TLSK 2014 (08122014) - Fix
TLSK 2014 (08122014) - Fix
Lampiran
Peraturan Direksi PT PLN (Persero)
Nomor
:
.K/DIR/2014
Tanggal : 27 Oktober 2014
BAB I
TATALAKSANA SURAT
Tatalaksana surat mengatur cara penerbitan surat sebagai sarana komunikasi kedinasan di
lingkungan PLN secara terpadu guna menyampaikan/memperoleh data dan/atau informasi yang
cepat, tepat, dan lengkap untuk pengambilan keputusan.
A. JENIS SURAT
Surat sebagai sarana komunikasi kedinasan, berdasarkan jenisnya dibedakan menjadi 4
(empat), yaitu:
1. Surat
Berdasarkan ruang lingkupnya, surat dibedakan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu:
1.1
Surat yang memiliki ruang lingkup ekstern disebut Surat Ekstern, adalah surat yang
ditujukan satu (tunggal) atau lebih dari satu (kolektif) kepada Satuan Organisasi,
instansi/lembaga, swasta, atau perorangan.
1.2
Surat yang memiliki ruang lingkup intern disebut Nota Dinas, adalah surat yang
dipergunakan di dalam satu lingkungan Satuan Organisasi sesuai dengan hirarki
yang berlaku.
1.3
Surat yang memiliki ruang lingkup khusus disebut Surat Bentuk Khusus adalah surat
yang dibuat secara sepihak (surat keterangan, surat peringatan, surat pernyataan,
surat tugas, surat perintah perjalanan dinas, laporan, formulir, daftar pengantar dan
undangan) dan/atau mengikat ke dua belah pihak, antara lain berupa Nota
Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU), Letter of Intent (LOI),
Notification of Award (NoA), Perjanjian/Kontrak, Surat Perintah Kerja (SPK), Surat
Kuasa, dan Berita Acara.
1.4
Risalah/Notulensi adalah surat yang memiliki catatan mengenai apa yang telah
dibicarakan dan diputuskan dalam suatu rapat, antara lain Rapat Direksi, Rapat
Komite Direktur, Rapat General Manager/Kepala Unit Induk, Persetujuan Direksi/Ijin
Prinsip, Rapat Pimpinan, dan Rapat Kerja.
2. Produk Hukum
Surat yang memiliki ruang lingkup sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan tugas di
lingkungan PLN, berisi ketentuan-ketentuan yang bersifat pengaturan atau penetapan
tentang sesuatu hal yang mengikat dan wajib dilaksanakan, baik seluruh atau sebagian
Satuan Organisasi, swasta maupun perorangan, misalnya Corporate Intent (CI).
Produk Hukum dibedakan menjadi 6 (enam) jenis, yaitu:
1.1
Peraturan
Peraturan adalah surat yang berisi/bersifat pengaturan yang dikeluarkan oleh
Pejabat yang berwenang.
1.2
Keputusan
Keputusan adalah surat yang berisi/bersifat penetapan yang dikeluarkan oleh
Pejabat yang berwenang.
1.3
Instruksi
Instruksi adalah surat yang memuat perintah dengan petunjuk teknis pelaksanaan
suatu kebijakan/ketetapan baik bersumber dari peraturan yang lebih tinggi maupun
berdasarkan suatu kebijakan Direksi.
1.4
Edaran
Edaran adalah surat yang isinya memuat petunjuk atau penjelasan tentang halhal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan berdasarkan Peraturan yang ada.
Edaran bersifat umum dan berlaku tetap untuk seluruh atau sebagian Satuan
Organisasi.
1.5
Pengumuman
Pengumuman adalah surat yang memuat suatu informasi atau penjelasan yang
berlaku umum untuk waktu satu kali atau untuk waktu terbatas/tertentu sampai isi
pengumuman itu diketahui dan/atau dilaksanakan oleh Satuan Organisasi dan/atau
masyarakat di wilayah kerja Satuan Organisasi.
1.6
Pemberitahuan
Pemberitahuan pada dasarnya sama dengan Pengumuman, tetapi hanya berlaku di
lingkungan kerja terbatas, dengan maksud untuk diketahui dan/atau dilaksanakan
oleh pegawai dalam Satuan Organisasi.
Asli
Asli adalah lembaran yang ditujukan kepada pejabat/instansi sebagaimana
tercantum pada alamat yang dituju atau lembaran yang dinyatakan asli.
1.2
Tembusan
Tembusan adalah lembaran penyampaian informasi kepada pejabat/instansi yang
mempunyai keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan informasi surat
sebagaimana dikomunikasikan oleh pejabat/instansi yang terdapat pada surat.
