rn (Ohm)
Sumber :

Suhadi dan Wrahatnolo, Tri, 2008, Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 130 144.
Pengukuran Tahanan Pentanahan (Earth Tester)
November 27th, 2010 Buku Sekolah Gratis Teknik pemanfaatan tenaga listrik 1 No
comments
Ada berbagai macam instrument pengukur tanahan pentanahan, salah satu contohnya
adalah Earth Hi Tester. Pada instrument cara pengukuran ada 2 macam yaitu :
???? Pengukuran normal (metoda 3 kutub), dan
???? Pengukuran praktis (metoda 2 kutub)
2.12.1.1 Pengukuran Normal (Metoda 3 Kutub)
Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal pada 3a, selanjutnya :
1. Cek tegangan baterai ! (Range saklar : BATT, aktifkan saklar / ON). Jarum harus
dalam range BATT.
2. Cek tegangan pentanahan (Range saklar : ~ V, matikan saklar / OFF)
3. Cek tanahan pentanahan bantu (Range saklar : C & P, matikan saklar / OFF). jarum
harus dalam range P/C (lebih baik posisi jarum berada saklar 0).
4. Ukurlah tahanan pentanahan (Range saklar : x1???? ke x100????) dengan menekan
tombol pengukuran dan memutar selektor, hingga diperoleh jarum pada galvanometer
seimbang / menunjuk angka nol. hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pada
selektor dikalikan dengan posisi range saklar (x1????) atau (x100????).

2.12.1.2 Pengukuran Praktis (Metoda 2 Kutub)


Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal pada 2a.

Perhatikan !
Jika jalur pentanahan digunakan sebagai titik referensi pengukuran bersama, maka
semua sambungan yang terhubung dengan pentanahan itu selalu terhubung dengan
tanah. Jika terjadi bunyi bip, maka putuskan dan cek lagi.
1. Cek tegangan baterai dan cek tegangan pentanahan
Caranya hampir sama dengan metoda pengukuran normal, hanya pengecekan tekanan
tahanan bantu tidak diperlukan.
2. Ukur tahanan pentanahan (Range saklar : x10???? atau x100????). Hasil
pengukuran = Rx + Ro

Misalkan berdasarkan pengukuran diperoleh V = 20 V dan I = 1 A, maka tahanan


elektroda adalah :
R = V/I = 20/1 = 20 Ohm

Dalam pengukuran yang menggunakan alat ukur tahanan pentanahan, tidak dilakukan
pengukuran satu per satu seperti di atas, namun alat ukur telah dilengkapi dengan
sistem internal yang memungkinkan pembacaan secara langsung dan mudah.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 174 176.
Earth Tester PENGUKURAN TAHANAN TANAH Besarnya tahanan tanah sangat
penting untuk diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam
instalasi listrik. Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat
ukur dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan
dalam pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah digital yang memiliki
kemudahan dalam pembacaan nilai tahanan yang diukur. Alat ukur ini penampilnya
menggunakan digital.
Posisi Elektroda Bantu Dalam Pengukuran
November 27th, 2010 Buku Sekolah Gratis Teknik pemanfaatan tenaga listrik 1 No
comments
Dalam setiap pengukuran diinginkan hasil pengukuran yang presisi. Apa artinya sebuah
data bila tidak mendekati kebenaran. Salah satu faktor yang mempengaruhi ketelitian
dalam pengukuran tahanan pentanahan ini adalah letak elektroda bantu yang
digunakan dalam pengukuran. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang presisi

adalah dengan meletakkan elektroda bantu-arus Z cukup jauh dari elektroda yang
diukur tahanannya, X, sehingga elektroda bantu-tegangan Y berada di luar daerah yang
disebut daerah resistansi efektif dari kedua elektroda (elektroda pentanahan dan
elektroda bantuarus). Apa sebenarnya yang dimaksud dengan daerah resistansi efektif
ini, dapat diperhatikan Gambar 2.118.

