Anda di halaman 1dari 17

1

KENDURI KARYA UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN


TULIS DALAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)
DI SMA NEGERI 1 BATU

NASKAH PROPOSAL LOMBA INOVASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA


BAGI GURU PENDIDIKAN MENENGAH
TINGKAT NASIONAL
TAHUN 2016

OLEH
ISTIQOMAH, S.Pd., M.Pd
NIP. 19700115 199702 2003

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 BATU


JALAN KH AGUS SALIM 57 BATU TELP. (0314) 591310
KOTA BATU JAWA TIMUR

PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya
inovasi pembelajaran yang berjudul Kenduri Karya untuk Meningkatkan
Budaya Baca dan Tulis dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri
1 Batu.
Proposal karya ilmiah dapat penulis selesaikan berkat bantuan banyak pihak.
Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
pada
1.

Bapak Drs. Suprantiyo, MM selaku Kepala SMA Negeri 1 Batu yang selalu
memberi dukungan pada penulis untuk selalu berkarya dan berprestasi;

2.

Ibu Shofiatuz Zahro, Ibu Neni Sumarliana, Ibu Hayati Mudrikah, Bapak
Winarno, dan Bapak Distri Adi Setiawan selaku guru Bahasa Indonesia SMA
Negeri 1 Batu yang telah menyatakan kesediaannya untuk membantu kegitan
ini;

3.

Siswa anggota ekstrakurikuler jurnalistik SMA Negeri 1 Batu yang telah


bersungguh-sungguh berniat menyukseskan kegiatan ini;

4.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu.


Demi kesempurnaan dan kebermanfaatn karya ilmiah ini, kritik dan saran dari

semua pihak sangat penulis harapkan.


Batu, Juni 2016

Penulis

KENDURI KARYA UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN TULIS


DALAM GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)
DI SMA NEGERI 1 BATU

A. Judul : Kenduri Karya untuk Meningkatkan Budaya Baca dan Tulis dalam
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 1 Batu

B. Latar Belakang
Membaca merupakan kegiatan positif yang sangat bermanfaat. Melalui
membaca seseorang dapat memperlus wawasannya, dapa memecahkan
persoalan yang dihadapi, bahkan menemukan inovasi baru. Pentingnya peran
membaca dalam dunia pendidikan direspon positif oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang mencanangkan gerakan literasi sekolah (GLS) sesuai
dengan

Permendikbud

no.

23

tahun

2016.

GLS

memperkuat

gerakan

penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam
gerakan tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum
waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat dan
keterampilan baca siswa agar dapat menguasai pengetahuan secara lebih baik.
Bahan bacaan harus mengandung nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal,
nasional, dan global sesuai tahap perkembangan siswa.
Di SMAN Negeri 1 Batu gerakan literasi sekolah (GLS) telah dilakukan
dengan melaksanakan kegiatan pembiasaan 15 menit membaca sebelum
pembelajaran sejak tahun ajaran 2015/2016 yang lalu. Bentuk pembiasaan ini
dilakukan dengan mewajibkan siswa membaca buku pada hari Selasa, Rabo,
Kami, dan Sabtu setelah selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Bila dilihat berdasarkan indikator ketercapaian GLS berdasarkan Panduan
Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas, pelaksanaan GLS di SMA
Negeri 1 Batu masih dalam tahap pembiasaan. Dari 10 indikator ketercapaian
GLS tahap pembiasaan baru 6 indikator yang sudah dicapai SMA Negeri 1 batu
yaitu (a) Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca dalam hati, membacakan
nyaring) yang dilakukan setiap hari (di awal, tengah, atau menjelang akhir

pelajaran); (b)

Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan selama minimal 1

semester; (c) Peserta didik memiliki jurnal membaca harian. (d) Guru, kepala
sekolah, dan/atau tenaga kependidikan menjadi model dalam kegiatan 15 menit
membaca dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung; ( e) Sekolah
berupaya melibatkan publik (orang tua, alumni, dan elemen masyarakat) untuk
mengembangkan kegiatan literasi sekolah; dan ( f) Kepala sekolah dan jajarannya
berkomitmen melaksanakan dan mendukung gerakan literasi sekolah. Sedangkan
ke 4 indikator keterlaksanaan GLS tahap pembiasaan yang belum tampak adalah
(a) Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman
dengan koleksi buku nonpelajaran; (b) Ada poster-poster kampanye membaca di
kelas, koridor, dan/atau area lain di sekolah; (c) Ada bahan kaya teks yang
terpampang di tiap kelas; dan (d) lingkungan yang bersih, sehat dan kaya teks.
Hal lain yang ditemukan oleh penulis adalah banyaknya siswa yang
mempunyai bakat dan minat untuk menulis, tetapi belum semua mendapatkan
kesempatan untuk mengembangkannya. Di sekolah memang sudah ada
kelompok ekstrakurikuler jurnalistik, tetapi tidak semua siswa bergabung di
dalamnya karena siswa hanya diperbolehkan mengambil dua ekstrakurikuler (satu
di antaranya adalah ekstrakurikuler wajib Pramuka). Dua tahun terakhir ini yakni
tahun 2014 dan 2015 penulis sebagai guru bahasa Indonesia sekaligus Pembina
ekstrakurikuler jurnalistik telah berhasil membimbing siswa menerbitkan cerpencerpen terbaik dari kelas yang penulis ajar dan kelompok ekstrakurikuler jurnalistik
dalam dua kumpulan cerpen ber-ISBN yaitu 17 Pena untuk Dunia dan Buket
Mawar Plastik. Keduanya diterbitkan oleh Nurul Haqqy Publishing. Sayangnya,
karya-karya siswa dari kelas lain masih belum mendapat kesempatan tersebut
karena keterbatasan penulis yang seringkali mendapatkan jam mengajar lebih dari
30 jam per minggu. Akibatnya, karya-karya siswa yang diperoleh melalui
pembelajaran di kelas (misalnya cerpen di kels XI) yang diajar guru lain masih
terbuang sia-sia karena hanya dikumpulkan untuk dinilai, dan selanjutnya menjadi
sampah. Padahal bila siswa mendapat bimbingan lebih intensif, karya-karya siswa
tersebut dapat didokumentasikan dan diterbitkan hingga menjadi bahan bacaan
yang menarik bagi siswa lainnya. Tak hanya akan memotivasi siswa untuk lebih
meningkatkan kemampuan menulisnya, buku-buku karya siswa juga akan

memotivasi siswa lain untuk menulis dan menambah koleksi bahan bacaan di
perpustakaan maupun di pojok baca kelas.

Mengingat peran strategis literasi (baik membaca maupun menulis) dalam


pendidikan, termasuk dalam penanaman karakter bangsa terutama butir gemar
membaca, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan
kualitas GLS di SMA Negeri 1 Batu yaitu melalui gerakan yang penulis namakan
Kenduri Karya. Istilah kenduri karya dikembangkan dari makna kata kenduri yaitu
perjamuan untuk merayakan suatu peristiwa. Dinamakan kenduri karena gerakan
ini berfokus pada kegitan berbagi hasil membaca dan menulis dan memublikasikannya. Dalam gerakan Kenduri Karya yang penulis rencanakan karya yang
dibaca diutamakan adalah cerpen-cerpen karya sastrawan yang dimuat di media
massa terutama Horison, Kompas, dan Jawa Pos. Pemilihan ketiga media
tersebut selain karena sekolah berlangganan ketiganya juga karena di kalangan
penulis karya cerpen yang dimuat dalam ketiga media tersebut

diakui telah

mempunyai kualitas yang baik. Setelah membaca cerpen, siswa membuat ulasan
berisi ringkasan isi cerpen, kelebihan dan kelemahn cerpen tersebut. Ulasan ini
kemudian didiskusikan dalam kelompok-kelompok kecil dengan tujuan untuk
saling berbagi pengalaman membaca dan pengalaman estetis yang diperoleh dari
cerpen yang dibacanya. Berdasarkan pengalaman membaca tersebut siswa
kemudian menulis cerpen dalam bimbingan guru. Karya cerpen tersebut
kemudian diterbitkan dan direncanakan untuk dilaunching pada saat Bulan
Bahasa tahun 2016. Selin diterbitkan dalam bentuk cetak, karya siswa juga akan
dipubliksikan dalam bentuk e-book ber-ISBN.

