BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tenaga kerja merupakan faktor strategis dalam upaya mewujudkan
pembangunan nasional Indonesia. Peran negara dalam mewujudkan upaya
pembangunan nasional adalah dengan menjamin dan mewujudkan kesejahteraan
tenaga kerja. Salah satu bentuk terwujudnya kesejahteraan tenaga kerja adalah
terpenuhinya jaminan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional sehingga harus mempunyai
acuan yang jelas tentang arah tujuan yang dapat dipedomani oleh seluruh
komponen pelaku pembangunan1
Perlindungan pekerja dapat dilakukan, baik dengan jalan memberikan
tuntunan, maupun dengan jalan meningkatkan pengakuan hak asasi manusia,
perlindungan fisik dan teknis serta sosial dan ekonomi melalui norma yang
berlaku dalam lingkungan kerja itu. Dengan demikian maka perlindungan pekerja
ini mencakup :2
a. Norma keselamatan kerja
b. Norma kesehatan kerja
c. Norma Kerja
Negara dalam hal ini pemerintah telah berupaya untuk memberikan suatu
jaminan ataupun perlindungan khususnya dalam pembangunan ketenagakerjaan
melalui program Jaminan Sosial Tenaga Kerja ( JAMSOSTEK ) yang secara
khusus mengatur jaminan sosial bagi tenaga kerja. Sesuai dengan amanat Pasal 5
ayat ( 4 ) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, maka dapat dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial baru. Dalam
1 Ekowati retnaningsih, 2013. Akses Layanan Kesehatan. cetakan pertama, Raja Grafindopersada,
Jakarta, hlm 1
yang besar bagi para pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Sehingga
harapannya bukan hanya kaum praktisi yang faham mengenai JKK-RTW, tapi
juga kami kaum akademisi dimana keduanya dapat saling bahu-membahu untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam hal ini adalah para pekerja.
Penulis mengangkat judul Implementasi Program Return To Work Sebagai
Penguatan Jaminan Kecelakaan Kerja Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 10
tahun 2016
1.2. Tujuan
Penulisan ini bertujuan untuk memahami proses berjalannya program
Jaminan Kecelakaan Kerja Return To Work oleh BPJS Ketenagakerjaan yang
antara lain meliputi:
1.2.1. Untuk mengetahui mekanisme keikutsertaan dan manfaat program JKK
RTW berdasarkan PerMen No. 10 Tahun 2016
1.2.2. Untuk mengetahui prosedur pengajuan klaim bagi peserta JKK-RTW
sejak awal terjadinya kecelakaan kerja berdasarkan PerMen No. 10 Tahun
2016
1.3. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat dicapai melalui karya tulis ini yaitu
manfaat akademis teoritis dan manfaat yang bersifat praktis, seperti berikut:
1.3.1. Manfaat Teoritis
Bagi kepentingan akademisi, penulisan ini dapat memberikan kontribusi
berupa pengetahuan akan program unggulan dari BPJS Ketenagakerjaan,
yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja Return To Work atau kembali kerja.
1.3.2. Manfaat Praktisi
a. Bagi masyarakat, penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan
informasi dan pembelajaran terkait program unggulan BPJS
Ketenagakerjaan, JKK-RTW
b. Bagi Pemerintah Indonesia, hasil penulisan ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi, khususnya terhadap BPJS
Ketenagakerjaan selaku Badan Usaha Milik Negara dalam
memaksimalkan kinerja
6
BAB II
Paparan Laporan
D. BIRU
Warna biru melambangkan keberlanjutan
Warna biru diharapkan dapat merepresentasikan kepercayaan,
kesetiaan, kebijaksanaan, kepercayaan diri, keahlian dan ketahanan
jangka panjang.
No.130 , Kota Semarang, Jawa Tengah 50132 Telp (024) 3520 281,
Fax (024) 355 3712. Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah dipimpin oleh
PEPEN S ALMAS selaku kepala Kantor Cabang BPJS Semarang
Pemuda.
2.1.2.2............................................................................................Visi
Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kebanggan Bangsa,
yang Amanah, Bertatakelola Baik serta Unggul dalam Operasional
dan Pelayanan.
