DAFTAR ISI
iii
BAB I
KETENTUAN UMUM
1.1. Pengertian-pengertian
Yayasan adalah Yayasan Briliant Buana Husada Ponorogo yang beralamat
di Jl. Batoro Katong no 30 Ponorogo.
Akbid Harapan Mulya adalah Akademi Kebidanan Harapan Mulya
Ponorogo yang berlokasi di Jl. Batoro Katong no 30 Ponorogo.
Barang Milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo adalah meliputi semua
barang yang dibeli atau diperoleh dengan menggunakan dana Akbid atau
berasal dari perolehan lainnya yang sah. Perolehan lainnya yang sah meliputi
:
a. Barang yang diperoleh dari hibah atau sumbangan
b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dan perjanjian/kontark
Barang milik Akbid Harapan Mulya meliputi unsur-unsur asset tetap dan
asset lancar.
Asset adalah sumber daya yang memiliki nilai ekonomi dan dapat diukur
dalam satuan uang.
Asset tetap adalah asset berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Asset tetap yang dimaksud dalam
pengertian barang milik Akbid Harapan Mulya adalah peralatan dan mesin
dan asset tetap lainnya untuk digunakan dalam kegiatan Akbid Harapan
Mulya.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media dalam
mencapai sesuatu atau tujuan. Sarana yang dimaksud dalam pengertian
sarana milik Akbid Harapan Mulya adalah alat pendukung proses belajar
mengajar, alat perkantoran dan sarana lainnya.
Prasarana adalah perangkat penunjang utama suatu proses atau usaha
pendidikan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Prasarana yang dimaksud
dalam pengertian prasarana Akbid Harapan Mulya adalah ruang belajar,
ruang administrasi dan prasarana lainnya.
Perencanaan adalah perencanaan sarana prasarana yang meliputi penentuan
kebutuhan (requirement) dan penganggarannya (budgeting).
Pengadaan adalah terjadinya transaksi pertukaran dengan penyerahan
sejumlah uang untuk memperoleh sejumlah barang yang selanjutnya menjadi
milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Pemakaian/pemanfaatan adalah penggunaan seluruh asset yang ada yang
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Pemeliharaan adalah perawatan dan perbaikan pada asset yang menjadi
tanggung jawab Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Penilaian adalah penilaian asset yang merupakan segala biaya yang
ditimbulkan akibat perolehan suatu asset.
Mutasi barang adalah merupakan penyerahan barang dari satu unit ke unit
lain di lingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo tanpa menerima
sejumlah sumber daya ekonomi.
Evaluasi sarana prasarana adalah tindakan monitoring terhadap keadaan,
mutu dan kinerja sarana prasarana yang ada sehingga akan terlihat
2
mengelola
dan
menganalisis
data
sarana/asset
dan
memelihara
lingkungan
kampus
termasuk
pertamanan
o) Menjaga ketersediaan daya listrik secara ekonomis dan terpercaya bagi
seluruh gedung dan ruang milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo
p) Menjaga keandalan fungsi semua peralatan dan instalasi milik Akbid
Harapan Mulya Ponorogo
q) Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian, dan inventarisasi barang
r) Melaksanakan penatausahaan barang, termasuk barang dalam gudang
s) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan penggunaan barang
t) Menyusun rencana pengadaan jasa, antara lain jasa pemeliharaan
bangunan gedung, jalan, instalasi listrik, instalasi air dan infrastruktur
lainnya
u) Mempersiapkan dan memelihara dokumen, surat, dan warkat yang
berhubungan dengan pengadaan jasa
v) Menyusun konsep pengembangan kampus
1.4. Keluaran
Dokumen yang dihasilkan dari pedoman sarana prasarana terdiri dari :
6
BAB II
PENGADAAN SARANA PRASARANA
2.1. Perencanaan
Dalam manajemen sarana prasarana/asset, perencanaan meliputi
perencanaan kebutuhan akan sarana prasarana baik rutin dan pengembangan
serta bantuan disertai dengan penganggarannya. Sebuah unit di lingkungan
Akbid Harapan Mulya Ponorogo akan mengganggarkan dalam rencana
anggaran rutin, pengembangan dan bantuan dengan memasukkan rencana
pengadaan untuk sarana prasarana.
