Anda di halaman 1dari 3

Bentuk asal dari defek umumnya dipatok menjadi bentuk segitiga dengan dasar dan puncak,

bahkan bentuk defek yang sempit memanjang bisa dipatok menjadi segitiga dengan
meletakkan ujung luka sebagai puncak segitiga. Dasar dari flap menjadi sisi samping dari
puncak segitiga sehingga secara tidak langsung terbentuk puncak segitiga. Hal ini membuat
dasar flap menjadi lebih baik dilihat dari sudut ketersediaan jaringan dan suplai darah.
Dengan menetapkan bentuk segitiga, sisi samping dengan area ketersediaan kulit yang lebih
besar kemungkinan akan manjadi flap yang terbaik.
Transposisi flap
Transposisi flap merupakan rancangan klasik berbentuk segiempat secara langsung
bergabung dengan triangulated defect, dan mengarah ke lateral mendekati defek.
Perpindahan memberikan efek membuka defek sekunder dengan ukuran lebih besar
dibandingkan defek primer. Defek ini umumnya ditutup dengan transplantasi potongan kulit.
Meskipun garis klasik flap berbentuk segiempat, ratio panjang dan lebar dianggap tepat
tergantung pada batas tertentu di sisi vaskularisasi dimana flap dimulai, atau flap benar-benar
tidak teratur atau memiliki elemen aksial, dan atau flap berupa kulit atau flap fasiakutaneus.
Sirkulasi kulit kepala dan wajah merupakan sirkulasi yang sempurna, meskipun tidak adanya
sistem aksial secara anatomi, sehingga diperlukan pembatasan panjang dan lebar agak
longgar, seringkali mengikuti bentuk flap yang direncakan seperti segitiga (Gambar 4.25),
dibandingkan berbentuk segiempat.
Di tubuh, kemungkinan menggunakan ilmu mengenai pembuatan lubang untuk jalan keluar
dan termasuk akan jelas meningkatkan keamanan flap, meskipun pada prakiknya mereka
menggunakan pembatasan karena popularitas teknik rekontruksi lainnya.
Pada tungkai, rasio panjang dan lebar dibatasi 1:1 dibentuk dengan ketepatan tertentu dimana
flap tidak termasuk bagian dari lapisan fasia, dan flap yang memiliki kemungkinan besar
untuk nekrosis. Keamanan pembentukan flap fasiokutaneus mesti ditingkatkan dan
ditemukan kemungkinan untuk melonggarkan rasio panjang:lebar sedikit. Walaupun ini
mungkin mempermudah teknik pemindahan, ini tidak mengubah kebutuhan untuk perlekatan
perencaan aspek geometri flap. Pada dasarnya aspek yang ditambahkan berupa aspek
kebebasan tergantungan kesadaran ahli bedah yang melakukan pemotongan pembuluh darah
dan kemungkinan menyatukannya dalam sebuah flap, kemungkinan memperbesar ketika
pemeriksaan Doppler dapat dilakukan untuk membantu pencarian. Hal ini akan didiskusikan
selanjutnya.
Aspek geometris mengenai perencanaan yang aman termasuk mengenali fakta pada titik
disekeliling poros transposisi flap yang ditransfer tidaklah merupakan puncak dari bentuk
segitiga pada defek tersebut, tetapi bagian lain dari dasar flap. Dalam merancang flap dan
sebelum dilakukannya insisi, titik poros harus benar-benar ditemukan, dan jarak dari setiap
titik flap mesti sebanding dengan penjumlahan jarak pada poin yang sama pada transposisi
komplit. Panjang diagonal flap dari titik poros adalah yang paling bertanggung jawab
menjadi pendek, dan yang harus menjadi pusat perhatian. (Gambar 4.26)
Efek dari perencanaan ini adalah kemungkinan bahwa flap menjadi lebih besar dari yang
diharapkan. Khususnya, sisi yang merupakan bagian dari defek dibuat lebih panjang

