Anda di halaman 1dari 72

SARANA DAN PRASARNA

AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA


PONOROGO
2013

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i


SK Pedoman Sarana dan Prasarana ................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I KETENTUAN UMUM
1.1 Pengertian- pengertia ........................................................................ 1
1.2. ruanga lingkup dan klasifikasi ......................................................... 4
A. Ruang lingkup .................................................................................... 4
1.3. Tugas dan Fungsi ...................................................................... 4
1.4 Keluaran..................................................................................... 6
1.5 Dasar Hukum ............................................................................. 7

BAB II PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA


2.1 Perencanaan ...................................................................................... 9
2.2 Klasifikasi Pengadaan ....................................................................... 10
2.3 Prosedur Pengadaan .......................................................................... 11
BAB III INVENTARISASI SARANA DAN PRASARANA
3.1 Inventarisasi asset ............................................................................. 22
3.1.1 Tanah ..................................................................................... 23
3.1.2 Kendaraan Dinas.................................................................... 23
3.1.3 Bangunan ............................................................................... 24
3.1.4 Fasilitas Laboratorium ........................................................... 24
3.1.5 Fasilitas Perpustakaan............................................................ 24
3.1.6 Fasilitas Umum dan Sosial .................................................... 24
3.1.7 asset Akbid HMP ................................................................... 24
3.1.8 Fasilitas Perkantoran.............................................................. 25
3.1.9 Fasilitas Komputer dan Jaringan ........................................... 25
3.2 Sistem Kode Inventaris ..................................................................... 26
3.2.1 Kode Lokasi ........................................................................... 26
3.2.2 Kode Barang .......................................................................... 27
3.2.3 Kode Regrestasi ..................................................................... 27
ii

BAB IV PEMAKAIAN/PEMANFAATAN SARANA PRASARANA


4.1 Klasifikasi Pemakaian sarana dan Prasarana .................................... 29
4.2 Penanggungjawab Pemakai Sarana dan Prasarana ........................... 31
4.3 Managemen Pengguna ...................................................................... 33
4.4 Prosedur Pemakai Sarana dan Prasarana .......................................... 34
BAB V PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA
5.1 Klasifikasi pemeliharaan Sarana dan Prasarana ............................... 38
5.2 Prosedur Pemeliharaan Sarana dan Prasarana .................................. 41
5.3 Penanggungjawab Pemeliharaan Sarana da Prasarana ..................... 45
5.4 Sistem Evaluasi Sarana dan Prasarana ............................................. 46
5.5 Laporan ............................................................................................. 49
BAB VI K3 (KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA)
& SOP (STANDARDS OPERATION PROCEDURE)
6.1 Keamanan Kerja ............................................................................... 51
6.2 Kesehatan Kerja ................................................................................ 52
6.3 Keselamatan Kerja ............................................................................ 53
6.3.1 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja ........................................ 54
6.3.2 Sebab- sebab Kecelakaan ....................................................... 54
6.3.3 Teori Penyebab Kecelakaan yang pernah diajukan ................ 55
6.4 Tujuan Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja .................... 55
6.5 Memahami Prosedur yang berkautan dengan keamanan .................. 59
6.6 Keselamatan dan Keamanan Kerja ................................................... 60
6.7 SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE) ............................ 63
6.7.1 Definisi Standard Operating Procedure................................. 63
6.7.2 Manfaat Standard Operating Procedure ................................ 64
6.7.3 Bentuk dan Cara Pembuatan SOP ......................................... 65
6.7.4 Pelaksanaan SOP ................................................................... 66
BAB VII PENUTUP ..69

iii

BAB I
KETENTUAN UMUM

1.1. Pengertian-pengertian
Yayasan adalah Yayasan Briliant Buana Husada Ponorogo yang beralamat
di Jl. Batoro Katong no 30 Ponorogo.
Akbid Harapan Mulya adalah Akademi Kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo yang berlokasi di Jl. Batoro Katong no 30 Ponorogo.
Barang Milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo adalah meliputi semua
barang yang dibeli atau diperoleh dengan menggunakan dana Akbid atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya yang sah meliputi
:
a. Barang yang diperoleh dari hibah atau sumbangan
b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dan perjanjian/kontark
Barang milik Akbid Harapan Mulya meliputi unsur-unsur asset tetap dan
asset lancar.
Asset adalah sumber daya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat diukur
dalam satuan uang.
Asset tetap adalah asset berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Asset tetap yang dimaksud dalam
pengertian barang milik Akbid Harapan Mulya adalah peralatan dan mesin
dan asset tetap lainnya untuk digunakan dalam kegiatan Akbid Harapan
Mulya.

Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media dalam
mencapai sesuatu atau tujuan. Sarana yang dimaksud dalam pengertian
sarana milik Akbid Harapan Mulya adalah alat pendukung proses belajar
mengajar, alat perkantoran dan sarana lainnya.
Prasarana adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha
pendidikan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Prasarana yang dimaksud
dalam pengertian prasarana Akbid Harapan Mulya adalah ruang belajar,
ruang administrasi dan prasarana lainnya.
Perencanaan adalah perencanaan sarana prasarana yang meliputi penentuan
kebutuhan (requirement) dan penganggarannya (budgeting).
Pengadaan adalah terjadinya transaksi pertukaran dengan penyerahan
sejumlah uang untuk memperoleh sejumlah barang yang selanjutnya menjadi
milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Pemakaian/pemanfaatan adalah penggunaan seluruh asset yang ada yang
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Pemeliharaan adalah perawatan dan perbaikan pada asset yang menjadi
tanggung jawab Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Penilaian adalah penilaian asset yang merupakan segala biaya yang
ditimbulkan akibat perolehan suatu asset.
Mutasi barang adalah merupakan penyerahan barang dari satu unit ke unit
lain di lingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo tanpa menerima
sejumlah sumber daya ekonomi.
Evaluasi sarana prasarana adalah tindakan monitoring terhadap keadaan,
mutu dan kinerja sarana prasarana yang ada sehingga akan terlihat
2

kekurangan dan kelebihan dan dapat dijadikan sebagai dasar perencanaan


dan pengembangan lebih lanjut.
Hibah adalah merupakan perolehan sejumlah barang untuk Akbid Harapan
Mulya Ponorogo tanpa menyerahkan sejumlah sumber daya ekonomi.
Pelaksanaan dari perjanjian kontrak merupakan barang yang diperoleh dari
pelaksanaan kerja sama dan perjanjian kontrak lainnya.
Kode lokasi adalah kode yang digunakan untuk mengidentifikasi unit
penanggung jawab barang milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Kode barang adalah kode yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis
barang yang terdiri dari golongan, bidang, kelompok, sub kelompok.
Inventarisasi adalah kegiatan dalam melakukan pendataan, pencatatan, dan
pelaporan barang milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo. Inventarisasi
bertujuan untuk membandingkan catatan barang milik Akbid Harapan Mulya
Ponorogo dengan kenyataan mengenai jumlah, nilai, harga, kondisi dan
keberadaan seluruh barang milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo yang
dimiliki dalam rangka tertib administrasi dan mendukung kehandalan laporan
barang milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo dan laporan keuangan.
Mitra kerja atau kemitaraan adalah kerjasama usaha antara penyedia
barang/jasa.
KIB adalah singkatan dari Kode Inventaris Barang
DO adalah singkatan dari delivery order yang dalam arti lain adalah
pemesanan barang.
IMB adalah singkatan dari Izin Mendirikan Bangunan

1.2. Ruang Lingkup dan Klasifikasi


A. Ruang Lingkup
Manajemen sarana prasarana diselenggarakan dengan tujuan
untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban atas pengelolaan sarana prasarana di Akbid Harapan Mulya
Ponorogo dan pelaporan manajerial. Ruang lingkup sistem informasi
sarana prasarana meliputi :
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Penggunaan dan Pemanfaatan
d. Pengamanan dan Pemeliharaan
e. Evaluasi
B. Klasifikasi
Asset dilingkungan kampus meliputi 3 (tiga) jenis, yaitu :
a) Asset yang dibeli dan dikelola oleh yayasan
b) Asset yang dibeli oleh yayasan tapi dikelola oleh Akbid Harapan
Mulya Ponorogo
c) Asset yang dibeli dan dikelola oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo
1.3. Tugas dan Fungsi
Tugas pokok dari pengurus sarana prasarana Akbid Harapan Mulya
Ponorogo adalah menyelenggarakan sistem informasi manajemen sarana
prasarana di lingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Fungsi dari pengurus sarana prasarana Akbid Harapan Mulya
Ponorogo adalah :
4

a) Menyusun perencanaan sarana prasarana Akbid Harapan Mulya


Ponorogo.
b) Melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana Akbid
Harapan Mulya Ponorogo.
c) Menyelenggarakan inventarisasi sarana prasarana Akbid Harapan
Mulya Ponorogo.
d) Menyusun dan menyampaikan laporan secara berkala 1 (satu) tahun
sekali.
Berdasarkan tugas dan fungsi di atas, maka urusan sarana prasarana
secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
a) Menyusun rencana dan progaram kerja bidang sarana prasarana
b) Menghimpun dan mengkaji peraturan perundang-undangan serta
menyusun saran pemecahan masalah di bidang sarana pendidikan
c) Mengumpulkan,

mengelola

dan

menganalisis

data

sarana/asset

pendidikan meskipun masih ada sistem reshort sharing (pemakaian


bersama)
d) Mempersiapkan bahan penyusunan peraturan di bidang sarana dan
pendidikan
e) Mempersiapkan penyusunan rencana kebutuhan sarana pendidikan
f) Melakukan penyusunan instrumen pemantauan penggunaan sarana
pendidikan
g) Mempersiapkan bahan evaluasi penggunaan sarana pendidikan
h) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat sarana pendidikan
i) Menyusun juklak dan juknis di bidang pengelolaan dan pemeliharaan
5

j) Mengelola dan melaksanakan pengadaan barang dan jasa


k) Mengelola dan memelihara seluruh gedung yang dipakai Akbid
Harapan Mulya Ponorogo
l) Mengelola dan memelihara instalasi listrik dan air yang dipakai Akbid
Harapan Mulya Ponorogo
m) Mengelola dan memelihara peralatan dan kendaraan yang dipakai
Akbid Harapan Mulya Ponorogo
n) Merencanakan