1.3
Salinan
Salinan adalah lembaran hasil penggandaan yang dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang.
1.4
Petikan
Petikan adalah lembaran berisi beberapa bagian/kalimat/hal yang diambil dari surat
asli dan dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.
2. Bobot Informasi
Dilihat dari bobot informasinya, surat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
2.1
Surat Penting
Surat penting adalah surat yang isinya mengandung hal-hal yang strategis,
kebijakan, dan operasional.
2.2
Surat Biasa
Surat biasa adalah surat yang isinya mengandung hal-hal yang bersifat rutin.
3. Pengamanan Informasi
Dilihat dari pengamanan informasi, surat dibedakan menjadi 4 (empat), yaitu:
3.1
Sangat Rahasia
Sangat rahasia adalah surat yang informasinya membutuhkan tingkat pengamanan
tertinggi. Tingkat pengamanan informasi surat erat hubungannya dengan keamanan
dan keselamatan Negara dan/atau PLN serta hanya boleh diketahui oleh pejabat
yang berhak menerimanya.
3.2
Rahasia
Rahasia adalah surat yang informasinya membutuhkan pengamanan tinggi. Tingkat
pengamanan informasi erat hubungannya dengan keamanan kedinasan dan hanya
boleh diketahui oleh pejabat yang berwenang atau yang ditunjuk.
3.3
Terbatas
Terbatas adalah surat yang informasinya membutuhkan pengamanan. Tingkat
pengamanan informasi surat erat hubungannya dengan tugas khusus kedinasan
dan hanya diketahui oleh pejabat yang berwenang atau yang ditunjuk.
3.4
Biasa
Biasa adalah surat yang tidak akan menimbulkan akibat buruk atau merugikan bagi
PLN jika isinya diketahui atau dibaca pihak lain.
4. Penyampaian Surat
Penyampaian surat dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
4.1
Sangat Segera
Sangat segera adalah surat yang penyampaiannya harus segera dilakukan pada
hari yang sama dengan waktu penandatanganan surat.
4.2
Segera
Segera adalah surat yang penyampaiannya dilakukan secepat mungkin setelah
surat ditandatangani.
4.3
Biasa
Biasa adalah surat yang penyampaiannya sesuai dengan jadwal pengiriman yang
ada.
C.
PENGAMANAN SURAT
Pengamanan surat mencakup kegiatan pengamanan/menjaga kerahasiaan, baik dari segi fisik
maupun informasinya. Pada prinsipnya pengamanan surat mulai dari pembuatan
rancangan/konsep, penentuan format, penggunaan kertas, pengetikan, pembubuhan paraf,
dan pengesahan serta penyampaian kepada alamat yang dituju.
Penentuan bobot informasi, tingkat kerahasiaan, dan kecepatan penyampaian surat
merupakan faktor penting dalam pengamanan surat.
1. Penyusunan
1.1
Surat diterbitkan berdasarkan inisiatif pejabat yang berwenang sesuai fungsi dan
tugas jabatannya sebagai keharusan pelaksanaan tugas jabatannya.
1.2
Konsep surat dibuat sendiri oleh pejabat yang akan menandatangani atau oleh
pejabat yang ditunjuk. Untuk konsep surat yang tidak dibuat oleh penandatangan
surat, konsep harus disetujui terlebih dahulu oleh pejabat penandatangan.
1.3
Apabila materi surat menyangkut lebih dari satu unit kerja, konsep terlebih dahulu
disampaikan pejabat unit terkait untuk disetujui dengan membubuhkan paraf.
1.4
Konsep harus dibuat sendiri oleh pejabat yang akan menandatangani atau
pejabat yang ditunjuk.
1.4.2
Konsep surat berupa hardcopy dan softcopy yang sudah tidak digunakan,
harus segera dimusnahkan.
1.4.3
1.4.4
2. Pengetikan
Pengetikan adalah pengetikan konsep akhir surat yang akan ditandatangani. Konsep yang
telah disetujui diketik oleh Sekretariat Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana yang bersangkutan atau oleh staf tertentu yang ditunjuk.
3. Pembubuhan Paraf
Surat yang telah diketik, perlu diparaf oleh minimum satu pejabat dengan satu rentang di
bawah pejabat penandatangan.
Apabila surat di paraf oleh satu pejabat maka paraf diletakkan disebelah kanan bawah
nama pejabat penandatangan.
Apabila yang memaraf lebih dari satu, maka paraf pertama oleh pejabat rentang kedua di
sebelah kiri bawah nama pejabat penandatangan dan paraf kedua oleh pejabat rentang
pertama di sebelah kanan bawah nama pejabat penandatangan.