Bila arus diinjeksikan kedalam tanah melalui elektroda Z ke elektroda X, pada kedua
elektroda tersebut akan membangkitkan fluks magnet yang arahnya melingkari batangbatang elektroda. Daerah yang dilingkupi oleh fluks magnet dari masingmasing
elektroda disebut daerah resistansi efektif. Gambar 2.118 menggambarkan daerah
resistansi efektif yang tumpang tindih dari kedua elektroda. Peletakan elektroda Y harus
di luar daerah tersebut agar penunjukan alat ukur presisi. Cara mudah untuk
mengetahui apakah elektroda Y berada di luar daerah resistansi efektif adalah dengan
melakukan pengukuran beberapa kali dengan mengubah posisi elektroda Y di antara X
dan Z, yaitu, misalnya pertama pada Y, kemudian dipindah ke arah X, yaitu ke Y dan
kemudian ke arah Z ke Y. Perlu digambarkan kurva resistansi (tahanan) sebagai fungsi
jarak antara X & Z untuk mengetahui ini.
Bila penunjukan-penunjukan alat ukur tersebut menghasilkan harga resistansi (tahanan)
yang berubah secara signifikan, menunjukkan bahwa elektroda Y ada di dalam daerah
resistansi efektif yang berarti hasil pengukuran tidak presisi. Sebaliknya, bila diperoleh
hasil pengukuran yang relatif sama seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.119, maka
elektroda Y berada di luar daerah resistansi efektif dan hasilnya presisi. Dalam gambar
ditunjukkan grafik resistansi sebagai fungsi posisi Y. Bila diperoleh perbedaan yang
besar (Gambar 2.118) menunjukkan ketidakpresisian hasil pengukuran, sebaliknya jika
perbedaan pembacaan kecil diperoleh hasil pengukuran yang presisi (Gambar 2.119)
dalam arti bahwa inilah tahanan elektroda X yang paling tepat.

Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 176 178.
Tahanan Jenis Tanah
November 27th, 2010 Buku Sekolah Gratis Teknik pemanfaatan tenaga listrik 1 No
comments
Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan pentanahan dari elektrodaelektroda
pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan dalam satuan Ohm-meter. Dalam bahasan
di sini menggunakan satuan Ohm-meter, yang merepresentasikan tahanan tanah yang
diukur dari tanah yang berbentuk kubus yang bersisi 1 meter. Yang menentukan
tahanan jenis tanah ini tidak hanya tergantung pada jenis tanah saja melainkan
dipengaruhi oleh kandungan moistur, kandungan mineral yang dimiliki dan suhu (suhu
tidak berpengaruh bila di atas titik beku air). Oleh karena itu, tahanan jenis tanah bisa
berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang lain tergantung dari sifat-sifat yang
dimilikinya. Sebagai pedoman kasar, tabel berikut ini berisikan tahanan jenis tanah yang
ada di Indonesia.

Pengetahuan ini sangat penting khususnya bagi para perancang sistem pentanahan.
Sebelum melakukan tindakan lain, yang pertama untuk diketahui terlebih dahulu adalah
sifat-sifat tanah di mana akan dipasang elektroda pentanahan untuk mengetahui
tahanan jenis pentanahan. Apabila perlu dilakukan pengukuran tahanan tanah. Namun
perlu diketahui bahwa sifat-sifat tanah bisa jadi berubah-ubah antara musim yang satu
dan musim yang lain. Hal ini harus betul-betul dipertimbangkan dalam perancangan
sistem pentanahan. Bila terjadi hal semacam ini, maka yang bisa digunakan sebagai
patokan adalah kondisi kapan tahanan jenis pentanahan yang tertinggi. Ini sebagai
antisipasi agar tahanan pentanahan tetap memenuhi syaratpada musim kapan tahanan
jenis pentanahan tinggi, misalnya ketika musim kemarau.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 170.
Pengukuran Tahanan Pentanahan (Earth Tester)
November 27th, 2010 Buku Sekolah Gratis Teknik pemanfaatan tenaga listrik 1 No
comments
Ada berbagai macam instrument pengukur tanahan pentanahan, salah satu contohnya
adalah Earth Hi Tester. Pada instrument cara pengukuran ada 2 macam yaitu :
???? Pengukuran normal (metoda 3 kutub), dan
???? Pengukuran praktis (metoda 2 kutub)
2.12.1.1 Pengukuran Normal (Metoda 3 Kutub)
Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal pada 3a, selanjutnya :
1. Cek tegangan baterai ! (Range saklar : BATT, aktifkan saklar / ON). Jarum harus
dalam range BATT.
2. Cek tegangan pentanahan (Range saklar : ~ V, matikan saklar / OFF)
3. Cek tanahan pentanahan bantu (Range saklar : C & P, matikan saklar / OFF). jarum
harus dalam range P/C (lebih baik posisi jarum berada saklar 0).
4. Ukurlah tahanan pentanahan (Range saklar : x1???? ke x100????) dengan menekan
tombol pengukuran dan memutar selektor, hingga diperoleh jarum pada galvanometer