Dapt dikatakan bahwa inti Kenduri

Karya adalah berbagi yakni berbagi hasil membaca dan menulis.


Dengan gerakan Kenduri Sastra ini diharapkan warga sekolah, khususnya
siswa akan termotivasi untuk meningkatkan budaya baca-tulis hingga GLS di SMA
Negeri 1 Batu dapat mencapai tahap pengembangan literasi. Dengan demikian,
Kenduri Sastra diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk melaksanakan
pendidikan karakter bangsa terutama dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan
karakter terutama gemar membaca, rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras, tanggung
jawab, dan komunikatif.

C.

Inovasi yang Ditawarkan


Inovasi yang ditawarkan penulis melalui gerakan Kenduri Karya ini dapat

diuraikan sebagai berikut.


1.

Mendokumentasikan sinopsis buku-buku yang telah dibaca siswa dalam


bentuk kliping lalu menyerahkan ke perpustakaan. Kliping ini dapat menjadi
salah saru referensi bagi siswa atau pengunjung perpustakaan untuk
memilih cerpen yang baik.

2.

Pembentukan kelompok-kelompok baca di tiap kelas di luar jadual membaca


15 menit sebelum pembelajaran.

3.

Membudayakan diskusi kelompok untuk membahas buku atau karya (cerpen,


puisi, atau drama) dalam suasana santai di luar jam pelajaran minimal satu
minggu sekali.

4.

Pendampingan menulis cerpen selama 2 bulan di luar jam pelajaran, satu


kali dalam seminggu.

5.

Menerbitkan kumpulan cerpen karya siswa.


Inovasi-inovasi di atas akan mendorong GLS yang tadinya masih dalam

tahap pembiasaan meningkat ke tahap pengembangan karena sudah diikuti


respon terhadap apa yang dibacanya baik berupa sinopsis/ ulasan dan diskusi
kelompok serta sudah ditindaklanjuti pada kegiatan yang menghasilkan karya.

D.

Tujuan
Tujuan gerkan Kenduri Sastra dalam inovasi pendidikan karakter bangsa ini

adalah sebagai berikut.


1. Mendukung program sekolah untuk meningkatkan gerakan literasi sekolah
dari pembiasaan menjadi pengembangan dari sekadar membaca menjadi
mendiskusikan dan menuliskan hasil membaca;
2. Menyediakan wahana bagi siswa untuk menerbitkan karyanya;
3. Menambah bahan bacaan siswa dari karya siswa.

E.

Manfaat
Manfaat Kenduri Karya dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1.

Manfaat Jangka Pendek

Dalam jangka pendek gerakan Kenduri Karya dapat (a) menjadi sarana
bagi siswa untuk meningkatkan budaya baca dan tulis, (b) menjadi salah satu
alternatif positif dan produktif untuk menangani karya siswa yang sebelumnya
tidak bermakna menjadi karya tulis (buku cetak maupun e-book), dan (c)
menambah perbendaharaan bahan bacaan perpustakaan sekolah.
2.

Manfaat Jangka Menengah


Dalam jangka menengah, gerakan Kenduri Karya akan bermanfaat antara
lain (a) meningkatkan tahapan GLS SMA Negeri 1 Batu dari tahap pembiasaan
ke tahap pengembangan dan (b) menjadi sarana bagi sekolah untuk melayani
dan menyiapkan siswa yang memiliki minat dan bakat di bidang menulis untuk
dapat mengikuti berbagai lomba menulis.

3.

Manfaat Jangka Panjang


Gerakan Kenduri Karya dalam jangka panjang bila terus dilakukan akan
menjadi budaya sekolah yang positif yang akan menumbuhkan masyarakat
belajar. Selain itu, gerakan ini juga akan menjadi pendukung GLS sekolah
menuju tahapan tertinggi yaitu GLS sebagai pembelajaran.