2.1.2.3...........................................................................................Misi
Melalui Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, BPJS
Ketenagakerjaan
berkomitmen untuk :
1. Melindungi dan Menyejahterahkan seluruh pekerja dan
keluarganya
2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing bekerja
3. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian
nasional
2.1.2.4. Nilai-Nilai BPJS Ketenagakerjaan Semarang Pemuda
1. Iman
2. Ekselen
3. Teladan
4. Harmoni
5. Integritas
6. Kepedulian
7. Antusias
8. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan
seluruh kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan
antar tugas, wewenang. Adapun struktur organisasi BPJS
Ketenagakerjaan Semarang Pemuda , yaitu :
A. Kepala Kantor Cabang
B. Kepala Bidang
1. Bidang Pemasaran PPU
a. Marketing Officer
b. Relationship Officer
11
membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga
kerja atau ahli waris.
Form BPJS Ketenagakerjaan 3a berfungsi sebagai pengajuan
permintaan pembayaran jaminan disertai bukti-bukti:
2.2.2. Prosedur pengajuan klaim bagi peserta JKK-RTW berdasarkan PerMen No.
10 Tahun 2016
secara garis besar, pengajuan klaim JKK-RTW dapat dilaksanakan
sesaat setelah peserta mengalami kecelakaan kerja, peserta akan
mendapatkan penanganan kuratif di trauma center di rumah sakit.
Penanganan kuratif adalah terapi spesifik atau pengobatan yang diarahkan
untuk pemberantasan satu atau lebih penyebab kondisi pasien. Apabila
peserta dinyatakan cacat maka bisa mengikuti rehabilitasi setelah
perusahaan dan peserta yang cacat memberikan persetujuan secara tertulis.
Selanjutnya, Manajer Kasus Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja akan
19
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
21
3.1.1. Selama Praktek kerja lapangan, penulis diberi tugas untuk fokus pada
bidang kearsipan. Dimulai dari awal dokumen masuk, memilah Nomor
Pendaftaran Perusahaan (NPP) hingga proses masuknya dokumen arsip di
ruang kearsipan dan sistem informasi arsip secara online. Hal tersebut
diupayakan untuk meminimalisir waktu pencarian dokumen bila nantinya
dibutuhkan. Selain di bidang arsip, penulis juga ditugaskan di bagian
pemasaran dimana pada minggu kedua ditugasi untuk mengikuti Edukasi
Pasar Rakyat di pasar Jatingaleh kota Semarang. Dan masih banyak
kegiatan lain yang tentunya dapat penulis petik suatu ilmu didalamya
3.1.2. Program RTW kependekan Return To Work yang merupakan pertambahan
manfaat dari program BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Kecelakaan Kerja
yang di wujudkan dalam bentuk pendampingandari mulai terjadinya
kecelakaan kerja yang mengakibatkan kecacatan hingga dapat bekerja
kembali. Pengajuan klaim JKK-RTW dimulai sejak peserta mengalami
kecelakaan kerja. Kemudian secara langsung dirujuk ke rumah sakit mitra
BPJS Ketenagakerjaan, dari situlah dokter menentukan apakah peserta
mengalami cacat atau tidak. Pihak perusahaan dalam 2x24 jam melaporkan
kejadian ke BPJS Ketenagakerjaan. Manajer kasus dari BPJS TK
mengkonfirmasi dengan pihak rumah sakit. Langkah selanjutnya adalah
dibuatnya persetujuan tertulis dari peserta dan perusahaan untuk mengikuti
tahap berikutnya yaitu rehabilitasi. Kemudian proses rehabilitasi
dilaksanakan dengan didampingi oleh manajer kasus dari BPJS TK,
pelatihan kepada peserta hingga diterima kembali bekerja di suatu
perusahaan
A. Saran
Pelaksanaan JKK-RTW oleh BPJS Ketenagakerjaan harus didukung
semua pihak. Sosialisasi yang hendaknya masif dilaksanakan diharapkan mampu
22
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, Zaenal, dkk. 2008. Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. Raja Graffindo Press.
Jakarta
Ekowati, Retnaningsih, 2013. Akses Layanan Kesehatan. Raja Grafindopersada,
Jakarta
Pustaka Yustisia. 2010. Kompilasi Hukum Ketenagakerjaan dan Jamsostek. Pustaka
Yustisia Press. Yogyakarta
Wijayanti, Asri. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. Sinar Grafika.
Jakarta
Sutedi. Adrian. 2011. Hukum Perburuhan. Sinar Grafika. Jakarta
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial
Peraturan Menteri No 10 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pemberian Program Kembali
Kerja Serta Kegiatan Promotif Dan Kegiatan Preventif Kecelakaan Kerja Dan
Penyakit Akibat Kerja
24
LAMPIRAN
25