seimbang / menunjuk angka nol. hasil pengukuran adalah angka yang ditunjukkan pada
selektor dikalikan dengan posisi range saklar (x1????) atau (x100????).

2.12.1.2 Pengukuran Praktis (Metoda 2 Kutub)


Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal pada 2a.
Perhatikan !
Jika jalur pentanahan digunakan sebagai titik referensi pengukuran bersama, maka
semua sambungan yang terhubung dengan pentanahan itu selalu terhubung dengan
tanah. Jika terjadi bunyi bip, maka putuskan dan cek lagi.
1. Cek tegangan baterai dan cek tegangan pentanahan
Caranya hampir sama dengan metoda pengukuran normal, hanya pengecekan tekanan
tahanan bantu tidak diperlukan.
2. Ukur tahanan pentanahan (Range saklar : x10???? atau x100????). Hasil
pengukuran = Rx + Ro

Misalkan berdasarkan pengukuran diperoleh V = 20 V dan I = 1 A, maka tahanan


elektroda adalah :
R = V/I = 20/1 = 20 Ohm

Dalam pengukuran yang menggunakan alat ukur tahanan pentanahan, tidak dilakukan
pengukuran satu per satu seperti di atas, namun alat ukur telah dilengkapi dengan
sistem internal yang memungkinkan pembacaan secara langsung dan mudah.
Sumber :
Sumardjati, Prih dkk, 2008, Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid 1 untuk SMK,
Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 174 176.
vii
RINGKASAN
Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik
maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi
arus searah, yang diputar oleh tangan.
Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi

antara lain untuk:


1. Kabel instalasi pada rumah-rumah/bangunan
2. Kabel tegangan rendah
3. Kabel tegangan tinggi
4. Transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya
Pentanahan (grounding)adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya
listrik dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Tujuan utama dari adanya
pentanahan adalah menciptakan jalur yanglow-impedance(tahanan rendah) terhadap
permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage.
Untuk memperoleh nilai tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan
pengukuran secara langsung pada lokasi. Jika diperlukan di lapangan harus disiapkan
hubungan atau koneksi yang mudah dilepas untuk dapat diadakan pengukuran pada
tiap-tiap elektrode.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Megger
2.1.1 Apa itu Megger
Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik
maupun instalasi-instalasi, output dari alat ukur ini umumnya adalah tegangan tinggi
arus searah, yang diputar oleh tangan.

