Anda di halaman 1dari 5

Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia 6-12 Tahun

pertumbuhan anak usia 6-12 tahun,perkembangan anak usia 6-12 tahun,faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak,stimulasi terhadap anak 6-12 tahun
20 February 2012 9 Komentar Tumbuh Kembang Anak

Anak Usia 6-12 tahun adalah masa usia sekolah tingkat SD bagi anak yang normal.
Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. Sebagai orang tua
harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya terutama pada usia ini karena
pertumbuhan anak-anak sangat pesat yang harus diimbangi dengan pemberian nutrisi dan gizi
yang seimbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak :
Faktor genetik

Faktor keturunan masa konsepsi

Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan

Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara
positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

Faktor eksternal / lingkungan

Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya
1.
2.
3.
4.
5.

Keluarga
Teman sebaya
Pengalaman hidup
Kesehatan
Lingkungan tempat tinggal

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-7 tahun :

membaca seperti mesin

mengulangi tiga angka mengurut ke belakang

membaca waktu untuk seperempat jam

anak wanita bermain dengan wanita

anak laki-laki bermain dengan laki-laki

cemas terhadap kegagalan

kadang malu atau sedih

peningkatan minat pada bidang spiritual

Fisik dan motorik


BB 16-23,6 kg, TB 106,6-123,5 cm, pemunculan gigi insisor mandibula tengah, kehilangan
gigi pertama, sering kembali menggigit jari, lebih menyadari tangan sebagai alat, suka
menggambar, melukis dan mewarnai
Mental
Mengembangkan konsep angka, mengetahui pagi atau siang, mengetahui bagaimana yang
cantik, jelek dr wajah, mematuhi 3 perintah sekaligus, mengetahui tangan kanan dan kiri,
mendefinisikan objek umum spt garpu, kursi.
Adaptif
Dimeja, menggunakan pisau untuk mengoleskan mentega, pada saat bermain, memotong,
melipat, menjahit dengan kasar bila diberi jarum, mandi tanpa pengawasan, tidur sendiri,
membaca dari ingatan, dan menikmati permainan mengeja.
Personal-sosial
Dapat berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai cara sendiri untuk melakukan
sesuatu, sering cemburu terhadap adik, meningkatkan sosialisasi, dan akan curang untuk
menang.
Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan:

Bermain kasti, basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik untuk melatih keterampilan
menggunakan otot kaki. Anak juga belajar mengenal adanya aturan main, sportivitas,
kompetisi dan kerja sama dalam sebuah tim.
Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih semua unsur motorik
kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan latihan mengenai perbedaan berat jenis
maupun keseimbangan tubuh.
Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan sejenisnya. Pada
kegiatan ini anak mendapatkan point plus, yaitu prediksi terhadap jarak.
Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya caranya yang berbeda.
Kegiatan outbound. Seperti halnya berenang, maka dengan ber-outbound semua
kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan anak bisa mendapatkan hal yang lain, seperti
keberanian, survival, dan kedekatan dengan Maha Pencipta serta kesadaran pentingnya
menjaga keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.
Stimulasi motorik halus:
Menggambar, melukis dengan berbagai media.
Membuat kerajinan dari tanah liat.
Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain perca.
Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya.
STIMULASI KOGNITIF
Sebelum menstimulasi kognisi anak, orang tua harus mengetahui terlebih dulu perkembangan
kognitifnya sesuai usia. Misalnya, untuk anak balita perkembangan kognitifnya berkaitan
dengan perkembangan berbagai konsep dasar seperti mengenal bau, warna, huruf, angka,
serta pengetahuan umum yang akrab dengan kehidupan sehari-harinya. Disamping itu
perkembangan kognitif berkaitan erat dengan perkembangan bahasa.
Aneka kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna menstimulasi kognisi anak adalah:
* Mengadakan acara mendongeng.
* Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si anak sendiri.
* Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang sudah dia baca.
* Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang bisa dilakukan secara verbal, gambar atau
tulisan.
* Berdiskusi tentang suatu tema.
Kegiatan-kegiatan tersebut sangat baik jika divariasikan dengan berbagai kegiatan, seperti
membuat kerajinan tangan atau games menarik.
Sedangkan untuk anak 6-12 tahun, perkembangan kognitifnya sangat berkaitan dengan
kemampuan akademis yang dipelajari di sekolah. Akan tetapi kemampuan kognitif bisa

