ABSTRACT
SURFACE ROUGHNESS MEASUREMENT OF UO2 PELLET USING ROUGHNESS TESTER
SURTRONIC 25. Roughness test on UO2 sintered pellet by using Roughness Tester Type Surtronic-25 had
been carried out. In the measurement, three standard samples have been used and ten UO2 sintered pellets.
Before conducting the measurement, standard samples were measured as reference to know the accuracy
and stability of roughness tester. Three standard samples that had been used were sample with roughness
value 0.1 m ; 1.0 m and 3.0 m. The results shows the average roughness for standard sample 0.1 m is
0.104 m with deviation standard 0.003 m, the average roughness for standard sample 1.0 m is 0.998 m
with deviation standard 0.003 m and the average roughness for standard sample 3.0 m is 2.969 m with
deviation standard 0.007 m. The roughness measurement of UO2 sintered pellet had been carried out on
three measurement points, five times on each measurement. The result for ten pellets on three surface points,
the highest roughness value average is 0.730 m with deviation standard 0.014 m. The highest roughness of
sintered pellet surface is lower than the required roughness value which is lower than 1.20 m.
Key word : Surface Roughness, Pellet UO2, Surtronic 25
_______________________
________________________________________________
_____________________
253
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
PENDAHULUAN
Instalasi Elemen Bakar Ekperimental
(IEBE) didesain untuk memproduksi bahan
bakar
tipe
CIRENE,
dan
dalam
perkembangannya dilakukan pula penelitian
dan pengembangan jenis bahan bakar tipe
lainnya yaitu PHWR dan PWR. Secara garis
besar pembuatan bahan bakar ketiga jenis
tersebut di atas memiliki kesamaan dalam
proses pembuatan pelet bahan bakar yaitu
dengan melalui proses kompaksi dan sintering
untuk mendapatkan pelet bahan bakar yang
memenuhi persyaratan. Perbedaan dari ketiga
jenis bahan bakar tersebut yang paling jelas
terlihat adalah dimensi dari pelet UO2 yang
dibuat. Secara umum persyaratan yang
ditentukan agar sebuah pelet dapat digunakan
sebagai bahan bakar adalah sama. Sedangkan
persyaratan khusus biasanya ditentukan untuk
penelitian dan pengembangan dari bahan
bakar tersebut hingga diperoleh bahan bakar
yang dapat digunakan di reaktor dengan
menghasilkan efisiensi yang tinggi dan kinerja
bahan bakar yang lebih baik.
Pelet UO2 tersebut dibuat dari serbuk
UO2 melalui proses peletisasi. Teknik
peletisasi yang ada di BEBE adalah cold
pressing yang diikuti dengan sintering dan
grinding. Cold pressing dilakukan dengan alat
double acting press yang mempunyai cetakan pelet
berupa piston (punch) dan lobang metris (dies)
dimana punch dan dies tersebut mempunyai
ukuran yang sesuai dengan desain pelet elemen
bakar.
_______________________
________________________________________________
_____________________
254
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
TATA KERJA
A. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Pelet
UO2 hasil sinter yang telah mengalami
penggerindaan, sampel standar kekasaran
(Roughness Specimen) berbentuk pelat logam
dengan nilai kekasaran 0,1 m, 1,0 m, 3,0
m.
B. Alat Yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengukuran
adalah Roughness Tester Type Surtronic-25
buatan Taylor Hobson.
C. Langkah Kerja
1. Penyiapan Bahan
Permukaan pelet UO2 dibersihkan
dengan tisu halus untuk menghilangkan debu
dan lemak yang menempel pada permukaan
sampel. Hal lain yang perlu diyakinkan bahwa
tempat pengukuran terbebas dari getaran atau
vibrasi. Setelah itu memberi tanda pada
daerah atau lokasi pada pelet UO2 sebagai titik
yang akan diukur kekasarannya. .
2. Penyiapan Peralatan
Serangkaian pick-up dipasangkan pada
traverse unit dan dihubungkan rangkaian
pick-up dengan pick-up cable. Traverse unit
ditempatkan pada stand dan disambungkan
kabel pick-up pada traverse unit, batere power
9 V dimasukkan sebagai sumber power
traverse unit.
_______________________
________________________________________________
_____________________
255
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
_______________________
________________________________________________
_____________________
256
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran kekasaran
permukaan pelet UO2 dan sampel standar
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Gambar 2. Grafik Pengukuran Kekasaran
Permukaan Pelet UO2
Dari tabel 2 terlihat bahwa pada ketiga
titik pengukuran dari setiap pelet mempunyai
nilai yang berbeda. Hal ini dapat terjadi oleh
beberapa faktor seperti penyimpangan mesin,
getaran, tebal gerak makan terhadap pelet
yang digerinda, dan juga dapat terjadi akibat
kekerasan pelet. Hasil pengukuran kekasaran
permukaan tertinggi pada pelet nomor urut 1
(satu), yaitu rata rata 0,730 m dengan standar
deviasi 0,014 m. Nilai ini masih dibawah
nilai kekasaran permukaan pelet UO2 yang
diijinkan yaitu kurang dari
1,2 m.
5.
6.
7.
_______________________
________________________________________________
_____________________
257
SEMINAR NASIONAL XI
SDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 15 SEPTEMBER 2015
ISSN 1978-0176
_______________________
________________________________________________
_____________________________________________
TANYA JAWAB
Pertanyaan
1. Mengapa pellet UO2 harus diukur
kekerasan permukaannya?
2. Apakah proses penggerindaan yang
mempengaruhi kekasaran permukaan?
Jawaban
1. Karena berkaitan dengan perpindahan
panas maupun berpengaruh pada
kegagalan fatique.
2. Yang berpengaruh terhadap kekasaran
permukaan adalah gerak makan
gerinda, kecepatan putar, dan juga
kekerasan pellet yang digerinda.
_______________________
________________________________________________
_____________________
258