dan

memelihara

lingkungan

kampus

termasuk

pertamanan
o) Menjaga ketersediaan daya listrik secara ekonomis dan terpercaya bagi
seluruh gedung dan ruang milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo
p) Menjaga keandalan fungsi semua peralatan dan instalasi milik Akbid
Harapan Mulya Ponorogo
q) Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian, dan inventarisasi barang
r) Melaksanakan penatausahaan barang, termasuk barang dalam gudang
s) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan penggunaan barang
t) Menyusun rencana pengadaan jasa, antara lain jasa pemeliharaan
bangunan gedung, jalan, instalasi listrik, instalasi air dan infrastruktur
lainnya
u) Mempersiapkan dan memelihara dokumen, surat, dan warkat yang
berhubungan dengan pengadaan jasa
v) Menyusun konsep pengembangan kampus
1.4. Keluaran
Dokumen yang dihasilkan dari pedoman sarana prasarana terdiri dari :
6

a. Manual Prosedur Pengajuan Sarana Prasarana


b. Manual Prosedur Pengadaan
c. Manual Prosedur Permintaan/Penyerahan Barang
d. Manual Prosedur Inventarisasi
e. Manual Prosedur Mutasi Barang
f. Manual Prosedur Pemeliharaan
g. Manual Prosedur Penggunaan Ruang
h. Manual Prosedur Penggunaan Barang
i. Manual Prosedur Penggunaan Dipakai Bersama
j. Manual Prosedur Evaluasi
Disamping dokumen di atas akan dihasilkan juga dokumen
pendukung, yaitu:
a. Daftar barang milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo
b. Daftar gedung yang dipakai Akbid Harapan Mulya Ponorogo
c. Daftar inventaris barang
d. Format Permintaan Barang
e. Berita Acara serah terima barang
f. Berita Acara Pemakaian/Peminjaman barang
1.5. Dasar Hukum
Yang menjadi dasar hukum dari sistem informasi sarana prasarana ini
adalah :
a) Keppres No. 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan
barang/jasa pemerintah.
b) Statuta Akbid Harapan Mulya Ponorogo tahun 2013
7

c) Buku V Dikti, Praktik Baik Manajemen Sarana Prasarana, Tahun 2005


d) Peraturan Presiden RI Nomor 95 Tahun 2007 tentang pedoman
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
e) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah.
f) Renstra Akbid Harapan Mulya Ponorogo tahun 2012-2017

BAB II
PENGADAAN SARANA PRASARANA

2.1. Perencanaan
Dalam manajemen sarana prasarana/asset, perencanaan meliputi
perencanaan kebutuhan akan sarana prasarana baik rutin dan pengembangan
serta bantuan disertai dengan penganggarannya. Sebuah unit di lingkungan
Akbid Harapan Mulya Ponorogo akan mengganggarkan dalam rencana
anggaran rutin, pengembangan dan bantuan dengan memasukkan rencana
pengadaan untuk sarana prasarana.
Sedangkan

manajemen

sarana

prasarana/asset

kedepan

lebih

ditujukan kepada optimalisasi pengelolaan sarana prasarana yang didukung


dengan system informasi (SI) dalam pengendaliannya. Strategi pengelolaan
sarana prasarana secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
Perolehan

Inventarisasi

Sistem Informasi

Pemanfaatan

(SI)
Pengawasan

2.2. Klasifikasi Pengadaan


a. Pengadaan Rutin
Sistem pengadaan rutin adalah sistem yang mengatur pengadaan
barang yang dilakukan secara rutin berdasarkan kebutuhan pengusul dari
unit kerja, yang meliputi ATK, logistik dan pemeliharaan alat. Setiap unit
pengusul mengajukan kebutuhan barang rutin berdasarkan program kerja
rutin tahunan yang diusulkan pada bulan Juni.
b. Pengadaan Terbatas (Pengembangan)
Sistem pengadaan terbatas (Pengembangan) adalah sistem yang
mengatur pengadaan barang inventaris yang dilakukan berdasarkan
kebutuhan pengusul kerja, yang meliputi barang inventaris, dan renovasi.
Setiap unit mengajukan kebutuhan pengembangan berdasarkan program
kerja pengembangan tahunan yang diusulkan pada bulan Januari.
c. Pengadaan Khusus (Bantuan)
Sistem pengadaan khusus (bantuan) adalah sistem yang mengatur
pengadaan barang yang dilakukan karena adanya program bantuan dari
pihak ketiga, misalnya hibah Prov Jatim, dan lain sebagainya. Bantuan
lain yang berasal dari pihak ketiga (pemerintah dan swasta) maka sistem
pengelolaan yang menimbulkan pelaporan bagi pihak eksternal maka akan
disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku pada instansi pemberi bantuan.

10

2.3. Prosedur Pengadaan


a. Pengadaan Rutin
1. Ketentuan Pengadaan
Ketentuan dalam pengusulan barang rutin dapat diuraikan
sebagai berikut :
a) Perencanaan pengadaan
Perencanaan pengadaan barang rutin adalah pengajuan
pengadaan barang dari unit pengusul kepada Pembantu Direktur II
dengan berdasarkan kepada program kerjarutin.
b) Inventarisasi
Inventarisasi kebutuhan barang rutin ATK dan logistik
dilakukan oleh Ka. BAU
c) Persetujuan
Hasil persetujuan dari Ka. BAU kemudian diajukan
persetujuan kepada Pembantu Direktur II selanjutnya diteruskan
kepada Direktur.
d) Melaksanakan Pengadaan Barang
Ka. BAU melakukan proses pengadaan barang dengan
melakukan pemesanan kepada unit koperasi/toko (rekanan yang
ditunjuk), selanjutnya Ka. BAU menyimpan barang dan logistic.
2. Permintaan dan Penyerahan Barang
Yang dimaksud dengan permintaan dan penyerahan barang
adalah permintaan barang habis pakai berupa ATK dan logistik dari
unit kerja ke kantor Ka. BAU dan penyerahan barang habis pakai
11

berupa ATK dan logistik dari kantor Ka. BAU ke unit kerja di
lingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo berdasarkan program
rutin yang dilakukan setiap awal bulan. Penjelasan langkah-langkah
permintaan dan penyerahan barang rutin adalah :
a. Mengajukan Surat Permintaan,
Pemohon dari unit kerja mengajukan surat permintaan
barang ke Ka. BAU, dengan spesifikasi barang harus jelas dan
lengkap perencanaan pengadaan yang pernah diajukan.
b. Cek Ketersediaan,
Ka. BAU memeriksa ketersediaan barang tersebut di
gudang persediaan, jika barang digudang kosong maka Ka. BAU
melakukan pemesanan di koperasi/toko/rekanan yang ditunjuk.
c. Membuat DO,
Ka. BAU membuat DO jika barang tersebut telah tersedia.
d. Penyerahan Barang,
Ka. BAU menyerahkan barang yang diminta berdasarkan
DO. Pengambilan barang dapat dilakukan di gudang persediaan
Ka.BAU sesuai dengan jenis barang yang diminta dan selanjutnya
jenis barang dan jumlahnya dicatatkan pada buku persediaan
barang ATK dan logistic (buku stok barang).

12

Alur pengadaan barang rutin dapat digambarkan sebagai berikut :


Unit

Koperasi/toko/
rekanan

Ka. BAU

b. Pengadaan Pengembangan
1. Ketentuan Pengadaan
Ketentuan dalam pengusulan barang pengembangan berupa
inventaris dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Perencanaan pengadaan
Perencanaan pengadaan barang pengembangan berdasarkan
kepada pengajuan pengadaan barang dari unit pengusul kepada Ka.
BAU dengan berdasarkan kepada program kerja pengembangan.
b) Inventarisasi
Inventarisasi kebutuhan barang pengembangan dilakukan
oleh BAU
c) Survey dan Membuat RAB,
Team melakukan survey harga barang yang diminta di
pasaran dan menyusun RAB. Survey dilakukan di 3 (tiga) tempat
yang berbeda dan dipilih harga yang lebih murah dan efisien.
d) Persetujuan RAB,
Hasil persetujuan Verifikasi RAB dari BAU kemudian
diajukan persetujuan kepada PUDIR II dan PUDIR II selanjutnya
diteruskan kepada Direktur.

13

e) Melaksanakan Pengadaan Barang,


BAU Pengadaan melakukan proses pengadaan barang
dengan metode menyesuaikan nilai barang. Dalam melaksanakan
pengadaan pengembangan dapat digolongkan sebagai berikut :
a) Dengan nilai 1 s/d 5 juta persetujuan oleh Pudir II
b) Dengan nilai 5 s/d 10 juta dilakukan proses dengan metode
penunjukan langsung.
Metode penunjukan langsung pengadaan pengembangan dapat
dilakukan sebagai berikut :
Penjelasan langkah-langkah penunjukan langsung adalah :
a) Direktur melalui Pudir II
b) Mengundang Peserta Terpilih, penyedia barang/jasa yang telah
ditunjuk

dan

dipandang

mempunyai

spesifikasi/mampu

mengerjakan pekerjaan yang akan dilaksanakan.


c) Pengambilan Dokumen Prakualifikasi, Penyedia barang/jasa
mengambil dokumen penyedia barang/jasa, yaitu dokumen yang
membuat persyaratan administrasi/teknis,

tata

cara

penilaian

administrasi/teknis, jadwal pengadaan,dll.


d) Memasukkan Dokumen prakualifikasi, sebelum mengajukan
penawaran secara tertulis, penyedia barang/jasa memasukkan
dokumen kualifikasi yang memuat kemampuan perusahaan
dibidang administrasi, teknis, financial, tenaga kerja/tenaga ahli
dll.

