KONSEP DASAR
Pada pasien penyakit terminal akan melalui fase fase berduka akibat
kekhwatiran akan penyakitnya. Sering kali penyakit terminal membawa efek
psikologis terhadap klien, seperti kekhawatiran berlebihan akan penyakit atau
kondisis yang akan dialami, serta kekawatiran akan kematian yang disebabkan oleh
penyakitnya. Kehilangan aspek diri biasanya dialami oleh pasien terminal, akibat
kondisi tubuh yang semakin melemah, terjadi penurunan kemampuan fisik, dan
diikuti perubahan citra tubuh, yang menyebabkan kehilangan pada aspek diri klien.
Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu, hari-hari dan jaminan
terakhir kehidupan dimana bertujuan:
1.
Mempertahankan hidup
2.
Menurunkan stress
3.
(Weisman)
Secara umum kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami
oleh siapa saja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan
nyeri dan takut, tidak hanya pasien akan juga keluarganya bahkan pada mereka yang
merawat dan mengurusnya.
Penderita yang akan meninggal tidak akan kembali lagi ke tengah keluarga,
kenyataan ini sangat berat bagi keluarga yang akan ditinggalkannya Untuk
menghindari hal diatas bukan hanya keluarganya saja yang berduka bahkan klien
lebih tertekan dengan penyakit yang dideritanya.
2. Faktor Predisposisi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Usia
Lingkungan sosial dan budaya
Faktor Jenis Kelamin
Faktor Tingkat Pendidikan
Faktor Ekonomi
Faktor Pengetahuan
Faktor Lama Rawat Inap
Faktor Caring Perawat
2
3. Pathway
Penyakit Terminal
Fase Denial
Fase Anger
Fase
Bargaining
Fase
Depresi
Syok
Marah
Tawar
Menawar
Gangguan
Hubungan
Mengingkari
Kondisi
Takut Akan
Dosa
Takut Akan
Kematian
Tidak
Percaya
Fase
Acceptance
Menerima
Kondisi
Sosial
Mempersiap
kan mental
Merasa
Tidak
Berharga
Penarikan
Diri Dari
Lingkungan
Sosial
Resiko
Bunuh Diri
Faktor Usia
Faktor
Ekonomi
Faktor
Lingkungan
Sosial dan
Budaya
Faktor Jenis
Kelamin
Faktor Tingkat
Pendidikan
Faktor
Pengetahuan
Faktor Lama
Rawat Inap
Faktor Caring
Perawat
Dukacita
Kehilangan
Ketidak
Ketidak
efektifan
mampuan
koping
koping
keluarga
4. Klasifikasi
1
2
3
4
5
6
7
Fisik
a. Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur angsur dari ujung kaki
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E.Kubbler Ross mempelajari
respon-respon atas menerima kematian dan maut secara mendalam dan hasil
penelitiannya yaitu :
a.
Respon kehilangan
Psikologi
a)
b)
c)
d)
Syok
Tidak percaya
Tidak tahu harus berbuat apa
Mengingkari Kenyataan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
Letih
Lemah
Pucat
Mual
Diare
Menangis
Gangguan Pernafasan
Gelisah
Detak jantung meningkat
Fisik
2) Anger ( Marah )
Pada fase ini pasien dapat mengarahkan kemarahan kepada petugas medis atau
perawat yang melakukan kegiatan atau tindakan normal yang tidak mengganggu
mereka.
Reaksi pada fase anger :
Perilaku
a)
b)
c)
d)
e)
Agresif
Bicara kasar
Menyerang orang lain
Menolak pengobatan
Menuduh dokter atau perawat tidak kompeten
Fisik
a)
b)
c)
d)
e)
Muka merah
Denyut nadi cepat
Gelisah
Susah tidur
Tangan mengepal
3) Bargaining (Tawar-Menawar)
Klien berusaha melakukan tawar menawar terhdap penyakitnya, biasanya klien
takut akan kondisinya yang semakin parah dan juga kematian akibat penyakitnya.
