Anda di halaman 1dari 33

3.

2 Pengenalan alat dan bahan

3.2.1 Mesin Percetakan Offset (Mesin Cetak)


Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, dimana
citra(image) bertinta di-transfer (atau di-“offset”) terlebih dahulu dari plat ke
lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan dicetak. Cetak offset (Mesin cetak)
digunakan untuk membuat banyak halaman yang identik.

a b

c d

Gambar 1. Mesin Cetak Offset


(a). Tampak-depan (b). Tampak-belakang (c). Samping kiri & (d ) Samping kanan
3.2.2 Mesin Pemotong Kertas
Mesin Pemotong kertas adalah suatu alat yang digunakan untuk memotong
kertas menjadi berbagai macam ukuran yang akan di jilid agar bagian pinggir
kertas sama rata. Mesin pemotong kertas terbagi menjadi dua mesin yaitu mesin
pemotong otomatis dan manual.

Gambar. 2 Mesin Potong (a). Otomatis dan (b). Manual

3.2.3 Mesin Fotocopy


Mesin Fotocopy adalah mesin yang digunakan untuk menduplikasi atau
menggandakan sebuah dokumen dalam waktu yang singkat. Umumnya alat ini
digunakan untuk menyalin data dan mencetaknya untuk keperluan pemberkasan
dan dokumentasi biasanya untuk keperluan administrasi, tugas, syarat, dan masih
banyak lagi fungsi dari mesin elektronik tersebut.

Gambar 3. Mesin Fotocopy


3.2.4 Komputer dan Printer
Komputer digunakan untuk mendesain/membuat nomor pada dokumen.
Software yang digunakan untuk mendesain/ membuat nomor tersebut yaitu
Coreldraw atau Microsoft Exel.
Printer digunakan untuk mengeprint nomor yang sudah didesain oleh
komputer.

Gambar 4. Komputer dan Printer

3.2.5 Mesin Laminating


Mesin laminating adalah mesin untuk melaminasi atau melapisi kertas
dengan plastik . Mesin laminating yang digunakan yaitu laminasi dengan sistem
panas (thermal).

Gambar 5. Mesin Laminating dengan sistem panas (thermal).


3.2.6 Mesin Porforasi (Pulir)
Porforasi yaitu membuat lubang cacah pada kertas/karton. Porfarasi ini
dilakukan secara manual. Secara umum, mesin Poforasi adalah mesin yang
digunakan untuk membuat sobekan pada nota, karcis, tiket, dan lain-lain. Yang
pada prinsipnya membuat garis putus-putus sehingga memudahkan untuk disobek.

Gambar 6. Mesin Porforasi

3.2.7 Mesin Mall


Mall yaitu alat yang digunakan untuk membuat bentuk lipatan
(rell/creasing). Mesin ini hampir sama dengan mesin Poforasi, tetapi hanya ada
perbedaan dalam bentuk mata pisau dan fungsinya.

Gambar 7. Mesin Mall


3.2.8 Stapler/Staples
Stapler adalah alat untuk menyatukan sejumlah kertas dengan cara
memasukan staples berbentuk “U” yang terlipat di bagian bawah kertas bila
panjang kedua ujung melebihi tebal kertas.

Gambar 8. Stapler/Staples

3.2.9 Palu
Palu yaitu alat yang digunakan untuk mempalu/memukul sebuah benda,
biasanya untuk staples, dan lain-lain.

Gambar 9. Palu

. Palu

3.2.10 Pon’s
Pon’s adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada kertas.
Contohnya Key jacket.

Gambar 10. Alat Pon’s


3.2.11 Lem, Kater, dan Kuas
Lem digunakan untuk menyambung atau menyatukan kertas cetakan,
biasanya untuk jilidan, mengelem stopmap. Lem yang digunakan untuk
menyatukan kertas lem Fox.
Kater digunakan untuk mengiris kertas jilidtan dan memotong kertas
(amplop, key jacket, dan lain-lain). Dan jika mata kater tersebut sudah tidak tajam
lagi maka akan diganti dengan mata kater yang baru.
Kuas digunakan untuk menjilid buku, menyampul buku, dan lain-lain.

