Laporan Kerja Praktek PDF
Laporan Kerja Praktek PDF
Disusun Oleh :
WAWAN SARWANTO
08/269023/TP/09222
Diajukan Kepada :
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Disusun Oleh :
WAWAN SARWANTO
08/269023/TP/09222
Disusun Oleh :
WAWAN SARWANTO
08/269023/TP/09222
Dosen Pembimbing
Dosen Penguji
Mengetahui,
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Dekan
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek besrta laporannya. Kerja
praktek harus dipenuhi karena merupakan salah satu prasyarat untuk meraih gelar
sarjana di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Gajah Mada.
Laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan data hasil pengamatan
selama penulis melakukan kerja praktek di CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Di
dalam pelaksanaan kerja praktek dan penyelesaian laporan kerja praktek penulis
telah banyak menerima bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang telah memberikan doa,
semangat, dukungan baik moril maupun materiil selama ini termasuk kerja
praktek dan penyelesaian laporan.
2. Bapak Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M. Agr. selaku Dekan Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.
3. Bapak Dr. Ir. Adi Djoko Guritno, MSIE selaku Ketua Jurusan Teknologi
Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM.
4. Bapak Dr. Ir. Didik Purwadi, M.Ec. selaku dosen pembimbing kerja
praktek yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan.
5. Ibu Dr. Nafis Khuriyati, STP, M. Agr selaku dosen penguji yang telah
memberikan petunjuk, bimbingan, dan pengarahan.
6. Bapak Ir. AM Madyana Ms. selaku dosen pembimbing akademis yang
memberikan arahan dan saran akademis.
7. Bapak M. Hilmy SE, selaku Direktur utama CV. Mubarokfood Cipta
Delicia yang telah memberikan ijin kepada kami untuk melakukan kerja
praktek.
8. Bapak M Asyif dan Ibu Melani selaku kabag produksi dan kabag
personalia CV. Mubarokfood Cipta Delicia.
iii
Wawan Sarwanto
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
ii
KATA PENGANTAR......................................................................................
iii
DAFTAR ISI....................................................................................................
ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan.......................................................................................
B. Lokasi Perusahaan........................................................................................
D. Tujuan Perusahaan.......................................................................................
2. Proses Produksi.......................................................................................
14
14
2. Pengendalian Mutu....................................................................................
14
3. Pengembangan Produk..............................................................................
17
19
B. Falsafah Perusahaan.....................................................................................
19
C. Deskripsi Jabatan.........................................................................................
20
D. Ketenagakerjaan...........................................................................................
22
E. Fasilitas..........................................................................................................
25
27
33
34
38
E. Penanganan Bahan........................................................................................
41
43
B. Sistem Distribusi...........................................................................................
44
C. Sistem Promosi..............................................................................................
45
BAB VI.
PEMBUATAN
TATA
LETAK
RUANG PRODUKSI
A. Pendahuluan.................................................................................................
47
1. Latar Belakang..........................................................................................
47
2. Perumusan Masalah...................................................................................
48
3. Batasan Masalah.......................................................................................
48
4. Tujuan Penelitian.......................................................................................
48
48
6. Manfaat Penelitian.....................................................................................
48
B. Landasan Teori..............................................................................................
49
C. Metodologi Penelitian...................................................................................
55
56
56
3. Prosedur Penelitian....................................................................................
56
58
67
vi
1. Kesimpulan................................................................................................
67
2. Saran..........................................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA
68
LAMPIRAN
69
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 :
23
Tabel 2 :
Tabel 3 :
51
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 :
Peta
proses
operasi
pembuatan
jenang
kudus
Mubarok..........................................................................
Gambar 2 :
10
Gambar 3 :
13
Gambar 4 :
29
Gambar 5 :
Mesin coding...........................................................
30
Gambar 6 :
57
Gambar 7 :
60
Gambar 8 :
64
ix
DAFTAR LAMPIRAN
69
72
73
74
77
78
79
81
83
86
87
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan
Jenang adalah sebuah panganan tradisional yang ada dan sangat mudah
ditemui di Indonesia. Produk jenang yang terkenal adalah jenang yang berasal dari
Kota Kudus. Di Kudus, jenang merupakan produk UMKM (Usaha Mikro Kecil
Menengah) yang melesat cepat diantara produk-produk olahan UMKM yang lain.
Salah satu produsen jenang kudus yang terkenal adalah CV. Mubarokfood Cipta
Delicia. Pada awal kelahirannya jenang kudus hanyalah merupakan makanan kecil
atau camilan dan belum diperdagangkan.
Jenang Kudus Mubarok dirintis oleh Ibu Hj. Alawiyah yang kemudian
dikenal sebagai Generasi Pertama dari produsen jenang Kudus. Pada awal
memasarkan produk jenang tersebut lokasi penjualannya terletak di Pasar Kudus,
area yang sekarang dikenal sebagai tempat parkir para peziarah makam Sunan
Kudus di Masjid Menara Al-Aqsho.
Pada saat Ibu Hj. Alawiyah meninggal dunia kemudian usaha jenang
tersebut dilanjutkan oleh putranya yang bernama H. Achmad Shochib, dengan
demikian H. Achmad Shochib merupakan Generasi Kedua pada industri ini.
Ketika dipegang oleh H. Achmad Shochib perusahaan ini dikenal sebagai
Perusahaan Jenang Sinar Tiga Tiga (PJ. Tiga Tiga).
Hal yang menarik dan menjadi catatan penting dalam perkembangan
industri jenang adalah, generasi kedua telah mempunyai pandangan yang visioner
atas produk yang dihasilkannya dan adanya kesadaran serta upaya untuk
melindungi merek. Pemikiran tersebut bisa dipastikan sangat jarang dimiliki oleh
orang yang bergerak di bidang usaha makanan, terlebih untuk jenis usaha
makanan tradisional. Tahun 1942 Bapak Achmad Shochib mengajukan merek
Sinar Tiga Tiga dan dikabulkan oleh Dirjen Merk dan Paten Departemen
Kehakiman dengan dikeluarkannya surat izin nomor : 188.4 / 1651 / 1946
tertanggal 9 September 1946, sampai sekarang ini terus dilakukan perpanjangan,
untuk saat ini merek Sinar Tiga Tiga masih terdaftar di Departemen Kehakiman
Republik Indonesia Direktorat Jendral Hak Cipta, Paten dan Merek dengan
nomor: D98-11702 424554.
Pada generasi kedua tersebut perusahaan mulai berkembang dengan pesat.
Langkah ke arah modernisasi atau kemajuan mulai dilakukan. Pada mulanya
jenang kudus dikemas dalam anyaman daun pandan yang ditempeli kertas
bertuliskan Sinar Tiga Tiga di bagian luar dan juga bagian dalam dari tebok
(tampah kecil berdiameter 20cm). Selajutnya tahun 1960 jenang Sinar Tiga Tiga
dikemas dalam plastik dan di bagian luarnya digunakan kertas putih dengan
desain gambar Sinar dan Angka 33 berwarna coklat tua. Angka 33 diambil dari
nomor rumah tinggal yang beralamatkan di Jl. Sunan Muria No. 33 Kudus.
Jenang tersebut dikemas dengan berat 250gr atau seperempat kilo. Oleh
sebab itu jenang ini kemudian dikenal dengan istilah Jenang Prapatan.
Kemudian jenang tersebut terkenal dengan merek dagang Sinar Tiga Tiga. Karena
terkenalnya produk itu maka banyak kompetitor yang meluncurkan produkproduk baru dengan bentuk menyerupai produk jenang Sinar Tiga Tiga yang asli.
