Anda di halaman 1dari 7

PENGELASAN PADA TRALIS JENDEL

Gambar 1. Tralis Jendela

A. Jenis Mesin Las Dan Alat Alat Yang Di Gunakan

1. Las Listrik
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu
cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik
yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian
yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda
yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian
benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua

1
logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah
kedua logam tersebut.

Gambar 2. Las Listrik

2. Alat Ukur Meteran


Alat ukur yang kita gunakan adalah meteran, Seperti namanya , alat
ini adalah alat ukur yang sangat penting dipergunakan dalam bangunan.
Setiap pekerjaan akan sering berhubungan dengan alat ini karena semua
pekerjaan pasti berhubungan dengan ukuran. Alat akur dapat dijumpai
dalam berbagai bentuk dan ukuran, bahan alat ukur ada yang terbuat dari
kayu, kain, plastik dan juga dari plat besi. Umumnya alat ukur dibuatkan
dalam dua satuan ukuran metrik yaitu dalam satuan meter dan inchi yang
mana harus mengikuti ukuran standard yang berlaku

Gambar 3. Alat Ukur Meteran

2
3. Gerinda
Gerinda digunakan untuk merapikan bagian bagian las yang kurang
rapi dan tajam.

Gambar 4. Grinda

B. Bahan Bahan Pembuatan Tralis Jendela


Bahan utama dalam pembuatan tralis jendela adalah besi plat kecil dan
tipis dengan ketebalan 5 mm, plat tipis digunakan kerena gampang di potong
dan di bentuk sesuai keinginan kita

Gambar 5. Besi

3
C. Cara Pembuatan Tralis Jendela
1.Pengukuran Dan Pengelasan
Ukur jendela yang akan di pasing tralis , jangan lupa di catat supaya
tidak lupa , setlah itu potong besi plat sesuai ukuran dan model yang kita
inginkan meggunakan gergaji besi, kemudian rangkai satu persatu besi plat
tersebut sebelum di las ukur ke sejajaran dan kesemetrisan tralis jendela
tersebut , setalah itu baru di las mengunakan las listrik,las dengan benar
supaya sambungan antara plat tersebut rapi dan tidak kerupos.

2.Finissing
Finissing dilakukan setelah semua pengelasan selesai , dengan cara
menggerinda bekas bekas sambungan las yang tidak rapi dan plat yang masih
tajam ,serta dilakukan pembersihan kerak kerak besi menggunakan amplas
sebelum dilakukan pengecetan.

D. Elektroda Yang Dipakai


1. Elektroda E 6013
Elektroda E 6013 ini sifat busurnya lemah dengan daya penembusan
yang dangkal. Karena itu elektroda E 6013 dapat dengan baik dipakai pada
tegangan rendah. Elektroda E 6013 ini sangat baik untuk mengelas pelat-
pelat tipis tetapi kurang baik untuk mengelas pelat-pelat yang tebal, apalagi
untuk mengelas kampuh dengan celah yang curam, karena pembakarannya
yang kurang dalam.
Elektroda ini dipakai khusus untuk mengelas baja lunak, terutama untuk
pengelasan pelat-pelat yang tipis. Walaupun demikian, elektroda E 6013
dengan diameter yang besar yaitu 3.25 mm ke atas dapat dipakai untuk
mengelas benda lain, tetapi pada pengelasan pertama didahului dengan
elektroda E 6012. Arus tinggi yang biasa dipakai pada pengelasan elektroda
E 6012 tidak dapat dipakai untuk pengelasan dengan elektroda E 6013,
kecuali pada pengelasan posisi tegak lurus dan di atas kepala (over head).