Gambar 11. Lem, Kater, dan Kuas, Lem Fox dan Mata Kater
Gambar 10. Alat Pon’s . Palu
3.2.12 Binder Clip dan Papan pembuat Amplop
Binder clip merupakan alat yang digunakan untuk menjempit benda agar
tidak terlepas. Contoh menjempit amplop
Papan pembuat Amplop digunakan untuk memudahkan memotong kertas
dalam bentuk amplop.

Gambar 12. Binder Clip dan Papan pembuat Amplop

3.2.13 Penggaris . Palu

Penggaris digunakan untuk mengukur potongan agar bekas potongan dapat


terlihat bagus/rapi dan masih banyak fungsi lain.

Gambar 13. Penggaris


3.2.14 Tintah Hitam dan Tintah Serbuk
Tintah Hitam adalah Tintah yang digunakan untuk mesin percetakan offset.
Tintah ini bersifat kental dan langsung dioleskan ke mesin percetakan offset.
Tintah Serbuk adalah Tintah yang digunakan khusus untuk mesin fotocopy.
Tintah ini biasanya bersifat serbuk .

a b

Gambar 14. (a) Tintah Hitam dan (b) Tintah Serbuk

3.2.15 Master (plate aluminium) dan Matras plat


Master (plate aluminium) adalah alat yang digunakan untuk merekam
(semacam dicopy) dokumen ke sebuah plate dan plate tersebut yang dijadikan
cetakan.
Matras plat adalah alat yang biasanya digunakan untuk proses penjemuran
plat.

a b

Gambar 15. (a) Master(plate aluminium) dan (b) Matras plat.


3.2.16 Elenex dan Kertas Kalkir
Elenex adalah sabun yang digunakan untuk pencucian plat sebelum dicetak. Elenex
tersebut bersifat cair , berwarna hitam, dan beracun.
Kertas Kalkir adalah kertas yang digunakan dalam proses pengeplatan.

Gambar 16. Kemasan Sabun Elenex dan Kertas kalkir


3.3 Proses Pra-produksi (Membuat produk/barang)
3.3.1 Proses percetkaan offset.
Adapun proses produksi cetak dengan menggunkan mesin percetakan offset adalah
sebagai berikut.
3.3.1.1 Setting Komputer
Format yang akan dibuat pada barang cetakan, ukuran, naskah, serta desain
grafisnya ditentukan disini, dan biasanya diakhiri dengan diprint di kertas HVS
(A4), Folio dan sebagainya. Kertas yang digunakan merupakan kertas kalkir.
3.3.1.2 Rekam Plat
Hasil settingan yang telah diprint tadi direkam (semacam dicopy) ke master/ pelat
aluminium (aluminium plate) sehingga naskah cetakkan pun terdapat di atasnya,
dan plat cetak inilah yang akan dipasang pada mesin cetak.
Proses Pengeplatan :
a. Siapkan kertas kalkir yang sudah didesain tadi untuk dimasukan ke dalam plat
alumunium atau kertas.

Gambar 17. Kertas kalkir dan kertas kalkir diatas plat aluminium
b. Dan setelah itu masukan plat ke dalam matras plat

(a) (b) (c)


Gambar 18. (a) proses pemasukan plat kedalam matras (b) peunutupan
matras (c) sesudah penutupan

c. Selanjutnya proses penjemuran. Jemurkan plat tersebut di panas matahari agar


kertas kalkir yang didesain tadi menempel/direkam (semacam dicopy) pada plat
aluminium. Proses penjemuran dilakukan selama ± 1-2 menit.

Gambar 19. Proses penjemuran plat ± 1-2 menit


3.3.1.3 Pencucian Plat
Proses ini dilakukan agar plat yang sudah dijemur tadi terlihat bersih dan rekam
plat yang didesain di atas kertas kalkir tadi agar lebih jelas dan tidak buram.
Proses pencucian plat :
1. Siapkan Sabun Elenex, setelah itu campurkan dengan air secukupnya.
2. Kemudian siapkan baskom tempat pencucian plat nanti.
3. Selanjutnya, plat dicuci dalam baskom dengan sabun Elenenx. Pencucian plat
dilakukan ± 2-3 menit.