Lalu dilakukan inovasi dengan modifikasi dari segi komposisi bahan baku dan
sistem pengemasannya.
Pada tahun 1975 dikeluarkanlah jenang hasil inovasi dan modifikasi
tersebut dengan merek Sinar Tiga Tiga Aroma Coklat dan Sinar Tiga Tiga
Aroma Melon. Jenang kemudian dikemas dalam kardus yang full color dengan
diisi beberapa butir jenang yang diiris kecil kecil seberat 20 gram. Pada
generasi kedua ini pula diversifikasi merek dilakukan, yaitu pada tahun 1978
sampai dengan tahun 1980 diluncurkannya produk dengan merek baru yaitu :
1. Viva dengan aroma Durian,
2. Mabrur dengan aroma Nangka dan
3. Mubarok dengan aroma Mocca.
Kesemua merek produk tersebut telah didaftarkan secara resmi baik pada
Departemen Kesehatan maupun Direktorat Jendral Hak Cipta Paten dan Merek
Departemen Kehakiman Jakarta (sekarang berubah nama menjadi Dirjen HKI).
Pada tahun 1992, H. Achmad Shochib yang telah sepuh, menyerahkan
estaffet kepemimpinan kepada putranya H. Muhammad Hilmy, SE sebagai
UII
Yogyakarta
dan
juga
alumni
Pondok
Modern
Gontor
menengah (UKM).
Di bawah kepemimpinan H. Muhammad Hilmy, SE tidak hanya terjadi
peningkatan dari sisi penjualan dan peningkatan aset perusahaan, tetapi juga
adanya pengakuan dari pihak-pihak luar dengan diperolehnya berbagai
penghargaan, diantaranya Upakarti 2007 kategori IKM Modern dari Presiden RI,
UKM Pangan Award 2008 dari Menteri Perdagangan RI, dan juga perolehan
penghargaan Top 250 Indonesia Original Brand 2009 dari Majalah Bisnis
Nasional SWA (edisi Mei 2009). Selain itu Mubarokfood juga telah memperoleh
Sertifikat Sistem Manajemen Mutu Internasional ISO 9001 : 2000 dan Sertifikat
Halal dari LPPOM MUI. Mubarokfood juga selalu rajin mengikuti pameran
pameran baik di dalam maupun luar negeri seperti Jepang, Abu Dhabi, Malaysia,
Singapura, Jeddah, Filipina, dll.
B. Lokasi Perusahaan
CV. Mobarokfood Cipta Delicia terletak di desa Glantengan, kecamatan
Kota, kabupaten Kudus, provinsi Jawa Tengah tepatnya di Jalan Sunan Muria No.
33 Kudus. Lokasi ini berbatasan langsung dengan :
Utara
Timur
Selatan
Barat
Beberapa keuntungan yang ada dari penempatan pabrik di lokasi ini antara
lain :
1. Dekat dengan pusat kota yaitu alun-alun, masjid agung, dan area
kantor pusat pemerintahan kabupaten Kudus
2. Dekat dengan obyek wisata menara kudus yang cukup terkenal dan
banyak diminati wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan
asing
3. Akses yang cukup mudah dari pusat kota
4. Dekat dengan pusat perbelanjaan yaitu Mall Kudus
5. Berada di jalur wisata Kota Kudus menuju Colo yang juga merupakan
tempat wisata yang diminati.
Namun dari beberapa kelebihan tersebut terdapat pula beberapa
kekurangan diantaranya :
1. Karena terletak di area pusat kota yang notabene sudah padat
penduduk sehingga menyulitkan untuk melakukan perluasan ketika
terjadi pelonjakan permintaan atau pengembangan perusahaan
D. Tujuan Perusahaan
Perusahaan ini juga memiliki tujuan dalam pendiriannya. Tujuan dari
perusahaan ini adalah mengembangkan Mubarokfood menjadi industri multi
produk terkemuka yang berwawasan lingkungan, bernilai ekonomis dan sosial.
BAB II
PROSES PRODUKSI DAN PRODUK
A. Proses Produksi
Kerja praktek yang dilakukan kali ini memfokuskan pada produksi jenang
kudus dengan merek MUBAROK yang merupakan produk utama atau produk
unggulan dari CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Produk jenang ini merupakan
produk modifikasi yang pertama dalam produk jenang. Ciri khas dari produk ini
adalah rasa dan aroma mocca yang kental sehingga membedakan produk jenang
kudus Mubarok dengan produk-produk sejenis lainnya.
kelapa yang kecoklatan dan dari santan didapatkan krim yang sesuai
dengan standard perusahaan.
b. Bahan Tambahan
Bahan tambahan disini merupakan bahan yang berfungsi sebagai
pelengkap dari produk jenang kudus Mubarok. Bahan-bahan yang
digunakan adalah wijen dan bahan perasa untuk memberikan rasa atau
aroma yang khas pada jenang kudus Mubarok. Wijen merupakan bahan
tambahan yang ditambahkan pada produk jenang Mubarok rasa Mocca.
Bahan tambahan berupa essence yang digunakan adalah essence yang
berbentuk pasta dan cair. Pemilihan bentuk pasta dan cair dimaksudkan
agar mempermudah dan menambah kesempurnaan dari campuran atau
adonan masakan jenang. Bahan-bahan tambahan tersebut meliputi perasa
coklat, perasa nanas, perasa melon, perasa nangka, perasa strawberry,
perasa durian, perasa mocca, perasa sirsat, perasa kelapa muda, perasa
cappucino, dan susu.
2. Proses Produksi
Secara umum proses produksi dari jenang kudus mubarok adalah proses
persiapan bahan baku, proses pencampuran atau
pemasakan (mixing),
180'
O:10
I:9
Pengemasan
Sekunder
Manual
360'
O:11
I:10
Pengkodean
Mesin pengkode
Penyimpanan
Troli
RINGKASAN
OPERASI
11
INSPEKSI
10
PENYIMPANAN
10
11
12
Pencampuran Santan
+ Tepung Ketan
Pemasakan 1
kotoran
Penyaringan
Pemasakan 2
Penambahan Essens,
margarine, vanili
Pengangkatan
Gambar 3. Skema alur pemasakan
c.
Pengirisan jenang
Tahapan pengirisan dan pengemasan primer adalah proses
dari
kontaminasi
pada
proses
selanjutnya
sehingga
13
Pengemasan jenang
Pengemasan jenang dilakuakan dalam 2
tahapan yaitu
2. Pengendalian Mutu
CV. Mubarokfood Cipta Delicia selalu melakukan pengendalian terhadap
kualitas baik dari bahan baku, proses, maupun produk akhir. Pengendalian mutu
yang dilakukanpun didasarkan pada beberapa aturan keamanan pangan, seperti :
1. Good Manufacturing Practices (GMPs)
2. Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard
Analysis Critical Control Point HACCP )
14
15
16
terus terpantau mengingat produk ini adalah produk makanan semi basah
yang umurnya tidak bisa ditentukan secara pasti.
Skema dari pengecekan-pengecekan dan pengendalian mutu dari CV.
Mubarokfood Cipta Delicia terhadap produk jenangnya dapat dilihat pada
lampiran 2.
3. Pengembangan Produk
Guna mengikuti perkembangan jaman sebuah perusahaan dituntut untuk
selalu
berkembang,
baik
dalam
pengembangan
perusahaan
maupun
17
divisi
R&D
juga
bertanggung
jawab
untuk
melakukan
18
BAB III
ORGANISASI PERUSAHAAN
B. Falsafah Perusahaan
1. Visi
Menjadikan Jenang Kudus Produksi Mubarokfood sebagai Produk
Makanan Khas Indonesia Berkelas Dunia.