menjadi lebih optimal apabila otak kanan anak mendapat stimulasi. Anak yang memiliki
fungsi otak seimbang akan lebih responsif, kreatif, dan fleksibel.
Kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak 6-12 tahun adalah:
Ketika mempelajari berbagai kemampuan akademis, guru dan orang tua hendaknya
memperhatikan kondisi anak. Contohnya, saat anak sudah terlihat bosan seharusnya secara
otomatis materi yang disampaikan pada anak dibumbui atau diselingi dengan permainan atau
hal jenaka yang bisa membuat anak tertantang dan gembira. Ingat, selingan seperti ini
sebaiknya tetap pada konteks pembicaraan atau pembahasan.
Stimulasi otak kanan untuk menstimulasi kemampuan kognitif dapat dilakukan melalui
kegiatan music & movement (gerak dan lagu) atau dengan memainkan alat musik tertentu.
Bisa juga dengan melakukan kegiatan drama.
STIMULASI AFEKSI
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal maupun
intrapersonal anak balita maupun 6-12 tahun. Manfaat utamanya adalah mengembangkan
rasa percaya diri, memupuk kemandirian, mengetahui dan menjalani aturan, memahami
orang lain, dan mau berbagi.
Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan tidak, serta konsekuensinya.
Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya dengan baik atau lebih baik dari
sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat mengikuti aturan (terutama pada awal mula
diterapkan suatu aturan).
Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah laku anak yang kurang baik
atau tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini perlu mempertimbangkan usia anak.
Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. Contoh, saat dia sedih, gembira,
marah, berikanlah respons yang sesuai dengan kebutuhannya kala itu.
Anak difasilitasi untuk bermain peran.
Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik secara verbal, tulisan,
ataupun gambar.
Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.
Khusus untuk anak 6-12 tahun, mulai perkenalkan dengan berbagai permainan dalam
rangka mengenalkan aturan main, sportivitas, dan kompetisi.
STIMULASI SPIRITUAL
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang Pencipta. Di sinilah anak belajar
tentang kewajiban tertentu sebagai hamba Tuhan sesuai ajaran agama masing-masing. Selain
itu kecerdasan spiritual juga berkaitan dengan pemahaman bahwa ia menjadi bagian dari

alam semesta. Di sini anak memiliki peran tertentu supaya bisa hidup harmonis dengan
seluruh makhluk Tuhan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkembangkan
kecerdasan spritual anak balita dan usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut:
* Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang menciptakan. Contoh, Siapa
yang membuat meja ini? anak menjawab, Tukang kayu. Lalu kita berikan lagi pemahaman
padanya Apakah sama meja ini dengan tukang kayu yang membuatnya?
* Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya dengan kebesaran Tuhan,
terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
* Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di alam dengan kebesaran Sang
Pencipta.
* Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
* Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak lakukan sebagai manusia yang
memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di muka bumi.
* Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai pengalamannya ketika sedang
mengalami kesulitan dan apa yang dia lakukan. Ketika menemukan jalan keluar dari
kesulitan tersebut, kaitkan dengan betapa Tuhan itu sangat pengasih dan pemurah.
* Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya menjalankan ibadah yang
dianjurkan dan diwajibkan.
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas. Lingkungan di mana anak
berada sangat memegang peranan penting untuk membentuknya menjadi anak yang bahagia
dan sehat.
Jika bicara ideal, beginilah seharusnya lingkungan anak balita dan anak usia 6-12 tahun:
* Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya arena bermain lengkap dengan
prasarananya.
* Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan atas kesehatan, keamanan,
kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
* Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan, cukuplah membuat lingkungan
yang bisa menerima dan memberi toleransi pada anak dalam berkegiatan. Temanilah selalu
anak saat berekplorasi. Biarkan dia bebas memilih apa yang akan dikerjakan sepanjang tetap
dalam koridor keamanan, kesehatan, dan kebaikan.
* Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak. Jika tidak bisa, ajak anak bersama-sama
mencari tahu jawaban dari sumber yang bisa dipercaya, semisal mencarinya dalam kamus
atau bertanya pada pakarnya.
(Dari beberapa sumber)
Sumber Gambar : http://vecer.mk/files/article/2015/04/02/so-decata-so-autizam-treba-da-seraboti-eden-na-eden-248429.gif

Anda mungkin juga menyukai