Anda di halaman 1dari 130

1

BAGIAN 1

PERSIAPAN & PERENCANAAN TEKNIS


(PENYUSUNAN PROPOSAL KEGIATAN)

KATA PENGANTAR
Kegiatan Lingkungan yang dilaksanakan melalui Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) merupakan salah satu bagian pelaksanaan yang didanai program PNPM
Mandiri Perkotaan secara stimulan untuk mengentaskan dan memperbaiki
kualitas hidup masyarakat miskin.
PNPM Mandiri Perkotaan hanya
menyediakan alternative kegiatan pembangunan lingkungan, namun masyarakat
sendiri yang menentukan jenis dan bentuk kegiatan prasarana dan sarana agar
sejalan dengan kebutuhan dalam rangka pengentasan kemiskinan.
Pelaksanaan seluruh tahapan pembangunan kegiatan prasarana dan sarana
lingkungan yang meliputi perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan perlu
didukung dengan berbagai kriteria teknis sehingga dapat tepat sasaran,
terlaksana dengan baik, memiliki umur kelayakan yang optimal untuk
mendukung pemanfaatan sesuai dengan harapan P2KP khususnya PNPM
Mandiri Perkotaan. Untuk mencapai hal tersebut maka petunjuk pelaksanaan
berupa supplemen teknis pelaksanaan kegiatan prasarana dan sarana mutlak
untuk diberikan, dipahami dan dilaksanakan seluruh pelaku kegiatan lingkungan.
Supplemen Teknis Pelaksanaan Kegiatan Prasarana dan Sarana Lingkungan
dibuat sebagai acuan bagi pelaku kegiatan lingkungan yang juga mengatur halhal teknis yang wajib dilaksanakan pelaku agar proses perencanaan,
pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan berjalan baik dan tepat sasaran
sesuai dengan program pengentasan kemiskinan melalui PNPM Mandiri
Perkotaan.
Melalui buku Supplemen Teknis ini, diharapkan pelaksanaan kegiatan prasarana
dan sarana lingkungan bagi masyarakat miskin dalam rangka program
penanggulangan kemiskinan dapat dilaksanakan oleh seluruh pelaku secara
efektif dan optimal.

Semoga bermanfaat
Jakarta,
Agustus 2008
Direktur Jendral Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum

Budi Yuwono P

DAFTAR ISI
Daftar Isi .................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Maksud dan Tujuan ...................................................................... 1
1.2 Ruang Lingkup ............................................................................. 2
II. KSM LINGKUNGAN ............................................................................ 2
2.1 Pengertian KSM ........................................................................... 2
2.2 Mengapa KSM Perlu Dilibatkan ................................................... 3
2.3 Peran KSM Lingkungan ............................................................... 3
2.4 Kriteria Kelayakan KSM Lingkungan ............................................ 3
III. KOMPONEN KEGIATAN LINGKUNGAN ........................................... 5
IV. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN ................................... 13
V. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN USULAN ........................... 16
5.1 Penyediaan Lahan ..................................................................... 18
5.2 Survey Teknis Prasarana ........................................................... 22
5.3 Survey & Investigasi Swadaya Masyarakat ............................... 31
5.4 Survey & Investigasi Harga Satuan ............................................ 32
5.5 Survey Calon Tenaga Kerja ........................................................ 35
5.6 Rembug Warga Kesepakatan Swadaya .................................... 36
5.7 Rembug Warga Kesepakatan Harga Satuan ............................. 37
5.8 Pembuatan Desain & Gambar Rencana..................................... 39
5.9 Pengamanan Dampak Lingkungan ............................................ 46
5.10 Perhitungan RAB ...................................................................... 49
5.11 Penyusunan Jadwal Pelaksanaan ........................................... 67
5.12 Penyusunan Rencana Pengadaan .......................................... 74
5.13 Pembentukan Organisasi Lapangan ........................................ 77
5.14 Pernyataan Kesanggupan Pemeliharaan ................................ 80
5.15 Susunan Dokumen Proposal .................................................... 81
VI. TATA CARA VERIFIKASI USULAN KEGIATAN ............................. 81
6.1 Mekanisme & Pembagian Tugas Tim ........................................ 82
6.2 Langkah-langkah Teknis Pelaksanaan ...................................... 82
LAMPIRAN :
1. SURVEY SEDERHANA UNTUK JALAN & CONTOH FORMULIR SURVEY
2. CONTOH FORMULIR SURVEY & BA KESEPAKATAN HARGA SATUAN
3. REFERENSI DAFTAR UJI IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN
4. OUTLINE PROPOSAL KSM LINGKUNGAN
5. CONTOH FORMULIR & BA VERIFIKASI KEGIATAN LINGKUNGAN
Bagian-1 : Persiapan & Perencanaan TeknisKegiatan Pembangungan Sarana & Prasarana

(i)

I. PENDAHULUAN
Persiapan & perencanaan teknis merupakan salah satu tahapan (tahap awal)
kegiatan pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana. Yang merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh KSM dalam rangka Penyusunan Usulan
Kegiatan Sarana & Prasarana sebelum melaksanakan proses pelaksanaan
pembangunan (fisik/konstruksi) sarana & prasarana. Keseluruhan proses kegiatan
tersebut selanjutnya dituangkan dalam Dokumen yang disebut Doumen Proposal
Usulan Kegiatan KSM. Kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi KSM
Lingkungan, terutama :
a) Untuk mendapatkan usulan kegiatan yang baik dan layak secara teknis,
keuangan dan aman terhadap lingkungan & sosial (safeguards);
b) Untuk memampukan masyarakat dalam membuat rencana pelaksanaan
kegiatan;
c) Memenuhi persyaratan bagi Panitia untuk melaksanakan kegiatan PNPM Mandiri
Perkotaan;
Baik KSM sebagai Pelaksana Kegiatan Lingkungan maupun Kegiatan Lingkungan
yang diusulkan oleh KSM untuk dilaksanakan melalui PNPM Mandiri Perkotaan
harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Program.

1. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari buku ini adalah untuk dijadikan pegangan dalam pelaksanaan
Persiapan & Perencanaan Teknis, khususnya dalam rangkaian kegiatan
Penyusunan Proposal Usulan Kegiatan KSM Lingkungan dalam rangka
memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan lingkungan program PNPM Mandiri
Perkotaan.
Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan
Persiapan & Perencanaan Teknis, khususnya dalam rangkaian kegiatan
Penyusunan Proposal Usulan Kegiatan KSM Lingkungan agar memenuhi
ketentuan teknis dan administrasi kegiatan sesuai dengan persyaratan kegiatan
lingkungan yang telah ditetapkan program PNPM Mandiri Perkotaan.

2. RUANG LINGKUP
Buku ini mencakup maksud, tujuan, ruang lingkup, ketentuan-ketentuan
Penyusunan Proposal Usulan Kegiatan Lingkungan, yang mencakup : Organisasi
KSM Lingkungan, Komponen Kegiatan Lingkungan, Mekanisme Umum
Pelaksanaan Kegiatan Lingkungan, Langkah-langkah teknis Penyusunan Usulan
Kegiatan dan Tatacara Verifikasi Kelayakan Usulan Kegiatan Lingkungan.
Buku ini juga sekaligus dapat digunakan sebagai pedoman teknis pelaksanaan
kegiatan PAKET maupun ND yang sumber dananya berasal dari BLM,
khususnya kegiatan sebagaimana diuraikan dalam Bagian II, Persyaratan
Kelayakan Teknis Kegiatan, Bagian III Komponen Kegiatan, Bagian V, semua
Kegiatan Perencanan Teknis (kecuali PAKET yang harus menyesuaikan kegiatan
Pernyataan Kesanggupan O&P dan dapat menggunakan Formulir Pengamanan
Dampak Lingkungan bila tidak memerlukan proses UPL/UKL) dan Bagian VI,
khususnya komponen Verifikasi pada Aspek Manajemen & Kelayakan Teknis
Kegiatan.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

II. KSM LINGKUNGAN


1. Pengertian KSM/Panitia
Kelompok Swadaya Masyarakat
disingkat KSM adalah kumpulan
orang/masyarakat
yang
menyatukan diri secara sukarela
dalam kelompok dikarenakan
adanya ikatan pemersatu, yaitu
adanya
kepentingan
dan
kebutuhan yang sama, sehingga
dalam kelompok tersebut memiliki
kesamaan tujuan yang ingin
dicapai. Sedangkan PANITIA
adalah sebutan bagi KSM yang mengelola kegiatan Lingkungan
(pembangunan sarana dan prasarana) dalam program PNPM Mandiri
Perkotaan.
Panitia merupakan suatu kelompok kemasyarakatan yang ada di kel/desa
setempat, bukan di kel/desa lain. Kelompok ini tumbuh dan berkembang serta
diakui keberadaannya dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.
KSM/PANITIA ini dapat merupakan kelompok swadaya yang sudah tumbuh
sejak lama atau baru dibentuk karena adanya kesamaan kepentingan dan
kebutuhan dalam kelompok tersebut. Jadi bukan organisasi yang dibentuk
karena mengejar keuntungan (finansial) dari melaksanakan kegiatan proyek
PNPM Mandiri Perkotaan.
KSM yang dikembangkan dalam PNPM Mandiri Perkotaan mempunyai
filosofi, yaitu KSM adalah Yang Mengusulkan/Merencanakan, Melaksanakan
dan Memanfaatkan & Memelihara Sarana dan prasarananya sendiri. Artinya
bahwa KSM sendirilah yang merencanakan kegiatannya, melaksanakan
proses pembangunan apa yang sudah direncanakannya dan memanfaatkan
& memelihara hasil kegiatan pembangunan (sarana & prasarana) yang telah
dibangunnya.
KSM/PANITIA dibentuk oleh masyarakat dan beranggotakan masyarakat itu
sendiri. Organisasi ini biasanya dibentuk berdasarkan kepentingan tertentu
atau sebagai wadah bagi suatu kelompok yang ada dalam masyarakat.
Organisasi kemasyarakatan ini misalnya, Lembaga Adat, Karang Taruna,
PKK, Kelompok Tani, Kelompok Nelayan, Kelompok
Pedagang dan
sejenisnya yang sungguh sungguh mengemban dan mengupayakan
perwujudan kepentingan masyarakat desa/kelurahan. KSM bisa merupakan
pengembangan dari organisasi kemasyarakatan yang sudah ada atau
pembentukan organisasi baru. Tatacara pembentukan/pengembangan KSM
dapat dilihat dalam buku Pedoman Teknis Pembentukan/Pengembangan
KSM PNPM Mandiri Perkotaan.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

2. Mengapa KSM/Panitia perlu dilibatkan dalam PNPM Mandiri Perkotaan?


1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat ikut berpartisipasi dalam
perencanaan pembangunan sarana & prasarana di wilayahnya.
2. Meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat baik dalam
hal pengelolaan pembangunan yang bersifat teknis maupun dalam hal
berorganisasi.
3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab masyarakat terhadap prasarana yang
akan dibangun.
4. Memberikan
peluang
dan
kesempatan
berfungsinya
gerakan
keswadayaan modal masyarakat untuk turut serta di dalam proses
pembangunan,
seperti menyumbangkan tanah atau tanaman yang
terkena proyek, sumbangan bahan/alat yang dibutuhkan, ikut bekerja
langsung, dll.
5. Dalam rangka lebih mendaya gunakan dan melibatkan organisasi/lembaga
kemasyarakatan yang ada terkait dengan pembangunan daerahnya
(kel/desa).
3. Peran KSM/PANITIA pada tahap Persiapan & Perencanaan
Pembangunan Infrasrtuktur
Peran KSM/Panitia dalam tahap kegiatan Persiapan & Perencanaan Teknis
kegiatan pembangunan sarana & prasarana, antara lain adalah :
1. Membangun/Mengembangkan Organisasi KSM/PANITIA;
2. Melakukan Perencanaan Teknis Pembangunan sarana & prasarana;
3. Mensosialisasikan program PNPM;
4. Mendorong masyarakat untuk berswadaya dalam pelaksanaan dan
pemeliharaan sarana & prasarana yang dibangun diwilayahnya;
4. Kriteria bagi KSM sehingga terpilih menjadi pelaksana kegiatan
Kriteria kelayakan Panitia untuk menjadi
pelaksana kegiatan pembangunan sarana
& prasarana, dapat dilihat dari dua aspek
yang
harus
dipenuhi dari Aspek
Organisasi KSM dan Manajemen & Teknis
Kegiatannya, yaitu :
1. Aspek Organisasi :
a) Memiliki
struktur
organisasi
pengurus, anggota dan aturan main
organisasinya;
b) Anggota KSM minimal 30% adalah
perempuan;
c) Mendaftarkan diri pada BKM/LKM
setempat dan Dinyatakan Layak oleh BKM/LKM;
d) Merupakan Pemanfaat & Pemelihara Infrastruktur yang dibangun;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

2. Aspek Manajemen dan Teknis Kegiatan :


a) Jumlah Total dana BLM PNPM yang diajukan dalam proposal tidak
melampaui Rp. 50 Juta per
KSM;
b) Mempunyai Rencana Kerja
Pelaksanaan, seperti RAB,
Jadwal, Organisasi & Tim
Pelaksa Pekerjaan dan cukup
ketersediaan tenaga kerja
yang akan terlibat;
c) Memiliki
atau
mampu
menyediakan tenaga yang
berpengalaman, atau mampu
membaca gambar kerja atau
memiliki ketrampilan teknis
konstruksi yang ditempatkan
dalam Tim Pelaksana sebagai Koordinator/Ketua Tim atau Pelaksana
Lapangan (minimum 1 orang dengan pengalaman sebagai Tukang atau
Mandor);
d) Prasarana yang diusulkan tercantum didalam dokumen Renta/PJMPronangkis. KSM tidak diperbolehkan melakukan perubahan jenis
kegiatan yang akan dilaksanakan dari Renta/PJM. Perubahan jenis
kegiatan hanya boleh dilakukan karena suatu alasan tertentu/terpaksa
melalui Kesepakatan Musyawarah BKM/LKM yang melibatkan seluruh
warga (Ada Berita Acara Perubahan Kegiatan);
e) Tidak bertentangan dengan Daftar Kegiatan Terlarang;
f) Tidak berpotensi menimbulkan Dampak Negatif (merusak) terhadap
Lingkungan dan Sosial;
e) Desain/perencanaan teknis harus aman dan dapat tahan lama (sesuai
standar teknis yang ditetapkan oleh instansi teknis, seperti PU);
f) Dapat dilaksanakan oleh Panitia (secara langsung atau melalui
kerjasama dengan pihak ketiga);
g) Waktu pelaksanaan kegiatan dapat diselesaikan sesuai ketentuan
program;
h) Mempunyai potensi swadaya masyarakat baik untuk tahap pelaksanaan
maupun tahap pemeliharaannya;
i) Prasarana yang akan dibangun tidak sedang dibangun oleh Pemerintah
atau program lain;
j) Khusus, Untuk sarana dan prasarana yang bersifat kompleks atau
berteknologi tinggi, maka pelaksanaan kegiatannya harus mendapat
persetujuan Tim KMW atau instansi teknis terkait (seperti PU) didaerah
setempat;

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

III. KOMPONEN KEGIATAN LINGKUNGAN


Jenis kegiatan lingkungan atau infrastruktur atau sarana & prasarana yang
dibangun oleh KSM/PANITIA dalam PNPM Mandiri Perkotaan pada dasarnya
bersifat sangat luwes (flexible) sesuai usulan/kebutuhan masyarakat, terutama
kegiatan perbaikan dan pembangunan sarana/prasarana perumahan dan
permukiman baik untuk kepentingan umum (kolektif) maupun kepentingan
individu masyarakat miskin (Individual). Semua jenis kegiatan yang akan
dilaksanakan tersebut haruslah memenuhi persyaratan kelayakan teknis
kegiatan sebagaimana telah diuraikan pada kriteria kelayakan teknis kegiatan
yang diusulkan oleh KSM/PANITIA (lihat poin (d) s/d (k) pada aspek
Manajemen & Teknis Kelayakan KSM/PANITIA diatas).
Secara umum jenis jenis sarana/prasarana yang dibangun dalam PNPM
Mandiri Perkotaan, antara lain, meliputi :
3.1. JALAN dan Bangunan Pelengkapnya
Jalan disini adalah jalan yang dapat berfungsi sebagai penghubung antar
desa/kelurahan atau ke lokasi pemasaran, atau berfungsi sebagai penghubung
hunian/perumahan, serta juga berfungsi sebagai penghubung desa/kelurahan
ke pusat kegiatan yang lebih tinggi tingkatannya (kecamatan/kab/kota).
Jalan dibangun atau ditingkatkan untuk membangkitkan manfaat-manfaat bagi
masyarakat, seperti :
Membuka isolasi; Mempermudah pengiriman sarana produksi;
Mempermudah pengiriman hasil produksi ke pasar, baik yang di desa
maupun yang diluar, dan
Meningkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan, pendidikan dan
penyuluhan.
Jenis-jenis konsrtuksi jalan dibedakan atas 3, yaitu Jalan Tanah, Jalan
Diperkeras dan Jalan Beraspal.
Jalan Tanah, merupakan badan jalan tanah yang tidak diberikan lapis
perkerasan sebagai penutup dan dipadatkan. Jalan ini dapat merupakan jalan
tanah didaerah galian atau didaerah timbunan.
Untuk dapat melindungi badan jalan dari pengaruh lalu lintas atau perubahan
alam, maka diatas badan jalan diberi lapisan perkerasan (Jalan Diperkeras
dan Jalan Beraspal). Jenis lapis perkerasan yang umum dipergunakan dalam
pembangunan jalan adalah :
Jalan Beraspal :
1. Lapis Permukaan Buras (Pelaburan Aspal),
merupakan hasil
penyiraman/penyomprotan aspal diatas permukaan jalan, kemudian ditabur
dengan pasir dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
2. Lapis Penetrasi Makadam (Lapen), dimana bahan perkerasan terdiri dari
susunan batu pokok (3-5cm), batu pengunci (1-2cm) dan batu penutup
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

(pasir) dan campuran aspal panas sebagai pengikat diantara tiap lapisan
dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
3. Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag), dimana bahan perkerasan terdiri dari
campuran agregat kasar (batu 3-5cm), agregat halus (batu 2-3cm), bahan
pelunak/peremaja dan aspal buton yang dicampur secara dingin sebagai
pengikat dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
Lingkup pekerjaan Pembangunan Jalan Beraspal dibatasi dengan prioritas (1).
Perbaikan jalan beraspal yang telah ada (2). Peningkatan jalan Diperkeras
yang telah ada.
Jalan Diperkeras :
4. Perkerasan sirtu/kerikil (pasir campur batu), dimana bahan perkerasan
Sirtu terdiri dari campuran pasir batu yang langsung diambil dari alam
(sungai) atau campuran antara kerikil ukuran 2 5 cm dengan pasir urug.
Ketebalan minimum perkerasan Sirtu ini adalah 10 cm.
5. Perkerasan batu belah (telford), terdiri atas pasir urug, batu belah, batu
pengisi dan batu tepi. Batu belah disusun sesuai dengan spesifikasi diatas
alas pasir urug dengan ketebalan 20 cm. Badan jalan harus sudah
dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pasir dihamparkan. Perkerasan
Telford harus bebas dari akar, rumput atau sampah dan kotoran lain. Untuk
ketebalan pasir urug minimal 3 cm.
6. Perkerasan Makadam Ikat Basah (Waterbound Macadam),
bahan
perkerasan Makadam terdiri atas agregat pokok ukuran 3 - 5 cm, agregat
pengunci dengan ukuran 1 2 cm dan pasir penutup.
7. Perkerasan Beton Tumbuk (Rabat Beton), dibuat dari bahan semen pasir
dan kerikil dengan perbandingan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerilil/batu
pecah. Perkerasan ini dipergunakan untuk jalan lingkungan/permukiman
atau di daerah yang tanah dasarnya labil, mudah pecah, lembek, pada
turunan/tanjakan dan diatas singkapan batu. Tebal perkerasan rabat beton
ini minimal 7 cm.
Bangunan Pelengkap Jalan
Infrastruktur Bangunan Pelengkap Jalan dapat berupa (1). Gorong-gorong
yang berfungsi untuk mengalirkan air yang melewati badan jalan dan (2)
Penahan Lereng/Tebing Jalan yang berfungsi untuk menahan terjadinya
kelongsoran tanah ke badan jalan atau kelongsoran badan jalan dan (3).
saluran samping jalan.
Penjelasan lebih detail system dan spesifikasi Jalan mengacu pada Pedoman
Sederhana Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan yang diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan, Puslitbang Jalan- Dep. PU, 1996.

3.2. DRAINASE
Kegiatan drainase disini dapat meliputi saluran pembuangan air hujan di
permukiman, termasuk sumur resapan.

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

3.3. JEMBATAN
Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi di atas sungai atau jurang yang
digunakan sebagai prasarana lalu lintas darat.
Tujuan dari pembangunan jembatan di perdesaan adalah untuk sarana
penghubung pejalan kaki atau lalu-lintas kendaraan ringan di perdesaan.
Konstruksinya sederhana dengan mempertimbangkan sumberdaya setempat
(tenaga kerja, material, peralatan, teknologi) sehingga mampu dilaksanakan
oleh masyarakat setempat.
Jenis jembatan dikembangkan antara lain terdiri dari : (1). Jembatan Beton,
Pelimpas/Bronjong/Batu; Jembatan Gantung; Jembatan Gelagar Besi;
Jembatan Kayu, dll.
Penjelasan lebih detail system dan spesifikasi Jembatan mengacu pada Pedoman
Sederhana Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan yang diterbitkan oleh
Badan Penelitian dan Pengembangan, Puslitbang Jalan- Dep. PU Tahun 1996 .

3.4. PRASARANA IRIGASI (BANGUNAN AIR)


Irigasi yang dimaksud disini adalah irigasi yang dikelola oleh masyarakat.
Tujuan pembangunan jaringan irigasi perdesaan, yaitu;
Meningkatkan produksi pangan terutama beras.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan air irigasi.
Meningkatkan intensitas tanam.
Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat dalam pembangunan
jaringan irigasi perdesaan.
Lingkup pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi sederhana dibatasi dengan
prioritas sebagai berikut :
1. Perbaikan/ rehabilitasi jaringan irigasi yang telah ada.
2. Peningkatan irigasi perdesaan yang telah ada.
3. Pembangunan baru irigasi perdesaan.
Jenis infrastruktur Bangunan Pengairan/Irigasi yang dapat dibangun antara lain
: Embung, Bendung Cerucuk, Bendung Bronjong, Saluran Pembawa & Boks
Bagi, Bangunan Pelindung Pantai Sederhana dgn Turap, Bangunan Penahan
Longsoran Tanah, dll.
Standar Irigasi mengacu pada Pedoman Teknis Sederhana Pembangunan
Bangunan Pengairan untuk Perdesaan yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan, Puslitbang Pengairan - Dep. PU Tahun 1995.

3.5. PRASARANA AIR BERSIH


Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah
dimasak. Pembangunan prasarana Air Bersih ini bersifat mendekatkan akses
air bersih dan atau memberikan pelayanan penuh kepada masyarakat desa,
khususnya warga miskin.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Prasarana air bersih dikelompokkan dalam dua sistem yaitu ;


1. Sistem Komunal, Efisien diterapkan untuk pelayanan lebih dari 20 KK.
Jenis prasarana pendukung antara lain : Pelindung Mata Air (PMA);
Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS), seperti SPL/SKNT; Sumur Bor
(SBR); Hidran Umum (HU); Perpipaan, dll
2. Sistem Individual, Dapat melayani 1-4 KK, jaraknya kurang dari 100 m.
Jenis prasarana pendukungnya antara lain : Sumur Gali (SGL); Sumur
Pompa Tangan (SPT); Penampung Air Hujan (PAH)
Sistem air bersih sangat ditentukan oleh sumber airnya, karena itu survey
sumber air harus dilakukan secara hati-hati dan teliti.
a) Pembuatan Perlindungan Mata Air (PMA)
Yang dimaksud dengan PMA adalah bangunan yang dibangun untuk
melindungi mata air terhadap pencemaran yang dilengkapi dengan bak
penampung.
Bak Penampung adalah bangunan bak kedap air yang berfungsi sebagai
penampung air dari mata air sebelum di distribusikan ke masyarakat. Bak
penampung dilengkapi dengan penguras, pipa masuk, pipa keluar, pipa
peluap dan meter air.
PMA dapat dilengkapi dengan bangunan penangkap yaitu bangunan yang
berfungsi sebagai penangkap dan pengumpul dari mata air.
b) Instalasi Pengolahan Air Sederhana (IPAS)
Yang dimaksud dengan IPAS adalah bangunan pengolah air baku yang
mampu mengolah air dengan tingkat kekeruhan kurang dari 150 NTU
menjadi bersih secara sederhana untuk pelayanan secara komunal. Kata
sederhana diartikan sebagai : Mudah dalam pelaksanaan pembuatan,
Murah dalam pembiayaan, Murah dan mudah dalam operasi dan
pemeliharaan IPAS.
c) Sumur Bor (SBR)
SBR adalah sarana penyediaan air bersih berupa sumur dalam yang dibuat
dengan membor tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air
sesuai dengan yang diinginkan. Sumur bor direncanakan apabila
penggunaan sumur pompa tangan tidak bisa dilakukan. Untuk
pembangunan sumur bor ini harus ada data potensi air tanah dalam dari
dan yang direkomendasikan dari instansi berwenang (seperti P2AT, Dinas
Pertambangan, Dinas Sumber Daya Air setempat). Selama proses
pelaksanaan pengoboran, harus dikoordinasikan dengan instansi terkait
untuk mendapatkan bimbingan dan pengawasan.
d) Hidran Umum (HU)
Hidran umum adalah sarana penyediaan air bersih yang sumbernya
berasal dari air permukaan yang dialirkan melalui perpipaan ke tempat atau
distribusi yang bersifat komunal.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Jenis bak penampung terdiri dari : Fibre glass, Pasangan bata dan
Ferrocement. Bangunan Hidran umum terdiri dari : pondasi, bak
penampungan air , lantai dan saluran drainase;
Bentuk hidran umum merupakan pemasangan keran dengan diameter
tertentu didalam satu areal pemukiman yang dilengkapi dengan lantai yang
dapat dipergunakan sebagai sumber air minum dan untuk kegiatan
mencuci. Perencanaannya direncanakan untuk memenuhi kebutuhan
beberapa kekeluarga (komunal).
e) Sistem Perpipaan
Sistem penyediaan Air Bersih Perpipaan merupakan jaringan pengaliran
(transmisi) air bersih melalui pipa dari bangunan pengambil (sumber air
baku) sampai ke pelanggan (SR dan HU) secara gravitasi maupun pompa.
Bangunan dan perlengkapan system perpipaan ini terdiri atas :
1. Bangunan pengambil air baku (intake, sumur bor, bronkaptering);
2. Jaringan pipa transmisi dan pipa distribusi;
3. Bangunan penunjang seperti reservoir, Bak pelepas tekan, instalasi
pengolah air minum, rumah jaga, dll.
4. Perlengkapan pipa seperti : katup (valve), meter air, katup udara, katup
penguras, dll;
5. Bangunan Pelayanan, seperti Sambungan Rumah (SR), HU;
6. Jembatan pipa (siphon).
f) Sumur Gali (SGL)
Sumur gali adalah sarana untuk menyadap dan menampung air tanah dari
akifer yang digunakan sebagai sumber air baku untuk air bersih dan mampu
menghasilkan air sebanyak minimal 400 liter setiap hari per keluarga atau
harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitarnya.
g) Sumur Pompa Tangan (SPT)
SPT adalah sarana penyediaan air bersih berupa sumur yang dibuat
dengan membor tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air
sesuai dengan yang diinginkan.
Pengambilan air baku dilakukan dengan menghisap atau menekan air
kepermukaan tanah dengan menggunakan pompa yang digerakkan dengan
tangan dan biasa disebut dengan pompa tangan.
h) Penampungan Air Hujan (PAH)
Yang dimaksud dengan PAH adalah tangki untuk menampung dan
menyimpan air hujan yang akan dipergunakan selama musim kemarau
dengan sistem individual. Fungsi utama tangki ini adalah untuk menampung
air hujan yang ditangkap oleh atap rumah dan disalurkan melalui talang
pada musim hujan dan akan digunakan pada musim kemarau. Disamping
itu tangki ini juga digunakan untuk menampung air bersih lain seperti dari
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

PDAM yang didistribusikan melalui mobil-mobil tangki. Mengingat kuantitas


air yang ditampung terbatas, air ini hanya akan digunakan untuk keperluan
air minum saja. Direncakan untuk memenuhi kebutuhan 1 keluarga (bukan
fasilitas umum) dan direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air + 30
liter/orang/hari.
3.6 PRASARANA MANDI, CUCI, KAKUS
Dapat berupa MCK Umum (Komunal) dan Jamban/WC Keluarga (Individual).
MCK dapat dibedakan atas 2, yaitu;
1. MCK umum permukiman, adalah suatu sarana atau fasilitas umum pada
lingkungan pemukiman yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga
(10 25 jiwa), untuk mandi, cuci dan buang air dilokasi tertentu yang terdiri
dari bangunan bawah yang berupa cubluk atau tangki resapan.
2. MCK pelayanan umum, adalah suatu sarana atau fasilitas umum didaerah
komersial (pasar, pertokoan atau stasiun) yang digunakan bersama oleh
beberapa jiwa (10-25 jiwa) untuk mandi, cuci dan buang air dilokasi tertentu
yang terdiri dari bangunan bawah berupa cubluk atau tangki resapan.
3.7. PRASARANA PERSAMPAHAN
Prasarana persampahan yang dimaksudkan disini adalah prasarana
persampahan dilingkungan permukiman yang mencakup rumah sampah
(termasuk TPS) dan Gerobak sampah.
3.8. PRASARANA KESEHATAN
Kegiatan yang berkaitan dengan upaya kesehatan yang berbasis masyarakat
(UKBM) yang dikembangkan dalam PNPM Perkotaan antara lain: Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos
bersalin desa (Polindes), dalam cakupan layanan wilayah kelurahan/desa.
Seluruh kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan atau renovasi atau
pembangunan baru prasarana pelayanan kesehatan disini harus
dikoordinasikan (termasuk desain dan penataan ruang) dan tidak bertentangan
dengan kebijakan/perencanaan umum dari dinas Kesehatan/sektor terkait di
daerah.
3.9. PRASARANA PENDIDIKAN
Kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan sarana/prasarana pendidikan
disini diprioritaskan pada perbaikan atau renovasi pembangunan baru
prasarana pendidikan yang ada ditingkat kelurahan/desa, mencakup
renovasi/pembangunan baru bangunan Taman Kanak-kanan (TK), Renovasi
Sekolah Dasar/Madrasah dan Sekolah Menengah Pertama/MTs. Seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan atau renovasi prasarana pendidikan
disini
harus
dikoordinasikan
dan
tidak
bertentangan
dengan
kebijakan/perencanaan umum dari dinas/sector terkait di daerah.

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

10

3.10 PRASARANA PERUMAHAN/PERMUKIMAN


Prasarana/kegiatan lingkungan permukiman yang dibangun dalam PNPM
merupakan jenis prasarana/kegiatan yang bersifat individu bagi masyarakat
miskin, misalnya perbaikan dan pembangunan prasarana rumah tangga
(renovasi rumah warmis, dll).
3.11. PRASARANA PENERANGAN UMUM
Prasarana/kegiatan lingkungan penerangan umum yang dibangun dalam
PNPM merupakan jenis prasarana/kegiatan yang bersifat umum/kepentingan
umum bagi masyarakat miskin yang pengelolaannya dilakukan sendiri oleh
masyarakat, bentuk kegiatannya dibatasi pada penerangan jalan/tempat umum
(Tiang + Lampu) dan Pembangkit Listrik (Genset/PLTM + Jaringan + Rumah
Genset).
3.12 PRASARANA PERDAGANGAN
Prasarana/kegiatan Perdagangan yang dibangun dalam PNPM Mandiri
Perkotaan
merupakan
jenis
prasarana/kegiatan
yang
bersifat
umum/kepentingan umum bagi masyarakat miskin, misalnya Pasar Desa
(termasuk Kios didalamnya) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
3.13 TAMBATAN PERAHU
Yang dimaksud dengan tambatan perahu
menambat perahu-perahu saat berlabuh.

adalah tempat untuk mengikat/

Fungsi tambatan perahu sebagai tempat untuk mengikat perahu saat berlabuh
dan tempat penghubung antar 2 tempat yang dipisahkan oleh laut, sungai
maupun danau.
Terdapat 2 tipe tambatan perahu; terdiri dari :
1. Tambatan tepi, digunakan apabila dasar tepi sungai atau pantai cukup
dalam, dibangun searah tepi sungai atau pantai.
2. Tambatan dermaga, digunakan apabila dasar sungai atau pantai cukup
landai, dibangun menjalar ketengah.
Secara lebih rinci pengelompokan prasarana dan jenis komponen kegiatan
lingkungan beserta satuan pengukurannya sebagaimana diuraikan pada
diagram berikut :

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

11

DIAGRAM : RINCIAN JENIS SARANA & PRASARANA BESERTA SATUAN PENGUKURANNYA

Prasarana Jalan &


Pelengkapnya

Meter

Meter

Meter/Unit

Tanah
Rabat Beton
Sirtu/Kerikil
Makadam
Telford
Aspal
Paving Blok
Tembok
Penhan Beton
Turap Kayu
Tembok Ps
Bata/Batu
Bronjong
Sal. Ps. Bata/
Batu
Saluran
Tanah
Saluran Beton
Gorong2
Beton/Plat

Prasarana
MCK

Unit

Mandi,
Cuci Kakus
Jamban/
Kakus

Drainase
Permukiman

Meter

Unit

Prasarana
Persampahan

Unit

Prasarana
Air Bersih

Wadah
Besi
Wadah Ps
Bata/Batu
TPS
Gerobak
Sampah

Unit

Meter/
Km

Sal. Pas.
Bata/Batu
Sal.
Tanah
Sal.
Beton
Sumur
Resapan

Unit

Sumur Gali
Sumur P.
Tangan
Penampung
Air Hujan
Hidran
Umum
Air Bersih
Perpipaan
Penangkap
Mata Air
Instalasi
Pengolah
Air
Sederhana
(SPL/SKNT)
Sumur Bor
Kran Umum

Penerangan
Umum

Unit

Bangunan Air/
Irigasi

Penerangan
Umum
(Kabel +Tiang
+ Lampu)
Pemb. Listrik
(Genset/PLTM
+Jaringan +
Rmh Genset)

Unit

Meter

Meter
Unit
Unit

Box
Pengambil
Bebas
Sal.
Pembawa &
Box Bagi
Sal.
Pembuang
Bend.
Cerucuk
Bend.
Bronjong
Pintu Air
Embung/
Waduk

Prasarana
Perdagangan

Unit

Pasar
Tempat
Pelelangan
Ikan (TPI)

Prasarana
Perumahan

Unit

Prasarana
Jembatan

Meter

Kayu
Baja/pipa besi
Beton
Pelimpas
Gantung

Prasarana
Kesehatan
Unit

Poskesdes
Posyandu
Polindes

Prasarana T. Perahu
Unit

Unit

Taman
Kanak2
Rehab.
SD
Rehab.
SMP

Tambatan Perahu
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Prasarana
Lain-Lain

Prasarana
Pendidikan

12

Unit

Balai
Pertemuan
Warga
.

