METODE PENELITIAN
Bahan yang akan diuji adalah jenis Piston dari sepeda motor Yamaha 2
tak dan 4 tak. Untuk piston 2 tak yaitu dengan jenis piston sepeda motor
Yamaha F1ZR 110 cc terdapat pada gambar 3.1 dan piston 4 tak yaitu jenis
64
65
Dimensi awal atau ukuran bahan uji sebelum pembentukan bahan uji
piston 2 Tak dan 4 Tak dengan dimensi awal sebelum pemotongan bahan uji
Yamaha F1ZR 110 cc Dan Piston 4 Tak Yamaha Jupiter Z 110 cc.
Dimensi 2 Tak 4 Tak
Tebal 5 mm 5 mm
Diameter 52 mm 52 mm
Panjang 61 mm 39 mm
diawali dengan persiapan atau pemeriksaan komponen alat uji yang akan
digunakan pada penelitian analisa terjadinya over heating pada Piston Sepeda
Motor 2 Tak Yamaha F1ZR 110 cc dan Piston Sepeda Motor 4 Tak Yamaha
Jupiter Z 110 cc berupa mesin alat uji nilai komposisi logam WAS Foundry
kekerasan dengan metode Rockwell, lalu mesin alat uji struktur mikro benda
C.
66
sebagai berikut:
3.2.1.1 Ragum
yang akan dikikir, dipahat, digergaji, di tap, di snei, dan lain lain.
Ragum ini dibuat dengan cara di cor dan dituang untuk ragum ukuran
menyiku antara bidang satu dengan bidang lainnya, membuat rata dan
kawat dan kabel. Lalu tang khusus berupa penjepit benda uji dengan
fungsi mencapit benda uji tanpa perlu melakukan kontak langsung dari
dapat berupa krim, pasta atau cairan. Mesin polishing dapat dilihat
(besi, aluminium, tembaga). Jenis logam yang dapat dianalisa: Iron base
( Low alloy steel, cast iron, stainless Steel, manganese steel) Copper
aluminium dll). Prinsip kerja alat ini yaitu: mengukur intensitas dari energi
atau radiasi yang dipancarkan dalam bentuk sinar oleh atom-atom yang
komposisi kandungan logam yang terdapat pada jenis piston 2 tak Yamaha
F1ZR 110 cc dan piston 4 tak Yamaha Jupiter Z 110 cc. Alat uji komposisi
Bahan : Al Based
70
dalam perubahan yang tetap. Ketika suatu benda yang akan diuji diberikan
maka dapat dianalisis seberapa besar tingkat kekerasan dari bahan tersebut
melalui besarnya beban yang diberikan terhadap luas bidang yang menerima
Minimum 60 KP
71
HR B Load : 100 KP
HR A Load : 60 KP
mengetahui setiap proses atau langkah dalam pengujian analisa struktur mikro
yaitu Cutting, Mounting, Grinding, Polishing, lalu Etching. Pada setiap proses
72
atau langkah tersebut menggunakan berbagai alat dan bahan yang berbeda
seperti alat potong gergaji besi, alat penghalus permukaan bahan uji yaitu
ampelas kasar hingga ampelas halus, cairan HF, air dan alkohol untuk proses
tambahan pasta autosol agar permukaan bahan uji dapat terbaca pada input
3.10.
Tyepiece : NWF 10 X.
Objective : MSFX, MF 10 X, MF 20 X, MF 40 X.
distance.
camera port.
Uji Metallography
74
proses pendinginan. Logam yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak
turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja
akan meningkat. Meskipun proses ini menghasilkan logam yang lebih lunak,
proses ini berbeda dengan proses anil (annealing) karena di sini sifat-sifat fisis
dapat dikendalikan dengan cermat. Pada temperatur 200°C sampai 300°C laju
dan atom karbon yang berdifusi di antara atom besi dapat membentuk
sementit. Gambaran proses heat treatment dapat dilihat pada Gambar 3.11.
75
sebagai berikut :
sepeda motor jenis Piston motor 2 Tak Yamaha F1ZR 110 cc dapat dilihat
pada Gambar 3.12 sedangkan Piston motor 4 Tak Yamaha Jupiter Z 110 cc
nilai kekerasan material bahan dalam bentuk daya tahan dari material bahan
piston sepeda motor 2 Tak Yamaha F1ZR 110 cc dan piston sepeda motor 4
Tak Yamaha Jupiter Z 110 cc terhadap indentor berupa bola baja atau kerucut
intan yang di tekan pada permukaan material bahan uji piston tersebut.
Persiapan pembentukan bahan uji piston 2 Tak motor Yamaha F1ZR 110 cc
dan piston 4 Tak motor Yamaha Jupiter Z 110 cc berupa pemotongan sisi atas
gergaji besi lalu piston diletakan pada ragum pencekam benda uji piston.
seperti pada gambar 3.14 adalah proses pemotongan benda uji piston dan
77
gambar 3.15 adalah hasil pemotongan benda uji sesuai dengan dimensi yang
sudah ditetapkan.