Klien mengalami masa ketakutan akibat rasa bersalah atau dosa apabila dia
mengalami kematian akibat penyakit terminalnya.
4) Depretion ( Depresi )
Fase dimana ketika klien mengingat akan kondisi penyakitnya, dan memikirkan
dan mendapatkan tekanan dari kondisinya. Pada fase ini klien biasanya mengingat hal
hal menarik dalam hidupnya, dan takut kehilangan semua momen atau hal tersebut
apabila klien harus meninggalkan semuanya akibat penyakit terminal yang ia derita.
Klien biasanya cenderung menutup diri, cemas, dan menangis, serta klien dapat
menarik diri dari lingkungan sosial.
Perilaku
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Gejala fisik
a) menolak makan
b) susah tidur
c) letih
d) libido turun
5) Acceptance ( Penerimaan)
Pada fase ini biasanya klien telah menerima kondisinya. Klien membutuhkan
perhatian dari orang orang terdekatnya, untuk memotivasi psikologis klien dalam
menghadapi penyakit terminal nya, dan juga menghadapi kematian yang akan terjadi
padanya. Klien juga biasanya telah merencanakan atau menata kehidupannya dalam
kondisinya.
Reaksi pada fase acceptance:
a) Reorganisasi perasaan kehilangan
b) Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau hilang beralih
ke objek baru.
c) Menerima kenyataan kehilangan
d) Mulai memandang ke depan.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan/Penatalaksanaan Medis
1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian terhadap identitas klien
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Bangsa
Alamat
Dx Medis
Sumber Biaya
Sumber Informasi
No.RM
Tanggal Masuk Rumah Sakit
8
13)
Ruangan
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku
Bangsa
Alamat
Hubungan Dengan Klien
Bernapas
Makan dan minum
Gerak aktivitas
Eliminasi
Istirahat tidur
Kebersihan diri
Pengaturan suhu tubuh
Rasa aman
Rasa nyaman
Sosial
Prestasi dan produktivitas
Rekreasi
Belajar
Spiritual
10
dapat mengkaji keluarga klien namun sedikit, dan terkadang tidak mendapatkan
respon sebab kondisi keluarga klien dalam keadaan tertekan, dan perawat dapat
mengkomunikasikan kondisi keluarga klien.
5) Fase Acceptance (Penerimaan)
Perawat dapat mengkaji gejala pada tahap acceptance (penerimaan) yang
ditunjukan keluarga klien pada saat mendengar kondisi klien dengan penyakit
terminal, yang kemudian dicocokan dengan tanda dan gejala pada fase ini sesuai
teori. Pada kondisi ini perawat lebih leluasa mengkaji kondisi kesiapan keluarga klien
dalam menghadapi resiko kehilangan klien yang mengalami penyakit terminal, sebab
pada gfase ini kleuarga klien biasanya mulai pasrah atau sudah dapat menerima
kondisi kerabatnya.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Dukacita
Definisi
Proses kompleks normal yang meliputi respons dan perilaku emosional, fisik,
spiritual, sosial, dan intelektual yakni individu, keluarga, dan komunitas memasukan
kehilangan yang aktual, adaptif, atau dipersepsikan kedalam kehidupan sehari hari
mereka.
Batasan Karakteristik
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
11
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
b. Ketidakefektifan Koping
Defenisi :
Ketidak mampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stressor, ketidak
adekuatan pilihan respon yang dilakukan dan/atau tidak mampuan untuk
menggunakan sumber daya yang tersedia.