Rehab
Rumah
Warga
Miskin

IV. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN


LINGKUNGAN
Secara umum mekanisme pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan oleh KSM/PANITIA
dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan
sarana & prasarana, mencakup 3 tahapan
yaitu a). Tahap Persiapan & Perencanaan
Teknis, b). tahap pelaksanaan pembangunan
dan c). tahap pasca konstruksi (pemanfaatan
& pemeliharaan). Masing-masing tahapan
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan dan Perencanaan
Teknis, mencakup :
a. Mengikuti Pelatihan-pelatihan/Coaching yang diselenggarakan oleh Tim
KMW & UPL
b. Pengorganisasian KSM/Panitia : Pada tahap ini, KSM/Panitia pada
dasarnya melaksanakan kegiatankegiatan persiapan organisasi
KSM/Panitia agar dapat mengikuti atau melaksanakan kegiatan
pembangunan infrastruktur di Kelurahan/desanya. Beberapa kegiatan
yang harus dilakukan disini adalah mencakup :
a) Pembentukan/Pengembangan Organisasi KSM/Panitia;
b) Pendaftaran KSM/Panitia ke BKM/LKM;
c) Registrasi KSM/Panitia oleh BKM/LKM : KSM/Panitia mendapatkan
nomor registrasi/pendaftaran sebagai calon pelaksana kegiatan
pembangunan infrastruktur.
c. Perencanaan Teknis/Penyusunan Usulan Kegiatan : pada tahap ini
KSM/Panitia melaksanakan/membuat rencana teknis kegiatan yang
lebih rinci dan detail yang menjadi muatan/substansi usulan kegiatan
KSM. Beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh KSM/Panitia pada
tahap ini mencakup :
d) Penyediaan Lahan,
e) Survey dan Identifikasi : dilakukan untuk Swadaya Masyarakat,
Teknik Infrastruktur, Harga Satuan Upah/Bahan/Alat, serta Calon
Tenaga Kerja;
f) Dokumentasi (Photo-photo) Infrastruktur kondisi awal/nol prosen
(0%);
g) Pembuatan Desain/gambar-gambar perencanaan sederhana;
h) Pengamanan Dampak Lingkungan dan Sosial
i) Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pelaksanaan
Pekerjaan;
j) Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

13

k) Pembuatan Rencana Pengadaan Bahan/Alat


l) Penyusunan Struktur Organisasi & Tim Pelaksana Pekerjaan;
m) Penyusunan Dokumen Proposal Pelaksanaan Kegiatan.
Keseluruhan kegiatan tahap ini pada dasarnya adalah merupakan
serangkaian kegiatan penyusunan usulan kegiatan (Proposal).
2. Tahap Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur (Tahap Konstruksi) :
a. Persiapan Pelaksanaan Konstruksi, meli[uti kegiatan :
a) Membentuk Struktur Organisasi & Pengurus Pemanfaatan &
Pemeliharaan (Pengelola) prasarana (termasuk rencana kerja dan
aturan mainnya);
b) Mengikuti Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K);
c) Melaksanakan penandatanganan Surat Perjanjian Pemanfaatan
Dana kegiatan Lingkungan (SPPD-L);
d) Mengikuti Kegiatan Coaching/Pelatihan Teknis dan Administrasi
atau On The Job Trainning yang diselenggarakan oleh Tim
Fasilitator dan UPL;
e) Pembuatan & Pemasangan Papan Nama Kegiatan dilokasi proyek;
f) Sosialisasi Kegiatan KSM/Panitia kepada warga.
b. Pelaksanaan Konstruksi;
Pada tahap ini, KSM/panitia melaksanakan kegiatan-kegiatan
pembangunan infrastruktur dan melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini meliputi :
a) Pencairan Dana (Uang Muka dan Termin)
b) Mobilisasi Tenaga Kerja/Bahan/Alat;
c) Melaksanakan kegiatan pembangunan Prasarana/fisik;
d) Supervisi kegiatan Konstruksi
e) Musyawarah Pengadaan Bahan dan Alat (bila ada);
f) Membuat Administrasi/Laporan Harian, Mingguan;
g) Membuat Dokumentasi (Photo-photo) kondisi 50%, 100%;
h) Pemantauan Dampak Lingkungan kondisi 50%, 100%;
i) Melakukan Rapat Evaluasi Kemajuan Mingguan Lapangan;
j) Melakukan Pemeriksaan & Membuat Berita Acara Penyelesaian
Pekerjaan (BAP2);
k) Menyusun & menyampaikan laporan Akhir/Pertanggungjawaban
Pelaksanaan Kegiatan kepada BKM/UPL.
3. Tahap Pasca Konstruksi, yaitu pelaksanaan Pemanfaatan
Pemeliharaan sarana & prasarana yang telah dibangun.

&

Secara lebih rinci keseluruhan tahapan tersebut dapat dilihat pada diagram 1. Mekanisme pelaksanaan kegiatan lingkungan berikut :

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

14

DIAGRAM-1 : MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA & PRASARANA (TINGKAT KELURAHAN/DESA)
SIKLUS : PEMANFAATAN BLM

SIKLUS : PENDAMPINGAN PEMBENTUKAN KSM & USULAN KEGIATAN


PERSIAPAN

PERENCANAAN TEKNIS

PERSIAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PJM/
RENTA

Pembentukan
& Pendaftaran
KSM
Justifikasi
KSM
Registrasi
KSM

Coaching
KSM: Teknis
Penyusunan
Usulan
Kegiatan

Penyediaan
Lahan
(Safeguards)

SURVEY & INVESTIGASI

PENGEMBANGAN
KSM
Teknis
Prasarana
(Photo 0%)

Swadaya
Masyarakat

Harga Satuan
Upah/Bahan
/ Alat

Desain & Gambar/


Spesifikasi Teknis

Rembug
Kesepakatan
Swadaya

Rembug
Kesepakatan
Harga

Calon Tenaga
Kerja

Pengamanan
Dampak
Lingkungan
(Safeguards)

Penyusunan
RAB

Rencana
Jadwal
Rencana
Pengadaan
Organisasi
Lapangan

Rembug
Penyiapan
Organisasi
& R. Kerja

Rembug
Pengadaan
Bahan,
Alat

O&P

Pernyataan
Kesnggupan
O&P

T. Tangan
SPPD-L

Musyawarah
Persiapan
Pelaksanaan
Konstruksi

(MP2K)

Penyusunan
Dok. Proposal
& Penyampaian
ke UPL/BKM

Penajaman
Rencana
Kerja

Coaching
KSM
(Teknis,
Adminstrasi
Keuangan)

Sosialisasi Kegiatan

Penyusunan Usulan Kegiatan & Verifikasi Kelayakannya

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

15

Mobilisasi
(T. Kerja,
Bahan,
Alat)

Pelaksanaan Konstruksi,
Pencairan Dana,
Pengamanan Dampak,
Laporan Kemajuan,
Rapat Evaluasi Lapangan,
Administras,
PHOTO (50%, 100%)

Praktek Kerja Lapangan (OJT)


Supervisi Pelaksanaan

PASCA
KONSTRUKSI

V. LANGKAH LANGKAH PENYUSUNAN USULAN


KEGIATAN LINGKUNGAN
Sejalan dengan uraian umum mekanisme pelaksanaan kegiatan diatas,
maka langkah awal persiapan penyusunan usulan kegiatan adalah
melakukan pengorganisasian KSM/PANITIA. Setelah kegiatan persiapan
tersebut selesai maka dilakukan serangkaian kegiatan perencanaan
teknis dalam rangka penyusunan Usulan kegiatan.
Sebelum melakukan kegiatan perencanaan teknis, KSM harus terlebih
dahulu memastikan beberapa hal berikut :
1. KSM telah mendapatkan bimbingan teknis dari Faskel/UPL/Relawan
terkait dengan
substansi dan prosedur pelaksanaan kegiatan
penyusunan proposal kegiatan lingkungan;
2. Telah memperoleh salinan/copy hasil Justifikasi/verifikasi Berita Acara
Pembentukan & Pendaftaran KSM dari BKM/LKM yang telah
dinyatakan layak;
3. Telah memperoleh Nomor Registrasi Pendaftaran dari BKM/LKM;
4. Cek kembali pada Dokumen PJM/Renta, apakah jenis kegiatan yang
akan diajukan sudah tercantum di dalam PJM/Renta (atau untuk
kegiatan yang mengalami perubahan, apakah sudah ada Berita Acara
Perubahan Kegiatan dari BKM/LKM);
Agar kegiatan penyusunan proposal dapat berjalan lebih efektif dan
terkoordinasi dengan baik maka sebaiknya KSM membentuk Tim
kecil/khusus yang akan bertanggungjawab untuk hal tersebut (disarankan
tim ini melibatkan beberapa orang yang paham kegiatan perencanaan
teknik infrastruktur) sedangkan pelaksanaan seluruh kegiatannya
dilakukan secara partisipatif.
Adapun langkah-langkah/proses kegiatan penyusunan usulan kegiatan
lingkungan yang harus dilakukan oleh KSM (setelah persiapan diatas
selesai), secara grafis dapat dilihat pada diagram-2 langkah-langkah
penyusunan usulan kegiatan.
Dan selanjutnya setiap kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut :

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

16

Diagram-2. Langkah-langkah Penyusunan Usulan Kegiatan Lingkungan


PJM/
RENTA
Desain & Gambar/
Spesifikasi Teknis

Teknis
Prasarana
(Photo 0%)

Panitia
Registrasi
Panitia
Penyediaan
Lahan

SURVEY & INVESTIGASI

Pembentukan &
Pendaftaran
Panitia
Justifikasi

Swadaya
Masyarakat

Rembug
Kesepakatan
Swadaya

Pengamanan
Dampak
Lingkungan
(Safeguards)

Harga Satuan
Upah/Bahan/
Alat

Rembug
Kesepakatan
Harga

Penyusunan RAB

Calon Tenaga
Kerja

Rencana Jadwal

Organisasi Lapangan

Pernyataan
Kesanggupan O&P

PERSIAPAN

PERENCANAAN TEKNIS

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Penyusunan Dok.
Proposal &
Penyampaian ke
UPL/BKM

17

1. PENYEDIAAN LAHAN
Untuk mewujudkan bangunan sarana dan prasarana yang telah disepakati
bersama oleh masyarakat dalam PJM Pronangkis, diperlukan ketersediaan
lahan/tanah sebagai lokasi pembangunannya. Sementara disisi lain, tanah
memiliki sifat yang terbatas dan keberadaannya dilindungi oleh hukum.
Tidak ada pihak manapun yang diperkenankan membangun tanpa seijin
pemilik tanah karena bukti kepemilikan diakui secara sah dalam hukum.
Dan jika terjadi pelanggaran (membangun diatas tanah tanpa seijin
pemiliknya) maka pihak yang melakukan pelanggaran akan dikenai sanksi
sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Seringkali ditemukan adanya kegiatan infrastruktur yang telah dibuat
perencanaannya dengan matang dan siap dibangun kemudian menjadi
batal atau adanya bangunan infrastruktur yang telah selesai dibangun
kemudian harus dibongkar kembali (atau tidak bisa dimanfaatkan) hanya
karena permasalahan lahan/lokasinya yang kemudian tidak disetujui oleh
pemilik/yang terkena dampaknya. Kebutuhan akan lahan kosong untuk
lokasi pembangunan infrastruktur juga menambah tingkat kesulitan lain
dalam proses penyediaan lahan karena seringkali didalam suatu lahan,
juga terdapat aset bernilai lainnya seperti bangunan, tanaman produktif
dan harta/benda lain yang bernilai.
Berangkat dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tersebut maka proses
penyediaan lahan (termasuk aset-aset bernilai didalamnya) yang
dilakukan oleh KSM merupakan salah satu hal penting yang perlu menjadi
perhatian sejak awal penyiapan kegiatan pembangunan infrastruktur.
Tujuan utamanya adalah agar diperoleh lahan yang sesuai kebutuhan
dan jangan sampai menimbulkan/ada dampak sosial bagi masyarakat,
khususnya bagi pemilik dan semua warga yang terkena dampak termasuk
penduduk asli disekitarnya.
Sejalan dengan itu maka pelaksanaan pembangunan infrastruktur melalui
PNPM MP meletakan penyediaan lahan/pembebasan lahan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari proses perencanaan teknisnya,
dilakukan sesuai ketentuan/norma-norma yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Dan secara teknis seluruh
proses penyediaan lahan beserta-bukti-bukti tertulisnya harus disampaikan
dalam dokumen proposal usulan kegiatan KSM bersangkutan dan
diverifikasi oleh fasilitator.
Beberapa prinsip dalam proses penyediaan lahan adalah :
9 Menghindarkan atau meminimalkan adanya dampak sosial bagi
masyarakat, termasuk bagi penduduk asli setempat;
9 Transparan, semua pihak (termasuk yang terkena dampak/pemiliknya)
dapat mengetahui dan memahami semua informasi yang ada
termasuk konsekuensi atau akibat-akibatnya,
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

18

9 Partisipatif, melibatkan semua pihak (termasuk yang terkena


dampak/pemiliknya) dalam proses/forum pengambilan keputusannya;
9 Akuntabel/dapat dipertanggungjawabkan, bahwa semua proses
dilakukan secara benar sesuai ketentuan yang berlaku, proses
didokumentasikan dan hasil-hasil kesepakatan/keputusan dibuat
secara tertulis dan dihadapan saksi-saksi.
Berdasarkan pengalaman P2KP lalu, dimana kegiatan infrastruktur adalah
bersakala kecil/sederhana, maka secara umum ada 3 pola penyediaan
lahan yang terjadi dalam kegiatan pembangunan infrastruktur, yaitu :
1) Penyediaan lahan melalui kontribusi lahan oleh warga penerima
manfaat langsung
2) Penyediaan lahan melalui mekanisme kompensasi (ganti rugi tunai).
Biasanya lokasi ini memang merupakan lokasi yang tidak dapat
digantikan dgn lokasi lain seperti kasus penampungan air didekat mata
air;
3) Penyediaan lahan melalui kontribusi pemerintah setempat. Biasanya
lokasi ini adalah lahan negara (state land) untuk pembangunan
prasarana/sarana yang pembiayaannya dilakukan secara patungan
seperti pada kegiatan Paket/Panitia Kemitraan. Dimana Proposal
kegiatan juga disusun bersama antara masyarakat dan pemerintah
setempat.
Sedangkan cara kontribusinya, dapat dilakukan melalui :
(1). Hibah, kontribusi secara sukarela yang disertai dengan pelepasan hak
milik dari pemiliknya kepada pihak lain tanpa ada batas waktu tertentu
(selamanya);
(2). Ijin pakai, kontribusi secara sukarela tanpa disertai pelepasan hak
milik dari pemiliknya kepada pihak lain dan hanya dalam kurun waktu
tertentu;
(3). Ijin dilalui, pada prinsipnya sama dengan ijin pakai, hanya disini
bahwa pemilik masih tetap diperbolehkan memanfaatkan tanah
tersebut sepanjang tidak merusak kepentingan pihak yang diberi ijin.
Contoh sederhana adalah ijin pemasangan pipa air bawah tanah yang
melewati pekarangan rumah warga, dimana pemilik masih
diperbolehkan
memanfaatkan
tanah
tersebut
(bagian
atas/permukaannya) sebagai tempat lalulintas orang atau ternaknya,
dll.
(4). Kompensasi atau gantirugi tunai, penyediaan lahan yang diberikan
oleh pihak pemilik dengan persyaratan ada ganti rugi tunai.
Dalam penyediaan lahan ini, bentuk kontribusi warga dapat berupa tanah,
tanaman produktif atau aset lain didalamnya dan tidak harus melalui satu
cara yang digunakan, tetapi dapat merupakan kombinasi dari kesemua
cara dan pola tersebut diatas.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

19

Proses pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara partisipatif dengan


langkah-langkah kegiatan adalah sebagaimana terlihat pada diagram
proses penyediaan lahan. Diagram tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut. :
1. Periksa, apakah kegiatan infrastruktur yang diusulkan membutuhkan
pembebasan tanah? Jika tidak maka kegiatan ini tidak perlu dilakukan,
misalnya untuk kegiatan yang bersifat perbaikan atau rehabilitasi ringan
atau kegiatan yang bersifat individu bagi warga miskin seperti jamban
keluarga,dll. Dan jika Ya, lanjutkan ke langkah berikut.
2. Kumpulkan informasi dasar/minimum berupa :
9 Luas Lahan Yang Dibutuhkan ?
9 Alamat Lokasi tanah yang diperlukan tersebut ?
9 Siapa Pemiliknya?
9 Apa Status Kepemilikan-nya (milik pribadi/milik keluarga/adat/milik
perusahaan, pemerintah, dll)
9 Apa Peruntukan Lahan tersebut saat ini?
Informasi ini dapat diperoleh dengan cara menanyakan langsung
kepada warga atau pemerintah kelurahan setempat atau pemantauan
langsung kelapangan atau melalui informasi/data-data hasil PS atau
dokumen PJM pronangkis yang sudah ada di BKM/LKM.
3. Lakukan pertemuan/rembug dengan pihak pemilik/yang terkena
dampak dan melibatkan pihak-pihak lain seperti Lurah/Kades, Ketua
RT/RW, tokoh masyarakat/adat, BKM/LKM dan lain-lain yang dianggap
perlu.
a. Dalam rembug ini agar dapat dijelaskan semua informasi dasar yang
telah diperoleh sebelumnya (poin 2) termasuk bentuk/cara2
kontribusi bagi masyarakat, konsekuensi/akibat-akibat yang akan
diterima oleh pihak yang akan terkena dampak/pemiliknya.
b. Pertemuan ini dapat dilakukan berulang-ulang hingga KSM
memperoleh kesepakatan dengan semua pihak yang terkena
dampak/pemiliknya.
c. Buat dokumentasi : Daftar hadir, Catatan Hasil/Notulen dan photophoto pelaksanaan pertemuan tersebut.
d. Apabila kesepakatan yang dicapai dengan pemilik/pihak-pihak yang
terkena dampak adalah kontribusi dalam bentuk Ijin Pakai atau Ijin
Dilalui maka harus disepakati juga batas waktunya (minimal 5 tahun)
dan bentuk sanksi-sanksi/syarat bagi pemilik dan pemakai.
e. Apabila kesepakatan yang dicapai dengan pemilik/pihak-pihak yang
terkena dampak adalah kompensasi atau ada ganti rugi tunai maka
harus disepakati besarnya biaya ganti rugi, siapa yang akan
membiayai ganti rugi dan kapan penyerahan ganti rugi tersebut.
f. Buatlah Peta lokasi lahan yang dikontribusikan tersebut.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

20

Diagram Proses Penyediaan Lahan Lokasi Infrastruktur


Apakah Subproyek
membutuhkan
Pembebasan Lahan ?

SELESAI
(Verifikasi oleh
UPL &
Fasilitator)

Tidak

Ya
Kumpulkan Informasi Dasar :
1. Berapa Luas Lahan Yang Dibutuhkan?
2. Dimana Alamat Lokasi tersebut?
3. Siapa Pemiliknya?
4. Apa Status Kepemilikan-nya (milik probadi/milik
keluarga/adat/milik perusahaan, dll)
5. Apa Peruntukan Lahan tersebut saat ini?
Lakukan Rembug2 Kesepakatan
Pembebasan Lahan
(KSM dengan Pemilik)

Apakah
Kesepakatan
Pembebasan
Lahan :
HIBAH
?
Ti dak
Apakah
Kesepakatan
Pembebasan
Lahan :
Ijin Pakai/
Dilalui
?
Ti dak

Tidak

Apakah
Kesepakatan
Pembebasan
Lahan :
Gantirugi
?

Ya

Ya

Ya

Buat Surat :
1. Pernyataan HIBAH dari
Pemilik;
2. Surat Pelepasan Hak Milik;
3. Permhnan Pemisahan Hak

Buat Surat Kesepakatan


Ijin Pakai atau Ijin Dilalui
(KSM dengan Pemilik Lahan)

Buat Surat Kesepakatan


Ganti Rugi
(KSM dengan Pemilik Lahan)
Membuat Surat :
1. Bukti Pelunasan Gantirugi.
2. Surat Pelepasan Hak Milik;
3. Permhnan Pemisahan Hak

Penyerahan
Lahan

Notulen
& Photo2
Daftar Hadir

Pernyataan
Hibah
Surat
Pemisahan Hak
Milik (PPAT)

Pernyataan Ijin
Pakai/Ijin Dilalui

Surat Pernyataan
Gantirugi

Kuitansi
Surat
Pemisahan Hak
Milik (PPAT)

4. Berdasarkan hasil kesepakatan yang dicapai, buatlah administrasi


pertanggungjawaban yang diperlukan sesuai bentuk kontribusinya :
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

21

a. Hibah : Surat Pernyataan Hibah, Surat Pelepasan Hak Milik, Surat


Permohonan Pemisahan Hak Milik dari Pemilik dan Surat
Pemisahan Hak Milik dari Pejabat Pembuat Akta Tanah/intansi lain
yang berwenang setempat.
b. Ijin Pakai/Ijin Dilalui : Surat Pernyataan Ijin Pakai atau Ijin Dilalui
dari Pemilik, yang juga mencantumkan batasan waktu dan
sanksi/syarat-syaratnya.
c. Kompensasi : Surat Pernyataan Ganti Rugi, Surat Pelepasan Hak
Milik, Surat Permohonan Pemisahan Hak Milik dari Pemilik, Kwitansi
Pembayaran/Bukti Pelunasan Ganti rugi dan Surat Pemisahan Hak
Milik dari Pejabat Pembuat Akta Tanah/intansi lain yang berwenang
setempat.
5. Seluruh proses dan administrasi yang diperlukan selanjutnya diverifikasi
kelayakannya oleh Fasilitator Kelurahan bersama UPL;
Adapun contoh bentuk Surat Pernyataan Kontribusi Lahan dapat
mengacu pada formulir yang telah disediakan (lihat contoh Form 2,
Proposal) terlampir.
Catatan :
1. Dana BLM PNPM MP tidak dapat dipergunakan untuk membiayai
ganti rugi penyediaan lahan, termasuk aset-aset didalamnya;
2. Uraian terkait penyediaan lahan atau pembebasan lahan dalam buku
ini hanya merupakan penjelasan teknis yang mengacu pada buku
Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan (Bab VI
Pengamanan, beserta Lampirannya). Oleh karena itu maka untuk
memperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh, dipersilahkan
membaca buku Pedoman PNPM Mandiri Perkotaan tersebut.
3. Penerima Dampak yang harus diperhatikan adalah pemilik lahan
atau warga lain disekitar lahan tersebut, termasuk penduduk asli
setempat (Dampak Sosial);
4. Oleh karena proses pengurusan Surat Pemisahan Hak dari Pejabat
Pembuat Akta Tanah/Instansi lain yang berwenang setempat
memerlukan waktu yang cukup panjang maka administrasi ini tidak
perlu dilampirkan dalam dokumen proposal usulan kegiatan KSM.
2. SURVEY TEKNIS PRASARANA
Tujuan Survey Teknis prasarana ini adalah untuk mendapatkan datadata/informasi kondisi/situasi awal lokasi pembangunan infrastruktur yang
sebenarnya. Data-data/informasi tersebut selanjutnya akan dipergunakan
dalam menentukan desain dan gambar rencana bangunan yang akan
dibangun.
Sebelum melakukan survey, KSM yang memiliki keahlian teknik dan
relawan/ masyarakat yang berminat perlu dibekali dengan pemahaman
teknik, terutama mencakup :
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

22

Jadwal dan Urutan kegiatan;


Pembentukan Tim Survey dan pembagian tugas masing-masing;
Kebutuhan data-data yang diperlukan (sesuai jenis prasarana);
Teknik pengumpulan data/Cara pengisian formulir survey;
Cara penggunaan alat survey yang akan digunakan;
Persiapan peralatan yang dibutuhkan, seperti : patok2, meteran, dll;

Selanjutnya kegiatan survey teknis dan pengukuran lebih detail dapat


dilakukan oleh Tim Survey secara partisipatif yang dibentuk dan difasilitasi
oleh fasilitator teknik, UPL dan Relawan. Hasil Survey dan pengukuran ini
dimasukan kedalam format-format survey yang telah disediakan
sebelumnya, seperti SAP, VAP dan MAP (Form ST1-ST6, Lampiran 1).
Perlu menjadi perhatian juga sebelum melakukan langkah-langkah survai
untuk perencanaan, harus dilakukan konsultasi awal dengan Lurah/Kepala
Desa bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu
koordinasi yang sebaik-baiknya dengan pihak Institusi, sehingga pekerjaan
perencanaan ini tidak akan mendapatkan rintangan.
Hal hal lain yang penting untuk disurvei karena akan berkaitan dengan
desain dan pelaksanaan adalah :
Gambar lokasi dan lingkungan prasarana, seperti : permukiman, sawah,
jalan, sungai, hutan, dll;
Situasi lokasi dan tataletak prasarana, meliputi : ukuran letak
prasarana, ketinggian/elevasi, ukuran letak dengan bangunan lain yang
ada, dll;
Kondisi lingkungan lokasi, seperti jenis tanah, kedalaman tanah keras,
air tanah, saluran air, material yang ada, dll;
Akses/jalan masuk lokasi untuk pengangkutan material/alat.
Selain survey teknis ini, KSM juga sekaligus membuat dokumentasi/photo
awal (0%) kegiatan. Yaitu potret kondisi atau keadaan awal pada lokasi
yang akan dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang diambil/potret
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan jenis infrastruktur yang akan
dibangun, misalnya untuk Jalan/drainase/saluran irigasi/air bersih
perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan
ujung akhir atau tempat lain yang dianggap penting) sedangkan untuk
bangunan seperti MCK, jembatan, air bersih non perpipaan, rehab
perumahan/pendidikan/kesehatan, dll, cukup diambil dari sisi yang
berbeda yaitu sisi depan, samping atau belakang). Penting untuk
diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 0%
ini, nantinya akan menjadi pengambilan gambar pada saat pelaksanaan
konstruksi, yaitu kondisi 50% dan 100%.
Beberapa prosedur yang umum dilakukan untuk pelaksanaan kegiatan
survei prasarana adalah :

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

23

1). Survai Teknis Perencanaan Jalan


Langkah-langkah pelaksanaan survey teknis-nya adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan Patok Bench Mark (BM), meliputi;
Patok BM dibuat dari kayu kasau (5 x 7) cm panjang 1 (satu) meter.
Patok BM ditanam sedalam 50 cm di dalam tanah dan 50 cm berada
di atas tanah.
Identitas patok BM dengan di beri nomor (BM No: 1,2, dst), dan
patok BM tersebut harus jelas tertera di dalam gambar peta ukur
dengan disebutkan nomor BMnya.
b. Pengukuran Teknis
Cara Pengukuran Jalan dapat dilakukan secara sederhana yaitu
dilakukan dengan cara Survai Antar Patok (SAP), VAP, MAP yang sudah
disediakan formulirnya (lihat Lampiran 1-2) terdiri dari :
Survai antar patok untuk informasi dasar.
Volume antar patok untuk meghitung volume kegiatan.
Prakiraan tenaga kerja untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja.
Dalam melakukan survai lapangan untuk jalan desa yang dilakukan
oleh masyarakat maka kegiatan survey cukup dilakukan tanpa
menggunakan alat-alat ukur sederhana yang ada dan dapat
digunakan oleh masyarakat desa, seperti pita ukur, selang air, dll.
Contoh Format Survey Jalan sebagaimana form : ST1s/ ST3, terlampir.
2). Survai Teknis Prasarana Jembatan
Memilih Lokasi jembatan sebaiknya pada :
9 Bentang sungai/jarak terpendek
9 Daerah sungai yang lurus
9 Lokasi tanah keras
9 Di tebing sungai yang tidak terlalu tinggi/curam
9 Lurus dengan atau pada jalan yang ada
Mengumpulkan informasi jembatan yang akan dibangun :
9 Lebar dan kedalaman sungai
9 Situasi dan kondisi disekitar calon jembatan
Mengukur tinggi muka air normal dan tinggi muka air banjir, didapat dari
informasi penduduk sekitar lokasi.
3). Survai Teknis Prasarana Irigasi
Survai teknis untuk prasarana Irigasi Perdesaan : Bagunan Pengambil,
Saluran Pembawa, Saluran Pembuang, Jalan Inspeksi, Tanggul Pengaman
dan Bangunan Air lainnya), mencakup :
1. Survey dan pengukuran tingkat kerusakan bangunan yang ada serta
membuat sketsa yang dilengkapi ukuran-ukuran yang jelas. Sebaiknya
saat survey ini juga dibuat photo-photo yang untuk mendukung data
survey dan sekaligus akan menjadi photo kondisi 0%.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

24

2. Buat Inventarisasi kondisi bangunan yang berisi kondisi baik, perlu


perbaikan, perlu diganti.
3. Untuk pekerjaan pengembangan jaringan irigasi dan bangunan yang
baru diadakan pengukuran profil memanjang dan melintang dengan jarak
tertentu dengan mencantumkan elevasi-elevasi yang dihubungkan
dengan elevasi yang ada berupa titik BM. Sehingga menjadi acuan bagi
penentuan elevasi rencana, baik untuk jaringan yang baru maupun
bangunan baru.
4. Seluruh data-data akan disusun dalam satu formulir pengukuran yang
dilengkapi dengan sketsa yang jelas. Dimana formulir ini akan digunakan
sebagai dasar pembuatan gambar rencana yang selanjutnya digunakan
sebagai acuan dalam perhitungan RAB.
4). Survai Teknis Prasarana Air Bersih
Survai teknis prasarana disini mencakup prasarana Air Bersih, PMA, SGL,
SPT, PAP, PAH dan lain-lain.
Sistem air bersih sangat ditentukan oleh sumber airnya, karena itu survai
sumber air harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, yang menyangkut
antara lain;
1. Kuantitas, dipilih alternatif sumber air yang kapasitasnya cukup
memenuhi kebutuhan.
2. Kontinuitas debit; dipilih alternatif sumber air yang debit kontinyu
sepanjang tahun.
3. Kualitas; diutamakan sumber air yang kualitasnya sesedikit mungkin
memerlukan pengolahan/perbaikan kualitas.
4. Jarak sumber air ke area yang akan dilayani tidak terlalu jauh, maksimal
6 km.
5. Elevasi; diutamakan ketinggian lokasi sumber air lebih tinggi dari
ketinggian lokasi area yang akan dilayani sehingga air dapat mengalir
secara gravitasi.
6. Trase/lintasan yang dilalui; diutamakan trase yang rata/tidak turun naik,
sehingga pengaliran air tidak terhambat.
CARA PELAKSANAAN SURVEY MATA AIR :
Pada survai teknis mata air cara pengerjaannya adalah sebagai berikut:
1. Tanyakan pada masyarakat setempat lokasi mata air.
2. Tanyakan pada penduduk setempat tentang besarnya air pada musim
kemarau dan musim hujan.
3. Tanyakan pada penduduk setempat apakah pemunculan mata air
tersebut berpindah-pindah.
4. Tanyakan pada penduduk setempat mengenai pemanfaatan mata air
tersebut.
5. Pastikan bahwa sumber mata air tersebut berpotensi untuk digunakan.
6. Ukur debit air dengan alat ukur waktu dan ember atau dengan alat ukur
debit air.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

25

7. Apabila tersedia peralatan, maka ukur parameter kualitas air seperti


suhu, derajat keasaman, dll;
8. Ukur jarak sumber mata air ke kelurahan/desa.
9. Ukur ketinggian sumber mata air dari daerah pelayanan;
10. Gambar sketsa mata air dan sekitarnya secara horizontal dan dilengkapi
dengan ukuran;
11. Buat sketsa penampang sumber mata air dan sekitarnya.
12. Perkirakan jenis batuan dan lapisan tanah pada lokasi sumber mata air.
13. Catat kondisi dan pemanfaatan lahan di atas sumber mata air.
14. Tentukan apakah sumber mata air tersebut layak untuk digunakan.
15. Cari sumber mata air yang lain jika sumber mata air diatas tidak layak
dan ulangi tahapan survai sumber mata air sesuai tahapan diatas.
Data Yang Diperlukan Untuk Survai Air Baku
Jenis
No Sumber
Data yang diperlukan
Air Baku
1 Mata Air
Lokasi dan ketinggian
Kualitas air
Kuantitas dan kontinuitas air
(hasil pengamatan dan
pengukuran pada musim
kemarau)
Peruntukan saat ini
Kepemilikan lahan di sekitar
mata air
Jarak ke daerah pelayanan
Yang mempengaruhi kualitas
Jalan masuk ke MA
2 Air
Lokasi
Tanah
Kualitas, kuantitas dan
kontinuitas
Peruntukan saat ini
Kepemilikan
Jarak ke daerah pelayanan
Jalan untuk masuk ke lokasi
3 Air
Permuka
an

Lokasi dan ketinggian


Kualitas air (visual dan
pemeriksaan laboratorium)
Kuantitas dan kontinuitas air
(hasil pengamatan dan
pengukuran pada musim
kemarau)
Peruntukan saat ini
Jarak ke unit pengolahan dan
ke daerah pelayanan

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Keterangan
Sumber layak dipilih jika
tidak ada konflik
kepentingan (musyawarah)
Kualitas dan kuantitas
memenuhi ketentuan yang
berlaku

Untuk mengetahui kondisi air


tanah dalam di lokasi, perlu
dilakukan pemeriksaan
geolistrik. Sedangkan untuk
mengetahui kondisi air tanah
dangkal dapat melihat peta
kondisi air tanah yang
dikeluarkan oleh Ditjen Geologi
Tata Lingkungan

Sumber dipilih jika alternatif 1


dan 2 tidak ada

26

Jenis
No Sumber
Air Baku
4 Air Hujan

Data yang diperlukan


Curah hujan
Kualitas dan kuantitas air
hujan

Keterangan
Sumber dipilih jika alternatif 1,
2 dan 3 tidak ada.

