Anda di halaman 1dari 10

PERAWATAN GAS TURBIN HITACHI H25 PADA

COMBUSTION INSPECTION BERDASARKAN TIME BASE


MAINTENANCE DI PETROCHINA INTERNATIONAL
JABUNG LTD
1. Latar Belakang
Turbin gas adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari
arus gas pembakaran. Di dalam turbin gas energi kinetik dikonversikan
menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar roda turbin

sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri
dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas. Ciri - ciri
utama turbin gas adalah kompak, ringan, dan mampu menghasilkan daya tinggi
serta bebas getaran. Dengan demikian mudah pemasangannya tanpa ada
pondasi yang kuat.
Berbeda dengan motor bakar torak pada turbin gas tidak terdapat bagian
bergerak translasi sehingga turbin gas dikatakan bebas getaran, di samping itu
proses kompresi, pembakaran, dan ekspansi terjadi secara terpisah, masingmasing di dalam kompressor, ruang bakar dan turbin. Turbin menghasilkan
daya untuk dapat menggerakan kompressornya sendiri, sisanya untuk
menggerakan beban disebut daya poros. Apabila daya turbin digunakan untuk
menggerakan kompressornya sendiri, maka pasangan kompressor, ruang bakar
dan turbin tersebut hanya berfungsi menghasilkan gas panas.
Turbin gas memerlukan udara untuk pembakaran dimana gas panas
yang dihasilkan berfungsi sebagai fluida kerja. Di bandingkan motor bakar
torak, udara yang diperlukan turbin gas relatif lebih banyak, yaitu 3 sampai
lebih 10 kali lebih besar. Hal ini di sebabkan karena poros pembakaran di ruang
bakar belangsung kontinue pada tekanan konstan sehingga temperature gas
(pembakaran) maksimum masuk ke turbin harus di batasi. Sesuai dengan
kekuatan material yang digunakan, dan umur pakai yang direncanakan.
Aplikasi pada gas turbin generator di perlukan perawatan yang sangat
efektif untuk menjaga kelangsungan kerja gas turbin tersebut, jika gas turbin
tersebut

mengalami

kerusakan

karena

tidak

dilakukanya

time

base

maintenance kusus gas turbin maka perusahaan akan mengalami kerugian yang
sangat besar yang di sebabkan kerusakan tesebut karena turbin adalah power
atau mesin utama untuk proses produksi. Apabila di aplikasikanya program ini
sehingga dapat dicegah kerusakan yang terjadi secara tiba tiba.
2. Tinjauan Teori
2.1 Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara
(inlet). Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan

udara tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian


udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar
dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara
bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung
dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar
hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut di
alirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan
oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri
dan memutar beban lainnya seperti generator listrik. Setelah melewati
turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang
(exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas
adalah sebagai berikut:

Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan


Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang

bakar dengan udara kemudian di bakar.


Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke

luar melalui nozel (nozzle).


Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.

Gambar 2.1 komponen utama gas turbin

2.2 Metode Perawatan Time Base Maintenance (TBM)


Pemeliharaan gas turbin yang di rekomendasikan dari pembuat gas
turbin generator adalah CI-HGPI-CI-MI(HGPI-CI) kembali lagi ke CIHGPI-CI-MI(HGPI-CI) terus berulang dengan menggunakan acuan jam

kerja. Akan tetapi sebaiknya sebelum dilakakukanya setiap inspeksi


tersebut perlu di lakukanya BI (Borosecope Inspeksi) yang secara rutin di
lakukan setiap 6.000 jam kerja di karenakan untuk memonitor atau
memantau ada tidaknya kerusakan turbin secara tiba tiba. Dari rangkaian
pemelihaaran gas turbin di atas di sebut juga metode TBM, maka akan
sangat sesuai bila di aplikasikan di Petrochina, karena sudah ada dasarnya
2.3 Jenis-Jenis perawatan gas turbin
A. Combustion Inspection( Pemeriksaan ruang pembakaran)
Combustion Inspection merupakan shut down jangka pendek
yang dibutuhkan untuk memeriksa nozzle tingkat pertama, combustion
liner, transition piece dan cross fire tube. Komponen-komponen ini
membutuhkan pemeriksaan secara berkala, karena kerja yang dilakukan
oleh turbin gas bekerja terus menerus, sehingga sistem pembakaran
yang buruk akan menyebabkan pendeknya umur dari komponenkomponen tersebut terutama bagian hilir seperti nozzle dan bucket
turbin. Perawatan yang dilakukan pada waktu combustion inspection
adalah pemeriksaan pada bagian ruang bakar.