Batasan Karakteristik
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
12
15)
16)
Penyalahgunaan zat
Menggunakan koping yang mengganggu perilaku adaptif
8)
hubungan
Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi
9)
10)
11)
12)
masalah
Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
Ketidak adekuatan kesempatan bersiap terhadap stresor
Krisis muturasi, krisis situasi
Ragu
Pengabaian
Agresi agitasi
Menjamin rutinitas biasa tanpa menghormati kebutuhan klien
Peningkatan ketergantungan klien
Depresi
Membelot
Tidak menghormati kebutuhan klien
Perilaku keluarga yang mengganggu kesejahteraan
Permusuhan
Ganguan Individualisasi
13
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
sendiri
Intoleran
perawatan yang mengabaikan klien dalam hal kebutuhan dasar manusia
hubungan yang mengabaikan anggota keluarga lain
terlalu khawatir terus menerus mengenai klien
psikosomatis
penolakan
merasakan tanda penyakit klien
3)
4)
5)
No
1.
Diagnosa
Tindakan dan
Keperawatan
Kriteria Hasil
Duka cita
1. Menunjukkan
Intervensi
Rasional
rasa
berduka
pergerakan ke
pasian
arah
Identifikasi
untuk perencanaan
perilaku-perilaku
keperawatan yang
dan
yang
resolusi
harapan
14
mana
terfiksasi.
berhubungan
untuk
depan
2. Fungsi
masa
pada
hubungan
tingkat
adekuat,
serta
saling
percaya
dengan
ikut
pasien.
Perlihatkan
dalam
empati
dan
pekerjaan dan
AKS
yang berduka.
2)Rasa percaya
2) Kembangkan
merupakan dasar
unutk suatu
kebutuhan yang
terapeutik.
dan
membolehkan
pasien
3) Sikap menerima
menunjukkan kepada
pasien bahwa anda
untuk
yakin bahwa ia
mengekspresikan
merupakan
perasaannya
seseorang pribadi
secara
terbuka
yang bermakna.
Rasa percaya
mengekspresikan
rasa marah.
meningkat.
4)Pengungkapan
secara verbal
perasaan dalam
suatu lingkungan
yang tidak
mengancam dapat
membantu pasien
sampai kepada
hubungan dengan
persoalanpersoalan yang
belum terpecahkan.
5)Latihan fisik
memberikan suatu
metode yang aman
15
mengeluarkan
kemarahan
yang
terpendam
dengan
berpartisipasi dalam
mengeluarkan
kemarahan yang
terpendam.
aktivitas-aktivitas
motorik kasar (mis, 6)Pengetahuan
joging, bola voli,dll)
tentang
6) Ajarkan
tahap-tahap berduka
yang
normal
perilaku
dan
yang
berhubungan dengan
setiap tahap.
persepsi idealisnya
meninjau hubungan
dan mampu
dengan
menerima baik
kehilangan.
konsep
aspek positif
maupun negatif
dari konsep
kehilangan
sebelum proses
berduka selesai
16
seluruhnya.
8)Menangis
merupakan hal yan
wajar dalam
8) Komunikasikan
kepada
pasien
bahwa
menangis
menghadapi
kehilangan
9)Umpan balik
positif
meningkatkan
harga diri dan
memecahkan
masalahnya sebagai
usaha
untuk
mendorong
pengulangan
perilaku yang
menentukan
diharapkan.
metoda-metoda
koping yang lebih
adaptif
terhadap
10) Memenuhi
pengalaman
kehilangan.
10) Dorong pasien untuk
kebutuhan
spiritual klien
menjangkau
dukungan
selama
spiritual
waktu
dalam
ini
bentuk
apapun
yang
diinginkan
3.
Ketidak
NOC
untuknya.
NIC
efektifan
Decision making
Decision making
koping
Role inhasmet
1) Menginformasikan
berhubungan
Sosial suport
mengurangi
dengan
Kriteria hasil
solusi
perasaan
17
lain
1)Informasi
dapat
tanpa
penyakit
Mengidentifikasi
terminal
pola
penanganan
koping
berguna.
yang efektif
Keikutsertaan
Mengungkapkan
dalam
secara
verbal
akan
tentang
koping
meningkatkan
yang efektif
perasaan
Mengatakan
penurunan stres
2) Memfasilitasi klien
Klien
untuk
mengatakan
keputusan
telah
membuat
kontrol
kontrol
dan keikutsertaan
menerima
tentang
keadaanya
dalam
situasi
dimana
orang
terdekat
tidak
dapat
Mampu
berbuat
banyak.