EVALUASI HASIL SURVEY MATA AIR :


EVALUASI KUALITAS AIR
No

Parameter

1 Bau

Masalah
Ualitas

Bau tanah

Bau sulfur

Kemungkinan
dengan saringan
karbon aktif
Aerasi + saringan
pasir lambat atau
aerasi + saringan
karbon aktif
Kemungkinan aerasi

Bau lain

Tergantung jenis bau

Rasa asin/payau

tergantung jenis bau

Rasa besi

Aerasi + saringan
pasir lambat atau
aerasi + saringan
karbon aktif
Saringan kabron aktif

Bau besi

2 Rasa

Rasa tanah tanpa


kekeruhan
Rasa lain

3 Kekeruhan

Alternatif
Pengolahan

Kekeruhan
sedang, coklat
dari lumpur
Kekeruhan tinggi,
coklat dari lumpur
Putih
Agak kuning
sesudah air
sebentar diember

Tergantung jenis
rasa
Saringan pasir
lambat
Pembubuhan PAC +
saringan pasir
lambat
Pembubuhan PAC
Aerasi + saringan
pasir lambat atau
aerasi + saringan
karbon aktif

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Kesimpulan

Dpat dipakai jika


percobaan pengolahan
berhasil
Bisa dipakai dengan
pengolahan
Dapat dipakai jika
percobaan pengolahan
berhasil
Dapat dipakai jika
percobaan pengolahan
berhasil
Dapat dipakai jika
percobaan pengolahan
berhasil
Bisa dipakai dengan
pengolahan
Mungkin bisa dipakai
dengan pengolahan
Tidak dapat dipakai
Bisa dipakai bila dengan
pengolahan
Bisa dipakai bila dengan
pengolahan, dengan
biaya relatif besar
Dapat dipakai jika
percobaan pengolahan
berhasil
Dapat dipakai jika
percobaan pengolahan
berhasil
27

No

Masalah
Ualitas

Parameter

4 Warna

Coklat tanpa
kekeruhan
Coklat bersama
dengan
kekeruhan
Putih
Lain

Alternatif
Pengolahan

Kesimpulan

Kemungkinan
dengan saringan
karbon aktif
Sama dengan
kekeruhan

Dapat dipakai jika


percobaan pengolahan
berhasil
Sama dengan kekeruhan

Kemungkinan
dengan pembubuhan
PAC
Tergantung jenis
warna

Tidak dapat dipakai


kecuali percobaan
pengolahan berhasil
Tidak bisa dipakai kecuali
percobaan pengolahan
berhasil

EVALUASI DEBIT AIR


Aliran

Fluktuasi

Liter/d
etik

Musiman

<1

1-3

3-5

MUSIM
Musim basah
sesaat
setelah hujan

Musim basah > 2


hari yang lalu

Permulaan musim
kemarau

Akhir musim
kemarau

lebih
kurang
konstan

aliran cukup
kecil

aliran cukup
kecil

jelas
berkuran
g pada
musim
kemarau

aliran cukup
kecil

aliran cukup
kecil

kemungkinan
tidak mencukupi
: pengukuran
pada akhir
musim kemarau
kemarau
aliran terlalu
kecil

lebih
kurang
konstan

aliran cukup
kecil

jelas
berkuran
g pada
musim
kemarau

aliran cukup
kecil

kemungkinan
terlalu kecil :
pengukuran
pada akhir
musim kemarau
aliran cukup
kecil

hanya
memungkinkan
jika > 50% lebih
besar dari
kebutuhan
jelas berkurang
pada musim
kemarau

lebih
kurang
konstan

kemungkina
n terlalu
kecil :
pengukuran
pada akhir

hanya
memngkinkn
jika 100% lbh
besar dari
kebutuhan : jika

hanya
memungkinkan
jika > 50% lebih
besar dari
kebutuhan : jika

hanya
memungkin
kan jika
lebih besar
dari
kebutuhan
hanya
memungkin
kan jika >
50% lebih
besar dari
kebutuhan
hanya
memungkin
kan jika >
dari
kebutuhan
hanya
memungkin
kan jika >
50% lebih
besar dari
kebutuhan
hanya
memungkin
kan jika
lebih besar
dari

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

28

Aliran

Fluktuasi

Liter/d
etik

Musiman

MUSIM
Musim basah
sesaat
setelah hujan

>5

lebih
kurang
konstan

kurang
jelas
pada
musim
kemarau

Permulaan musim
kemarau

lebih kecil
pengukuran
pada akhir
musim kemarau
hanya
aliran terlalu
memungkinkan
kecil
jika 100% lebih
besar dari
kebutuhan : jika
lebih kecil
pengukuran
pada akhir
musim kemarau
hanya
hanya
hanya
memungkinkan
memungkink memngkinkn
jika 50% lebih
jika 100% lbh
an jika
besar dari
besar dari
200% lebih
kebutuhan : jika kebutuhan
besar dari
lebih kecil
kebutuhan
pengukuran pd
akhir musim
kemarau
hanya
hanya
mungkin
pengukuran memungkinkan memungkinkan
jika 100% lebih jika100% lebih
pada akhir
besar dari
besar dari
musim
kebutuhan : jika
kebutuhan :
kemarau
lebih kecil
harus dicek
pengukuran
selama musim
pada akhir
kemarau
musim kemarau

musim
kemarau
jelas
berkuran
g pada
musim
kemarau

Musim basah > 2


hari yang lalu

lebih kecil
pengukuran pd
akhir musim
kemarau
kemungkinan
terlalu kecil :
pengukuran
pada akhir
musim kemarau

Akhir musim
kemarau

kebutuhan

hanya
memungkin
kan jika >
25% lebih
besar dari
kebutuhan

hanya
memungkin
kan jika
lebih besar
dari
kebutuhan

hanya
memungkin
kan jika
25% lebih
besar dari
kebutuhan

EVALUASI PENGGUNAAN AIR MATA AIR


Penggunaan Air Mata Air

Kesimpulan

Air minum, cuci, dan mandi

Air bisa digunakan, kalau orang yang


menggunakan sekarang tetap dapat kran umum
dan/ atau MCK. Hal ini akan berpengaruh
terhadap perluasan sistem penyediaan air pada
desa tetangga.

Irigasi sawah atau kolam ikan


dimiliki oleh orang desa sendiri

Air bisa digunakan, namun kesempatan yang


jelas harus dicapai dengan rakyat pemilik lahan.
Menurut peraturan penyediaan air minum
memiliki prioritasyang lebih tinngi dan normalnya

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

29

Penggunaan Air Mata Air

Kesimpulan
masih akan ada air yang tersisa untuk irigasi
selama periode tertentu dalam setahun.

Irigasi sawah atau kolam ikan


dimiliki oleh orang desa
tetangga

Mata air tidak dapat digunakan. Resiko untuk


terjadinya konflik mengenai pemakaian air yang
menimbulkan terjadinya pengrusakan pipa
transmisi adalah cukup besar.

Irigasi sawah atau kolam ikan


dimiliki oleh orang desa
tetangga di bawah

Mata air dapat digunakan, namun harus ada


penjelasan secara jelas dan membicarakan
dengan desa yang berada dibawahnya. Desa
yang
berada
dibawahnya
masih
akan
mendapatkan air hampir sepanjang tahun

EVALUASI LOKASI MATA AIR


1. Hitung Jarak Mata air, jika jarak mata air kedaerah pelayanan memenuhi
ketentuan (kurang dari 6 km), maka mata air dapat dipergunakan;
2. Jika lokasi mata air berada didesa lain atau jalur pipa melalui desa lain, maka
mata air belum dapat dipergunakan, kecuali ada ijin dan kesepakatan
bersama untuk mata air dan jalur yang akan dilalui pipa;
3. Bandingkan beda tinggi antara mata air dan daerah pelayanan, dapat
dikategorikan sebagai berikut :
No

Beda Tinggi
antara Mata Air
dan Desa

Jarak

Penilaian

1.

Lebih besar dari


30 m

Lebih kecil dari 2


km

Baik, system gravitasi

2.

10 30 m

Lebih kecil dari 1


km

Berpotensi tetapi detail desain perlu


rinci untuk system gravitasi, pipa
berdiameter besar mungkin
diperlukan

3.

3 10 m

Lebih kecil dari 0,2 Kemungkinan diperlukan pompa,


km
kecuali untuk system yang sangat
kecil

4.

Lebih kecil dari


3m

Diperlukan pompa

5). Survai Teknis Prasarana MCK


Survai teknis untuk MCK langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Lakukan pendataan lokasi, seperti nama desa, kampung atau dusun, RT,
RW dan daftar kelompok calon pemakai MCK.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

30

2. Buatkan penempatan rencana lokasi MCK hendaknya dekat dari


lingkungan pemukiman yang dapat dicapai dengan mudah, butkan tata
letaknya.
3. Status kepemilikan tanah harus jelas, milik desa atau masyarakat yang
dihibahkan luas tanah minimum 30 m2.
4. Jenis sumber air bersih yang akan digunakan, berapa jarak dari rencana
lokasi MCK guna menentukan alternatif pemilihan sarana penyediaan air.
5. Catat jumlah orang yang akan menggunakan MCK, berapa KK dan
jumlah jiwa untuk menentukan alternatif pilihan tipe MCK.
6. Lakukan penentuan jenis tanahnya, tinggi muka air tanah dan tingkat
penyerapannya untuk menentukan tipe bangunan bawah.
3. SURVEY & INVESTIGASI SWADAYA MASYARAKAT
Prasarana yang dibangun melalui dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan
merupakan prioritas kebutuhkan masyarakat yang direncanakan,
dilaksanakan dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat.
Oleh karena itu maka PNPM MP mendorong sebesar besarnya kegiatan
dilaksanakan secara swadaya/gotong royong. Namun bila kegiatan tidak
dapat seluruhnya dilaksanakan dengan swadaya masyarakat, maka
kegiatan pembangunan prasarana tersebut dapat menggunakan dana
bantuan program/BLM, terutama untuk pengadaan Bahan/Alat Konstruksi.
Tujuan dari Survey & investigasi swadaya masyarakat ini adalah untuk
mengetahui siapa, apa saja bentuknya dan berapa besarnya swadaya
yang akan diberikan oleh masyarakat sebelum kegiatan dilaksanakan.
Jenis dan nilai dari swadaya yang diberikan oleh masyarakat pada
dasarnya tidak dibatasi, namun demikian sesuai dengan kebijakan dan
mekanisme PNPM MP maka komponen keswadayaan masyarakat yang
dapat diperhitungkan untuk Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan
kegiatan pembangunan prasarana, hanyalah difokuskan pada 7
bentuk/komponen, yaitu : Tenaga Kerja, Bahan/Material Bangunan,
Peralatan Kerja, Administrasi proyek, Lahan (Tanah,Tanaman Produktif
dan asset lain yang terkena lokasi kegiatan), Dana Tunai, dan Konsumsi.
Bila ada sumbangan uang tunai, sebaiknya KSM mengarahkannya dalam
bentuk bahan/alat/administrasi sehingga nantinya tidak menyulitkan
pertanggungjawaban keuangannya dan untuk swadaya tenaga kerja agar
dinyatakan dalam bentuk jumlah hari berkerja bukan dengan cara
mengurangi harga upahnya sehingga dalam perhitungan anggaran
pekerjaan lebih mudah.
Tatacara pelaksanaannya adalah Tim Survey yang telah ditetapkan KSM
(secara partisipatif) langsung mendatangi semua warga pemanfaat dan
melakukan wawancara langsung, termasuk memastikan kesanggupan
untuk merealisasikannya. Hal-hal yang perlu ditanyakan adalah nama,
alamat, jenis kelamin, bentuk dan jumlah swadaya yang akan diberikan.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

31

Selain itu untuk tenaga kerja


agar bentuk swadayanya langsung
diidentifikasi apakah sebagai tukang, pekerja atau mandor. Seluruh
informasi hasil kegiatan tersebut dicatat pada formulir Daftar Swadaya.
Contoh formulir pencatatan dapat dibuat seperti table berikut :

Cara Pengisian Kolom :


9 No
: Diisi nomor urut;
9 Nama
: Diisi Nama warga yang berkontribusi;
9 L/P
: Diisi Jenis kelamin (L : Laki-laki, P : Perempuan);
9 Alamat
: Diisi alamat lengkap warga yang berkontribusi;
9 Bentuk Swadaya : Diisi bentuk swadaya, khusus swadaya tenaga kerja supaya
Langsung diisi dengan kualifikasinya seperti Mandor, dll.
9 Volume & satuan : Diisi jumlah swadaya dan satuannya;
9 Tandatangan
: Diisi Tandatangan langsung warga yang berkontribusi

4. SURVEY & INVESTIGASI HARGA SATUAN UPAH/BAHAN/ALAT


Yang dimaksudkan dengan harga satuan upah/bahan/alat disini adalah
harga per satu satuan pengukuran upah tenaga kerja (misalnya harga
Upah Tukang per hari (HOK) Rp. 50.000, Pekerja per hari Rp. 45.000, dll)
atau bahan bangunan (misalnya harga Semen per Zak Rp. 37.000,-, harga
pasir beton per kubik Rp. 95.000, atau alat/peralatan konstruksi (misalnya
biaya sewa alat buldzer per jam Rp. 15.000, dan seterusnya).
Kegiatan ini sangat penting terutama untuk : a). Menyusunan Rencana
Anggaran Biaya Kegiatan dan
b). Melaksanakan Pengadaan
(pembelian/sewa)
Bahan/Alat pada saat pelaksanaan kegiatan
pembangunan infrastruktur. Sedangkan untuk memperoleh berapa besar
harga satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat maka KSM/Panitia harus
melakukan
survey
harga,
minimal
pada
3
toko/pemasok
setempat/terdekat.
Sesuai dengan prinsip-prinsip PNPM MP, khususnya untuk meningkatkan
adanya transparansi dan akuntabilitas, maka pihak KSM/Panitia harus
melakukan survey Harga Satuan ini minimal pada 3 toko/pemasok
setempat/terdekat, yang harus dilakukan oleh Tim Survey yang dipilih
secara terbuka dari anggota KSM/Panitia yang dipercaya dan minimal
berjumlah 3 (tiga) orang.
Tujuannya adalah untuk transparansi dan mendapatkan besarnya harga
satuan (termasuk jumlah, kualitas & ketersediaannya) yang paling efisien.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

32

Pada kenyataannya dilapangan, diantara toko/pemasok yang satu dengan


yang lain, besarnya harga satuan bahan/alat tersebut dapat berbeda-beda.
Namun demikian secara umum, harga satuan bahan/alat tersebut dapat
dikelompokan sebagai (a). harga bahan/alat sampai dilokasi proyek, atau
(b). harga dilokasi pemasok/toko (harga dasar).
Mengingat adanya perbedaan-perbedaan harga ditiap toko/pemasok
(harga sampai di lokasi kegiatan atau harga di toko/Pemasok), maka pihak
KSM/panitia didalam menyusun harga harus benar-benar sudah
memastikan bahwa harga satuan yang dibuat adalah harga sampai
dilokasi (sudah termasuk ongkos transportasi bahan/alat kelokasi). Apabila
pihak KSM/Panitia menemui adanya harga hanya dilokasi toko/pemasok
(bahan/alat tidak diantar) maka untuk membuat harga satuan harus
terlebih dahulu menghitung biaya pengangkutan/transport material sesuai
kondisi lapangan. Besarnya biaya transport per satuan bahan/alat dapat
diperoleh langsung ditoko bersangkutan (apabila toko yang mengantar)
atau sesuai harga pengangkutan bahan/alat yang berlaku secara umum
didesa/kelurahan setempat/terdekat. Selanjutnya Harga satuan Bahan/Alat
dapat dihitung dengan menjumlahkan harga satuan (yang dinyatakan oleh
toko tanpa diantar) ditambah semua biaya/ongkos tarnsportasi material
tersebut. Secara sederhana perhitungannya dapat menggunakan rumus :
H ARG A S AT U AN
B AH AN /AL AT
(Rp)

Harga Satuan B ahan/Alat yang


dinyatakan oleh Toko/pem asok
tanpa diantar (H arga Satuan Dasar)

Biaya Satuan
Transportasi
B ahan/Alat sam p ai
dilokasi

Tatacara Pelaksanaan Survey Harga Satuan :


No

Uraian

Ketua KSM
membentuk
Tim Survey

Pelaksanaan
Survey Harga
Satuan.

P. jawab
Pelaksana

Hasil
Yang
Dicapai

Ketua
KSM/Pani
tia

Terbentu
knya Tim
Survey

Tim
Survey

Formulir
isian
Data
Harga
Satuan
Bahan/Al
at Hasil
Survey
(formulir
ter-isi)

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Metode Pelaksanaan

Tim Survey dipilih secara terbuka


dari anggota KSM/Panitia minimal
3 orang yang dipercaya untuk
melakukan Survey Harga Satuan
Upah/Bahan/Alat.
1. Tim Survey harus melakukan
Survey,
minimal
pada
3
toko/pemasok
setempat/
terdekat;
2. Tim Survey Harga secara
langsung
mendatangi
toko/pemasok material atau
penyewa alat;
3. Melakukan tanya jawab terkait
harga satuan dasar, biaya
transportasi sampai diproyek,
33

No

Uraian

P. jawab
Pelaksana

Hasil
Yang
Dicapai

Metode Pelaksanaan

jumlah stok material yang ada,


tatacara pembayaran, nama
yang ditemui dan keterangan
lain
yang
perlu.
Seluruh
informasi tersebut dicatat pada
formulir survey harga.
4. Setelah kegiatan selesai maka
Tim ini wajib membuat laporan
Hasil Survey Harga sebagai
bahan laporan pada saat Rapat
Kesepakatan/Penetapan Harga
satuan. Laporan dalam bentuk
formulir Isian seperti Contoh
terlampir;

Khusus upah, selain informasi dari calon tenaga kerja setempat juga dapat
menggunakan sumber informasi yang ditetapkan oleh instansi pemerintah
terkait atau Upah Minimum Regional (UMR)/setempat. Contoh Formulir
Pencatatan Hasil Survey Harga dapat dibuat seperti tabel berikut :

Dibuat untuk masing-masing Toko/Pemasok

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

34

5. SURVEY & INVESTIGASI CALON TENAGA KERJA


Selain ketiga survey sebagaimana telah diuraikan diatas maka dalam
perencanaan teknis ini juga perlu dilakukan survey ketersediaan calon
tenaga kerja yang akan terlibat nantinya dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan fisik. Tujuannya adalah untuk memperoleh kepastian
ketersediaan dan siapa saja yang akan terlibat menjadi tenaga kerja.
Selain itu, jumlah dan kualifikasi tenaga kerja ini juga sangat penting
terutama untuk memperoleh kepastian bahwa kegiatan pembangunan
dapat dilaksanakan oleh masyarakat dan dapat diselesaikan sesuai jadwal
yang telah ditetapkan program. Pengalaman/keterampilan yang dimiliki
calon tenaga kerja (seperti Mandor/Ketua regu kerja, Tukang dan Pekerja)
terutama guna menjamin cara pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan
secara benar sehingga dapat memenuhi kualitas fisik yang baik.
Pelaksanaan PNPM MP sangat mendorong keterlibatan masyarakat
dalam pelaksanaan kegiatan sehingga diharapkan sebanyak mungkin dari
masyarakat setempat baik laki2 maupun perempuan. Kehadiran tenaga
kerja dari luar lokasi/kelurahan dibatasi, kecuali bilamana dilokasi
kelurahan tersebut tidak cukup tersedia tenaga kerja yang dibutuhkan.
Hasil yang diharapkan diperoleh dari kegiatan ini adalah adanya calon
tenaga kerja baik, berupa swadaya maupun tenaga kerja yang akan
dibayar melalui dana BLM. Tenaga kerja BLM boleh dari warga yang juga
memberikan swadaya tenaga kerja ataupun warga lainnya.
Hal penting yang perlu untuk diperhatikan adalah agar calon tenaga kerja
yang dipilih benar-benar sesuai keahlian/kualifikasinya sehingga dapat
dijamin kebenaran cara pelaksanaan pekerjaan dan dapat memenuhi
kualitas hasil pekerjaan yang baik sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Tatacara pelaksanaan survey adalah :
9 Untuk calon tenaga kerja dari swadaya pada prinsipnya mengacu pada
informasi swadaya tenaga kerja hasil dari kegiatan Survey & Investigasi
Swadaya Masyarakat yang telah dilakukan sebelumnya.
9 Untuk tanaga kerja BLM maka Tim Survey yang telah dibentuk KSM
sebelumnya mendatangi langsung warga pemanfaat (khususnya yang
memiliki pengalaman/keterampilan yang sesuai kebutuhan), kemudiaan
menanyakan kesediaannya untuk menjadi tenaga kerja.
9 Waktu pelaksanaan Survey Tenaga kerja ini dapat dilakukan bersamaan
dengan kegiatan survey swadaya dan survey harga satuan, khususnya
terkait informasi tenaga kerja.
9 Catat Hasil kegiatan ini pada formulir tenaga kerja yang telah disiapkan
sebelumnya. Informasi yang perlu dicatat antara lain adalah nama, jenis
kelamin, status kemampuan (mampu,kurang mampu/miskin), umur,
alamat dan tandatangan persetujuaannya.
Contoh formulir Pencatatan Survey Tenaga Kerja dapat dibuat seperti contoh berikut :
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

35

6. REMBUG WARGA KESEPAKATAN SWADAYA MASYARAKAT


Hasil Survey & Investigasi Swadaya masyarakat yang telah dilaksanakan
sebelumnya, selanjutnya harus disepakati bersama oleh warga pemanfaat
(KSM) melalui Forum Rembug atau Musyawarah warga. Forum ini
dilakukan oleh KSM bersama-sama dengan seluruh warga selaku
penerima manfaat kegiatan dengan tujuan untuk menyepakati besarnya
nilai rencana/target swadaya yang akan dikontribusikan dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana & prasarana sekaligus
mensosialisasikannya kepada semua warga. Selain tujuan tersebut,
melalui forum ini juga diharapkan dapat mendorong terbangunnya
komitmen awal warga yang lebih kuat dan transparansi, akuntabilitas bagi
KSM dalam mengelola kegiatan, khususnya terkait dengan swadaya yang
diberikan oleh masyarakat. Rencana swadaya masyarakat yang disepakati
ini diharapkan benar-benar dapat direalisasikan oleh warga sehingga tidak
terjadi kekurangan biaya atau volume pekerjaan dilapangan.

N
o
1.

2.

TATACARA REMBUG KESEPAKATAN SWADAYA MASYARAKAT


P. jawab Output/Hasi
Uraian
Pelaksan
l Yang
Pelaksanaan
a
Dicapai
Peserta yang diundang :
Ketua
Surat
Penyampaian
Semua anggota KSM; BKM; UPL;
KSM
Undangan
Undangan
diterima/dik Kepala Desa/Lurah; Tokoh Masy
Rapat
dan relawan serta Faskel.
etahui
Kesepakatan
peserta
Swadaya
Masyarakat
1. Peserta diminta mengisi Daftar
1. Daftar
Ketua
Rembug
Hadir terlebih dahulu;
Hadir
KSM
Kesepakatan
2. Acara dibuka oleh Ketua KSM;
Peserta;
difasilita
Swadaya
2. BA Hasil 3. Penjelasan Maksud, Tujuan,
si oleh
berdasarkan
Hasil Yang Ingin Dicapai serta
Kesepak
UPL/
Hasil Survey.

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

36

N
o

Uraian

P. jawab Output/Hasi
Pelaksan
l Yang
Pelaksanaan
a
Dicapai
Relawan
atan
tatacara Rapat/forum;
/ Faskel.
Swadaya 4. Penyampaian Laporan Hasil
Survey Swadaya oleh Tim
Survey
5. Pembahasan Swadaya warga
(konfirmasi kembali hasil survey
dan (dapat ditambahkan dengan
penggalian kembali swadaya
warga). Proses pembahasan
dipandu oleh UPL dan Faskel.
Untuk memudahkan proses
pembahasan sebaiknya Data
Hasil Survey dari Tim Survey
dibagikan
kepada
semua
peserta.
6. Pembacaan Hasil Kesepakatan;
7. Penyusunan
BA
Hasil
Kesepakatan
Swadaya
Masyarakat;
8. Penutup oleh Ketua KSM;

Nilai-nilai hasil kesepakatan swadaya inilah yang selanjutnya akan


dipergunakan sebagai informasi dasar dalam penyusunan Rencana
Anggaran Biaya Swadaya pekerjaan KSM.
Contoh bentuk Berita Acara Hasil Kesepakatan Swadaya Masyarakat ini
mengacu pada formulir Form-3, Proposal terlampir.
7. REMBUG WARGA KESEPAKATAN HARGA SATUAN
Seperti halnya swadaya masyarakat, Hasil Survey Harga Satuan
Upah/Bahan/Alat yang telah dilaksanakan sebelumnya, juga harus
disepakati bersama oleh warga pemanfaat (KSM) melalui Forum Rembug
atau Musyawarah warga. Forum ini dilakukan oleh KSM bersama-sama
dengan seluruh warga selaku penerima manfaat kegiatan dengan tujuan
untuk menyepakati besarnya nilai harga satuan tiap jenis tenaga kerja,
bahan/alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan
sarana & prasarana, sekaligus juga mensosialisasikannya kepada semua
warga.
Selain tujuan tersebut, melalui forum ini juga diharapkan dapat mendorong
adanya transparansi, akuntabilitas bagi KSM dalam mengelola kegiatan,
khususnya terkait dengan rencana pemanfaatan dana BLM.
Beberapa Ketentuan Penetapan Harga Satuan yang harus diperhatikan :
1. Harga Upah Tenaga Kerja, paling tinggi sama dengan upah standar
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

37

2.
3.
4.
5.

6.

yang ditetapkan oleh Instnasi Pemerintah Setempat atau UMR yang


berlaku untuk desa/kelurahan bersangkutan.
Bahan/Alat, pada prinsipnya dipilih bahan yang berkualitas baik sesuai
spesifikasi teknis, dengan harga yang termurah/terendah diantara
minimal 3 Toko/Pemasok setempat yang di Survey;
Diprioritaskan menggunakan Tenaga Kerja/bahan setempat yang tetap
memenuhi kualitas teknis yang dipersyaratkan;
Harga Satuan Dasar Bahan/Alat yang dipilih harus sudah
memperhitungkan harga sampai dilokasi proyek (termasuk ongkos
angkut bila ada);
Sebagai pembanding Harga Satuan hasil survey, maka digunakan
Harga satuan Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh Instansi
pemerintah setempat. Apabila terdapat Harga Satuan Bahan/Alat
Terpilih lebih besar dari Harga Satuan Kabupaten/Kota maka Harga
Satuan Terpilih tersebut harus di Justifikasi/ada perincian alasannya.
Apabila dalam 1 (satu) kelurahan/desa terdapat lebih dari 1 (satu)
kegiatan/prasarana maka harga satuan dasar (bahan/upah/alat) yang
digunakan haruslah satu/tidak berbeda-beda.
TATACARA REMBUG PENETAPAN HARGA SATUAN

N
o
1

Uraian
Penyampaia
n Undangan
Rapat
Penetapan
Harga
Satuan
Bahan/Alat
Rembug
Penetapan
Harga
Satuan
berdasarkan
Hasil Survey.

P. jawab Output/Hasi
Pelaksana
l Yang
Dicapai
Ketua
Surat
KSM
Undangan
diterima/dik
etahui
peserta
Ketua
KSM
difasilitasi
oleh UPL/
Relawan/
Faskel.