Gambar 20. Proses pencucian plat dengan sabun


4. Setelah plat dicuci, angkat plat tersebut. Kemudian dibersihkan lagi dengan air
bersih.

Gambar 21. membersihkan plat dengan air

3.3.1.4 Cetak kertas


Proses ini merupakan proses terakhir dari cetak offset. Cetak kertas adalah suatu
proses dalam pembuatan buku dengan menggunakan plat aluminium dengan
ukuran lebar yang berbeda-beda.
Proses cetak kertas :
a. Siapkan plat yang sudah dicuci tadi, setelah itu hidupkan mesin cetak offset
untuk proses percetakan.

Gambar 22. Menghidupkan mesin offset


b. Kemudian masukan plat kedalam mesin offset.

Gambar 23. Memasukan plat kedalam mesin offset


c. Selanjutnya jalankan mesin tersebut, tunggu sampai proses cetak kertas selesai.

Gambar 24. Proses Cetak kertas

d. Setelah selesai matikan mesin. Lalu angkat cetakan yang sudah dicetak, dan
pisahkan hasil cetakan sesuai jenis dan rangkap yang dibagi.

Gambar 25. Hasil cetakan


3.3.2 Finishing
Finishing merupakan proses penyelesaian akhir dalam percetakan agar hasil
cetak jadi lebih awet dan tampilannya menarik.
3.3.2.1. Membuat buku (Nota, Kwitansi dan sebagainya)
3.3.2.1.1 Menghitung kertas
Menghitung kertas adalah langkah awal dari pembuatan buku, dimana
pembagian kertas ini dibagi menjadi beberapa set, biasanya jika 1 rangkap cetakan
kertas maka dihitung masing-masing 100 set/1 buku dan jika 2-6 rangkap cetakan
maka kertas akan dihitung masing-masing 50 set dalam 1 buku.

(a) (b) (c)


Gambar 26. (a) Menghitung kertas (b) Hasil Hitungan 100 set (1 rangkap)
(c) Hasil Hitungan 50 set (2-6 rangkap)
3.3.2.1.2 Nyortir
Nyortir adalah suatu cara yang digunakan untuk memisahkan surat, nota,
kwitansi, dan lain-lain yang diterima, diproses, dikirimkan, dan disimpan ke dalam
satu jenis/model masing-masing. Penyortiran bisa dilakukan jika dibagi menjadi 2-
6 rangkap dari hasil proses Hitungan/Pembagian kertas.

(a)

(b)
(c)

Gambar 27. (a) Kertas yang akan disortir (b) Proses penyortiran (c) Hasil
Sortiran
3.3.2.1.3 Jilid
Jilid merupakan penjilidan dengan menggunkan lem. Salah satu sisi
lembaran kertas yang akan dijadikan buku diiris/disayat dengan kater untuk celah
agar lem bisa masuk sempurna untuk merekatkan kertas.
Proses Penjilidan :
a. Siapkan lem secukupnya untuk menjilid, kemudian campurkan dengan air
sekucupnya, Hingga menjadi padat(kental)

Gambar 28. Lem yang dicampur dengan air, Mengaduk lem, dan Hasil lem
padat (kental).
b. Setelah itu, ratakan dulu kertas sortiran yang akan dijilid dengan cara ditrek .

Gambar 29. Kertas yang ditrek


c. Selanjutnya susun kertas sortiran sesuai jenisnya dan ganjalkan kertas
menggunkan barang berat agar kertas tadi tidak goyang. Setelah itu, salah satu
sisi lembaran kertas diris menggunakan kater hingga rata.

Gambar 30. Kertas yang diiris


d. Kemudian berikan lem ke suluruh kertas yang sudah diiris tadi dan tunggu
sampai lem tersebut benar-benar kering.