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero)
Dalam hal surat yang akan diparaf lebih dari satu halaman, pembubuhan paraf dimulai dari
halaman pertama lembar kedua, ketiga, dan seterusnya di bagian kanan bawah.
4. Penggandaan
Penggandaan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dilakukan dengan fotocopy/percetakan atau penggandaan softcopy dengan format pdf. Surat yang merupakan
hasil penggandaan dianggap asli apabila diberi tanda tangan oleh pejabat yang
berwenang. Khusus penggandaan surat yang bersifat sangat rahasia dan/atau rahasia,
wajib memperhatikan ketentuan tentang kerahasiaan surat.
5. Penyampaian
5.1
5.2
Surat yang bersifat tidak rahasia (terbatas dan/atau biasa) disampaikan dengan
menggunakan media elektronik berupa aplikasi yang ditetapkan PLN, kecuali
lampiran pendukung dalam bentuk buku, CD, atau bukti pembayaran.
5.3
Penyampaian surat yang bersifat sangat rahasia, rahasia, dan tidak rahasia dilarang
dimasukkan kedalam satu amplop yang sama.
5.4
D.
Peraturan
a. Pusat Organisasi, ditandatangani oleh Direksi.
b. Unit Induk, ditandatangani oleh General Manager/Kepala.
1.1.2
Keputusan
a. Pusat Organisasi, ditandatangani oleh Direksi.
b. Unit Induk, ditandatangani oleh General Manager/Kepala.
c.
1.1.3
Instruksi
Instruksi hanya diterbitkan oleh Pusat Organisasi dan ditandatangani oleh
Direksi.
1.1.4
Edaran
a. Pusat Organisasi, ditandatangani oleh Direksi.
b. Unit Induk, ditandatangani oleh General Manager/Kepala.
1.1.5
Pengumuman
a. Pusat Organisasi, ditandatangani oleh Direksi atau Pejabat Struktural
satu tingkat di bawah Direksi.
b. Unit Induk, ditandatangani oleh General Manager/Kepala atau pejabat
struktural satu tingkat dibawah General Manager/Kepala.
c. Unit Pelaksana, ditandatangani oleh Manajer.
d. Sub Unit Pelaksana, ditandatangani oleh Manajer.
1.1.6
Pemberitahuan
a. Pusat Organisasi, ditandatangani oleh Direksi atau Pejabat Struktural
satu tingkat di bawah Direksi.
b. Unit Induk, ditandatangani oleh General Manager/Kepala atau pejabat
struktural satu tingkat dibawah General Manager/Kepala.
c. Unit Pelaksana, ditandatangani oleh Manajer.
d. Sub Unit Pelaksana, ditandatangani oleh Manajer.
Surat Ekstern
Penandatanganan Surat Ekstern ditetapkan sebagai berikut:
a. Pusat
Organisasi
ditandatangani
oleh
Direksi,
Pejabat
Struktural/Fungsional sampai dengan dua tingkat di bawah Direksi
dan/atau diberi kuasa oleh Direksi.
b. Unit Induk, ditandatangani oleh General Manager/Kepala dan Pejabat
Struktural/Fungsional sampai dengan satu tingkat di bawah General
Manager/Kepala dan/atau diberi kuasa oleh General Manager/Kepala.
c. Unit Pelaksana, ditandatangani oleh Manajer dan Pejabat yang diberi
kuasa oleh Manajer.
d. Sub Unit Pelaksana, ditandatangani oleh Manajer.
1.2.2
Surat Intern
Penandatanganan Surat Intern (Nota Dinas) ditetapkan sebagai berikut:
a. Pusat
Organisasi
ditandatangani
oleh
Direksi,
Pejabat
Struktural/Fungsional sampai dengan dua tingkat di bawah Direksi
dan/atau diberi kuasa oleh Direksi.
b. Unit Induk, ditandatangani oleh General Manager/Kepala dan Pejabat
Struktural/Fungsional satu tingkat di bawah General Manager/Kepala
dan/atau diberi kuasa oleh General Manager/Kepala.
c. Unit Pelaksana, ditandatangani oleh Manajer dan Pejabat Struktural satu
tingkat di bawah Manajer.
d. Sub Unit Pelaksana, ditandatangani oleh Manajer dan Pejabat Struktural
satu tingkat dibawahnya
1.3
Matrik kewenangan langsung penandatanganan Surat Ekstern dan Surat Intern (Nota
Dinas), sebagaimana tercantum dalam Lampiran 02 Peraturan ini dan penandatanganan
surat Produk Hukum berdasarkan wewenang langsung, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 03-1 Peraturan ini.
