sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri
dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas. Ciri - ciri
utama turbin gas adalah kompak, ringan, dan mampu menghasilkan daya tinggi
serta bebas getaran. Dengan demikian mudah pemasangannya tanpa ada
pondasi yang kuat.
Berbeda dengan motor bakar torak pada turbin gas tidak terdapat bagian
bergerak translasi sehingga turbin gas dikatakan bebas getaran, di samping itu
proses kompresi, pembakaran, dan ekspansi terjadi secara terpisah, masingmasing di dalam kompressor, ruang bakar dan turbin. Turbin menghasilkan
daya untuk dapat menggerakan kompressornya sendiri, sisanya untuk
menggerakan beban disebut daya poros. Apabila daya turbin digunakan untuk
menggerakan kompressornya sendiri, maka pasangan kompressor, ruang bakar
dan turbin tersebut hanya berfungsi menghasilkan gas panas.
Turbin gas memerlukan udara untuk pembakaran dimana gas panas
yang dihasilkan berfungsi sebagai fluida kerja. Di bandingkan motor bakar
torak, udara yang diperlukan turbin gas relatif lebih banyak, yaitu 3 sampai
lebih 10 kali lebih besar. Hal ini di sebabkan karena poros pembakaran di ruang
bakar belangsung kontinue pada tekanan konstan sehingga temperature gas
(pembakaran) maksimum masuk ke turbin harus di batasi. Sesuai dengan
kekuatan material yang digunakan, dan umur pakai yang direncanakan.
Aplikasi pada gas turbin generator di perlukan perawatan yang sangat
efektif untuk menjaga kelangsungan kerja gas turbin tersebut, jika gas turbin
tersebut
mengalami
kerusakan
karena
tidak
dilakukanya
time
base
maintenance kusus gas turbin maka perusahaan akan mengalami kerugian yang
sangat besar yang di sebabkan kerusakan tesebut karena turbin adalah power
atau mesin utama untuk proses produksi. Apabila di aplikasikanya program ini
sehingga dapat dicegah kerusakan yang terjadi secara tiba tiba.
2. Tinjauan Teori
2.1 Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara
(inlet). Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan
penelitian
ini,
mengambil
lokasi
penelitian
di
Gambar 3.2 Bagian bagian turbin yang akan di lakukanya TBM berdasarkan jam kerja
buang pada gas turbin, sesuai ketentuan. Setelah itu perlu ada ijin kerja kepada
area wewenang bahwa akan melakukan pekerjaan tersebut.
Setelah semua terpenuhi baru dilaksanakanya tahap tahap Combustion
Inspection(terlampir), dan semua part yang telah di buka untuk Combustion
Inspection langsung di pisahkan dan di beri tanda sesuai pada posisinya masing
masing, kemudian bersihkan dari kotoran dan di kumpulkan pada tempat yang
bersih kemudian kumpulkan yang sejenis setelah itu baru bisa di
inspeksi.diantaranya yaitu inspeksi NDT (visual inspeksi berdasarkan dimensi
dan lpt /Liquid penetran test) yang pertama di lakukan adalah inspeksi visual,
semua komponen di inspeksi visual setelah itu di lakukanya inspeksi
menggunakan metode lpt.
4.1 Inspeksi menggunakan metode NDT (inspeksi tidak merusak)
Inspeksi ini meliputi inspeksi LPT (liquid penetran testing), dan
pengecekan dimensi.pada semua bagian perkomponen, yang di periksa
adalah kerusakan, keretakan, ukuran dan bentuk mengunakan cairan
penetran, dan alat ukur.
Komponen yang di inspeksi Tansition piece pada gas turbin ini
berjumlah 10 buah, dan setelah di bersihkan, kemudian di periksa dengan
cairan penetran per bagian pada komponen masing masing di antaranya
pada bagiang pengelasanya, liner, floating seal, body dari transition piece
tersebut:
Pemeriksaan 10 buah transition piece dengan menggunakan cairan
penetran dan di beri kartu tanda posisi masing masing serta
kerusakanya.fuel nozle,retainer,crass fire tube, Combustion Liner, flow
sleeve dan retainer.
Pada gas turbin hitachi h25 Combustion inspection harus di
lakukan tepat waktu sesuia rekomendasi hitachi agar garansi turbinya
berlaku. seandainya tidak tepat jam kerjanya untuk kegiatan inspeksi pihak
perusahaan harus berkomunikasi ke hitachi agar terjadi kesepakatan kapan
turbin bisa di inspeksi tetapi garansinya tetap berlaku.
4.2 Penentuan Waktu Pelaksanaan Combustion Inspection
Pelaksanaan
combustion
inspection
sesuai
rekomendasi
manufakture
di
hitung
berdasarkan
EOH
(equivalent
operating
Fire
start
139
trip
Manualy
14
start
243
trip
396
nya.dengan sarat gas turbin harus di monitor setiap saat dan ada turbin
yang standby.
3. Combustion inspection jika tidak di lakukan sesuai rekomendasi dari
pembuat gas turbin, hanya sedikit berpengaruh pada performa gas
turbin itu sendiri, karena rekomendasi pembuat gas turbin itu
berdasarkan kekuatan material yang di pakai pada gas turbin dan harus
ada
tindakan
yang
dilakukan
untuk
mengatasi
keterlambatan
combustion inspection.
5.2 Saran
1. Pelaksanaan combustion inspection sebaiknya di lakukan sesuai
rekomendasi dari pembuat gas turbin itu sendiri karena sudah di hitung
mengenai kekuatan material yang di pakai pada area combustion.
2. Sebelum di lakukan combustion inspection sebaiknya di lakukan
boroscope inspection untuk dapat mengetahui kerusakan yang terjadi
pada gas turbin, supaya kerja mantenancenya lebih efektif dan
perencanaan biaya bisa di rencanakan.
6. Referensi
Arismunandar, Wiranto. 2002. ISBN-979-9299-56-X, Pengantar turbin gas dan
motor porpulsi . Penerbit ITB, Bandung
General Electric Company, 1987,Schenectady,NY. USA, Gas Turbin Manual
Book.
Hitachi Company, Hitachi H25. 2004. Manual Book Gas Turbin.