Sedangkan
manajemen
sarana
prasarana/asset
kedepan
lebih
Inventarisasi
Sistem Informasi
Pemanfaatan
(SI)
Pengawasan
10
berupa ATK dan logistik dari kantor Ka. BAU ke unit kerja di
lingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo berdasarkan program
rutin yang dilakukan setiap awal bulan. Penjelasan langkah-langkah
permintaan dan penyerahan barang rutin adalah :
a. Mengajukan Surat Permintaan,
Pemohon dari unit kerja mengajukan surat permintaan
barang ke Ka. BAU, dengan spesifikasi barang harus jelas dan
lengkap perencanaan pengadaan yang pernah diajukan.
b. Cek Ketersediaan,
Ka. BAU memeriksa ketersediaan barang tersebut di
gudang persediaan, jika barang digudang kosong maka Ka. BAU
melakukan pemesanan di koperasi/toko/rekanan yang ditunjuk.
c. Membuat DO,
Ka. BAU membuat DO jika barang tersebut telah tersedia.
d. Penyerahan Barang,
Ka. BAU menyerahkan barang yang diminta berdasarkan
DO. Pengambilan barang dapat dilakukan di gudang persediaan
Ka.BAU sesuai dengan jenis barang yang diminta dan selanjutnya
jenis barang dan jumlahnya dicatatkan pada buku persediaan
barang ATK dan logistic (buku stok barang).
12
Koperasi/toko/
rekanan
Ka. BAU
b. Pengadaan Pengembangan
1. Ketentuan Pengadaan
Ketentuan dalam pengusulan barang pengembangan berupa
inventaris dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Perencanaan pengadaan
Perencanaan pengadaan barang pengembangan berdasarkan
kepada pengajuan pengadaan barang dari unit pengusul kepada Ka.
BAU dengan berdasarkan kepada program kerja pengembangan.
b) Inventarisasi
Inventarisasi kebutuhan barang pengembangan dilakukan
oleh BAU
c) Survey dan Membuat RAB,
Team melakukan survey harga barang yang diminta di
pasaran dan menyusun RAB. Survey dilakukan di 3 (tiga) tempat
yang berbeda dan dipilih harga yang lebih murah dan efisien.
d) Persetujuan RAB,
Hasil persetujuan Verifikasi RAB dari BAU kemudian
diajukan persetujuan kepada PUDIR II dan PUDIR II selanjutnya
diteruskan kepada Direktur.
13
dan
dipandang
mempunyai
spesifikasi/mampu
tata
cara
penilaian
14
15
memperbaiki
usulan,
jika
layak
maka
BAU
memberikan
permintaan
dan
penyerahan
barang
pengembangan
dapat
Unit
BAU
16
perolehan.
menggambarkan
Biaya
perolehan
seluruh
biaya
gedung
yang
dan
bangunan
dikeluarkan
untuk
18
= 20 tahun
2. Kendaraan roda 4
= 10 tahun
3. Kendaraan roda 2
= 8 tahun
4. Komputer/Notebook
= 4 tahun
c) Jenis Barang
Barang adalah bagian dari kekayaan yang merupakan satuan
tertentu yang dapat dinilai/dihitung/diukur/ditimbang dan dinilai namun
tidak termasuk uang dan surat berharga. Barang memiliki jenis dan variasi
yang sangat beragam, baik dalam hal tujuan perolehannya maupun masa
manfaat yang diharapkan.
Oleh sebab itu dalam perlakuan akuntansinya ada barang yang
dikategorikan sebagai asset lancer dan asset tetap bahkan asset lainnya.
a. Asset Lancar
Barang dikategorikan sebagai asset lancar apabila diharapkan
segera dipakai atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal perolehan. Barang yang memenuhi kriteria seperti
ini diperlakukan sebagai persediaan.