2. Wewenang Pelimpahan
Wewenang pelimpahan adalah wewenang penandatanganan surat yang dimiliki oleh
pejabat untuk menandatangani surat, karena mendapat pelimpahan wewenang dari
pejabat atasannya atau pejabat setingkat, untuk seluruh atau sebagian kewenangan
dengan maksud untuk kelancaran dan ketertiban alur komunikasi administrasi.
Pelimpahan wewenang penandatanganan surat dibedakan menjadi 5 (lima), yaitu:
2.1
2.2
2.3
Atas Nama
Atas nama adalah pelimpahan wewenang dari pejabat yang berwenang kepada
pejabat di bawahnya, atas sebagian hak dan kewajibannya, selanjutnya disingkat
a.n.
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero)
Sifat
: Relatif tetap.
2.3.2
2.3.3
Sumber
: Keputusan.
2.3.4
Syarat
2.4
2.3.5
Penggunaan
2.3.6
Tata cara
Kuasa
Kuasa adalah pelimpahan wewenang khusus dari seorang pejabat kepada pejabat
lain baik setingkat maupun pejabat/pegawai di bawahnya atau kepada pihak lain.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
2.4.1
Sifat
2.4.2
2.4.3
Sumber
: Surat Kuasa
2.4.4
Syarat
2.5
2.4.5
Penggunaan
2.4.6
Tata cara
Untuk Beliau
Untuk beliau adalah pelimpahan wewenang dari seorang pejabat kepada pejabat di
bawahnya dalam hal pejabat yang berwenang ada atau berhalangan/tidak ada di
tempat, sedangkan suatu masalah harus diselesaikan saat itu juga, selanjutnya
disingkat u.b.
Sifat
: Insidentil.
2.5.2
2.5.3
Syarat
ada
pada
pejabat
yang
2.5.4
Penggunaan
2.5.5
Tata cara
STANDARDISASI
1. Lambang/Logo
1.1
1.2
Umum
1.1.1
1.1.2
Logo
Logo adalah tanda pengenal atau identitas dalam bentuk simbol yang dipergunakan
oleh PLN. Logo dicetak pada sudut kiri atas dan ditempatkan dalam format surat
sebagai Kepala Surat dengan ketentuan sebagai berikut:
1.2.1
1.2.2
10
1.2.3
1.2.4
Alamat terletak 0,5 cm di bawah logo dan 2 cm dari tepi kiri kertas,
nomor telepon, nomor kotak pos, nomor facsimile, e-mail dan website
terletak 0,5 cm di bawah alamat, dengan huruf ukuran 8, diberi garis
batas tebal.
Lambang/logo PT PLN (Persero) yang dicantumkan pada blanko surat, amplop atau
sarana komunikasi kedinasan lainnya tetap berpedoman pada ketentuan yang berlaku dan
tidak dibenarkan menambahkan lambang/logo atau pesan lainnya.
2. Tata Cara Penerbitan Surat
Penyelesaian penerbitan surat pada dasarnya meliputi surat produk hukum, ekstern,
intern, dan surat bentuk khusus. Penerbitan surat mencakup alur penerbitan, penentuan
format, tata cara pengetikan, dan penentuan ukuran kertas.
2.1
Produk Hukum
Penyelesaian surat produk hukum pada masing-masing satuan organisasi dilakukan
sebagai berikut :
2.1.1
Alur Penerbitan
Alur penerbitan Surat Produk Hukum (Peraturan, Keputusan, Instruksi,
Edaran, Pengumuman dan Pemberitahuan) yang merupakan tanggung
jawab konseptor, dilakukan sebagai berikut:
a. Rancangan
Rancangan dibuat oleh konseptor, menggunakan formulir pengendalian
konsep, sebagaimana tercantum dalam Lampiran 05 Peraturan ini.
Perumusan rancangan dikoordinasikan oleh konseptor dengan Bidang
Hukum untuk dievaluasi dari aspek hukum.
Hasil perumusan rancangan tersebut dicetak dalam rangkap 2 (dua) asli
dan pada lembar asli kedua pada setiap halaman sebelah kanan bawah
diparaf oleh konseptor, pejabat bidang/bagian hukum dan pihak terkait
lainnya.
b. Pengesahan
1) Hasil perumusan yang telah diparaf oleh konseptor, pejabat bidang
hukum dan pihak terkait lainnya ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang.
2) Pemberian nomor berpedoman pada tata cara sebagaimana
yang telah ditentukan dan dilakukan oleh Sekretariat, setelah
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
3) Lembar asli pertama tidak diberi cap dinas, dengan maksud untuk
keperluan penggandaan ulang jika sewaktu-waktu diperlukan.