14

e) Memeriksa dokumen Prakualifikasi, BAU meneliti dokumen


prakualifikasi penyedia barang/jasa untuk menilai kemampuan
perusahaan.
f) Penjelasan Dokumen Prakualifikasi, BAU memberikan penjelasan
secara rinci sesuai dokumen penyedia barang/jasa dan membuat
berita acara penjelasan
2. Permintaan dan Penyerahan Barang
Yang dimaksud dengan permintaan dan penyerahan barang
adalah permintaan barang pengembangan berupa barang inventaris
dari unit pengusul ke kantor BAU dan penyerahan barang inventaris
dari BAU ke unit pengusul di lingkungan Akbid Harapan Mulya
Ponorogo berdasarkan program kerja pengembangan. Penjelasan
langkah-langkah permintaan dan penyerahan barang pengembangan
adalah :
a) Mengajukan Surat Permintaan,
Pemohon dari unit kerja mengajukan surat permintaan
barang ke BAU, dengan spesifikasi barang harus jelas dan lengkap
sesuai dengan perencanaan pengadaan yang sudah diajukan dalam
program pengembangan.
b) Verifikasi Kelayakan,
BAU melakukan verifikasi kelayakan barang yang diminta
dan kesesuaian permintaan barang dan analisa teknis yang diajukan
unit kerja. Bila hasil vertifikasi tidak layak maka agar unit

15

memperbaiki

usulan,

jika

layak

maka

BAU

memberikan

persetujuan dan proses dilanjutkan ke langkah berikutnya.


c) Penyerahan Barang,
BAU menyerahkan barang yang diminta berdasarkan
permintaan barang. Pengambilan barang dilakukan dengan
penandatanganan berita acara serah terima barang antara BAU dan
unit pengusul.
Alur

permintaan

dan

penyerahan

barang

pengembangan

dapat

digambarkan sebagai berikut :

Unit

BAU

c. Prosedur Penyerahan Barang


1. Pengecekan/Pemeriksaan Barang
Setelah pekerjaan selesai 100 % sesuai dengan yang tertuang
dalam kontrak, penyedia barang/jasa mengajukan permintaan secara
tertulis kepada pengguna barang/jasa untuk penyerahan pekerjaan. Pada
saat penyerahan barang harus dilakukan penelitian atas spesifikasi,
mutu, kelengkapan dan kondisi nyata dicocokkan dengan yang tertuang
dalam surat pesanan dan/atau dokumen yang menyertai penyerahan
barang.
Apabila hasil pemeriksaan barang tidak sesuai dengan jenis dan
mutu barang yang ditetapkan dalam kontrak, pengguna barang berhak
menolak barang tersebut dan penyedia barang harus mengganti barang

16

yang tidak sesuai tersebut dengan biaya sepenuhnya ditanggung


penyedia barang.
2. Penandatanganan berita acara serah terima
Hasil penilain dituangkan dalam berita acara serah terima yang
ditanda tangani oleh penyedia barang dan pengguna barang. Berita
acara serah terima merupakan dokumen yang harus dilampirkan dalam
surat permintaan pembayaran, kecuali dalam hal cara pembayaran
menggunakan letter of credit. Pengguna barang dapat menunjuk wakil
untuk memeriksa barang yang akan diserahkan sebagai petugas
penerima/pemeriksa dan menandatangani berita acara.
1. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan dinilai dengan biaya perolehan.
Apabila penilaian dengan biaya perolehan tidak memungkinkan
maka nilai asset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada
saat

perolehan.

menggambarkan

Biaya

perolehan

seluruh

biaya

gedung
yang

dan

bangunan

dikeluarkan

untuk

memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai.


Biaya perolehan gedung dan bangunan yang dibangun
dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja,
bahan baku dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan
dan pengawasan, perlengkapan, listrik, sewa peralatan dan semua
biaya lainnya yang berkenaan dengan pembangunan asset tetap
tersebut seperti IMB, notaris dan pajak. Jika gedung diperoleh
dengan nilai kontrak, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya
17

perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, serta


pajak. Gedung dan bangunan yang diperoleh dari sumbangan
(donasi) dicatat sebesar nilai wajar pada saat perolehan.
2. Peralatan dan Mesin
Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan
jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh
peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai.
Biaya perolehan berasal dari pembelian meliputi harga
pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, pajak, serta biaya
langsung lainnya sampai peralatan dan mesin tersebut siap
digunakan.
Biaya perolehan peralatan dan mesin yang diperoleh
melalui kontark meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perizinan dan jasa konsultan serta pajak. Biaya
yang diperoleh dengan cara swakelola meliputi biaya langsung
untuk tenaga kerja, bahan baku dan biaya tidak langsung termasuk
biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, listrik, sewa
peralatan, pajak dan semua biaya lainnya yang terjadi.
3. Asset lainnya (Koleksi pustaka, barang seni/olah raga, tanaman)
serta renovasi atas asset tetap yang bukan miliknya.
Biaya asset tetap lainnya diakui pada saat diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan/atau pada saat penguasaannya
berpindah serta telah siap pakai.

18

1. Umur Ekonomis Aktiva Akbid Harapan Mulya Ponorogo


Dalam memformulasikan penyusutan terhadap aktiva yang
ada di Akbid Harapan Mulya Ponorogo maka terlebih dahulu
ditetapkan umur ekonomis terhadap aktiva yang ada, yaitu sebagai
berikut :
1. Gedung/bangunan

= 20 tahun

2. Kendaraan roda 4

= 10 tahun

3. Kendaraan roda 2

= 8 tahun

4. Komputer/Notebook

= 4 tahun

c) Jenis Barang
Barang adalah bagian dari kekayaan yang merupakan satuan
tertentu yang dapat dinilai/dihitung/diukur/ditimbang dan dinilai namun
tidak termasuk uang dan surat berharga. Barang memiliki jenis dan variasi
yang sangat beragam, baik dalam hal tujuan perolehannya maupun masa
manfaat yang diharapkan.
Oleh sebab itu dalam perlakuan akuntansinya ada barang yang
dikategorikan sebagai asset lancer dan asset tetap bahkan asset lainnya.
a. Asset Lancar
Barang dikategorikan sebagai asset lancar apabila diharapkan
segera dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal perolehan. Barang yang memenuhi kriteria seperti
ini diperlakukan sebagai persediaan.
Persediaan adalah asset lancer dalam bentuk barang atau
perlengkapan

yang

dimaksudkan
19

untuk

mendukung

kegiatan

operasional dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau


diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan
disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat
tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan
pipa, dan komponen bekas.
Persediaan dapat meliputi barang konsumsi, bahan untuk
pemeliharaan, suku cadang, persediaan untuk tujuan berjaga-jaga,
bahan baku, barang dalam proses/setengah jadi, tanah/bangunan untuk
dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
b. Asset Tetap
Barang dikategorikan sebagai asset tetap apabila mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, tidak dimaksudkan untuk
dijual dalam operasi normal dan diperoleh atau dibangun untuk
digunakan.
Barang yang dikategorikan kedalam kelompok asset tetap dan
memenuhi kriteria tersebut meliputi : tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan. Sedangkan asset tetap yang sudah dihentikan
penggunaan aktif digolongkan sebagai asset lain- lain.
f) Mitra Kerja
Sesuai dengan Kepres Nomor 80 tahun 2003 pasal 1 ayat 20 yang
dimaksud dengan mitra kerja atau kemitaraan adalah kerjasama usaha
antara penyedia barang/jasa dalam negeri maupun luar negeri yang masingmasing pihak mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang jelas,
20

berdasarkan kesepakatan bersama dalam perjanjian tertulis. Persyaratan


penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan adalah sebagai berikut
:
a. Memenuhi

ketentuan

peraturan

perundang-undangan

untuk

menjalankan usaha kegiatan sebagai penyedia barang/jasa.


b. Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial
untuk menyediakan barang/jasa.
c. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan, dan atau direksi yang bertindak untuk dan
atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana.
d. Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak.
e. Sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajiban pajak tahun terakhir.
f. Pernah memperoleh pekerjaan penyediaan barang dan jasa.
g. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain
yang diperlukan dalam pengadaan barang/jasa.
h. Tidak masuk dalam daftar hitam
i. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau.
j. Khusus untuk penyedia barang/jasa orang perseorangan sama dengan
di atas kecuali huruf f.

21

BAB III
INVENTARISASI SARANA PRASARANA

3.1. Inventarisasi asset


Inventarisasi
pencatatan,

dan

adalah

kegiatan

pelaporan

barang.

dalam

melakukan

Inventarisasi

pendataan,

bertujuan

untuk

membandingkan catatan barang dengan kenyataan mengenai jumlah, nilai,


harga, kondisi dan keberadaan seluruh barang yang dimiliki dan atau
dikuasai oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo dan mendukung keandalan
laporan barang dan laporan keuangan. Tahapan dalam melaksanakan
inventarisasi dapat dilakukan melalui langkah- langkah sebagai berikut :
Persiapan :
a. Membentuk tim inventarisasi
b. Membagi tugas dan menyusun jadwal
c. Mengumpulkan dokumen barang
d. Menyiapkan label sementara
e. Membuat denah ruangan, memberi nomor ruangan, dan menentukan
penanggung jawab ruangan
Pelaksanaan :
a. Menghitung jumlah barang per sub-kelompok barang
b. Mencatat barang ke dalam kertas kerja inventaris
c. Menempelkan label pada barang yang telah dihitung
d. Menentukan kondisi barang dengan kriteria baik, buruk atau rusak
e. Menyusun laporan hasil inventaris
22

f. Membandingkan laporan dengan dokumen barang yang ada


g. Membuat daftar barang yang tidak ditemukan, belum pernah dicatat, serta
kondisi barang
h. Menyampaikan laporan kepada pengelola barang
Tindak lanjut :
a. Menelusuri barang yang tidak ditemukan
b. Membuat usulan penghapusan barang yang rusak berat
c. Menindaklanjuti hasil inventarisasi ke dalam sistem informasi sarana
prasarana
Diantara asset yang ada dilingkungan kampus terdapat 2 (dua) jenis
kepemilikan asset yaitu asset yayasan dan asset Akbid Harapan Mulya
Ponorogo.
a. Asset Yayasan
Asset yayasan adalah asset yang diperoleh dan dibawah
kepemilikan yayasan, yang terdiri dari :
3.1.1 Tanah
Tanah adalah asset yayasan meliputi seluruh lokasi kampus yang
terletak di Jl. Batoro Katong no 30 Ponorogo, dengan luas keseluruhan
500,2 hektar.
3.1.2 Kendaraan Dinas
Kendaraan dinas adalah seluruh kendaraan dinas yang dimiliki oleh
yayasan dan digunakan untuk kepentingan Akbid Harapan Mulya
Ponorogo.