Besar tegangan tersebut pada umumnya adalah: 500, 1.000, 2.000 atau 5.000
volt dan batas pengukuran dapat bervariasi antara 0,02 sampai 20 meter ohm dan 5
sampai 5.000 meter ohm dan lain-lain sesuai dengan sumber tegangan dari megger
tersebut.
Dengan demikian, maka sumber tegangan megger yang dipilih tidak hanya
tergantung dari batas pengukur, akan tetapi juga terhadap tegangan kerja (sistem
tegangan) dari peralatan ataupun instansi yang akan diuji isolasinya.
Dewasa ini telah banyak pula megger yang mengeluarkan tegangan tinggi,
yang didapatkannya dari baterai sebesar 8 12 volt (megger dengan sistem elektronis).
Megger dengan bateri umumnya membangkitkan tegangan tinggi yang jauh lebih stabil
dibanding megger dengan generator yang diputar dengan tangan. Gambar rangkaian
dasar megger adalah seperti gambar 2.1.
Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi
antara lain untuk:
1. Kabel instalasi pada rumah-rumah/bangunan
2. Kabel tegangan rendah
3. Kabel tegangan tinggi
4. Transformator, OCB dan peralatan listrik lainnya.

PUTU RUSDI ARIAWAN


4
Gambar 2.1 Rangkaian dasar megger
2.1.2 Megger Test (Test Insulasi / Insulation Test)
Mengapa kita melakukan pengetesaninsulation / megger test ?? Test insulasi
dipergunakan untuk mengetahui kondisi konduktor di jaringan. Insulasi yang memadai
diperlukan untuk menghindari terjadinya direct contactseperti
short circuitatau ground fault. Buruknya insulasi jaringan bisa mengakibatkan
terjadinya arus bocor dan bisa membahayakan nyawa seseorang. Dimungkinkan
juga akan menimbulkan percikan api yang bisa mengakibatkan kebakaran.

Pengetesan dilakukan dengan pengukuran tingkat kebocoran jaringan line/


phase dengan netral dan line dengan ground. Sebelum melakukan pengetesan terlebih
dahulu dilakukan pemutusan hubungan komponen elektronik danpilot
lampdengan jaringan. Metode pengetesan bisa dilakukan dengan tegangan yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan. Batas minimum insulasi yang bisa ditolerir untuk
pengetesan dengan tegangan 500 VDC adalah 0,5 Meg Ohm sedangkan dengan
tegangan 1000 VDC adalah 1 Meg Ohm.
Insulasi menjadi salah satu penyebab utama terbakarnya sebuah motor selain
masalah elektrik dan mekanik. Sebuah motor akan mengalami penurunan tingkat
insulasi karena usia pakai. Jika insulasi motor telah mencapai antara 10 ~ 1 Meg Ohm
maka perlu dilakukan preventive maintenance. Jika insulasi dibawah 1 Meg Ohm berarti
motor dalam kondisi kritis.

PUTU RUSDI ARIAWAN


5
Rumus Perhitungan Pengukuran Insulation Test

1. Pengukuran tegangan Rendah: Rumus 1000. E (minimal) Contoh :


E =380 V
Ris ol a si= 1000 . 380
= 380.000
= 0.38 M
Bila hasil pengukuran lebih dari 0.38 maka alat tersebut masih
bisa dikatakan baik.
2. Pengukuran Tegangan Menengah dan Tinggi :
Mengunakan DC Test
Rumus Risolator Arus bocor
Max = A
2.1.3Meter Tahanan Pentanahan
Biasa disebut dengan Meger Tanah atau Earth Tester, digunakan untuk
mengukur tahanan pentanahan kerangka kubikel dan pentanahan kabel. Terminal alat
ukur terdiri dari 3 (tiga) buah, 1 (satu) dihubungkan dengan elektroda yang akan diukur
nilai tahanan pentanahannya dan 2 (dua) dihubungkan dengan elektroda bantu yang
merupakan bagian dari alat ukurnya. Ketelitian hasil tergantung dari cukupnya energi
yang ada pada baterai.
Gambar 2.2 Meter Tahanan Pentanahan