Gambar 31. Kertas yang dilem dan hasil Jilidan


3.3.2.1.4 Nyampul
Nyampul adalah sesuatu yang menutupi cover buku yang bertujuan untuk
melindungi buku tersebut. Tetapi sebelum menyampul lepaskan dulu jilidtan yang
sudah dijilid tadi. Kertas sampul yang digunakan yaitu kertas karton. Biasanya
kertas sampul ini dipotong sendiri sesuai jenis kertas yang disampul, seperti :
Folio, A4, A3 dan sebagainya. Dan lem yang digunakan untuk Nyampul yaitu lem
Fox.

Gambar 32. Mengukur, Memotong Kertas Sampul dan Hasil potongan kertas
Sampul

Gambar 33. Melepas Jilidan, Mengelem kertas sampul, dan Menutup Kertas sampul yang sudah di lem

Gambar 34. Hasil yang sudah disampul


3.3.2.1.5 Potong buku/kertas(nota, kwitansi, dan sebagainya)
Digunakan untuk meratakan pinggiran kertas agar kertas terlihat bagus dan rapi.
Dan kertas yang dipotong berbagai macam ukuran seperti : Ukuran Folio, A4,
HVS, 1⁄2 𝐹𝑜𝑙𝑖𝑜 dan sebagainya.

Gambar 35. Memotong kertas dan Mengambil kertas bekas potongan

Gambar 36. Hasil dari potongan kertas/buku

3.3.2.1.6 Pemasukan barang/pembungkusan barang


Proses ini merupakan tahan akhir dari pembuatan buku, dimana kertas/buku yang
sudah di potong tadi, dimasukan kedalam sebuah box/kotak sesuai jenis, banyak,
ukuran, dan kertas yang diminta oleh pihak perusahan yang memesan.

Gambar 37. Hasil dari pemasukan/pembungkusan buku dan pembedaan buku (jenis,
banyak, ukuran dan kertas yang diminta)

3.4 FOTOCOPY
Fotocopy berfungsi untuk membuat salinan ke atas kertas dari dokumen, buku,
maupun sumber lain.Jadi umumnya, Fotocopy berfungsi memperbanyak lembaran
demi lembaran kertas sesuai dengan keinginan penggunanya. Proses/cara fotocopy
dibagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Dilakukan dari atas (ADF)
Cara ini dilakukan jika kertas yang dicopy memiliki jumlah yang banyak.
b. Dilakukan dari bawah (Scanner)
Cara ini juga bisa mengcopy dalam jumlah banyak tetapi hanya dokumen
tertentu, misalnya buku pelajaran, Rapot, dan lain-lain. Dan cara ini Khusus
digunakan untuk mengcopy kartu atau kertas kecil, contohnya KTP.
Kertas yang digunakan untuk fotocopy yaitu A4, U3(Folio), dan A3. Dan tintah
yang digunakan yaitu tintah serbuk.

Gambar 38. Tempat lembaran kertas A4, U3, dan A3, Membuka dan
Memasukan kertas kedalam Mesin Fotocopy

Gambar 39. Memberikan tintah bukuk dimesin Fotocopy, Tombol Settingan


Fotocopy dan Mengatur setingan Fotocopy

Gambar 40. Fotocopy dari Atas(ADF), Fotocopy dari Bawah (Scenner) dan
Hasil Fotocopy.

3.5 Penomoran Kertas


Penomoran kertas digunakan untuk menomori cetakan-cetakan yang
memerlukan nomor seri/urut, misalnya : Nota,bon, karcis dan sebagainya. Dan
Nomor urut/seri ini dalam pencataan barang/nota digunakan agar tidak keliru
dalam mencatat barang . Penomoran kertas dilakukan dengan menggunakan
komputer dan printer. Software yang digunakan untuk membuat nomor kertas yaitu
Exel dan Coreldraw. Dan jika sudah diprint nanti kertas akan dijadikan buku/nota.

Gambar 41. Contoh Penomoran pada software coreldraw

Gambar 42. Pengeprintnan nomor pada Software Ms. Exel dan Coreldraw

Gambar 43. Memasukan lembaran kertas keprinter, Menjalankan mesin


printer, dan Proses penomoran Kertas

Gambar 44. Hasil dari penomoran Kertas.