B. Hot gas path inspection(inspeksi jalur gas panas)


Pemeriksaan pada daerah panas termasuk dalam combustion
inspection, hanya saja dalam pemerikasaan ini dilakukan lebih
terperinci lagi mulai dari nozzle hingga bucket turbin.
C. Major Inspection (MI)
Adapun pemeriksaan pada seluruh bahagian utama turbin
secara garis besar pemeriksaan ini dilakukan pada bagian-bagian :
1. Air Inlet Section
2. Combustion Section
3. Compressor Section
4. Turbine Section
5. Exhaust Section

Metode perawatan yang di pakai untuk memeriksa komponen


saat di lakukan perawatan adalah non destructive test.
3. Prosedur
3.1 Diagram alir

Gambar 3.1 Diagram Alir

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Dalam

penelitian

ini,

mengambil

lokasi

penelitian

di

PT.PETROCHINA INTERNATIONAL JABUNG LTD di Jambi.


Adapun beberapa pertimbangan peneliti sehingga memilih lokasi tersebut:
1. Data yang diperlukan memadai.
2. Lokasi penelitian memberikan keterangan yang lengkap tentang objek
penelitian yang diteliti.
3.3 Bagian bagian pelaksanaan ispeksi
Untuk melakukan inspeksi harus dilakukan pembagian area
inspeksi berdasarkan jam kerjanya, maka pada gas turbin hanya di bagi
menjadi 3 bagian yaitu CI, HGPI, MI. Dari tiga bagian tersebut di lakukan

atas rekomendasi pembuat atau pabrikan gas turbin generator yaitu


Hitachi.

Gambar 3.2 Bagian bagian turbin yang akan di lakukanya TBM berdasarkan jam kerja

Untuk bagian 1 adalah CI (perawatan di area combustion saja),


bagian yang ke 2 adalah HGPI (perawatan semua yang di lalui jalur panas
atau pembakaran termasuk area CI ) jadi artinya CI adalah bagian dari
HGPI. Untuk bagian ke 3 adalah MI (perawatan utama gas turbin, yaitu
memeriksa semua bagian gas turbin) atau semua yang dilakukan pada saat
CI dan HGPI juga dilakukan pada saat MI.
4. Hasil dan Pembahasan
Boroscope Inspection dapat di lakukan pada saat turbin sudah posisi
mati atau tidak bekerja. Berikut ini adalah area atau posisi lubang yang bisa di
akses untuk melakukan boroscope inspection, ada empat bagian dan satu
lubang utama di sertai sudut yang bisa dilakukan pada saat Boroscope
Inspection, sehingga dapat menghasilkan gambar yang dapat dilihat setelah
proses boroscope selesai, untuk gambar dapat di lihat pada bagian lampiran
dimana area atau posisi tempat lubang boroscope.
Hasil dari Boroscope Inspection yang di lakukan di dapat data bahwa
turbin pada bagian combustornya telah mengalami kerusakan dan retak
sehingga harus di lakukan Combustion Inspection segera karena turbin ini
belum pernah di lakukan Combustion Inspection padahal jam kerjanya sudah
mencapai 39.000 jam aktual yang seharusnya dilakukan pada 16.000 jam.
Combustion inspection dapat di lakukan setelah turbin dalam keadaan
mati, dan setelah ada proses LOTO (penghanbat dan kode bahwa mesin dalam
perbaikan) dan blind (pemutus / penghalang pada semua saluran masuk dan

buang pada gas turbin, sesuai ketentuan. Setelah itu perlu ada ijin kerja kepada
area wewenang bahwa akan melakukan pekerjaan tersebut.
Setelah semua terpenuhi baru dilaksanakanya tahap tahap Combustion
Inspection(terlampir), dan semua part yang telah di buka untuk Combustion
Inspection langsung di pisahkan dan di beri tanda sesuai pada posisinya masing
masing, kemudian bersihkan dari kotoran dan di kumpulkan pada tempat yang
bersih kemudian kumpulkan yang sejenis setelah itu baru bisa di
inspeksi.diantaranya yaitu inspeksi NDT (visual inspeksi berdasarkan dimensi
dan lpt /Liquid penetran test) yang pertama di lakukan adalah inspeksi visual,
semua komponen di inspeksi visual setelah itu di lakukanya inspeksi
menggunakan metode lpt.
4.1 Inspeksi menggunakan metode NDT (inspeksi tidak merusak)
Inspeksi ini meliputi inspeksi LPT (liquid penetran testing), dan
pengecekan dimensi.pada semua bagian perkomponen, yang di periksa
adalah kerusakan, keretakan, ukuran dan bentuk mengunakan cairan
penetran, dan alat ukur.
Komponen yang di inspeksi Tansition piece pada gas turbin ini
berjumlah 10 buah, dan setelah di bersihkan, kemudian di periksa dengan
cairan penetran per bagian pada komponen masing masing di antaranya
pada bagiang pengelasanya, liner, floating seal, body dari transition piece
tersebut:
Pemeriksaan 10 buah transition piece dengan menggunakan cairan
penetran dan di beri kartu tanda posisi masing masing serta
kerusakanya.fuel nozle,retainer,crass fire tube, Combustion Liner, flow
sleeve dan retainer.
Pada gas turbin hitachi h25 Combustion inspection harus di
lakukan tepat waktu sesuia rekomendasi hitachi agar garansi turbinya
berlaku. seandainya tidak tepat jam kerjanya untuk kegiatan inspeksi pihak
perusahaan harus berkomunikasi ke hitachi agar terjadi kesepakatan kapan
turbin bisa di inspeksi tetapi garansinya tetap berlaku.
4.2 Penentuan Waktu Pelaksanaan Combustion Inspection
Pelaksanaan