3. Daftar
Hadir
Peserta;
4. BA Hasil
Kesepak
at Harga
Satuan
Bahan/
Alat;

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Metode Pelaksanaan
Peserta yang diundang :
Semua anggota KSM/Panitia;
BKM/LKM; UPL; Kepala
Desa/Lurah; Tokoh Masy dan
relawan (bila perlu) serta Faskel.
1. Peserta diminta mengisi Daftar
Hadir terlebih dahulu;
2. Acara dibuka oleh Ketua
KSM/Panitia;
3. Penjelasan Maksud, Tujuan,
Hasil Yang Ingin Dicapai serta
tatacara Rapat/forum;
4. Penyampaian Laporan Hasil
Survey Harga oleh Tim Survey
5. Pembahasan Harga Satuan
(menyepakati
nilai/besarnya
harga
satuan
tiap
jenis
bahan/alat
dan
membuat
justifikasi bila perlu). Proses
pembahasan dipandu oleh
UPL dan Faskel.
Untuk
memudahkan
proses
38

N
o

Uraian

P. jawab Output/Hasi
Pelaksana
l Yang
Dicapai

Metode Pelaksanaan
pembahasan sebaiknya Data
Hasil Survey dari Tim Survey
dibagikan
kepada
semua
peserta.
6. Pembacaan
Hasil
Kesepakatan;
7. Penyusunan
BA
Hasil
Kesepakatan Harga Satuan
Bahan/Alat
untuk
bulan
bersangkutan (contoh form
berita acara terlampir);
8. Penutup oleh Ketua KSM;

Contoh bentuk Berita Acara Hasil Kesepakatan Harga Satuan ini dapat dibuat
seperti format RAB-1, Proposal, terlampir.
8. PEMBUATAN DESAIN/GAMBAR/SPESIFIKASI TEKNIS
Perencanaan teknis prasarana lingkungan yang akan dilaksanakan melalui
bantuan PNPM MP adalah merupakan perencanaan sederhana, namun
harus dapat dipakai untuk menghitung rencana biaya pelaksanaan yang
akan dilaksanakan/dikelola oleh Masyarakat melalui wadah Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) setempat.
Berdasarkan hasil survey teknis prasarana yang telah dilakukan
sebelumnya maka KSM melakukan pembuatan desain dan gambar rencana
bangunan yang akan dibuat, termasuk spesifikasinya.
Sasaran utama dalam tahap desain ini adalah :
Menentukan tingkat pelayanan prasarana sesuai dengan kebutuhan,
seperti : kekuatan, ukuran, dll;
Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan tingkat pelayanannya;
Menyiapkan sketsa hasil perhitungan.
Beberapa hal yang dianjurkan dalam pemilihan jenis konstruksi prasarana :
Mendorong peningkatan keswadayaan masyarakat;
Sedapat mungkin menggunakan konstruksi dan atau teknologi
sederhana, sehingga
pembangunan dan pemeliharaannya dapat
dilakukan sendiri oleh masyarakat;
Sebanyak mungkin menggunakan material dan tenaga kerja setempat;
Mudah dalam pengadaan material/alat/tenaga kerja;
Kuat dan tahan lama;
Memberikan manfaat yang paling besar bagi masyarakat;
Dapat dibangun oleh masyarakat dengan harga yang seimbang.
Tidak mempunyai masalah teknis yang sangat berat.
Tidak merusak lingkungan;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

39

Kriteria desain untuk setiap jenis infrastruktur yang direncanakan harus


mengacu pada kriteria desian standar yang dikeluarkan oleh instansi teknis
terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum atau instansi teknis terkait lainnya.
Untuk pelaksanaan PNPM MP ini maka dapat dapat dilihat atau mengacu
pada buku Pedoman Teknis Sederhana Pembangunan Sarana & Prasarana
yang telah diperbanyak ulang oleh PNPM MP. Berikut diuraikan kriteria
desain untuk beberapa jenis infrastruktur yang umum dibangun, antara lain :
a). Kriteria desain pembangun jalan yang perlu diperhatikan :
1. Jalan Aspal (Buras/Lapen/Lasbutag) :
Lebar badan jalan minimal 2,50 m;
Lebar bahu jalan / berm minimal 0,50 m (kiri + kanan = 1,00m)
Kemiringan tanjakan / menurun jalan maximal 12 %
Panjang tanjakan / turunan maximal 150 Mtr
Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)
Harus sudah ada Lapis Pondasi Bawah (LPB) minimal 1 tahun;
2. Jalan Tanah/Kerikil (Sirtu) :
Lebar badan jalan minimal 2,50 m;
Lebar bahu jalan / berm minimal 0,50 m (kiri + kanan = 1,00m)
Kemiringan tanjakan / menurun jalan maximal 12 %
Kemiringan Punggung Jalan minimum 3%
Kemiringan Bahu Jalan minimum 3-6%
Panjang tanjakan / turunan maximal 150 Mtr
Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)
3. Jalan Telford / Macadam :
Lebar badan jalan minimal 2,50 M
Lebar badan jalan / berm minimal 0,50 M (kiri + kanan = 1,00 Mtr)
Memakai batu tepi
Kemiringan tanjakan /menurun jalan maximal 12 %
Panjang tanjakan / turunan maximal 150 M
Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)
Catatan : dijalan menurun / tanjakan kemiringan yang lebih dari 12 %
dapat diberi konstruksi beton/aspal.
4. Jalan Rabat Beton :
Lebar badan jalan minimal 1,50 M
Kemiringan tanjakan /menurun jalan maximal 12 %
Tebal rabat minimal 7 CM (kondisional)
Permukaan rabat dibuat kasar/tidak licin;
Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)
Untuk pembangunan gorong-gorong dapat digunakan bahan dari pasangan
batu kali atau buis beton dengan memperhatikan kriteria :
Diameter minimal 30 CM
Ada dinding pengaman pondasi minimal 1,00 Mtr
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

40

Ada buick dinding minimal 0,80 Mtr


Ada Bak kontrol (Inlet/outlet )
Ada bangunan pelimpah (kondisional khusus outlet)
Catatan : apabila diameter <30 CM maka diganti dengan konstruksi plat
beton (plat duicker)
b). Kriteria desain pembangun jembatan yang perlu diperhatikan :
1. Jembatan Beton :
Panjang bentang bersih maximal 6 M
Dilengkapi dinding pengaman pondasi
Perlu pengawasan lebih intensif
Posisi jembatan tidak berada di tanjakan/turunan jalan dan tikungan
sungai
Catatan : apabila usulan >6M maka design harus mendapat
persetujuan dari KMW
2. Jembatan Gantung :
Panjang bentang bersih maximal 60 M
Lebar lantai bersih maximal 1,20 M
Menggunakan kabel seling pengaman yang cukup;
Posisi jembatan tidak berada di tanjakan/turunan jalan dan tikungan
sungai
Catatan : apabila usulan >60Mtr maka design harus mendapat
persetujuan dari KMW
3. Jembatan Gelagar Besi/Jembatan Besi :
Memakai lantai kayu, tebal minimal : 10 CM
Panjang bentang bersih maximal 10 Mtr;
Jumlah gelagar besi minimal 3 ruas
Memakai landasan roda
Posisi jembatan tidak berada di tanjakan/turunan jalan dan tikungan
sungai
Bila tidak diberi perlindungan lantai (permukaan lantai ditutup aspal
+ grosok) maka harus ada landasan untuk roda kendaraan;
Catatan : apabila usulan >10Mtr maka design harus mendapat
persetujuan dari KMW
c). Kriteria pembangunan Irigasi yang perlu diperhatikan :
1. Irigasi tidak tercatat dalam buku inventaris PU Pengairan
2. Luas areal irigasi perdesaan maksimum 150 Ha
3. Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi perdesaan
dilaksanakan oleh P3A atau kelompok tani.
4. Merupakan usulan dari masyarakat petani yang didukung adanya
kemauan dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan
pekerjaan dan sanggup melaksanakan operasi dan pemeliharaan
setelah pekerjaan selesai.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

41

5. Dapat merupakan rehabilitasi jaringan tersier dalam daerah irigasi


teknis dan semi teknis.
6. Usulan bendung baru dari pasangan batu atau beton terbatas pada :
panjang bendung maksimum
:
10 m, sedangkan untuk
panjang > 10 m sebaiknya dikoordinasikan dengan instansi teknis
terkait.
tinggi bendung maksimum :
3m
debit banjir rencana
:
30 m/dtk
7. Pembangunan irigasi baru sederhana harus memenuhi ketentuan :
ada sumber air cukup; adanya sawah (tadah hujan); ada petani;
kualitas air memenuhi; tanah/ sawah baik untuk pertanian (padi);
ada pemasaran hasil produksi; Daerah irigasi perdesaan bukan
merupakan daerah banjir rutin.
8. Pembangunan Embung harus memenuhi ketentuan :
Berada didaerah tadah hujan paling luas 100Ha;
Kolam embung berkapsitas maksimum 100.000 M3
Tinggi maksimum tubuh embung 5 m
Pelimpah Tanah, berupa saluran terbuka kapasitas paling besar
sama dengan banjir 50 tahun;
Embng milik masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan bukan
termasuk dalam daftar inventarisasi PU;
Karena proses pelaksanaan pembangunan jaringan irigasi peredesaan
(mulai dari penyuluhan, survai, disain sampai pelaksanaan konstruksi)
harus dapat diselesaikan dalam satu tahun anggaran, maka urutan
prioritas ditetapkan sebagai berikut :
1. Diutamakan pekerjaan perbaikan atau rehabilitasi jaringan irigasi
yang telah ada, dan tidak memerlukan kajian teknis yang berat.
2. Pekerjaan peningkatan jaringan irigasi yang telah ada, yang benarbenar diperlukan.
3. Pembangunan jaringan irigasi baru.
d). Kriteria pembangunan prasarana air minum/air bersih yang perlu
diperhatikan :
Prasarana dan sarana air minum yang akan dibangun, dipilih
berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain ketersediaan sumber air
baku, ketersediaan lahan, bahan, kondisi sosial ekonomi serta budaya
masyarakat setempat.
Sistem penyediaan air minum
Sistem penyediaan air minum didasarkan pada :
a) Sumber air baku yang berupa mata air, air tanah, air permukaan
dan air hujan
b) Pengolahan air, yaitu pengolahan lengkap atau tidak lengkap,
yang berdasarkan dari hasil pemeriksaan kualitas air baku
c) Sistem pendistribusian, yaitu gravitasi atau pemompaan
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

42

d) Sistem pelayanan yang berupa sambungan rumah/langsung dan


hidran umum/kran umum
Alternatif sistem penyediaan air minum secara garis besar ditunjukkan pada
gambar 1.
Sumber Air
Mata air

Bangunan
Penangkap air

Gravitasi

Resevoar

Gravitasi

Konsumen

Sumber Air
Air Tanah

Sumur bor/
Sumur gali

Pemompaan

Resevoar

Gravitasi

Konsumen

Pemompaan
Sumber Air
Air Tanah

Bangunan
Sadap

Sumber Air
Air Hujan

Bak
Penampung

Gravitasi/
Pemompaan

Gravitasi

Unit
Pengolah

Gravitasi/
Pemompaan

Reservoar

Bak penampung air hujan yang dilengkapai


Dengan saringan dan kran

Gravitasi/
Pemompaan

Konsumen

Gravitasi

Konsumen
Hidran Umum

Gambar 1 Alternatif system penyediaan air minum

Alternatif jenis prasarana dan sarana


Jenis prasarana dan sarana yang diperlukan dalam sistem penyediaan
air minum sesuai dengan sumber air baku serta sistem pengolahannya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. Alternatif jenis prasarana dan sarana
No

Sumber Air

Mata air

Air Tanah
- Air tanah
dangkal
- Air Tanah
dalam

Air Permukaan
- Sungai

Pemanfaatan
Sumber

Sarana Sistem PAM

Sistem
Pelayanan

Gravitasi
pemompaan

Penangkap mata air


Intake
Hidran Umum/Kran
Umum

Sambungan
Langsung
Hidran Umum
Kran Umum
Terminal Air

SGL ps bata
SGL cincin
beton
SPT dangkal
Pemompaan

Sumur Gali
SPT Dangkal

Hidran Umum

Pompa
Bak
Penampung/Reser
voir Hidran Umum/
Kran Umum

Sambungan
Langsung
Hidran Umum
Kran Umum
Terminal Air

Gravitasi

Intake

Sambungan
Langsung

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

43

No

Sumber Air
- Danau/ waduk

Pemanfaatan
Sumber
Pemompaan

- Embung
- dll
4

Air Hujan

PAH Cetakan
Fiber
PAH ps bata

Sarana Sistem PAM


Sistem Instalasi
Pengolahan
Air Sederhana (IPAS)
Saringan Pasir
Lambat
Penampungan Air
Hujan

Sistem
Pelayanan
Hidran umum
Kran Umum
Terminal Air
Kran Umum

Catatan : SGL : sumur gali; SPT : sumur pompa tangan; PAH : penampung air hujan
Kriteria Disain
Kriteria disain untuk setiap sistem penyediaan air minum, pipa transmisi
dan pipa distribusi disajikan dalam tabel-tabel berikut ini :
Tabel. Kriteria disain sistem penyediaan air minum
No
SPAM
Keterangan
1 Penangkap Mata Air
Skala komunal
(PAM)
Asumsi kebutuhan 30 L 60 L perorang/hari
Waktu pengambilan 8 jam 12 jam
Pelayanan minimal 20 KK
2 Sumur Gali (SGL)

Skala komunal
Asumsi kebutuhan 30 L 60 L perorang/hari
Pelayanan minimal 5 KK

3 Penampungan air hujan

Skala komunal
Asumsi kebutuhan 30 L 60 L perorang/hari
Pelayanan 5 KK 10 KK

4 Sistem Pengolahan Air


Sederhana (SIPAS)

5 Hidran Umum/Kran Umum

6 Sumur Pompa Tangan

7 Bangunan
penyadap/intake

Skala komunal
Waktu operasional 6 jam 8 jam
Kapasitas optimum 0,25 L/detik
Asumsi kebutuhan 30 L 60 L perorang/hari
Pelayanan 20 KK 30 KK
Skala komunal
Cakupan pelayanan 60% - 100% penduduk
Asumsi kebutuhan 30 L 60 L perorang/hari
Jarak minimum penempatan 200 meter
Pelayanan 20 KK 30 KK
Skala komunal
Asumsi kebutuhan 30 L 60 L perorang/hari
Pelayanan minimal 5 KK

Kecepatan aliran (v) = 0,3m/detik 2m/detik

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

44

No
SPAM
8 Bak Pengumpul
9 Saringan Pasir Lambat

Keterangan
Waktu detensi = 5 menit 15 menit
Surface loading/kecepatan filtrasi = 0,1-0,3
m3/m2. jam
Tinggi air = 0,7 meter 1 meter
Tinggi media = 0,7 meter 1 meter
Efective Size = 0,15 mm 0,35 mm

e). Kriteria pembangunan prasarana MCK yang perlu diperhatikan :


1. Harus tersedia lokasi, pemakai dan sistem penyediaan air bersih.
2. Air limbah dari MCK umum harus dibuang melalui unit pengolah,
agar tidak mencemari lingkungan.
3. Sumber / air bersih tersedia, debitnya cukup (meskipun saat musim
kemarau)
4. Lengkap dengan septictank + peresapan
5. Sirkulasi udara kedalam ruang M.K cukup
6. Buangan air limbah tidak mencemari lingkungan
7. Pemilihan bentuk konstruksi memperhatikan kondisi sosial budaya
lokal;
f). Kriteria pembangunan Tambatan Perahu yang perlu diperhatikan :

Pada sungai yang lurus / tidak pada bagian berbelok


Tidak pada bagian mudah erosi
Lalulintas perahu dan kegiatan berada disekitar tamabatan perahu;
Tidak pada pantai yang ombaknya cukup besar;
Sekitar lokasi harus bersih;
Lokasi untuk penempatan bahan bangunan, tempat kerja dan
tambatan perahu harus tersedia.

Selanjutnya berdasarkan sketsa desain dan data-data hasil survey teknis


maka dilakukan pembuatan Gambar Rencana. Gambar rencana ini akan
menjadi acuan perhitungan volume rencana dan sebagai acuan
pembangunan pada tahap pelaksanaan konstruksi.
Terdapat beberapa macam gambar yang perlu disiapkan pada tahap ini,
yaitu:
1. Gambar Peta Situasi : gambar peta situasi ini minimum harus dapat
menunjukan letak prasarana yang akan dibangun. Sebagai dasar
gambar situasi ini, dapat menggunakan gambar peta desa/kelurahan
yang sudah ada.
2. Gambar Denah Bangunan : gambar denah/layout prasarana ini
minimum harus dapat menunjukan ukuran pokok prasarana dan jarak
terhadap patokan ukur, bangunan pelengkap;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

45

3. Gambar Teknik/Detail : gambar ini meliputi gambar bangunan induk dan


bangunan pelengkap yang dibuat secara lebih detail. Gambar ini
sedapat mungkin terdiri atas gambar potongan (2 arah) dengan
memperlihatkan secara jelas detail ukuran, jenis bahan dan spesifikasi
khusus (seperti perbandingan campuran beton) dan kondisi existing, dll.
4. Khusus untuk bangunan yang mempunyai bentuk sama atau
sebahagian dapat menggunakan gambar typikal.
Mengingat pembuatan gambar rencana ini dilakukan oleh masyarakat,
maka semua gambar-gambar tersebut diatas tidak harus dibuat dengan
bentuk standar menggunakan mesin gambar dan juru gambar, tetapi
cukup dibuat sederhana namun jelas dan mudah dimengerti. Gambargambar ini harus diperiksa oleh fasilitator teknik atau askot infrastruktur di
kabupaten/kota sampai dinyatakan layak. Dan untuk untuk infrastruktur
yang lebih kompleks/rumit harus disetujui oleh TA. Infrastruktur KMW atau
Instansi teknis, seperti Dinas PU setempat.
Gambar rencana ini selanjutnya akan dipergunakan untuk menghitung
Volume/Kuantitas Pekerjaan pada perhitungan RAB.
Contoh gambar-gambar konstruksi dapat mengacu pada Pedoman Teknis
Infrastruktur yang sudah ada sedangkan untuk etiket Gambar, dapat
mengacu pada Contoh format Gambar Rencana seperti Format (FormGbr, Proposal) terlampir.
9. PENGAMANAN DAMPAK LINGKUNGAN & SOSIAL
Sebagai program yang sangat terdesentralisasi, PNPM Mandiri Perkotaan
berinvestasi pada sejumlah besar sub-proyek/kegiatan di area miskin di
perkotaan. Melalui BLM, PNPM Mandiri Perkotaan berharap dapat
menyediakan pembangunan infrastruktur (skala sederhana dengan pagu
adalah Rp. 50 juta) yang berkelanjutan. Tidak diperkenankan untuk
membuat suatu kegiatan yang skalanya sangat besar dan kegiatan yang
dampaknya tidak dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, terutama
masyarakat miskin.
Desain kegiatan yang sedemikian (relatif kecil) dan pelaksanaan kegiatan
yang menjamin partisipasi dan keterlibatan berbagai kelompok masyarakat
lokal dalam pengambilan keputusan secara bersama-sama, mulai dari
pengusulan kegiatan/kebutuhan, pelaksanaan, monitoring dan pemanfaatan
hasil-hasil pembangunan (DOUM) maka diharapkan segala permasalahan
yang muncul dapat dipecahkan secara bersama-sama pula oleh
masyarakat sehingga tidak ada dampak negatif yang signifikan akibat
pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan masyarakat.
Umumnya dampak lingkungan terjadi dari manajemen pembangunan di
lokasi selama konstruksi berlangsung. Oleh sebab itu, dalam hal ini PNPM
Mandiri Perkotaan akan tetap melembagakan mekanisme pemeriksaan,
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

46

meninjau serta menerapkan prosedur khusus untuk menjamin setiap


masalah lingkungan yang terjadi dapat diatasi .
Prinsip-prinsip dasar dalam penilaian kelayakan lingkungan adalah sebagai
berikut :
1). Usulan yang diajukan sedapat mungkin menghindari atau mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan. Usulan tersebut harus telah
mengkaji alternatif desain lainnya yang tepat untuk memperkecil dampak
negatifnya;
2). Usulan tersebut harus mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang
(RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang (RTDR), serta menghindari
kawasan lindung yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan
Hidup, kecuali jika usulan kegiatan tersebut untuk mengembangkan
kawasan lindung; dan
3). Usulan yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan, harus
dilengkapi dengan suatu perencanaan pengelolaan dampak lingkungan
untuk mengurangi dampak negatifnya.
Setiap proposal KSM yang mengajukan kegiatan infrastruktur (proyek/subproyek) akan diperiksa dengan prosedur/kriteria pemeriksaan lingkungan
Pemerintah Indonesia untuk memastikan tidak ada sub-proyek/proyek yang
membutuhkan pemeriksaan lingkungan secara penuh. Pada pemeriksaan
awal, tipe proyek, skala, lokasi, sensitifitas dan potensi dampak terhadap
alam dan lingkungan hidup akan diidentifikasi untuk menentukan kegiatan
tersebut layak atau tidak, sesuai kriteria pemeriksaan berikut :
9

Usulan Kegiatan yang membutuhkan Analisis Dampak Lingkungan


(ANDAL) secara menyeluruh tidak akan didanai oleh PNPM Mandiri
Perkotaan;
Usulan kegiatan yang membutuhkan UKL (Upaya Pengelolaan
Lingkungan) dan UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan) berdasarkan
kajian yang terbatas dan spesifik lokasi sub-proyek hanya akan didanai
bilamana telah disetujui hasil study UKL/UPLnya sesuai kriteria yang
ditetapkan Menteri PU dan Menneg LH. Diharapkan tidak ada proposal
yang masuk kategori ini.
Usulan-usulan yang cukup ditangani dengan prosedur operasi standar
(standard operation procedure), dimana praktek yg baik (good practice)
cukup menyelamatkan lingkungan. Direktorat Jenderal Cipta Karya telah
menetapkan pedoman/prosedur operasi standar utk proyek/sub proyek
jenis itu (termasuk pengendalian debu, kebisingan, lalulintas di lokasi
konstruksi, spesifikasi pengisian tanah dan penghijauan dilahan kritis,
prosedur mengendalikan dampak negatif pengangkutan sampah, dsb).
Diharapkan sebagian proposal akan masuk kategori ini

Prinsip dasar yang melandasi pengendalian dampak lingkungan dalam


PNPM Mandiri Perkotaan adalah meminimumkan efek negatif
dan
memaksimumkan dampak positif dari setiap kegiatan konstruksi (termasuk
dampak negatif atas pembebasan lahan). Oleh sebab itu, maka pendekatan
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

47

penanganan pengamaman dampak (safeguards), akan dilakukan melalui :


a). Desain perencanaan teknis bangunan yang mengacu pada kriteria
desain/standar teknis pembangunan infrastruktur yang telah ditetapkan
instansi teknis seperti Departemen Pekerjaan Umum; dan b). Pemeriksaan
terhadap dampak lingkungan kegiatan PNPM MP (skala kecil/sederhana)
melalui prosedur khusus atau prosedur operasi standar/POS untuk setiap
kegiatan infrastruktur yang diusulkan, yaitu Daftar Periksa/Uji Identifikasi
Dampak Lingkungan. Penyusunan Daftar Periksa Dampak Lingkungan ini
dilaksanakan :
1) Dalam proses perencanaan (kondisi awal atau kemajuan 0%), digunakan
daftar periksa (checklist) identifikasi kemungkinan/potensi persoalan
lingkungan dan menyusun berbagai tindakan yang harus dilakukan
dalam rangka mencegah atau memperbaiki persoalan lingkungan
(mitigasi);
2) Pada tahap pelaksanaan yaitu (a). kira-kira pertengahan proses kontruksi
(kondisi kemajuan 50%), disaat peluang untuk memperbaiki masih ada
maka dilakukan pemantauan kelapangan dimana daftar yang sama
(checklist tadi) di cocokkan lagi, apakah semua tindakan yang telah
direncanakan telah dilakukan atau belum. Dan terakhir, (b). Di akhir
konstruksi (kondisi kemajuan 100%), daftar yang sama (checklist tadi)
dicocokkan lagi dibandingkan dengan rencana aslinya guna memastikan
bahwa semua tindakan pengamanan yang telah direncanakan, telah
dilakukan.
Untuk lebih menyederhanakan proses perencanaan dan pelaksanaan
pengendalian dampak lingkungan dan dampak sosial akibat dari kegiatan
infrastruktur PNPM MP maka telah ditetapkan prosedur operasi standar
yang akan menjadi pedoman dilapangan, khususnya bagi KSM Lingkungan,
yaitu :
1. Daftar Periksa Kegiatan Terlarang (Negatif List) : Formulir ini telah
menyediakan identifikasi semua masalah/kegiatan yang dilarang untuk
dibiayai melalui dana BLM PNPM MP. KSM pada tahap perencanaan,
tinggal memeriksa kegiatannya terhadap butir-butir kegiatan yang
dilarang tersebut, apakah ada yang sama atau termasuk dalam salah
satu kegiatan yang dilarang tersebut. Apabila terdapat kegiatan yang
dilarang maka usulan kegiatan KSM ditolak atau tidak dapat didanai;
Adapun contoh bentuk dan kriteia kegiatan terlarang secara lengkap
mengacu pada formulir Daftar Kegiatan Terlarang (List Negatif)
sebagaimana pada formulir : Form-4, Proposal terlampir.
2. Daftar Periksa/Uji Identifikasi Dampak Lingkungan : Formulir ini
merupakan daftar identifikasi awal berupa, Potensi sumber dampak,
usulan alternatif tindakan penanganannya dan rencana pemantauannya.
KSM pada tahap perencanaan, memeriksa desain/usulan kegiatannya
terhadap potensi sumber dampak dan membuat jenis tindakan
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

48

pengamanan/mitigasinya yang sesuai. Kemudian pada tahap


pelaksanaan kegiatan, dilakukan pemantauan ulang untuk memastikan
bahwa semua tindakan penanganan dampak yang direncanakan/dipilih
telah dilaksanakan dilapangan. Pemantauan ulang ini dilakukan
sebanyak 2 kali masing-masing pada tahap kemajuan pekerjaan
mencapai kira-kira 50% dan kemajuan mencapai 100% atau telah
selesai.
Adapun contoh bentuk Identifikasi Dampak Lingkungan ini secara
lengkap mengacu pada formulir Uji Identifikasi Dampak Lingkungan
sebagaimana pada formulir : Form-5, Proposal terlampir.
Adapun cara pengisian kedua formulir tersebut adalah sebagai berikut :
1) Daftar Periksa Kegiatan Terlarang (Negatif List) : Periksa setiap usulan
kegiatan, Apakah desain/spesifikasi/rencana kegiatan yang diusulkan
ada yang sama atau termasuk dalam salah satu butir kegiatan yang
dilarang sebagaimana tercantum pada kolom Item/Butir yang dilarang.
Jawaban atas pertanyaan tersebut dituliskan dengan tanda () pada
kolom Ya atau Tidak yang sesuai/dipilih.
2) Daftar Uji Identifikasi Dampak Lingkungan : Untuk pengisian formulir ini
dapat mengacu pada Referensi Daftar Uji Identifikasi Dampak
Lingkungan (Lampiran-4). Periksa setiap usulan kegiatan, apakah
terdapat potensi sumber dampak lingkungan seperti butir-butir potensi
yang telah dicantumkan dalam Daftar (tersedia pada kolom potensi
sumber
dampak).
Apabila
Ada,
maka
pilih
tindakan
penanganannya/mitigasi yang sesuai (tersedia pada kolom alternatif
penanganan dampak). Salin Potensi dan Rencana Penanganan yang
dipilih ke format Daftar Uji Identifikasi Dampak Lingkungan (Form-5,
Proposal). Bilamana ditemukan ada potensi dan atau tindakan
penangana lain yang belum tercantum pada Daftar tersebut, silahkan
ditambahkan/dimasukan.
10. PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Pada dasarnya semua jenis kegiatan pembangunan sarana & parasana dapat
dikerjakan langsung oleh KSM dengan cara swadaya masyarakat, seperti
bergotong royong. Namun karena jumlah infrastruktur yang dibutuhkan
masyarakat cukup banyak dan tidak semua kegiatan tersebut dapat dipenuhi
(mampu ditangani) dengan cara swadaya maka melalui program PNPM
(kegiatan Lingkungan), disediakan stimulan bantuan dana (dari pinjaman Luar
Negeri) untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan tersebut.
Jadi penting untuk dipahami/dilihat bahwa dana BLM/PNPM hanyalah
merupakan pendukung dari swadaya masyarakat sehingga pemenuhan
terhadap kebutuhan pembangunan sarana & prasarana yang dihasilkan dapat
lebih banyak. Hal ini juga berarti bahwa melalui program PNPM ini,
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

49

masyarakat harus senantiasa mengupayakan sebanyak-banyaknya swadaya


(termasuk sumber-sumber pendanaan dari pemerintah atau pihak swasta
setempat) dan tidak berhenti hanya dengan adanya dana BLM saja.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan/proyek/sub-proyek adalah
merupakan anggaran biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh
kegiatan pembangunan prasarana sesuai dengan rencana (Gambar dan
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan).
Sesuai ketentuan program PNPM MP dalam pemanfaatan dana Bantuan
Langsung Masyarakat (BLM) maka pembiayaan usulan kegiatan prasarana
yang akan dibangun oleh masyarakat berasal dari dana Swadaya
masyarakat dan dana BLM/PNPM MP.
Oleh karena itu maka nilai RAB kegiatan prasarana adalah merupakan
gabungan perhitungan biaya dari kedua sumber dana tersebut. Atau dengan
kata lain bahwa didalam perhitungan RAB Kegiatan/Prasarana, sudah harus
dengan jelas memperlihatkan besarnya komponen dana swadaya dan
komponen dana PNPM MP /BLM.
Kegiatan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan/prasarana
merupakan tahap yang cukup penting dan dalam pelaksanaannya harus
memperhatikan
proses/langkah-langkah kegiatannya,
agar hasil yang
diperoleh paling mendekati nilai biaya pada saat pelaksanaan kegiatan
(realistis) serta sesuai dengan ketentuan PNPM MP dan dapat
dipertanggunjawabkan.
Adapun manfaat RAB adalah :
9 Untuk mengetahui berapa besar rencana biaya yang diperlukan untuk
menyelesiakan kegiatan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan;
9 Mengetahui jumlah/volume kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan;
9 Sebagai pedoman pada saat pelaksanaan kegiatan pembangunan
prasarana, khususnya pada saat melakukan pengadaan tenaga kerja,
bahan dan alat, baik menyangkut jumlah, jenis, maupun harga satuannya
masing-masing.
Hal yang perlu dipahami disini bahwa RAB sifatnya adalah suatu
perkiraan/rencana, artinya bahwa nilai volume maupun harga satuan tiap
jenis tenaga/bahan/alat yang paling menentukan dalam penyelesiaan
pekerjaan dalah nilai kebutuhan nyata (realisasi) dilapangan. Dan
seharusnya nilai realisasi ini sama atau tidak berbeda jauh dengan RAB
yang dibuat sebelumnya;
9 Untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dibuat didalam
dokumen proposal usulan pelaksanaan kegiatan KSM/Panitia.
Sedangkan Hasil/Keluaran yang diharapkan dari seluruh proses perhitungan
RAB adalah :
9 Masyarakat memperoleh/mengetahui volume/kuantitas kebutuhan tenaga
kerja, bahan, alat termasuk administrasi yang diperlukan untuk
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

50

melaksanakan/menyelesaikan seluruh pembangunan infrastruktur. Hal ini


diharapakan agar pada saat pelaksanaan konstruksi nantinya KSM lebih
mudah dan efisien dalam mengelola/mengalokasian dana-nya (tidak terjadi
pembelanjaan yang berlebih yang mengakibatkan pemborosan dana);
9 Mayarakat mengetahui total nilai biaya kegiatan dari kontribusi swadaya
masyarakat dan total kebutuhan dana dari BLM.
9 Adanya integrasi kontribusi swadaya warga dengan dana BLM PNPM MP;
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Penyusunan RAB :
9 RAB disusun oleh KSM/Panitia, yaitu Ketua Panitia dibantu oleh anggota
KSM yang mampu dan memahami cara pembuatan RAB;
9 RAB harus disusun secara teliti/hati-hati dan benar sehingga diperoleh nilai
RAB yang seimbang dengan biaya pelaksanaan pembangunan prasarana
yang telah direncanakan (RAB realistis). Atau dengan kata lain bahwa RAB
yang disusun tidak berlebihan (pemborosan) atau kekurangan dana
(kualitas atau kuantitas pekerjaan tidak dapat dipenuhi);
9 RAB bersifat terbuka, artinya siapapun warga boleh mengetahui RAB;
9 Dana BLM/PNPM tidak dapat digunakan untuk membiayai ganti rugi.
Masalah ganti rugi harus diselesaikan oleh masyarakat sendiri;
9 Apabila terjadi kekurangan dana pada tahap pelaksanaan pembangunan,
maka harus diusahakan/ditambah melalui swadaya agar memenuhi
kualitas/kuantitas pekerjaan sesuai yang direncanakan;
9 Dan sebaliknya apabila terdapat kelebihan dana maka harus digunakan
kembali hanya pada paket kegiatan tersebut dengan cara menambah
volume atau menyempurnakan parasarana yang dibangun tersebut;
Informasi atau data-data awal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan
penyusunan RAB :
1. Rencana
Swadaya
berdasarkan
hasil
rembug/musyawarah
Kesepakatan Swadaya Masyarakat (Berita Acara Rembug Swadaya);
2. Harga Satuan Upah/Bahan/Alat berdasarkan hasil rembug/musyawarah
Kesepakatan Harga Satuan (Berita Acara Rembug Harga);
3. Gambar-gambar rencana prasarana yang akan dibangun, termasuk datadata pendukung hasil survey teknik sebelumnya;
4. Metode/Cara pelaksanaan setiap kegiatan (apakah menggunakan tenaga
kerja atau peralatan);
5. Menyiapkan formulir-formulir perhitungan RAB yang diperlukan.
Setelah data-data hasil kegiatan tersebut (poin 1,2,3) diperoleh maka
proses perhitungan RAB dapat dilakukan sesuai langkah-langkah berikut :
1) Perhitungan Volume/Kuantitas Pekerjaan
2) Perhitungan Volume/Kuantitas Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan, Alat
3) Perhitungan Anggaran Biaya
Ketiga langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

51

10.1 PERHITUNGAN VOLUME/KUANTITAS PEKERJAAN

Yang harus dipersiapkan :


Gambar Rencana Detail yang sudah mencantumkan semua ukuran
prasarana dan spesifikasi (jenis/kualitas dari material/alat) yang
harus dipenuhi serta didukung dengan data-data hasil survey teknis.
Formulir perhitungan Kuantitas Pekerjaan (Form : RAB 2 & 2A).
Langkah langkah Perhitungan Volume Pekerjaan :
1. Buat daftar inventarisasi jenis-jenis (item) kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan bangunan prasarana sebagaimana
yang direncanakan. Daftar item pekerjaan tersebut harus sudah
mencantumkan satuan pengukurannya. Sebagai contoh misalnya :
Item Pekerjaan
1. Pekerjaan Penyiapan Tanah Dasar/Badan Jalan
2. Penimbunan Badan Jalan
3. Lapis Pondasi Bawah Kelas C (Sirtu)
4. Galian Parit
5. Pekerjaan Beton
6. Pekerjaan Saluran Ps. Batu Kali

Satuan
M2
M3
M3
M3
M2
M3

Untuk menentukan jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam


pembangunan prasarana/infrastruktur maka secara teknis harus ada
gambar perencanaan infrastruktur, minimal gambar denah dan
potongan dari prasarana/infrastruktur yang akan dibangun tersebut.
Sebab dari gambar-gambar tersebut dapat diketahui kegiatankegiatan apa saja yang harus dilakukan untuk membangun
infrastruktur tersebut sampai selesai. Apabila gambar-gambar tidak
tersedia maka diperlukan orang yang sudah mempunyai pengalaman
dalam melakukan pekerjaan yang sama dengan prasarana yang
hendak dibuat, misalnya tukang atau mandor bangunan. Kemudian
Urutan jenis-jenis atau item pekerjaan tersebut hendaknya dibuat
sesuai urutan pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
2. Lakukan perhitungan kuantitas/volume tiap jenis/item pekerjaan.
Volume pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah banyaknya
pekerjaan yang harus dibuat (rencana) menurut satuan pengukuran
pekerjaannya.
Ketentuan perhitungan volume tiap item pekerjaan adalah :
Volume harus sesuai dengan satuan pengukuran pekerjaannya atau
dengan kata lain bahwa setiap item pekerjaan yang satuan
pengukurannya berbeda mempunyai cara perhitungan volume
pekerjaan yang berbeda pula.
Misalnya ;
Volume pekerjaan penyiapan badan jalan yang diukur dalam satuan
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

52

meterpersegi (m2) = panjang tanah dasar yang akan disiapkan x


lebar yang harus disiapkan;
Berbeda dengan
Volume Penimbunan Badan Jalan yang diukur dalam satuan
meterkubik (m3) = panjang timbunan x lebar x tinggi (atau tebal)
timbunan.
Sedangkan ukuran (panjang, lebar, tinggi/tebal) harus sesuai
dengan yang direncanakan (sesuai ukuran pada gambar).
Agar diperoleh ketelitian dan memudahkan perhitungan volume
pekerjaan maka sebaiknya perhitungan dilakukan per item pekerjaan
sesuai urutan item pekerjaan pada daftar yang telah dibuat
sebelumnya. Cara melakukan perhitungan dapat dibuat format Tabel
Contoh perhitungan Volume Pekerjaan sederhana (Form-RAB2A).
Karena Perhitungan Volume Pekerjaan tersebut akan menjadi acuan
pada pelaksanaan pembangunan prasarana maka perhitungan
volumenya harus cukup teliti, sederhana dan jelas sehingga mudah
dipahami.
No

1.