23

3.1.3 Bangunan
Bangunan Yayasan adalah seluruh bangunan yang berdiri di atas
tanah yayasan yang disebutkan di atas yang digunakan untuk kebutuhan
Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3.1.4 Fasilitas Laboratorium
Fasilitas laboratorium adalah merupakan fasilitas milik yayasan
yang digunakan untuk mendukung proses praktikum dilingkungan
perguruan dan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3.1.5 Fasilitas Perpustakaan
Fasilitas Perpustakaan adalah merupakan fasilitas milik yayasan
yang digunakan untuk mendukung proses belajar di perpustakaan
perguruan dan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3.1.6

Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial


Fasilitas umum dan sosial yayasan adalah seluruh fasilitas yang

dimiliki oleh yayasan yang berada dilokasi tersebut di atas yang meliputi
Jalan, Parkir, Penerangan, Sarana olah raga yang digunakan untuk
kepentingan di Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3.1.7

Asset Akbid Harapan Mulya Ponorogo

Fasilitas Proses Belajar Mengajar


Fasilitas proses belajar mengajar adalah merupakan fasilitas milik
Akbid Harapan Mulya Ponorogo yang digunakan untuk mendukung proses
belajar mengajar dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo. Fasilitas
proses belajar mengajar meliputi kursi kuliah, meja dan kursi dosen, white

24

board, laptop, LCD dan lainnya yang ditempatkan di ruang kelas untuk
kegiatan proses belajar mengajar.
3.1.8

Fasilitas Perkantoran
Fasilitas perkantoran adalah merupakan fasilitas milik Akbid

Harapan Mulya Ponorogo yang digunakan untuk mendukung proses


administrasi dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo. Fasilitas
perkantoran meliputi meja, kursi, lemari, white board, computer, laptop,
LCD dan lainnya yang ditempatkan di ruang kantor untuk kegiatan proses
administrasi.
3.1.9

Fasilitas Komputer dan Jaringan


Fasilitas komputer dan jaringan adalah merupakan fasilitas milik

Akbid Harapan Mulya Ponorogo yang digunakan untuk mendukung


kemampuan jaringan dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Fasilitas komputer dan jaringan komputer, UPS, modem dan lainnya yang
ditempatkan sesuai dengan kebutuhan untuk kegiatan mendukung
peningkatan pelayanan administrasi dan informasi.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat disampaikan Kode
Inventaris Barang (KIB) beserta dengan golongannya berdasarkan system
informasi berbasis IT yang dibangun di Akbid Harapan Mulya Ponorogo,
yaitu sebagai berikut :
Tanah
Tanah yayasan dalam inventarisasi dikelompokkan kedalam
kelompok inventaris barang (Y), sehingga penulisannya akan terbaca :
KIB (Y) Tanah Dengan golongan : (01)
25

Peralatan dan Mesin


Peralatan dan mesin dalam inventarisasi dikelompokkan kedalam
kelompok inventaris barang (M), sehingga penulisannya akan terbaca :
KIB (M) Peralatan dan Mesin Dengan golongan : (02)
Bangunan
Bangunan Yayasan dalam inventarisasi dikelompokkan kedalam
kelompok inventris barang (G), sehingga dalam penulisannya akan terbaca
: KIB (G) Bangunan Dengan golongan : (03)
Asset Lainnya
Asset lainnya Akbid Harapan Mulya Ponorogo dalam inventarisasi
dikelompokkan kedalam kelompok inventaris

yang sesuai dengan

keberadaan barang.
3. 2. Sistem Code Inventaris
a. Klasifikasi pengkodean
Pengkodean terhadap asset dapat diklasifikasi kedalam 3 (tiga)
bentuk, yakni kode lokasi, kode barang dan kode registrasi.

Ketiga

klasifikasi pengkodean tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


3.2.1 Kode lokasi
Kode

lokasi

adalah

kode

yang

dipergunakan

mengidentifikasi unit penanggung jawab serta lokasi penempatan.

26

untuk

Lokasi Penempatan :
Gedung Lab
Gedung Pers
Gedung Lab.int
Gedung Bau
Gedung Bak
Gedung Dir
Gedung Pudir
Gedung Kels
3.2.2 Kode barang
Kode barang adalah kode yang dibuat untuk mengidentifikasi
barang berdasarkan golongan, bidang, kelompok dan sub kelompok.

Nama Asset

Tanah
Gedung Baru
Peralatan dan mesin
Jalan dan Irigasi
Asset Lainya
3.2.3

Kelompok
inventaris barang
(KIB)
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)

Golongan

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Kode regitrasi

Kode registrasi adalah kode yang terdiri dari kode lokasi


ditambah dengan tahun perolehan dan kode barang ditambah dengan
nomor urut pembelian. Kode registrasi merupakan kode pengenal
barang yang ditempel pada barang tersebut.

27

Dalam melakukan pengkodean maka terlebih dahulu bidang


sarana prasarana Akbid Harapan Mulya Ponorogo harus membuat
daftar golongan dan bidang terlebih dahulu.
Namun dalam Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana
pengkodean akan dilakukan secara sistematis. Semua kode baik kode
lokasi, kode barang, maupun kode registrasi sudah diprogram terlebih
dahulu ke dalam system. Pengelola barang cukup memasukkan data
barang sesuai form yang disediakan oleh system, maka kode akan
tersusun secara otomatis.
b. Pelaksanaan Pengkodean
Ketentuan pengkodean dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Pengkodean dilaksanakan maksimal 1 (satu) hari kerja setelah
serah terima barang dari BAU kepada unit pengusul.
b) Pengkodean dilakukan oleh BAU dengan disaksikan unit pengusul.
c) Pengkodean dilakukan dengan menggunakan barcode yang sudah
dihubungkan dengan data yang ada pada system informasi.
d) Cetakan dari barcode ditempel pada barang yang diregistrasi.
Untuk tanah dan bangunan pengkodean dilakukan dengan
mengisi kode di daftar inventaris barang tanpa menempelkan nomor
inventaris.

28

BAB IV
PEMAKAIAN/PEMANFAATAN SARANA PRASARANA

4.1. Klasifikasi Pemakaian Sarana Prasarana


Dalam mendukung operasional manajemen, Akbid Harapan Mulya
Ponorogo maka dibutuhkan sarana prasarana baik dalam bidang akademik
maupun non akademik. Sarana prasarana yang ada tidak semuanya milik
Akbid Harapan Mulya Ponorogo melainkan ada beberapa diantaranya milik
yayasan namun bisa digunakan untuk kepentingan Akbid Harapan Mulya
Ponorogo.

Kondisi

sarana

prasarana

berdasarkan

penggunaan

atau

pemakaiannya dapat dibedakan atas :


a. Pemakaian Bersama
Pemakaian bersama dapat berarti bahwa sarana prasarana tersebut
milik yayasan dan dapat digunakan oleh unit-unit yang ada dijajaran
yayasan. Sarana prasarana tersebut meliputi :
1. Gedung dan sarana umum
Gedung yang dimaksud adalah seluruh gedung yang berada di
atas tanah yayasan yang terdiri dari gedung yang dapat digunakan
untuk kebutuhan pengelolaan Akbid Harapan Mulya Ponorogo
sepanjang ada izin yang diberikan oleh pengurus yayasan.
Disamping gedung, ada juga ruangan yang penggunannya
diatur secara khsusus, misalnya ruang multi media, seminar, makhtab,
dan lain-lain. Sarana umum yang dimaksud adalah seluruh sarana
umum yang ada yang meliputi sarana ibadah (mesjid dan musholla),
29

parkir, lapangan olah raga, yang dapat dimanfaatkan untuk


kepentingan umum Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
2. Kendaraan dinas
Kendaraan dinas yang disediakan oleh yayasan untuk
kepentingan umum dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Akbid
Harapan Mulya Ponorogo berdasarkan persetujuan dari pengurus
yayasan.
3. Fasilitas Laboratorium
Fasilitas

laboratorium

meliputi

laboratorium

komputer,

laboratorium kebidanan, laboratorium KDK, Laboratorium Bahasa


berada di bawah pengelolaan pudir II dapat digunakan secara bersama
oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
4. Fasilitas Perpustakaan
Fasilitas perpustakaan dapat digunakan secara bersama oleh
Akbid Harapan Mulya Ponorogo dan perguruan.
b. Pemakaian milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo
Pemakaian milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo adalah seluruh
sarana prasarana yang dibeli oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo untuk
mendukung operasional Akbid Harapan Mulya Ponorogo. Pemakaian
milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo terdiri atas :
1. Fasilitas Proses Belajar Mengajar
Fasilitas proses belajar mengajar yang terdiri dari kursi
mahasiswa, kursi dosen, meja dosen, white board, laptop, LCD dan

30

alat peraga lainnya serta ruangan belajar yang dikhususkan


pemakaiannya untuk Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
2. Fasilitas Perkantoran
Fasilitas perkantoran meliputi seluruh fasilitas yang ada
dikantor unit kerja yang meliputi lemari, meja, kursi, komputer
administrasi, laptop, scanner, kamera, kipas angin, dan fasilitas kantor
lainnya.
3. Fasilitas Komputer dan Jaringan
Fasilitas komputer dan jaringan meliputi seluruh komputer dan
jaringan

yang digunakan untuk

mengelola

sistem informasi

terintegrasi di lingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.


4. 2. Penanggung-jawab Pemakaian Sarana Prasarana
a. Pemakaian Bersama
1. Gedung dan sarana umum
Penanggung jawab dari gedung dan sarana umum yang
digunakan secara bersama oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo
2. Kendaraan dinas
Penanggung jawab dari kendaraan dinas yang digunakan
secara bersama oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3. Fasilitas Laboratorium
Penanggung

jawab

dari

fasilitas

laboratorium

yang

digunakan secara bersama oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo.