combustion

inspection

sesuai

rekomendasi

manufakture

di

hitung

berdasarkan

EOH

(equivalent

operating

hours)/setara jam kerja operasi, jadwal inspection gas turbin yang


mendapat rekomendasi dari hitachi berdasarkan EOH
Untuk menghitung jam kerja equivalent operating hours (EOH)
saat di lakukan combustion inspection yang jam kerja aktualnya 39.000
adalah jika dapat:
AH : 39.000 jam
SE : 20 jam
K1 :1.0
K2 : 1.0
K3 : 1.0
K5 : 20 jam X total kejadian start dan trip
Tabel 4.1 Daftar kejadian gtg pada saat start,trip,gagal start sebelum combustion
inspection untuk menghitung EOH.

Fire
start
139

trip

Manualy

Total start dan

14

start
243

trip
396

EOH =( k1*k2*k3*AH) + (k5*SE) * jam


EOH = (1.0 x 1.0 x 1.0 x 39.000) + (20 x 1.0) x 396 x jam
EOH = ( 39000+7920) x jam
EOH = 46.920 jam
Jadi saat dilakukan combustion inspection pada 39.000 jam aktual
sebenarnya gas turbin sudah mencapai 46.920 jam berdasarkan EOHnya.
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
1. Combustion inspection pada gas turbin generator harus di lakukan tepat
waktu supaya kerusakan pada area combustion tidak terjadi, namun ada
di kondisi combution inspection dapat di lakukan melebihi batas yang
di rekomendasikan.
2. Di kondisi aktual combustion inspection di lakukan pada aktual 39.000
jam kerja, yang seharusnya di lakukan pada 16.000 jam kerja
bedasarkan EOH. dengan pertimbangan produksi dan maintenance-

nya.dengan sarat gas turbin harus di monitor setiap saat dan ada turbin
yang standby.
3. Combustion inspection jika tidak di lakukan sesuai rekomendasi dari
pembuat gas turbin, hanya sedikit berpengaruh pada performa gas
turbin itu sendiri, karena rekomendasi pembuat gas turbin itu
berdasarkan kekuatan material yang di pakai pada gas turbin dan harus
ada

tindakan

yang

dilakukan

untuk

mengatasi

keterlambatan

combustion inspection.
5.2 Saran
1. Pelaksanaan combustion inspection sebaiknya di lakukan sesuai
rekomendasi dari pembuat gas turbin itu sendiri karena sudah di hitung
mengenai kekuatan material yang di pakai pada area combustion.
2. Sebelum di lakukan combustion inspection sebaiknya di lakukan
boroscope inspection untuk dapat mengetahui kerusakan yang terjadi
pada gas turbin, supaya kerja mantenancenya lebih efektif dan
perencanaan biaya bisa di rencanakan.

6. Referensi
Arismunandar, Wiranto. 2002. ISBN-979-9299-56-X, Pengantar turbin gas dan
motor porpulsi . Penerbit ITB, Bandung
General Electric Company, 1987,Schenectady,NY. USA, Gas Turbin Manual
Book.
Hitachi Company, Hitachi H25. 2004. Manual Book Gas Turbin.

Maherwan P. Boyce, 2002, Gas Turbine Engineering Hand Book, Gulf


Professional Publishing.
Pusdiklat Migas. 2015. Cepu, Basic Gas Turbin.
Robert F. Hoeft, Schenectady, NY. USA, Heavy Duty Gas Turbine Operating
and Maintenance Consideration.
Yahya, S.M, 2005. Turbines, Compressor, and Fans, 3rd ed, Tata MeCGrawHill Eduction.
http://www.bently.com
Himawan triraharjoblogspot.com2013/03/pengujian tidak merusak.html
http://www.power-hitachi.com
http://www.gepower.com
http://www.turbomachinerymag.com
Id.m.wikipedia.org/wiki/Turbin-gas
www. abreviatiofinder. Org /id /acronym /- Time-Base-maintenance. Html
2015.

Anda mungkin juga menyukai