2. Misi
a. Memproduksi jenang kudus secara higienis, berkualitas baik dan
memenuhi standard proses produksi nasional dan internasional.
19
C. Deskripsi Jabatan
Sesuai dengan struktur organisasinya, CV. Mubarokfood Cipta Delicia
mempunyai pembagian tugas dan wewenang dalam menjalankan fungsinya di
perusahaan. Adapun deskripsi jabatan dalam struktur organisasi di perusahaan ini
adalah sebagai berikut :
1. Direktur utama
a) Bertanggung jawab atas kelangsungan perusahaan.
b) Menetapkan kebijaksanaan umum perusahaan.
c) Memimpin, mengelola, dan mengembangkan seluruh sumber daya
dan
operasi
perusahaan
dalam
rangka
mencapai
sasaran
perusahaan.
d) Membuat laporan tahunan mengenai perkembangan perusahaan
kepada dewan komisaris.
e) Mewakili perusahaan dalam hubungan perusahaan dengan pihak
luar.
2. Direktur operasional
a) Bertanggung
jawab
terhadap
semua
jalannya
operasional
perusahaan
20
pengawasan
terhadap
jalannya
proses,
pekerja
dan
21
22
JAM KERJA
08.00 16.00
07.00 14.00
Pematikan
Pengirisan
Giling
Berbeda dengan perusahaan lain yang memiliki hari libur pada hari minggu,
pabrik jenang ini memiliki hari libur pada hari jumat. Secara umum seluruh
karyawan libur pada hari jumat. Namun pada karyawan toko, dan karyawan
matik memiliki libur yang berbeda. Karyawan toko tidak memiliki hari libur
karena toko buka setiap hari, libur karyawan toko menurut jadwal shift yang telah
ditentukan.
Berbeda dengan karyawan toko, karyawan matik hampir tidak memiliki
hari libur karena pematikan dilakukan selama 2 hari. Hal ini dikarenakan hasil
dari pematikan akan digunakan pada proses berikutnya yaitu pemasakan. Pada
hari pertama pekerja akan mematik kelapa untuk diolah yaitu dicuci, diparut, dan
dipress pada hari kedua. Hal ini dilakukan karena jika dilakukan pada satu hari
tidak akan mampu terselesaikan mengingat santan dibutuhkan pada pukul 07.00
WIB yaitu pada saat proses pemasakan dimulai. Sedangkan pada hari kedua
dilakukan pematikan untuk hari berikutnya. Jika keseokan hari pabrik libur maka
pematikan tidak dilakukan melainkan hanya pengolahan kelapa saja. Pekerja
bagian matik melakukan pencucian, pemarutan, pengunyetan, dan pengepresan
23
dimulai pada pukul 04.30 WIB dan 05.30 WIB hal ini dikarenakan keterbatasan
alat yang ada. Hal tersebut juga dikerenakan sistem penggajian pada bagian ini
adalah borongan sehingga waktu kerja tidak ditentukan.
Seperti halnya dengan bagian pematikan, waktu kerja bagian pengirisan
juga tidak menentu akibat dari sistem penggajian yang juga borongan. Karyawan
kelompok 1 bekerja mulai pukul 6 pagi dan karyawan kelompok 2 mulai pukul 8
pagi. Selain itu sistem kerja bagian ini juga memiliki suatu hal yang khusus
dimana setiap pekerja akan mendapatkan bagian kerja sesuai dengan
keterampilannya.
Karyawan pada bagian giling memiliki jam kerja 2 kali karena dituntut
untuk menyediakan tepung pada pukul 6 pagi demi kelancaran proses produksi.
Pada pukul 15.00 WIB karyawan bagian giling akan melakukan proses
pengolahan atau perendaman pada beras ketan hingga pukul 18.00 WIB. Beras
ketan tersebut direndam selama semalam dan penggilingan akan dilakukan
keesokan harinya yaitu pada pukul 04.30 WIB (bada subuh).
Fasilitas dan kesejahteraan pekerja bulanan dan harian yaitu mendapatkan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang meliputi jaminan kecelakaan kerja
dan jaminan hari tua, sedangkan jaminan kesehatan tidak di ikutkan karena
banyak karyawan yang keberatan. Namun perusahaan memiliki kebijakan dengan
cara boleh berobat dimana saja dan nantinya nota berobat dapat di klaimkan ke
perusahaan untuk mendapatkan ganti. Selain itu, pihak perusahaan juga
memberikan tunjangan-tunjangan yang beragam seperti tunjangan pernikahan,
haji, kematian, tunjangan hari raya, dan tunjangan-tunjangan yang berkaitan
dengan acara-acara adat maupun acara perusahaan. Demi keamanan dan
keselamatan karyawan dalam bekerja perusahaan menyediakan sarana keamanan
dan keselamatan kerja dengan menyediakan obat-obatan yang mungkin
dibutuhkan pekerja selama bekerja dengan menyediakan kotak P3K.
Seragam kerja yang dikenakan karyawan juga berbeda-beda. Pekerja yang
bekerja di bagian kantor dan toko menggunakan kemeja sedangkan karyawan
yang bekerja pada bagian produksi umumya menggunakan kaos. Setiap hari telah
ditetapkan jenis seragam yang harus digunakan oleh pekerja setiap harinya baik
24
25
merupakan muslim;
c. Area parkir.
d. Seragam kerja
e. Obat-obatan di P3K
f. Alat pelindung diri (sarung tangan, celemek, masker, dll)
g. APAR (alat pemadam api ringan)
26
BAB IV
SARANA DAN PRASARANA PRODUKSI
A.
Delicia sebagian besar merupakan mesin-mesin dan peralatan yang dibuat sendiri
oleh
pihak
Mubarokfood.
Mesin-mesin
yang
digunakan
merupakan
27
28
: Berdiri
Tahun
: 2006
Power Consumption
: 0.8KW
Power Supply
: 220V/50Hz
Sealing Bar
: Single-L400xW10mm(A), DoubleL400xW10mm(B)
: 10-25sec
Chamber Size
: 440x420x75mm
Machine Size
: 550x485x960mm
29
f. Mesin pengkode
Model 9020
Bentuk
Ukuran
Tinggi karakter
Panjang karakter
Mono-Jet - Up to 4 Lines
Communication
Dimensi Pengontrol
Dimensi Printhead
Tinta
Kecepatan Cetak
Display
Penyimpanan Pesan
Kelistrikan
Up to 866 FPM
WYSIWYG / Backlit / Blue
Up to 100 Messages
120/240 VAC, 50/60Hz
Mesin ini digunakan dalam pengkodean yang ada pada tiap produk
yang dihasilkan oleh CV. Mubarokfood Cipta Delicia. Pencetakan
meliputi kode produksi dan expired date atau tanggal kadaluarsa. Dengan
30
adanya pencetakan ini maka banyak informasi yang dapat diperoleh oleh
konsumen. Selain sebagai penunjuk tanggal kadaluarsa pengkodean ini
juga dapat digunakan dalam pengecekan. Kode produksi misalnya, ketika
suatu produk mengalami kerusakan maka dapat dirunut melalui kode
produksi dan dapat diprediksi maupun ditemukan letak penyebab dari pada
kerusakan produk tersebut.
2. Peralatan
Ada beberapa alat penting yang digunakan pada perusahaan jenang
ini. Diantaranya adalah :
1. Ember
Ember banyak digunakan dalam transportasi bahan-bahan
di dalam pabrik. Beberapa bahan yang menggunakan ember sebagai
alat transportasinya adalah tepung ketan, gula, santan, dan kelapa.