PUTU RUSDI ARIAWAN


6
Meter Tahanan Kontak biasa disebut dengan Micro Ohm meter dan digunakan
untuk mengukur tahanan antara terminal masuk dan terminal keluar pada alat hubung
utama kubikel. Nilai yang dihasilkan adalah dalam besaran micro atau sepersatu juta
ohm.
Dua terminal alat ukur yang dihubungkan ke terminal masuk dan keluar akan
mengalirkan arus searah dengan nilai minimal 200 Amper. Sebenarnya yang terukur
pada alat ukurnya adalah jatuh tegangan antara 2 (dua) terminal yang terhubung
dengan alat ukur, tetapi kemudian nilainya dikalibrasikan menjadi satuan micro ohm.
Gambar 2.3 Micro Ohm meter.
2.2 Pentanahan
2.2.1 Pengertian Pentanahan
Pentanahan (grounding) adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya
listrik dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa

arus listrik terjadi jika ada perbedaan potensial diantara 2 (dua) buah titik (node). Arus
listrik selalu mengalir dari titik yang mempunyai energi potensial (Ep) yang lebih tinggi
ke titik yang mempunyai energi potensial lebih rendah. Hal ini terjadi sebaliknya dengan
arah aliran elektron yang mengalir dari titik dengan Ep yang lebih rendah ke titik yang
mempunyai Ep yang lebih tinggi, mengapa dapat terjadi demikian?, ilmu elektronika
yang akan menjawabnya, yakni suatu cabang ilmu fisika yang secara khusus
mempelajari aliran elektron.
Energi listrik atau biasa disebut dengan daya listrik (P) yang notabene
adalah merupakan hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I)

PUTU RUSDI ARIAWAN


7
selalu akan mengalir ke titik yang mempunyai tantangan atau rintangan atau hambatan
(R) yang paling besar, mengapa bisa begitu? Fenomena ini dapat dijawab dengan
percobaan dengan mempergunakan zat cair (air) dengan bejana berhubungan,
misalnya bentuk setiap bejana yang berhubungan itu mempunyai perbedaan bentuk
dan ukurannya, akan terlihat bahwa jika pada bejana berhubungan tersebut kita alirkan
air untuk memenuhi semua bejana tersebut, maka semua bejana tersebut akan menjadi
penuh secara bersamaan dalam waktu yang sama, hal ini dapat kita analogikan dengan
apa yang terjadi pada energi listrik.
Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika ada hambatan
atau rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda, mengapa ? jawabannya
adalah dengan adanya rintangan atau hambatan yang ada akan menyebabkan
terjadinya perbedaan potensi pada masing-masing titik, sehingga menyebabkan
terjadinya arus listrik (I) diantara kedua titik tersebut.

Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbeda
potensinya agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindari
terjadinya arus listrik diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar
mempunyai tahanan masing-masing atau disebut dengan tahanan jenis, maka untuk
membuat tahanan yang benar-benar bernilai nol diantara kedua titik tersebut, yakni
hanya dengan menghubungkannya ke bumi atau tanah yang akan menyebabkan
tahanan atau hambatan diantara kedua titik tersebut menjadi nol sehingga tidak ada
perpindahan daya listrik yang terjadi diantara keduanya.
2.2.2 Tujuan Pentanahan
Adapun tujuan dari sistem pentanahan tersebut adalah untuk membatasi
tegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus mis:
body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik
kondisi normal maupun saat terjadi gangguan, memberikan jaminan keselamatan dari
bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung

PUTU RUSDI ARIAWAN


8
maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat
mengakibatkan kebakaran.
Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang
low-impedance(tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang
listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switchingdan
electrostatic dischargeadalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau
transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek
tersebut.

Jika terjadi gangguan/kondisi yang tidak diinginkan, baik langsung atau tidak
langsung (induksi), diupayakan agar gangguan tersebut dialirkan ke tempat yg aman,
misal, ke tanah.
Grounding
yang baik tergantung kondisi tanah (komposisi dan
kelembaban), semakin basah tanah maka resistansinya semakin kecil sehingga
semakin mudah mengalirkan arus/tegangan buangan. Jadi simpelnya, usahakan
grounding mencapai permukaan air dan menggunakan kabel khususgrounding
(penghantar) yang baik. cukup ideal jika disambungkan dengan pipa instalasi
pompa/mesin air.
Tambahan, berikut dari salah satu sumber tentang jenis-jenis gangguan
listrik yang sering terjadi yaitu : Blackouts, Blackouts, Line Noise, Sags, Surges,
Spike/Lightning.
2.2.3 Karakteristik Pentanahan yang Efektif
Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus
merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidahkaidah tertentu.
2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
3. Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap
komponen pada data center.
4. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.

