Oleh
DIDIT PRAMUDYA
NIM. 96.031/TA
A. JUDUL
ANALISIS SISTEM KERJA ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA
PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. PAMA PERSADA NUSANTARA
DISTRICT TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan waktu kerja efektif dari
alat-alat mekanis dengan cara melakukan penilaian terhadap kemampuan produksi
alat mekanis dari masing-masing rangkaian kerja yang telah ditetapkan dalam rangka
untuk memenuhi sasaran produksi yang diinginkan.
diasumsikan mengikuti distribusi poison. Dalam hal ini, pelanggan yang telah
masuk kedalam sisitem kemudian keluar lagi tidak diperhitungkan.
2. Sifat-sifat antrian
Hal yang menarik dalam kejadian antrian, apakah para pelanggan yang masuk
kedalam fasilitas datang satu-persatu atau secara berombongan dan apakah
penolakan (balking) atau pembatalan (reneging) diperkenankan (Gambar 1).
Disiplin antrian
Sumber
masukan
Unit
Kedatangan
Antrian
Sumber
Terbatas
Mekanisme
Pelayanan
Unit
terlayani
Sistem
antrian
Penolakan Pembatalan
GAMBAR 1
DASAR-DASAR PROSES ANTRIAN
Balking terjadi bila seorang pelanggan menolak untuk memasuki suatu
fasilitas pelayanan karena antriannya terlalu panjang. Reneging terjadi apabila
seorang pelanggan yang telah berada dalam suatu antrian meninggalkan
antrian dan fasilitas pelayanan yang dituju karena menunggu terlalu lama.
3. Disiplin Pelayanan
Disiplin pelayanan adalah suatu aturan dimana para pelanggan dilayani. Tipe
aturan antrian terdiri dari :
a). FIFO (First In First Out)
Aturan yang mendasar pada yang pertama masuk, pertama keluar atau
pertama datang pertama yang akan dilayani (First come first served).
Aturan ini umum digunakan pada pemindahan tanah.
b). LIFO (Last In First Out)
Aturan pelayanan yang mendasarkan pada pelanggan yang terakhir masuk
pertama keluar.
1/
nq
nt
tq
tt
Pn
Po
Pw
Cs
2
nq =
( -)
nt =
( - )
tq =
( - )
1
tt =
( -)
Untuk Multiple Server rumus-rumus yang digunakan :
P = / s
1
Po =
n
S 1 (/)
(/)S
+
n=0
n!
S! (1 /s )
Pn =
Po
S! (1 [1 (/s)]
Po (/)S
nq =
(S 1)! (S - )2
nt = nq + /
Po
Tq = (/)S
S (S!) [1 (/S)]2
tt = tq + 1/
d. Informasi Sistem Antrian
Secara prinsip informasi sistem antrian yang perlu ditarik adalah:
1. Waktu tunggu truck dalam sistem dan dalam antrian
2. Panjang antrian truck, jumlah truck dalam sistem
3. Waktu menganggur loader
M = Jumlah
total tahap.
Tahap 1
Tahap M
Tahap 2
Tahap ?
Gambar 2
Tahap-tahap dalam sistem antrian putaran
Hasil dari tahap i adalah masukkan untuk tahap i + 1 sehinnga antrian yang
terjadi pada tahap awal akan terulang pada tahap berikutnya. Karena operasi antrian
merupakan sirkuit tertutup, maka jumlah pelanggannya terbatas.
Sebagai contoh, pada operasi penambangan yang melibatkan sebuah loader, unit
stockpile dan beberapa dump truck. Pada operasi ini terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Loader atau excavator ( merupakan pelayanan pemuatan dump truck)
2. Dump truck bermuatan (merupakan pelayanan pengangkutan ke stockpile)
3. Lokasi stockpile (merupakan pelayanan dump truck menumpahkan muatannya).
4. Dump truck kosong ( merupakan pelayanan dump truck kembali ke front
penambangan).