2. Tong berbahan seng
Tong berbahan seng digunakan di pabrik jenang ini untuk
tempat pencampuran santan dan tepung ketan yang akan dicampur
dalam larutan gula.
3. Troli
Troli juga merupakan salah satu alat yang sangat penting
pula dalam pabrik ini. Letak antar divisi atau antar unit yang cukup
jauh dan jalan atau gang yang sempit sehingga menjadikan alat ini
sebagai alat yang paling efisien untuk digunakan. Alat ini digunakan
hampir pada seluruh divisi di CV. Mubarokfood Cipta Delicia.
4. Pisau
Pada pabrik jenang ini pisau merupakan satu alat yang
harus ada mengingat ada satu stasiun yang sangat memerlukan alat ini
yaitu pengirisan. Di pabrik jenang CV. Mubarokfood Cipta Delicia
ada beberapa pisau yang digunakan diantaranya adalah pisau patik
dan pisau stainless steel. Pisau patik merupakan pisau yang digunakan
untuk mematik atau mengupas kelapa sedangkan pisau stainless steel
merupakan pisau yang digunakan untuk mengiris jenang.
31
5. Nampan plastik
Nampan plastik adalah salah satu alat yang digunakan
dalam proses produksi. Nampan ini digunakan dalam proses
pendinginan jenang yang dilakukan selama semalam. Nampan
kemudian diletakkan dalam ruang khusus yang berpendingin dan
didiamkan selama semalam.
6. Rak
Rak di dalam produksi jenang kudus rak sangat penting
fungsinya. Di CV. Mubarokfood Cipta Delicia beberapa rak
digunakan di berapa stasiun kerja. Stasiun kerja yang menggunakan
rak diantaranya adalah gudang gula, ruang pendinginan, dan ruang
pengirisan.
7. Rak beroda
Rak beroda merupakan rak yang di buat memiliki roda
sehingga alat ini mampu untuk dipindahkan dengan mudah tanpa
membutuhkan cara yang khusus. Alat ini digunakan untuk
transportasi jenang yang sudah di dalam nampan menuju ruang
pendinginan.
8. Timbangan
Timbangan sangat penting keberadaannya dalam industri
besar seperti di industri jenang ini. Penggunaan timbangan dimulai
dari penyiapan bahan baku, proses produksi dan pada laboratorium.
Tentunya timbangan yang digunakan memiliki spesifikasi yang
berbeda-beda. Dalam penimbangan bahan baku digunakan timbangan
duduk besar. Pada proses pengolahan timbangan digunakan dalam
pengecekan jumlah jenang pada proses pengirisan. Timbangan yang
digunakan adalah timbangan portable yang berukuran cukup kecil.
Sedangkan di laboratorium timbangan yang digunakan adalah
timbangan digital.
32
B.
berdasarkan alur produk. Hal ini dapat dilihat dari proses produksi yang urut dari
awal proses hingga akhir proses tanpa adanya proses produksi yyang memiliki
kesamaan atau kemiripan dalam pengerjaannya. Gambar denah tata letak pabrik
dapat dilihat pada lampiran 4.
Menurut Apple (1990) menata tata letak pabrik adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu
berhubungan erat dengan industri manufaktur, dan penggambaran hasil rancangan
dikenal sebagai tata letak pabrik. Untuk pabrik atau perusahaan harus dilakukan
evaluasi tata letak.
Cara yang paling sederhana dalam menilai tata letak adalah dengan
menyeneraikan
kelebihan
dan
kekurangan
dari
tata
letak
dengan
33
C.
adalah suatu hal yan tidak boleh dikesampingkan oleh sebuah perusahaan.
Terutama bagi perusahaan yang memproduksi makanan, karena disamping demi
kenyamanan karyawan sanitasi dan hygiene akan sangat mempengaruhi produk.
Sanitasi merupakan pengendalian yang terencana terhadap lingkungan, bahan
baku, produksi, peralatan, dan pekerja guna mencegah adanya pencampuran
bahan-bahan yang tidak di inginkan ke dalam produk.
1. Sanitasi Gedung
Di CV. Mubarokfood Cipta Delicia sanitasi dan hygiene sangat
diperhatikan. Gedung mempunyai konstruksi yang baik untuk melindungi
karyawan, mesin, dan peralatan industri di dalamnya. Halaman luar dan bagian
luar gedung atau pabrik harus rapi, terpelihara, dan bebas sampah. Perawatan
selalu dilakukan dan yang bertanggung jawab adalah bagian umum. Tempat
pemuatan dan pembongkaran barang, tempat parkir, dan jalan untuk kendaraan
harus selalu bersih.
Saluran pembuangan air harus terpelihara dengan baik dan dipastikan air
mengalir dengan baik sehingga tidak ada air yang menggenang. Tempat sampah
atau limbah cair harus tertutup sehingga tidak mengundang hama dan mikrobia.
Tempat sampah harus terpelihara dengan baik dan sampah diangkut secara teratur,
hal ini sudah dipercayakan kepada petugas pembersih yang melakukan
pembersihan setiap hari. Selain itu pencahayaan harus mencukupi dan mudah
dibersihkan. Untuk memudahkan pembersihan, penumpukan bahan baku minimal
25 cm dari dinding.
Untuk memperoleh lingkungan pekerjaan yang aman dan nyaman, maka
bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang dibuat berdasarkan
perencanaan yang memenuhi persyaratan teknik dan hygiene. Fasilitas sanitasi
yang disediakan perusahaan adalah:
34
35
36
ruang ini adalah tangan dan kaki bersih serta kering, memakai penutup kepala,
memakai masker, dan mengenakan celemek.
2. Sanitasi Pekerja
Bentuk sanitasi yang diterapkan pada tenaga kerja adalah para karyawan
dilarang untuk menggunakan perhiasan. Baik itu gelang, kalung, cincin, maupun
anting. Peraturan ini berlaku secara ketat bagi pekerja yang bekerja di bagian
produksi. Karyawan pria tidak boleh berambut panjang dengan batasan rambut
tidak boleh menutupi kerah baju dan telinga. Sedangkan untuk karyawan wanita
boleh berambut panjang, asal rambutnya digelung dan dimasukkan ke dalam
penutup kepala.
Setiap karyawan wajib untuk memakai pakaian seragam yang telah
disediakan oleh perusahaan, memakai masker muka dan memakai penutup kepala.
Kuku karyawan harus selalu bersih dan tidak boleh dipanjangkan, karyawan juga
dilarang keras untuk merokok di area pabrik. Seragam yang digunakan oleh
karyawan harus selalu diganti setiap hari, hal ini dimaksudkan agar setiap hari
pakaian yang dikenakan oleh pekerja selalu dalam keadaan bersih. Karyawan
yang tidak memenuhi ketentuan tentang tata tertib sanitasi tenaga kerja maka
karyawan tersebut akan dikenai sanksi yang dapat mempengaruhi penilaian
terhadap karyawan yang bersangkutan.
3. Sanitasi Alat
Mesin dan peralatan industri juga harus dilakukan pembersihan setiap hari.
Pembersihan pada mesin-mesin yang berada di perusahaan ini dilakukan setiap
kali selesai penggunaan dan setiap akan digunakan. Pada mesin pencuci kelapa
dan mesin pemarut kelapa pembersihan dilakukan setiap akan dan seusai
penggunaan alat. Pada mixer, pembersihan dilakukan setiap akan digunakan.