F. Sumber Daya Pendukung


1. Sumber Daya Manusia :
Sumber daya manusia yang mendukung inovasi pendidikan karakter ini adalah
sebagai berikut.
a.

Kepala sekolah dan guru yang mendukung kegiatan yang positif.

b. Pengalaman penulis (yang sekaligus guru Bahasa Indonesia dan Pembina


ekstra Jurnalistik) yang sudah menerbitkan 2 novel (Seputih Cinta Hawna,
Syafir Cinta) serta 2 kumpulan cerpen (Membaca Hujan dan Kelinci-kelinci

Ujian Cinta), dan tak terhitung puisi dan cerpen di berbagai media massa
memungkinkan penulis membimbing siswa untuk menulis dengan baik.
c.

Guru Bahasa Indonesia yang memiliki kepedulian pada gerakan literasi.

d. Kelompok ekstrakurikuler jurnalistik yang mempunyai pengalaman dalam


menerbitkan majalah sekolah dan kumpulan cerpen.
e. Kelompok ekstrakurikuler multimedia yang mempunyai pengalaman
membantu kelompok ekstrakurikuler jurnalistik untuk melay out majalah
dan buku yang diterbitkan.

f.

Orang tua siswa yang rata-rata berasal dari kelompok ekonomi menengah
ke atas yang memungkinkan siswa untuk swasembada dalam membiayai
penerbitan buku karya siswa.

2.

Sumber Daya Nonmanusia


a.

Minat siswa untuk menulis dan menerbitkan karyanya cukup tinggi.


Penerbitan dua kumpulan cerpen karya kelompok ekstrajurnalistik pada
tahun sebelumnya yaitu Tujuh Belas Pena untuk Dunia,

dan Buket

Mawar Plastik, mendorong banyak siswa menemui penulis (yang sekaligus


guru Bahasa Indonesia dan Pembina ekstra Jurnalistik) untuk belajar
menulis dan menerbitkan karyanya.
b. Tersedianya buku, koran, dan majalah sekolah sebagai bahan bacaan.
c.

Fasilitas komputer sekolah memadai.

d. Hampir semua siswa mempunyai laptop. Hal ini memungkinkan siswa untuk
bisa menulis lebih produktif.
e. Tersedianya jaringan internet gratis di sekolah. Jaringan internet gratis yang
mudah diakses memungkinkan siswa untuk membaca karya sastra (puisi,
cerpen) dan e book.
G. Alur pikir dan Referensi
Alur pikir dalam pengembangan inovasi pendidikan karakter yang diusulkan adalah
bahwa dengan membaca banyak karya, keterampilan siswa dalam menulis akan
meningkat. Ketika keterampilan menulis siswa meningkat mereka akan mampu
menghasilkan karya. Karya-karya yang dibukukan akan menambah koleksi bahan bacaan.
Secara sederhana alur pikir di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

Membaca
karya

Bertambah
wawasan

Menulis
ulasan karya

Menulis
karya

Kliping
ulasan karya

Gambar 1: Alur Pikir Inovasi Pendidikan Karakter

Menerbitkan
karya

Pertambahan
bahan bacaan

10

Ketika siswa membaca banyak cerpen, ia akan memperoleh banyak pengalaman


estetis. Pengalaman estetis siswa akan makin bertambah ketika siswa saling berbagi
tentang pengalaman-pengalaman estetis yang diperolehnya dari karya yang pernah
dibacanya. Untuk itu, selain mendiskusikan dalam forum nonformal di luar kelas, secara
santai, pengalaman estetis itu perlu dituliskan. Dengan demikian, mereka yang tidak
sempat terlibat dalam diskusi hasil membaca, mereka masih dapat mendapatkan
pengalaman estetis teman-temannya melalui kumpulan ulasan karya yang dibacanya.
Siswa kemudian mengolah pengalaman estetis hasil membacanya dengan pengalaman
batin yang dimilikinya untuk mengolah ide dan menuangkannya dalam bentuk cerpen.
Alur pikir di atas didasarkan atas pemikiran bahwa semakin banyak siswa membaca,
akan semakin banyak pengetahuan dan pengalamannya tentang jenis tulisan yang akan
ia hasilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Atmazaki (2006:14) yang menyatakan bahwa
semakin banyak siswa mendengar, melihat, dan membaca maka siswa akan lebih mudah
untuk memaparkan dalam bahasa tulisan. Membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang saling melengkapi. Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada
yang membacanya, tidak ada yang membaca kalau belum ada yang menuliskannya.
Kaitan erat antara membaca dan menulis ini telah banyak dibuktikan dalam
penelitian banyak ahli di antaranya Loban (1963) yang dalam penelitian panjangnya pada
siswa kelas 4, 6, dan 9 menemukan kesimpulan bahwa hasil belajar siswa dalam
membaca dan menulis berhubungan sangat kuat.. Dia melaporkan bahwa siswa yang
menulis dengan baik juga membaca dengan baik, begitu pun sebaliknya siswa yang nilai
menulisnya buruk, nilai membacanya pun buruk.
Pada tahun 1983, Stotsky menerbitkan review studi korelasional dan eksperimental
yang menyelidiki hubungan membaca dan menulisnya menemukan bahwa penulis yang
lebih baik cenderung pembaca yang lebih baik (dari tulisan mereka sendiri serta bahan
bacaan lainnya); penulis yang hebat cenderung membaca lebih dari penulis miskin; dan
bahwa pembaca lebih cenderung menghasilkan lebih banyaktulisan dengan kalimat yang
lebih sempurna dari pembaca miskin. Stotsky juga merekomendasikan agar guru yang
berusaha