31

4. Fasilitas Perpustakaan
Penanggung jawab dari fasilitas perpustakaan yang
digunakan secara bersama oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
b. Pemakaian milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo
1. Fasilitas Proses Belajar Mengajar
Penanggung jawab dari fasilitas proses belajar mengajar
dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo secara umum adalah
Pembantu Direktur II Akbid Harapan Mulya Ponorogo, namun
secara teknis pengawasan dilapangan dipercayakan kepada unit
terkait atau petugas yang ditunjuk dilingkungan Akbid Harapan
Mulya Ponorogo.
2. Fasilitas Perkantoran
Penanggung jawab dari fasilitas perkantoran dilingkungan
Akbid Harapan Mulya Ponorogo secara umum adalah Pembantu
Direktur II Akbid Harapan Mulya Ponorogo, namun secara teknis
pengawasan dilapangan dipercayakan kepada unit terkait atau
petugas yang ditunjuk dilingkungan Akbid Harapan Mulya
Ponorogo.
3. Fasilitas Komputer dan Jaringan
Penanggung jawab dari fasilitas komputer dan jaringan
dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo secara umum adalah
Pudir II Akbid Harapan Mulya Ponorogo, namun secara teknis
pengawasan

dilapangan

32

dipercayakan

kepada

unit

terkait

dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo sebagai user dari


fasilitas yang digunakan.
4. 3. Manajemen Pengguna
Dalam pengelolaan manajemen sarana prasarana berbasis sistem
informasi terintegrasi perlu dikelola secara baik dan benar. Mulai dari
pendataan, input data, proses data, dan out put data dibutuhkan manajemen
pengguna sistem. Pengguna sistem yang dimaksud meliputi :
a. Pengguna
Pengguna merupakan setiap individu yang ada dilingkungan
Akbid Harapan Mulya Ponorogo yang dapat mengakses sistem
informasi sarana prasarana atau petugas yang ditunjuk dari setiap unit
kerja yang ada dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo yang
ditugaskan untuk melaksanakan kebutuhan manajemen sarana prasarana
di unit kerjanya. Setiap pengguna yang sudah di daftar secara online
dapat mengakses system informasi sarana prasarana. Keputusan siapa
saja yang berhak menjadi pengguna sistem informasi sarana prasarana
akan ditentukan oleh Ka, BAU Akbid Harapan Mulya Ponorogo atas
petunjuk Pembantu Direktur II dan persetujuanDirektur. Proses yang
dilakukan oleh user admin dalam manajemen pengguna sistem
informasi sarana prasarana adalah menambah pengguna baru,
mengubah data pengguna dan mengubah password pengguna.
b. Group
Group mempunyai hak akses atas menu sistem informasi
manajemen sarana prasarana berdasarkan kebutuhan Akbid Harapan
33

Mulya Ponorogo. Keputusan penambahan group ditentukan oleh Ka.


Lab Internet Akbid Harapan Mulya Ponorogo atas petunjuk Pudir II
dan persetujuan Direktur. Proses yang dilakukan oleh user admin dalam
manajemen pengguna group sistem informasi sarana prasarana adalah
menambah pengguna baru, mengubah data pengguna dan mengubah
password pengguna.
4. 4. Prosedur Pemakaian Sarana Prasarana
a. Pemakaian Bersama
1. Gedung dan sarana umum
a) Semua hal berkaitan dengan pemakaian/pemanfaatan gedung
dan sarana umum menjadi tanggung jawab Pudir II, oleh sebab
itu segala hal berkaitan dengannya akan diatur oleh Pudir II.
b) Setiap pemakai wajib menyampaikan usulan pemakaian kepada
Ka. BAU dan Ka. BAU atas persetujuan Pudir II akan
mengajukan kepada Direktur. Penggunaan fasilitas gedung dan
sarana umum hanya diberikan untuk kepentingan dan tujuan
Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
c) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai.
2. Kendaraan dinas
a) Semua hal berkaitan dengan pemakaian/pemanfaatan kendaraan
menjadi tanggung jawab Pudir II, oleh sebab itu segala hal
berkaitan dengannya akan diatur oleh Pudir II.

34

b) Setiap pemakai wajib menyampaikan usulan pemakaian kepada


Ka. BAU dan Ka. BAU atas persetujuan Pudir II .
c) Penggunaan

fasilitas

kendaraan

hanya

diberikan

untuk

kepentingan dan tujuan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.


d) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai.
3. Fasilitas Laboratorium
a) Semua

hal

berkaitan

dengan

pemakaian/pemanfaatan

laboratorium menjadi tanggung jawab Pudir II, oleh sebab itu


segala hal berkaitan dengannya akan diatur oleh Pudir II.
b) Setiap pemakai wajib menyampaikan usulan pemakain kepada
Pudir II dan Pudir II atas persetujuan Direktur.
c) Unit pemakai bersama dengan unit pengelola akan mengatur
jadwal pemakaian.
d) Penggunaan fasilitas laboratorium hanya diberikan untuk
kepentingan dan tujuan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
e) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai
4. Fasilitas Perpustakaan
Perpustakaan adalah fasilitas umum yang digunakan oleh
seluruh mahasiswa, dosen, dan pegawai yang ada di Akbid Harapan
Mulya Ponorogo. Setiap pengguna dapat melakukan akses langsung
ke perpustakaan. Khusus untuk pemanfaatan perpustakaan tidak
menggunakan alur seperti point a.1 s/d a.3 di atas.
35

Alur pemakaian milik bersama dapat digambarkan sebagai berikut :


Unit

Pudir II

Direktur

b. Pemakaian milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo


1. Fasilitas Proses Belajar Mengajar
a) Semua hal berkaitan dengan pemakaian/pemanfaatan fasilitas
proses belajar mengajar menjadi tanggung jawab Pudir II Akbid
Harapan Mulya Ponorogo.
b) Unit pemakai wajib menyampaikan usulan pemakaian dengan
membuat jadwal kuliah setiap semester.
c) Penggunaan fasilitas proses belajar mengajar hanya digunakan
untuk kegiatan proses belajar mengajar atau kegiatan akademik
lainnya.
d) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai.
2. Fasilitas Perkantoran
a) Semua hal berkaitan dengan pemakaian/pemanfaatan fasilitas
kantor

menjadi

tanggung

jawab

pimpinan

unit

yang

bersangkutan.
b) Penggunaan fasilitas kantor hanya diberikan untuk kepentingan
dan tujuan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
c) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai.

36

3. Fasilitas Komputer dan Jaringan


a) Semua hal berkaitan dengan pemakaian/pemanfaatan fasilitas
komputer dan jaringan menjadi tanggung jawab Ka. Lab
internet.
b) Setiap pemakai wajib mematuhi ketentuan yang dibuat.
c) Penggunaan fasilitas komputer dan jaringan hanya diberikan
untuk kepentingan dan tujuan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
d) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai.
Alur pemakaian milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo
dapat digambarkan sebagai berikut :

Pudir II

Unit

37

BAB V
PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA

5.1. Klasifikasi Pemeliharaan Sarana Prasarana


Pemeliharaan sarana prasarana yang dilakukan di Akbid Harapan
Mulya Ponorogo adalah dalam upaya untuk menunjang peningkatan kualitas
pelayanan terhadap kegiatan Tri dharma Perguruan Tinggi. Pemeliharaan
yang dilakukan oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo tidak saja kepada asset
Akbid Harapan Mulya Ponorogo saja melainkan juga asset yayasan yang
dipergunakan oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Klasifikasi pemeliharaan atas asset tersebut dapat dibedakan atas :
a. Klasifikasi pemeliharaan atas pemakaian bersama
Pemeliharaan atas pemakaian bersama meliputi seluruh asset
milik yayasan yang digunakan oleh unit yang berada di bawah naungan
yayasan seperti gedung, kendaraan, dan fasilitas umum sosial lainnya.
Pelaksana

dari

pemeliharaan

atas

asset

pemakaian

bersama

dilaksanakan oleh Pudir II.


1. Gedung dan sarana umum
Gedung dan sarana umum yang ada selalu digunakan secara
bersama-sama oleh unit-unit yang ada.

Namun secara teknis

pemeliharaannya dapat dibedakan sebagai berikut :


a) Untuk gedung yang digunakan oleh Akbid Harapan Mulya
Ponorogo maka pemeliharaan akan dibebankan kepada Akbid
Harapan Mulya Ponorogo.
38

b) Untuk gedung yang digunakan secara bersama oleh Akbid


Harapan Mulya Ponorogo dan perguruan maka pemeliharaan
dibebankan kepada Akbid Harapan Mulya Ponorogo dan
perguruan secara bersama.
2. Kendaraan dinas
Kendaraan dinas adalah kendaraan dinas milik yayasan yang
dikelola oleh Pudi II sebagai penanggung jawab dan dapat
digunakan oleh unit-unit yang ada dilingkungan yayasan. Selama
pemakaian terhadap kendaraan dinas jika terjadi kerusakan pada
kendaraan tersebut menjadi tanggung jawab unit pemakai. Dalam
hal

ini

pemakai

dapat

menggunakan

berita

acara

kerusakan/kecelakaan berdasarkan ketentuan yang diatur oleh Pudir


II.
3. Fasilitas Laboratorium
Pemeliharaan fasilitas laboratorium komputer, laboratorium
ilmu-ilmu dasar, laboratorium bahasa, serta peralatan praktikum
lainnya yang berada dan menjadi tanggung jawab Pudir II. Akbid
Harapan Mulya Ponorogo bersama-sama dengan perguruan sebagai
pengguna fasilitas laboratorium akan dikenakan beban biaya
pemeliharaan.
4. Fasilitas Perpustakaan
Pemeliharaan fasilitas perpustakaan meliputi buku, majalah,
jurnal, skripsi, dan bahan-bahan referensi lainnya yang dikelola
menjadi tanggung jawab Pudir II. Akbid Harapan Mulya Ponorogo
39

bersama-sama dengan perguruan sebagai pengguna fasilitas


perpustakaan akan dikenakan beban biaya pemeliharaan.

b. Klasifikasi pemeliharaan atas pemakaian milik Akbid Harapan Mulya


Ponorogo
Pemeliharaan atas pemakaian milik Akbid Harapan Mulya
Ponorogo merupakan pemeliharaan seluruh sarana prasarana yang
dibeli dan dikelola oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo untuk
mendukung

operasional

Akbid

Harapan

Mulya

Ponorogo.