3.6 Laminating (Melaminasi/Melapisi )


Laminating sebuah kertas/dokumen digunakan agar kertas yang dipakai
tidak cepat rusak/ kusam. Kertas/ dokumen akan dilapisi dengan plastik khusus.
Dan sebelum proses laminating kertas, mesin Laminating akan dipanaskan terlebih
dahulu dengan temperatur 160.

Gambar 45. Mesin Laminating yang dipanaskan dan Temperatur Mesin 160

Gambar 46. Proses memasukan kertas kedalam plastik dan Hasil Kertas yang sudah
dimasukan kedalam plastik

Gambar 47. Memasukan kertas kedalam mesin laminating, Proses Laminating (melaminasi)
dan Hasil Laminating Kertas
3.7 Mulir atau Porforasi dan Membuat buku (Karcis, nota
dan lain-lain)
Mulir/Porforasi digunakan untuk membuat garis putus-putus pada lembaran
kertas sehingga memudahkan untuk penyobekan kertas, misalnya karcis, nota, dan
sebagainya.

Gambar 48. Kertas yang akan dipulir, Proses Mulir kertas, dan Hasil dari Mulir kertas

Sesudah kertas dipulir, adapun cara untuk membuat buku sebagai berikut :

1. Kertas tersebut akan dipres menggunakan mesin potong agar kertas tersebut rapi
dan rata.

Gambar 49. Memasukan papan agar Kertas tidak terpotong, Proses Pengepresan dan Hasil
Pengepresan

2. Selanjutnya Stapleskan kertas yang sudah dipres tadi dan palukan agar staples
tersebut tidak terlepas dan kuat.

Gambar 50. Menstaples kertas dan Mempalu kertas


Gambar 51. Hasil yang sudah distaples

3. Kemudian terakhir, sampulkan kertas yang sudah distaples tadi.

Gambar 52. Menyampul dan Hasil dari penyamulan


3.8 Mall Kertas dan Membuat Amplop / Membuat Stopmap
Mall Kertas adalah suatu yang cara yang digunakan untuk memudahkan
membuat garis lipatan pada kertas. Dan Jenis Kertas yang di Mall dalam
pembuatan Amplop dan Stopmap nanti yaitu Kertas Buffalo berukuran A3. Kertas
ini mempunyai ciri yang agak kasar dan bercorak seperti ranting-ranting pohon
kecil yang berserakan, biasanya untuk pembuatan rapot dan sebagainya.

Gambar 53. Contoh Kertas Buffalo dan Proses Mall Kertas

Gambar 54. Hasil kertas yang sudah di Mall

Adapun proses pembuatan Amplop

1. Masukan Kertas Buffalo ke dalam Papan untuk membuat amplop lalu jepitkan
dengan menggunakan Binder Clip. Setelah itu potong seluruh tepi kertas.

Gambar 55. Kertas Buffalo yang dipotong kepapan dan Hasil dari potongan
2. Selanjutnya lipatkan kedua sisi kertas tadi, lalu lemkan keseluruh ujung kanan
kertas.

Gambar 56. Mengelem dan Melipat Kertas Buffalo


3. Buatlah garis lipat, untuk bagian bawah yang akan ditutup dan dilem, dan
bagian atas sebagai penutup amplop

Gambar 57. Membuat garis lipat , Mengelemnya dan Melipatnya .

Gambar 58. Hasil dari pembuatan Amplop

Adapun proses pembuatan Stopmap :

1. Lipatkan kertas yang sudah diberi garis lipat, kemudian siapkan potongan kertas
Buffalo yang digunakan sebagai penutup/penjepit sebuah dokumen agar tidak
lepas atau jatuh.

cGambar 59. Melipat kertas dan Kertas Buffalo yang dipotong


2. Selanjunya berikan lem disalah satu sisi lipatan pada bagian tengah, pasanglah
kertas potongan tadi , di atas dan dibawah kertas. Setelah dilem, lipatlah kertas
potongan dan kertas buffalo hingga membentuk sebuah Stopmap.

Gambar 60. Pemberian lem dan Memasang kertas potongan

Gambar 61. Hasil dari pengeleman Kertas potongan dan Melipat Kertas Buffalo

Gambar 62. Hasil pembuatan Stopmap


3.9 Key Jacket
Adapun pembuatan Key Jacket :

Gambar 63. Kertas yang akan dibuat key jacket akan dijild, Tempat kertas yang akan
dipotong dan Proses pemotongan kertas

Gambar 64. Hasil potongan kertas

2.

