Anda di halaman 1dari 3

Definisi

Cedera tulang belakang.


Epidemiologi dan Etiologi
Tidak jarang terjadi sebagai sebagai akibat kecelakaan kerja, seperti jatuh dari ketinggian atau
kecelakaan lalu lintas.
Anatomi
7 ruas tulang servikal (C1-C7)
12 ruas tulang thorakal (T1-T12)
5 ruas tulang lumbal (L1-L5)
5 ruas tulang sakral yang menyatu (S1-S5)
4 ruas tulang ekor
Komplikasi
Bila tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan kematian atau kelumpuhan yang permanen.
Diagnosis
Dari anamnesis bila didapatkan keluhan nyeri leher, nyeri punggung, kelemahan anggota gerak,
perubahan sensitivitas harus dianggap mengalami kerusakan tulang belakang sampai terbukti
sebaliknya.
Selain pemeriksaan fisik neurologik, diagnosis dipastikan dengan foto rontgen AP dan Lateral, bila
perlu CT-Scan dengan atau tanpa bahan kontras. Semua tindakan dikerjakan tanpa mengubah posisi
penderita. Mielografi dapat dilakukan bila pada rongten dan tomografi tidak ditemukan fraktur
namun penderita mengalami gangguan neurologik seperti kelumpuhan. MRI dapat menilai jaringan
lunak seperti medulla spinalis dengan lebih jelas.
Tujuan Tata Laksana :
1. Tercapainya tulang belakang yang stabil serta tidak nyeri
2. Mencegah terjadinya jejas lintang sekunder pada medulla spinalis
Tata laksana:
Fraktur vertebra tanpa gangguan neurologis, stabil atau tidak stabil temporer dilakukan imobilisasi
dengan gips atau alat penguat. Fraktur dengan gangguan neurologic komplet bisa dilakukan
pembedahan terutama untuk stabilisasi patah tulang dan dekompresi medulla spinalis yang tertekan
oleh fragmen fraktur. Dekompresi paling baik dilakukan 6 jam pascatrauma untuk mencegah
kerusakan medulla spinalis secara permanen. Mobilisasi dini dapat mencegah timbulnya penyulit
akibat kelumpuhan, seperti infeksi saluran napas, saluran kencing atau dekubitus.
VERTEBRA SERVIKAL
Patah Tulang Atlas
Mekanisme trauma
Pembebanan aksial, misalnya kejatuhan benda berat di kepala atau jatuh dari ketinggian dengan
kepala lebih dahulu, misalnya anak muda terjun menukik ke sungai yang dangkal. Akibatnya, atlas
patah berkeping keeping dengan dislokasi fragmen ke semua jurusan atau menyebar.
Anamnesis
1. Keluhan nyeri leher bagian atas atau neuralgia oksipitalis dan mungkin tortikolis
2. Kadang merasa tidak dapat mempertahankan kepala dalam posisi tegak atau adanya
perasaan instabilitas sehingga kepala harus ditopang terus menerus dengan kedua tangan