Uraian Pekerjaan

Lapis
Bawah
(Sirtu)

Satuan

Pondasi M3
Kelas C

Sketsa dan Perhitungan


T= 20cm

L= 2m

Volume

80

P (panjang)= 200m

Vol. = P x L x T
= 200 x 2 x 0,2
= 80
Dst.
3. Buat Rekapitulasi Daftar Kuantitas/Volume seluruh pekerjaan.
Daftar
Rekapitulasi
Kuantitas
ini
berupa
tabel
yang
menggambarkan/memuat volume dan satuan tiap jenis pekerjaan
secara keseluruhan kegiatan (proyek). Adapun sumber informasinya
adalah hasil perhitungan langkah 2 diatas. Adapun Contoh bentuk
fomatnya adalah seperti pada tabel / formulir (RAB-2) berikut.

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

53

Cara Pengerjaan Formulir :


9 No. Urut : Isi nomor urut jenis pekerjaan;
9 Uraian Pekerjaan : Diisi nama jenis pekerjaan
9 Satuan : Diisi dengan satuan pengukuran pekerjaan
9 Volume/Kuantitas Diisi dengan nilai volume pekerjaan
10.2 PERHITUNGAN
VOLUME/KUANTITAS
KEBUTUHAN
(Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan/Material dan Peralatan)

PEKERJAAN

Komponen kebutuhan untuk melaksanakan suatu kegiatan konstruksi


yang harus diperhitungkan biayanya disini adalah mencakup komponen
Tenaga Kerja, Bahan Bangunan, Peralatan dan Administrasi. Untuk
komponen Tenaga Kerja, Bahan dan Alat harus dihitung berdasarkan
kebutuhan tiap jenis/item pekerjaan yang akan dilakukan dilapangan
sedangkan untuk administrasi dihitung sekaligus untuk keseluruhan
penyelesaiaan pekerjaan atau proyek/sub-proyek (tidak diperhitungkan
langsung pada tiap jenis/item pekerjaan).
Perhitungan Volume kebutuhan disini mencakup 3 tahapan, yaitu :
a. Perhitungan Volume Kebutuhan Total Pekerjaan/Proyek;
b. Perhitungan Volume Kebutuhan Swadaya masyarakat;
c. Perhitungan Volume Kebutuhan BLM/PNPM;
Masing-masing tahapan dapat diuraikan sebagai berikut :
A). Perhitungan Volume Total Kebutuhan Kegiatan/Proyek/Sub-proyek

Sebagai dasar perhitungan Volume Kebutuhan Bahan, Tenaga kerja dan


peralatan yang akan digunakan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
pembangunan prasarana adalah Hasil Perhitungan Kuantitas/Volume
tiap item Pekerjaan sebelumnya (lihat Langkah 2) dan rencana metode
pelaksanaan pekerjaan yang dipilih. Metode kerja disini lebih kepada
apakah pekerjaan dilakukan secara padat karya (menggunakan tenaga
manusia) atau dengan menggunakan peralatan (mesin).
Langkah langkah Perhitungan Volume Kebutuhan Tenaga Kerja, Bahan, Alat dan
administrasi untuk seluruh kegiatan proyek :
1. Hitung kebutuhan tenaga kerja/bahan/alat tiap jenis pekerjaan.
Lakukan perhitungan ini sampai semua jenis (item) pekerjaan selesai.
Sebagai dasar acuan jenis-jenis pekerjaan dapat mengacu pada
Daftar Kuantitas Pekerjaan yang telah dibuat sebelumnya.
2. Buat Rekapitulasi Kebutuhan total Tenaga kerja, bahan dan alat yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan/proyek.
3. Hitung kebutuhan administrasi untuk menyelesaikan seluruh
kegiatan/proyek.
Masing-masing langkah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja/bahan/alat tiap jenis pekerjaan.
Cara pelaksanaannya adalah :
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

54

a. Berdasarkan metode pelaksanaan yang dipilih, maka setiap item


pekerjaan, perlu diidentifikasi/ditentukan semua jenis/macam dari :
Tenaga Kerja yang diperlukan, misalnya Mandor/ketua
kelompok, Tukang, Pekerja;
Material/bahan yang dibutuhkan, misalnya pasir, semen, besi,
dll;
Peralatan Kerja yang dibutuhkan, misalnya beton molen, mesin
gilas, dll. Untuk alat seperti cangkul, linggis, ember dapat
dikelompokan menjadi satu set alat dan biasa disebut alat bantu;
b. Kemudian harus ditentukan/diketahui besarnya kebutuhan dasar
untuk menyelesaikan satu satuan pengukuran pekerjaan tersebut
atau biasa disebut koefisien dari setiap jenis/macam Tenaga Kerja,
Material/bahan, Peralatan Kerja.
c. Hasil identifikasi dan koefisien masing-masing tenaga kerja, bahan
dan alat dicatat untuk masing-masing item pekerjaaan yang ada.
d. Berdasarkan data hasil poin a,b, Lakukan perhitungan kebutuhan
untuk semua jenis/item kegiatan selesai. Sebagai dasar acuan
jenis-jenis pekerjaan dapat mengacu pada Daftar Kuantitas
Pekerjaan yang telah dibuat sebelumnya.
e. Prinsip dasar perhitungan Volume kebutuhan ini adalah : koefisien
tiap jenis kebutuhan dikali volume tiap jenis pekerjaan. Dengan
demikian maka kebutuhan untuk masing-masing jenis/macam dari
Tenaga Kerja, Bahan, Alat, dapat dihitung dengan rumus umum
berikut :
Volume TK
Volume Bahan
Volume Alat

Volume Pekerjaan

= Koefisien Bahan

Volume Pekerjaan

Volume Pekerjaan

Koefisien TK

Koefisien Alat

Untuk memudahkan proses perhitungan Kebutuhan tiap item


pekerjaan maka dapat dibuat formulir seperti Formulir RAB-3 berikut.

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

55

Cara Pengerjaan Formulir :


9 Uraian : Diisi nama tiap jenis komponen biaya Tenaga Kerja, Bahan,
Peralatan yang sesuai kebutuhan pekerjaan tersebut;
9 Satuan : Diisi dengan satuan pengukuran tiap jenis komponen biaya
pekerjaan
9 Volume/Kuantitas per satu satuan pekerjaan (koefisien): Diisi dengan nilai
volume persatuan pekerjaan
9 Jumlah/Volume Kebutuhan : Diisi dengan nilai Volume/kebutuhan untuk
masing-masing Tenaga Kerja, Bahan dan Alat. Caranya Tuliskan hasil
Perkalian antara angka Koefisien dengan Volume Item Pekerjaan;

2. Buat Rekapitulasi Kebutuhan total Tenaga kerja, bahan dan alat yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proyek.
Dasar perhitungan rekapitulasi ini adalah hasil perhitungan volume
kebutuhan tiap pekerjaan (lihat langkah 1 diatas). Prinsip
perhitungannya adalah Jumlah total masing-masing kebutuhan tiap
jenis/macam dari Tenaga Kerja, Bahan dan Alat yang dibutuhkan
pada tiap jenis pekerjaan dijumlahkan untuk seluruh jenis pekerjaan
yang ada. Untuk memudahkan proses perhitungan maka dapat dibuat
tabel bantu seperti berikut :
Tabel bantu Perhitungan Rekapitulasi Kebutuhan Proyek/Sub Proyek :

(M3) (Buah) (..) (Jam) (Jam) (Set)

Dst.

Beton
Molen
Mesin
Gilas
Alat
Bantu

Vol. Kebutuhan Alat


Dst.

Kerikil
(M3)

Bt Bata

Pasir

(HOK) (HOK) (HOK) (HOK) (Zak) (M3)

Bt. Kali

Volume Kebutuhan Bahan


Semen

Pekerja

Tukang

Ka.
Tukang

No Uraian Pekerjaan

Mandor

Vol. Kebutuhan T. Kerja

(.)

1
2
dst

Total

Cara Pengerjaan Formulir :


9 No : Diisi Nomor urut pekerjaan;
9 Uraian Pekerjaan : Diisi nama tiap jenis pekerjaan;
9 Kolom Volume Kebutuhan Tenaga Kerja (Mandor/Ka. Tukang,
Tukang,Pekerja) diisi nilai volume/jumlah masing-masing sesuai jenis
pekerjaannya;
9 Kolom Volume Kebutuhan Bahan dan Volume Kebutuhan Alat, prinsip
pengisiannya sama dengan Volume Kebutuhan Tenaga Kerja
9 Baris Total pada setiap kolom kebutuhan : Diisi hasil penjumlahan Volume
Kebutuhan dari kegiatan pertama (baris teratas) sampai kegiatan terakhir
(baris terbawah);
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

56

Hasil perhitungan rekapitulasi ini akan menjadi masukan volume total


kebutuhan tenaga kerja, bahan, alat untuk perhitungan biayanya.
Salinlah nilai-nilai total dari setiap jenis kebutuhan yang ada pada
tabel tersebut kedalam Formulir Rencana Anggaran Biaya (Formulir
RAB-4) pada kolom Volume Kebutuhan Total (Kolom 4) untuk
masing-masing komponen yang sesuai.
3. Hitung Kebutuhan Administrasi yang diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh kegiatan/proyek.
Komponen kegiatan administrasi untuk menyelesaikan seluruh
kegiatan/proyek, disini hanya mencakup kegiatan administrasi minimal
yang harus dibuat/dilakukan oleh KSM selama pelaksanaan
konstruksi, yaitu mencakup komponen :
Pembuatan Papan Nama Proyek;
Pembuatan administrasi Harian dan Mingguan Lapangan;
Pembuatan Laporan Kegiatan KSM (Kemajuan Dwi-Mingguan
dan Pertanggungjawaban/Akhir);
Photo copy (seperti dokumen proposal, laporan, administrasi, dll);
Pengadaan ATK yang diperlukan;
Dokumentasi/photo-photo kegiatan (0%, 50%, 100%);
Materai secukupnya;
Pengujian Kualitas Air Minum (1 sampel/contoh benda uji), hanya
untuk infrastruktur Air Minum yang sumber airnya bukan berasal
dari air hujan, PDAM atau perusahaan air minum lainnya.
Besarnya volume kebutuhan untuk tiap komponen administrasi
tersebut pada dasarnya dihitung sesuai kebutuhan lapangan. Dalam
hal volume setiap komponen tidak dapat diperkirakan dengan pasti
maka dapat digunakan volume 1 (satu) dengan satuan Lumpsum
(Ls), kecuali untuk pengujian kualitas air minum, yaitu 1 (satu)
sampel/contoh benda uji.
Hasil perhitungan ini akan menjadi masukan volume total kebutuhan
kegiatan administrasi untuk perhitungan biaya proyek. Salinlah nilainilai volume dari setiap jenis kebutuhan administrasi tersebut kedalam
Formulir Rencana Anggaran Biaya (Formulir RAB-4) pada kolom
Volume Kebutuhan Total (Kolom 4) untuk komponen administrasi.
Beberapa hal yang perlu dipahami berkaitan dengan penggunaan
koefisien tenaga kerja, bahan dan alat :
Koefisien selalu dinyatakan dalam bentuk angka, bisa angkanya bulat
(1, 2, dst) atau angka pecahan (ada angka dibelakang koma seperti
0,003 atau 0,03, dst);
Angka koefisien dapat berbeda-beda untuk tiap jenis tenaga kerja,
bahan, alat serta untuk tiap jenis pekerjaan;
Angka koefisien biasanya diperoleh dari hasil pengujian yg dilakukan
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

57

khusus untuk itu (meskipun juga ada yang bisa dihitung sendiri),
sehingga didalam penyusunan RAB umumnya koefisien mengacu
pada referensi/sumber yang diterbitkan secara resmi seperti Analisa
BOW, Analisa SNI, Analisa K, informasi yang diterbitkan oleh
pemerintah, dinas/sektor terkait di daerah;
Pengertian KOEFISIEN :
Yang dimaksud dengan koefisien tenaga kerja atau biasa disebut
produktivitas tenaga kerja disini adalah banyaknya volume
pekerjaan yang mampu dikerjakan/diselesaikan oleh seorang
tenaga kerja dalam satu satuan waktu tertentu atau banyaknya
tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan satu satuan
pengukuran pekerjaan dalam satu satuan waktu tertentu. Satuan
yang digunakan adalah Hari Orang Kerja (HOK). Satu HOK
biasanya sama dengan 6 sampai 8 jam kerja (sesuai kondisi
setempat).
Sebagai contoh, misalnya untuk pekerjaan 1 M3 pasangan pondasi batu kali
adukan 1semen : 4 pasir, maka koefisien tenaga kerja adalah :
9
0,18 untuk Mandor/Kepala Kelompok
9
0, 12 untuk Kepala Tukang Batu
9
1,20 untuk Tukang Batu
9
3,60 untuk Pekerja
Pengertiannya adalah 0,18 mandor + 0,12 kepala tukang + 1,2 tukang + 3,6
pekerja, bekerja bersama dalam 1 hari dapat menyelesiakan 1 m3 pasangan
pondasi batu kali.
Yang dimaksud dengan koefisien bahan/material disini adalah
banyaknya/jumlah bahan/material yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan satu satuan pengukuran pekerjaan. Satuan yang
digunakan adalah sama dengan satuan pengukuran bahan,
misalnya pasir dinyakatakan dalam m3, semen dinyatakan dalam
zak, dst.
Sebagai contoh, misalnya untuk pekerjaan 1 M3 pasangan pondasi batu kali
adukan 1semen : 4 pasir, maka koefisien bahan :
9
1,20 M3 untuk batu kali
9
0,522 M3 untuk pasir pasangan
9
2,86 untuk zak semen
Yang dimaksud dengan koefisien alat/peralatan atau biasa disebut
juga produktivitas peralatan adalah banyaknya volume pekerjaan
yang mampu dihasilkan oleh suatu peralatan dalam satu satuan
waktu tertentu atau banyaknya suatu peralatan yang diperlukan
untuk melaksanakan/menyelesiakan pekerjaan dalam satu satuan
waktu tertentu. Satuan yang digunakan adalah jam atau hari untuk
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

58

Sebagai contoh, misalnya untuk pemadatan pekerjaan lapis pondasi sirtu per
m3 dengan menggunakan alat mesin gilas, maka koefisien alat mesin gilas
adalah 0,083 per m3.
B). Perhitungan Volume Swadaya Masyarakat

Perhitungan Volume tiap jenis swadaya yang diberikan oleh


masyarakat pada tahap ini mencakup seluruh komponen swadaya
masyarakat yang dikontribusikan oleh warga, berupa: Tenaga Kerja,
Bahan, Peralatan, Administrasi, Dana Tunai, Lahan dan Konsumsi.
Data atau informasi utama untuk perhitungan volume swadaya ini
adalah Daftar Swadaya masyarakat yang telah disepakati pada
Rembug Kesepakatan Swadaya sebelumnya.
Sedangkan proses perhitungannya, pada prinsipnya sama dengan
membuat rekapitulasi volume kebutuhan proyek diatas, yaitu dengan
menjumlahkan semua volume tiap macam bentuk swadaya yang
sama, misalnya berapa jumlah dari tiap jenis Tenaga Kerja Mandor,
Kepala Tukang, Tukang, Pekerja, semen, alat bantu cangkul, dll.
Hasil perhitungan rekapitulasi swadaya ini akan menjadi masukan
volume kebutuhan swadaya untuk perhitungan RAB. Salinlah nilai-nilai
volume kontribusi swadaya ini kedalam Formulir Rencana Anggaran
Biaya (Formulir RAB-4) pada kolom Volume Kebutuhan Swadaya
(Kolom 5)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1) Apabila ada swadaya dalam bentuk dana tunai yang belum
dijadikan menjadi bentuk barang seperti bahan/alat/administrasi
pada waktu rembug kesepakatan swadaya masyarakat
sebelumnya, maka dalam proses perhitungan RAB ini perlu terlebih
dahulu diubah nilainya kedalam bentuk komponen swadaya non
dana tunai (berupa barang) yang sebanding, misalnya menjadi
bahan semen 1 zak, atau biaya administrasi pembuatan papan
nama proyek, dll.
2) Untuk tiap jenis tenaga kerja (mandor, kepala tukang, tukang,
pekerja) maka perlu diperhatikan bahwa satuannya harus dibuat
dalam bentuk HOK, yaitu jumlah hari kerja yang disawadayakan
dikali jumlah jam kerja perhari. Besarnya Jam Kerja perhari
biasanya 6 sampai 8 jam (dipilih sesuai jam kerja setempat).
C). Perhitungan Volume Kebutuhan BLM/PNPM MP

Volume kebutuhan untuk sumber dana dari BLM PNPM hanya


mencakup 4 komponen utama biaya konstruksi, yaitu berupa :
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

59

Tenaga Kerja, Bahan, Peralatan, Administrasi (termasuk Biaya


Pengujian Kualitas Air Minum, untuk infrastruktur Air Minum yang
sumber airnya bukan berasal dari air hujan, PDAM atau perusahaan
air minum lainnya).
Dasar perhitungannya adalah dilakukan dengan cara Kebutuhan Total
Proyek dikurangi dengan Kebutuhan swadaya masyarakat untuk
masing-masing komponen tenaga kerja, bahan alat dan administrasi
yang sesuai.
Proses perhitungannya dapat langsung menggunakan formulir
Formulir Rencana Anggaran Biaya (Formulir RAB-4 kolom 6) yaitu
nilai volume kebutuhan total (kolom 4) dikurangi volume kebutuhan
swadaya (kolom 5).
Hasil akhir kegiatan perhitungan volume kebutuhan tenaga kerja,
bahan dan alat ini akan diperoleh gambaran :
1. Rekapitulasi dan rincian Volume kebutuhan Bahan, Tenaga kerja
dan Peralatan yang akan digunakan dari seluruh item pekerjaan
pembangunan prasarana
2. Rekapitulasi dan rincian Volume/kuantitas kebutuhan Bahan,
Tenaga kerja dan Peralatan dari kontribusi swadaya masyarakat
untuk pembangunan prasarana.
3. Rekapitulasi dan Rincian Volume/kuantitas kebutuhan Bahan,
Tenaga kerja dan Peralatan, untuk porsi sumber dana BLM.
10.3 PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) Swadaya & BLM

Perhitungan RAB disini adalah mencakup perhitungan RAB Prasarana


yang dirinci untuk masing-masing sumber dana swadaya (kontribusi
warga) dan sumber dana BLM PNPM MP.
Prinsip dasar perhitungan RAB ini adalah diperoleh dengan cara
menjumlahkan biaya (RAB) dari setiap komponen yang diperlukan.
Sedangkan besarnya biaya setiap komponen adalah Volume setiap
komponen dikali harga satuannya. Dasar perhitungan RAB, secara
sederhana dapat digunakan rumus berikut :
RAB

VOLUME

HARGA SATUAN

Adapun proses perhitungan RAB disini, mencakup :


A. RAB Swadaya Masyarakat dan RAB BLM/PNPM MP;
B. Rekapitulasi RAB Swadaya dan BLM (Diperlukan bilamana usulan
kegiatan KSM lebih dari satu jenis).
A). Perhitungan RAB Swadaya Masyarakat dan BLM/PNPM MP
o Swadaya Masyarakat :
Komponen
biaya
kontribusi/swadaya
masyarakat
yang
diperhitungkan pada RAB disini, mencakup 7 (tujuh) komponen,
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

60

yaitu : komponen Tenaga Kerja, Bahan, Peralatan, Dana Tunai,


Lahan, Konsumsi dan Administrasi proyek;
Sebagai dasar perhitungan RAB Swadaya masyarakat adalah
data/informasi hasil perhitungan volume kebutuhan/kontribusi
swadaya yang telah dibuat sebelumnya (langkah 10.2.B) dan data
harga satuan. Harga satuan yang dipergunakan untuk menilai
swadaya ini adalah sama dengan harga satuan yang telah disepakati
(hasil survey 3 toko) dan khusus untuk tanah/tanaman produktif,
konsumsi dan administrasi maka dapat menggunakan harga pasar
setempat.
o BLM/PNPM MP :
Komponen RAB kegiatan yang diperhitungkan dari sumber dana
BLM PNPM MP adalah mencakup komponen biaya : upah tenaga
kerja, material/bahan, peralatan dan biaya Administrasi.
Khusus untuk pembiayaan kegiatan administrasi KSM, sangat didorong
untuk dipenuhi dari dana Swadaya masyarakat atau dukungan pihak ketiga
lainnya. Namun demikian dimungkinkan dapat menggunakan secara
terbatas sumber dana dari BLM/PNPM, sepanjang dapat dipastikan
penggunaannya oleh konsultan dan ini tidak menutup kemungkinan adanya
swadaya.
Penggunaan
dana
tersebut
harus
diverifikasi
baik
perencanaannya maupun realisasinya oleh Tim Konsultan dan BKM/UPL.
Batasan besarnya pagu per KSM dan cara pengalokasiannya dapat dilihat
pada penjelasan Catatan Yang Harus Diperhatikan, pada bagian akhir
penjelasan Rekapitulasi RAB.

Sebagai dasar perhitungan RAB kegiatan dari sumber dana BLM


PNPM MP adalah data/informasi hasil perhitungan volume
kebutuhan tenaga kerja, material/bahan, peralatan dan administrasi
untuk BLM yang telah dibuat sebelumnya (langkah 10.2.C) dan data
Harga satuan hasil survey 3 toko yang telah disepakati.
Adapun Penjelasan Cara Perhitungan tiap komponen biaya dalam
RAB tersebut sebagaimana diuraikan pada tabel berikut :
No
1.

2.

Jenis
Komponen
Tenaga Kerja
(Mandor/K.Klp,
Tukang,Pekerja, dlll)

Bahan Bangunan
(Pasir, Batu,
Semen,dll)

Satuan

Volume

HOK

Jumlah Org TK
dikali jumlah hari
kerja yang
diberikan untuk
tiap jenis TK.
(sesuai jumlah yg
telah disepakati
KSM)
Sesuai jumlah
Sesuai
yang telah
satuan
jenis bahan disepakati KSM
(m2,m3,za untuk tiap jenis

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Harga Satuan
(Rp)
Sesuai Nilai Upah
harian setempat
atau untuk tk. Kota
dapat memakai
UMR perhari

Nilai/Biaya
(Rp.)
Jum. HOK x
Upah perhari

Sesuai Harga
satuan dasar tiap
jenis bahan
termasuk biaya

Jumlah Volume
x Harga Satuan
Dasar Bahan
61

No

Jenis
Komponen

Satuan
k, dll)

3.

Alat/Peralatan Kerja
(pacul, pengaduk
semen, ember beton,
dll)

4.

Administrasi :

5.

6.

7.

Sesuai
satuan
jenis Alat
(bh, zak,
dll)

Volume
Bahan
Sesuai jumlah
yang telah
disepakati KSM
untuk tiap jenis
Alat

Harga Satuan
(Rp)
transportnya
sampai dilokasi.
Sesuai Nilai
pembelian/
pembuatan/ sewa,
untuk tiap jenis
Alat

Nilai/Biaya
(Rp.)
Jumlah Volume
x Harga Satuan
Alat

Papan
Nama
Jumlah Volume
Sesuai
Dihitung biaya
Dihitung sesuai
Proyek;
satuan
sesuai kebutuhan x Harga Satuan
kebutuhan tiap
Administrasi
tiap komponen
kebutuhan komponen untuk
tiap komponen
Harian/Mingguan
tiap
keseluruhan
Laporan Kegiatan
kegiatan/proyek
KSM (Kemajuan komponen
atau
(atau gunakan
Dwi-Mingguan dan
volume = 1 bila
Pertanggungjawab digunakan
satuan
Ls
satuannya
adalah
an/Akhir);
(Lumpsum)
Ls (Lumpsum)
Photo copy
untuk
Pengadaan ATK
masing Photo-photo
masing
kegiatan (0%, 50%,
komponen
100%);
Materai;
Pengujian Kualitas
Air Minum
Dana Tunai
Bila ada swadaya tunai, supaya dijadikan berbentuk non-tunai yang
(Swadaya)
dibutuhkan untuk kegiatan konstruksi (bisa seperti bahan, alat,
administrasi) sehingga pada saat dimasukan dalam perhitungan RAB,
swadaya dana tunai tersebut sudah terintegrasi atau langsung
dipergunakan.
Tanah/Tanaman yang terkena proyek :
a. Tanah
M2
Luas tanah yang Sesuai NJOP
Jumlah Volume
terkena proyek
(Nilai Obyek
x Harga Satuan
Pajak) setempat
Tanah
b. Tanaman
Batang/
Jumlah tanaman Sesuai nilai
Jumlah Volume
Produktif
Pohon
yang terkena
Tanaman dilokasi x Harga Satuan
proyek
setempat
Tanah
Total Nilai
Ls/paket
Sesuai jumlah
Sesuai Nilai
Konsumsi :
semua jenis
yang ada
pembelian/
(dapat dirinci sesuai
Konsumsi
pembuatan tiap
jenis konsumsi dan
jenis konsumsi
harganya)

Hasil akhir dari perhitungan RAB ini adalah diperolehnya gambaran


besarnya nilai rencana swadaya masyarakat dan BLM PNPM MP yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana, meliputi :
1. Volume/kuantitas dari setiap bentuk swadaya dan BLM/PNPM MP;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

62

2. Besarnya nilai/biaya setiap bentuk swadaya dan BLM/PNPM MP;


Selanjutnya perhitungan RAB Swadaya dan BLM ini dapat langsung
menggunakan formulir (Formulir RAB-4), seperti tabel berikut :

CARA PENGERJAAN FORMULIR RAB-4 :


Judul
Kolom
No. Urut
(Kolom 1)
Uraian
(Kolom 2)

Penjelasan Cara Pengerjaan


Kosongkan (pada formulir sudah ada)
Tuliskan hasil identifikasi tiap jenis komponen kebutuhan RAB
(baik swadaya maupun BLM) yang diperlukan. Sebagai acuan
dapat menggunakan jenis-jenis komponen hasil perhitungan
kebutuhan proyek dan swadaya.

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

63

Satuan
(kolom 3)
Volume
Kebutuhan
Total
(Kolom 4)
Volume
Swadaya
(Kolom 5)
Volume
Kebutuhan
BLM (Kolom
6)
Harga Satuan
(kolom 7)

Jumlah Biaya
Swadaya
(Kolom 8)
Jumlah Biaya
BLM/PNPM
MP (Kolom
9)
Baris :
Jumlah Total
Biaya
(Swadaya
dan BLM)

Baris :
Jumlah Total
Biaya Upah
T. Kerja
Baris :
Jumlah Total
Biaya
Konstruksi
Swadaya &
BLM

Diisi dengan satuan pengukuran jenis komponen yang sesuai


(HOK untuk Tenaga Kerja dan untuk satuan bahan/alat adalah
yang sesuai)
Diisi dengan jumlah kebutuhan total pekerjaan (sub proyek) untuk
tiap jenis komponen masing-masing
Diisi dengan jumlah kebutuhan masing-masing komponen dari
swadaya.
Diisi dengan nilai Volume/kebutuhan untuk masing-masing
Tenaga Kerja, Bahan dan Alat dari sumber dana BLM. Caranya :
Nilai Volume Kebutuhan Total (kolom 4) dikurangi dengan nilai
Kebutuhan Swadaya (kolom 5) untuk masing-masing komponen;
Diisi dengan harga satuan masing-masing komponen. Nilai Harga
Satuan yang dipakai berpedoman pada Hasil Kesepakatan Harga
Satuan Hasil Survey, sedangkan untuk Hraga satuan
Tanah/Tanaman, Konsumsi harus menggunakan harga harga
pasaran di desa/kelurahan setempat.
Diisi dengan nilai jumlah biaya masing-masing komponen
swadaya. Caranya Nilai Volume Swadaya (kolom 5) dikali dengan
nilai Harga Satuan masing-masing (Kolom 7);
Diisi dengan nilai jumlah biaya masing-masing komponen
BLM/PNPM. Caranya Nilai Volume BLM (kolom 6) dikali dengan
nilai Harga Satuan masing-masing (Kolom 7);
Kolom 8-Swadaya) : Diisi dengan nilai total biaya semua
komponen Swadaya.
Caranya Jumlahkan Nilai pada Subjumlah Tenaga Kerja
(subtotal 1) + subtotal Bahan (subtotal 2) + subtotal Alat
(subtotal 3) + subtotal Dana Tunai (subtotal 5) + subtotal
Tanah/Tanaman (subtotal 6) + subtotal Konsumsi (subtotal 7)
yang ada
Kolom 9-BLM) : Diisi dengan nilai
total biaya semua
komponen BLM/PNPM MP.
Caranya Jumlahkan Nilai pada Subjumlah Tenaga Kerja
(subtotal 1) + subtotal Bahan (subtotal 2) + subtotal Alat
(subtotal 3) + subtotal Administrasi (subtotal 4) yang ada.
Diisi dengan nilai total jumlah total biaya semua komponen
Tenaga kerja dari swadaya dan BLM. Caranya Salin Nilai pada
Subtotal Tenaga Kerja (subtotal 1) swadaya ditambah Subtotal
Tenaga Kerja BLM yang ada.
Diisi dengan nilai total jumlah Biaya Langsung Konstruksi dari
Swadaya dan BLM.
Caranya Jumlahkan Nilai pada Subjumlah Tenaga Kerja (subtotal
1) + subtotal Bahan (subtotal 2) + subtotal Alat (subtotal 3) +
subtotal Administrasi (subtotal 4) baik Swadaya maupun BLM
yang ada.

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

64

2). Rekapitulasi RAB (Swadaya dan BLM/PNPM)


Rekapitulasi RAB ini pada dasarnya hanya merupakan
penggabungan dari masing-masing RAB Swadaya dan RAB
BLM/PNPM MP kedalam satu format, bilamana kegiatan KSM lebih
dari satu kegiatan. Atau dengan kata lain bahwa bila kegiatan KSM
yang ada hanya satu maka Rekapitulasi ini tidak perlu dibuat, cukup
formulir RAB-4 saja.
Sedangkan prinsip perhitungannya adalah dengan cara
menjumlahkan hasil perhitungan masing-masing biaya tiap
komponen yang sesuai dari swadaya dengan BLM untuk tiap
kegiatan, misalnya KSM mengusulkan 2 kegiatan yaitu
pembangunan MCK dan Jalan Rabat Beton, maka Rekapitulasi yang
dilakukan adalah menjumlahkan nilai biaya setiap komponen yang
sama pada kegiatan MCK dan kegiatan Jalan Rabat Beton.
Untuk memudahkan proses dan cara perhitungan dapat
menggunakan formulir Rekapitulasi RAB (Formulir RAB-5) berikut.