Pada model antrian putaran ini seluruh aktifitas pemuatan dan pengangkutan
kedua alat mekanis ini dianggap sebagai aktifitas pelayanan pada setiap tahapnya.
Dimana pada masing-masing tahapnya memiliki aktifitas pelayanan yang berbedabeda. Pada Gambar 2, tahap ke-2 dan tahap ke-4 dianggap sebagai tahap pelayanan
sendiri (self service). Dari skema penambangan yang dapat dilihat pada Gambar 3
sudah dapat dipastiikan pula bahwa waktu pelayanan dari masing-masing tahap
adalah berlainan.
Disiplin antrian pada model antrian putaran ini harus benar-benar dilaksanakan
guna mengurangi waktu tunggu yang terlalu lama dari peralatan mekanis untuk
dilayani sehingga sasaran produksi yang diinginkan dapat tercapai.
Tahap 1
Loader
Dump truck
kosong
Dump truck
bermuatan
Tahap 4
Tahap 2
Stockpile
Tahap 3
Dump Truck
Gambar 3
Skema operasi penambangan
a. Probabilitas keadaan steady state (keseimbangan)
Untuk perluasan model antrian putaran tiap-tiap tahap dapat dianggap sama,
seperti keadaan untuk seluruh sistem putaran yang dapat ditunjukkan dengan (n1,
n2,,nM) dimana, n1 unit truck pada tahap 1, ada n2 unit truck dalam tahap 2 dan
seterusnya hingga tahap M. Untuk K unit putaran diperoleh :
M
n1 = K
i=1
Keadaan
probabilitasnya
ditunjukkan
dengan
P(n1,
n2,.,
nM)
yang
didefinisikan sebagai probabilitas yang ada pada tahap i sejumlah n1 unit. Pada
gambar dibawah adalah contoh untuk metode antrian dua tahap dimana ada tiga
kemungkinan keadaan yaitu (2,0); (1,1) dan (0,2) menyatakan bahwa ada dua dump
truck pada tahap 1 dan 0 dump truck pada tahap 2.
Rata-rata tingkat pelayanan untuk tahap 1 dan 2 adalah 1 dan 2.
Persamaan keadaan tetap dapat diperoleh dengan :
0 = 2P (1,1) - 1P (2,0)
0 = 1 P (2,0) (1 + 2 )P (1,1) + 2 P(0,2)
0 = 1 P (1,1) - 2 P (0,2)
Tahap 1
Tahap 2
2
2,0
1,1
1
0,2
1
Gambar 4
Skema Sistem Antrian Putaran Dua Tahap
Dengan memperhatikan probabilitas keadaan P (2,0), maka penyelesaian persamaan
diatas dapat diberikan :
P (2,0) = P (2,0)
P (1,1) = (1 /2 ) P (2,0)
P (0,2) = (1 /2 )2 P (2,0)
Secara umum dapat ditulis :
n
1 2 1
P (n1 , n2) = P (2,0)
n
1 2
Untuk jumlah K truck diperoleh :
10
1 K 1
P (n1 , n2) = P (K,0)
n
1 2
Persamaan keadaan tetap dari kasus M tahap dan K truck menjadi :
K+M1
(K + M 1)!
=
K
(M 1)! K!
Probabilitas keadaan tetap dapat diselesaikan berkenaan dengan satu yang tidak
diketahui, P(K,0,.,0) yang dapat diberikan dengan :
n
1 K 1
P (n1, n2,..,nM) =
n
n
n
2 2 3 3M M
1
=
1
n1
1 n2
1
..
2
M
P (K,0,,0)
nM
P (K,0,,0)
1
P(K,0,,0)=
1
n1
1 n2 1
..
2
M
nM
-1
b. Karakteristik sistem
Probabilitas bahwa ada n dump truck dalam beberapa tahap dapat dihitung dengan
menjumlahkan seluruh probabilitas pada keadaan n dump truck dari tahap tersebut.
