ContohPKM GT
ContohPKM GT
Bidang Kegiatan
PKM-GT
Diusulkan Oleh :
M. PRIMADION S.
040810016
NIM.
DERRY WAHYU S.
NIM. 060911035
KHOLIYAWATI
NIM. 120911103
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2011
HALAMAN PENGESAHAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat Rumah
f. No. Tlpn / HP
g. Alamat e-mail
: 2 orang
Menyetujui
Pembina UKM Penalaran
Ketua Pelaksana
Dosen Pendamping
KATA PENGANTAR
Dengan terselesaikannya karya tulis yang berjudul Pendirian
ASYAPADA (Asuransi Berbasis Syariah bagi Pahlawan Devisa) dengan Sistem
Takaful Berakad Mudharabah sebagai Perwujudan Kepedulian Pemerintah
Terhadap TKI Di Luar Negeri, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ini baik
langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin kami tulis semua. Dan
terima kasih kepada beberapa pihak yang telah memberi bimbingan, dorongan
serta motifasi kepada kami. Oleh karenanya kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1.
Penulis
iii
Judul
DAFTAR ISI
........................................................................................... i
Lembar Pengesahan...............................................................................................
Kata Pengantar......................................................................................................
Daftar Isi................................................................................................................
Ringkasan..............................................................................................................
Pendahuluan..........................................................................................................
Latar Belakang.....................................................................................
Tujuan dan Manfaat Penulisan..............................................................
Gagasan.................................................................................................................
12
13
13
14
14
15
iv
Ringkasan
Konsep asuransi syariah merupakan suatu konsep dimana terjadi saling
memikul resiko diantara sesama peserta, sehingga antara satu dengan yang lainnya
menjadi penanggung atas resiko yang muncul. Saling pikul resiko ini dilakukan
atas dasar saling menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing
mengeluarkan dana tabarru atau dana kebajikan yang ditujukan untuk
menanggung resiko. Asuransi syariah yang menggunakan konsep takaful
ditegakkan di atas tiga prinsip dasar yaitu: (1) saling bertanggung jawab, (2)
saling berkerja sama dan saling membantu, (3) saling melindungi. (Syakir Sula,
Muhammad: 2004, 293-294). Sampai saat ini, Jamsostek merupakan asuransi
tenaga kerja terbesar di Indonesia. Sebanyak 9,4 juta pekerja terdaftar di PT.
Jamsostek (www.jamsostek.go.id), akan tetapi hal itu tidak berlaku pada Tenaga
Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Sampai saat ini jumlah pekerja
TKI yang ada di seluruh dunia mencapai 2,7 juta jiwa (indonesia.go.id) dan masih
belum adanya perlindungan yang konkrit oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan
berbagai penyiksaan, tak dibayarnya gaji TKI, diasingkan, bahkan pembunuhan
TKI masih sering terjadi. Konsep asuransi syariah, terutama sistem Takaful,
mungkin sangat cocok untuk keadaan TKI saat ini karena dapat memberikan rasa
keamanan dan kenyamanan bagi TKI. TKI akan merasa nyaman karena sistem
yang diterapkan oleh asuransi syariah bersifat tolong-menolong, bukan jual beli
yang biasa diterapkan oleh lembaga asuransi yang ada. Adanya skim pembiayaan
yang sesuai dengan ajaran agama ini diharapkan secara emosional akan
mempermudah TKI dalam menerima sistem pembiayaan syariah.
Jadi, Komitment pemerintah dalam pengentasan masalah-masalah
dialami oleh para TKI sangat dibutuhkan oleh semua pihak. Berbagai cara
dilakukan pemerintah untuk segera mengakhiri kasus-kasus yang terjadi
TKI. Asuransi syariah merupakan salah satu sarana pemecahan masalah
dibutuhkan oleh pemerintah untuk menyeleseikan permasalahan TKI.
yang
telah
pada
yang
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Belakangan ini, di Indonesia banyak sekali bermunculan perusahaan
asuransi yang berbasis pada Asuransi Syariah. Asuransi Syariah sendiri muncul
pertama kali pada tahun 1990-an. Berawal dari metode ekonomi Islam yang
dikembangkan oleh beberapa bank di Indonesia, salah satunya adalah Bank
Muamalat. Prinsip asuransi syariah pada intinya adalah kejelasan dana, tidak
mengandung judi dan riba atau bunga. Sama halnya dengan perbankan syariah,
melihat potensi umat Islam yang ada di Indonesia, prospek asuransi syariah sangat
menjanjikan. Pada dasarnya, asuransi syariah digunakan untuk membiayai
nasabah (premi) yang mengajukan klaim kepada lembaga asuransi syariah. Hal ini
sama seperti lembaga asuransi konvensional lain seperti Jamsostek, Bumi Putera,
PT. Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), dan lain sebagainya.