Gamabar 3.14 Proses Pemotongan Benda Uji Piston Untuk Uji Kekerasan
pembentukan bahan uji piston dapat dilihat seperti pada gambar 3.16. Dan
hasil pembentukan bahan uji piston dapat dilihat pada Gambar 3.17 berikut.
Metallography
79
Benda uji piston yang telah dilakukan uji komposisi kandungan logam
berlanjut pada proses pembentukan bahan uji untuk melakukan uji kekerasan
material dan uji struktur mikro sebelum dilakukannya proses perlakuan panas.
Proses perlakuan panas yaitu sebagai rekayasa dari kondisi piston dalam
ruang bakar yang ada pada sepeda motor 2 tak Yamah F1ZR 110 cc dan 4 tak
dilakukan pengujian kekerasan pada Piston 2 tak Yamaha F1ZR 110 cc dan
serta tahanan yang diberikan oleh indentor kepada Piston 2 tak Yamaha F1ZR
110 cc dan Piston 4 tak Yamaha Jupiter Z 110 cc yang diuji terhadap tekanan
80
benda keras lain yang tidak berdeformasi, supaya tidak berdeformasi secara
rockwell, memilih indentor yang sesuai dapat mengatur berapa KP beban yang
diberikan kepada sampel uji dan menyiapkan sampel uji. Jika sudah siap maka
sampel uji dari proses sebelum adanya perlakuan panas dan sesudah perlakuan
panas (hardening) disimpan pada alat uji rockwell yang nantinya indentor
akan menekan sampel uji hingga secara otomatis alat uji rockwell akan
menampilkan hasil nilai kekerasan dari sampel uji. Proses uji kekerasan
81
rockwell Piston 2 tak Yamaha F1ZR 110 cc dan Piston 4 tak Yamaha Jupiter
Gambar 3.19 Proses Uji Kekerasan Piston 2 tak Yamaha F1ZR 110 cc dan
diinginkan maka akan didapat hasil yang berbeda-beda dari tiap sampel uji
dari proses sebelum adanya perlakuan panas dan sesudah perlakuan panas
(hardening). Hasil dari proses pengujian rockwell dapat dilihat pada Gambar
3.20.
82
pengujian ini adalah untuk melihat struktur dan fasa yang terkandung pada
Mulai
Pemotongan
Penyalutan (Mounting)
Pengamplasan
Polishing
Etching
Struktur mikro
83
Analisa
Kesimpulan
Selesai
a) Pemotongan
Pemotongan sampel uji cukup dalam dimensi yang tidak terlalu besar (
akibat panas. Hasil proses pemotongan berupa specimen dapat dilihat pada
Gambar 3.22.
b) Penyalutan (Mounting)
Gambar
c) Pengamplasan (Grinding)
permukaan sampel uji dengan goresan yang searah. Amplas yang digunakan
d) Pemolesan (Polishing)
media kain beludru dan memakai autosol. Hasil dari proses pemolesan dapat
e) Pengetsaan (Etching)
untuk memperoleh gambaran yang nyata dari permukaan sampel uji, sehingga
dalam keadaan siap diletakkan dibawah mikroskop. Bahan etsa yang dipakai
adalah jenis cairan kimia HF 5% dan Alkohol 99,5% selama 10 detik lalu
dibersihkan dengan udara kompresor aar benda uji bersih dari cairan kimia.
atas, selanjutnya sampel uji tersebut diamati dibawah mikroskop optis dengan
Gambar 3.26.
Alat pengamatan sampel uji berupa lensa khusus yang dapat berfungsi
sehingga lensa khusus ini harus terpasang pada mikroskop untuk dapat
dan cepat. Alat yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.27
.
87
menghasilkan suatu benda yang keras. Proses ini dilakukan dengan cara
ditahan dengan waktu tertentu. Pada proses hardening ini merupakan awal
lain:
proses berlangsung.
pada kondisi temperatur tungku 30ºC hingga temperatur tungku naik mencapai
yang diatur pada temperatur 300ºC, selanjutkan ditahan dengan waktu selama
lalu dilakukan kembali pengujian analisa nilai kekerasan bahan uji dan
dilakukan hingga pada pengujian pada temperatur 400ºC dan 500ºC .Proses
Gambar 3.28 Proses Perlakuan Panas Piston 2 Tak Jenis Yamaha F1ZR 110 cc Dan
proses metode penelitian Piston 2 Tak Yamaha F1ZR 110 cc dan Piston 4 Tak
Yamaha Jupiter Z 110 cc dari awal proses pengujian hingga akhir proses
pengujian yang terstruktur. Alur penelitian dibuat agar topik yang dibicarakan
mengenai analisa piston tidak keluar ke pembahasan lain nya. Berikut adalah
diagram alir atau flowchart yang dapat dilihat pada Gambar 3.29 mengenai
metode penelitian Piston 2 Tak Yamaha F1ZR 110 cc dan Piston 4 Tak
Mulai
Persiapan Material
Studi Literatur Persiapan Alat
Piston 2 Tak F1ZR 110
cc dan Piston 4 Tak
Jupiter Z 110 cc
Analisa Data
Hasil
Selesai