Pada probabilitas keadaan dari sebuah tahap dalam keadaan menganggur, dimana n
= 0 ; maka :
Pr (tahap I menganggur) = 1 - i = P (n1 , n2 ,.., ni 1, 0 , ni + 1, . nM )
i = Tingkat penggunaan tahap I
Untuk probabilitas keadaan bahwa sebuah tahap sedang bekerja.
Pr (tahap I bekerja) = i = 1 Pr (tahap I menganggur).
Hasil tiap tahap (pelanggan yang telah dilayani/unit waktu) adalah :
= i j
11
Untuk proses antrian yang mendasarkan kesetimbangan, harga harus sama tiap
tahap (1 = j = 0).
Jumlah dump truck dalam tahap ke-i adalah :
Lj = ni P(n1 , n2 ,.. ni ,. nM )
Ni = 0,1,2,K
Jumlah dump truck dalam antrian pada tahap ke-I adalah :
Lqi = (ni 1) P (n1 , n2 ,..., ni,.. nM )
Dengan ni = 1,2,.,K sehingga dapat dikembangkan :
Lqi = ni P (n1 , n2 ,..., ni,.. nK ) - P (n1 , n2 ,..., ni,.. nM )
= Li - i
Waktu sebuah dump truck yang antri dalam tahap I, adalah :
Wqi = Lqi /
Waktu bahwa ada sebuah dump truck tahap I, adalah :
Wi = Wqi + 1/ i
Rata-rata total waktu edar dump truck (truck yang telah menyelesaikan M tahap)
adalah :
M
c. Kesetimbangan pelayanan
Probabilitas
keadaan
dan
sifat-sifat
sistem
pada
antrian
putaran
dapat
disederhamakan. Jika diasumsikan bahwa seluruh tahap mempunyai sifat yang sama.
Jadi i = dimana, I = 1,2,,M.
n
K 1
P (n1, n2,..,nM) = P (K,0,...,0)= P (K,0,...,0)
n
1 K 1
Jumlah truck dalam tiap tahap (Li ) adalah :
Li = (L) = K/M
Jumlah dump truck menunggu antri dalam tiap tahap adalah :
K
K
K (K 1)
Lqi = - =
M
K+M1
M (K + M 1)
Hasil (dump truck yang telah dilayani/unit waktu) untuk tiap tahap (), adalah :
12
K
= / =
K+M1
Waktu tunggu dump truck dalam antrian :
K (K 1)
K+M1
K-1
Wq = Lq/ = =
M (K + M 1)
K
K
Waktu tunggu dump truck dalam tiap-tiap tahap
W = Wi = Wq + 1/
= (K 1)/ M + 1/
Jadi rata-rata total waktu edar 1 unit dump truck (CT) adalah :
CT = (K 1)/ + M/
d. Pelayanan Paralel
Perluasan teori antrian dasar untuk multi pelayanan dalam beberapa tahap tidak
mudah untuk antrian putaran. Fasilitas pelayanan paralel untuk beberapa tahap
mungkin dapat membantu, dengan menggunakan model-model antrian lainnya, yaitu
dengan merubah tingkat pelayanan untuk tahap yang dianggap khusus. Sebagai
contoh, jika pada tahap i mempunyai 2 pelayanan paralel, masing-masing dengan
rata-rata tingkat pelayanan i , sehingga tingkat pelayanan pada tahap tersebut
adalah :
i
untuk ni < 2
2 i untuk ni 2
Persamaan yang meggambarkan probabilitas keadaan diberikan dalam bentuk
khusus. Sebagai contoh yaitu untuk kasus 2 tahap (M = 2) dengan truck sebanyak 3
unit (K = 3), 1 unit pada pelayan tahap 1 dan 2 unit pada pelayanan tahap 2 (Gambar.