Sampai saat ini, Jamsostek merupakan asuransi tenaga kerja terbesar di
Indonesia. Sebanyak 9,4 juta pekerja terdaftar di PT. Jamsostek
(www.jamsostek.go.id), akan tetapi hal itu tidak berlaku pada Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Sampai saat ini jumlah pekerja TKI
yang ada di seluruh dunia mencapai 2,7 juta jiwa (indonesia.go.id) dan masih
belum adanya perlindungan yang konkrit oleh pemerintah Indonesia. Sedangkan
berbagai penyiksaan, tak dibayarnya gaji TKI, diasingkan, bahkan pembunuhan
TKI masih sering terjadi. Apabila hal ini tidak segera diselesaikan bukan tidak
mungkin jumlah calon TKI yang akan bekerja di luar negeri akan berkurang dan
akan terjadi pemogokan kerja besar-besaran yang dilakukan oleh TKI seperti yang
terjadi di bawah jembatan Khandara, Arab Saudi.
Pada dasarnya pemerintah Indonesia tidak hanya berpangku tangan
melihat berbagai macam kasus yang terjadi pada TKI yang bekerja di luar negeri
tersebut. Terbukti dengan telah dibentuk suatu asuransi konvensional yang
berbentuk konsorsium untuk menjamin kesejahteraan TKI. Hal tersebut
dicetuskan Menakertrans berdasarkan Kepmenakertrans sebagai langkah positif
dan sesuai amanat UU dalam memperbaiki sistem layanan dan perlindungan TKI.
Akan tetapi, pada pelaksanaan kebijakan konsorsium tersebut mengalami banyak
kendala yang pada akhirnya berakibat tidak efektifnya program tersebut.
Konsep asuransi syariah, terutama sistem Takaful, sangat cocok untuk
keadaan TKI saat ini karena dapat memberikan rasa keamanan dan kenyamanan
bagi TKI. TKI akan merasa nyaman karena sistem yang diterapkan oleh asuransi
syariah bersifat tolong-menolong, bukan jual beli yang biasa diterapkan oleh
lembaga asuransi yang ada. Adanya skim pembiayaan yang sesuai dengan ajaran
agama ini diharapkan secara emosional akan mempermudah TKI dalam menerima
sistem pembiayaan syariah.
Komitment pemerintah dalam pengentasan masalah-masalah yang dialami
oleh para TKI sangatlah gencar. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk
segera mengakhiri kasus-kasus yang terjadi pada TKI. Asuransi syariah
merupakan salah satu sarana pemecahan masalah yang dibutuhkan oleh
pemerintah untuk menyeleseikan permasalahan TKI. Sistem pembiayaan asuransi
syariah menitikberatkan pada keamanan dan keselamatan kerja para TKI sehingga
konsep yang ditawarkan mudah diterima. Sistem pembiayaan syariah pada
lembaga asuransi syariah nantinya juga mengandung nilai yang
bersifat universal dan tidak eksklusif sehingga akan mempermudah
penerimaan konsep pembiayaan syariah oleh semua lapisan
masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras, dan
golongan.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk mengetahui perlunya didirikan Perusahaan Asuransi Syariah yang
menjamin kesejahteraan kehidupan TKI.
2. Untuk mengetahui manfaat yang dapat diberikan oleh Perusahaan
Asuransi Syariah dalam menjamin kesejahteraan kehidupan TKI.
Manfaat dari penulisan ini adalah memberikan pemahaman kepada
pemerintah dan masyarakat terhadap pentingnya pendirian lembaga Asuransi
Syariah yang mampu mengatasi permasalahan yang sering kali dialami oleh
Tenaga Kerja Indonesia terkait masalah kesejahteraan, keselamatan, keamanan,
keadilan serta kesehatan kehidupan TKI.