meningkatkan

kemampuan

menulis

siswanya

melakukannya

dengan

memberikan pengalaman membaca lebih banyak. Menurutnya, banyak membaca lebih


bermanfaat meningkatkan keterampilan menulis dibandingkan latihan tata bahasa atau
praktik menulis tambahan. Rekomendasi Stotsky tersebut sejalan Smith (1988) yang
menyarankan: Untuk belajar menulis berita di surat kabar, Anda harus membaca koran;
buku tentang menulis di surat kabar tidak akan cukup; untuk belajar menulis di majalah,
bacalah majalah daripada kursus menulis tentang tulisan di majalah.

11

H. Rangkuman
Inovasi pendidikan karakter melalui Kenduri Karya dilakukan dengan meningkatkan
budaya membaca siswa, kemudian menuliskan ulasan terhadap karya tersebut dan
mendiskusikannya dalam kelompok baca di luar jam belajar. Kegiatan ini akan
meningkatkan pengetahuan siswa tentang karya yang akan ditulisnya serta meningkatkan
pengelaman estetisnya. Kedua hal tersebut merupakan modal besar dalam menulis.
Setelah itu siswa belajar menulis dalam bimbingan guru. Karya siswa kemudian
diterbitkan dan diserahkan ke perpustakaan sekolah. Melalui Kenduri Karya guru dapat
mengajarkan dan menanamkan pendidikan karakter bangsa terutama untuk nilai gemar
membaca, rasa ingin tahu, kreatif, kerja keras, tanggung jawab, dan komunikatif.

12

DAFTAR PUSTAKA
Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Menengah Atas. Jakarya: Direktorat Pendidikan dasar
dan Menengah.
Atmazaki. 2006. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: Citra Budaya
Indonesia.
Loban, Walter. 1963. The Language of Elementary School Children. California
(Oakland); Illinois (Champaign): National Council of Teachers of English,
Champaign, IL.
Smith. F. 1988. Joining The Literacy Club. Portsmouth. New Hampshire: Ile i tie
ma nn.
Stotsky, S. 1983. Research on Reading /Writing Relationships: A Synthesis and
Suggested Directions. Language Arts, 60(5), 627-642.
www.dikdasmen. kemdikbud.go.id . Desain Induk Program Gerakan Literasi
Sekolah (GLS), Ditjen Dikdasmen, Kemendikbud. Diakses tanggal 20 Juni
2016.

13

14

BIODATA PESERTA
LOMBA INOVASI PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2016

1.

Nama lengkap

2.

Tempat tanggal lahir : Blitar, 15 Januari 1970

3.

Jenis kelamin

: Perempuan

4.

NIP

: 19700115 199702 2 003

5.

Jabatan

: Guru SMA

6.

Pangkat/Golongan

: Penata Tk I/ Iv b

7.

Unit kerja

: SMA Negeri I Batu

8.

NUPTK

: 0447748650300042

9.

DAPODIK

: Sudah Terdaftar

10.