3. Bila ada kelumpuhan, biasanya dalam bentuk pentaplegia yang berakibat fatal sehingga
penderita tidak sempat masuk rumah sakit.
Tata Laksana
Fraktur atlas umumnya sembuh dengan pengobatan konservatif berupa imobilisasi dengan gips
Minerva atau traksi halo selama 3 bulan.
Bila fraktur atlas disertai rupture ligamentum transversum, diperlukan tindakan bedah untuk
stabilisasi posterior dengan memfusikan os. Oksipitale, vertebra C1 dan vertebra C2.
Patah Tulang Odontoid (Os ontodoideum = aksis = os epistrofeum)
Etiologi
1. Kejatuhan benda berat di kepala -> dulu sering.
2. Kecelakaan lalu lintas -> sekarang sering.
Anamnesis
Keluhan nyeri pada setiap gerakan leher serta nyeri pada leher bagian belakang yang dikenal
sebagai neuralgia oksipitoservikal, sehingga, pada setiap pergerakan leher, penderita menggunakan
kedua tangan untuk menyangga kepala.
Pemeriksaan
Karena tidak jarang ditemukan pada trauma kepala, rontgen servikal harus dilakukan pada setiap
penderita trauma kepala, bahkan, bila perlu, lakukan foto vertebra yang lain.
Patologi
Gangguan neurologik timbul akibat terangsangnya saraf oksipital mayor yang menimbulkan
neuralgia oksipitalis berupa rasa tebal atau anastesi pada daerah oksipital.
Komplikasi
Pentaplegia akibat penekanan batang otak oleh odontoid yang tersering berakhir dengan kematian.
Tata Laksana
Terapi konservatif berupa imobilisasi dengan traksi kepala, yang dilanjutkan dengan gips Minerva
selama 2-3 bulan. Tindakan operatif dapat dilakukan dari anterior atau posterior bila terdapat
instabilitas.
Spondilolistesis Aksis Traumatik
Definisi
Antara C2/C3 biasanya patah tulang pada penggantungan hukuman mati yaitu fraktur dislokasi
pedikel vertebra C2 sehingga terdapat sublukasi anterior vertebra C1 dan korpus vertebra C2
terhadap vertebra C3.
Etiologi dan Patologi
Akibat beban gaya aksial pada posisi ekstensi servikal. Gaya ini akan memutus pars interartikularis
tulang odontoid dan ligamentum longitudinal anterior, merobek diskus anterior vertebra C2 dan C3,
serta menimbulkan pelebaran pars interartikularis antara C2 dan C3 dan pergeseran ke posterior.
Tata Laksana
Pada patah tulang stabil, penanganan konservatif dengan imobilisasi gips. Minerva selama 8-12
minggu, sedangkan fraktur yang tidak stabil memerlukan tindak bedah.
Patah Tulang Servikal Bawah
Etiologi

Kebanyakan oleh kecelakaan lalu lintas, paling sering karena vertebra C4,C5 dan C6 adalah
vertebra servikal yang paling banyak bergerak. Penyebab tersering kedua adalah jatuh dari
ketinggian.
Mekanisme Trauma
Trauma pembebanan gaya aksial, terutama hiperfleksi, dan trauma cambuk (whiplash injury) dapat
menyebabkan berbagai patologi yaitu : tipe vertical, tipe kompresi, dislokasi faset sendi
intervertebral unilateral /bilateral.
Manifestasi Klinis
Nyeri leher pasca trauma disertai kaku leher dan gangguan gerak karena spasme otot paravertebral
Cedera medulla spinalis dapat berupa sindrom medulla anterior, sindrom Brown Sequard, jejas
lintang komplet, atau sindrom medulla sentral, yang masing masing memberikan gejala klinis
yang berbeda.
Tata Laksana
Bergantung pada stabilitasnya. Fraktur stabil, misalnya tipe kompresi dapat ditangani secara
konservatif, yaitu imobilisasi dengan gips atau penguat leher selama 8-12 minggu. Pada cedera
tidak stabil dan disertai dislokasi diperlukan mutlak operasi berupa operasi fusi anterior atau
posterior.
Komplikasi
Setelah terjadi penyembuhan mungkin terjadi penyatuan tulang dengan vertebra dalam posisi
kifosis yang dapat menyebabkan masalah statik dan neurologic.
Prognosis
Stabil tanpa gangguan neurologik maka prognosisnya baik.
Disertai gangguan neurologis inkomplet, prognosisnya juga baik.
Sindrom Brown Sequard dan Sindrom Medulla sentral prognosisnya paling baik.
Jejas lintang komplet serta sindrom Medulla anterior prognosisnya jelek.
VERTEBRA TORAKOLUMBAL
Etiologi
Tersering yaitu jatuh dari ketinggian yang menyebabkan patah tulang vertebra jenis kompresi atau
ledakan.
Bisa juga karena kecelakaan lalu lintas dengan kecepatan tinggi dan tenaga besar yang
menyebabkan fraktur tidak stabil.
Klasifikasi
Stabil yaitu tipe fleksi, ekstensi, kompresi lateral dan kompresi vertical.
Tidak stabil yaitu tipe fleksi rotasi, tipe geser (shearing) dan fleksi dislokasi. Tipe tidak stabil terdiri
atas temporer dan permanen.
Tata Laksana
Konservatif dengan gips badan selama 8-12 minggu untuk tipe stabil. Untuk tipe tidak stabil
temporer bisa dilakukan penanganan secara konservatif atau operatif, yaitu dengan melakukan
stabilisasi interna bila penderita mengalami gangguan neurologik. Tipe tidak stabil permanen bisa
dilakukan stabilisasi interna, demikian juga untuk paraplegia.

Anda mungkin juga menyukai