Pemeliharaan atas pemakaian milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo


meliputi :
1. Fasilitas Proses Belajar Mengajar
Pemeliharaan fasilitas proses belajar mengajar yang terdiri
dari Kursi mahasiswa, kursi dosen, meja dosen, white board, laptop,
LCD dan alat peraga lainnya serta ruangan belajar yang dikhususkan
pemakaiannya untuk Akbid Harapan Mulya Ponorogo menjadi
tanggung jawab Pembantu Direktur II. Dalam melaksanakan proses
pengawasan dilapangan, Pembantu Direktur II akan menunjuk
petugas sebagai pengawas dan fasilitator di setiap lantai gedung
yang digunakan untuk kegiatan perkuliahan.
2. Fasilitas Perkantoran
Pemeliharaan fasilitas perkantoran meliputi seluruh fasilitas
yang ada dikantor unit kerja yang meliputi lemari, meja, kursi,
komputer administrasi, laptop, scanner, kamera, kipas angin, dan
40

fasilitas kantor lainnya menjadi tanggung jawab Pembantu Direktur


II. Dalam melaksanakan tugasnya, Pembantu Direktur II akan
menunjuk unit pengguna sebagai pelaksana pengawasan dilapangan.
3. Fasilitas Komputer dan Jaringan
Pemeliharaan fasilitas komputer dan jaringan meliputi
seluruh komputer dan jaringan yang digunakan untuk mengelola
sistem informasi terintegrasi di lingkungan Akbid Harapan Mulya
Ponorogo menjadi tanggung jawab Pudir II. Dalam melaksanakan
tugasnya, Pudir II Akbid Harapan Mulya Ponorogo akan menunjuk
unit pengguna sebagai pelaksana pengawasan dilapangan.
5. 2. Prosedur Pemeliharaan Sarana Prasarana
a. Prosedur pemeliharaan atas pemakaian bersama
1. Gedung dan sarana umum
a) Untuk gedung yang hanya digunakan oleh Akbid Harapan
Mulya Ponorogo, maka pemeliharaan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
b) Untuk gedung yang digunakan oleh Akbid Harapan Mulya
Ponorogo tanggung jawab diberikan kepada direktur.
c) Fasilitas umum yang ada selalu digunakan bersama-sama oleh
unit yang ada di lingkungan yayasan, sehingga unit pemakai
harus mengajukan jadwal pemakain kepada Pudir II sebagai
penanggung jawab pemeliharaan, namun secara bersama-sama
Akbid Harapan Mulya Ponorogo dan perguruan menanggung
atas biaya pemeliharaan.
41

d) Mekanisme pemeliharaan akan diatur oleh Pudir II sebagai


pelaksana teknis pemeliharaan.
2. Kendaraan dinas
a) Setiap unit pemakai termasuk Akbid Harapan Mulya Ponorogo
dan unit dijajarannya agar mengajukan permohonan pemakaian
kendaraan dinas kepada Pudir II minimal 1 hari sebelumnya.
b) Segala biaya yang timbul akibat pemakaian adalah menjadi
tanggung jawab unit pemakai.
c) Pemeliharaan atas kendaraan dinas dilaksanakan oleh Ka. BAU.
d) Mekanisme pemeliharaan akan diatur oleh Ka. BAU sebagai
pelaksana teknis pemeliharaan.
3. Fasilitas laboratorium
a) Semua hal berkaitan dengan pemeliharaan fasilitas laboratorium
ada dalam tanggung jawab Pudir II dengan pelaksananya
Kepala laboratorium.
b) Unit

penanggungjawab

wajib

menyampaikan

usulan

pemeliharaan kepada Ka. BAU


c) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai.
d) Mekanisme pemeliharaan akan diatur oleh Ka. BAU sebagai
pelaksana teknis pemeliharaan.

42

4. Fasilitas perpustakaan
a) Semua

hal

berkaitan

dengan

pemeliharaan

fasilitas

perpustakaan ada dalam tanggung jawab Ka. BAU dengan


pelaksananya Kepala perpustakaan.
b) Unit

penanggungjawab

wajib

menyampaikan

usulan

pemeliharaan kepada Ka. BAU.


c) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai.
d) Mekanisme pemeliharaan akan diatur oleh Ka. BAU sebagai
pelaksana teknis pemeliharaan.
Alur pemeliharaan milik bersama dapat digambarkan
sebagai berikut :
1

Unit

Ka. BAU

2
b. Prosedur pemeliharaan atas pemakaian milik Akbid Harapan Mulya
Ponorogo
1. Fasilitas proses belajar mengajar
a) Semua hal berkaitan dengan pemeliharaan fasilitas proses
belajar mengajar ada dalam tanggung jawab Pembantu Direktur
II.
b) Unit pemakai wajib melaporkan tentang kondisi fasilitas yang
perlu dilakukan pemeliharaan kepada Pembantu Direktur II.
c) Pembantu Direktur II menyampaikan usulan pemeliharaan
kepada direktur dengan membuat taksasi biaya.
43

d) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas


yang dipakai.
2. Fasilitas perkantoran
a) Semua hal berkaitan dengan pemeliharaan fasilitas kantor ada
dalam tanggung jawab pimpinan unit yang bersangkutan.
b) Unit

pemakai wajib menyampaikan usulan pemeliharaan

kepada Pembantu Direktur II dengan membuat taksasi biaya.


c) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai.
3. Fasilitas komputer dan jaringan
a) Semua hal berkaitan dengan pemeliharaan fasilitas komputer
dan jaringan ada dalam tanggung jawab Ka. BAU
b) Unit pemakai wajib melaporkan tentang kondisi fasilitas yang
perlu dilakukan pemeliharaan kepada Ka. BAU
c) KA. BAU melalui Pembantu Direktur II wajib menyampaikan
usulan pemeliharaan kepada Direktur dengan membuat taksasi
biaya.
d) Pembantu Direktur II menyampaikan usulan pemeliharaan
kepada Direktur.
e) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai
Alur pemeliharaan milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo
dapat digambarkan sebagai berikut :
Unit

Pembantu
Direktur II
44

Direktur

5.3. Penanggungjawab Pemeliharaan Sarana Prasarana


a. Penanggungjawab pemeliharaan atas pemakaian bersama
1. Gedung dan sarana umum
Penanggung jawab pemeliharaan dari gedung dan sarana
umum yang digunakan secara bersama oleh Akbid Harapan Mulya
Ponorogo adalah

Pudir II yang selanjutnya menunjuk unit

pengguna sebagai pelaksana di lapangan.


2. Kendaraan dinas
Penanggung jawab pemeliharaan dari kendaraan dinas yang
digunakan secara bersama oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo
dan perguruan adalah Pudir II yang selanjutnya menunjuk petugas
sebagai pelaksana di lapangan.
3. Fasilitas laboratorium
Penanggung jawab pemeliharaan dari fasilitas laboratorium
yang digunakan secara bersama oleh Akbid Harapan Mulya
Ponorogo dan perguruan adalah Pudir II yang selanjutnya menunjuk
Ka. Laboratorium sebagai pelaksana di lapangan.
4. Fasilitas perpustakaan
Penanggung jawab pemeliharaan fasilitas perpustakaan yang
digunakan secara bersama oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo
dan perguruan adalah Pudir II yang selanjutnya menunjuk Ka.
Perpustakaan sebagai pelaksana di lapangan.
b. Penanggungjawab pemeliharaan atas pemakaian milik Akbid Harapan
Mulya Ponorogo
45

1. Fasilitas proses belajar mengajar


Penanggung jawab pemeliharaan dari fasilitas proses belajar
mengajar dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo secara
umum adalah Pembantu Direktur II, namun secara teknis
pengawasan dilapangan dipercayakan kepada unit terkait atau
petugas yang ditunjuk dilingkungan Akbid Harapan Mulya
Ponorogo.
2. Fasilitas perkantoran
Penanggung jawab pemeliharaan dari fasilitas perkantoran
dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo secara umum adalah
Pembantu Direktur II, namun secara teknis pengawasan dilapangan
dipercayakan kepada unit terkait atau petugas yang ditunjuk
dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3. Fasilitas komputer dan Jaringan
Penanggung jawab pemeliharaan dari fasilitas komputer dan
jaringan dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo secara
umum adalah Pembantu Direktur II, namun secara teknis
pengawasan

dilapangan

dipercayakan

kepada

unit

terkait

dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo sebagai user dari


fasilitas yang digunakan dan berkoordinasi dengan Ka. Lab
Komputer.
5.4. Sistem Evaluasi Sarana Prasarana
a. Evaluasi fasilitas proses belajar mengajar

46

Evaluasi fasilitas proses belajar mengajar dilakukan dengan


perincian sebagai berikut :
1. Evaluasi dilakukan oleh BAU
2. BAU memberikan jadwal evaluasi kepada unit terkait
3. Materi evaluasi meliputi kesesuaian data inventaris barang dengan
kondisi dilapangan.
4. Unit penanggungjawab wajib bekerjasama dengan team evaluasi.
5. Hasil sementara evaluasi akan diplenokan kepada seluruh unit
untuk mendapatkan masukan atas perbaikan.
6. Hasil akhir evaluasi dilaporkan kepada pudir II sebagai temuan di
lapangan.
b. Evaluasi fasilitas perkantoran
Evaluasi fasilitas perkantoran dilakukan dengan perincian
sebagai berikut :
1. Evaluasi dilakukan oleh BAU
2. Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun akademik
3. Materi evaluasi meliputi kesesuaian data inventaris barang dengan
kondisi dilapangan.
4. Unit penanggung jawab fasilitas perkantoran wajib bekerjasama
dengan petugas evaluasi yang ditunjuk.
5. Hasil sementara evaluasi akan diplenokan kepada seluruh unit
untuk mendapatkan masukan atas perbaikan.
6. Hasil akhir evaluasi dilaporkan kepada Direktur sebagai temuan di
lapangan.
47

c. Evaluasi fasilitas laboratorium


Evaluasi fasilitas laboratorium dilakukan dengan perincian
sebagai berikut :
1. Evaluasi dilakukan sebatas asset Akbid Harapan Mulya Ponorogo
yang ada di laboratorium
2. Evaluasi dilakukan oleh BAU
3. Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun akademik
4. Materi evaluasi meliputi kesesuaian data inventaris barang dengan
kondisi dilapangan.
5.

Kepala laboratorium wajib menjawab semua materi evaluasi yang


diberikan.