Alamat Unit Kerja

: Jl. KH Agus Salim 57 Batu Jawa Timur

11. Alamat Rumah

: Istiqomah, S.Pd., M.Pd

: Perum Tegalgondoasri 2D/ 22 Tegalgondo


Karangploso Kab. Malang Jawa Timur

12.

Alamat Email

: istiqomahalmaky@yahoo.co.id

13. Pendidikan Terakhir


a. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Malang
b. Fakultas/Jurusan : Pascasarjana S2/ Manajemen Pendidikan
c. Tahun Tamat

: 2009

14. Mata Pelajaran diampu : Bahasa Indonesia


15. Pengalaman Mengajar : 19 tahun
16. Prestasi/Penghargaan yang pernah diraih
a. Tingkat Kab./Kota : bidang Guru Berprestasi I, tahun 2011 dan
2014
a. Tingkat Nasional : (1)bidang LMCP masuk 10 Penulis terbaik tahun 2011;
(2) Teacher Super Camp, pemenang karya cerpen, masuk 15 besar tahun
2015; (3) Simposium Guru 2015 masuk Pemenang karya.

15

17. Pengalaman Penelitian :


1)

Pemanfaatan

Kartu

Soal

Sebagai

Media

Pembelajaran

dalam

Pembelajaran Materi Perkembangan Genre Sastra Indonesia di kelas XI


Bahasa SMAN 2 Batu. (Penelitian Tindakan Kelas, 2006)
2)

Pemanfaatan Kliping Foto Berita sebagai Media Pembelajaran dalam


Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan Realitas Sosial di Kelas XI
Semester Genap 2006/2007 SMAN 2 Batu (Penelitian Tindakan Kelas,
2007)

3)

Pemanfaatan Facebook sebagai Media Pembelajaran Menulis Cerpen


Bagi Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Batu (Dalam Penugasan Mandiri).
(Penelitian Tindakan Kelas, 2010)

4)

Peningkatan Minat dan hasil Belajar Menulis Paragraf Deskripsi dengan


Media Foto Obyek Wisata Kota Batu dan Self Correction Terbimbing pada
Siswa Kelas X.10 SMA Negeri 1 Batu Tahun 2011/ 2012. (Penelitian
Tindakan Kelas, 2007), Artikel ilmiahnya dimuat di Jurnal Kelasa, Kelebat
Masalah Bahasa dan Sastra. ISSN 1907-7165 Volume 7, Nomor 1 Juni
2012.

5)

Peningkatan Aktivitas dan

Hasil Belajar Menulis Laporan Hasil

Wawancara melalui Penerapan Modifikasi Pembelajaran Kooperatif Model


CIRC dengan Media Batik Metro TV bagi Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 1
Batu Tahun 2011/2012. (2012) Diserahkan ke perpustakaan dan dimuat di
Jurnal Ilmiah Jembatan Merah edisi Desember 2012. ISSN: 1907-1779
(Balai Bahasa Jawa Timur)
6)

Penerapan Metode KB dengan Video K-3 untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa pada Pembelajaran Teks Negosiasi (Dimuat pada jurnal
Jembatan Merah, Terbitan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Vol 10.
Edisi Desember 2014. ISSN 1907-1779

7)

Pengembangan Bahan Ajar Sastra Berbasis Kearifan Lokal sebagai


Upaya Pendidikan Karakter Bangsa dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia untuk SMA kelas X (Penelitian Pengembangan didanai Hibah
Penelitian Guru dan Dosen, Puslitjak, Kemendikbud dan dimuat pada
Jurnal Ilmiah Nasional EDUKASI, Tahun 2 Nomor II tahun 2015), sebagai
Ketua.

16

8)

Penerapan Pembelajaran Kontekstual dengan Media Video pada


Pembelajaran Teks Negosiasi bagi Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Batu
Tahun Ajaran 2014/ 2015 (Penelitian Tindakan Kelas, 2015. didanai Hibah
PTK Guru 2015, Puslitjak, Kemendikbud; Artikel ilmiahnya dimuat pada
jurnal Jembatan Merah, Terbitan Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Vol
12. Edisi Desember 2014. ISSN 1907-1779)

Batu, Juni 2016


Yang membuat,

Istiqomah, S.Pd., M.Pd


NIP 18700115 199702 2 003

17

Anda mungkin juga menyukai