MEGGER & PENGUKURAN PENTANAHAN


Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
71dc71a08ac651

doc

This is a private document.


Info and Rating
5

false

false

bumi menggunakan
resistansi bumi
tahanan untuk
mengukur resistansi
arus bocor
konduktor
data
Elektroda Pentanahan dan Tahanan Pentanahan
November 27th, 2010 Buku Sekolah Gratis Teknik pemanfaatan tenaga listrik 1 No
comments
Tahanan pentanahan harus sekecil mungkin untuk menghindari bahaya-bahaya yang
ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah. Hantaran netral harus diketanahkan di
dekat sumber listrik atau transformator, pada saluran udara setiap 200 m dan di setiap
konsumen. Tahanan pentanahan satu elektroda di dekat sumber listrik, transformator
atau jaringan saluran udara dengan jarak 200 m maksimum adalah 10 Ohm dan
tahanan pentanahan dalam suatu sistem tidak boleh lebih dari 5 Ohm. Seperti yang
telah disampaikan di atas bahwa tahanan pentanahan diharapkan bisa sekecil mungkin.
Namun dalam prakteknya tidaklah selalu mudah untuk mendapatkannya karena banyak
faktor yang mempengaruhi tahanan pentanahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar tahanan pentanahan adalah :


Bentuk elektroda. Ada bermacam-macam bentuk elektroda yang banyak digunakan,
seperti jenis batang, pita dan pelat.
Jenis bahan dan ukuran elektroda. Sebagai konsekwensi peletakannya di dalam
tanah, maka elektroda dipilih dari bahan-bahan tertentu yang memiliki konduktivitas
sangat baik dan tahan terhadap sifat-sifat yang merusak dari tanah, seperti korosi.
Ukuran elektroda dipilih yang mempunyai kontak paling efektif dengan tanah.
Jumlah/konfigurasi elektroda. Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang
dikehendaki dan bila tidak cukup dengan satu elektroda, bisa digunakan lebih banyak
elektroda dengan bermacam-macam konfigurasi pemancangannya di dalam tanah;
Kedalaman pemancangan/penanaman di dalam tanah. Pemancangan ini
tergantung dari jenis dan sifat-sifat tanah. Ada yang lebih efektif ditanam secara dalam,
namun ada pula yang cukup ditanam secara dangkal;
Faktor-faktor alam. Jenis tanah: tanah gembur, berpasir, berbatu, dan lainlain;
moisture tanah: semakin tinggi kelembaban atau kandungan air dalam tanah akan
memperrendah tahanan jenis tanah; kandungan mineral tanah: air tanpa kandungan
garam adalah isolator yang baik dan semakin tinggi kandungan garam akan
memperendah tahanan jenis tanah, namun meningkatkan korosi; dan suhu tanah:
suhu akan berpengaruh bila mencapai suhu beku dan di bawahnya. Untuk wilayah
tropis seperti Indonesia tidak ada masalah dengan suhu karena suhu tanah ada di atas
titik beku.
Tahanan Pentanahan
Sabtu, 4 Oktober 2008 pada 10:31 (IPTEK)
Tags: bentonite, elektroda, galvanic, garam, musim, service, tanah, temperatur

4 Votes

Sambungan ke tanah diperlukan untuk melindungi peralatan peralatan komunikasi


dan personal terhadap bahaya petir atau kesalahan pada power sistem dan juga dapat
berfungsi sebagai service pada suatu sistem.