GAGASAN
Kondisi Terkini Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Di Luar Negeri
Tenaga Kerja Indonesia atau yang lebih banyak dikenal dengan singkatan
TKI merupakan sebutan bagi warga Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan di dalam negeri membuat banyak
warga Indonesia lebih memilih untuk mengadu nasib mereka ke luar negeri
dengan harapan dapat merubah nasib mereka menjadi jauh lebih baik. Selain
alasan sedikitnya ketersediaan lapangan kerja para TKI lebih memilih bekerja ke
luar negeri dengan alasan gaji diluar negeri yang jauh lebih mahal dari pada gaji
bekerja di dalam negeri. Kedua alasan tersebut tentu saja tidak dapat mewakili
semua alasan para TKI yang memilih untuk bekerja di luar negeri tetapi dapat
dipastikan bahwa alasan mereka memilih menjadi TKI adalah karena alasan
ekonomi.
Jumlah penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri sampai
awal Februari 2010 mencapai 2.679.536 orang. Dari segi jumlah, Malaysia masih
tetap menjadi negara penempatan terbesar bagi TKI. Jumlah TKI yang bekerja di
Malaysia menurut data resmi pemerintah mencapai 1.200.000 orang. Sedangkan
Arab Saudi menempati urutan kedua terbesar. Di Arab Saudi tercatat 927.500
orang TKI yang bekerja di negara tersebut. Selanjutnya data jumlah TKI yang
bekerja Taiwan berjumlah 130.000 orang, Hongkong mencapai 120.000 dan
Pemantauan
tidak relevan
Pengawasan
lagi dalam
Penempatan
dan
meminimalisir kejadian-kejadian yang tidak terduga, seperti PHK, tidak lulus tes,
kecelakaan kerja, dan lain sebagainya. Asuransi syariah sangat tepat diterapkan
untuk menjamin para TKI yang bekerja di luar negeri, karena dalam asuransi
syariah TKI akan mendapatkan bagi hasil dari keuntungan yang didapatkan pihak
asuransi syariah.
Dalam sistem asuransi syariah, sistem yang digunakan adalah sistem
takaful (tolong menolong) yang merupakan bentuk umum dari sebuah perusahaan
asuransi syariah. Sedangkan dalam prakteknya, perusahaan asuransi syariah ada
beberapa macam, yaitu menggunakan akad mudharabah (bagi hasil), wakalah
(penyerahan), wadiah (meletakkan), dan musyarakah (perjanjian). Dari akad
tersebut, akad mudharabah merupakan akad umum dan banyak diterapkan oleh
perusahaan asuransi syariah. Karena keistimewaan sistem mudharabah adalah
peran ganda dari mudharib, yakni sebagai wakil (agen) sekaligus mitra.
Mudharib adalah wakil rabb al-mal dalam setiap transaksi yang ia lakukan
pada harta mudharabah. Mudharib kemudian menjadi mitra dari rabb al-mal
ketika ada keuntungan, karena mudharabah adalah sebuah kemitraan dalam
keuntungan
10
untuk tujuan saling menolong dan saling membantu dan dibayarkan bila: 1)
peserta meninggal dunia, 2) perjanjian telah berakhir.
Kumpulan dana peserta/TKI ini akan diinvestasikan sesuai dengan syariat
Islam. Keuntungan hasil investasi setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim
dan premi asuransi), akan dibagi antara peserta dan perusahaan menurut prinsip
al-mudharabah dalam suatu perbandingan tetap berdasarkan perjanjian kerjasama
antara perusahaan (takaful) dan peserta.
Akan tetapi, sistem asuransi syariah yang digunakan khusus untuk TKI
adalah perusahaan asuransi syariah yang menerapkan sistem produk saving. Yaitu,
setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara teratur kepada
perusahaan. Besar premi yang dibayarkan tergantung kepada keuangan peserta.
Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang akan
dibayarkan. Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta, akan dipisah dalam dua
rekening yang berbeda.
1. Rekening tabungan peserta, yaitu dana yang merupakan milik peserta yang
dibayarkan bila:
Perjanjian berakhir,
Peserta mengundurkan diri,
Peserta meninggal dunia.