3)Memberikan
mengidentifikasi
strategi
perawatan
koping
mengidentifikasi
mengenai
keuntungan,
kerugian
keadaan
wawasan
pemikiran,/faktor-
dari
faktor
yang
berhubungan
dengan
situasi
individu.
Kepercayaan akan
meningkatkan
persepsi
pasien
18
dalam
keperawatan.
Role inhancement
1)Menurunkan
dan
menyediakan
macam
nilai kehidupan
2) Bantu
ansietas
situasi
krisis
2)Untuk
mengatasi
klien
ketegangan
dan
identifikasi strategi
memelihara
rasa
positif
kontrol individu
untuk
1) Anjurkan
mampu menerima
klien
untuk
perubahan
mengidentifikasi
gambaran perubahan
peran yang realistis
2) Gunakan pendekatan
tenang
dan
meyakinkan
3) Hindari
pengambilan
keputusan pada saat
klien berada dalam
stres berat
4) Berikan informasi
actual yang terkait
19
peran
yang terjadi
2)Agar pasien yakin
dan
kooperatif
mau
dalam
pemberian
informasi
3)Pasien
lebih
mampu menerima
informasi dengan
jelas
4) Agar
keluarga
tahap
dengan
diagnosis,
1) Memonitor
perkembangan
status kesehatan
pasien
2) Menghargai
kehidupan klien
2) Memenuhi
kebutuhan
dasar
dengan
tetap
memberikan
klien
pelayanan sesuai
kebutuhannya
demi
mempertahankan
hidupnya
4.
Ketidak
NOC
NIC
mampuan
1) Family
Coping
koping
keluarga
berhubungan
dengan
kehilangan
coping,
disable
2) Perenting,
enhanchement
1) Bantu
dalam
impaired
3) Therapeutic
keluarga 1)Pasien
mengenal
masalah
regimen
management,
dukungan
dan
bantuan
dari
keluarga
dalam
menghadapi
ineffective
4) Violence:
other
mendapatkan
2) Dorong partisipasi
directed, risk
keluarga
for
semua
Kriteria hasil
dalam
pertemuan
kelompok
penyakitnya
2) Partisipasi seluruh
anggota
dalam
menyelesaikan
masalah
1) Hubungan
efektif
20
keluarga
yang
pemberi
asuhan
3)Simpati
3) Dorong
keluarga
dari
keluarga
klien:
untuk
meningkatkan
interaksi
memperlihatkan
dan
kekhawatiran
hubungan
untuk
yang positif
perawatan
antara
dan
membantu
pascahospitalisasi
4)Membantu orang
4) Bantu memotivasi
pemberi
terdekat
dengan
keluarga
untuk
dan
pasien
untuk
berubah membantu
penerima
meyakinkan pasien
klien
untuk
asuhan
agar menerima apa
2) Performa
beradaptasi dengan
yang terjadi dan
pemberi
persepsi
stresor,
berkeinginan
asuhan
perubahan,
atau
untuk
membagi
perawatan
ancaman
yang
masalah
pasien
lansung :
mengganggu
dengan keluarga
penyediaan
pemenuhan
5)Mengungkapkan
perawatan
tuntutan dan peran
perasaan pada diri
kesehatan
hidup
5) Dukungan emosi ;
pasien yang tidak
dan
memberikan
terselesaikan
perawatan
penenangan,
personal
penerimaan, dan
yang tepat
6)Proses
koping
dorongan selama
kepada
keluarga
terjadi
periode stres
anggota
dengan efektif
6) Memfasilitasi
keluarga
partisipasi keluarga
oleh
7)Meningkatkan
dalam perawatan
pemberi
hubungan keluarga
emosi fisik klien
keperawata 7) Dukungan
dengan klien
21
n keluarga
3) Peforma
keluarga
meningkatkan
pemberian
asuhan
tujuan keluarga
kesehatan
pasien
perawatan
8) Panduan
sistem