Untuk merencanakan suatu sistem pentanahan ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan, antara lain Tahanan Jenis Tanah, Struktur tanah, keadaan lingkungan,
biaya, ukuran dan bentuk sistemnya.
Biasanya tahanan pentanahan yang lebih rendah sangat efektif, tetapi biaya menjadi
besar. Untuk itu perlu dipertimbangkan efek fungsi dan ekonomisnya. Oleh karena itu
perlu kiranya bagi kita untuk dapat merencanakan dan membuat sistem pentanahan
yang sesuai dengan keperluannya.
SYARAT SYARAT SISTEM PENTANAHAN YANG EFEKTIF
1. Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu
keperluan pemakaian
2. Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :
o Bahan Konduktor yang baik
o Tahan Korosi
o Cukup Kuat
3. Jangan sebagai sumber arus galvanis
4. Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.
5. Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.
6. Biaya pemasangan serendah mungkin.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TAHANAN PENTANAHAN
Tahanan pentanahan suatu elektroda tergantung pada tiga faktor :
1. Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke
peralatan yang ditanahkan.
2. Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
3. Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Namun demikian pada prakteknya tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi
tahanan kawat penghantar yang menghubungkan keperalatan akan mempunyai
impedansi yang tinggi terhadap impuls frekuensi tinggi seperti misal pada saat terjadi

lightningdischarge. Untuk menghindarinya, sambungan ini di usahakan dibuat sependek


mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling
elektroda atau dengan kata lain tahanan jenis tanah ().
TAHANAN JENIS TANAH ()
Dari rumus untuk menentukan tahanan tanah dari statu elektroda yang hemispherical
R = /2r terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus dengan besarnya .
Untuk berbagai tempat harga ini tidak sama dan tergantung pada beberapa faktor :
1. sifat geologi tanah
2. Komposisi zat kimia dalam tanah
3. Kandungan air tanah
4. Temperatur tanah
5. Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya.
Sifat Geologi Tanah
Ini merupakan faktor utama yang menentukan tahanan jenis tanah. Bahan dasar dari
pada tanah relatif bersifat bukan penghantar. Tanah liat umumnya mempunyai tahanan
jenis terendah, sedang batu-batuan dan quartz bersifat sebagai insulator.
Tabel dibawah ini menunjukkan harga-harga ( ) dari berbagai jenis tanah.
Tabel. 1

No
.

JENIS TANAH

1. Tanah yang mengandung


air garam
2.
Rawa
3.

TAHANAN JENIS
TANAH( ohm.meter
)

56
30
100

Tanah liat
4.
5.
6.
7.

200

Pasir Basah
Batu-batu kerikil basah
Pasir dan
kering

batu

krikil

500
1000
3000

Batu
KOMPOSISI ZAT ZAT KIMIA DALAM TANAH
Kandungan zat zat kimia dalam tanah terutama sejumlah zat organik maupun
anorganik yang dapat larut perlu untuk diperhatikan pula.
Didaerah yang mempunyai tingkat curah hujan tinggi biasanya mempunyai tahanan
jenis tanah yang tinggi disebabkan garam yang terkandung pada lapisan atas larut.
Pada daerah yang demikian ini untuk memperoleh pentanahan yang efektif yaitu
dengan menanam elektroda pada kedalaman yang lebih dalam dimana larutan garam
masih terdapat.
KANDUNGAN AIR TANAH
Kandungan air tanah sangat berpengaruh terhadap perubahan tahanan jenis tanah ( )
terutama kandungan air tanah sampai dengan 20%.
Dalam salah satu test laboratorium untuk tanah merah penurunan kandungan air tanah
dari 20% ke 10% menyebabkan tahanan jenis tanah naik samapai 30 kali.Kenaikan
kandungan air tanah diatas 20% pengaruhnya sedikit sekali.
TEMPERATUR TANAH
Temperatur bumi pada kedalaman 5 feet (= 1,5 m) biasanya stabil terhadap perubahan
temperatur permukaan.
Bagi Indonesia daerah tropic perbedaan temperatur selama setahun tidak banyak,
sehingga faktor temperatur boleh dikata tidak ada pengaruhnya.
ELEKTRODA PENTANAHAN
Jenis Elektroda pentanahan
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan pada sistem pentanahan
yaitu :

