Anda di halaman 1dari 4

Siklus Hidup Cacing Parasit

1. Ascaris Lumbricoides
Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya
dapat mengandung telur askariasis yang telah dibuahi. Telur ini akan
matang dalam waktu 21 hari. Bila terdapat orang lain yang memegang
tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya,
kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris. Telur akan
masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus.
Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan
beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan kemudian di
paru-paru. Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke
bronkiolus, bronkus, trakea,kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali
masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi cacing
dewasa. Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan
bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus
pun akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang tinjanya
tidak pada tempatnya.
Siklus Hidup
Siklus hidup parasit "Ascaris lumbricoides" dimulai dari cacing dewasa
yang bertelur dalam usus halus dan telurnya keluar melalui tinja lewat
anus (1), sehingga tahap ini disebut juga dengan fase diagnosis, dimana
telurnya mudah ditemukan. Kemudian telur yang keluar bersama tinja
akan berkembang di tanah tempat tinja tadi dikeluarkan (2) dan
mengalami pematangan (3). Selanjutnya setelah telur matang disebut
fase infektif, yaitu tahap dimana telur mudah tertelan (4). Telur yang
tertelan akan menetas di usus halus (5). Setelah menetas, larva akan
berpindah ke dinding usus halus dan dibawa oleh pembuluh getah bening
serta aliran darah ke paru-paru (6). Di dalam paru-paru, larva masuk ke
dalam kantung udara (alveoli), naik ke saluran pernafasan dan akhirnya
tertelan (7). Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Mulai
dari telur matang yang tertelan sampai menjadi cacing dewasa
membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan.
Distribusi
Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit yaitu tersebar di seluruh
dunia, lebih banyak ditemukan di daerah yang beriklim panas dan
lembab. Survey yang dilakukan di Indonesia antara tahun 1970-1980
menunjukkan pada umumnya merata hingga 70% atau lebih. Angka
pemerataan tinggi sebesar 78.5% dan 72.6% masih ditemukan pada
tahun 1998 pada sejumlah murid dua sekolah dasar di Lombok. Di Jakarta
sudah dilakukan pemberantasan secara sistematis terhadap cacing yang
ditularkan melalui tanah sejak 1987 di sekolah-sekolah dasar. Angka
pemerataan Ascaris sebesar 16.8% dibeberapa sekolah di Jakarta Timur
pada tahun 1994 turun menjadi 4.9% pada tahun 2000.

Gambar siklus hidup A. lumbricoides

Siklus Hidup Taena Saginata (Cacing Pita


Sapi)

1.
2.
3.

4.

5.

Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang
mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio).
Telur yang berisi embrio ini keluar bersama feses. Bila telur ini termakan sapi, dan
sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster.
Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau
pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut
Cysticercus bovis (larva cacing). Kista akan membesar dan membentuk gelembung
yang disebut Cysticercus (sistiserkus). Manusia akan tertular cacing ini apabila
memakan daging sapi mentah atau setengah matang.
Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks
menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid
yang dapat menghasilkan telur.
Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian termakan oleh sapi.
Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi

larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus
hidup seperti di atas.
- See more at: http://mymistyland.blogspot.com/2013/04/siklus-hidup-taenasaginata-cacing-pita.html#sthash.SUU8yb0I.dpuf

Anda mungkin juga menyukai