captopril,
enalapril),
Angiotensin
Reseptor
Bloker
(misalnya
beta-1
dan
terkosentrasi pada organ-organ dan jaringan tertentu. Beta-1 reseptor lebih banyak
pada jantung dan ginjal, dan beta-2 reseptor lebih banyak ditemukan pada paruparu, liver, pankreas, dan otot halus arteri. Reseptor beta juga dapat ditemukan di
otak. Stimulasi reseptor beta pada otak dan perifer akan memacu penglepasan
neurotransmitter yang meningkatkan aktivitas system saraf simpatis. Stimulasi
reseptor beta1 pada nodus sinoatrial dan miokardiak meningkatkan heart rate
dan kekuatan kontraksi. Stimulasi reseptor beta pada ginjal akan menyebabkan
penglepasan
rennin,
meningkatkan
aktivitas
system
renninangiotensin
tahanan perifer dan peningkatan sodium yang diperantarai aldosteron dan retensi
air. Terapi menggunakan betablocker akan mengantagonis semua efek tersebut
sehingga terjadi penurunan tekanan darah.
bila dosis yang ekivalen diberikan. Hal ini mengakibatnya efek samping sistim
saraf pusat (seperti pusing dan mengantuk) dengan agen lipofilik seperti
propranolol. Tetapi, sifat lipofilik ini memberikan efek yang lebih untuk kondisi
nonkardiovaskular seperti migraine, mencegah sakit kepala, tremor essensial, dan
tirotoksikosis.
1.4 Efek samping -Bloker
Blokade
reseptor
beta2
pada
bronkhi
dapat
mengakibatkan
anti-depressan
misalnya
derivat
tricyclic
dan
derivat
Kardioselektif
a. Asebutolol
b. Atenolol
c. Bisoprolol
d. Metoprolol
Biasa
Lepas
Lambat
Nonselektif
a. Alprenolol
b. Karteolol
c. Nadolol
d. Oksprenolol
Biasa
Lepas lambat
e. Pindolol
f. Propranolol
g. Timolol
h. Karvedilol
i. Labetalol
Dosis
awal
(mg/hari)
Dosis
maksima
l
(mg/hari)
Frekwensi
pemberian
200
25
2,5
800
100
10
1-2x
1x
1x
50
100
200
200
1-2x
1x
100
2,5
20
200
10
160
2x
1x
2x
Tab. 50 mg
Tab. 5 mg
Tab. 40 mg, 80 mg
80
80
5
40
20
12,5
100
320
320
40
160
40
50
300
2x
1x
2x
2-3x
2x
1x
2x
Tab. 40 mg, 80 mg
Tab. 80 mg, 160 mg
Tab. 5 mg, 10 mg
Tab. 10 mg, 40 mg
Tab. 10 mg, 20 mg
Tab. 25 mg
Tab. 100 mg
Sediaan