CARA PENGERJAAN FORMULIR RAB-5

Penjelasan Penggunaan Formulir Rekapitulasi RAB


1. Bila jumlah kegiatan yang diusulkan hanya ada satu maka formulir rekap ini tidak perlu dibuat.
2. Bila jumlah kegiatan (Form RAB-4) yang dibuat lebih dari dua maka jumlah kolom (7), (8), (9)
dan (10) harus ditambah lagi sesuai jumlah RAB/kegiatan tersebut.
3. Kotak yang dihitamkan tidak perlu diisi.
Judul Kolom
Penjelasan Cara Pengerjaan
No. Urut (kolom 1) dan Uraian (Kolom 2), Kosongkan (pada formulir sudah ada)
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

65

Dari Swadaya
(Kolom 3)
(sesuai No.
RAB)
Dari
BLM/PNPM
(Kolom 4)
(sesuai No.
RAB)
Total (Kolom
5)
Bobot (Kolom
6)

Baris
:
Jumlah HOK
Konstruksi

Baris : Jumlah
Biaya
Konstruksi
Kolom (7), (8),
(9) dan (10)
Kolom (11),
(12), (13) dan
(14)

Diisi dengan nilai hasil total biaya semua komponen Swadaya sesuai kegiatan
masing-masing/No. RABnya Caranya, Salin nilai Formulir RAB-4 masing-masing
kegiatan yang sesuai untuk Nilai Subjumlah Tenaga Kerja (subtotal 1) + subtotal
Bahan (subtotal 2) + subtotal Alat (subtotal 3) + sub total administrasi (sub total
4) + subtotal Dana Tunai (subtotal 5) + subtotal Tanah/Tanaman (subtotal 6) +
subtotal Konsumsi (subtotal 7).
Diisi dengan nilai hasil total biaya semua komponen BLM sesuai kegiatan
masing-masing/No. RABnya. Caranya salin nilai Formulir RAB-4 masing-masing
kegiatan yang sesuai untuk nilai pada subtotal Tenaga Kerja (subtotal 1) +
subtotal Bahan (subtotal 2) + subtotal Alat (subtotal 3) + subtotal Administrasi
(subtotal 4).
Diisi dengan nilai total penjumlahan biaya masing-masing komponen BLM dan
Swadaya. Caranya Nilai Swadaya (kolom 3) ditambah dengan nilai BLM (kolom
4) untuk masing-masing jenis uraian yang ada.
Diisi dengan nilai bobot masing-masing komponen biaya pada setiap kegiatan
tersebut, yaitu masing2 nilai biaya tiap komponen dibagi dengan jumlah total
biaya dari semua komponen pada kegiatan tersebut, kemudian dikali dengan
100. (Dikalikan dengan angka 100 karena satuan bobot adal prosen/per seratus).
Caranya untuk masing-masing komponen, yaitu nilai biaya pada kolom (5) dibagi
dengan jumlah total biaya (jumlah A s/d G) yang ada pada kolom (5), kemudian
nilai tersebut di kali 100.
Diisi dengan nilai total HOK tenaga Kerja. Caranya jumlahkan semua nilai
volume kebutuhan tenaga kerja baik swadaya maupun BLM dari semua kegiatan
KSM., (Jumlahkan nilai subtotal 1, kolom 4 pada tiap Formulir RAB-4/tiap
kegiatan)
Perhatikan, Nilai HOK ini bukan nilai uangnya/bentuk rupiah tetapi volumenya
(satuannya HOK).
Diisi dengan jumlah nilai Biaya Tenaga kerja, Bahan, Alat, Administrasi dari
Swadaya dan BLM. Caranya jumlahkan nilai Biaya Tenaga kerja, Bahan, Alat,
Administrasi yang ada pada kolom total (4).
Prinsip pengisian sama dengan pengisian kolom kolom (3) s/d kolom (6) tetapi
untuk kegiatan KSM yang lain (dibuat, bila kegiatan KSM lebih dari satu jenis
prasarana)
1. Untuk Biaya Swadaya (kolom 11) didapat dengan cara menjumlahkan semua
biaya swadaya yang ada pada setiap Kegiatan (nilai kolom 3 + nilai kolom 7);
2. Biaya BLM (kolom 12) didapat dengan cara menjumlahkan semua biaya BLM
yang ada pada setiap Kegiatan (nilai kolom 4 + nilai kolom 8);
3. Total (kolom 13) didapat dengan cara menjumlahkan biaya Swadaya (nilai
kolom 13) dan biaya BLM/PNPM (nilai kolom 14);
4. Bobot (kolom 14) : Diisi dengan nilai bobot masing-masing komponen biaya,
yaitu masing-masing nilai biaya tiap komponen dibagi dengan jumlah total
biaya kegiatan tersebut, kemudian dikali dengan 100. Caranya untuk masingmasing komponen, yaitu nilai biaya pada kolom (13) dibagi dengan jumlah
total biaya (jumlah A s/d G, pada kolom (13) baris H) kemudian nilai tersebut di
kali 100. Nilai bobot ini benar, apabila jumlah bobot dari semua komponen
(kolom 14) hasilnya sama dengan 100, jika tidak maka ulangi/cek lagi
hitungan yang ada.

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

66

Catatan yang harus diperhatikan :


1. Apabila satu KSM/Panitia mempunyai kegiatan prasarana lebih dari
satu jenis maka RAB Swadaya maupun BLM (Formulir RAB-4),
sebaiknya dibuat secara terpisah masing masing untuk tiap jenis
kegiatan. Contohnya adalah kegiatan pembangunan MCK dan
Pembuatan Gorong-gorong oleh satu KSM/Panitia, maka RABnya
dibuat masing-masing untuk MCK dan Gorong-gorong.
2. Bagi KSM yang mempunyai RAB kegiatan lebih dari satu supaya
perhitungan biaya administrasi ini diperhatikan dengan baik agar tidak
terjadi duplikasi (tumpang tindih) disetiap RAB kegiatannya.
Sebaiknya hanya dicantumkan pada satu Formulir RAB kegiatan saja
(tidak pada semua RAB kegiatan yang dibuat).
3. Khusus untuk pembiayaan kegiatan administrasi KSM, sangat
didorong untuk dipenuhi dari dana Swadaya masyarakat atau
dukungan pihak ketiga lainnya. Namun demikian dimungkinkan dapat
menggunakan sumber dana dari BLM/PNPM sepanjang dapat
dipastikan penggunaannya oleh konsultan (tidak disalah gunakan)
dan ini tidak menutup kemungkinan adanya swadaya. Sejalan dengan
itu, PNPM MP memberikan stimulan dana administrasi kegiatan (tidak
harus dihabiskan) dengan batasan, sebagai berikut :
Pagu maksimum Rp. 150.000 untuk total Nilai BLM s/d Rp. 25
Juta per KSM;
Pagu maksimum Rp. 200.000 untuk total Nilai BLM diatas Rp.
25 Juta per KSM;
Untuk Pengujian Kualitas Air Minum, pada infrastruktur Air
Minum yang sumber airnya bukan berasal dari air hujan, PDAM
atau perusahaan air minum lainnya sesuai harga setempat.
Penggunaan dana tersebut harus diverifikasi baik perencanaannya
maupun realisasinya oleh Tim Konsultan dan BKM/UPL.
11. PENYUSUNAN JADWAL PELAKSANAAN
Secara sederhana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah formulir yang
menggambarkan rencana waktu pelaksanaan dari semua jenis kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam pembangunan suatu prasarana.
Rencana jadwal pelaksanaan ini perlu dibuat, karena :
1) Waktu pemanfaatan atau pencairan dana BLM/PNPM telah ditetapkan
batas waktunya;
2) Agar dapat diatur penggunaan (waktu dan jumlah) sumberdaya yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pembangunan prasarana seperti dana,
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan;
3) Agar semua jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembangunan
prasarana dapat berjalan secara teratur dan terarah menuju terwujudnya
bangunan/prasarana yang akan dibuat;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

67

4) Untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan pembangunan prasarana yang


diajukan dalam proposal pelaksanaan kegiatan;
Sedangkan manfaat dari Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah :
1) Mengetahui berapa lama pekerjaan pembangunan prasarana dapat
dilaksanakan;
2) Mengetahui kapan harus memulai pelaksanaan setiap jenis kegiatan dan
berapa lama kegiatan tersebut dapat diselesaikan;
3) Mengetahui berapa banyak volume setiap jenis kegiatan yang harus dibuat;
4) Sebagai pedoman untuk memantau perkembangan pelaksanaan kegiatan
pada saat pelaksanaan pembangunan prasarana;
Adapun Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini berisi :
1) Jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan;
2) Volume dari setiap jenis kegiatan yang harus dibuat;
3) Waktu pelaksanaan dari setiap jenis kegiatan (Durasi);
4) Bobot Kegiatan, yaitu suatu ukuran untuk mengetahui besarnya nilai suatu
jenis kegiatan terhadap keseluruhan kegiatan (proyek), yang dinyatakan
dalam satuan prosen (%). Secara sederhana bobot ini bisa diartikan, makin
besar bobot suatu kegiatan maka makin besar pula nilai pekerjaan tersebut.
Nilai pekerjaan ini bisa berupa nilai biaya atau waktunya;
Untuk pelaksanaan kegiatan PNPM MP yang skala kegiatannya cukup kecil
maka digunakan bentuk jadwal yang sangat sederhana dan paling umum
dipakai, yaitu berbentuk bagan balok (barchart).
Adapun Prinsip pembuatan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yaitu Kegiatan
yang akan dilakukan digambarkan dalam bentuk balok pada skala waktu.
Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :
1. Tentukan/Identifikasi semua jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan;
2. Buat urut-urutan pelaksanaan semua jenis kegiatan tersebut.
3. Tentukan Volume tiap jenis kegiatan (termasuk satuannya);
4. Tentukan lamanya waktu setiap jenis kegiatan (biasa disebut juga durasi).
Satuan durasi ini dapat dinyatakan dalam hari, minggu, dst;
5. Hitung Bobot masing-masing jenis kegiatan
6. Gambarkan waktu pelaksanaan dari tiap jenis kegiatan dalam bentuk
bagan balok pada skala waktu.
Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan untuk implementasi PNPM MP,
sebagai berikut :
1. Menentukan Jenis-jenis Kegiatan
Jenis-jenis kegiatan adalah mengikuti jenis-jenis kegiatan yang ada pada
daftar Kuantitas Pekerjaan (lihat Formulir RAB-2).
2. Membuat Urut-Urutan Kegiatan;
Kegiatan pelaksanaan pembangunan infrastruktur adalah kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis (berurut-urutan) untuk menghasikan
bangunan/infrastruktur.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

68

Urutan atau susunan kegiatan pelaksanaan pembangunan infrastruktur


tersebut dibuat berdasarkan urut-urutan (logika) pelaksanaan kegiatan
dilapangan. Berikut diberikan contoh yang tidak terurut dan terurut:
Daftar Kegiatan Pelaksanaan Membuat Drainase
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Kegiatan Tidak Terurut


Pembersihan Lapangan
Pemasangan Bouwplank
Urugan Pasir dasar saluran
Galian Tanah
Urugan kembali tanah bekas galian
Pasangan Batu Kali
Meratakan & pemadatan urugan
Plesteran dan acian

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Kegiatan Terurut
Pembersihan Lapangan
Pemasangan Bouwplank
Galian Tanah
Urugan Pasir dasar saluran
Pasangan Batu Kali
Urugan kembali bekas galian
Meratakan & pemadatan urugan
Plesteran dan acian

Untuk menyusun urut-urutan pelaksanaan kegiatan dari suatu


pembangunan infrastruktur maka perlu mempelajari gambar-gambar
bangunan yang akan dibuat serta metode pelaksanaan pekerjaan yang
akan digunakan.
Cara penulisan urutan kegiatan lazimnya disusun/ditulis dari atas kebawah,
sehingga secara sederhana susunan tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa suatu kegiatan dilaksanakan setelah selesai kegiatan sebelumnya
(kegiatan nomor diatasnya) kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
berikutnya (kegiatan nomor dibawahnya).
Contoh : Dari Tabel diatas (Kolom Kegiatan Terurut), dapat dilihat bahwa
Kegiatan Pasangan Batu Kali dilaksanakan setelah selesai Kegiatan
Memasang Pasir Urug didasar saluran dan selanjutnya diikuti oleh
Kegiatan Urugan/Timbunan kembali tanah bekas galian, Dst.
Sebagai alat bantu sederhana untuk mengecek urut-urutan kegiatan
pembangunan infrastruktur, maka terhadap setiap kegiatan dapat dibuat
pertanyaan :
Apakah Kegiatan ini didahului oleh kegiatan sebelumnya/diatasnya ?
Apakah kegiatan ini diikuti oleh kegiatan berikut/kegiatan dibawahnya ?
Hasil akhir kegiatan tahap ini, maka buatlah tabel seperti pada tahap
pertama, tetapi semua kegiatan-kegiatannya sudah dibuat berurutan.
3. Menentukan Volume Kegiatan
Seperti halnya pada tahap identifikasi jenis kegiatan, maka pada langkah ini,
Volume setiap jenis kegiatan dapat langsung mengikuti hasil hitungan yang
sudah ada pada Daftar Kuantitas Pekerjaan yang telah dibuat sebelumnya.
4. Menentukan Waktu Pelaksanaan kegiatan
Yang dimaksudkan dengan Waktu pelaksanaan kegiatan (Durasi) disini
adalah jumlah waktu (boleh hari, minggu dan seterusnya) yang diperlukan
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

69

untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Misalnya 5 hari waktu yang


dibutuhkan untuk membuat pondasi.
Untuk menentukan waktu pelaksanaan dari suatu jenis kegiatan maka
pertama kita harus ketahui lebih dahulu volume kegiatan yang akan dibuat
(volume rencana), kemudian kita tentukan metode kerja apa yang akan kita
pakai. Metode pekerjaan disini lebih kepada menetapkan apakah pekerjaan
akan dikerjakan dengan tenaga manusia (padat karya) atau menggunakan
peralatan (metode mekanis) seperti alat excavator, bulldozer, dll.
Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Hal ini karena
kemampuan kerja (produktivitas) antara tenaga manusia (metode padat
karya) dengan peralatan (metode mekanis) akan sangat berbeda. Metode
mana yang akan digunakan, ini sangat tergantung pada kondisi yang ada
dilapangan (seperti ketersediaan tenaga kerja atau peralatan), apakah
memungkinkan bila menggunakan peralatan besar, bisa dipilih tenaga kerja
atau peralatan atau kombinasi antara keduanya (t. kerja dan peralatan).
Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya adalah
kegiatan yang sederhana, maka penentuan waktu tiap jenis kegiatan
disarankan untuk dapat dilakukan dengan cara perkiraan, dan sebaiknya
dilakukan oleh orang yang mempunyai pengalaman seperti tukang atau
mandor bangunan agar taksiran waktunya lebih mendekati kenyataan
dilapangan (lebih realistis). Namun demikian, bila terdapat jenis kegiatan
tertentu yang sulit dikerjakan oleh tenaga masyarakat maka boleh
dikerjakan dengan metode mekanis (menggunakan peralatan berat seperti
pemadatan jalan sirtu dengan mesin gilas atau excavator untuk galian, dll).
Untuk menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk setiap jenis
kegiatan (durasi), dengan cara perkiraan maka dapat dilakukan dengan
memperkirakan langsung durasi setiap item pekerjaan. Atau dapat
dilakukan dengan langkah-langkah pendekatan perhitungan sederhana
sebagai berikut :
1) Perlu di ketahui volume dari tiap jenis kegiatan, volume kegiatan yang
besar tentu akan memerlukan waktu penyelesaian yang lebih lama
dibandingkan dengan volume yang lebih sedikit (dalam kondisi jumlah
tenaga kerja/alat yang tetap/sama);
2) Perlu ditentukan metode kerja yang akan digunakan, apakah dengan
tenaga kerja atau peralatan. Dari Metode kerja yang dipilih, selanjutnya
perlu diketahui produktivitas/kemampuan kerja dari setiap tenaga kerja
atau peralatan yang akan digunakan. Kemampuan Kerja disini dapat
diartikan sebagai jumlah volume pekerjaan yang dapat dihasilkan oleh
seorang tenaga kerja atau satu unit peralatan persatuan waktu tertentu.
Satuan waktu tertentu ini bisa dipakai satuan hari atau jam kerja. Sebagai
contoh, misalnya kemampuan seorang tenaga kerja untuk menggali
tanah adalah 3 meterkubik per hari (6 jam kerja) atau kemampuan alat
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

70

excavator untuk menggali adalah 3 meterkubik perjam (18 M3 perhari).


Informasi untuk memperoleh nilai produktivitas tenaga kerja tiap jenis
pekerjaan dapat langsung ditanyakan pada masyarakat (tukang/mandor)
setempat, sedangkan untuk peralatan dapat diperoleh dari pemilik
peralatan atau pengalaman masyarakat atau dari instansi teknis
setempat atau informasi lain yang diterbitkan.
3) Perlu ditentukan berapa jumlah tenaga kerja (tukang) atau peralatan
yang akan digunakan (tersedia). Dari jumlah tenaga kerja atau peralatan
ini dapat diketahui berapa volume pekerjaan yang akan dihasilkan secara
berkolompok dalam satu satuan waktu tertentu (produktivitas kelompok).
Misalnya 4 orang tenaga kerja melakukan pekerjaan galian, maka dalam
satu hari, volume galian yang bisa dihasilkan adalah 12 m3 (4 org x 3
M3), begitu juga dengan penggunaan peralatan seperti excavator, dll.
4) Berdasarkan informasi ketiga hal tersebut, maka Durasi tiap pekerjaan
dapat dihitung dengan cara Volume Kegiatan di bagi jumlah produktivitas
kelompok kerja atau peralatan yang akan dipergunakan.
5) Lakukan langkah sesuai cara nomor 4) diatas untuk semua jenis kegiatan
proyek;
Hal Yang perlu diperhatikan adalah : Satuan Waktu (Durasi) untuk semua
jenis kegiatan harus dibuat sama, apakah hari atau minggu.
5. Menghitung Bobot Kegiatan
Bobot Kegiatan disini digunakan untuk mengukur atau mengetahui besarnya
nilai suatu jenis kegiatan terhadap keseluruhan kegiatan (proyek), yang
dinyatakan dalam satuan prosen (%).
Secara sederhana bobot ini bisa diartikan, bahwa makin besar bobot suatu
kegiatan maka makin besar pula nilai kegiatan tersebut didalam proyek dan
sebaliknya makin kecil bobot suatu kegiatan maka kegiatan tersebut
mempunyai nilai lebih kecil didalam proyek (merupakan suatu indicator).
Manfaat dengan diketahuinya bobot tiap kegiatan ini, maka Ketua
KSM/Panitia atau Penanggung Jawab Kegiatan Lapangan KSM dapat
membuat prioritas pilihan terhadap kegiatan yang bobotnya besar untuk
dijadikan sebagai fokus atau pusat perhatian pengendalian supaya
pelaksanaan kegiatan nantinya dapat selesai tidak terlambat, kualitas
bangunan baik dan biaya yang digunakan efisien (pengendalian perjenis
kegiatan). Manfaat berikutnya adalah pada tahap pelaksanaan
pembangunan infrastruktur, dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengukur kemajuan (atau progres) kegiatan dilapangan.
Cara menentukan bobot tiap kegiatan pada pekerjaan konstruksi/
infrastruktur lazimnya dihitung dengan mengacu pada jumlah biaya
kegiatan, yaitu biaya kegiatan dibagi jumlah total biaya, kemudian hasil
tersebut dikalikan dengan 100 (angka 100 digunakan karena satuan bobot
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

71

adalah adalah prosen/per seratus). Dan Jumlah keseluruhan bobot kegiatan


(proyek) harus sama dengan 100 %.
Dalam hal penentuan bobot pekerjaan, maka bila KSM memiliki/melakukan
perhitungan biaya per-kegiatan maka dapat menggunakannya sebagai
dasar perhitungan bobot, Namun bila tidak tersedia maka sebagai
pendekatan untuk menghitung bobot kegiatan ini dapat digunakan waktu
(durasi) tiap kegiatan.
Cara perhitungannya adalah bobot tiap kegiatan sama dengan jumlah waktu
kegiatan tersebut (durasi) dibagi total jumlah waktu seluruh kegiatan,
kemudian nilainya di kali dengan 100%.
Catatan : Penting untuk diperhatikan bahwa bila pendekatan waktu
digunakan sebagai acuan perhitungan bobot kegiatan maka perkiraan
waktu setiap kegiatan (durasi) agar dibuat oleh orang yang cukup paham
seperti tukang/mandor sehingga durasi lebih realistis dan dapat
menghasilkan bobot yang juga realistis.
6. Menggambarkan Bagan Balok
Menggambarkan Bagan Balok atau diagram batang pada prinsipnya adalah
menggambarkan durasi setiap kegiatan secara horizontal/mendatar pada
skala waktu untuk tiap jenis kegiatan. Langkah ini dilakukan mulai dari
kegiatan pertama (nomor teratas) kemudian diikuti oleh kegiatan berikutnya
sampai kegiatan terakhir.
Untuk menggambarkan bagan balok dari setiap jenis kegiatan, maka
terdapat beberapa hal yang perlu dipahami :
Skala Waktu adalah semua kolom-kolom satuan waktu yang ada pada
kolom jadwal pelaksanaan. Setiap kolom mewakili satu satuan waktu.
Sedangkan Jumlah kolom ini dibuat sesuai jumlah satuan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan semua jenis kegiatan proyek . Misalnya,
suatu proyek akan dilaksanakan selama 4 minggu maka jumlah kolom
mingguan dibuat 4 kolom, masing-masing kolom secara berutan ke
kanan mewakili Minggu I, Minggu II, Minggu III dan Minggu IV.
Durasi atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis kegiatan,
digambarkan sebagai panjang balok yang dibuat.
Waktu Memulai setiap jenis kegiatan atau kapan suatu jenis kegiatan
dapat dimulai pelaksanaannya adalah merupakan titik awal membuat
bagan balok kegiatan tersebut;
o Berdasarkan urut-urutan kegiatan yang telah dibuat sebelumnya,
maka waktu memulai suatu kegiatan pada dasarnya adalah sama
dengan waktu berakhirnya kegiatan sebelumnya atau memulai suatu
penggambaran balok suatu kegiatan adalah sejajar akhir/ujung balok
kegiatan sebelumnya (lihat contoh 1, Pekerjaan Pasangan Bouwplank
dengan pekerjaan Galian Tanah), atau
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

72

o Oleh karena suatu proyek terdiri dari banyak jenis kegiatan,


sedangkan waktu pelaksanaan proyek sangat terbatas atau ada
percepatan penyelesaian, maka kadang2 waktu memulai suatu
kegiatan tidak harus menunggu selesainya seluruh kegiatan
sebelumnya (biasa disebut pelaksanaan bertahap), tetapi dapat
dimulai menjelang berakhirnya kegiatan sebelumnya. Apabila kondisi
seperti ini dipilih maka penggambaran baloknya akan terlihat seperti
berlapis (lihat contoh 1, Pekerjaan Galian dengan Urugan Pasir).
Waktu Selesai suatu kegiatan atau kapan berakhirnya pelaksanaan
suatu jenis kegiatan adalah merupakan ujung akhir dari bagan balok
kegiatan tersebut;
Contoh 1.

Contoh 2. Formulir Jadwal Pelaksanaan Kegiatan secara Lengkap :

Contoh Bentuk Jadwal untuk proposal seperti pada Form-6, Proposal terlampir
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

73

12. PEMBUATAN RENCANA PENGADAAN


Pengadaan yang dimaksudkan disini adalah Pembelian bahan bangunan
atau Sewa Peralatan Konstruksi untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka
pelaksanaan pembangunan sarana/prasarana, termasuk juga tenaga kerja
ahli bila pekerjaan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi (kompleks). Khusus
untuk pengadaan tenaga ahli ini umumnya tidak dilakukan karena kegiatan
PNPM MP relatif merupakan kegiatan yang sederhana (skala kecil) dan dapat
difasilitasi oleh tenaga konsultan. Namun demikian bila sangat diperlukan oleh
masyarakat maka rencana pengadaannya harus terlebih dahulu disetujui oleh
KMW.
Maksud dan tujuan penyusunan rencana pengadaan ini adalah untuk
mendorong adanya proses transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
kegiatan dan keuangan, khususnya terkait dengan pelaksanaan pengadaan
bahan & alat kegiatan lingkungan. Sedangkan hasil/keluaran yang diharapkan
adalah adanya rencana pengadaan yang dimiliki oleh setiap KSM sejak awal
dan untuk menjadi pedoman pengadaan dalam pelaksanaan kegiatannya.
Adapun metode pengadaan yang dikembangkan dalam program PNPM MP
ada 2 (dua) yaitu metode pengadaan secara langsung dan metode
pengadaan Terbatas.
Lebih jauh tentang tatacara pengadaan ini dapat dilihat pada buku II :
Tatacara Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana & Prasarana.
Langkah-langkah penyusunan Rencana Pengadaan :
1. Tentukan jenis dan volume bahan/alat yang diperlukan untuk pelaksanaan
setiap/keseluruhan sub-proyek. Informasi Jenis/Item dan volume kebutuhan
pengadaan ini mengacu pada Jenis kebutuhan Bahan/Alat BLM yang
sudah ada di RAB sebelumnya.
2. Dari Jenis dan volume kebutuhan bahan tersebut, tentukan apakah
kebutuhan dilapangan harus diadakan sekaligus (seluruh volumenya) atau
bisa bertahap (mengikuti kemajuan pekerjaan dan atau untuk menghindari
kerusakan/kehilangan material sebelum digunakan). Pembelian satu jenis
bahan dapat dilakukan sekaligus, hanya bila stok bahan dan atau pemasok
yang tersedia terbatas sehingga dikuatirkan bila tidak dilakukan pembelian
sekaligus maka penyelesaiaan pekerjaan dilapangan bisa terlambat.
3. Tentukan volume dan biaya pengadaan tiap jenis bahan/sewa alat tersebut.
Apabila terdapat rencana pengadaan dari satu atau lebih jenis bahan, akan
dilakukan secara bertahap maka setiap jenis bahan tersebut harus tentukan
masing-masing berapa volume dan biaya per tahap pengadaannya.
4. Dari Nilai biaya setiap jenis pengadaan tersebut, tentukan Metode
Pengadaannya. Ketentuannya adalah :
Untuk Pengadaan dengan total jumlah biaya, tidak melebihi Rp. 15 Juta,
digunakan metode Langsung;
Untuk Pengadaan dengan total jumlah biaya, melebihi atau diatas Rp. 15
Juta, digunakan metode Terbatas;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

74

5. Tentukan nama dan alamat jelas dari toko/pemasok yang direncanakan.


Untuk Pengadaan Langsung, nama dan alamat toko/pemasok mengacu
pada hasil kesepakatan Harga Satuan yang telah dibuat sebelumnya.
Sedangkan untuk pengadaan Terbatas, diisi dengan kalimat Ditetapkan
Kemudian atau tidak perlu diisi (kosongkan) karena calon pemasoknya
hanya dapat diketahui setelah proses pengadaan terbatas selesai (tahap
pelaksanaan konstruksi);
6. Tentukan Jadwal pelaksanaan dari setiap item pengadaan. Apabila sulit
menentukan tanggal rencana pelaksanaan pengadaan ini maka dapat
ditaksir berdasarkan Jadwal Pelaksanaan yang sudah ada dengan
menggunakan satuan Mingguan sejak waktu pelaksanaan fisik dimulai.
Contoh Minggu-I, Minggu-II atau Minggu-III dan seterusnya.
Untuk penyusunan Rencana Pengadaan ini maka KSM pada saat
perencanaan tinggal mengisi formulir saja. Adapun bentuk formulir rencana
pengadaan adalah sebagaimana tabel berikut (Form-7, Proposal) :

CARA PENGERJAAN FORMULIR RENCANA PENGADAAN :

Judul Kolom

Penjelasan Cara Pengerjaan

No. (kolom 1)
Uraian
Jenis/Item
Pengadaan (kolom
2)

Isi nomor urut jenis pengadaan


Diisi jenis pengadaan yang direncanakan (nama
bahan/alat) seperti semen, pasir, dst. Bila terdapat satu
jenis bahan yang total biayanya diatas Rp. 15 Juta (volume
banyak) akan dilakukan pengadaan secara bertahap maka
pada kolom ini sudah harus jelas dicantumkan
pertahapnya.
Diisi dengan Jumlah Volume dan satuan dari tiap jenis
pengadaan bahan/alat yang direncanakan,
Diisi dengan Jumlah Biaya (Rupiah) dari tiap jenis
pengadaan bahan/alat yang direncanakan.
Diisi dengan metode pengadaan yang direncanakan :
- Langsung untuk semua item pengadaan yang Jumlah
Biayanya (kolom 4) sampai dengan Rp. 15 Juta;
- Terbatas untuk semua item pengadaan yang Jumlah
Biayanya (kolom 4) diatas Rp. 15 Juta.
Diisi dengan Nama Toko/Pemasok yang akan digunakan
termasuk alamatnya (dan no. Telp bila ada).
- Untuk Pengadaan Langsung, diisi sesuai nama/alamat
toko pada Hasil Kesepakatan Harga Satuan yang telah

Volume & Satuan


(kolom 3)
Jumlah Biaya
(kolom 4)
Metode Pengadaan
(kolom 5)

Nama
Toko/Pemasok &
Alamat/Telp (kolom
6)

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

75

Judul Kolom

Jadwal Pengadaan
(kolom 7)

Penjelasan Cara Pengerjaan


dilakukan sebelumnya.
- Untuk pengadaan Terbatas diisi kalimat Ditetapkan
kemudian (saat perencanaan nama calon pemasoknya
belum diketahui).
Diisi dengan waktu rencana pengadaan (minggu keberapa
sejak mulai pelaksanaan, contoh : Minggu-I, atau MingguIII, dst)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :


1. Rencana Pengadaan harus mengacu pada Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan. Artinya, agar pengadaan bahan/alat dilakukan sesuai
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Hal ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi agar tidak terjadi pemborosan akibat kerusakan/hilangnya
bahan tersebut ditempat penyimpanan/gudang sebelum digunakan
(pemborosan). Selain itu juga, diharapkan agar terjadi pengelolaan dana
oleh KSM secara efektif, dimana setiap tahap pencairan dari BKM/LKM,
tidak hanya digunakan untuk pembelian material saja tetapi juga untuk
membiayai pembangunan fisik dilapangan (upah tenaga kerja) atau
dengan kata lain bahwa kemajuan pencairan dana agar seimbang dengan
kemajuan fisik dilapangan.
2. Metode Pengadaan hanya ditentukan berdasarkan Nilai Pengadaan
(jumlah biaya) dari setiap jenis bahan bangunan dan atau sewa perjenis
peralatan konstruksi. Artinya bahwa Metode Pengadaan tidak
menyangkut/melihat Nilai pengadaan yang dilakukan secara paket
(semen+pasir+dll), melainkan hanya melihat perjenis bahan (semen saja
atau pasir saja).
Contoh-contoh pengadaan Langsung:
a) Pembelian Semen saja atau Pasir saja, yang dilakukan sekaligus
atau secara bertahap sesuai kebutuhan lapangan disatu toko
tertentu yang bernilai tidak melebihi Rp. 15 Juta;
b) Pembelian secara bersamaan (paket) antara semen, pasir, dll,
disatu toko tertentu yang diantara jenis bahan semen atau pasir, dll,
tersebut tidak, ada yang bernilai melebihi Rp. 15 Juta
c) Pembelian Kayu jembatan sekaligus (Tiang, Gelagar, Lantai,
Bantalan Roda, Sandaran) disatu toko tertentu dengan nilai total
biayanya tidak melampaui Rp. 15 Juta;
d) Sewa Alat Berat seperti mesin gilas disatu pemasok tertentu yang
nilai sewanya tidak melampaui Rp. 15 Juta.Tapi bila terdapat lebih
dari satu KSM disatu kelurahan yang membutuhkan peralatan yang
sama maka harus dijumlahkan keseluruhan total sewanya, jika
melebihi Rp. 15 Juta, maka harus dilakukan secara terbuka (untuk
dipakai bergiliran/bersama).
e) Pekerjaan pembangunan jalan rabat beton sepanjang 460 meter
dengan rencana waktu pelaksanaan selama 7 Minggu, dibutuhkan
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

76

sebanyak 251 zak semen (Rp. 15,060,000, @ Rp. 60.000) dengan


rencana pengadaan
akan dilakukan 5 kali/tahap, maka
pembagiaan jenis/item pengadaannya adalah :
Semen tahap 1, 40 zak, Rp. 2,4 Juta dilakukan pada Minggu-I;
Semen tahap 2, 70 Zak, Rp. 4,2 Juta, dilakukan pada Minggu-II;
Semen tahap 3, 70 Zak, Rp. 4,2 Juta, dilakukan pada Minggu-IV;
Semen tahap 4, 45 Zak, Rp. 2,7 Juta dilakukan pada Minggu-VI;
Semen tahap 5, 26 Zak, Rp. 1,56 Juta, pada Minggu-VII.
Contoh-contoh pengadaan terbatas :
a) Pembelian Pipa Air Bersih (termasuk aksesoris) disatu toko tertentu
yang bernilai diatas Rp. 15 Juta;
b) Pembelian Kayu jembatan sekaligus (Tiang, Gelagar, Lantai,
Bantalan Roda, Sandaran) disatu toko tertentu yang bernilai diatas
Rp. 15 Juta;
c) Pembelian bahan Kabel/Seling Jembatan Gantung sekaligus
(Seling Utama, Penggantung, Angin dan Aksesoris), pada satu toko
tertentu dengan jumlah nilai keseluruhannya melebihi Rp.15 juta);
d) Pembelian bahan Profil/Pipa Baja Jembatan (Tiang, Gelagar,
Sandaran) disatu toko/pemasok tertentu;
e) Sewa Alat Berat seperti mesin gilas disatu pemasok tertentu, baik
KSM secara sendiri maupun bersama-sama dengan KSM yang
lainnya, yang bernilai diatas Rp. 15 Juta;
3. Pertimbangan terhadap keamanan dan ketersediaan gudang
penyimpanan bahan adalah penting menjadi perhatian, khususnya
apabila KSM merencanakan pengadaan dalam jumlah banyak
sekaligus.
13. PEMBENTUKAN ORGANISASI PELAKSANA LAPANGAN
Struktur Organisasi Pelaksana Lapangan/Kegiatan adalah merupakan Bagan
Organisasi Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur yang
menggambar posisi/kedudukan dari unit kerja/bagian-bagian yang ada atau
diperlukan dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Infrastruktur tersebut,
termasuk penentuan/pengisian orang-orang yang akan bertanggung jawab
dalam setiap unit-unit kerjanya.
Dengan adanya struktur organisasi ini maka diharapkan dapat diketahui,
antara lain :
Adanya hubungan kerja dan pembagian tugas/tanggungjawab antar
orang/unit kerja (siapa/unit kerja mana yang mempertangungjawabkan apa,
siapa memimpin dan siapa yang dipimpin, siapa melaporkan hasil kegiatan
kepada siapa);
Adanya tugas/tanggungjawab yang jelas pada setiap orang/unit kerja
(siapa melakukan apa);
Adanya orang-orang yang akan bertanggungjawab secara jelas (Siapa saja
yang akan terlibat dalam organisasi)
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