2. Rekening Tabarru, yaitu kumpulan dana kebajikan yang telah diniatkan
oleh peserta sebagai iuran dana kebajikan untuk tujuan salng tolong
menolong dan saling membantu, yang dibayarkan bila:
Peserta meninggal dunia,
Perjanjian telah berakhir (jika ada surplus dana)
11
12
Bagan diatas menjelaskan tentang alur-alur yang harus dilewati calon TKI
untuk bekerja di luar negeri. Di dalam bagan tersebut menjelaskan bagaimana
PJTKI sebagai perusahaan penyalur jasa tenaga kerja Indonesia bekerjasama
dengan perusahaan asuransi syariah untuk memberikan pelayanan terhadap TKI
agar TKI dapat bekerja dengan nyaman di negara tujuan. Apabila terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan oleh TKI, maka TKI dapat mengajukan klaim ke
perusahaan asuransi syariah.
Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan asuransi syariah memilihi kantor di
negara-negara tujuan TKI yang mempunyai kerjasama dengan PJTKI asal TKI itu
diberangkatkan agar proses pengajuan klaim dilakukan di negara tujuan TKI tanpa
harus kembali ke negara asal TKI.
Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan Ini
Dalam upaya untuk merealisasikan asuransi syariah untuk TKI yang
menggunakan konsep takaful ini, maka diperlukan pihak-pihak yang dapat
membantu dalam mengimplementasikan gagasan ini, antara lain:
1. Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)
13
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Asuransi syariah untuk TKI merupakan suatu upaya perlindungan serta
peningkatan kesejahteraan kehidupan TKI yang bekerja di luar negeri. Mengingat
banyaknya terjadi kasus-kasus yang menimpa TKI dan merenggut kesejahteraan
hidup mereka. Oleh karena itu asuransi syariah yang dikhususkan untuk TKI ini
berusaha memberikan solusi yang efisien yaitu dengan menggunakan sistem
takaful dengan akad mudharabah dengan unsur tabungan.
14
Sistem takaful itu sendiri merupakan suatu konsep yang berdasarkan asas
tolong menolong, sehingga TKI yang telah bergabung menjadi nasabah dalam
asuransi syariah ini secara langsung dapat melindungi kesejahteraan hidupnya
selama bekerja menjadi TKI. Selain itu juga dapat membantu para nasabah lain
sesama TKI lain melalui dana tabrru (dana kebajikan) yang telah disepakati
sebelumnya antara perusahaan asuransi syariah TKI dengan para calon nasabah.
Selain menggunakan sistem takaful asuransi syariah ini juga didukung dengan
akad mudharabah yang merupakan "suatu akad serikat dagang antara dua pihak,
pihak pertama sebagai pemodal, sedangkan pihak kedua sebagai pelaksana usaha,
dan keuntungan yang diperoleh dibagi antara mereka berdua dalam persentase
yang telah disepakati antara keduanya." (Al-Aziz oleh ar-Rafi'i 6/3, Aqdul
Mudharabah Fil Fiqhil Islamy, oleh Dr. Zaid bin Muhammad ar-Rummaani, hal.
14, dan Syarikah al-Mudharabah fil Fiqhil Islami, oleh Dr. Sa'ad bin Gharir asSilmy, 37). Sehingga dalam akad ini mengutamakan aadanya aspek bagi hasil
yang secara langsung menghindarkan unsur kecurangan atau adanya pihak-pihak
yang merasa dirugikan.
Selain menggunakan sistem takaful dengan akad mudhabarah, asuransi
syariah ini menggunakan unsur tabungan dikarenakan sistem inilah sebagai
implementasi dari akad takafuli dan mudharabah sehingga asuransi syariah dapat
terhindar dari unsur gharar (ketidak jelasan) dan maisir (perjudian).
Teknik Implementasi
Teknik implementasi yang digunakan untuk mengimplementasikan
gagasan ini adalah:
1. Adanya suatu kesinergisan antar berbagai komponen yang ikut
membangun berdirinya asuransi syariah yakni kemenakertrans, BNP2TKI, PJTKI
dan TKI selaku sasaran asuransi syariah.
2. Kemenarkertrans selaku pemegang wewenang tertinggi dalam
mengurusi sistem ketenagakerjaan dan transmigrasi di Indonesia seharusnya
membuat gran design tentang pola dan alur penerimaan asuransi TKI serta
bekerjasama dengan BNP2TKI dan PJTKI.