Gambar 65. Melipat kertas yang sudah dipotongan dan memberi garis lipat pada kertas

Gambar 66. Melipat kertas yang sudah diberi garis lipat dan Hasil yang sudah dilipat
3.

Gambar 67. Pengeleman sisi kertas dan Melipat kertas setelah dilem

Gambar 68. Hasil Key jacket yang sudah dilem

4.

Gambar 69. Melubangsi key jacket dengan Alat Pon ‘s dan Hasil Pembuatan Key Jacket
3.10 Jilid Hard Cover
Jilid hard cover merupakan sebuah metode penjilidan sebuah dokumen
dengan menggunakan cover yang keras. Jilid Hard cover biasanya ditambahkan
karton sebagai covernya, sehingga cover menjadi lebih tebal, ketebalan karton
yang digunakan biasanya mencapai 25 ml. Posisi karton yang digunakan untuk
jilid hardcover berada diantar cover yang sudah dilaminasi dan karton putih
(umumnya), sehingga tidah terlihat. Untuk melakukan penjilidan biasanya
dibutuhkan menimal tiga bagian karton, yaitu untuk lapisan cover depan, cover
belakang, dan cover sisi.

Gambar 70. Memotong sisa plastik laminasi cover dan Hasil dari laminasi

Gambar 71. Karton tebal yang digunakan dan pemberian lem pada karton

Gambar 72. Menempelkan Karton ke cover yang sudah dilaminasi dan Hasil Karton yang
sudah ditempel
Gambar 73. Hasil dari pengleman kesemua sisi cover

Gambar 74. Hasil dari penjilidan Hard Cover


3.11 HASIL KEGIATAN
3.11.1 Cetak offset

3.11.2 Finishing (Membuat buku)

3.11.2.1 Menghitung kertas

3.11.2.2 Nyortir

3.11.2.3 Jilid
3.11.2.4 Nyampul

3.11.2.5 Potong buku

3.11.2.6 Pemasukan barang ke dalam box/kotak


3.11.3 Fotocopy

3.11.4 Penomoran Kertas

3.11.5 Laminating

3.11.6 Mulir
3.11.7 Staples

3.11.8 Mall Kertas

3.11.9 Amplop

3.11.10 Stopmap
3.11.11.Key Jacket

3.11.12 Jilid Hard Cover


BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Dari Uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa kegiatan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) bermanfaat baik bagi siswa-siswi Sekolah Menengah kejuruan
maupun bagi pihak Dunia Industri. Selain itu kegiatan PRAKERIN juga menjadi
tempat dimana siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan mengasah keterampilan
mereka khususnya dalam hal praktik dimana mereka dapat belajar lebih luas
mengenai dalam hal dunia kerja serta melatih siswa-siswi menjadi generasi muda
yang bertanggung jawab dan profesional.

4.2 SARAN

Pada akhir dari bagian karya tulis ini, kami akan menyampaikan saran-saran, baik
untuk pihak sekolah maupun bagi pihak industri tentang pelaksanaan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN).

 Untuk Sekolah :
1. Pemantauan terhadap siswa-siswi yang melaksanakan PRAKERIN agar
lebih ditingkatkan lagi untuk menyakinkan pihak perusahaan terhadap
program PRAKERIN ini.
2. Dalam pembekalan materi fisik maupun mental agar lebih ditingkatkan
terutama untuk pembinaan mental siswa-siswi.

 Untuk Perusahaan
1. Diharapkan agar kerjasama antara sekolah dengan perusahaan lebih
ditingkatkan dengan banyak memberi peluang kepada siswa-siswi SMK
untuk Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).
2. Untuk para Karyawan lebih ditingkatkan lagi motivasi dan kedisiplinan
dalam bekerja.
3. Hubungan karyawan dengan siswa-siswi PRAKERIN diharapkan selalu
terjaga keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama yang baik.

Anda mungkin juga menyukai