Lembar asli pertama dan kedua disimpan di Sekretariat, sedangkan
copy lembar kedua disampaikan ke Bidang/Bagian Hukum dan
Konseptor.
11
Dalam hal penerbitan melalui media cetak maupun elektronik, format dan
susunannya tetap mengacu pada ketentuan, serta Sekretariat pada
Satuan Organisasi yang bersangkutan harus tetap menyimpan aslinya.
c. Penggandaan dan pengiriman surat produk hukum, dikelola oleh
Sekretariat berdasarkan permintaan konseptor secara tertulis.
2.1.2
Format
a. Judul/kepala meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1) Kepala surat memuat nama organisasi.
2) Bentuk penuangan diikuti dengan sebutan jabatan dan nama
organisasi pejabat penandatangan.
3) Nomor urut dan tahun.
4) Tentang.
5) Judul.
6) Sebutan jabatan diikuti dengan nama organisasi.
b. Konsideran memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1) Konsideran Menimbang memuat uraian singkat mengenai pokokpokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
Peraturan/Keputusan dengan memuat unsur-unsur filosofis, yuridis,
dan sosiologis.
2) Dasar
hukum
memuat
dasar
kewenangan
pembuatan
Peraturan/Keputusan, dituangkan dalam konsideran Mengingat
dengan memperhatikan tata urutan hirarki peraturan perundangundangan yang diurutkan secara kronologis berdasarkan saat
penerbitannya.
3) Dasar non hukum (bila diperlukan), berisi data/informasi tertulis yang
dipakai untuk dasar Peraturan/Keputusan yang dituangkan dalam
konsideran
Membaca
dicantumkan
sebelum
konsideran
Menimbang sedangkan konsideran Memperhatikan dicantumkan
setelah konsideran Mengingat.
c. Batang Tubuh/Isi
1) Penulisan
MEMUTUSKAN
dan
Menetapkan
Peraturan/Keputusan.
Penulisan menginstruksikan untuk Instruksi.
untuk
12
Pengetikan
a. Peraturan
1) Untuk Peraturan Direksi diketik PT PLN (PERSERO) dengan huruf
kapital ukuran 12 di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca dengan
jarak 2,54 cm (1 inch) dari batas kertas atas.
2) Untuk Peraturan General Manager/Kepala diketik PT PLN
(PERSERO) dengan huruf kapital ukuran 10/11 di tengah marjin
tanpa diakhiri tanda baca dengan jarak 2,54 cm (1 inch) dari batas
kertas atas, selanjutnya diketik nama Unit Organisasi dengan huruf
kapital ukuran 12 di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca pada
posisi di bawah PT PLN (PERSERO) dengan jarak 1 spasi baris
(single).
3) Tulisan NOMOR diketik dengan huruf kapital di tengah-tengah pada
posisi di bawah Peraturan, Sebutan Jabatan dan Sebutan
Organisasi dengan jarak 1 spasi baris.
4) Tulisan TENTANG diketik dengan huruf kapital di tengah-tengah
pada posisi di bawah tulisan NOMOR dengan jarak 2 spasi baris.
5) Penulisan Judul Peraturan diketik dengan huruf kapital di bawah
tulisan TENTANG dengan jarak 1 spasi baris.
6) Sebutan Jabatan dan Sebutan Organisasi diketik dengan huruf
kapital di bawah Judul Keputusan dengan jarak 2 spasi baris.
7) Konsideran yang tertuang dalam kata Menimbang diketik di tepi kiri
kertas dengan jarak 3 cm dan 1 spasi baris di bawah Sebutan
Jabatan dan Sebutan Organisasi, sedangkan materi Menimbang
dengan jarak 2,54 cm (1 inch) dari tepi kanan dengan spasi baris 1.
Untuk penulisan konsideran yang lain sama dengan penulisan
konsideran Menimbang.
8) Jarak antara tiap konsideran adalah 1 spasi baris.
9) Diktum yang dituangkan dalam:
a) MEMUTUSKAN ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa
spasi diantara suku kata dan diakhiri dengan tanda baca titik dua
serta diletakkan ditengah marjin pada posisi di bawah
Konsideran dengan jarak 1 spasi baris.
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero)
13
g) Tembusan
diketik
sejajar
dengan
Nama
penandatangan dengan jarak 3 cm dari tepi kiri kertas.
pejabat
h) Lampiran
Dalam hal peraturan memerlukan lampiran, hal tersebut
dinyatakan dalam batang tubuh bahwa lampiran dimaksud
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan.
