TINJAUAN PUSTAKA
2.2.
Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak, tulis BTA belum diperiksa
Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir
pengobatan)
6. Kasus kronik
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih positif
setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik
7. Kasus bekas TB
2.3.
Patogenesis 1,4
Sumber penularan Tb Paru adalah penderita Tb BTA+ ,Pada waktu
Infeksi Primer
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di
jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut
sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian mana
saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan
kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal).
Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus
(limfadenitis regional). Afek primer bersama-sama dengan limfangitis regional
dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah satu
nasib sebagai berikut:
(restitution ad
integrum)
b. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon, garis
fibrotik, sarang perkapuran di hilus)
c. Menyebar dengan cara perkontinuitatum menyebar kesekitarnya.
dengan
terbelakang
pada
meninggalkan
anak
sekuele
setelah
(misalnya
mendapat
pertumbuhan
ensefalomeningitis,
tuberkuloma).
Meninggal. Semua kejadian diatas adalah perjalanan tuberkulosis primer.
2.3.2
Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau kaviti
menyembuh
dengan
membungkus
diri
dan
akhirnya
mengecil.
Diagnosis 1
Diagnosis tuberkulosis paru ditegakkan melalui pemeriksaan gejala klinis,
2.4.1 Gejala
Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala
respiratorik (atau gejala organ yang terlibat) dan gejala sistemik.
a. Gejala respiratorik
Batuk 3 minggu
Batuk darah
Sesak napas
Nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai
gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang penderita terdiagnosis
pada saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit,
maka penderita mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi
karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak
ke luar. Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat,
misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan
tidak nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat
gejala meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas
dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.
b. Gejala sistemik
Demam
Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan
menurun
2.4.2 Tanda
Tanda-tanda yang di temukan pada pemeriksaan fisik tergantung luas dan
kelainan struktural paru. Pada lesi minimal, pemeriksaan fisis dapat normal atau
dapat ditemukan tanda konsolidasi paru utamanya apeks paru. Tanda pemeriksaan
fisik paru tersebut dapat berupa: fokal fremitus meingkat, perkusi redup, bunyi
napas bronkovesikuler atau adanya ronkhi terutama di apeks paru. Pada lesi luas
dapat pula ditemukan tanda-tanda seperti : deviasi trakea ke sisi paru yang
terinfeksi, tanda konsolidasi, suara napas amporik pada cavitas atau tanda adanya
penebalan pleura.
2.4.3
BTA +
Ulangi BTA 3 kali
BTA +
BTA -
Pemeriksaan Bactec
Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah metode
Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukan indikator yang spesifik
untuk Tb paru. Laju Endap Darah ( LED ) jam pertama dan jam kedua
dibutuhkan. Data ini dapat di pakai sebagai indikator tingkat kestabilan keadaan
nilai keseimbangan penderita, sehingga dapat digunakan untuk salah satu respon
terhadap pengobatan penderita serta kemungkinan sebagai predeteksi tingkat
penyembuhan penderita. Demikian pula kadar limfosit dapat menggambarkan
10
daya tahan tubuh penderita. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi LED
yang normal juga tidak menyingkirkan diagnosa TBC.
2.4.6
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan standar adalah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi
ialah foto lateral, top lordotik, oblik, CT-Scan. Pada kasus dimana pada
pemeriksaan sputum SPS positif, foto toraks tidak diperlukan lagi. Pada beberapa
kasus dengan hapusan positif perlu dilakukan foto toraks bila:
Kaviti terutama lebih dari satu, dikelilingi bayangan opak berawan atau
nodular.
Efusi Pleura
Fibrotik, terutama pada segmen apical dan atau posterior lobus atas dan atau
segmen superior lobus bawah.
Kalsifikasi.
Penebalan pleura.