Sedangkan ketika selesai penggunaan kawah dan pengaduk mixer direndam
dengan air hingga memenuhi kawah. Hal ini dimaksudkan agar pembersihan esok
harinya menjadi lebih mudah.
37
limbah yang
memiliki bahaya bagi lingkungan yang cukup rendah maka dari itu
pengolahan limbah yang dilakukan hanya merupakan penanganan
limbah yang sederhana. Air sisa pencucian peralatan akan masuk
38
39
2.
jenang tersebut
40
E. Penanganan Bahan
Penanganan bahan adalah kegiatan mengangkat, mengangkut, dan
meletakkan bahan-bahan dalam proses sejak bahan diterima sampai menjadi
produk yang siap dikeluarkan (Apple, 1990). Penanganan bahan yang dilakukan
di CV.Mubarokfood Cipta Delicia dibagi kedalam dua kategori penanganan yakni
penanganan bahan baku dan penanganan bahan tambahan. Penanganan terhadap
bahan baku maliputi :
1. Bahan baku
a. Tepung ketan ditempatkan diatas pallet kayu yang berukuran
75x100 cm. Dan pendistribusiannya menggunakan ember-ember
yang berukuran 25 kg.
b. Gula pasir ditempatkan dalam kantong-kantong besar kemudian
peletakannya disusun diatas pallet-pallet kayu. Dan pendistribusian
untuk proses produksi menggunakan ember-ember dengan
kapasitas 25 kg.
c. Gula tumbu dan gula kelapa ditempatkan dalam plastik dan di
dalam gudang ditaruh di atas rak-rak yang telah disediakan di
dalam gudang.
41
d. Bahan baku kemasan yang berupa kardus box, kaleng, dan plastik
ditempatkan diatas pallet-pallet kayu yang tersusun memenuhi
gudang
e. Santan kelapa selama proses produksi belum mulai di tempatkan
dalam drum plastik ukuran besar dan ketika akan digunakan untuk
proses produksi akan didistribusikan dengan drum-drum ukuran
kecil yaitu dengan dimensi jari-jari dan tinggi adalah 30cm.
Gudang bahan baku terutama gula dan tepung ketan selalu dibersihkan dan
dilakukan pengepelan guna menghindari adanya ceceran bahan baku yang
nantinya dapat mengudang hewan-hewan seperti tikus, semut, kecoa dan lain-lain.
hal ini dilakukan agar hewan-hewan tersebut yang dikhawatirkan akan merusak
bahan dapat dihindarkan.
2. Bahan tambahan
Bahan tambahan yang digunakan oleh CV. Mubarokfood Cipta
Delicia ditempatkan di dalam ruang khusus yang berisi bahan-bahan
tambahan dan ditata di dalam tempat-tempat yang telah disediakan.
42
BAB V
DISTRIBUSI DAN PEMASARAN PRODUK
43
44
barang yang ada di kedua toko ini adalah produk-produk jenang dan dodol dari
CV. Mubarokfood Cipta Delicia meskipun ada beberapa produk yang bukan
merupakan produksi pabrik ini.
Sistem lainnya adalah sistem distribusi tidak langsung atau menggunakan
perantara. Sitem ini juga terbagi menjadi 2 elemen yaitu dengan satu level atau
dua level. Pada sistem satu level dari sales akan langsung ke pengecer atau tokotoko yang akan menjual produk jenang. Kemudian sistem yang kedua dalah dua
level. Artinya produk akan melewati dua level penjualan hingga sampai pada
konsumen, yakni dari perusahaan akan di supplykan pada agen dan kemudian
agen tersebut yang akan memasarkan pada pengecer.Sistem ini menggunakan
beberapa agen yang ada di kota-kota lain. Beberapa agen yang tersebar di seluruh
Indonesia diantaranya adalah :
a. Jawa Tengah,
b. Jawa Barat,
c. Jawa Timur,
d. DI Yogyakarta,
e. DKI Jakarta,
f. Banten, dan
g. Bali.
Kesemuanya tersebar dikota-kota besar yang ada di tiap propinsi, namun
distribusi paling luas memang terletak di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur
yang menjadi area pemasaran dari jenang Kudus. Dari kesemua agen tersebut
dipegang oleh sales pada tiap daerahnya. Tiap-tiap sales bertanggung jawab
terhadap pemasaran di daerah yang dipegangnya.
C. Sistem Promosi
Sistem promosi yang digunakan CV. Mubarokfood Cipta Delicia ada
beberapa macam diantaranya adalah melalui media dan melalui promo-promo
secara langsung. Media yang digunakan meliputi media cetak, media elektronik,
media luar ruang, dan media lini bawah. Sasaran yang dituju oleh perusahaan
meliputi pelanggan yang sudah ada, pelanggan potensial, serta pelanggan
kompetitor. Adapun tujuan dilakukannya promosi yaitu untuk memberitahu,
45
46
BAB VI
TUGAS KHUSUS
PEMBUATAN TATA LETAK RUANG PRODUKSI COKLAT ISI DODOL
SEBAGAI PENGEMBANGAN PRODUK
DI CV. MUBAROKFOOD CIPTA DELICIA KUDUS
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Dalam persaingan pasar yang begitu ketat, sebuah perusahaan dituntut
untuk selalu berkembang. Perkembangan tersebut bisa melalui berbagai aspek dan
sisi perusahaan. Salah satu cara yang bisa ditempuh oleh perusahaan adalah
dengan meluncurkan produk baru. Peluncuran produk baru ini bisa berupa inivasi
baru ataupun modifikasi dari produk yang sudah ada. Jika industri tersebut
bergerak dalam bidang makanan maka peluncuran produk baru akan sangat
membantu perusahaan untuk tetap survive di pasar.
Dalam pengembangan suatu produk yang baru dan proses produksi produk
baru tersebut memiliki perbedaaan yang sangat signifikan dengan produksi yang
sudah ada maka diperlukan area baru untuk melakukan proses produksi. Didalam
pembangunan pabrik yang baru juga harus menerapkan konnsep tata letak yang
baik. Meskipun itu hanya untuk menggunakan ruang yang ada atau dengan
membuat ruang baru. Dengan konsep penataan yang baik maka kegiatan produksi
akan semakin efisien dan efektif yang akhirnya akan berimbas kepada
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Penataan alat, mesin dan penanganan
bahan haruslah tepat dan sesuai dengan prosedur karena jika terjadi kesalahan
dalam tata letak pabrik maka produktivitas perusahaan akan terganggu dan
efisiensi waktu produksi tidak dapat maksimal. Penanganan terhadap bahan yang
kurang tepat akan merusak kualitas dari produk yang dihasilkan.
Pembuatan suatu desain tata letak haruslah menggunakan teori yang ada
demi tercapainya efektifitas dan efisienitas dari proses yang nantinya akan
berjalan. Tata letak yang baik tentunya akan memiliki dampak yang baik pula
47
bagi produsen baik dalam segi bahan, produk, maupun pekerja yang mengolah
produk tersebut.
2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana tata letak ruang produksi produk coklat yang baik?
2. Bagaimana aliran bahan yang baik?
3. Batasan masalah
Dalam hal ini, masalah yang dibahas dibatasi pada :
1. Pembuatan dan analisa tata letak bagi produk pengolahan coklat.
2. Tidak dilakukan penambahan dan pengurangan proses produksi.
3. Jika memerlukan bisa dilakukan pembongkaran dan penambahan
sekat maupun tembok selama tidak mengganggu jalannya proses
produksi.
4. Perhitungan biaya diabaikan.
4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan
tujuan :
1. Merancang tata letak ruang produksi coklat.
2. Memberi usulan tata letak ruang produksi coklat yang baik.
5. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penyusunan laporan ini adalah memberikan
usulan tata letak ruang produksi yang efektif dan efisien.
6. Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan tata letak ruang produksi lebih baik.
2. Aplikasi ilmu dan pengetahuan dalam perencanaan tata letak ruang
produksi.
48
B. Landasan Teori
1. Tata Letak
Tata letak merupakan suatu proses perancangan dan pengaturan tata
letak fasilitas fisik seperti mesin atau peralatan, lahan, bangunan, dan ruang
untuk mengoptimalkan keterkaiatan antara pekerja, aliran bahan, aliran
informasi dan metode yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan secara efisien, ekonomis, dan aman (Apple, 1990).
Menata tata letak pabrik adalah kegiatan yang berhubungan dengan
perancangan susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat
dengan industri manufaktur, dan penggambaran hasil rancangan dikenal
sebagai tata letak pabrik. Untuk pabrik atau perusahaan harus dilakukan
evaluasi tata letak. Kemungkinan yang menimbulkan perlunya penilaian tata
letak adalah (Apple,1990) :
1. Evaluasi tata letak awal dengan tujuan mencari peluang
perbaikan
2. Evaluasi terhadap tata letak alternatif untuk suatu masalah atau
proyek tunggal
Tujuan rancang fasilitas adalah membawa masukan (bahan, pasokan,
dll) melalui setiap fasilitas dalam waktu tersingkat yang memungkinkan,
dengan biaya yang wajar. Dalam batasan industri, makin singkat sepotong
bahan berada dalam pabrik, makin kecil keharusan pabrik menanggung beban
buruh dan ongkos tak langsung. Fungsi tataletak bersifat pelayanan staf,
biasanya digabung dengan kegiatan manufaktur atau produksi. Bagaimanapun,
ada beberapa aras organisasi tempat pekerjaan tataletak dilaksanakan,
bergantung pada ukuran nisbi dari perusahaan dan pentingnya pekerjaan
tataletak bagi pelaksanaan usaha (Apple, 1990).
Tata letak fasilitas pabrik harus dirancang untuk memungkinkan
perpindahan yang ekonomis dari orang dan bahan selama proses. Jarak
pengangkutan diusahakan sependek mungkin dan pengambilan serta peletakan
produk dan peralatan diminimumkan. Hal ini akan menghasilkan minimisasi
49
biaya penanganan bahan, penurunan waktu proses kerja dan mesin menganggur
(Wignjosoebroto, 1996).
Banyak kasus dijumpai, dimana sebuah pabrik harus mengerjakan
sejumlah besar produk melalui proses yang menggunakan mesin ataupun
fasilitas produksi yang sama (meskipun dalam hal ini langkah/urutan proses
untuk masing-masing produk tersebut bisa berbeda). Di sini tata letak (layout)
dari fasilitas produksi haruslah bisa diatur sedemikian rupa sehingga mampu
memberikan aktivitas perpindahan material yang paling minimal. Agar
aktivitas material handling bisa minimal, maka layout fasilitas produksi
sebaiknya diatur menurut tipe product layout dimana dalam hal ini mesin
ataupun fasilitas produksi diatur secara berurutan sesuai dengan langkahlangkah pengerjaan yang telah digambarkan dalam peta proses operasinya.
Tetapi dalam kasus dimana mesin ataupun fasilitas produksi harus fleksibel
dioperasikan untuk melayani pengerjaan produk yang bermacam-macam
jenisnya; maka tata letak fasilitas produksi yang lebih tepat diaplikasikan disini
adalah bila mengikuti tipikal process layout (Wignjosoebroto, 2000).
pabrik.
Activity
50
Keterangan
Mutlak perlu
Sangat penting
Penting
Kedekatan biasa
Tidak penting
Tidak diharapkan
Peta Keterkaitan Kegiatan, serupa dengan Peta Dari Ke-, tetapi hanya
satu perangkat lokasi saja yang ditunjukkan. Kenyataannya peta ini serupa
dengan tabel jarak sebuah peta jalan; jaraknya digantikan dengan huruf sandi
kualitatif, dan angka menunjukkan alasan bagi huruf sandi tadi. Sandi
keterkaitan menunjukkan keterkaitan satu kegiatan dengan yang lainnya dan
seberapa penting setiap kedekatan hubungan yang ada. Huruf-huruf (A, I, E, O,
U, X) diletakkan pada bagian atas kotak. Kadang-kadang digunakan juga
warna, untuk menunjukkan derajat kedekatan ini. Angka sandi dimasukkan di
kotak bawah, menunjukkan alasan yang mendukung setiap kedekatan
hubungan (Apple, 1990).
Menurut Wignjosoebroto (1993) sandi-sandi yang dipakai untuk
menetukan alasan dalam Peta Keterkaitan Kegiatan adalah :
1. Menggunakan catatan yang sama
2. Menggunakan personil yang sama
3. Memakai ruang yang sama
4. Derajat hubungan pribadi
51
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
52
4. Route sheet
Dalam route sheet akan ditentukan efisiensi mesin dengan menghitung
jumlah scrap yang dihasilkan. Scrap sendiri merupakan barang atau komponen
yang salah proses dan tidak dapat digunakan lagi, sedangkan buangan
merupakan sisa produksi biasa, serpihan-serpihan, potongan-potongan kecil,
ujung-ujung benda yang tidak berguna lagi untuk sesuatu apapun di pabrik.
Bahan seperti ini biasanya dikumpulkan, dipilah, dan mungkin dijual kepada
seseorang. Beberapa perusahaan menggunakan scrap dan buangan dari usaha
lain sebagai bahan baku utamanya. Bagaimanapun, scrap dan buangan dapat
merupakan barang yang mendatangkan keuntungan, sehingga daripada harus
membiayai pembuangannya, lebih baik mengumpulkan dan menyimpannya
untuk kemudian dijual, akan mengubah barang yang membutuhkan biaya
menjadi barang yang mendatangkan penghasilan (Apple, 1990).
53
b. Squared Euclidean
Sesuai dengan namanya, pengukuran ini adalah kuadrat daei
Euclidean. Pengkuadratan mengakibatkan pembebanan lebih besar kepada
pasangan fasilitas yang berjauhan dari pada pasangan yang berdekatan.
Penggunaan cara ini kurang banyak digunakan dalam aplikasi-aplikasi.
Perhitungan ini menggunakan Squared Euclidean:
dij = [(Xi-Xj)2+(Yi-Yj)2]
c. Rectilinier
Pengukuran Rectilinier juga dinamakan Manhattan, sudut siku-siku
atau rectangular. Cara ini banyak digunakan karena mudah dihitung,
mudah dimengerti dan tepat untuk berbagai masalah praktis. Jarak
54
d. Tahebycher
Pengukuran ini nerdasar masalah pergerakan material pada fasilitas
permesinan berat denmgan melalui crane dengan gerakan x dan y. Waktu
untuk mencapai pusat dari fasilitas adalah tergantung dari nilai yang lebih
besar dari x dan y. Jadi perhitungan jarak menggunakan Tahebycher
adalah :
dij = max(l Xi-Xj l+l Yi-Yj l)
e.