77

Sesuai dengan skala kegiatan Lingkungan PNPM MP yang sederhana, maka


bentuk organisasi yang diperlukan haruslah cukup sederhana juga. Sejalan
dengan itu maka disarankan bentuk Organisasi Pelaksanaan infrastruktur
adalah struktur organisasi dengan unit kerja meliputi : Ketua, Sekretaris,
Bendahara, bagian Pengadaan/logistik dan Pelaksana Lapangan (termasuk
ketua-ketua regu kerja/Mandor), seperti diagram Bagan contoh berikut :

Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing unit kerja, meliputi :


Ketua, mempunya tugas dan tanggung jawab :
Memberikan dorongan, semangat kepada seluruh anggotanya;
Menyelenggarakan rembug pembentukan Organisasi O&P;
Menandatangani kontrak kerja/SPPD-L KSM dengan BKM, termasuk
perubahan bila ada;
Penanggungjawab Utama atas seluruh pelaksanaan & pengendalian
kegiatan.
Mengatur dan mengawasi seluruh pelaksanaan tugas Unit/Tim Kerja
yang ada;
Membuat dan menyampaikan laporan Pelaksanaan Kegiatan KSM
yang dipersyaratkan;
Mendorong
sebanyak-banyaknya
partisiapasi
dan
swadaya
masyarakat;
Menyelenggarakan
pertemuan-pertemuan
konsultasi/evaluasi
kemajuan lapangan baik bersama seluruh anggota tim pelaksana
maupun bersama UPL dan Konsultan;
Bersama Tim yang telah ditetapkan, melakukan pencairan dana KSM
dari BKM/LKM;
Menyelesaikan permasalahan yang muncul di lapangan, termasuk
pengamanan dampak lingkungan dan sosial (safeguards);
Sekretaris, mempunya tugas dan tanggung jawab :
Membantu/melaksanakan tugas-tugas administrasi umum kegiatan;
Menjaga & Menyimpan arsip administrasi kegiatan KSM;
Melakukan pengadaan ATK dan administrasi lain yang diperlukan;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

78

Bendahara/Keuangan, mempunya tugas dan tanggung jawab :


Membuat administrasi, pembukuan dan pelaporan keuangan KSM;
Melakukan pembayaran : Upah TK, Bahan/Alat, Administrasi kegiatan
Panitia;
Membantu pembuatan administrasi pencairan dana dari BKM/LKM;
Bersama Tim yang telah ditetapkan, melakukan pencairan dana KSM
dari BKM/LKM;
Bagian Pengadaan/Logistik, mempunya tugas dan tanggung jawab :
Melaksanakan penyediaan/pengadaan bahan dan alat secara tepat
waktu dan berkualitas baik;
Melakukan pemeriksaan bahan yang diterima untuk memastikan
volume dan kualitas sesuai dengan pesanan (dapat dilakukan
bersama pelaksana Lapangan);
Menerima, menyimpan sementara (gudang) & menjaga bahan/alat
yang telah diterima;
Membuat administrasi proses pengadaan bahan/alat termasuk
pelaporan bahan;
Pelaksana/Koordinator Lapangan, mempunya tugas dan tanggung
jawab :
Berada dilokasi kegiatan setiap hari;
Mengatur/mengarahkan
semua
pelaksanaan
kegiatan
fisik
dilapangan;
Memeriksa, mengawasi pelaksanaan pekerjaan fisik, guna
memastikan pencapian kualitas, kuantitas, manfaat dan target waktu
pelaksanaan sesuai persyaratan yang telah ditetapkan;
Melakukan
pembinaan
kepada
Tenaga
Kerja
Lapangan
(Mandor/Tukang);
Menyampaikan kebutuhan pengadaan bahan/alat pelaksanaan
kepada unit Pengadaan;
Melakukan opname hasil kegiatan lapangan;
Membuat administrasi harian dan pelaporan kemajuan terkait
pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan;
Memastikan/Melaksanakan
tindakan
pengamanan
dampak
lingkungan/sosial yang telah direncanakan;
Meminta bimbingan teknis dan administrasi dari UPL atau konsultan
infrastruktur;
Bersama UPL dan Tim Konsultan melakukan Sertifikasi/Pemeriksaan
Akhir seluruh hasil kegiatan pembangunan infrastruktur yang telah
dilaksanakannya;
Menghitung dan merekomendasikan besarnya pembayaran upah
tenaga kerja yang telah bekerja sesuai periode pembayaran upah
yang digunakan.
Ketua Regu Kerja/Mandor, mempunyai tugas dan tanggungjawab :
Mengatur dan mengawasi pekerjaan tukang;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

79

Melaksanakan kegiatan konstruksi/fisik sesuai kualitas/spesifikasi


teknik dan volume yang dipersyaratkan;
Memantau pembayaran Upah Tenaga Kerja yang dikoordinirnya
Membantu pembuatan administrasi kegiatan, seperti Daftar Hadir (bila
diperlukan).
Dengan adanya struktur organisasi dan pembagian tugas/tanggungjawab
setiap unit kerja tersebut, maka KSM pada tahap perencanaan tinggal
melengkapi dengan susunan Tim-nya atau menentukan orang-orang
yang akan duduk (bertanggungjawab) pada setiap unit/bagian kerja
tersebut (apabila diperlukan dilapangan maka struktur ini dapat saja
disesuaikan kembali dengan kondisi pekerjaaan dan ketersediaan
sumberdaya yang ada termasuk tugas-tugasnya).
Hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam Penentuan Orang
yang akan mengisi Unit Kerja Organisasi ini adalah sedapat mungkin
orang yang dipilih memiliki kemampuan/pengalaman sesuai tugas dan
tanggungjawab yang akan dilaksanakannya. Misalnya : Pelaksana
Lapangan hendaknya adalah yang memiliki pengalaman/pemahaman
terhadap bangunan seperti Mandor atau Tukang, dan seterusnya.
Selanjutnya pengisian orang-orang yang akan duduk dalam organisasi
Pelaksanaan Lapangan KSM ini dapat menggunakan format yang telah
disediakan, sebagaimana pada Form-8, Proposal, terlampir.
14. PEMBUATAN PERNYATAAN KESANGGUPAN PEMANFAATAN &
PEMELIHARAAN (O&P)
Surat Pernyataan Kesanggupan Pemanfaatan & Pemeliharaan Sarana &
Prasarana pada dasarnya merupakan pernyataan kesediaan dan
janji/komitmen KSM/Panitia untuk memanfaatkan dan memelihara sarana &
prasarana yang menjadi tanggunjawbnya bagi kesejahteraan masyarakat.
Pernyataan tersebut pada dasarnya merupakan pernyataan kesanggupan
semua warga/anggota KSM/Panitia selaku warga pemanfaat dari prasarana
yang akan dibangun.
Hal-hal apa yang perlu dicantumkan dalam surat pernyataan ini adalah :
Nama dan alamat Ketua KSM/Panitia, selaku wakil warga pemanfaat;
Pernyataan kesanggupan memanfaatkan dan memelihara prasarana
yang akan dibangunnya;
Nama & Lokasi jenis sarana & prasarana yang menjadi
tanggungjawabnya;
Hari, tanggal, bulan, tahun pembuatan pernyataan
Nama dan tandatangan Ketua BKM/LKM, Lurah/Kepala Desa dan BPD
selaku wakil masyarakat dan Pemerintah Desa/kelurahan.
Bentuk Surat Pernyataan ini, sebagaimana pada Formulir Proposal KSM
(Form-9, Proposal) terlampir.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

80

15. Penyusunan Dokumen Proposal & Penyampaian kepada UPL/BKM


Dokumen Proposal Pelaksanaan Kegiatan pada dasarnya merupakan
dokumen yang memuat (kumpulan) dokumen-dokumen hasil kegiatan
persiapan dan Perencanaan teknis dari KSM untuk melaksanakan kegiatan
pembangunan prasarana. Dokumen ini selanjutnya disampaikan kepada
UPL & Konsultan untuk dilakukan verifikasi kelayakannya.
Pada tahap ini pada dasarnya KSM hanya tinggal menyusun semua hasil
kegiatan persiapan dan perencanaan yang telah dilakukan diatas, sesuai
bentuk dan urutan dokumen proposal usulan kegiatan yang dipersyaratkan.
Adapun pokok-pokok muatan substansi dan urutan isi Dokumen Proposal
usulan kegiatan lingkungan/infrastruktur adalah mencakup :
1. Usulan Kegiatan, (Form-1)
2. Surat Pernyataan Kontribusi Lahan dari Pemilik, (Form-2)
3. Daftar Calon Tenaga Kerja (TK-1)
4. Berita Acara Kesanggupan Swadaya Masyarakat (Form-3)
5. Hasil Kesepakatan Harga Satuan Upah/Bahan/Alat (RAB-1)
6. Gambar Rencana (Peta Situasi/Lokasi, Denah/Tampak, Potongan 2
arah), (Form-Gbr-1)
7. Photo Kegiatan 0%,(Form-Photo)
8. Penilaian Terhadap Kegiatan Terlarang (List Negatif), (Form-4)
9. Daftar Uji Identifikasi Dampak Lingkungan, (Form-5)
10. Daftar Kuantitas Pekerjaan, (RAB-2)
11. RAB Swadaya & BLM, (RAB-4)
12. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, (Form-6)
13. Daftar Rencana Pengadaan (Form-7)
14. Struktur Organisasi & Susunan Tim Pelaksana Lapangan KSM, (Form-8)
15. Pernyataan Kesanggupan Memanfaatkan dan Memelihara Prasarana
(Form-9)
Sedangkan contoh bentuk atau formulirnya, secara lengkap dapat dilihat
pada Outline Proposal, terlampir.

VI. VERIFIKASI KELAYAKAN PROPOSAL


Untuk mewujudkan hasil pembangunan sarana & prasarana yang berkualitas,
berfungsi baik dan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara
berkesinambungan (minimal 3 tahun) maka prosesnya tidak hanya dilakukan
pada saat pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan saja, tetapi harus dimulai
sejak awal persiapan dan perencanaan teknisnya.
Salah satu upaya untuk memastikan bahwa proses dan hasil perencanaan
teknis kegiatan yang dilakukan oleh KSM benar-benar telah memenuhi
ketentuan-ketentuan yang dipersyaratakan dalam PNPM MP maka dokumen
Proposal sebagai hasil persiapan dan perencanaan teknis kegiatan harus
diverifikasi kelayakannya.
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

81

Verifikasi kelayakan usulan kegiatan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk


memeriksa dan menilai kebenaran/kelayakan dari dokumen proposal usulan
kegiatan yang telah dibuat oleh KSM. Adapun tujuannya adalah untuk
memastikan apakah usulan kegiatan yang direncanakan sudah layak atau
belum layak untuk dibangun. Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan
verifikasi ini adalah adanya rekomendasi atas kelayakan dari usulan kegiatan.
Adapun substansi yang diverifikasi pada dasarnya adalah seluruh aspek
Organisasi KSM dan aspek Manajemen & Teknik kegiatan yang telah
dilakukan dalam persiapan dan perencanan teknis sebagaimana yang
tercantum dalama Dokumen Proposal Usulan Kegiatan KSM Lingkungan. Dan
untuk memudahkan proses pelaksanaan kegiatan ini maka aspek-aspek
verifikasi tersebut telah di rumuskan dalam bentuk kriteria-kriteria kedalam
suatu Daftar Periksa atau Formulir Sertifikasi, sehingga pada tahap
pelaksanaannya tinggal mengisi formulir yang telah ada.
Pendekatan pelaksanaannya adalah dilakukan secara bersama-sama oleh
UPL dan Tim Konsultan (khususnya Faskel Teknik, Askot Infrastruktur dan
Tenaga Ahli Infrastruktur), sehingga diharapkan juga terjadi proses belajar bagi
UPL (terjadi pemindahan pengetahuan).
1). Mekanisme dan Pembagian Tugas Tim Pelaksanaan
Adapun mekanisme pelaksanaan kegiatan adalah sebagaimana ditunjukan
pada Gambar Diagram Mekanisme Pelaksanaan Verifikasi. Diagram
tersebut dapat dijelakan sebagai berikut :
a. Verifikasi dilakukan terhadap dokumen proposal usulan kegiatan KSM
dan bila diperlukan maka Tim verifikasi dapat menemui pihak KSM atau
kunjungan langsung pemeriksaan dilapangan.
b. Proses Verifikasi dilakukan secara tim yang terdiri dari UPL dan pihak
Konsultan (Faskel Teknik dan Askot Infrastruktur).
c. Kesimpulan verifikasi berupa Rekomendasi Akhir, selanjutnya dibuat
bersama (harus disetujui oleh Askot atau TA. Infrastruktur) dengan
kesimpulan dan tindaklanjut sebagai berikut :
i. Kegiatan Layak : Dibuat Berita Acara Kelayakan Kegiatan;
ii. Layak dengan Penyempurnaan : Proposal & Formulir Hasil
Verifikasinya dikembalikan kepada Panitia melalui UPL untuk
dilakukan penyempurnaan sesuai catatan hasil verifikasinya. Segera
setelah penyempurnaan maka UPL dapat langsung meyampaikan
dokumen perbaikan tersebut kepada Faskel Teknik/Askot Infra untuk
diverifikasi kembali.
iii. Tidak Layak : Proposal & Formulir Hasil Verifikasinya dikembalikan
kepada UPL dan diteruskan kepada BKM/LKM untuk dibahas status
usulan tersebut dalam forum rapat BKM/LKM (Rapat BKM ini harus
mengundang Panitia bersangkutan). Apabila hasil kesepakatan
Rapat BKM/LKM mengakibatkan perubahan usulan kegiatan maka
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

82

harus mengacu prioritas pada PJM/Renta Pronangkis (harus ada


Berita Acara Kesepakatan) dan mekanisme selanjutnya adalah
melakukan pembentukan & Pendaftaran Panitia kembali (bila
ternyata usulan kegiatan pengganti tidak akan dilaksanakan oleh
KSM ini), penyusunan proposal usulan kegiatan dan proses verifikasi
usulan. Sedangkan bila tidak mengakibatkan perubahan usulan
maka mekanismenya kembali mengikuti mekanisme layak dengan
penyempurnaan.
d. Setelah proses verifikasi selesai dan hasil rekomendasinya adalah layak
maka dilakukan penyusunan Berita Acara Kelayakan Kegiatan
Lingkungan yang ditandatanagani bersama dan diketahui oleh minimal
Lurah/Ka Desa, Ketua RT/RW dan Tokoh masyarakat (Formulir V.3).
Berita Acara ini selanjutnya menjadi bahan masukan penetapan
prioritas/BAPPUK. Seluruh Proposal (termasuk penyempurnaanya) dan
formulir Verifikasi yang telah diisi agar diarsipkan dikantor UPL/BKM dan
Korkot.
Selanjutnya dengan mengingat kemampuan UPL yang masih proses
belajar, khususnya terkait substansi teknis infrastraktur serta adanya tingkat
kerumitan/kompleksitas kegiatan infrastruktur yang cukup bervariasi
dilapangan maka dalam pelaksanaan proses verifikasi, dibuat semacam
pembagian tanggungjawab substansi, antara UPL dan Tim Konsultan,
termasuk juga antar Tim Konsultan sendiri (Faskel Teknik dan Askot
Infrastruktur). Pembagian tanggungjawab tersebut sebagaimana diuraikan
pada tabel berikut :
No
Tim
1. Tim UPL

2.

Faskel
Teknik

Tugas/Tanggungjawab
1) Melaksanakan verifikasi semua dokumen
usulan kegiatan, dengan proioritas pada
materi/hal-hal non-teknik sesuai acuan
verifikasi;
2) Melaporkan hasil verifikasi yang telah
dilaksanakan kepada Faskel Teknik.
1) Melaksanakan verifikasi semua aspek/halhal non-teknis sesuai acuan verifikasi;
2) Bertanggyngjawab melaksanakan Verifikasi
Teknis terhadap semua jenis Sarana dan
Prasarana
Sederhana
yang
bersifat
Rehabilitasi/Perbaikan
dan
atau
pembangunan baru dengan
nilai dana
(pagu alokasi BLM) maksimum Rp. 30 juta.
3) Dalam hal verifikasi yang menjadi
tanggungjawabnya, terdapat desain perlu
mendapat verifikasi lebih lanjut maka dapat
meminta verifikasi lebih lanjut dari Askot
Infra.
4) Melaporkan Daftar jenis infrastruktur yang

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

Keterangan

Semua
verifikasi yang
dilakukan oleh
UPL,
tetap
dapat diperiksa
oleh
Faskel
Teknik;

83

No

Tim

3.

Askot
Infra

4.

TA. Infra

Tugas/Tanggungjawab
menjadi tanggungjawab verifikasi Askot;

Keterangan

1) Melaksanakan verifikasi aspek non-teknis,


khususnya terhadap 5 aspek non-teknis
yang menentukan Tidak Layak (lihat
Penjelasan Justifikasi Tidak Layak);
2) Melaksanakan Verifikasi Teknis terhadap
semua jenis sarana & prasarana yang
bersifat Pembangunan Baru dan atau
peningkatan dengan nilai dana (pagu
alokasi BLM) diatas Rp. 30 Juta;
3) Dan terhadap desain pembangunan baru
untuk jenis prasarana yang lebih
kompleks, yaitu : Jembatan Kayu/Beton
diatas 6 meter (termasuk box culvert);
Jembatan Baja/Besi, diatas 10 meter;
Jembatan Gantung; Saluran Irigasi,
Drainase; Prasarana Sumur Dalam/Bor,
Perpipaan, IPAS;
4) Dalam hal terdapat desain yang menurut
Askot perlu mendapat verifikasi lebih lanjut
maka dapat meminta verifikasi dari TA.
Infra.
5) Melaporkan Daftar jenis infrastruktur yang
menjadi tanggungjawab verifikasi TA. Infra
secara tertulis.
1). Memfasilitasi (termasuk menyiapkan SOP)
untuk desain pembangunan baru atau
peningkatan prasarana yang bersifat lebih
kompleks;
2). Melaksanakan verifikasi jenis infrastruktur
yang perlu mendapat verifikasi lebih lanjut
dari Askot.

Semua
verifikasi teknis
yang dilakukan
oleh
Faskel
teknik,
tetap
dapat diperiksa
oleh
Askot
Infra.

Semua
verifikasi teknis
& non- teknis
yang dilakukan
oleh
Askot
infra,
tetap
dapat diperiksa
oleh TA. Infra.

2). Langkah-langkah Teknis Pelaksanaan


Adapun langkah-langkah teknis pelaksanaan Verifikasi dapat diuraikan
sebagai berikut :
A. Persiapan
Memahami cara melaksanakan verifikasi (termasuk cara pengisian
formulir) dari Faskel/Askot Infra;
Menyiapkan Dokumen Proposal yang sudah diterima dari KSM;
Menyiapkan Formulir Penilaian Verifikasi (Formulir : V.1, terlampir);
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

84

B.Pelaksanaan Verifikasi :
1. Verifikasi dilakukan dengan cara memeriksa/menilai kebenaran atau
kelayakan dari setiap dokumen proposal yang ada. Cara pemeriksaan
kebenaran/kelayakan untuk setiap aspek verifikasi (pertanyaan) dapat
dilihat pada penjelasan Aspek Verifikasi (terlampir).
2. UPL, Faskel Teknis dan Askot Infrastruktur melakukan proses verifikasi
sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing. Gunakan Formulir :
V.1 seperti terlampir.
3. Jawaban atas setiap pertanyaan Verifikasi dituliskan pada formulir,
Kolom Penilaian Kelayakan, yaitu :
a. Apabila hasil pemeriksaan/penilaian adalah diuraikan pada proposal
secara benar/ lengkap maka tuliskan jawaban Ya (atau tanda ())
pada kolom jawaban Ya yang tersedia, dan
b. Apabila hasil pemeriksaan/penilaian adalah diuraikan secara tidak
benar atau kurang atau tidak ada sama sekali pada proposal maka
tuliskan jawaban Tidak (atau tanda ()) pada kolom jawaban
Tidak yang tersedia.
c. Apabila terdapat jawaban Tidak (poin 3.b) maka harus
dicantumkan/dicatat
apa
saja
kekurangan/kesalahan
yang
ditemukan. Hal-hal yang menjadi catatan ini dituliskan pada kolom
Catatan (Penyempurnaan) yang telah disediakan
4. Berikan Rekomendasi Hasil Verifikasi dengan ketentuan berikut :
Layak : bila semua aspek yang dinilai mempunyai jawaban
Ya/Terpenuhi.
Layak dengan Penyempurnaan : bila hasil Penilaian terdapat satu
atau lebih Jawaban aspek Tidak Layak atau terdapat catatan
penyempurnaan;
Tidak Layak : bila ada jawaban Tidak Layak diantara
pertanyaan/kriteria berikut :
o ASPEK ORGANISASI
1) Adakah pengurus/anggota organisasi KSM/Panitia jelas ?
2) Apakah jumlah anggota KSM dari peremuan, minimal 30%?
3) Apakah sudah dijustifikasi dan dinyatakan layak oleh
BKM/LKM?
4) Apakah Panitia/KSM Merupakan Pemanfaat & Pemelihara
Sarana & Prasarana yang dibangun ?
o ASPEK MANAJEMEN, TEKNIS KEGIATAN
5) Apakah rencana lahan lokasi Bangunan telah dibebaskan
(tidak akan ada dampak sosial)?
6) Apakah Infrastruktur yang dibangun tidak bertentangan dengan
Daftar Kegiatan Terlarang ?
7) Apakah Infrastruktur yang dibangun tidak menimbulkan
dampak lingkungan ?
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

85

Diagram Alir Mekanisme Verifikasi Usulan Kegiatan Lingkungan

Pembentukan,
Pendaftaran &
Justifikasi
Panitia

Penyusunan
Proposal Usulan
Kegiatan

Laporkan

Faskel
Teknik

Laporkan

Tidak Layak

UPL

Diatas Rp. 30 Jt

NT

s/d Rp. 30 Jt

Dokumen
Proposal Usulan
Kegiatan
(atau Revisi)

Askot
Infra

Rekomendasi
Hasil Verifikasi

TIM VERIFIKATOR

Layak dengan Perbaikan

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

(Penggantian/Review Usulan Kegiatan)

PJM / RENTA
PRONANGKIS

86

Layak

Penyusunan
BA
Kelayakan

8) Kelayakan
Teknis
(Perencanaan
Desain/Spesifikasi),
mencakup : Kesesuaian dengan spesifikasi standar teknis,
Keamanan/kenyamanan Pemakaian, Kualitas Bahan Utama,
Pencapaian Manfaat/Fungsi Infrastruktur.
5. Cantumkan rekomendasi yang sesuai/dipilih tersebut pada bagian
akhir formulir dengan cara mencoret semua alternatif rekomendasi
yang tidak dipilih;
6. Buatlah Berita Acara Kelayakan Verifikasi Kegiatan Lingkungan
yang ditandatanagani bersama dan diketahui oleh minimal Lurah/Ka
Desa, Ketua RT/RW dan Tokoh masyarakat (Contoh bentuk BA,
seperti Formulir V.2, terlampir).
7. Hasil Verifikasi (Lembar Verifikasi yang telah diisi dan
ditandatangani) dicopy satu rangkap sebagai laporan.
Adapun penjelasan masing-masing krteria pada setiap aspek verifikasi
adalah sebagaimana diuraikan pada tabel berikut :

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

87

Aspek dan Kriteria Verifikasi beserta Penjelasan :


No

ASPEK YANG DIVERIFIKASI

A. ASPEK ORGANISASI
1 Adakah
pengurus, anggota,
serta aturan organisasi KSM
yang jelas ?
2 Apakah
jumlah
anggota
organisasi KSM dari perempuan,
minimal 30% ?
3 Apakah KSM telah dijustifikasi
dan dinyatakan layak oleh
BKM/LKM?
4 Apakah
KSM
Merupakan
Pemanfaat & Pemelihara Sarana
& Prasarana?

PENJELASAN CARA PEMERIKSAAN

Cek Berita Acara Pembentukan & Formulir Pendaftaran KSM yang


bersangkutan di BKM/UPL sesuai hasil penilaian kelayakan dari
UPL/BKM sebelumnya. Pastikan bahwa formulir tersebut sudah ada.

Cek kebenaran & kelengkapan Pernyataan Kesanggupan O&P (Form-9).


Cek juga Apakah Pemilihan Desain/Spesifikasi teknis sudah
mempertimbangkan kemampuan masyarakat untuk dapat melaksanakan
pemeliharaan?
5 Adakah
Kontribusi
Swadaya Cek kebenaran & kelengkapan Berita Acara Kesepakatan Swadaya
masyarakat ?
Masyarakat (Form-3), Cek juga nilai RAB Swadaya (Form : RAB-4)
B. ASPEK MANAJEMEN, TEKNIS KEGIATAN
1 Apakah
Prasarana
yang Cek kebenaran dan kesesuaian Usulan Kegiatan (Form-1, Proposal)
diusulkan sesuai dokumen PJM- dengan dokumen Renta/PJM Pronangkis.
Pronangkis ?
2 Apakah rencana lahan lokasi Cek Kebenaran dan kelengkapan pengisian Formulir Pernyataan
Bangunan
telah
dibebaskan Kontribusi lahan dari pemilik (Form-4, Proposal).
(tidak akan ada dampak sosial)?
3 Adakah calon tenaga kerja yang Cek Kebenaran & kelengkapan pengisian Formulir Tenaga Keja (Form :
akan terlibat ?
TK-1)
4 Adakah Kesepakatan Harga Hasil Cek Kebenaran & kelengkapan pengisian Formulir RAB (Form RAB-1),
Survey (minimal 3 toko setempat) bila perlu dapat dilakukan pengecekan dilapangan;
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

88

No

ASPEK YANG DIVERIFIKASI

Adakah
Gambar
sederhana
Infrastruktur ?
6 Adakah
dokumentasi/photo
kondisi awal (0%) ?
7 Apakah rencana Bangunan tidak
bertentangan
dengan
Daftar
Kegiatan Terlarang ?
8 Apakah rencana Bangunan tidak
berpotensi menimbulkan Dampak
Negatif (merusak) Lingkungan?
9 Adakah
Daftar
Kuantitas
Pekerjaan?
10 Adakah
Perhitungan
RAB
(Swadaya & BLM/PNPM ?

11 Adakah Jadwal
Kegiatan ?

Pelaksanaan

12 Adakah Rencana Pengadaan


Kegiatan ?
13 Adakah
Struktur
Organisasi/Susunan
Tim
Pelaksanaan Kegiatan ?

PENJELASAN CARA PEMERIKSAAN


Cek adakah gambar-gambar Teknis sederhana Infrastruktur (Form Gbr).
Cek kebenaran dan kelengkapan dokumentasi kegiatan (Form-Photo).
Cek Kebenaran dan kelengkapan pengisian Formulir Daftar Kegiatan
Terlarang (Form-4)
Cek Kebenaran dan kelengkapan pengisian Formulir Penilaian Daftar Uji
Dampak Lingkungan (Form-5)
Cek Kebenaran & kelengkapan pengisian Formulir Daftar Kuantitas (Form
RAB- 2).
Cek Kebenaran & kelengkapan pengisian Formulir RAB (Form RAB-4).
Termasuk hal berikut terpenuhi juga :
Apakah jumlah nilai biaya untuk Upah Tenaga Kerja dari prasarana
yang dibangun (bukan padat karya), tidak melampaui kewajaran (wajar :
kira-kira nilainya kurang dari 40%)
Apakah Nilai Total Biaya BLM seimbang dengan Volume Pekerjaan
Yang Direncanakan (Tidak Kelebihan Biaya atau Kekurangan Dana) ?
Cek Kebenaran & kelengkapan pengisian Formulir Jadwal Pelaksanaan
Kegiatan (Form 6). Termasuk hal berikut terpenuhi : Apakah perkiraan
waktu pelaksanaan infrastruktur tersebut sudah cukup (tidak akan
dikerjakan tergesa-gesa sehingga mengurangi kualitas)
Cek Kebenaran & kelengkapan pengisian Formulir Organisasi Lapangan
(Form -7).
Cek Kebenaran & kelengkapan pengisian Formulir Organisasi Lapangan
(Form 8).

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

89

No

ASPEK YANG DIVERIFIKASI

14 Apakah rencana Bangunan layak


secara teknis?
(Kesesuaian
spesifikasi/desain
dengan standar teknis, Kualitas
Bahan
Utama,
Pencapaian
Manfaat,
dan
Keamanan/kenyamanan
Pemakai)

PENJELASAN CARA PEMERIKSAAN


Selain UPL, Verifikasi Kelayakan ini harus dilakukan oleh Tim KMW
(TA.Infra/Askot Infra/Faskel Teknik) dan Apabila dianggap perlu dapat
dilakukan verifikasi langsung dilapangan. Gunakan referensi Gambar
(Form Gbr/Spesifikasi, termasuk Photo/Dokumentasi yang ada).
Hal-hal yang perlu diverifikasi, antara lain :
1. Apakah Lokasi Yang Dipilih sesuai dengan Jenis Infrastruktur yang
direncanakan ?
2. Apakah Desain/Spesifikasi & kualitas bahan utama yang direncanakan
baik/kuat (sesuai persyaratan stndar teknis bangunan) ?
3. Apakah bangunan utama dan pelengkap dari prasarana sudah
direncanakan (minimal untuk menjamin keamanan bagi pemakai atau
agar usia pemakaian prasarana lebih lama) ?
4. Apakah desain sudah memperhatikan kebiasaan lokal?
5. Apakah KSM Mampu mengerjakan sendiri Prasarana tersebut? (Khusus
untuk pekerjaan pemadatan perkerasan (Kerikil/Sirtu, Telfor, Makadam)
agar diupayakan menggunakan mesin gilas/pemadat);
6. Apakah perencanaan sudah mempertimbangkan pencapaian manfaat
dari prasarana (setelah bangunan selesai dapat langsung bermanfaat),
khususnya prasarana seperti Air Bersih, Drainase, dll;
7. Dan lain-lain persyaratan teknis yang dianggap prinsip pada bangunan
(lihat Pedoman Teknis);

Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

90

LAMPIRAN :
1) CONTOH SURVEY JALAN
2) CONTOH FORMULIR
SURVEY/PERENCANAAN JALAN
3) FORMULIR & BA KESEPAKATAN
HARGA SATUAN
4) REFERENSI DAFTAR UJI
IDENTIFIKASI DAMPAK
LINGKUNGAN
5) OUTLINE PROPOSAL KEGIATAN
6) FORMULIR & BA VERIFIKASI
Bagian - 1. Persiapan & Perencanaan Teknis Kegiatan Sarana & Prasarana

91

LAMPIRAN 1. CONTOH SURVEY JALAN


CONTOH SURVEI LAPANGAN
UNTUK KEPERLUAN DESAIN JALAN DESA
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR SEDERHANA
A. Survei Pengukuran Jalan Desa
Untuk desain jalan diperlukan trase jalan, polygon dan lebarnya, maka tata cara survei
pengukuran jalan yang sederhana tetapi memenuhi kebutuhan untuk desain jalan dapat
dilakukan sebagai berikut.
Sebelum dilakukan survei pengukuran ini harus sudah ditetapkan arah trase jalan desa yang
akan ditangani (survey reconnaisanse)
1) Pengukuran Trase Jalan untuk mengukur trase jalan diruas jalan A, B, C, D di gambar dapat
Akhir Proyek
dilakukan.
D
B

15
5

14
4
6

13
3
7

2
12

A
C
1
9
11

10
0
Awal Proyek

a. Di titik A, B, C, dan D dipasang patok kayu dengan ukuran kurang lebih garis tengah 5 cm
(bisa di dapat di tempat).
b. Di titik 1, 2, 3 dan seterusnya dipasang patok kayu dengan ukuran yang lebih kecil (bisa di
dapat di tempat).
c. Letak titik-titik 1, 2, 3 dan seterusnya dibuat dengan jarak kurang lebih 25 meter, diukur
dengan pita ukur (meet band).
d. Dengan cara ini akan didapatkan panjang trase A, B, C, D
2) Pengukuran Polygon sudut di titik B dan C perlu ditetapkan sudutnya, yaitu
a. Di titik B dan C telah dipasang patok kayu garis tengah kurang lebih 5 cm.
b. Dari titik B ke titik 4 dan 6 sudah diukur 25 meter.
c. Ukur jarak dari titik 4 ke titik 6 dengan ketelitian sampai kurang lebih 2 angka dibelakang
koma dalam meter.
d. Dengan cara ini maka dapat digambar sudut A, B, C dan sudut B, C, D dengan perantaraan
segi 4 B 6 dan 9 C 11.
3) Pengukuran Lebar Jalan (tanpa menggunakan alat ukur)
Pengukuran lebar jalan ini dibuat tegak lurus terhadap poros trase A, B, C, D dengan
menggunakan rumus pythagoras (siku-siku) 3, 4, 5.
a. Ambil tali rapia (yang di lilit)

b. Buat suatu segi tiga dengan dibuat simpul pada setiap titik sudut segi tiga tersebut.
c. Ukuran dari titik sudut atau simpul diambil 6 meter, 8 meter dan 10 meter.
d. Tempatkan titik-titik simpul yang berhubungan dengan ukuran 6 meter, 8 meter di titik A (0)
dipatok kayu yang sudah ada.
e. Tarik rapia kencang-kencang dengan arah 6 meter ke arah kiri (ki) atau kanan (ka) dari titik A
(0) dan arah 8 meter ke arah titik 1, bila rapia telah ditarik kencang di segala arah maka segi
tiga yang dibuat adalah segi tiga tegak lurus di titik A (0).
f. Ukur ke arah kiri atau ke titik A (0) sepanjang 3 meter dan pancang patok kayu dititik 3 meter
tersebut dengan ukuran sama dengan patok kayu di titik A (0).
4) Untuk mempermudah pencatatan hasil pengukuran di lapangan yang kemudian di pergunakan
untuk membuat peta hasil ukur kami sajikan form untuk pencatatan hasil pengukuran maupun
lebar jalan.
Dengan cara ini survei pengukuran di lapangan untuk jalan desa dapat dilakukan oleh masyarakat
atau KSM/Panitia bersangkutan. Penggambaran peta bisa juga dilakukan oleh mereka dengan
diberikan bimbingan sederhana.
FORM UNTUK PENCATATAN HASIL PENGGAMBARAN TRASE JALAN DESA

Trase
ABCD

Jarak titik dalam meter


A (0) 1
12
23
34
4 5 (B)
B (5) 6

25
25
25
25
25
25

AB
Dsl BCD

15
0

Keterangan

Ada parit kurang lebih 5 meter


Ada selokan kurang lebih 15 meter
Ada bukit kecil yang dipotong trase jalan
bisa juga trase tidak memotong tetapi
mengelilingi bukit.