5). Sebagai persamaan keseimbangannya dapat diselesaikan menjadi :
1
12
13
P(2,1) = P (3,0) ; P (1,2) = P (3,0) ; P (0,3) = P (3,0)
2
222
423
13
22
22
0,3
22
1,2
1
2,1
1
3,0
1
Gambar 5
Diagram angka kasus 2 tahap
Persamaan ini dapat ditulis secara umum untuk kasus Ci pelayanan dalam tahap i
(i = 1).
Maka dapat ditulis :
n
1 K 1
P (n1, n2,,nM) = P (K, 0,..,0)
n
n
n
n
2 2 3 3 ..nii iM M
n = 1, 2, ,Ci 1
n
1 K 1
P (n1, n2,,nM) = P (K, 0,..,0)
n
n
n
n
n
2 2 3 3 ..CI !Ci i Ci i iM M
n = Ci - 1, CI,K.
Untuk pelayanan sendiri (self service) pada tahap i, diperoleh Ci = ni dan Ci ! Ci
ni Ci
1 K 1
P (n1, n2,,nM) = P (K, 0,..,0)
n
n
n
n
2 2 3 3 ..ni!i iM M
n = 1, 2, K
Untuk kasus 3 tahap, seperti dalam operasi loader-truck diasumsikan sistem
antrian putaran mempunyai 3 tahap, dengan salah satu tahapnya dianggap
mempunyai pelayanan sendiri, seperi terlihat pada Gambar 6.
14
Pengangkutan
Tahap 1
Pemuatan
Tahap 3
Penumpahan
Tahap 2
Kasus A
Pemuatan
Tahap 1
Penumpahan
Tahap 3
Pengangkutan
Tahap 2
Kasus B
Gambar 6
Operasi loader-truck pada kasus 3 tahap
Gambar 6A, menunjukkan kasus K = 3, yang mempunyai tahap pelayanan
sendiri (tahap pengangkutan) yaitu pada tahap 1. Untuk kasus dimana tahap
pelayanan sendiri-sendiri berada pada tahap 1, maka penyelesaian persamaan
keseimbangannya merupakan sebuah kasus khusus.
Untuk, ni = 1,2,.K ; i = 1,2,3
n
n1 K
P (K,0,0)
n1 = K
P (n1, n2,,nM) =
15
1 K 1
P (n1, n2, n3) = P (K, 0, 0)
n
n
n2 ! 2 2 3 3
dimana P (K, 0, 0) sebagai dasar persamaan dengan jumlah probabilitas keadaan
tunak sama dengan 1.
3. Waktu Edar dan Produksi Alat Muat
Waktu edar untuk alat angkut yang digunakan pada operasi pengangkutan
adalah :
Rata-rata waktu edar
= Wi
Produksi yang dihasilkan untuk periode waktu yang diberikan untuk satu shift
(pengangkutan satu unit truck ketempat penumpahan), dapat dihitung dengan :
Periode waktu yang tertarik
Produksi = N Kapasitas truck
Waktu edar
Produksi dapat juga dihitung dengan :
Produksi = Periode waktu yang tertarik kapasitas truck
Dimana : N = Jumlah truck
= Tingkat kesibukan loader (%)
= tingkat pelayanan loader, truck/jam
4. Penjadwalan Kerja
Hasil akhir dari teori antrian adalah membuat suatu penjadwalan kerja dari
alat angkut, dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran tentang durasi
awal
kedatangan
alat
angkut
di
lokasi
penambangan
sampai
awal
16
Dengan mengetahui waktu tunggu alat muat atau tingkat pelayanan ratarata alat muat (Wq 1 ) dan waktu edar dari alat angkut (C T2 ), maka dapat dibuat
suatu penjadwalan kerja dari alat muat dan alat angkut.
Waktu edar rata-rata alat angkut secara terperinci yaitu :
a. Waktu pemuatan atau waktu pelayanan, menit.
b. Waktu pengangkutan alat angkut,menit.
c. Waktu penumpahan material oleh alat angkut, menit.
d. Waktu kembali kosong ke lokasi penambangan, menit.