dengan memberikan
tidak
kesehatan
:
pelayanan
sesuai
langsung :
memfasilitasi lokal
kebutuhan pasien
pengaturan
klien
dan
dan
penggunaan
pengawasa
pelayanan
n perawatan
kesehatan
yang sesuai
bagi
anggota
keluarga
oleh
sesuai
9)Memberikan
9) Mendorong pasien
pemahaman tentang
mencari dorongan
esensi kehidupan dan
spiritual , jika
kematian
diperlukan
10) Bantu
anggota 10) Untuk mencari
pemberi
keluarga
perawatan
dalam bantuan
mengklarifikasi
keluarga
4) Kesejahtera
:
positif
kebutuhan
dan memilih
untuk
butuhkan
satu mengambil
keuntungan dari apa
Caregiver support
yang tersedia
1) Menyediakan
1)Membantu
informasi
mengenai
advokasi,
status
dukungan
kesehatan
dibutuhkan
dan kondisi
5) Potensial
memfasilitasi
ketahanan
perawatan
22
akan
mereka
harapkan
sama lain
derajat
persepsi
sesuai
an pemberi
asuhan
yang
dan untuk
mengilhami
kontra
pro
bagi
pemberi
asuhan
faktor yang
profesional
sehingga
kesehatan
mengambil
meningkatk
masalah)
mampu
an
kontinuitas
Family support
perawatan
Intervensi lainnya
oleh
1) Mengobservasi TTV
pemberi
klien
kebutuhan
periode
klien
lama
6) Koping
:
tindakan
keluarga
untuk
mengelola
stresor yang
membebani
sumber
sumber
keluarga
7) Normalisasi
keluarga
dasar
dengan
menghargai
pasien
waktu yang
keluarga
hidup
2) Memenuhi
dalam
perkembangan
kondisi pasien
2)Mempertahankan
perawatan
keluarga
1)Memantau
kapasitas
sistem
23
pasien
tetap
diri
keluarga
dalam
mempertah
ankan
rutinitas
dan
mengemba
ngkan
strategi
untuk
mengoptim
alkan
fungsi jika
ada anggota
keluarga
yang
sakit
kronis atau
mengalami
ketunadaya
an
8) Mampu
mengatasi
masalah
keluarga
9) Mencari
bantuan
keluarga
bila perlu
10) Mencapai
stabilitas
finansial
24
untuk
memenuhi
kebutuhan
anggota
keluarga
11) Mampu
menyelesai
kan konflik
tanpa
kekerasan
12) Memperlih
atkan
fleksibelitas
peran
13) Mengungka
pkan
peningkata
n
kemampua
n
untuk
melakukan
koping
terhadap
perubahan
dalam
struktur
dinamika
keluarga
14) Mengungka
pkan
perasaan
25
yang tidak
terselesaika
n
15) Identifikasi
gaya
koping
yang
bertentanga
n
16) Partisipasi
dalam
pengemban
gan
dan
implementa
si
rencana
keperawata
n
26
D. Daftar Pustaka
Nurarif, Amin Huda, Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda NIC-NOC. Jakarta : Mediaction
Carpenito-Moyet, Lynda Juall.
Jakarta:EGC
Kozier, Barbara. 2011. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Cemy Nur Fitria. 2010. Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal. Bandung.
portalgaruda.org. diakses pada 30 Mei 2015
Joko Susanto. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal.
Lamongan. www.e-jurnal.com. diakses pada 30 Mei 2015
AD Damayanti. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal
Ditinjau Dari Aspek Psikososial. www.indonesianjournalofcancer.or.id. diakses
pada 30 Mei 2015
Nama pembimbing/CI
.,
NIP..
..201..
Nama mahsiswa
.
NIM.
Nama Pembimbing/CT
NIP..
27
28