6. Hasil sementara evaluasi akan diplenokan kepada seluruh unit


untuk mendapatkan masukan atas perbaikan.
7. Hasil akhir evaluasi dilaporkan kepada Direktur sebagai temuan di
lapangan.
d. Evaluasi fasilitas perpustakaan
Evaluasi fasilitas perpustakaan dilakukan dengan perincian
sebagai berikut :
1. Evaluasi dilakukan sebatas asset Akbid Harapan Mulya Ponorogo
yang ada di perpustakaan
2. Evaluasi dilakukan oleh BAU
3. Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun akademik
4. Materi evaluasi meliputi kesesuaian data inventaris barang dengan
kondisi dilapangan.
48

5. Kepala perpustakaan wajib menjawab semua materi yang


diberikan.
6. Hasil sementara evaluasi akan diplenokan kepada seluruh unit
untuk mendapatkan masukan atas perbaikan.
7. Hasil akhir evaluasi dilaporkan kepada Direktur sebagai temuan di
lapangan.
e. Evaluasi fasilitas komputer dan jaringan
Evaluasi terhadap fasilitas komputer dan jaringan dilakukan
dengan perincian ebagai berikut :
1. Evaluasi dilakukan oleh BAU
2. Evaluasi dilaksanakan setiap akhir tahun akademik
3. Materi evaluasi meliputi kesesuaian data inventaris barang dengan
kondisi dilapangan.
4. Unit penanggung jawab fasilitas computer dan jaringan wajib
menjawab semua materi evaluasi yang diberikan.
5. Hasil sementara evaluasi akan diplenokan kepada seluruh unit
untuk mendapatkan masukan atas perbaikan.
6. Hasil akhir evaluasi dilaporkan kepada Direktur sebagai temuan di
lapangan.
5.5. Laporan
Dalam melakukan evaluasi seluruh asset Akbid Harapan Mulya
Ponorogo maka diperlukan data laporan. Laporan yang valid bisa diterbitkan
oleh user admin apabila semua data yang dibutuhkan pada sistem informasi
sarana prasarana seluruhnya telah terisi.
49

Data laporan sangat dibutuhkan oleh manajemen Akbid Harapan


Mulya Ponorogo untuk digunakan sebagai dasar kebijakan dalam
pengelolaan manajemen sarana prasarana. Laporan akan menghasilkan datadata sebagai berikut :
1. Daftar inventaris barang
2. Laporan mutasi barang

50

BAB VI
K3 (KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA) & SOP
(STANDARDS OPERATION PROCEDURE)

6.1. Keamanan Kerja

Pengertian keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian


dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja, baik didarat,
didalam tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara. Tempattempat demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi, seperti pertanian,
industri, pertambangan, perhubungan, pekerjaan umum, jasa dan lain-lain.
Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja mengingat resiko
bahanya adalah penerapan teknologi, terutama teknologi yang lebih maju
dan mutakhir. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.
Keselamatan kerja adalah dari, oleh, untuk setiap tenaga kerja serta orang
lainnya dan juga masyarakat pada umumnya. Keamanan kerja adalah unsurunsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman,
baik berupa materil maupun nonmateril.

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat material diantaranya


sebagai berikut.
1. Baju kerja
2. Sarung tangan
3. Sepatu
51

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah


sebagai berikut.
1. Buku petunjuk penggunaan alat
2. Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3. Himbauan-himbauan
4. Petugas keamanan
Tujuan Keselamatan Kerja :

Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja.

Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan
effisien.

Menjamin proses produksi berjalan secara aman

6.2 Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan
agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya,
baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh

pekerjaan

dan

lingkungan

kerja

maupun

penyakit

umum.

Kesehatan dalam ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan keamanan


kerja tidak hanya diartikan sebagai suatu keadaan bebas dari penyakit.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi, BAB I pasal 2, keadaan sehat diartikan sebagai kesempurnaan
keadaan jasmani, rohani, dan kemasyarakatan.

52

6.3 Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya
selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan
salah sau faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun
didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat
bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu
dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a.

Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan


diatas.

b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.


c.
d.

Teliti dalam bekerja


Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Keselamatan yang bertalian dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses

pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara


melakukan pekerjaan (Sumamur).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam
keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah
ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga kerja
untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1. Mesin
53

2. Alat angkutan
3. Peralatan kerja yang lain
4. Bahan kimia
5. Lingkungan kerja
6. Penyebab yang lain
6.3.1 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
1. Kerugian Langsung
Penderitaan pribadi, rasa kehilangan dari anggota keluarga korban
2. Kerugian Tak langsung (tersembunyi)
Kerusakan mesin dan peralatan, terganggunya produksi, terganggunya
waktu kerja karyawan dll.
6.3.2 Sebab-sebab kecelakaan
1. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human
acts)
2. Keadaan- keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)
Faktor utama:
1. Peralatan teknis
2. Lingkungan kerja
3. Pekerja
80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia
Suatu pendapat: Langsung atau tidak langsung semua kecelakaan disebabkan oleh
semua manusia yang terlibat dalam suatu kegiatan.

54

6.3.3 Teori penyebab kecelakaan yang pernah diajukan


1. Teori kemungkinan murni (pure change theory)
2. Teori kecenderungan untuk celaka (Accident prone theory ) Tidak dapat
menjelaskan asal usul penyebab sesungguhnya kecelakaan
6.4. Tujuan Kesehatan, Keselamatan Dan Keamanan Kerja
Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja bertujuan untuk menjamin
kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya
dan budayanya. Secara singkat, ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja adalah sebagaai berikut :
1. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
2.

Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan


sewaktu bekerja.

3. Mencegah dan mengobati keracunan yang ditimbulkan dari kerja


4.

Memelihara moral, mencegah, dan mengobati keracunan yang timbul dari


kerja.

5. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan, dan


6. Merehabilitasi

pekerja

yang

cedera

atau

sakit

akibat

pekerjaan.

Keselamatan kerja mencakup pencegahan kecelakaan kerja dan


perlindungan terhadap terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang tidak aman dan atau tidak sehat.
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja ditetapkan sejak tahap
perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang, produk

55

teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan


pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.
2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada ditempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Dalam hubungan kondisi-kondisi dan situasi di Indonesia, keselamatan kerja


dinilai seperti berikut:

1. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan,


cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja
yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja, kecelakaan
selain menjadi sebab hambatan-hambatan langsung juga merupakan
kerugian-kerugian secara tidak langsung, yakni kerusakan mesin dan
peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat,
kerusakan pada lingkungan kerja dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat
kecelakaan kerja, baik langsung ataupun tidak langsung, cukup bahkan
kadang-kadang terlampau besar sehingga bila diperhitungkan secara
nasional hal itu merupakan kehilangan yang berjumlah besar.
2. Analisa kecelakaan secara nasional berdasarkan angka-angka yang masuk
atas dasar wajib lapor kecelakaan dan data kompensasinya, dewasa ini

56

seolah-olah relatif rendah dibandingkan dengan banyaknya jam kerja


tenaga kerja.
3. Potensi-potensi bahaya yang mengancam keselamatan pada berbagai
sektor kegiatan ekonomi jelas dapat diobservasi, misalnya: (a) Sektor
pertanian yang juga meliputi perkebunan menampilkan aspek-aspek
bahaya potensial seperti modernisasi pertanian dengan penggunaan racunracun hama dan pemakaian alay baru seperti mekanisasi. (b) Sektor
industri disertai bahaya-bahaya potensial seperti keracunan- keracunan
bahan kimia, kecelakaan-kecelakaan oleh mesin, kebakaran, ledakanledakan dan lain-lain. (c) Sektor pertambangan mempunyai risiko-risiko
khusus sebagai akibat kecelakaan tambang, sehingga keselamatan
pertambangan perlu dikembangkan secara sendiri, minyak dan gas bumi
termasuk daerah rawan kecelakaan. (d) Sektor perhubungan ditandai
dengan kecelakaan-kecelakaan lalu lintas darat, laut dan udara serta
bahaya-bahaya potensial pada industri pariwisata, demikian pula
telekomunikasi mempunyai kekhususan dalam risiko bahaya. (e) Sektor
jasa, walaupun biasanya tidak rawan kecelakaan juga menghadapkan
problematik bahaya kecelakaan khusus.
4. Menurut observasi, angka frekuensi untuk kecelakaan-kecelakaan ringan
yang tidak menyebabkan hilangnya hari kerja tetapi hanya jam kerja masih
terlalu tinggi. Padahal dengan hilangnya satu atau dua jam sehari
mengakibatkan kehilangan jam kerja yang besar secara keseluruhan.
5. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan ada
faktor penyebabnya, sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat
57

mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk


mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan.
6. 85% dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia, maka dari itu
usaha-usaha keelamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga
harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan
ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja
merupakan sarana yang sangat penting.
7. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah maksimal, kecelakaan masih
mungkin terjadi dan dalam hal ini adalah besar peranan kompensasi
kecelakaan sebagai suatu segi jaminan sosial untuk meringankan bebab
penderita.

Undang-undang Keselamatan Kerja


UU Keselamatan Kerja yang digunakan untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja, menjamin suatu pekerjaan berjalan teratur dan sesuai rencana,
dan mengatur agar proses pekerjaan berjalan teratur dan sesuai rencana, dan
mengatur agar proses pekerjaan tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan
pekerjaannya

untuk

kesejahteraan

dan

meningkatkan

pekerjaan

serta

produktivitas nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU
Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan
undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan
umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di
wilayah kekuasaan hukum NKRI.
58

Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan
UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: Tiap-tiap warganegara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini berarti
setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup
dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969
menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari
pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus
dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja.
Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
1. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja, dan
3. Ada bahaya di tempat kerja.
UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini,
diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang
membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan
untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat
kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan
digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar.

6.5.Memahami Prosedur yang Berkaitan dengan Keamanan


Prosedur yang berkaitan dengan keamanan (SOP, Standards Operation
Procedure) wajib dilakukan. Prosedur itu antara lain adalah penggunaan peralatan
kesalamatan kerja. Fungsi utama dari peralatan keselamatan kerja adalah
59

melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari
kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization)
menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
a.

Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja.

b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan pekerjaannya


c.

Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial para

pekerja.
Alat-alat pelindung badan
Pada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-benar
terlindung dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari
resiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan, maka badan kita perlu menggunakan
ala-alat pelindung ketika melaksanakan suatu pekerjaan.
6.6

Keselamatan Dan Keamanan Kerja (K3)


Sistem keamanan dan keselamatan kerja terhadap keseluruhan personil baik

Pengawas, Pelaksana dan juga pekerja terutama yang ada di dalam lingkungan
pekerjaan menjadi hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan antara lain mengadakan sosialisasi K3,
memasang rambu-rambu peringatan agar bekerja hati-hati dan pemakaian alat-alat
pengamanan untuk keselamatan kerja dan perlindungan terhadap pekerjaan itu
sendiri. Untuk melayani apabila terjadi kecelakaan kecil disediakan kotak/almari
P3K mengadakan kerja-sama dengan Puskesmas terdekat. Apabila Puskesmas
tidak mampu akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.
60

Seluruh tenaga kerja yang bekerja akan diikut sertakan dalam program Astek
ataupun Jamsostek.
Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan K3 di proyek adalah agar
tidak terjadi kecelakaan kerja ( zero accident)
Program keselamatan dan kesehatan kerja meliputi :

Kondisi lingkungan lengkap dengan perencanaan site.