Penegakan alur diagnosis TB Paru dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut
11
2.5 Penatalaksanaan
2.5.1 Tujuan Pengobatan
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegahkekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya resistensi kumanterhadap OAT.1,6
2.5.2
Prinsip Pengobatan
12
30-37
2 tablet 4KDT
2 tablet 2KDT
38-54
3 tablet 4KDT
3 tablet 2KDT
55-70
4 tablet 4KDT
4 tablet 2KDT
71
5 tablet 4KDT
tablet 2KDT
13
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati
sebelumnya, yaitu pasien kambuh, pasien gagal, atau pasien dengan pengobatan
setelah putus berobat (default)(Tabel 2.3).4
Berat
badan
(Kg)
30-37
38-54
55-70
71
Dosis
(mg/KgBB/hr)
Harian
(mg/KgBB/hr)
Intermiten
(mg/KgBB/hr)
Dosis
max
(mg)
Dosis (mg)/berat
badan(kg)
< 40
40-60
>60
8 12
10
10
600
300
450
600
46
10
300
150
300
450
20 30
25
35
750
1000
1500
15 20
15
30
750
1000
1500
15 18
15
15
Sesuai
BB
750
1000
1000
14
Terapi (KDT) adalah sama seperti anduan untuk tahap intensif kategori 1 yang
diberikan selama sebulan (28 hari)(Tabel 2.5).4,6
Tabel 2.5. Dosis KDT sisipan (HRZE)4
Berat Badan (Kg)
30-37
38-54
55-70
71 kg
Efek samping
Tidak ada nafsu makan,
mual, sakit perut
Kesemutan sampai dengan
rasa terbakar di kaki
Nyeri sendi
Warna kemerahan pada
air seni (urine)
Penatalaksanaan
Semua OAT diminum malam
sebelum tidur
Beri vitamin B6 (piridoxin)
100 mg per hari
Beri Aspirin
Tidak perlu diberi apa-apa, tapi
perlu penjelasan kepada pasien
Efek samping
Gatal dan kemerahan kulit
Streptomisin
Tuli
Streptomisin
Gangguan keseimbangan
Penatalaksanaan
Ikuti petunjuk penatalaksanaan
di bawah
Streptomisin dihentikan, ganti
Etambutol
Streptomisin dihentikan, ganti
Etambutol
Hentikan semua OAT sampai
ikterus menghilang
Hentikan semua OAT, segera
lakukan tes fungsi hati
Hentikan Etambutol
Hentikan Rifampisin
15
seperti ini, hentikan semua OAT. Tunggu sampai kemerahan kulit tersebut hilang.
Jika gejala efek samping ini bertambah berat, pasien perlu dirujuk.4,7
2.5.4 Penanganan Efek Samping Obat.1,5
Efek samping yang ringan seperti gangguan lambung yang dapat diatasi
secara simptomatik
allopurinol
Efek samping yang serius adalah hepatits imbas obat. Penanganan seperti
tertulis di atas
Penderita dengan reaksi hipersensitif seperti timbulnya rash pada kulit yang
umumnya disebabkan oleh INH dan rifampisin, dapat dilakukan pemberian
dosis rendah dan desensitsasi dengan pemberian dosis yang ditingkatkan
perlahan-lahan dengan pengawasan yang ketat. Desensitisasi ini tidak bisa
2.6
Evaluasi : respons pengobatan dan ada tidaknya efek samping obat serta ada
tidaknya komplikasi penyakit
16
Sebelum pengobatan
Bila mungkin sebaiknya dari awal diperiksa fungsi hati, fungsi ginjal dan
darah lengkap
Yang tidak kalah pentingnya selain dari paduan obat yang digunakan adalah
keteraturan berobat. Diminum / tidaknya obat tersebut. Dalam hal ini maka
sangat penting penyuluhan atau pendidikanmengenai penyakit dan
keteraturan berobat yang diberikan kepada penderita, keluarga dan
lingkungan
17
Komplikasi 1,4
Tb paru apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan