Anda di halaman 1dari 29

i

USULAN PENELITIAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG TERHADAP PAILITNYA


PERUSAHAAN ASURANSI
(Studi Kasus PT. Asuransi Jiwasraya)

Program Studi Ilmu Hukum

OLEH :
ELLYSHA SAVA NELWAN
D1A018085

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2023
ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG TERHADAP


PAILITNYA PERUSAHAAN ASURANSI

(Studi Kasus PT. Asuransi Jiwasraya)

OLEH :
ELLYSHA SAVA NELWAN
D1A018085

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Dr. Muhaimin, SH. M.Hum Ahmad Zuhairi, SH. MH.


NIP. 197610012001121001 NIP. 198606072014041001
iii

Daftar Isi
A. Judul : “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG TERHADAP
PAILITNYA PERUSAHAN ASURANSI (STUDI KASUS PT. ASURANSI
JIWASRAYA)” .......................................................................................................4
B. Latar Belakang .........................................................................................................4
C. Rumusan Masalah ....................................................................................................7
D. Tujuan Penelitian .....................................................................................................7
1.Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 7
2.Manfaat Penelitian.......................................................................................................... 8
E. Ruang Lingkup Penelitian........................................................................................8
F. Orisinalitas Penelitian ..............................................................................................9
G. Tinjauan Pustaka/Kerangka Teoritis dan Konseptual ............................................10
1.Kerangka Teoritik......................................................................................................... 10
2.Kerangka Konseptual ................................................................................................... 18
H. Metode Penelitian ..................................................................................................19
1.Jenis Penelitian ............................................................................................................. 19
2.Metode Pendekatan Penelitian.................................................................................... 19
3.Jenis Data/Bahan Hukum ............................................................................................ 20
4.Teknik Memperoleh Bahan Hukum........................................................................... 21
5.Analisis Bahan Hukum ................................................................................................ 22
6.Penyimpulan .................................................................................................................. 22
I. Jadwal Penelitian....................................................................................................23
J. Daftar Pustaka ........................................................................................................24
K. Kerangka Skripsi ....................................................................................................27
4

A. Judul : “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG

TERHADAP PAILITNYA PERUSAHAN ASURANSI (STUDI KASUS

PT. ASURANSI JIWASRAYA)”

B. Latar Belakang

Roda ekonomi di Indonesia terus berputar yang menimbulkan

perkembangan akan tingginya produktivitas para masyarakat. Dengan tingginya

produktivitas ini, diharapkan bangsa Indonesia dapat menciptakan kesejahteraan

sosial dengan hadirnya modernisasi dalam tiap kesempatan. Pembangunan sosial

Indonesia dalam mencapai sebuah pembangunan ekonomi nasional.

Di dalam proses berputarnya roda ekonomi, timbullah ketidakpastian

akan masa mendatang yang berpengaruh pada kesejahteraan sosial, dan hal ini

dapat ditanggulangi dengan jaminan sosial yang merupakan bentuk

perlindungan untuk masa mendatang. Dalam jaminan sosial, diterapkan sistem

tabungan pekerja dan pengelolaan dana pensiun yang merupakan salah satu

contoh kebijakan kesejahteraan sosial di Indonesia. Hadirnya lembaga-lembaga

dana pensiun yang mengelola tabungan dan tunjangan hari tua menjadi bentuk

kesempatan yang dapat diberikan bagi para pekerja yang habis masa kerjanya

tidak hanya pekerja pada perusahaan namun juga bagi pegawai negeri baik sipil

maupun militer.1 Asuransi memiliki peran penting dalam mendorong

1
Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial Nasional : Sebuah Introduksi, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008, hlm. 14.
5

pembangunan nasional dengan dukungan yang diberikan kepada masyarakat

dalam menghadapi risiko di kemudian hari. Asurani memberikan jaminan untuk

menghindari risiko, jaminan atas ketidakpastian suatu keadaan yang akan

dihadapi setiap orang merupakan suatu hal yang penting dalam mengantisipasi

timbulnya risiko yang akan dihadapi. Jaminan atas ketidakpastian suatu keadaan

yang akan dihadapi setiap orang merupakan suatu hal yang penting dalam

mengantisipasi timbulnya risiko yang akan dihadapi.2

PT Asuransi Jiwasraya (Persero) (untuk selanjutnya disebut Jiwasraya)

merupakan salah satu perusahaan asuransi milik pemerintah yang memberikan

layanan asuransi kepada masyarakat umum salah satunya adalah Jaminan Hari

Tua. Jaminan Hari Tua berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun

2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua yang selanjutnya

disingkat JHT adalah manfaat uang tunai yang dibayarkan sekaligus pada saat

peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia atau mengalami cacat total

tetap. Perusahaan asuransi tidak selalu berjalan dengan mulus. Perusahaan dapat

saja mengalami kondisi gagal bayar bahkan hingga dinyatakan pailit apabila

manajemen perusahaan asuransi tidak menjalankan roda perusahaan dengan

baik. Dengan adanya kerugian yang diderita oleh konsumen jasa asuransi, maka

konsumen tersebut berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum.

2
Eprints.umm.ac.id, https://eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB%202.pdf (Jurnal
Muhammadiyah Malang), diakses pada 28 Juni 2023
6

Perlindungan hukum atau perlindungan konsumen diatur dalam Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Undang-

Undang Perlindungan Konsumen mengatur hak dan kewajiban pelaku usaha,

hak dan kewajiban konsumen hingga sanksi yang dapat dikenakan pada pelaku

usaha dan konsumen itu sendiri. Penelitian ini akan melakukan analisa terkait

kondisi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Berdasarkan data Pusat Penelitian

Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI)

menyebutkan bahwa Jiwasraya mengalami gagal bayar klaim nasabah JS Saving

Plan sebesar Rp 802 miliar pada Oktober 2018 dan mencapai Rp. 12,4 triliun

per Desember 2019.

Kegagalan bayar tersebut disebabkan akibat adanya kesalahan

manajemen dalam menjalankan fungsi bisnis perusahaan. Hasil audit BPK pada

tahun 2015 menunjukkan adanya penyalahgunaan wewenang dan laporan asset

investasi keuangan yang melebihi realita serta kewajiban di bawah realita.

Selama 2008 hingga 2018 Jiwasraya banyak melakukan investasi pada high risk

assets untuk mendapatkan high return namun mengalami kerugian. Jiwasraya

tidak memiliki backup assets yang cukup untuk memenuhi kewajiban dimana

kecukupan investasi pada tahun 2017 hanya mencapai 28%. Atas kondisi

kegagalan bayar Jiwasraya terhadap polis asuransi para nasabah mengakibatkan

adanya kerugian yang diderita konsumen jasa asuransi.


7

Oleh karena itu, perlindungan hukum seharusnya diberikan kepada

Tertanggung dengan segala kewajiban yang dimiliki oleh perushaan asuransi

Jiwasraya. Berdasarkan Uraian Latar Belakang di atas, penyusun dalam hal ini

tertarik untuk mengangkat judul Skripsi dengan judul : “PERLINDUNGAN

HUKUM BAGI TERTANGGUNG TERHADAP PAILITNYA

PERUSAHAN ASURANSI (STUDI KASUS PT. ASURANSI

JIWASRAYA)”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penyusurn paparkan di atas, maka

rumusan masalah yang akan dibahas oleh penyusun sebagai berikut:

1. Bagaimana perlindungan hukum bagi tertanggung terhadap pailitnya

perusahaan asuransi?

2. Bagaimana akibat hukum yang timbul akibat pailitnya perusahaan asuransi?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahn seperti yang diuraikan di atas,

penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

a. Untuk menganalisis perlindungan hukum bagi nasabah atau pemegang

polis (tertanggung) terhadap perusahaan asuransi yang pailit.

b. Untuk menganalisis akibat hukum yang timbul bagi perusahaan apabila

perusahaan asuransi dinyatakan pailit


8

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini bertujuan sebagai sumbangan pemikiran

dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan hukum pada khussunya,

terutama hukum bisnis.

b. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini berguna untuk memperluas wawasan dan

pengetahuan bagi penulis tentang konsep perlindungan tertanggung atas

pailitnya perusahaan asurnsi dan sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Mataram

Bagian Hukum Bisnis.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

dalam pembahasan dan berdasarkan uraian di atas dan disesuaikan dengan

permasalahn maka ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi perlindaungan

hukum bagi tertanggung terhadap pailitnya perusahaan asuransi studi putusan

Mahkamah Agung No. 408 K/Pdt.sus-pailit/2015.


9

F. Orisinalitas Penelitian

No. Judul Penulis Persamaan Perbedaan


Pada penelitian ini
Perlindungan Adapun membahas terkait dengan
Hukum Bagi persamaan perlindungan hukum
Tertanggung penelitian ini kepada tertanggung secara
dalam Hal dengan penyusun khusus pada pembelian
Terjadinya adalah sama- produk asuransi Diamond
Penyalahgunaa Ficri sama membahas Vista oleh perusahaan
1 n Premi Oleh Fauzi terkait dengan asuransi PT. Bakrie Life.
Penanggung Alaibi perlindungan Sedangkan, penelitian yang
Produk hukum kepada penyusun lakukan
Diamond Vista tertanggung membahas secara umum
(Studi Kasus perusahaan terkait dengan
PT. Bakrie asuransi gagal perlindungan hukum pada
Life).3 bayar. pembeli polis perusahaan
asuransi gagal bayar.

Pada penelitian ini


membahas terkait dengan
Kepailitan Adapun upaya hukum yang dapat
Perusahaan persamaan dilakukan oleh pemegang
Asuransi penelitian ini polis asuransi terhadap
BUMN yang dengan penyusun gagal bayarnya perusahaan
Abdul
Gagal Bayar adalah sama- asuransi. Sedangkan,
2 Wahid
Terhadap sama membahas penelitian yang penyusun
Rizky
Pemegang Polis terkait dengan lakukan membahas tentang
(Studi Kasus : perusahaan secara umum terkait
Gagal Bayar asuransi yang dengan perlindungan
PT. Jiwasraya)4 gagal bayar. hukum pada pembeli polis
perusahaan asuransi gagal
bayar.

3
Ficri Fauzi Alaibi, Perlindungan Hukum Bagi Tertanggung dalam Hal Terjadinya
Penyalahgunaan Premi Oleh Penanggung Produk Diamond Vista (Studi Kasus PT. Bakrie Life),
Skripsi Universitas Islam Indonesia.
4
Abdul Wahid Rizky, Kepailitan Perusahaan Asuransi BUMN yang Gagal Bayar Terhadap
Pemegang Polis (Studi Kasus : Gagal Bayar PT. Jiwasraya), Skripsi Universitas Airlangga.
10

Pada penelitian ini


Perlindungan
membahas terkait dengan
Hukum Adapun
kedudukan nasabah dalam
Nasabah persamaan
mengalami kegagalan
Asuransi penelitian ini
Yulitani pembayar klaim asuransi
Sebagai dengan penyusun
a jiwa. Sedangkan, penelitian
3 Konsumen Atas adalah sama-
Laksmit yang penyusun lakukan
Kegagalan sama membahas
a Zahra membahas tentang secara
Pembayaran terkait dengan
umum terkait dengan
Klaim Oleh perlindungan
perlindungan hukum pada
Perusahaan konsumen.
pembeli polis perusahaan
Asuransi.5
asuransi gagal bayar.

G. Tinjauan Pustaka/Kerangka Teoritis dan Konseptual

1. Kerangka Teoritik

a) Pengertian Asuransi

Asuransi berasal dari Bahasa Belanda yaitu “verzekering” yang berarti

pertanggungan, dimana menurut sudut pandang ekonomi dan hukum

asuransi diartikan sebagai wujud manajemen risiko utama yang digunakan

untuk menghindari kemungkinan yang belum tentu terjadi. Istilah

asuransi, menurut pengertian riilnya, adalah iuran Bersama untuk

meringkankan beban individu, apabila beban tersebut menimpanya.6

Menurut M. Nur Rianto (2012) asuransi merupakan sebuah mekanisme

perlindungan terhadap pihak tertanggung apabila mengalami resiko di

5
Yulitania Laksmita Zahra, Perlindungan Hukum Nasabah Asuransi Sebagai Konsumen
Atas Kegagalan Pembayaran Klaim Oleh Perusahaan Asuransi, Skripsi Universitas Airlangga.
6
Muhaimin, Hukum Asuransi, Pustaka Bangsa, Mataram, 2016, hlm. 23
11

masa yang akan datang dimana pihak tertanggung akan membayar premi

guna mendapatkan ganti rugi dari pihak penannggung. 7

Definisi asruansi diatur dalam Pasal 245 KUHD yang menyatakan

bahwa asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung

mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk

memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan

atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan

dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertantu.

Pengertian asuransi juga diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransi yang berbunyi:

“asuransi merupakan perjanjian di antara dua pihak, yaitu perusahaan


asuransi dengan pemegang polis, yang menjadi dasar atau acuan bagi
penerimaan premi oleh perusahaan asuransi dengan imbalan untuk:
2. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis
karena kerugian yang dideritanya, kerusakan, biaya yang timbul,
kehilangan keuntungan maupun tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau
3. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya
tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau
didasarkan pada hasil pengelolaan dana.”

Dalam perspektif hukum, Asuransi adalah suatu kontrak pertanggungan

risiko, antara pihak tertanggung dan penanggung. Penanggung memiliki

7
Ekuitas.ac.id,http://repository.ekuitas.ac.id/bitstream/handle/123456789/145/BAB%202.pdf
?sequence=7&isAllowed=y#:~:text=Menurut%20M.%20Nur%20Rianto%20(2012,ganti%20rugi%20
dari%20pihak%20penanggung, hlm. 10, (Jurnal Sekolah Tinggi Ekonomi Ekuitas), diakses pada 3 Juli
2023
12

kewajiban untuk membayar ganti rugi atau memberikan santunan yang

disebabkan oleh resiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung.

Adapun kewajiban penaggung tertanggung adalah membayar premi secara

berkala kepada penanggung.8

b) Pengertian Perusahaan Asuransi

Secara sederhana perusahaan asuransi dapat diartikan dengan sebuah

perusahaan yang menjual produk asuransi untuk membantu orang

menghindari risiko yang terjadi.

Perusahaan asurnasi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun

2008 adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha di bidang asuransi

kerugian dan jiwa. 9

Menurut Pasal 1 ayat (15) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014

tentang Perasuransian, perusahaan asuransi adalah perusahaan asuransi

umum dan perusahaan asuransi jiwa. Sedangkan Usaha Perasuransian

dalam Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang

Perasuransian adalah segala usaha menyangut jasa pertanggungan atau

pengelolaan risiko, produk asuransi atau produk asuransi syariah,

8
Muhammad Khoirul Huda, Prinsip Itikad Baik Dalam Perjanjain Asuransi Jiwa, FH UII
Press, Yogyakarta, 2016, hlm. 61.
9
Suhartantowi Lauw, Perushaan Asuransi-Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Prinsip Kerja,
rey.id, diakses pada 3 Juli 2023
13

konsultasi dan keperantaraan asuransi, asuransi syariah, reasuransi, atau

reasuransi syariah, atau penliaian kerugian asuransi atau asuransi syariah.

c) Pengertian Polis

Polis adalah perjanjian asuransi atau dengan nama apapun serta

dokumen lain yang merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dengan

perjanjian asuransi, termasuk tanda bukti kepesertaan asuransi bagi

pertanggungan kumpulan, antara pihak penanggung dan pihak pemegang

polis atau tertanggung.10 Pemegang polis adalah pihak yang mengikatkan

diri berdasarkan perjanjian dengan perusahaan asuransi untuk

mendapatkan suatu bentuk perlindungan atau pengelolaan atas risiko bagi

dirinya yang tertanggung. Tertanggung adalah pihak yang menghadapi

peralihan risiko sebagaimana diatur dalam perjanjian asuransi.11

Pasal 255 KUHD menyebutkan bahwa asuransi harus dibuat secara

terulis dalam sebuah akta yang disebut polis. Pasal 257 ayat (1) KUHD

menyebutkan bahwa:

“Perjanjian pertanggungan aa seketika setelah diadakan dari hak serta


kewajiban timbal balik dari penanggung dan tertanggung timbul sejak saat
itu bahkan sebelum polis ditandatangani”

Polis bukan merupakan syarat esensial dalam perjanjian asuransi,

tetapi hanya berfungsi sebagai alat bukti. Pasal 258 ayat (1) KUHD

10
Departemen Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan ASuransi dan Perusahaan Reasuransi, Kepmen Keuangan No. 422/KMK.05/2003
11
Mulhadi, Dasar-Dasar Hukum Asuransi, PT. Raja Grafindo Persada, Depok, 2017, hlm. 1.
14

menjelaskan bahwa untuk membuktikan hal ditutupnya perjanjian

asuransi, diperlukan pembuktian dengan tulisan (polis), namun demikian

lain-lain alat pembuktian dipergunakan juga, manakala sudah ada suatu

permulaan pembuktian dengan tulisan.

d) Pengertian Perlindungan Konsumen

Konsumen dianggap sebagai pengguna terakhir atas sebuah produk

yang diberikan kepada mereka oleh pemilik produk, yaitu setiap orang

yang mendapatkan barang untuk dipakai dan tidak untuk diperdagangkan

atau diperjualbelikan lagi. Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyebutkan bahwa:

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang


tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”.

Semua orang merupakan konsumen dikarenakan setiap orang

memiliki kebutuhan dalam pemenuhan barang dan jasa dalam rangka

mempertahankan kelangsungan hidupnya baik untuk diri sendiri maupun

keluarganya.12

Perlindungan konsumen merupakan suatu bentuk perlindungan yang

diberikan kepada konsumen melalui suatu hukum yang mengatur dalam

rangka usaha memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang bersifat

12
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2015, hlm. 14.
15

merugikan konsumen dan akan selalu berkaitan dengan pemenuhan serta

pemberian jaminan atau kepastian atas adanya hubungan antara pemberi

dan penerima dalam rangka memenuhi hak-hak konsumen.

e) Asas-Asas Perlindungan Konsumen

Pasal 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen menyebutkan

bahwa perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai wujud upaya

bersama seluruh pihak dengan dilandasi asas-asas sebagai berikut:

1. Asas Manfaat

Asas manfaat bertujuan diharapkan agar dalam terwujudnya suatu

pemenuhan hak atas konsumen, perlindungan konsumen harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan

pelaku usaha secara keseluruhan.

2. Asas Keadilan

Asas Keadilan bertujuan untuk memaksimalkan partisipasi seluruh

rakyat dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku

usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya

secara adil.

3. Asas Keseimbangan

Asas Keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan

antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti

materiil dan spiritual.


16

4. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen

Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen bertujuan untuk

memberikan kepastian atas adanya jaminan keamanan dan keselamatan

bagi konsumen dalam menerima hak-hak atas penggunaan, pemakaian

hingga pemanfaatan barang dan atau jasa yang digunakan.

5. Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum bertujuan untuk memberikan kepastian bagi para

pihak. Selain itu juga diharapkan asas kepastian hukum dapat mentaati

hukum dan memperoleh keadilan dalam menyelenggarakan

perlindungan konsumen, serta Negara menjamin kepastian hukum.

f) Pengertian Kepailitan

Pailit dapat diartikan sebagai suatu keadaan debitor dalam keadaaan

berhenti membayar utang karena tidak mampu.13 Pailit dalam Bahasa

Belanda adalah “Faillet”. Kepailitan sendiri dalam KBBi dijelaskan

sebagai keadaan atau kondisi seseorang atau badan hukum yang tidak

mampu lagi membayar kewajibannya (dalam hal utang-utangnya) kepada

di piutang.14

Menurut H. Hadi Shubhan, pailit merupakan suatu keadaan dimana

debitur tidak mampu melakukan pembayaran-pembayaran tehradap utan

13
Yuhelson, Hukum Kepailitan di Indonesia, Ideas Publishing, Gorontalo, 2019, hlm. 11
14
Opcit, hlm. 12
17

pihak kreditor. Keadaan tidak mampu membayar ini disebabkan karena

kondisi keuangan debitur (financial distress) dan usaha debitur yang

mengalami kemunduran,15

Sedangkan, definisi kepailitan menuru Pasal 1 ayat (1) Undang-

Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Nomor

37 Tahun 2004:

“Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang
pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah
pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini” 16

g) Tujuan Kepailitan

Tujuan utama kepailitan adalah untuk melakukan pembagian antara

para kreditor atas kekayaan debitur oleh kurator17

Tujuan dari Undang-Undang kepailitan adlaah untuk meningkatkan

upaya pengembalian kekayaan, memberikan perlakukan baik yang

seimbang antara kreditor dan yang dapat diperkirakan sebelumnya kepada

kreditor serta memberikan kesempatan yang praktir untuk reorganisasi

15
M.Hadi Shubhan, “Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma, dan Praktik Peradilan”, Kencana,
Jakarta, 2008, hlm.1.
16
Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang, (LNRI No. 131 Tahun 2004, TLN No. 4443)
17
Syarafina Shadrin, Tanggung Jawab Hukum PT. Asuransi Jiwasraya Terhadap Pemegang
Polis Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransianz, (Skripsi
Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri Jakarta), 2020, hlm. 16.
18

perusahaan yang masih dapat ditolong, pelayan bagi kepentingan sosial,

untuk memenuhi baik kepentingan curator, maupun debitur dan lain-lain.18

2. Kerangka Konseptual

Pada ulasan ini, peneliti menggunakan beberapa konsep mengenai istilah

yang hendak digunakan pada penelitian, di antaranya yaitu:

a. PT. Asuransi Jiwasraya

PT. Asuransi Jiwasraya merupakan perusahaan asuransi yang mana

perusahaan tersebut didirikan berbentuk Perseroan Terbatas sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Kepengurusan perusahaan tersebut terdiri dari Direktur Utama yang

dijabat oleh Hexana Tri Sasongko (periode 2018- sekarang), Dasuki Amsir

selaku Komisaris Utama (periode 2020), dan pemegang saham yaitu

Pemerintah atau biasa disebut dengan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN). Dalam penelitian ini PT. Asuransi Jiwasraya merupakan pihak

penanggung yang wajib untuk memenuhi klaim dari para pemegang polis.

b. Perlindungan Konsumen

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perindungan

Konsumen, Pelrindungan Konsumen adalah suatu bentuk perlindungan

yang diberikan kepada konsumen melalui suatu hukum yang mngatur

dalam rangka usaha memenuhi kebutuhannya dari hal-hal yang bersifat

18
Shadrin, Loc.Cit.,
19

merugikan konsumen dan akan selalu berkaitan dengan pemenuhan serta

pemberikan jaminan atau kepastian adanya hubungan antara pemberi dan

penerima dalam rangka memenuhi hak-hak konsumen.

c. Kepailitan

Kepailitan merupakan suatu kondisi dimana debitur dinyatakan tidak

dapat membayar utangnya maka akan disebut pailit oleh Pengadilan. Dan

menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, kepailitan adalah sita umum

atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya

dilakukan oleh kurator di bawah pengaasan hakim pengawas.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif.

Metode penelitian hukum ini juga dapat disebut Dogmatik Hukun. Pada

penelitian hukum jenis ini, acapkali hukum dikonsepkan sebagai apa yang

tertulis dalam peraturan perundang-undangan (law in book) atau hukum

dikonsepkan sebagai suatu kaidah atau norma yang merupakan partokan

berperilaku manusia yang dianggap pantas.19

2. Metode Pendekatan Penelitian

19
Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum, cet. 11, Rajawali
Pers, Depok, 2019, hlm. 19.
20

Sesuai penelitian ini adalah penelitian Normatif, yaitu penelitian

hukum yang mengatakan bahwa huikum sering kali dikonsepkan sebagai apa

yang tertulis yang dilakukan secara langsung di lapangan. Maka dari itu,

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Pendekatan Perundang-Undangan (Statute Approach)

Pendekatan yang dilakukan dengan mengkaji Peraturan Perundang-

Undangan yang ada kaitannya dengan substansi permasalahan yang akan

diteliti yaitu peraturan perundang-undangan yang mnegatur mengenai

perlindungan hukum khususnya terhadap nasabah asuransi.

b. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach)

Pendekatan yang dilakukan dengan menelaah atau berpedoman pada

literatur-literatur dan pendapat para ahli yang berhubungan dengan

permasalahan yang akan dibahas.

3. Jenis Data/Bahan Hukum

Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data

Kepustakaan yang terdiri dari:

a. Bahan Hukum Primer

1) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.
21

4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.

5) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang dapat memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti buku-buku, skripsi, tesis,

disertasi hukum, jurnal hukum, pendapat dari para ahli, komentar-

komentar atas putusan hakim, internet, dan lain-lain.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum terseir adalah bahan hukum yang dapat menjelaskan bahan

hkum primer maupun bahan hukum sekunder, yang berupa kamus hukum

dan ensiklopedia.

4. Teknik Memperoleh Bahan Hukum

Untuk mendapatkan bahan hukum dalam penelitian ini, penyusun

menggunakan teknik sebagai berikut: Data Kepustakaan, yaitu sumber

Pustaka maksudnya adalah sumber yang diperoleh dari buku dan media cetak

lainnya. Untuk mendapatkan bahan penelitian dari sumber ini harus melalui

proses membaca kritis.20

20
Muhammad Subhan, Teknik Penyusunan Karya Ilmiah Resume,
Muhammadsubhan.blogspot.com, diakses pada 10 Juni 2023
22

5. Analisis Bahan Hukum

Dari bahan hukum yang telah disebutkan di atas, baik bahan hukum

primer, sekunder maupun tersier diklasifikasikan terlebih dahulu sesuai

permasalahan hukum yang dibahas. Analisis bahan hukum dilakukan sebagai

kegiatan memberikan telaahan yang dapat berarti menentang, mengkritik,

mendukung, nemambah, atau memberikan komentar dan kemudian

membuatu suatu kesimpulan tehradap hasil penelitian dengan pikiran sendiri

dengan bantuan teori yang telah digunakan.21

6. Penyimpulan

Gagal bayar yang dilakukan oleh PT. Asuransi Jiwasraya merupakan

bentuk wanprestasi terhadap kewajibannya terhadap nasabahnya. Gagal

bayar ini timbul karena pailitnya perusahaan asuransi Jiwasraya, hal ini

termasuk pelanggaran dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Pasal 31

ayat (3) yang menejlaskan bahwa perusahaan asuransi wajib menangani

klaim dan keluhan melalui proses yang cepat, sederhana, mudah diakses, dan

adil. Hal ini merugikan nasabah dari Jiwasraya Saving Plan, yang dimana

patut mendapatkan perlindungan konsumen, sesuai dengan aturan yang

berlaku menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999. Perlindungan yang

21
Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, UPT. Mataram University Press, Mataram, 2020,
hlm.71
23

didapatkan oleh konsumen Jiwsraya merupakan bentuk dari terwujudnya

kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,

I. Jadwal Penelitian

No. Waktu (Bulan) 2022


Uraian
Kegiatan Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan

2. Pengumpul
an Bahan
Hukum
3. Penyusuna
n Proposal
4. Bimbingan
Proposal
5. Ujian
Proposal
6. Revisi
Hasil Ujian
Proposal
7. Pelaksanaa
n Penelitian
8. Penyusuna
n Hasil
Penelitian
9. Bimbingan
Hasil
Penelitian
10. Seminar
Hasil
Penelitian
11. Revisi
Hasil
Penelitian
12. Yudisium
24

J. Daftar Pustaka

1. Buku

Asikin, Zainal dan Amiruddin. (2019). Pengantar Metode Penelitian Hukum,

cet. 11. Depok: PT. Rajawali Pers.

Huda, Muhammad Khoirul. (2016). Prinsip Itikad Baik Dalam Perjanjian

Asuransi Jiwa. Yogyakarta: FH UII Press.

Muhaimin. (2016). Hukum Asuransi. Mataram: Pustaka Bangsa.

Muhaimin. (2020). Metode Penelitian Hukum. Mataram: UPT. Mataram

University Press.

Mulhadi. (2017). Dasar-Dasar Hukum Asuransi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Shubhan, M. H. (2008). “Hukum Kepailitan, Prinsip, Norma, dan Praktik

Peradilan”. Jakarta:Kencana.

Sidabalok, J. (2015). Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia .

Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Sulastomo. (2008). Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Yuhelson. (2019). Hukum Kepailitan di Indonesia. Gorontalo: Ideas

Publisihing.

2. Peraturan Perundang-Undangan
25

Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Indonesia, Undang-Undang Nomot 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, (LNRI No. 22 Tahun 1999 TLN No. 3821)

Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional, (LNRI No. 150 Tahun 2004 TLN No. 4456)

Indonesia, Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, (LNRI No. 131

Tahun 2004 TLN No. 4443).

Departemen Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan tentang

Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan

Perusahaan Reasuransi, Kepmen Keuangan No.

422/KMK.05/2003

3. Jurnal dan Karya Tulis Ilmiah Lainnya

Alaibi, Ficri Fauzi, Perlindungan Hukum Bagi Tertanggung dalam Hal

Terjadinya Penyalahgunaan Premi Oleh Penanggung Produk

Diamond Vista (Studi Kasus PT. Bakrie Life), (kripsi Universitas

Islam Indonesia), Yogyakarta, 2017

Rizky, Abdul Wahid, Kepailitan Perusahaan Asuransi BUMN yang Gagal

Bayar Terhadap Pemegang Polis (Studi Kasus : Gagal Bayar PT.

Jiwasraya), (Skripsi Universitas Airlangga), Surabaya, 2020.


26

Shadrin, S. 2020. Tanggung Jawab Hukum PT. Asuransi Jiwasraya

Tehadap Pemegang Polis Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. (Skripsi Universitas Islam

Negeri Jakarta). Jakarta

Zahra, Yulitania Laksmita, Perlindungan Hukum Nasabah Asuransi

Sebagai Konsumen Atas Kegagalan Pembayaran Klaim Oleh

Perusahaan Asuransi, (Skripsi Universitas Airlangga), Surabaya,

2015

4. Web Site

Lauw, Suhartantowi, Perusahaan Asuransi-Pengertian, Fungsi, Jenis, dan

Prinsip Kerja, rey.id, diakses pada 3 Juli 2023

Muhammad Subhan. Teknik Penyusunan Karya Ilmiah Resume.

muhammadsubhan.blogspot.com. diakses pada 10 Juni 2023

https://eprints.umm.ac.id/51919/39/BAB%202.pdf . eprints.umm.ac.id.

diakses pada 28 Juni 2023

http://repository.ekuitas.ac.id/bitstream/handle/123456789/145/BAB%202.

pdf?sequence=7&isAllowed=y#:~:text=Menurut%20M.%20Nur

%20Rianto%20(2012,ganti%20rugi%20dari%20pihak%20penang

gung. Ekuitas.ac.id diakses pada 3 Juli 2023\


27

K. Kerangka Skripsi

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh, maka kami akan

menguraikan secara garis besar mengenai laporan penelitian ini dalam

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I :

Dalam bagian ini kami akan menguraikan mengenai Latar Belakang masalah

yaitu tentang hal-hal yang menjadi latar belakang kami melakukan Penelitian ini

yang di dalamnya juga tersirat tentang alasan pemilihan judul; Perumusan

Masalah yang diperlukan untuk mempertegas lingkup penelitian terdiri dari

beberapa pertanyaan yang akan terjawab nantinya melalui penelitian secara

konkret; Tujuan Penelitian yang terdiri dari tujuan objektif dan tujuan subjektif

dari penelitian ini; Manfaat Penelitian yang menjelaskan tentang manfaat dari

penulisan yang penulis susun; Metode Penelitian yang menjelaskan mengenai

cara kami mencari data untuk melakukan penelitian ini, termasuk tentang jenis

penelitiannya; dan Sistematika Skripsi yang menjelaskan tentang bagian-bagian

dari hasil penelitian ini secara garis besar.

BAB II :

Berisi Tinjauan Pustaka mengenai apa yang dimaksud dengan Asuransi,

Nasabah Asuransi, Prinsip dan Asas Hukum Perlindungan Pemegang Polis, dan

penjelasan mengenai penyelenggaraan Jaminan Hari Tua di PT Asuransi

Jiwasraya (Persero).
28

BAB III:

Bab ini menguraikan tentang Metode Penelitian yang terdiri dari jenis penelitian,

metode pendekatan penelitian, sumber dan jenis bahan hukum, Teknik

memperoleh bahan hukum, dan analisis bahan hukum.

BAB IV:

Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang berkaitan dengan

Tanggung Jawab Hukum PT Asuransi Jiwasraya (Persero) terhadap pemegang

polis tunjangan dan jaminan hari tua di PT Sucofindo (Persero) serta

penyelesaian atas kondisi gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

BAB V :

Berisi Penutup yang terdiri dari kesimpulan sebagai jawaban dari perumusan

masalah dalam penelitian ini yang dikaitkan dengan hasil analisis dalam

penelitian, termasuk pula uraian saran- saran yang merupakan masukan

pemikirian dari kami yang diharapkan dapat memberi manfaat praktis.


29

Anda mungkin juga menyukai