4
Arus untuk elektroda E 6013 dapat disamakan dengan arus yang diperlukan
untuk elektroda E 6012.

Tabel 1. Besar Arus dan Tegangan pada Elektroda E 6013

DIAMETER BATANG LAS ARUS LAS TEGANGAN BUSUR


Inci mm (ampere) (volt)
1/16 1.50 20 40 17 20
5/64 2.00 25 60 17 21
3/32 2.50 45 90 17 21
1/8 3.25 80 120 16 22
5/32 4.00 105 180 18 22
3/16 5.00 150 230 20 24
7/32 5.50 210 300 21 25
1/4 6.00 250 350 22 26
5/16
8.00 320 430 23 27

E. Pengujian Dan Pemeriksaan Hasil Las


1. Klasifikasi Metode Pengujian Daerah Las
Metode pengujian daerah las secara kasar dapat diklasifikasikan
menjadi pengujian merusak / destruktif (DT) dan pengujian tidak
merusak / non-destruktif (NDT). Dalam pengujian destruktif, sebuah
spesimen atau batang uji dipotongkan dari daerah las atau sebuah model
berukuran penuh dari daerah las yang diuji dilakukan perubahan bentuk
dengan dirusak untuk menguji sifat-sifat mekanik dan penampilan daerah
las tersebut. Dalam pengujian non-destruktif, hasil pengelasan diuji tanpa
perusakan untuk mendeteksi kerusakan hasil las dan cacat dalam.
Klasifikasi metode pengujian daerah las :

5
2. Pengujian Dengan Cara Merusak /Dt
1. Uji tarik
Uji tarik dilaksanakan untuk menentukan kekuatan tarik,
titik mulur (kekuatan lentur) las, pemanjangan dan pengurangan
material las. Spesimen tersebut ujung-ujungnya dipegang dengan
jepitan alat penguji, dan ditarik dengan menggunakan beban tarik.
2. Uji lengkung
Uji lengkung dilaksanakan untuk memeriksa pipa saluran
dan keutuhan mekanis dari material las. Ada dua jenis uji lengkung,
yaitu: uji lengkung kendali dan uji lengkung gulungan. Pada tiap-
tiap jenis uji lengkung itu, sebuah spesimen dalam bentuk dan
ukuran tertentu dilengkungkan sampai radius bagian dalam tertentu
dan sudut lengkung tertentu, kemudian diperiksa keretakan dan
kerusakannya.
3. Uji Hentakan
Uji hentakan dilaksanakan untuk menentukan kekuatan
material las. Sebagai sebuah metode uji hentakan yang digunakan di
dalam dunia industri, JIS menetapkan secara khusus uji hentakan
charpy dan uji hentakan izod
4. Uji Kekerasan
Uji kekerasan, seperti halnya uji tarik, seringkali
dilaksanakan. Karena daerah las dipanaskan dan didinginkan dengan
cepat, maka daerah yang terkena panas akan menjadi keras dan rapuh.
Kekerasan maksimal pada daerah las yang diukur dengan uji
kekerasan digunakan sebagai dasar penentuan kondisi-kondisi
sebelum dan sesudah pemanasan yang akan dilakukan untuk
mencegah retakan hasil pengelasan.
5. Uji struktur
Uji struktur mempelajari struktur material logam. Untuk
keperluan pengujian, material logam dipotong-potong, kemudian

6
potongan - potongan diletakkan di bawah dan dikikis dengan material
alat penggores yang sesuai. Uji struktur ini dilaksanakan secara
makroskopik atau mikroskopik. Dalam uji makroskopik, permukaan
spesimen diperiksa dengan mata telanjang atau melalui loupe untuk
mengetahui status penetrasi, jangkauan yang terkena panas, dan
kerusakannya. Dalam pemeriksaan mikroskopik, permukaan
spesimen diperiksa melalui mikroskop metalurgi untuk mengetahui
jenis struktur dan rasio komponen-komponennya, untuk menentukan
sifat-sifat materialnya.

3. PENGUJIAN DENGAN CARA TAK MERUSAK / NDT


1. Uji visual (VT)
Uji visual merupakan salah satu metode pemeriksaan
terpenting yang paling banyak digunakan. Uji visual tidak
memerlukan peralatan tertentu dan oleh karenanya relatif murah
selain juga cepat dan mudah dilaksanakan.
2. Uji Partikel Magnet (MT)
Pengujian terhadap partikel magnet merupakan metode yang
benar-benar efisien dan mudah dilaksanakan untuk mendeteksi
secara visual kerusakan-kerusakan halus yang tidak
teridentifikasi pada atau di dekat permukaan logam.
3. Uji Zat Penetran (PT)
Pada umumnya, uji zat penetran ini dilakukan secara manual,
sehingga dapat tidaknya kerusakan itu berhasil dideteksi sangat
bergantung pada ketrampilan penguji.

Anda mungkin juga menyukai