Anda di halaman 1dari 3

1. Uraikan metode penghitungan pajak gross, net, dan gross up?

Yang paling efisien yang


mana?Berikan ilustrasinya
Gross method adalah metode pemotongan pajak dimana PPh Pasal 21 ditanggung oleh
penerima penghasilan. Penghasilan yang diterima karyawan akan dipotong sesuai
besarnya pajak penghasilan terutang masing-masing karyawan sehingga menjadikan take
home pay karyawan menjadi berkurang.
Net method adalah PPh Pasal 21 ditanggung sendiri oleh pemberi penghasilan. Dalam hal
ini, perusahaan akan menanggung semua PPh Pasal 21 atas karyawan sehingga
diperlakukan sebagai beban perusahaan, apabila dilakukan koreksi fiscal akan dikoreksi
positif sehingga PPh perusahaan menjadi lebih besar.
Gross Up Method adalah metode dimana perusahaan memberikan tunjangan pajak sama
besar dengan PPh Pasal 21 yang dipotong atas gaji karyawan. Metode ini menimbulkan
beban yang tidak dikoreksi positif sehingga pajak terutang perusahaan lebih efisien.
Yang paling efisien adalah metode gross up karena perusahaan memberikan tunjangan
pajak sehingga take home pay karyawan sama dengan apabila menggunakan metode net.
Selain itu, tunjangan pajak yang dikeluarkan perusahaan bersifat biaya yang boleh
dikurangkan sehingga terjadi penghematan pajak terutang perusahaan. Metode ini adil
untuk kedua belah pihak yang bersama-sama merasakan keuntungan ata penerapan
metode gross up.
2. Perusahaan menganggarkan 200 juta untuk pemeliharaan AC. Telah diterima penawaran dari
CV A (memiliki SKB sesuai PP 46), PT B (tidak memilki SKB), Koperasi C (memiliki SKB
PPh Pasal 23, dan Tuan D. Semua menawarkan nilai 200 jt diterima bersih (pajak
ditanggung perusahaan). Buat analisis perbandingannya dengan menghitung aplikasi
perhitungannya.
Surat Keterangan Bebas (SKB) adalah Surat Keterangan Bebas Pemotongan dan/atau
Pemungutan PPh bagi WP yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
Berdasarkan kasus diatas yang paling menguntungkan adalah CV A dan Koperasi C. Hal
ini disebabkan karena PPh pasal 23 atas jasa yang diberikan akan ditanggung perusahaan
sehingga jumlah yang dibayarkan perusahaan tetap sebesar 200 jt, tidak ada tambahan
untuk PPh pasal 23. Apabila perusahaan memilih PT B dan Tuan D maka jumlah yang
dibayarkan adalah 204 jt (200 jt + PPh pasal 23 4jt)

3. Akuntan A dan B membuka kantor jasa akuntansi. Berikan saran anda dari sisi pajak terkait
bentuk usaha yang akan dipilih (perorangan, CV, PT atau Koperasi). Berikan ilustrasi angka
sebagai bahan analisis untuk membandingkan.

Perorangan
No.

Keterangan

PT

CV

Dgn
Pembukuan

Penjualan

1,500,000,000

1,500,000,00

1,500,000,00

1,200,000,00

1,200,000,00

Beban Usaha *2)

1,200,000,000

Laba Usaha

300,000,000

300,000,000

300,000,000

PTKP *3)

18,000,000

Penghasilan Kena
5

Pajak

300,000,000

300,000,000

282,000,000

PPh Terutang

72,500,000

72,500,000

64,950,000

227,500,000

227,500,000

217,050,000

Laba
7

Sesudah

PPh
PPh

23

Atas

Dividen *4)

34,125,000

Total

106,625,000

72,500,000

Beban

21,705,000
195,345,000

Pajak
4. Apa kaitan antara lampiran II SPT PPh Badan dengan laporan keuangan wajib pajak?
Jelaskan dan berikan contoh.
Dalam lampiran II SPT PPh Badan berisi tentang Perincian Harga Pokok Penjualan, Biaya
Usaha Lainnya Dan Biaya Dari Luar Usaha Secara Komersial sehinga pos-pos yang
dibutuhkan terdapat dalam laporan laba rugi.
5. Implementasi PP 46 berpotensi mendorong munculnya anak-anak perusahaan yang
dibentuk dan dipelihara dengan omset tertentu. Bagaimana hal ini bisa menjadi bagian
dari perencanaan perusahaan? Berikan ilustrasinya.
Adanya PP 46 mendorong munculnya anak-anak perusahaan karena perusahaan-perusahaan
berusaha mempertahankan tarif pajak 1% dari omset. Omset yang dapat dikenakan tarif PP
46 adalah perusahaan yang memiliki omset kurang dari atau sama dengan 4,8 M setahun.
Hal ini menjadi perencanaan perusahaan dengan membuat anak-anak perusahaan baru untuk
mempertahankan omsetnya kurang dari 4,8 M

Anda mungkin juga menyukai