Aisle Distance
Jarak aisle distance berbeda dari cara pengukuran lainnya. Karena
merupakan jarak yang sebenarnya. Jarak ini merupakan cara utama yang
dilakukan peralatan material handling. Cara ini merupakan carautama
pada masalah layout manufacturing. Jalur material handling tidak ada
pada desain awal, cara ini hanya digunakan dalam perencanaan evaluasi
saja
Fasilitas j
Fasilitas i
d
c
a
b
dij = a+b+c+d
55
C. Metodologi Penelitian
1. Obyek dan Tempat Penelitian
Objek penelitian adalah ruang produksi CV. Mubarokfood Cipta
Delicia Kudus
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada
pembimbing, operator, karyawan, atau petugas yang berwenang lainnya.
3. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari data dan informasi yang
mendukung penelitian yang berasal dari dokumen perusahaan, bukubuku penunjang, atau melalui literatur dan referensi lain yang berasal
dari luar perusahaan seperti internet dan buku penunjang kuliah.
3. Prosedur Penelitian
1. Survey lokasi
Survey dilakukan untuk mengetahui kondisi riil obyek
penelitian.
2. Melakukan identifikasi
Hasil survey yang telah dilakukan diidentifikasi dari segi
proses produksi.
3. Merumuskan masalah
56
4. Mengumpulkan data
Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dikumpulkan,
seperti waktu proses, kapasitas produksi, peralatan yang digunakan
dan banyaknya pekerja.
5. Analisis data
Layout dianalisis untuk melihat plus dan minusnya.
57
dengan
dodol.
Produk-produk
inovasi
memang
sangat
59
60
kerja lain seperti pencetakan I dan II, pendinginan I dan II, pelepasan,
pengemasan primer dan sekunder, pengkodean, almari alat, blower, dan AC. Hal
ini dikarenakan proses pengirisan terletak pada awal proses karean pengirisan
merupakan proses pertama.
61
62
proses kerja di stasiun kerja ini akan disimpan di almari alat. Selain itu dengan
stasiun kerja lain memiliki kedekatan yang tidak penting karena tidak saling
berkaitan.
Pencetakan II mutlak dekat pendinginan II dan pemotongan yang
merupakan alur proses. Kedekatan dengan almari alat adalah kedekatan biasa.
Pendetakan II tidak perlu untuk dekat dengan pengkodean, almari kemasan, dan
AC karena perbedaan kegiatan dan vahan baku. Namun tidak diharapkan dekat
dengan pelapasan, pengemasan primer, pengemasan sekunder, dan blower karena
ditakutkan akan mengkontaminasi.
Pendinginan II mutlak untuk berdekatan dengan pelepasan. Hal ini
dikarenakan agar coklat tidak berpindah terlalu jauh dari tiap-tiap proses. Penting
untuk dekat dengan AC agar suhu ruang produksi tetap terjaga. Biasa
kempri,kemsek. Tidak perlu untuk dekat dengan almari alat, alamari kemasan, dan
AC. Dan tidak diharapkan dengan pengkodean dan blower.
Pelepasan harus dekat dengan pengemasan primer karena dari pelepasan
proses selanjutnya adalah pengemasn primer. Penting untuk dekat dengan AC
agar tetap bisa menjaga suhu. Kedekatan biasa dengan almari alat karena alat
yang dibutuhkan dalam stasiun kerja ini tidak terlalu banyak. Tidak perlu untuk
dekat dengan almari kemasan karena belum masuk proses pengemasan dan
bolwer karena ditakutkan AC tidak berfungsi maksimal..
Pengemasan primer sangat penting almari kemasan karena dari proses
pengemasan akan butuh vahan pengemas yang tersimpan di almari. Penting
pengemasan sekunder dan AC karena setelah pengemasan primer kontaminasi
pada produk bisa dikatakan tidak akan terjadi lagi. Tidak perlu almari alat karena
semua kebutuhan suda hada di almari kemasan dan blower karena penggunaan
AC akan menjadi tidak maksimal. Tidak diharapkan dekat pengkodean karena
ditakutkan akan terjadi kontaminasi.
Pengemasan sekunder mutlak dekat dengan pengkodean yang merupakan
alur proses. Penting dekat dengan almari kaemasan yang merupakan tempat
menyimpan vahan pengemas. Penting dekat dengan AC agar suhu tetap
terkontrol. Dengan blower memiliki kedekatan biasa karena tidak saling
63
mengganggu. Tidak perlu untuk dekat dengan alamari alat karena kebutuhan suda
hada di almari kemasan.
Pengkodean penting dengan AC karena proses pengontrolan suhu ruangn.
Kedekatan biasa dengan almari kemasan dan blower.
Almari alat tidak perlu dekat dengan almari kemasan karena perbedaan
barang yang disimpan, blower karena tidak memerlukan pembuangan udara
keluar, dan ac karena tidak terlalu membutuhkan pengontrolan suhu. Almari
kemasan memiliki kedekatan biasa dengan AC karena tidak saling berhubungan.
Tidak perlu dekat blower, sedangkan blower tidak diharapkan dekat AC karena
proses kerja dari blower akan membuat kerja AC menjadi lebih keras sehingga
menguras energ yang cukup besar.
Dari proses pembuatan peta keterkaitan kerja kemudian dilakukan
pembuatan diagram keterkaitan kegiatan dan hasilnya adalah seperti yang terlihat
pada gambar 8. Dari gambar tersebut dapat memproyeksikan gambar dari
tataletak yang akan dibuat. Tingkat kedekatan antar stasiun kerja dalam peta
keterkaitan kegiatan di ilustrasikan sebagaimana terlihat dalam gambar tersebut.
Kemudian dibuatlah tata letak dengan mengacu pada diagram keterkaitan
kegiatan. Dan tata letaknya adalah seperti terlihat pada lampiran 6. Selain
mengacu pada Diagram Keterkaitan Kegiatan pembuatan tata letak juga
menggunakan pertimbangan lain yaitu perhitungan jumlah mesin dan perhitungan
luas stasiun kerja yang dapat dihitung dengan menggunakan tools yaitu route
sheet. Dari perhitungan route sheet seperti yang tertera pada lampiran 9
didapatkan jumlah mesin dan luas bagi tiap-tiap stasiun kerja. Pada kondisi yang
ada saat ini, perusahaan hanya memerlukan satu mesin bagi tiap stasiun kerja. Hal
ini dikarenakan bahan baku yang digunakan dalam produksi yang masih sangat
sedikit.
64
49,7 kg dan dodol sebanyak 9 kg. Dari pehitungan tersebut dapat diketahui
kebutuhan mesin pemotongan coklat adalah 3 buah, pelelehan coklat 4 buah,
pencetakan I adalah 3 buah, pendinginan pertama 1 buah, pemotongan dodol 1
buah, pencetakan II adalah 4 buah, pendinginan II adalah 1 buah. Pelepasan,
pengemasana primer, pengemasan sekunder masing-masing 3 buah dan pengkode
sebuah mesin. Dari hasil tersebut kemudian diteruskan dalam perhitungan luas
stasiun kerja. Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui luas yang dibutuhkan
untuk sebuah stasiun kerja sesuai dengan jumlah mesin dan kebutuhan
kelonggaran selama produksi. Hasil perhitungan tersebut telah tertera pada route
sheet dalam lampiran 9.
Dari hasil perhitungan luas dalam route sheet
tersebut kemudian
66
2. Saran
a. Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh setelah layout tersebut diterapkan
b. Jika volume produksi meningkat melebihi 50 kg perhari, dapat dilakukan
perluasan stasiun kerja atau penambahan alat.
