merangsang respon imunologis dalam tubuh dan respon ini telah pernah dibuktikan adanya
pelepasan antibody terhadap kelas IgG spesifik yang dapat membentuk reaksi complementfixation dan precipitating. Selama fase intestinalis gejala utama berasal dari adanya cacing
dalam usus atau akibat migrasi kedalam lumen usus yang lain atau perforasi kedalam
peritoneum. Lebih lanjut askaris mengeluarkan antienzim sebagai suatu fungsi proteksi
terhadap kelangsungan hidupnya dan ternyata antienzim ini diduga berhubungan dengan
terjadinya malabsorpsi.2
Patofisiologi Ankilostomiasis.
Sekitar 1 minggu setelah masuk melalui kulit, larva akan sampai di usus. Larva
menancapkan dirinya dengan kait di dalam mulut mereka ke lapisan usus halus bagian atas
dan mengisap darah.
Telur dihasilkan oleh cacing betina dan keluar memalui tinja. Bila telur tersebut jatuh
ke tempat yang hangat, lembab dan basah, maka telur akan berubah menjadi larva yang
infektif. Dan jika larva tersebut kontak dengan kulit, bermigrasi sampai ke paru-paru dan
kemudian turun ke usus halus; di sini larva berkembang menjadi cacing dewasa. Infeksi
terjadi jika larva filariform menembus kulit. Infeksi A.duodenale juga mungkin dengan
menelan larva filariform. Telur dari kedua cacing tersebut ditemukan di dalam tinja dan
menetas di dalam tanah setelah mengeram selama 1-2 hari. Dalam beberapa hari, larva
dilepaskan dan hidup di dalam tanah. Manusia bisa terinfeksi jika berjalan tanpa alas kaki
diatas tanah yang terkontaminasi oleh tinja manusia, karena larva bisa menembus kulit. Larva
sampai ke paru-paru melalui pembuluh getah bening dan aliran darah. Lalu larva naik ke
saluran pernafasan dan tertelan. Sekitar 1 minggu setelah masuk melalui kulit, larva akan
sampai di usus. Larva menancapkan dirinya dengan kait di dalam mulut mereka ke lapisan
usus
Keterangan:
halus
bagian
atas
dan
mengisapdarah.1
1. Soedarmo, Sumarmo. 2015. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi
Kedua. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia.
2. Rampengan, T.H. 2007. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak Edisi Kedua.
Jakarta: EGC.