Struktur organisasi K3

Pokok-pokok perhatian K3

Identifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan

Identifikasi kondisi dan alat yang dapat menimbulkan potensi bahaya.

Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Daftar Instansi terkait.

Kondisi Lingkungan dan Perencanaan Site.

Pengaturan jalan mobilitas bahan, tenaga dan alat.

Pokok-pokok perhatian K3 :

Kecelakaan kerja akibat dri penggunaan :

1. Alat / Mesin\
2. Tahapan/metode pelaksanaan.

Penyakit akibat kerja

2.

Penggunaan bahan kimia berbahaya

Pemaparan terhadap kondisi lingkungan.

Pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K )

Usaha-usaha penyelamatanIdentifikasi resiko kecelakaan dan pencegahan :


61

Luka

Sakit mata : Pemakaian kacamata.

: Pemakaian sarung tangan, sepatu

Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan :

Pemasangan poster/himbauan tentang K3

Penggunaan alat keselamatan kerja yang memadai (helm, sarung tangan,


sepatu dll)

Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan.

Pemasangan pagar pengaman di antara lantai dan tangga

Penempatan material/bahan yang sensitive/berbahaya dengan benar

Penyediaaan alat pemadam kebakaran

Penempatan Satpam

Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat.


Pemeliharaan Kesehatan :

Penyediaan air bersih

Pembuatan sarana MCK yang memadai

Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja

Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat


Instansi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja :

Kepolisian

Pemda

Puskesmas/Dokter

62

6.7

SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE)


Dalam merancang suatu Standard Operating Procedure (SOP), diperlukan

suatu pemahaman tentang defenisi dari SOP tersebut, fungsi dan tujuan SOP,
Manfaat SOP, maupun bentuk dan cara pembuatan SOP. Berikut penjelasan dari
hall-hal yang di sebut di atas :
6.7.1 Defenisi Standard Operating Procedure
1.

Ada banyak defenisi tentang Standard Operating Procedure (SOP) adalah


suatu panduan yang menjelaskan secara terperinci bagaimana suatu proses
harus dilaksanakan.

2.

Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksi yang


mengambarkan pendokumentasian dari kegiatan yang dilakukan secara
berulang pada sebuah organisasi.

3.

Standard Operating Procedure (SOP) adalah sebuah panduan yang


dikemukakan secara jelas tentang apa yang diharapkan dan diisyaratkan dari
semua karyawan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

4.

Standard Operating Procedure (SOP) adalah serangkaian instruksi yang


digunakan untuk memecahkan suatu masalah.

6.6.1 Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure


Fungsi Dan Tujuan Standard Operating Procedure (SOP) adalah untuk
mendefenisikan semua konsep dan teknik yang penting serta persyaratan
dibutuhkan, yang ada dalam setiap kegiatan yang dituangkan ke dalam suatu
bentuk yang langsung dapat digunakan oleh karyawan dalam pelaksanaan
kegiatan sehari-hari.

63

SOP yang dibuat harus menyertakan langkah kegiatan yang harus dijalankan oleh
semua karyawan dengan cara yang sama. Oleh sebab itu, SOP dibuat dengan
tujuan memberikan kemudahan dan menyamakan presepsi semua orang yang
berkepentingan sehingga dapat lebih dipahami dan dimengerti.

6.7.2 Manfaat Standard Operating Procedure


Standard Operating Procedure (SOP) dibuat dengan maksud dan tujun
tertentu, sehingga memberikan manfaat bagi pihak yang bersangkutan.
Berikut beberapa manfaat dari SOP :

Menjelaskan secara detail semua kegiatan dari proses yang dijalankan.

Standarisasi semua aktifitas yang dilakukan pihak yang bersangkutan.

Membantu untuk menyederhanakan semua syarat yang diperlukan dalam


proses pengambilan keputusan.

Dapat mengurangi waktu pelatihan karena kerangka kerja sudah


distandarkan.

Membantu menganalisa proses yang berlangsung dan memberikan


feedback bagi pengembangan SOP.

Dapat meningkatkan konsistensi pekerjaan karena sudah ada arah yang


jelas.

Dapat meningkatkan komunikasi antar pihak-pihak yang terkait, terutama


pekerja dengan pihak manajemen.

64

6.7.3 Bentuk Dan Cara Pembuatan Standard Operating Procedure


Bentuk Standard Operating Procedure
Tujuan utama dari pembuatan Standard Operating Procedure (SOP)
adalah memberikan kemudahan bagi para orang yang berkepentingan dalam
membacanya, sehingga orang tersebut dapat mengerti dan dapat menjalankan
prosedurnya dengan benar. Oleh sebab itu diperlukan suatu pertimbangan untuk
dapat menentukan bentuk SOP yang digunakan, yaitu jumlah keputusan yang
akan diambil dan jumlah langkah yang akan dilakukan dalam suatu proses.
Berikut macam-macam bentuk SOP yang dapat dipilih untuk digunakan :
1.

Simple Steps
Bentuk SOP ini dipakai untuk prosedur rutin yang singkat dan tidak terlalu

membutuhkan banyak keputusan.


2.

Hierarchical Steps
Bentuk ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebih dari 10

langkah) tetapi tidak memerlukan banyak keputusan.Bentuk ini memudahkan


orang yang sudah berpengalaman karena bagian dari masing-masing langkah
dijelaskan secara terperinci. Sedangkan untuk orang baru, dapat memudahkan
untuk mempelajari prosedur tersebut.
3.

Graphic Procedures
Bentuk ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebih dari 10

langkah) tetapi ini tidak memerlukan banyak keputusan, sama seperti


Hierarchical Steps.

65

Grafik dapat membantu menyederhanakan suatu proses dari bentuk yang panjang
menjadi bentuk yang singkat. Gambar ataupun diagram juga dapat digunakan
untuk mengilustrasikan apa yang menjadi tujuan dari suatu prosedur.
4.

Flowchart
Flowchart merupakan grafik sederhana yang menjelaskan langkah-

langkah prosedur dalam pembuatan suatu keputusan. Bentuk flowchart digunakan


untuk prosedur yang memiliki banyak keputusan. Dalam pembuatan SOP bentuk
flowchart ini diperlukan simbol-simbol yang dapat membantu menjelaskan setiap
langkah.
6.7.4 Pelaksanaan Standard Operating Procedure
Ada tujuh tahapan atau langkah yang dapat digunakan untuk membuat
suatu prosedur yang baik dan memaksimalkan semua potensi yang ada, antara lain
sebagai berikut :
1.

Menentukan tujuan yang ingin dicapai.


Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan tujuan yang ingin
dicapai. Suatu prosedur akan berjalan dengan baik apabila dirancang dengan
tujuan yang spesifik yang ingin dicapai. Selanjutnya menentukan tujuan akhir
oleh perusahaan melalui manajemen yang baik dengan SOP yang sudah
dibuat.

2.

Membuat rancangan awal


Setelah tujuan selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk
SOP yang akan digunakan. Jika bentuk awalnya adalah flowchart, langkah
awalnya adalah menentukan point utama yang menjadi pokok permasalahan.
Selanjutnya, menentukan keputusan tentang apa yang dibutuhkan oleh
66

pekerja untuk dilakukan dan tindakan penanganannya. Dalam membuat


rancangan awal disarankan tidak membuat secara detail, sampai didapatkan
prosedur yang benar-benar sesuai dengan kenyataan.

3.

Melakukan evaluasi internal


Setelah prosedur selesai dibuat, lakukan evaluasi dengan cara menyerahkan
prosedur kepada orang-orang yang bersangkutan. Dengan menyerahkan
tersebut diharapkan dapat menerima saran-saran perbaikan sehingga dapat
dilakukan perbaikan supaya menjadi dipahami dan lebih akurat.

4.

Melakukan evaluasi eksternal


Hal yang paling penting dalam melakukan evaluasi eksternal adalah
keberadaan tim penasehat yang berasal dari perusahaan. Tim penasehat
tersebut akan menilai dan mengevaluasi secara murni berdasarkan ilmu yang
dimiliki dan hasil perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis.

5.

Melakukan uji coba


Satu-satunya cara untuk mengetahui prosedur yang dibuat sudah efektif yaitu
dengan mencoba menjalankan langsung prosedur tersebut. Setelah dijalankan
langsung, maka akan diketahui apakah ada langkah-langkah pada prosedur
yang tidak benar dan tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

6.

Menempatkan Prosedur pada unit terkait


Setelah dilakukan uji coba, SOP diletakan pada bagian atau unit yang terkait.
Peletakan SOP sebaiknya pada tempat yang memungkinkan setiap orang yang
berkepentingan dapat melihat dengan mudah. Jika memungkinkan, prosedur

67

dicetak dalam ukuran yang besar sehingga para operator dapat dengan mudah
melihat dan membacanya.
7.

Menjalankan Prosedur yang sudah dibuat


Langkah terakhir yang harus dilakukan dalam pembuatan SOP adalah
menjalankan prosedur yang sudah dibuat sesuai dengan rancangan yang
sudah dibuat. Pastikan semua pihak bersangkutan mengerti mengapa
pelaksanaan SOP harus benar-benar dijalankan.

68

BAB VII
PENUTUP
Pelaksanaan manajemen sarana prasarana harus dilakukan secara
menyeluruh dari mulai pengadaan, pemanfaatan, pendataan, pemeliharaan,
penggunaan dan keselamatan kerja. Berdasarkan keterbatasan yang ada baik
sumber dana maupun sumber daya manusia, kami mencoba untuk seminimal
mungkin menghindari kelemahan-kelemahan dalam melaksanakan manajemen
sarana prasarana di Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Dalam penjaminan mutu di Akbid Harapan Mulya Ponorogo, sarana dan
prasarana merupakan komponen pendidikan yang diharapkan mampu untuk
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Sarana dan prasarana adalah
merupakan pendukung utama dalam proses pendidikan, sehingga dengan
pengelolaan manajemen sarana prasarana yang baik yang memenuhi standard
yang diinginkan, akan memudahkan Akbid Harapan Mulya Ponorogo dalam
mencapai tujuan dan terciptanya atmosfir akademik yang kondusif.

69

Anda mungkin juga menyukai