Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang yang berupaya meningkatkan

pembangunan nasional yang disesuaikan dengan amanat pembukaan Undang-

Undang Dasar 1945. Seiring perkembangan perekonomian yang semakin maju

banyak perusahaan yang berdiri dan bergerak dalam berbagai sektor bidang usaha.

Bidang ini tidak terlepas pentingnya kedudukan tenaga kerja dalam proses

pembangunan perekonomian di Indonesia dan tentu sudah semestinya

kesejahteraan tenaga kerja perlu mendapat perlindungan dan peningkatan

kesejahteraan yang baik.

Upaya perlindungan kesejahteraan tenaga kerja tidak terlepas dari

pengawasan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa asuransi. Keberadaan

perusahaan ini memberikan kontribusi yang besar dikala masyarakat (nasabah)

memerlukan solusi yang menyangkut masalah keuangan kematian, kesehatan serta

kecelakaan kerja. Dengan adanya jasa asuransi, yang diterima oleh masyarakat

membuat mereka semakin fokus dalam melaksanakan tugasnya hingga selesai dan

menaikkan kesejahteraan masyarakat yang berdampak baik untuk kelangsungan

hidup keluarga mereka nantinya.

Di Indonesia sendiri salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

jasa asuransi ialah Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), kemudian di

tahun 2014 berubah dengan nama BPJS Ketenagakerjaan. Perusahaan jasa


asuransi ini di awasi langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan, berdasarkan amanat

UURI Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang

bertujuan untuk menjamin kebutuhan dasar seluruh rakyat Indonesia.

Transformasi JAMSOSTEK ke BPJS Ketenagakerjaan bertujuan untuk

memenuhi prinsip dana amanat dan prinsip nirlaba Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN). Dana ini dikelola oleh BPJS untuk memberikan manfaat

sebesar-besarnya bagi nasabahnya. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan

program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan

kematian bagi seluruh pekerja Indonesia termasuk orang asing yang bekerja di

Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia.

Saat ini di Indonesia salah satu transportasi yang sering digunakan

khalayak masyarakat adalah ojek online. Masyarakat sangat terbantu dengan

adanya ojek online ini karena mudah ditemukan jika dibutuhkan untuk bepergian

kemanapun dan kapanpun. Selain dari pihak konsumen yang mendapatkan

keuntungan akibat efiesiensi waktu mencari ojek, para masyarakat yang

sebelumnya menganggur juga dapat menjadi driver dari ojek online ini, sehingga

mereka dapat mensejahterakan keluarga mereka.

Salah satu yang menyediakan layanan atau jasa transportasi online adalah

Gojek. Gojek didirikan oleh Nadim Makarim pada tahun 2010 dan semakin

banyak digunakan hingga sekarang bahkan saat ini bukan hanya di Indonesia

digunakan, tetapi sudah tersedia di 4 negara lainnya yakni Singapura, Vietnam,

Filipina dan Thailand.


Dalam kehidupan yang kita jalani, kita tidak pernah lepas dari yang

namanya risiko. Risiko-risiko terjadi karna berbagai alasan, salah satunya adalah

karena pekerjaan. Setiap pekerjaan yang kita lakukan pasti memiliki risiko dan

tantangan tersendiri, baik itu risiko kecelakaan bahkan risiko kematian, Keadaan

tersebut tidak ada yang mengharapkan bakal terjadi, maka kita selaku manusia

harus tetap berusaha agar kecelakaan dalam bekerja bisa diatasi dan kematian pun

sebisa mungkin dipersiapkan sebaik-baiknya.

Seperti yang kita ketahui, para driver Gojek merupakan pekerjaan yang

aktivitasnya berada di jalanan yang tentunya memiliki risiko kecelakaan bahkan

kematian yang cukup tinggi yang kemudian akan mengganggu finansialnya.

Akibat adanya risiko tersebut, tentu sangat diharapkan adanya upaya perlindungan

yang diberikan kepada para driver Gojek yang berupa perlndungan social,

perlindungan teknis dan perlindungan ekonomis.

Strategi yang dapat digunakan oleh para driver Gojek untuk

menanggulangi risiko-risiko tersebut adalah dengan memindahkan risiko tersebut

kepada pihak lain menggunakan program yang disediakan oleh BPJS

Ketenagakerjaan. Tenaga kerja digolongkan menjadi dua jenis yakni tenaga kerja

penerima upah(pekerja formal) dan tenaga kerja bukan penerima upah (pekerja

informal). Tentu saja driver Gojek masuk digolongan pekerja informal karena

mereka harus mencari sendiri pendapatan mereka atas usaha mereka sendiri.

Program BPJS Ketenagakerjaan menyediakan program untuk para pekerja

informal yakni Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari

Tua. Dengan hanya membayar Rp16.800 per bulannya driver Gojek sudah bisa
mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, dan dengan

menambahkan Rp20.000 lagi mereka bisa mendapatkan ketiga program tersebut.

Lampirkan data 2tahun terakhir program BPJS Ketenagakerjaan Jaminan

Kecelakaan Kerja secara keselurhuan secara umum

Anda mungkin juga menyukai