Lampiran dapat memuat antara lain uraian, daftar, tabel,
gambar, peta, dan sketsa.
Apabila terdapat lebih dari satu lampiran, tiap lampiran harus
diberi nomor urut dengan menggunakan angka romawi.
Judul lampiran ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang
diletakkan disudut kanan atas tanpa diakhiri tanda baca dengan
rata kiri ukuran 10/11.
Nama lampiran ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang
diletakkan ditengah tanpa diakhiri tanda baca.
Pada halaman akhir tiap lampiran harus dicantumkan sebutan
jabatan, nama dan tanda tangan pejabat penandatangan ditulis
dengan huruf kapital yang diletakkan di sudut kanan bawah jarak
2,54 cm (1 inch) cm dari tepi kanan kertas dan diakhir dengan
tanda baca koma ( , ) setelah nama pejabat yang menetapkan
peraturan.
i) Kata Penyambung
Kata penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda
bahwa kalimat masih berlanjut pada halaman berikutnya.
Kata penyambung dimaksud diambil sama dengan kata pertama
halaman berikutnya dan diketik pada setiap akhir halaman di
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero)
14
Dalam...
b. Keputusan
Keputusan, penerbitannya berpedoman pada tata cara penerbitan
Peraturan, namun dalam batang tubuh/isi wajib menuliskan Diktum
PERTAMA, KEDUA, KETIGA dan seterusnya yang diketik dengan huruf
kapital sejajar vertikal dengan Menetapkan dan jarak antara tiap isi
Diktum 1 spasi baris.
c. Instruksi
Instruksi, penerbitannya berpedoman pada tata cara penerbitan
Peraturan/Keputusan dan ditambahkan dengan kalimat .....dengan ini
menginstruksikan:.
d. Edaran
1) Untuk Edaran Direksi diketik PT PLN (PERSERO) dengan huruf
kapital ukuran 12 di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca dengan
jarak 2,54 cm (1 inch) dari batas kertas atas.
2) Untuk Edaran General Manager/Kepala diketik PT PLN (PERSERO)
dengan huruf kapital ukuran 10/11 di tengah marjin tanpa diakhiri
tanda baca dengan jarak 2,54 cm (1 inch) dari batas kertas atas,
selanjutnya diketik nama Unit Organisasi dengan huruf kapital
ukuran 12 di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca pada posisi di
bawah PT PLN (PERSERO) dengan jarak 1 spasi baris (single).
3) Tulisan NOMOR diketik dengan huruf kapital di tengah-tengah pada
posisi di bawah Edaran, Sebutan Jabatan dan Sebutan Organisasi
dengan jarak 1 spasi baris.
4) Tulisan TENTANG diketik dengan huruf kapital di tengah-tengah
pada posisi di bawah tulisan NOMOR dengan jarak 2 spasi baris.
5) Penulisan Judul Edaran diketik dengan huruf kapital di bawah tulisan
TENTANG dengan jarak 1 spasi baris.
6) Sebutan Jabatan dan Sebutan Organisasi diketik dengan huruf
kapital di bawah Judul Edaran dengan jarak 2 spasi baris.
7) Batang tubuh/isi diketik 3 cm dari tepi kiri dan 3 cm dari tepi kanan
serta jarak antara tiap batang tubuh/isi 1 spasi baris, dan disesuaikan
dengan kebutuhan PLN.
8) Tempat, Sebutan jabatan pejabat penandatangan, Nama pejabat
penandatangan, dan Lampiran penerbitannya berpedoman pada
tata cara penerbitan Peraturan/Keputusan.
e. Pengumuman dan Pemberitahuan
Pengumuman dan Pemberitahuan di Pusat Organisasi, Unit Induk, Unit
Pelaksana dan Sub Unit Pelaksana, penerbitannya berpedoman pada
15
dan
batang
tubuh/isi
Alur Penerbitan
Alur penerbitan Surat Ekstern baik yang bersifat biasa, terbatas, rahasia, dan
sangat rahasia yang merupakan tanggung jawab konseptor, dilakukan
sebagai berikut:
a. Pembuatan konsep surat dilakukan oleh konseptor dengan
menggunakan formulir pengendalian konsep yang tertuang dalam
aplikasi, sebagaimana tercantum dalam Lampiran 05 Peraturan ini.
b. Pengesahan oleh pejabat yang berwenang.
c. Pemberian nomor, tanggal dan cap dinas dilakukan oleh Sekretariat
masing-masing Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit Pelaksana/ Sub
Unit Pelaksana setelah ditandatangani, dan pengetikan alamat yang
dituju pada amplop surat dapat dilakukan oleh Sekretariat masing-masing
Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit Pelaksana/ Sub Unit Pelaksana.
d. Pengiriman dilakukan oleh Sekretariat.
e. Pengiriman tembusan dari Sekretariat kepada pejabat lainnya dalam
lingkungan intern Satuan Organisasi dilakukan oleh Sekretariat dengan
menggunakan buku ekspedisi atau Aplikasi.
f.