FORM UNTUK PENCATATAN HASIL SUDUT JALAN DESA

Trase

Jarak titik dalam meter

ABCD

4 B (5)
B (5) 6
46

25
25
47,55

9 C (10)
C (10) 11
9 11

25
25
32,25

Keterangan
B
25

25

6
47.55

32.25

9
25

4
10

11
25

FORM : ST1

FORM : ST1

FORM : ST2

FORM : ST2

FORM : ST3

FORM : ST3

FORM : Gbr

LAMPIRAN - 2

RAB-1A

RAB-1B

BERITA ACARA
PENETAPAN HARGA SATUAN UPAH/BAHAN/ALAT
UNTUK PELAKSANAAN KEGIATAN
KSM/Panitia : ..........................................
BULAN : ..........................................
Pada hari ini ........... tanggal ................ bulan ..................... tahun ................,
bertempat
di
.........................................................................................................,
telah dilaksanakan rapat Penetapan Harga Satuan Upah/Bahan/Alat yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan .....................................................................................
Rapat dibuka pada pukul ..............., oleh Ketua/Sekretaris*) KSM/Panitia, yang
dihadiri oleh :
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Peserta Yang Hadir

Jumlah
(Org)

Keterangan

Ketua, Pengurus dan seluruh


Anggota KSM/Panitia
Wakil BKM
Wakil UPL
Relawan
Wakil Pemerintah
Desa/Kelurahan
Tokoh Masyarakat (Tomas)
Fasilitator Kelurahan/KMW
Dst.... (bila ada)

Daftar Hadir seluruh Peserta Terlampir.

Adapun rangkaian acara dalam rapat ini adalah sebagai berikut :


No
1
2
3
4

5
6
7

Agenda Acara

Pembukaan
Penjelasan Maksud, Tujuan, Hasil Yang Ingin
Dicapai serta tatacara Rapat/forum;
Penyampaian Laporan Hasil Survey Harga
Pembahasan Harga Satuan (menyepakati
nilai/besarnya harga satuan tiap jenis bahan/alat
dan membuat justifikasi bila perlu).
Pembacaan Hasil Kesepakatan;
Penyusunan BA Hasil Kesepakatan Harga Satuan
Bahan/Alat untuk bulan ini;
Penutup

Penanggungjawab/
Fasilitator

Kesimpulan yang telah dicapai dalam pertemuan ini adalah disepakatinya HARGA
SATUAN UPAH/BAHAN/ALAT secara bersama-sama sebagaimana terlampir,
berdasarkan hasil Survey Harga yang telah dilaksanakan oleh Tim Survey
KSM/Panitia.
Demikian Berita Acara Kesepakatan ini dibuat dan ditandatangani oleh wakil
peserta masing-masing untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dibuat/Disepakati Oleh :
KSM/Panitia :
....................................
Nama

..........................

Jabatan

Ketua
KSM/Panitia

Tanda
Tangan

: ..........................

Mengetahui :
Wakil BKM :

Wakil Pemerintah Kel/Desa :

....................................

.......................................

Nama

: .............................

Nama

Jabatan

: Koordinator BKM
: .............................

Jabatan

Tanda
Tangan

Tanda
Tangan

..........................
Lurah/Kades

..........................

Diperiksa & Diverifikasi Oleh :


Faskel,

UPL,

Nama

: .............................

Nama

Jabatan

: .............................

Jabatan

Tanda
Tangan

: .............................

Tanda
Tangan

..........................
..........................

:
:

..........................

RAB - 1

LAMPIRAN - 4

PROGRAM NASIONAL
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MANDIRI PERKOTAAN

CAKUPAN ISI :
UJI IDENTIFIKASI DAMPAK

F-1

USULAN KEGIATAN

F-2

PERNYATAAN KONTRIBUSI LAHAN

RAB-2

DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN

DAFTAR CALON TENAGA KERJA

RAB-4

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

TK-1

F-5

KESEPAKATAN SWADAYA

F-6

JADWAL PELAKSANAAN

RAB-1

KESEPAKATAN HARGA

F-7

DAFTAR RENCANA PENGADAAN

F-Gbr

GAMBAR

F-8

TIM PELAKSANA

F-Photo

PHOTO

F-9

PERNYATAAN KESANGGUPAN
OPERASI & PEMELIHARAAN (O&P)

F-3

F-4

LIST NEGATIF

FORM - 1

A. USULAN KEGIATAN
Kota/Kabupaten

Kecamatan

Kelurahan/Desa

Nama BKM

:
Nama KSM/Panitia

KSM/Panitia

Kegiatan

Jumlah Pengurus & Anggota


KSM/Panitia (Org)
L
P
Jumlah

Lingkungan

Nama Pekerjaan

Volume
Pekerjaan

Alasan
Pembangunan
Prasarana

Lokasi
Pekerjaan

Penerima
Manfaat

: Jumlah :

Metode
Konstruksi

Status
Tanah
Lokasi
Kegiatan

Dusun/RT/RW : ..........................
Kelurahan/Desa : ..........................

...... KK

Gotong
Royong

Miskin : ...... KK
Semi Gotong
Royong

Miskin :

...... %

Kerjasama
Pihak Ketiga

FORM - 2

PERNYATAAN HIBAH / IJIN PAKAI/IJIN DILALUI/GANTIRUGI*)


Yang bertanda tangan dibawah ini , Saya:
Nama
: ...................................................
No. KTP
: ...................................................
Pekerjaan
: ...................................................
Alamat
: Jl. ................................................. RT/RW/Dusun ... ...............
Kel /Desa ..............., Kab./Kota ........................................
Selaku pemilik tanah berdasarkan Surat Bukti Kepemilikan Yang Sah, Nomor
:
............................................. Tanggal ........................................dari Notaris/PPAT/Instansi lain yang
Sah. Dengan ini menyatakan bersedia memberikan kontribusi dalam bentuk : Hibah/Ijin Pakai
selama..........tahun/Ijin Dilewati selama ........... tahun/Gantirugi*), berupa :
Bentuk Kontribusi

Volume
& Satuan
Asset

Alamat
Asset

Sketsa Peta Lokasi

1. Tanah/Lahan
2. Tanaman Produktif
3. Asset lainnya
(sebutkan)
Syarat/Bentuk Kontribusi Yang disepakat
dengan Pemilik :
................................................................................
...............................................................................

Cantumkan :
1. Batas dan status kepemilikan kanan, kiri, depan
dan belakang tanah warga
2. Bagian atau seluruh lahan milik warga disertai
ukuran luas
3. Jalan sekitar lahan untuk identifikasi lokasi
4. Batas bagian tanah yang akan diberikan
5. Orientasi lokasi (arah mata angin)

Kepada Pemerintah Desa/Kelurahan : ............................................., untuk dimanfaatkan bagi


kepentingan masyarakat umum sesuai rencana kegiatan : ............................................................., di
Lokasi ............................................................. oleh KSM : ....................................................................
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Yang Menerima,
Lurah/Ka Desa

(_______________________)
Nama

*) Pilih yang sesuai;

. .. , . 20.....

Yang Memberikan,
Pemilik

Materai
Rp.6.000

Mengetahui :

(_______________________)

Jabatan
BKM/Mewakili
Ketua KSM
Ketua RT/Mewakili

Tandatangan

TK - 1

Diverifikasi Oleh :
Faskel Teknik,

Diverifikasi Oleh :
UPL,

Dibuat Oleh :
Ketua KSM

(..)

(..)

(..)

FORM-3

BERITA ACARA
HASIL KESEPAKATAN SWADAYA MASYARAKAT
Pada hari ini tanggal .. bulan . tahun 200. bertempat di
........ Kelurahan/Desa ., telah dilaksanakan
Rembug Kesepakatan Swadaya Masyarakat untuk pelaksanaan kegiatan :
......................................................, oleh KSM : ......................................................
Atas nama warga masyarakat penerima manfaat kegiatan, disepakati bahwa jika
usulan kegiatan KSM tersebut, disetujui oleh Badan Keswadayaan Masyarakat,
kami sepakat dan sanggup untuk memberikan swadaya sebagai berikuti :
Jenis
Jenis
Volume
Sat.
Volume
Sat.
Swadaya
Swadaya
1. Tenaga Kerja :
3. Peralatan :
a. Mandor
HOK a. Truk/Mobil
b. Kepala Tukang
HOK
Pengangkut
c. Tukang
HOK b. Mesin Gilas
d. Pekerja
HOK
Juml. Laki-laki (L)
Org 4. Administrasi
Juml. Perempuan (P)
Org
Rp.
2. Bahan :
5. Dana/Uang
Tunai
a. Batu Kali
M3
b. Semen
Zak
6. Tanah/ Tanaman :
M2
c. Kerikil
M3
a. Tanah
d. Pasir
M3
b. Tanaman
Btg
e. Benang/Ember/
Produktif
c. Asset Lainnya
Linggis/Cangkul,dll
Dst
7. Konsumsi
Daftar Rincian Nama-nama dan bentuk Swadaya terlampir.

Demikian berita acara ini kami buat dengan sebenarnya dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
. 200.
Mengetahui,
Dibuat,
BKM/UPL,
Lurah/Ka. Desa
Ketua KSM/Panitia
(..)

()

()

Atas nama warga masyarakat ,


No

Nama

Jabatan

1.

Ketua RT ..

2.

Ketua RW ..

Alamat

Tanda Tangan

RAB-1

FORM Gbr

FORM-Photo

FORM-4

PENILAIAN TERHADAP DAFTAR KEGIATAN TERLARANG (NEGATIF LIST)


Apakah usulan kegiatan, termasuk dalam salah satu kegiatan yang dilarang untuk
dibiayai oleh dana PNPM Mandiri Perkotaan ?

No

BUTIR / ITEM

1.

Pembangunan atau Rahabilitasi gedung Kantor Pemerintah atau kantor BKM

2.

Pembangunan atau Rahabilitasi Rumah Ibadah, termasuk infrastruktur


lainnya yang secara langsung berada didalam lokasi rumah ibadah;
Pembebasan Lahan;
Kegiatan yang berkaitan dengan politik praktis (kampanye, demonstrasi,
sumbangan politik, dll);
Kegiatan Militer atau semi-militer (pembelian/perdagangan senjata dan
sejenisnya);
Kegiatan-kegiatan yang berdampak negatif terhadap lingkungan, seperti :
Membangun didalam dan atau berbatasan langsung dengan area yang
dilindungi seperti : Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Bergambut,
Kawasan pantai berhutan bakau (Mangrove), Kawasan Resapan Air,
Cagar Alam, Suaka Marga Satwa, Hutan Wisata, Daerah Pengungsian
Satwa, Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Cagar Budaya & Ilmu
Pengetahuan, Lokasi Situs Purbakala, lokasi peninggalan sejarah;
Penggunaan bahan bangunan yang mengandung asbes; .
Kegiatan produksi dan pengolahan yang menghasilkan emisi atau effluent
cair dan gas kecuali kegiatan dalam skala kecil dan kegiatan-kegiatn yang
telah direview dan diberikan sertifikat oleh Bappedalda berdasarkan
standar kontrol polusi air dan udara.
Memanfaatkan dan atau menghasilkan bahan-bahan limbah berbahaya,
termasuk pestisida dan herbisida, dan produk terkait lainnya;
Memproduksi, memproses, pengolahan, penyimpanan atau penjualan
produk tembakau atau produk yang mengandung tembakau.
Memproduksi atau menggunakan bahan yang membahayakan ozon;
Memproduksi, menyimpan dan pengangkutan cairan, gas atau emisi yang
berbahaya (termasuk kategori limbah berbahaya- B3);
Kegiatan yang terkait dengan pengelolaan, pengadaan kayu dan
peralatan perkayuan. Pengadaan Kayu diatas 3M3 per kegiatan harus
memiliki SKSHH/FAKO
Pembangunan MCK, Kakus/Jamban tanpa Septictank dan resapan;
Bangunan/fasilitas Persampahan yang belum terintegrasi dengan sistem
persampahan kota yang sudah ada;
Drainase yang belum terintegarasi dengan sistem drainase kota yang
telah ada atau drainase tanpa pembuangan akhir;.
Jaringan Listrik (termasuk lampu penerangan) yang pengelolaan O&Pnya
bukan oleh masyarakat;
Berdampak negatif terhadap penduduk asli;
Berdampak negatif terhadap kelestarian budaya lokal;
Deposito atau yang berkaitan dengan usaha memupuk bunga Bank;
Kegiatan yang memanfaatkan BLM sebagai jaminan atau agunan atau
garansi, baik yang berhubungan dengan lembaga keuangan dan perbankan
atau pihak
ketiga lainnya;
Kegiatan yang bertentangan dengan hukum, nilai agama, tata susila dan
kemanusiaan serta tidak sejalan dengan Visi, Misi, Tujuan dan nilai-nilai
PNPM Mandiri Perkotaan

3.
4.
5.
6.

7.
8.

9.

YA

TIDAK

Diverifikasi Oleh :
Faskel Teknik,

Diverifikasi Oleh :
UPL,

Dibuat Oleh :
Ketua KSM

(..)

(..)

(..)

FORM-5

DAFTAR UJI IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN


Hasil uji identifikasi dampak negatif terhadap lingkungan yang mencakup uraian jenis
potensi dampak dan Rencana Tindakan penanganan/mitigasinya sebagaimana
diuraikan pada tabel berikut. Kemudian kami akan melakukan pemantauan atas
pelaksanaan pengamanan tersebut, pada saat perkembangan kegiatan kira-kira
mencapai kemajuan 50% dan 100% guna memastikan bahwa seluruh pengamanan
dampak telah kami lakukan.
No

POTENSI/SUMBER DAMPAK
NEGATIF

UPAYA PENANGGULANGAN/
MITIGASI

PEMANTAUAN
PENYELESAIAN
(50%)
(100%)

..............................................., ............................200....
Diverifikasi Oleh :
Faskel Teknik,

Diverifikasi Oleh :
UPL,

Dibuat Oleh :
Ketua KSM

(..)

(..)

(..)

(Lihat Referensi Daftar Uji Dampak Lingkungan-Lampiran 4)

RAB - 2

Diverifikasi Oleh :
Faskel Teknik,

Diverifikasi Oleh :
UPL,

Dibuat Oleh :
Ketua KSM

(..)

(..)

(..)

RAB - 4

Diverifikasi Oleh :
Faskel Teknik,

Diverifikasi Oleh :
UPL,

Dibuat Oleh :
Ketua KSM

(..)

(..)

(..)

FORM 6

FORM-7

Diverifikasi Oleh :
Faskel Teknik,

Diverifikasi Oleh :
UPL,

Dibuat Oleh :
Ketua KSM

(..)

(..)

(..)

FORM-8

STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN


(KSM/Panitia)
KSM/PANITIA
Ketua

Sekretaris

BENDAHARA

PELAKSANA
LAPANGAN

Ketua Regu Kerja/


Mandor

LOGISTIK

Ketua Regu Kerja/


Mandor

MASYARAKAT
SUSUNAN TIM PELAKSANA KSM/PANITIA :

No
1.

NAMA

POSISI
Ketua/Penanggungjawab

2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dst

Sekretaris
Bendahara
Pelaksana Lapangan
Logistik/Pengadaan
Ketua Regu Kerja (Mandor)
Ketua Regu Kerja (Mandor)

Susunan Tim Pelaksana Lapangan dapat disesuaikan dengan kondisi Lapangan/SDM KSM
Diverifikasi Oleh :
Faskel Teknik,

Diverifikasi Oleh :
UPL,

Dibuat Oleh :
Ketua KSM

(..)

(..)

(..)

FORM-9

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN


PENGOPERASIAN & PEMELIHARAAN PRASARANA
Yang bertanda tangan dibawah ini, kami :
Nama
Jabatan
Alamat

: ..............................................................
: Ketua KSM............. ................................,
Kel./Desa ................................. Kecamatan ...........................
................................................................................
: Jl. .................................... Dusun/RT/RW ............

Kab./Kota

Menyatakan kesanggupan untuk mengoperasikan dan memelihara sarana & prasarana yang
kami bangun, yaitu :
No

Jenis Sarana & Prasarana

Lokasi (Jl/Dusun/RT/RW)

1.
2.
3.
dst
Struktur Organisasi & Pengurus Pemanfaatan & Pemeliharaan Sarana & Prasarana tersebut
akan kami sampaikan setelah kami ditetapkan sebagai pelaksanaan kegiatan pembangunan
sarana & prasarana tersebut.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
.. , . 20.....
Yang Menyatakan ,
Ketua KSM
Materai
Rp.6.000

()
Nama

Mengetahui :
Jabatan
BKM/Mewakili
UPL
Ketua RT/Mewakili
Ketua RT/Mewakili

Tandatangan

LAMPIRAN - 5
REFERENSI DAFTAR UJI IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN
No

POTENSI/SUMBER DAMPAK
NEGATIF

ALTERNATIF UPAYA PENANGGULANGAN/MITIGASI

PRASARANA JALAN, JEMBATAN, GORONG-GORONG, TAMBATAN PERAHU


Resiko Longsor akibat Kegiatan
Pemindahan trase/jalur jalan atau bangunan ke tempat
Galian/Timbunan Tanah diarea
lain yang lebih aman
lereng/tebing
Batasi pemindahan tanah hanya pada musin kering/panas
Dibangun tanggul atau turap penahan
Tampingan diperlandai
Penanaman Vegetasi/jerami didaerah kemiringan
Dipasang pelindung tebing diarea terkena
sungai/pantai

2
3

Jembatan mengganggu lalu lintas


perahu
Jembatan/T.Perahu merubah
arah/aliran sungai

Meningkatnya erosi pada tebing

Meningkatnya erosi pada saluran


pinggir/samping

Jalan tanah meningkatkan debu

Jalan menutup/memotong aliran air


alamiah/drainase
Saluran samping/drainase terjadi
pendangkalan/ sedimentasi

9
10
11

12

Jalan baru akan menebang banyak


pohon-pohon
Tidak ada pembuangan akhir /ada
genangan air dari drainase/Goronggorong
Bangunan tidak nyaman/aman

Belum terjamin O&P kegiatan

arus

Perletakan jembatan diperbaiki/disesuaikan


Tata letak dipindahkan untuk menghindari masalah
Perletakan jembatan diperbaiki/disesuaikan
Dipasang pelindung tebing diarea terkena arus
sungai/pantai
Tampingan diperlandai
Penanaman Vegetasi/jerami didaerah kemiringan
Dasar saluran diperlandai
Dipasang penahan pelindung tebing saluran
Dipasang gorong2 bantu untuk mengurangi debit (sub
drainase)
Perkerasan khusus pada badan jalan disekitar saluran,
seperti beton, aspal, dll.
Permukaan jalan dipadatkan
Permukaan jalan diberikan perkerasan dari bahan berbutir
kasar (kerikil/sirtu)
Dipasang gorong2 sesuai aliran alamiah/drainase
Drainase dibuat dari bahan pasangan batu/bata atau beton
Drainase dibuat mengikuti kemiringan alamiah
Drainase dibuat sampai ketempat pembuangan atau
saluran kota yang ada (terintegrasi)
Pemindahan trase/jalur jalan ke tempat lain yang lebih
aman
Drainase dibuat sampai ketempat pembuangan akhir
(seperti sungai, laut) atau terintegrasi dengan Sistem
Drainase kota;
Dibuat pagar pengaman pada Tikungan Jalan yang tajam
Dibuat penahan longsor diderah tebing/lereng atau badan
jalan
Dibuat pagar pengaman pada jembatan dan di pintu
masuk/ keluar jembatan (kiri+kanan)
Dibuat tembok pengaman pada gorong-gorong
(kiri+kanan)
Dibentuk O&P kegiatan dan ada rencana kegiatan
pemeliharaan

No

1.

POTENSI/SUMBER DAMPAK
NEGATIF

Resiko Longsor akibat Kegiatan


Galian/Timbunan Tanah diarea
lereng/tebing

ALTERNATIF UPAYA PENANGGULANGAN/MITIGASI

PRASARANA IRIGASI
Pemindahan jalur Saluran atau bangunan ke tempat lain
yang lebih aman
Batasi pemindahan tanah hanya pada musin kering/panas
Dibangun tanggul atau turap penahan
Tampingan diperlandai
Penanaman Vegetasi/jerami didaerah kemiringan
Dipasang pelindung tebing diarea terkena
sungai/pantai
Tampingan diperlandai
Penanaman Vegetasi/jerami di daerah kemiringan
Dipasang penahan pelindung tebing saluran

Meningkatnya erosi pada tebing


atau dinding saluran tanah

Konsentrasi air tidak terkendali


disaluran/sawah

Pengaturan penggunaan Air

Saluran terjadi
pendangkalan/sedimentasi akibat
erosi dari dinding sal. Tanah/Tebing

Dasar saluran diperlandai

5
1
2

3
4
5
6

Dibuat pintu-pintu air


Saluran dibuat dari bahan pasangan batu atau beton

Saluran dibuat mengikuti kemiringan alamiah


Saluran
pembuangan
dibuat
sampai
ketempat
pembuangan
Belum terjamin O&P kegiatan
Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan pemeliharaan
PRASARANA AIR BERSIH
Galian Sumur (sumur dangkal)
Dibuat turap penahan tanah
longsor
Dinding Sumur menggunakan Cincin Beton
Galian sumur dalam/bor bisa
memunculkan bahan2 tambang
yang bisa berbahaya, seperti
minyak,gas
Kualitas air sumur bercampur
mineral/bahan2 berbahaya bagi
kesehatan
Sumur Gali (sumur dangkal) longsor

Sumur terlalu dekat dengan


MCK/WC
Air Sumur tercampur air
permukaan/Air Rembesan

Mata Air tercampur air permukaan

Belum terjamin O&P kegiatan

arus

Koordinasi dengan dinas pertambangan & geologi/ instansi


terkait sebelum kegiatan dimulai;
Dilakukan Pengujian kualitas air sebelum dimanfaatkan
Dinding Sumur dibuat menggunakan Cincin Beton
Lokasi Sumur dan Septicktank/Resapan minimal 11 meter
Dibuat bibir sumur yang cukup tinggi
Lokasi Sumur dicari tempat yang tidak sering banjir
Dibuat Pelindung disekitar mata air untuk mencegah air
masuk
Daerah sekitar mata air diberi pelindung jalur hijau

Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan pemeliharaan


PRASARANA MCK, JAMBAN, SALURAN LIMBAH RUMAHTANGGA

Tidak ada saluran pembungan


limbah cair domestik
(MCK,Jamban,Air Cucian
Dapur,dsb)

Dibuat
saluran
pembuangan
sampai
pembuangan atau drainase yang ada

ketempat

Dibuat Septictank dan Resapan untuk MCK/Jamban

No
2

3
4
5
6
7

1.

POTENSI/SUMBER DAMPAK
NEGATIF
Pipa sanitasi dipermukaan tanah
yang sangat rawan thd sinar
matahari, terinjak, dan kenakalan
manusia
Bangunan MCK, Jamban, Drainase
air limbah, tidak sesuai standar
teknis
Septicktank/Resapan MCK/WC
terlalu dekat dengan Sumur.
Jenis bangunan Septicktank tidak
sesuai jenis tanah
Tidak ada pembuangan akhir dari
saluran MCK, WC, Saluran Limbah
Rumah Tangga/ada genangan air
Belum terjamin O&P kegiatan

ALTERNATIF UPAYA PENANGGULANGAN/MITIGASI


Tanam pipa sanitasi dari kakus keseptictank
Buat Lubang Kontrol dan Pipa Udara untuk septicktank
Desain/Spesifikasi teknis disesuaikan dengan ketentuan
standar teknis bangunan

Jarak lokasi Septicktank/Resapan dengan Sumur minimal


11 meter
Jenis bangunan Septicktank disesuaikan dengan daya
resap tanah
Dibuat Drainase sampai ketempat pembuangan akhir
(seperti sungai, laut) atau terintegrasi dengan Sistem
Drainase kota;
Dibentuk O&P kegiatan dan ada rencana kegiatan
pemeliharaan
PRASARANA DRAINASE PERMUKIMAN

Resiko Longsor akibat Kegiatan


Galian/Timbunan Tanah diarea
lereng/tebing

Pemindahan jalur atau bangunan ke tempat lain yang lebih


aman
Batasi pemindahan tanah hanya pada musin kering/panas
Dibangun tanggul atau turap penahan
Tampingan diperlandai
Penanaman Vegetasi/jerami didaerah kemiringan
Dipasang penahan pelindung tebing saluran

Meningkatnya erosi pada tebing

Tampingan diperlandai
Penanaman Vegetasi/jerami di daerah kemiringan
Dipasang penahan pelindung tebing saluran

4
5
6
1
2
3

Saluran terjadi
pendangkalan/sedimentasi akibat
erosi dari dinding sal. Tanah/Tebing

Dasar saluran diperlandai


Saluran dibuat dari bahan pasangan batu atau beton

Saluran dibuat mengikuti kemiringan alamiah


Saluran
pembuangan
dibuat
sampai
ketempat
pembuangan
Tidak ada pembuangan akhir
Drainase dibuat sampai ketempat pembuangan akhir
drainase/ada genangan air
(seperti sungai, laut) atau terintegrasi dengan Sistem
Drainase kota;
Bangunan Drainase Tiidak sesuai
Desain/Spesifikasi teknis disesuaikan dengan ketentuan
standar teknis
standar teknis bangunan
Belum terjamin O&P kegiatan
Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan pemeliharaan
PRASARANA PERSAMPAHAN
Bangunan Sampah Tiidak sesuai
Desain/Spesifikasi teknis disesuaikan dengan ketentuan
standar teknis
standar teknis bangunan
Tidak ada Pembuangan Sampah
TPS dibuat terintegrasi dengan Sistem persampahan kota;
dari TPS
Belum terjamin O&P kegiatan
Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan pemeliharaan
Persampahan

LAMPIRAN - 6
LEMBAR
VERIFIKASI KELAYAKAN USULAN KEGIATAN KSM LINGKUNGAN
No

ASPEK YANG DIVERIFIKASI

PENILAIAN
KELAYA KAN
YA

A
1
2
3
4
5
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9

TIDAK

CATATAN
(PENYEMPURNAAN)

ASPEK ORGANISASI
Adakah pengurus, anggota, serta aturan organisasi
yang jelas ?
Apakah jumlah anggota organisasi KSM dari
perempuan, minimal 30% ?
Apakah KSM telah Mendaftar pada BKM/LKM dan
dinyatakan layak ?
Apakah Merupakan Pemanfaat & Pemelihara Sarana
& Prasarana?
Adakah kontribusi Swadaya masyarakat ?
ASPEK MANAJEMEN, TEKNIS KEGIATAN
Apakah Prasarana yang diusulkan sesuai dokumen
PJM-Pronangkis ?
Apakah rencana lahan lokasi Bangunan telah
dibebaskan (tidak akan ada dampak sosial)?
Adakah calon tenaga kerja yang akan terlibat ?
Adakah Kesepakatan Harga Hasil Survey (minimal 3
toko setempat) ?
Adakah Gambar sederhana Infrastruktur ?
Adakah dokumentasi/photo kondisi awal (0%) ?
Apakah rencana Bangunan tidak bertentangan
dengan Daftar Kegiatan Terlarang ?
Apakah rencana Bangunan tidak berpotensi
menimbulkan Dampak Negatif (merusak) Lingkungan?
Adakah Daftar Kuantitas Pekerjaan?

10 Adakah Perhitungan RAB (Swadaya & BLM/PNPM) ?


11 Adakah Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ?
12 Adakah Rencana Pengadaan Kegiatan ?
Struktur
Organisasi/Susunan
Tim
13 Adakah
Pelaksanaan Kegiatan ?
14 Apakah rencana Bangunan layak secara teknis? (Kesesuaian spesifikasi dengan standar teknis,
Kualitas Bahan Utama, Pencapaian Manfaat, dan Keamanan/kenyamanan Pemakai).
1. Apakah Lokasi Yang Dipilih sesuai dengan Jenis
Infrastruktur yang direncanakan ?
2. Apakah Desain/Spesifikasi & kualitas bahan utama
yang direncanakan baik/kuat (sesuai persyaratan
stndar teknis bangunan) ?

No

PENILAIAN
KELAYA KAN

ASPEK YANG DIVERIFIKASI

YA

TIDAK

3. Apakah bangunan utama dan pelengkap dari


prasarana sudah direncanakan (minimal untuk
menjamin keamanan bagi pemakai atau agar usia
pemakaian prasarana lebih lama) ?
4. Apakah desain sudah memperhatikan kebiasaan
lokal?
5. Apakah KSM Mampu mengerjakan sendiri
Prasarana tersebut? (Untuk pekerjaan pemadatan
perkerasan (Kerikil/Sirtu, Telfor, Makadam) agar
diupayakan menggunakan mesin gilas/pemadat);
6. Apakah desain sudah mempertimbangkan
pencapaian manfaat dari prasarana (setelah
bangunan selesai dapat langsung bermanfaat),
khususnya prasarana seperti Air Bersih, Drainase,
dll;
7. Dan lain2 persyaratan/standar teknis yang dianggap
prinsip pada bangunan (lihat Pedoman Teknis
perjenis prasarana);
JUSTIFIKASI KELAYAKAN :
Nama Yang Memverifikasi
Rekomendasi Hasil Verifikasi*)

CATATAN
(PENYEMPURNAAN)

Tandatangan

UPL:
______________________
Faskel Teknik :
______________________
Askot Infrastruktur :
______________________

*) Pilih Yang Sesuai

LAYAK /

(..............................................)

LAYAK DENGAN PENYEMPURNAAN /


TIDAK LAYAK

(................................................)
(................................................)

Form : V.2
BERITA ACARA
HASIL VERIFIKASI KELAYAKAN USULAN KEGIATAN LINGKUNGAN

Pada hari ini tanggal bulantahun .telah


dilaksanakan verifikasi kelayakan proposal usulan kegiatan KSM Lingkungan
sebagaimana yang telah ditetapkan berdasarkan skala prioritas, Renta
PJM
pronangkis.
Berdasarkan kesepakatan hasil verifikasi maka dinyatakan bahwa kegiatan berikut :
Uraian Kegiatan

Rekomendasi Kelayakan

1. Nama pekerjaan

:.

2. Lokasi

:.

3. Volume

:.

4. Nilai Kegiatan
a. Swadaya

: Rp.

b. BLM PNPM

: Rp.

c. TOTAL (a+b)

: Rp.

5.

Nama KSM/Panitia

LAYAK
untuk dilaksanakan
sesuai ketentuan PNPM
yang ada

:.

Secara lengkap hasil verifikasi terlampir (Formulir Verifikasi Form V.1).

Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.
............................,. tgl......................................
Pengusul :

Tim Verifikasi :
Faskel Teknik

U P L,

Ketua PANITIA

()

()

()

Askorkot Infra

()

No

Nama

Mengetahui/Saksi-saksi :
Jabatan
Lurah/Kades
Ketua RW
Ketua RT
To Mas/Mewakili

Tandatangan

Anda mungkin juga menyukai