1. Elektroda Batang
2. Elektroda Pelat
3. Elektroda Pita
Elektroda elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun multiple dan juga
secara gabungan dari ketiga jenis dalam suatu sistem.
ELEKTRODA BATANG
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang
di
tanam
vertikal
di
dalam
tanah.
Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Perlu
diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic couple yang
dapat
menyebabkan
korosi.
Ukuran
Elektroda
:
diameter 5/8
- 3/4
Panjang
4
feet

8
feet
Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk
pemakaian pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELAT

Bentuk elektroda pelat biasanya empat persegu atau empat


persegi panjang yang tebuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam
tanah. Cara penanaman biasanya secara vertical, sebab dengan menanam secara
horizontal hasilnya tidak berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical
adalah lebih praktis dan ekonomis.
ELEKTRODA PITA
Elektroda pita jenis ini terbuat dari bahan metal
berbentuk pita atau juga kawat BCC yang di tanam di dalam tanah secara horizontal
sedalam 2 feet. Elektroda pita ini bisa dipasang pada struktur tanah yang mempunyai
tahanan jenis rendah pada permukaan dan pada daerah yang tidak mengalami

kekeringan.
Hal ini cocok untuk daerah daerah pegunungan dimana harga tahanan jenis tanah
makin tinggi dengan kedalaman.
PENGKONDISIAN TANAH
Bagi daerah daerah yang mempunyai struktur tanah dengan tahanan jenis tanah yang
tinggi untuk memperoleh tahanan pentanahan yang diinginkan seringkali sukar
diperoleh. Ada tiga cara untuk mengkondisikan tanah agar pada lokasi elektroda
ditanam tahanan jenis tanah menjadi rendah, yaitu :
1. Dengan membuat lubang penanaman elektroda yang lebar dan dimasukkan
mengelilingi elektroda tersebut bahan bahan seperti tanah liat atau cokas.
2. Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi zat-zat nimia yang mana
akan memperkecil tahanan jenis tanah di sekitarnya. Zat-zat nimia yang biasa di
pakai adalah sodium chloride, calsium chloride, magnesium sulfat, dan coper
sulfat.
3. Dengan
Bentonite.
Bubuk bentonita bersifat mengabsorb air, karena itu dengan mencampur bubuk
bentonite, garam dapur dan air maka campuran bentonite tersebut dapat
menghasilkan tahanan jenis tanah yang rendah. Dengan menanamkan
campuran bentonite tersebut disekeliling elektroda maka tahanan
pentanahandapat
diperkecil
1/10

1/15 kali.
Komposisi campuran bentonite menurut perbandingan :Bentonite : garam dapur :
air = 1 : 0,2 : 2
Free

PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN


Tujuan pentanahan peralatan adalah usaha untuk mengamankan system
apabila terjadi hubung singkat pada peralatan, selanjutnya arus hubung singkat tsb
akan disalurkan ketanah dan tidak membahayakan bagi orang dan peralatan, terutama
pada peralatan listrik yang rangka (bodi) terbuat dari logam harus ditanahkan.

Pengukuran perlu dilakukan sebelum system dioperasikan pertama kali, waktu


pemeliharaan atau setelah system ada gangguan. Sewaktu pelaksanaan pengukuran
pentanahan, saluran (kawat) dari electrode ke rangka peralatan harus dilepas.
Pengukuran dilakukan pada electrode dengan alat ukur EARTH TESTER.
Dalam perencanaan pengetanahan hal yang harus diperhatikan
adalah jenis tanah, berikut ini tabel nilai rata2 resistansi dari jenis tanah.
Pelaksanaan pengoperasian Earth Tester sbb: Prop (A) di hubungkan dengan electrode
(di bak kontrol). Prop (B) dan (C) ditancapkan ketanah dengan jarak antara

Anda mungkin juga menyukai