2.2.2
Format
Surat yang memiliki ruang lingkup ekstern terdiri dari 3 (tiga) bagian, sebagai
berikut:
a. Kepala surat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1) Lambang atau logo PT PLN (Persero).
2) Nama dan alamat pengirim surat. (Meliputi nama jalan, Kode Pos,
Telepon, Facsimile dan Website.
3) Tanggal, bulan, dan tahun.
4) Nomor surat.
5) Sifat surat (berdasarkan keamanan dan legalitas surat).
6) Lampiran (apabila ada).
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero)
16
Tanggal
Tanggal surat diketik sebelah kanan dengan posisi sejajar horisontal
dengan tulisan Nomor Surat : .
Tanggal diketik dengan 2 (dua) angka, bulan diketik dengan huruf (tidak
boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital dan diikuti huruf kecil) dan
tahun dicantumkan lengkap 4 (empat) angka.
17
j.
Tembusan
Tulisan Tembusan diikuti tanda baca Titik Dua (:) tanpa garis bawah,
diketik sebelah kiri sejajar horisontal dengan Nama Pejabat
penandatangan surat dan sejajar vertikal dengan Alinea.
Tulisan Sebutan Jabatan Pejabat yang diberi tembusan, ditulis di
bawah Tembusan : dan diketik 1 spasi baris.
Jika hanya 1 (satu) yang diberi tembusan, maka diberi tanda dan jika
pihak yang diberi tembusan lebih dari satu, maka harus diberi nomor urut
dan harus ditulis kepada nama sebutan jabatan, apabila diperlukan dapat
disertai nama orang yang diberi tembusan, bukan nama
organisasi/instansi.
18
sebagai laporan;
untuk diketahui;
sebagai undangan;
arsip.
Inisial
Inisial yaitu kode pengenal yang berupa singkatan nama konseptor
dan/atau nama pengetik surat, maksimum tiga huruf (ukuran 8),
konseptor dengan huruf kapital, sedangkan pengetik dengan huruf kecil,
jika konsep surat diketik oleh konseptor, maka inisial cukup satu ditulis
dengan huruf kapital, diketik di sebelah kiri dibawah tulisan Model 1002
dan Model 1003 atau Model 1005 dan Model 1006 (lembar terakhir
surat).
2.3
Surat Intern
Penyelesaian surat intern pada masing-masing Unit Pengolah Satuan Organisasi
dilakukan sebagai berikut:
2.3.1
Alur Penerbitan
a. Pembuatan konsep surat dilakukan oleh konseptor dengan
menggunakan formulir pengendalian konsep yang tertuang dalam
aplikasi, sebagaimana tercantum dalam Lampiran 05 Peraturan ini.
b. Penandatanganan dilakukan oleh pejabat yang berwenang.
c. Pemberian nomor dan tanggal dilakukan oleh Sekretariat masing-masing
Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit Pelaksana/Sub Unit Pelaksana
setelah ditandatangani.
d. Pengiriman
Pengiriman dilakukan oleh Sekretariat masing-masing
Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit Pelaksana/Sub Unit Pelaksana.
Direktorat/
Nota Dinas tidak dibubuhi cap dinas dan tidak diberi amplop, kecuali
yang bersifat rahasia diberi amplop.
19
2.3.2
Format
Surat yang memiliki ruang lingkup intern terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu:
a. Kepala surat memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1) Nama organisasi.
2) Tulisan Nota Dinas.
3) Nomor.
4) Kepada.
5) Dari.
6) Tanggal, Bulan, dan Tahun.
7) Sifat.
8) Lampiran.
9) Perihal.
b. Batang Tubuh
Pada prinsipnya tidak berbeda dengan surat yang memiliki ruang lingkup
ekstern.
d. Kaki surat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1) Tanda tangan.
2)
Pengetikan
a. Kepala Nota Dinas
Nama Satuan Organisasi diketik dengan huruf kapital ukuran 12 di
sebelah kiri atas dan diberi garis bawah.
Apabila penulisan Satuan Organisasi lebih dari 1 baris maka yang diberi
garis bawah adalah baris yang paling akhir.
b. Nota Dinas
Tulisan NOTA DINAS diketik dengan huruf kapital ukuran 12 di tengahtengah berjarak 5 cm dari tepi atas kertas, tidak diberikan spasi kolom
dan diberi garis bawah.
c.Nomor
Tulisan Nomor diketik di bawah tulisan Nota Dinas.