Penjadwalan juga dibuat berdasarkan pada waktu antara kedatangan alat
angkut dan waktu edar alat muat.
Dengan adanya penjadwalan kerja tersebut diharapkan :
1. Dapat menambah target produksi sesuai dengan sasaran produksi yang
dikehendaki.
2. Dapat meningkatkan effesiensi kerja alat muat dan alat angkut.
3. Dapat memperkecil kemungkinan terjadinya waktu tunggu alat muat dan
waktu antri alat angkut baik pada saat dilayani maupun pada saat
penumpahan.
F. PERUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui langkah-langkah penyelesaian terhadap permasalahan yang terjadi
sebagai akibat antrian pada sistem pengangkutan dan pemuatannya. Mulai dari
identifikasi permasalahan dilapangan, penelitian pendahuluan dan penyelidikan
rinci sampai dengan penentuan alternatif model antrian yang tepat.
2. Dengan mengetahui urutan pekerjaan penelitian yang didukung dengan teori
dasar yang baik serta data pendukung yang memadai, maka dapat dilakukan
penyelidikan dilapangan untuk mendapatkan sejumlah data utama yang
merupakan data dan parameter yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
3. Data
keseluruhan
dikelompokkan
menurut
kegunaannya,
pilih
metode
perhitungan dan menganalisa masalah yang ada, lalu gunakan data yang telah
ada.
4. Menentukan alternatif model yang tepat dan sesuai dengan kondisi daerah
penambangannya dan produksinya.
17
G. METODE PENELITIAN
1.Obyek penelitian
Sebagai obyek dari sasaran penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak
dibidang kontraktor pertambangan Batubara P.T. Pama Persada Nusantara yang
ada di Tanjung Enim Sumatera Selatan.
2. Data yang diperlukan
a. Data peralatan dalam sistem pemuatan dan pengangkutan
i.
ii. Waktu edar dari suatu alat, baik waktu untuk manufer waktu tunggu,
waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan dan waktu
antri.
iii. Produksi alat muat dan alat angkut
iv. Bucket fill factor (faktor pengisian mangkuk)
v. Kecepatan rata-rata dump truck
vi. Waktu kerja efektif
vii. Data curah hujan
viii.Jadwal kerja dari peralatan
b.Data-data pendukung yang meliputi :
i. Data geologi regional dan sejarah geologi
ii. Data litologi,data topografi dan data hidrologi
iii.Peta geologi
iv.Kegiatan penambangan
v. Lebar jalan angkut, kemiringan jalan angkut dan lebar tikungan
vi.Dimensi jenjang
c. Data-data lainnya dengan menyesuaikan keadaan dilapangan.
18
Waktu (minggu)
No
Kegiatan
1
Studi pustaka
Pengamatan
Pengambilan data
Pengolahan data
Analisa data
Pembuatan draft
10
19
Bab
I PENDAHULUAN
II TINJAUAN UMUM
2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah
2.2 Keadaan Geologi dan Topografi
2.3 Iklim dan Curah Hujan
2.4 Kegiatan Penambangan
III DASAR TEORI
3.1 Pengertian Teori Antrian.
3.2 Model-model Sistem Antrian
IV KONDISI LAPANGAN DAN SISTEM PRODUKSI ALAT MUAT - ALAT
ANGKUT
4.1 Tinjauan Terhadap Dimensi Jenjang
4.2 Geometri Keadaan Jalan Angkut
4.3 Pola Pemuatan
4.4 Analisa Kemampuan Kerja Alat-alat Mekanis
4.5 Efesiensi Kerja Alat-alat Mekanis
4.6 Penentuan Total Waktu Edar
4.7 Produksi Alat-alat Mekanis
V PEMBAHASAN
5.1 Model Antrian pada Sistem Produksi Alat Muat dan Alat Angkut.
5.2 Jumlah Truck yang Diperlukan
5.3 Penjadwalan Awal Pelayanan, Keberangkatan dan Kedatangan.
VI KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
20