67
DAFTAR PUSTAKA
Alfianto, Y. R. 2002. Skripsi: Analisa dan Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik
(Studi Kasus pada Perusahaan Tekstil Kusumatex). Yogyakarta : Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Gadjah Mada
Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Penanganan Bahan Terjemahan
Nurhayati, Mardiono, M.T. Bogor : Penerbit Institut Teknologi Bogor
Wayne, C. T. 1993. Pengantar Teknik dan Sistem Industri Jilid 1 Edisi 3. Jakarta :
Penerbit Guna Widya
68
LAMPIRAN
69
69
Keterangan gambar :
1. Mubarok Deluxe Besar
Rasa
: Mocca
Rasa
: Mocca
Isi
: 40 pcs
Isi
: 40 pcs
Kemasan
: Karton
Kemasan
: Karton
2. Mubarok kombinasi
Rasa
: Mocca
Rasa
: Mocca
Isi
: 40 pcs
Isi
: 40 pcs
Kemasan
: Karton
Kemasan
: Karton
Rasa
: Mocca
Rasa
: Mocca
Isi
: 40 pcs
Isi
: 40 pcs
Kemasan
: Karton
Kemasan
: Karton
Rasa
: Mocca
Rasa
: Mocca
Isi
: 40 pcs
Isi
: 40 pcs
Kemasan
: Karton
Kemasan
: Karton
70
Rasa
: Mocca
Rasa
: Mocca
Isi
: 40 pcs
Isi
: 40 pcs
Kemasan
: Karton
Kemasan
: Kaleng
Rasa
: Mocca
Rasa
: Mocca
Isi
: 40 pcs
Isi
: 40 pcs
Kemasan
: Karton
Kemasan
: Plastik
Rasa
: Mocca
Rasa
: Mocca
Isi
: 40 pcs
Isi
: 40 pcs
Kemasan
: Karton
Kemasan
: Plastik
71
72
73
Skala 1:200
Skala 1:200
Skala 1:200
76
77
78
Rak gula
Rak beroda
Troli
79
Nampan plastik
Ember
Timbangan
80
Dodol
Coklat
30'
Pemotongan
5'
O:5
I:4
Pemotongan
O:1
Pisau
Pisau
5'
O;2
I:1
Pelelehan
Kompor
10'
O:3
I:2
Pendetakan I
Cetakan
8'
Pendinginan I
O:4
I:3
Lemari Pendingin
15'
Pencetakan II
O:6
I:5
Cetakan
8'
Pendinginan II
O:7
I:6
Lemari Pebingin
10'
Pelepasan
O:8
I:7
Pisau
25'
Pengemasan primer
O:9
I:8
Manual
81
25'
O:10
I:9
Pengemasan
Sekunder
Manual
0.08'
O:11
I:10
Pengkodean
Mesin pengkode
Penyimpanan
Troli
RINGKASAN
OPERASI
11
INSPEKSI
10
PENYIMPANAN
82
Nomor
Operasi
Operasi
Mesin /
Stasiun
Kerja
Waktu
Baku
(Menit)
Kap.Actual
(Menit/Produk)
Eff
O-1
O-2
O-3
Pemotongan Coklat
Pelelehan Coklat
Pencetakan Lapis 1
Pisau
Kompor
Pengaduk
5
5
10
5/0.25
5/0.2
10/0.5
O-4
Pendinginan 1
Pendingin
8/1.2
1
0.9
0.9
5
1
O-5
Pemotongan
Pisau
5/0.5
0.9
5
Jam
Kerj
a/
Siklu
s
7
7
7
Scrap
(%)
Jumlah
Diharapkan
(gr)
Jumlah
Disiapkan
(gr)
Jumlah
Mesin
(Unit)
Aktual
0
0.1
0.05
8.824
8.022
7.640
8.824
8.824
8.022
0.420
0.584
0.402
1
1
1
7.640
7.640
0.121
0.05
1.600
1.680
0.042
1
1
1
O-6
Pencetakan Lapis 2
Dan Pengisian
Pencetak
15
15/0.5
0.9
5
0.05
8.800
9.240
0.695
1
1
O-7
O-8
O-9
O-10
Pendinginan 2
Pelepasan
Pengemasan Primer
Pengemasan
Sekunder
Coding
Pendingin
Manual
Manual
Manual
8
10
25
25
8/1.2
10/0.5
25/1
25/2
1
0.9
1
1
7
7
7
7
0
0.1
0
0
8.800
8.000
8.000
8.000
8.800
8.800
8.000
8.000
0.140
0.466
0.476
0.476
1
1
1
1
Mesin
Pengkode
0.08
0.08/0.12
8.000
8.000
0.013
O-11
83
Operasi
O-11
Coding
O-10
Pengemasan
Sekunder
Pengemasan
Primer
Pelepasan
Pendinginan 2
Pencetakan
Lapis 2 Dan
Pengisian
O-9
O-8
O-7
O-6
Mesin /
Stasiun
Kerja
Mesin
Pengkode
Manual
Waktu
Baku
(Menit)
0.08
Kap.Actual
(Menit/Produk)
Eff
Jam Kerja/
Siklus
Scrap
(%)
Jumlah
Disiapkan
(gr)
45
Jumlah
Mesin
(Unit)
0.071
Aktual
Jumlah
Diharapkan
(gr)
45
0.08/0.12
25
25/2
45
45
2.679
Manual
25
25/1
45
45
2.679
Manual
Pendingin
Pencetak
10
8
15
10/0.5
8/1.2
15/0.5
0.9
1
0.9
5
7
7
7
0.1
0
0.05
45
49.5
49.5
49.5
49.5
51.975
2.619
0.786
3.908
3
1
4
Pisau
5/0.5
0.9
5
0.05
9.45
0.237
7
7
0
0.05
42.975
42.975
42.975
45.124
0.682
2.262
1
3
0.1
45.124
49.636
3.283
49.636
49.636
2.364
O-5
Pemotongan
O-4
O-3
Pendinginan 1
Pendingin
Pencetakan
Pengaduk
Lapis 1
Pelelehan Coklat Kompor
8
10
8/1.2
10/0.5
5/0.2
1
0.9
5
0.9
Pemotongan
Coklat
5/0.25
O-2
O-1
Pisau
84
Dimensi Mesin
Nama SK
Pemotongan
Luas+
Nama Mesin
Jumlah Mesin
Luas 1 Mesin (M )
Operator
Transport
Kelonggaran
Total Luas 1 SK
Aktual
Pisau
0.9
0.5
0.45
0.5
0.5
2.45
7.35
0.8
0.4
0.32
0.5
0.5
2.32
9.28
10
0.9
0.5
0.45
0.25
0.5
2.2
6.6
0.5
0.4
0.2
0.5
1.7
1.7
0.9
0.5
0.45
0.5
1.95
1.95
0.9
0.5
0.45
0.25
0.5
2.2
8.8
0.5
0.4
0.2
0.5
1.7
1.7
0.9
0.5
0.45
0.25
0.5
2.2
6.6
0.9
0.5
0.45
0.25
0.5
2.2
6.6
0.9
0.5
0.45
0.25
0.5
2.2
6.6
Mesin Kode
3
4
3
1
1
4
1
3
3
3
1
1.5
1.5
0.25
0.5
3.25
3.25
Pelelehan
Kompor
Pencetakan 1
Cetakan
Pendinginan
Pendingin
Pemotongan
Pisau
Pencetakan 2
Cetakan
Pendinginan 2
Pendingin
Pelepasan
Manual
Pengemasan Primer
Manual
Pengemasan Sekunder
Manual
Coding
Kelonggaran
2
Bak Cuci
0.5
0.5
0.5
Almari Alat
0.5
0.5
0.5
Almari Bahan
0.5
0.5
0.5
85
86