Persediaan adalah asset lancer dalam bentuk barang atau
perlengkapan
yang
dimaksudkan
19
untuk
mendukung
kegiatan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
untuk
21
BAB III
INVENTARISASI SARANA PRASARANA
dan
adalah
kegiatan
pelaporan
barang.
dalam
melakukan
Inventarisasi
pendataan,
bertujuan
untuk
23
3.1.3 Bangunan
Bangunan Yayasan adalah seluruh bangunan yang berdiri di atas
tanah yayasan yang disebutkan di atas yang digunakan untuk kebutuhan
Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3.1.4 Fasilitas Laboratorium
Fasilitas laboratorium adalah merupakan fasilitas milik yayasan
yang digunakan untuk mendukung proses praktikum dilingkungan
perguruan dan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3.1.5 Fasilitas Perpustakaan
Fasilitas Perpustakaan adalah merupakan fasilitas milik yayasan
yang digunakan untuk mendukung proses belajar di perpustakaan
perguruan dan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3.1.6
dimiliki oleh yayasan yang berada dilokasi tersebut di atas yang meliputi
Jalan, Parkir, Penerangan, Sarana olah raga yang digunakan untuk
kepentingan di Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
3.1.7
24
board, laptop, LCD dan lainnya yang ditempatkan di ruang kelas untuk
kegiatan proses belajar mengajar.
3.1.8
Fasilitas Perkantoran
Fasilitas perkantoran adalah merupakan fasilitas milik Akbid
keberadaan barang.
3. 2. Sistem Code Inventaris
a. Klasifikasi pengkodean
Pengkodean terhadap asset dapat diklasifikasi kedalam 3 (tiga)
bentuk, yakni kode lokasi, kode barang dan kode registrasi.
Ketiga
lokasi
adalah
kode
yang
dipergunakan
26
untuk
Lokasi Penempatan :
Gedung Lab
Gedung Pers
Gedung Lab.int
Gedung Bau
Gedung Bak
Gedung Dir
Gedung Pudir
Gedung Kels
3.2.2 Kode barang
Kode barang adalah kode yang dibuat untuk mengidentifikasi
barang berdasarkan golongan, bidang, kelompok dan sub kelompok.
Nama Asset
Tanah
Gedung Baru
Peralatan dan mesin
Jalan dan Irigasi
Asset Lainya
3.2.3
Kelompok
inventaris barang
(KIB)
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
Golongan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kode regitrasi
27
28
BAB IV
PEMAKAIAN/PEMANFAATAN SARANA PRASARANA
Kondisi
sarana
prasarana
berdasarkan
penggunaan
atau
laboratorium
meliputi
laboratorium
komputer,
30
mengelola
sistem informasi
jawab
dari
fasilitas
laboratorium
yang
31
4. Fasilitas Perpustakaan
Penanggung jawab dari fasilitas perpustakaan yang
digunakan secara bersama oleh Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
b. Pemakaian milik Akbid Harapan Mulya Ponorogo
1. Fasilitas Proses Belajar Mengajar
Penanggung jawab dari fasilitas proses belajar mengajar
dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo secara umum adalah
Pembantu Direktur II Akbid Harapan Mulya Ponorogo, namun
secara teknis pengawasan dilapangan dipercayakan kepada unit
terkait atau petugas yang ditunjuk dilingkungan Akbid Harapan
Mulya Ponorogo.
2. Fasilitas Perkantoran
Penanggung jawab dari fasilitas perkantoran dilingkungan
Akbid Harapan Mulya Ponorogo secara umum adalah Pembantu
Direktur II Akbid Harapan Mulya Ponorogo, namun secara teknis
pengawasan dilapangan dipercayakan kepada unit terkait atau
petugas yang ditunjuk dilingkungan Akbid Harapan Mulya
Ponorogo.
3. Fasilitas Komputer dan Jaringan
Penanggung jawab dari fasilitas komputer dan jaringan
dilingkungan Akbid Harapan Mulya Ponorogo secara umum adalah
Pudir II Akbid Harapan Mulya Ponorogo, namun secara teknis
pengawasan
dilapangan
32
dipercayakan
kepada
unit
terkait
34
fasilitas
kendaraan
hanya
diberikan
untuk
hal
berkaitan
dengan
pemakaian/pemanfaatan
Pudir II
Direktur
menjadi
tanggung
jawab
pimpinan
unit
yang
bersangkutan.
b) Penggunaan fasilitas kantor hanya diberikan untuk kepentingan
dan tujuan Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
c) Setiap pemakai wajib menjaga dan memelihara semua fasilitas
yang dipakai.