dibandingkan sisi pada defek yang dibuat menjadi segitiga sehingga panjang diagonal flap
sebelum dan penjumlah panjang setelah transfer menjadi sedikit sama.
Jika ukuran flap tidak memenuhi syarat (Gambar 4.26), hal itu akan diketahui begitu flap
dikencangkan. Ini akan membuat flap menjadi kehilangan pasokan perdarahan dalam bentuk
insufisiensi vaskular, hal terburuk adalah transfer tidak dapat terjadi. Penggunaan cara backcut melintasi dasar flap mungkin sekali diperlukan untuk membuat transfer menjadi komplit,
efeknya mengubah posisi titik poros menjadi tempat yang lebih menguntungkan dilihat dari
sudut pandang menurunkan ketegangan. Sayangnya, efek tersebut juga menurunkan ukuran
lebar dari dasar flap dan karenanya vaskular menjadi aman. Ketika itu tidak dapat dihindari,
seperti back-cut setidaknya harus dibuat sekecil mungkin.
Dalam membuat potongan yang mungkin dapat menurunkan ketegangan tanpa menurunkan
ketegangan vaskular flap secara signifikan dari memotong jaringan yang bertanggung jawab
atas ketegangan tersebut, dalam waktu yang sama meninggalkan pembuluh darah yang intak.
Pada kulit dengan ketebalan yang bagusdi fasia superfisial, sebagai contoh, lapisan kulit yang
cukup memberikan relaksasi. Di kulit kepala, memotong galea aponeurotica mungkin
memberikan hasil yang sama. Pada umumnya, bagaimanapun, keperluan untuk back-cut
merupakan hasil dari perencanaan yang buruk, dan penggunaannya jelas berbahaya karena
flap survival.
Tugas klasik dari transposisi flap adalah membatasi situasi dimana transplantasi sekunder
tidak dikontaindikasikan untuk alasan kosmetik dan juga digunakan pada muka bagian luar.
Defek sekunder lebih besar dibanding defek primer, tapi setiap upaya untuk menutup itu, atau
bahkan menurunkan ukurannya melalui jahitan pada luka, adalah tidak diinginkan. Itu
mungkin dapat tertutupi dengan transplantasi potongan kulit.
Transplantasi dapat diterapkan terutama menggunakan metode penekanan, atau
keterlambatan, menggunakan transplantasi. Jika diputuskan menggunakan transplantasi
primer, penting untuk yakin ketegangan pengikatan yang tidak mentransmisikan flap. Hal ini
dapat dicapai dengan memastikan pengikatan jahitan tersebut melewati batas flap meliputi
bagian dalam jaringan, dan juga menjadi jangkar antara kedua batas flap tersebut dan
transplantasi ke bagian dalam jaringan (Gambar 4.27). cara ini membuat flap menjadi lebih
terstruktur secara bebas dari transplantasi pada sudut pandang suction, penekanan jahitan, dan
sebagainya. Keterlambatan transplantasi bertanggungjawab terhadap hematoma yang
terkumpul dibawah flap dan dapat mengalir menjadi defek sekunder tanpa membuat adanya
ketegangan pada flap itu sendiri.
Rotasi flap
Rotasi flap biasanya digambarkann sebagai setengah lingkaran dari segmen defek. Pada
rekonstruksi defek, kurva dari rotasi flap kurang lebih sesuai kurva bagian samping yang
diinsisi dibagian luar flap.
Dengan desain dimana titik poros terletak di ekstremitas setengah lingkaran seberang defek
(Gambar 4.28A), dan tidak ada kelemahan jaringan lokal untuk menyerap ketegangan yang
berbeda, mengusahakan rotasi dari flap menghasilkan garis penekanan yang menyebar dari
titik poros yang cukup untuk mencegah transfer dari tempat lain. Solusi lainnya untuk
kebuntuan ini membuktikan penggunaan black-cut membuat diameter garis di bentuk
setengah lingkaran (Gambar 4.28B). efek tersebut memindahkan tempat dari titik poros ke

pertengahan bentuk setengah lingkaran diluar garis flap, dan menurunkan ketegangan pada
garis dimana flap dilakukan transfer.
Pada praktiknya, semakin besar flap berhubungan dengan defek, semakin besar flap
dilakukan transfer dengan sukses tanpa dilakukannya black-cut, bahkan ketika jaringan lemah
sedikit. Dengan flap yang besar menyebakan penurunan jumlah rotasi yang diperlukan untuk
menutup defek, dan sesuai dengan penurunan ketegangan (Gambar 4.29). walaupun begitu,
kesuksesan transfer dari rotasi flap tanpa melakukan back-cut, diperlihatan pada gambar 10.5,
mengindakasikan terbentuknya jaringan lokal lemah yang mengabsorbsi ketegangan dengan
pembentukan jaringan baru. Dalam situasi seperti ini, posisi tiitk poros menjadi sangat kabur
sejak jaringan sepanjang seluruh dasar flap ada di beberapa sudut dalam proses rotasi
(Gambar 4.30).
Dalam menilai kesesuaian defek dalam rekonstruksi menggunakan rotasi flap dengan sudut
dari tersedianya jaringan lokal dan kelemahan umum harus dinilai, dan kemungkinan
memerlukan back-cut, sebenarnya adalah hubungan dengan efek yang membuat keamanan
vaskular flap.
Hubungan antara ukuran defek dengan flap diperlukan untuk rekonstruksi juga merupakan
faktor penting dalam perencanaan. Kebanyakan kesalahan pembuatan di praktik adalah arah
pembuatan flap ..............

Anda mungkin juga menyukai