3. Kemenakertrans sebagai otoritas tertinggi tentang tenaga kerja dan
transmigrasi seharusnya mampu menginstruksikan kepada PJTKI yang mengirim
jasa TKI keluar negeri untuk segera bekerja sama dengan perusahaan asuransi
syariah yang berfokus pada TKI sehingga pemberian asuransi kepada TKI yang
bermasalah segera tercairkan sehingga permasalahan-permasalahan tersebut
segera terseleseikan.
4. BNP2TKI dan PJTKI mensosialisasikan dan membuka peluang
kerjasama seluas-luasnya demi mendukung perealisasian asuransi yang berbasis
syariah kepada seluruh TKI.
Manfaat dan Dampak Gagasan
15
Manfaat yang nyata dari gagasan pendirian perusahaan asuransi syariah ini
tentunya akan dirasakan oleh TKI karena sasaran utama dari gagasan ini sendiri
adalah TKI. Mengacu pada konsep asuransi syariah yang menggunakan konsep
takaful (tolong-menolong), akad mudhabarah (bagi hasil), mengggunakan unsur
tabungan yang membebaskan dari adanya gharar (ketidakjelasan) dan maisir
(perjudian), sehingga selain kesejahteraan kehidupan TKI yang terjamin selama
bekerja di luar negeri juga TKI akan terbebas dari rasa khawatir karena konsep
yang digunakan dalam asuransi syariah jelas dan transparan.
Manfaat dari gagasan ini selain dirasakan oleh TKI juga akan dirasakan
oleh pemerintah. Melalui adanya asuransi syariah yang dapat memberikan
jaminan kesejateraan kehidupan TKI sehingga dapat memperkecil dan menekan
adanya kasus-kasus yang selama ini banyak menimpa TKI. Melalui hal tersebut
secara tidak langsung manfaatnya juga akan diarasakan oleh pemerintah melalui
sumbangan devisa dari TKI yang semakin meningkat dikarenakan semakin
percayanya warga Indonesia untuk bekerja diluar negeri sebagai TKI.
Selain TKI dan pemerintah yang merasakan manfaat dari gagasan ini, juga
masih ada pihak lain yang juga merasakan manfaat yang sama yaitu perusahaan
asuransi syariah. Melalui akad mudhabarah (bagi haasil) yang digunakan dalam
asuransi syariah ini secara langsung juga dapat memberikan keuntungan yang
berupa laba yang didapatkan dari kesepakan yang telah disepakati sebelumnya.
Prediksi Keberhasilan Gagasan
Prediksi keberhasilan gagasan ini adalah seluruh Perusahaan Jasa Tenaga
Kerja Indonesia (PJTKI) memiliki kerjasama dengan peruasahaan asuransi syariah
yang khusus menangani asuransi syariah untuk TKI dengan segara kelebihan dan
keunggulan yang dimiliki oleh asuransi syariah dibandingkan asuransi
konvensional. Selain itu disetiap negara tempat para TKI bekerja minimal
memiliki satu perusahaan asuransi syariah yang bekerja sama dengan PJTKI yang
memberangkat TKI tersebut, sehingga bila terjadi klaim akan berjalan lebih
mudah dan efisien tanpa harus bersusah payah mengurusnya ke negara asal atau
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiah Engku Ali, Engku Rabiah. 2008. Essential Guide To Takaful (Islamic
Insurance). Kuala Lumpur: CERT Publications
Astiwara, Endy M. 2001. Perbedaan Secara Syariah Asuransi Takaful Dengan
Asuransi Konvensional. Muamalatuna Vol. I/Edisi I/Th. I/25 Mei 2001
Budiman, Iskandar. (2004). Dilema Buruh Di Rantau: Membongkar Sistem
Kerja TKI di Malaysia. Yogyakarta:Ar-Ruzz
16
PENULIS I
Nama
: M. Primadion Sofyan
Tempat/tanggal lahir
Selai Jeli Toya (Jeruk Nipis, Lidah Buaya, Tomat, dan Pepaya) sebagai
selai kosmetik yang bermanfaat bagi tubuh dan wajah
17
Tempat/tanggal lahir
PENULIS 3
Nama
: Kholiyawati
Tempat/tanggal lahir
18