36
Pudir II
Unit
37
BAB V
PEMELIHARAAN SARANA PRASARANA
dari
pemeliharaan
atas
asset
pemakaian
bersama
ini
pemakai
dapat
menggunakan
berita
acara
operasional
Akbid
Harapan
Mulya
Ponorogo.
penanggungjawab
wajib
menyampaikan
usulan
42
4. Fasilitas perpustakaan
a) Semua
hal
berkaitan
dengan
pemeliharaan
fasilitas
penanggungjawab
wajib
menyampaikan
usulan
Unit
Ka. BAU
2
b. Prosedur pemeliharaan atas pemakaian milik Akbid Harapan Mulya
Ponorogo
1. Fasilitas proses belajar mengajar
a) Semua hal berkaitan dengan pemeliharaan fasilitas proses
belajar mengajar ada dalam tanggung jawab Pembantu Direktur
II.
b) Unit pemakai wajib melaporkan tentang kondisi fasilitas yang
perlu dilakukan pemeliharaan kepada Pembantu Direktur II.
c) Pembantu Direktur II menyampaikan usulan pemeliharaan
kepada direktur dengan membuat taksasi biaya.
43
Pembantu
Direktur II
44
Direktur
dilapangan
dipercayakan
kepada
unit
terkait
46
50
BAB VI
K3 (KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN KEAMANAN KERJA) & SOP
(STANDARDS OPERATION PROCEDURE)
Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan
effisien.
pekerjaan
dan
lingkungan
kerja
maupun
penyakit
umum.
52
2. Alat angkutan
3. Peralatan kerja yang lain
4. Bahan kimia
5. Lingkungan kerja
6. Penyebab yang lain
6.3.1 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
1. Kerugian Langsung
Penderitaan pribadi, rasa kehilangan dari anggota keluarga korban
2. Kerugian Tak langsung (tersembunyi)
Kerusakan mesin dan peralatan, terganggunya produksi, terganggunya
waktu kerja karyawan dll.
6.3.2 Sebab-sebab kecelakaan
1. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human
acts)
2. Keadaan- keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe conditions)
Faktor utama:
1. Peralatan teknis
2. Lingkungan kerja
3. Pekerja
80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia
Suatu pendapat: Langsung atau tidak langsung semua kecelakaan disebabkan oleh
semua manusia yang terlibat dalam suatu kegiatan.
54
pekerja
yang
cedera
atau
sakit
akibat
pekerjaan.
55
teknis, dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
Adapun yang menjadi tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
56
kecelakaan kerja, menjamin suatu pekerjaan berjalan teratur dan sesuai rencana,
dan mengatur agar proses pekerjaan berjalan teratur dan sesuai rencana, dan
mengatur agar proses pekerjaan tidak merugikan semua pihak. Setiap tenaga
kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan
pekerjaannya
untuk
kesejahteraan
dan
meningkatkan
pekerjaan
serta
produktivitas nasional.
UU Keselamatan Kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah UU
Keselamatan Kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang ini merupakan
undang-undang pokok yang memuat aturan-aturan dasar atau ketentuan-ketentuan
umum tentang keselamatan kerja di segala macam tempat kerja yang berada di
wilayah kekuasaan hukum NKRI.
58
Dasar hukum UU No. 1 tahun 1970 adalah UUD 1945 pasal 27 (2) dan
UU No. 14 tahun 1969. Pasal 27 (2) menyatakan bahwa: Tiap-tiap warganegara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini berarti
setiap warga negara berhak hidup layak dengan pekerjaan yang upahnya cukup
dan tidak menimbulkan kecelakaan/ penyakit. UU No. 14 tahun 1969
menyebutkan bahwa tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksana dari
pembangunan.
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus
dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja.
Tiga unsur yang harus dipenuhi adalah:
1. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
2. Adanya tenaga kerja, dan
3. Ada bahaya di tempat kerja.
UUKK bersifat preventif, artinya dengan berlakunya undang-undang ini,
diharapkan kecelakaan kerja dapat dicegah. Inilah perbedaan prinsipil yang
membedakan dengan undang-undang yang berlaku sebelumnya. UUKK bertujuan
untuk mencegah, mengurangi dan menjamin tenaga kerja dan orang lain ditempat
kerja untuk mendapatkan perlindungan, sumber produksi dapat dipakai dan
digunakan secara aefisien, dan proses produksi berjalan lancar.
melindungi dari bahaya kecelakaan kerja dan mencegah akibat lebih lanjut dari
kecelakaan kerja. Pedoman dari ILO (International Labour Organization)
menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat penting untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja. Pedoman itu antara lain:
a.
Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja.
pekerja.
Alat-alat pelindung badan
Pada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-benar
terlindung dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari
resiko yang ditimbulkan akibat kecelakaan, maka badan kita perlu menggunakan
ala-alat pelindung ketika melaksanakan suatu pekerjaan.
6.6
Pengawas, Pelaksana dan juga pekerja terutama yang ada di dalam lingkungan
pekerjaan menjadi hal yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan antara lain mengadakan sosialisasi K3,
memasang rambu-rambu peringatan agar bekerja hati-hati dan pemakaian alat-alat
pengamanan untuk keselamatan kerja dan perlindungan terhadap pekerjaan itu
sendiri. Untuk melayani apabila terjadi kecelakaan kecil disediakan kotak/almari
P3K mengadakan kerja-sama dengan Puskesmas terdekat. Apabila Puskesmas
tidak mampu akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.
60
Seluruh tenaga kerja yang bekerja akan diikut sertakan dalam program Astek
ataupun Jamsostek.
Secara umum dapat diartikan tujuan penerapan K3 di proyek adalah agar
tidak terjadi kecelakaan kerja ( zero accident)
Program keselamatan dan kesehatan kerja meliputi :
Struktur organisasi K3
Pokok-pokok perhatian K3
Pokok-pokok perhatian K3 :
1. Alat / Mesin\
2. Tahapan/metode pelaksanaan.
2.
Luka
Penempatan Satpam
Kepolisian
Pemda
Puskesmas/Dokter
62
6.7
suatu pemahaman tentang defenisi dari SOP tersebut, fungsi dan tujuan SOP,
Manfaat SOP, maupun bentuk dan cara pembuatan SOP. Berikut penjelasan dari
hall-hal yang di sebut di atas :
6.7.1 Defenisi Standard Operating Procedure
1.
2.
3.
4.
63
SOP yang dibuat harus menyertakan langkah kegiatan yang harus dijalankan oleh
semua karyawan dengan cara yang sama. Oleh sebab itu, SOP dibuat dengan
tujuan memberikan kemudahan dan menyamakan presepsi semua orang yang
berkepentingan sehingga dapat lebih dipahami dan dimengerti.
64
Simple Steps
Bentuk SOP ini dipakai untuk prosedur rutin yang singkat dan tidak terlalu
Hierarchical Steps
Bentuk ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebih dari 10
Graphic Procedures
Bentuk ini dipakai untuk prosedur yang cukup panjang (lebih dari 10
65
Grafik dapat membantu menyederhanakan suatu proses dari bentuk yang panjang
menjadi bentuk yang singkat. Gambar ataupun diagram juga dapat digunakan
untuk mengilustrasikan apa yang menjadi tujuan dari suatu prosedur.
4.
Flowchart
Flowchart merupakan grafik sederhana yang menjelaskan langkah-
2.
3.
4.
5.
6.
67
dicetak dalam ukuran yang besar sehingga para operator dapat dengan mudah
melihat dan membacanya.
7.
68
BAB VII
PENUTUP
Pelaksanaan manajemen sarana prasarana harus dilakukan secara
menyeluruh dari mulai pengadaan, pemanfaatan, pendataan, pemeliharaan,
penggunaan dan keselamatan kerja. Berdasarkan keterbatasan yang ada baik
sumber dana maupun sumber daya manusia, kami mencoba untuk seminimal
mungkin menghindari kelemahan-kelemahan dalam melaksanakan manajemen
sarana prasarana di Akbid Harapan Mulya Ponorogo.
Dalam penjaminan mutu di Akbid Harapan Mulya Ponorogo, sarana dan
prasarana merupakan komponen pendidikan yang diharapkan mampu untuk
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Sarana dan prasarana adalah
merupakan pendukung utama dalam proses pendidikan, sehingga dengan
pengelolaan manajemen sarana prasarana yang baik yang memenuhi standard
yang diinginkan, akan memudahkan Akbid Harapan Mulya Ponorogo dalam
mencapai tujuan dan terciptanya atmosfir akademik yang kondusif.
69