Tulisan Nomor diketik di bawah tulisan NOTA DINAS dengan posisi di
tengah-tengah.
20
d. Kepada
Tulisan Kepada diketik di sebelah kiri, berjarak 2 cm dari sebelah tepi
kiri kertas dan 1 cm di bawah tulisan Nomor dengan diikuti tanda baca
titik dua ( : ).
e. Dari
Tulisan Dari diketik di bawah tulisan Kepada diikuti dengan tanda
baca titik dua ( : ).
f. Tanggal
Tulisan Tanggal diketik di bawah tulisan Dari diikuti dengan tanda
baca titik dua ( : ). Tanggal diketik dengan 2 (dua) angka, bulan diketik
dengan huruf (tidak boleh disingkat dengan menggunakan tulisan huruf
kecil dan huruf awal kapital) dan tahun dicantumkan lengkap 4 (empat)
angka.
g. Sifat
Tulisan Sifat diketik di bawah tulisan Tanggal diikuti dengan tanda
baca titik dua ( : ), Jenis Sifat diketik sesuai dengan tingkat
penyelesaian dan/atau pengamanan dan/atau penanganannya.
h. Lampiran
Tulisan Lampiran diketik di bawah tulisan Sifat diikuti dengan tanda
baca titik dua ( : ).
Jumlah Lampiran diketik dibelakang tulisan Lampiran : dengan
menyebut jumlah lembar/set/buku/berkas/dll.
i. Perihal
Tulisan Perihal diketik di bawah tulisan Lampiran diikuti dengan tanda
baca titik dua ( : ).
Uraian masalah diketik di belakang tulisan Perihal : , diuraikan secara
singkat, jelas, dan disesuaikan dengan kode masalah.
Untuk surat ekstern dan intern tata cara pengetikan dan penerbitannya,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 07-1 sampai dengan 07-11 Peraturan ini.
2.4
21
2.4.2 Kontrak/Perjanjian
Kontrak/Perjanjian adalah perikatan dalam bentuk tertulis yang
memuat/persetujuan antara dua pihak atau lebih mengenai suatu hal atau
kegiatan tertentu, masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban
melakukan sesuatu berdasarkan isi perjanjian tersebut.
Bentuk surat perjanjian pada umumnya memuat antara lain:
Nama/judul perjanjian.
para pihak yang mengadakan perjanjian.
alasan diadakan perjanjian (jika ada).
ketentuan umum.
lingkup pekerjaan.
persyaratan teknis, meliputi spesifikasi pekerjaan.
jangka waktu perjanjian/waktu pelaksanaan.
metode pembayaran.
pengakhiran perjanjian.
keadaan memaksa/force majeur.
Penyelesaian perselisihan.
Penutup.
2.4.3 Amandemen
Amandemen adalah surat yang memuat perubahan ketentuan dalam
perjanjian/kontrak berupa penambahan atau pengurangan yang harus
dituangkan dalam amandemen perjanjian.
2.4.4 Surat Perintah Kerja
Surat perintah kerja adalah surat yang memuat perintah kepada pihak
kedua/pihak lain untuk melakukan pekerjaan tertentu.
2.4.5 Letter of Intent (LoI)/Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)
Letter of Intent adalah surat yang diterbitkan oleh pengguna barang/jasa
kepada penyedia barang/jasa sebagai penunjukkan pemenang.
2.4.6 Notification of Award
Notification of Award/Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa adalah surat
penunjukan pemenang/Penyedia Barang/Jasa yang dikeluarkan oleh
pengguna.
2.4.7 Surat Kuasa
Surat kuasa adalah surat yang memuat pelimpahan wewenang atau
penugasan dari pejabat yang mempunyai kewenangan menandatangani
surat kepada pejabat/pegawai/orang lain untuk dan atas namanya
melakukan sesuatu perbuatan sesuai dengan yang dimaksudkan dalam
surat kuasa tersebut.
Surat kuasa, terdiri dari surat kuasa umum dan surat kuasa khusus, masingmasing dapat diberikan wewenang substitusi.
Surat kuasa umum adalah surat kuasa yang meliputi seluruh kepentingan
pemberi kuasa.
22
Surat kuasa khusus adalah surat kuasa yang hanya meliputi kepentingan
tertentu atau lebih pemberi kuasa.
23
2.4.15 Formulir
Formulir adalah jenis surat yang mempunyai desain khusus yang memuat
data kedinasan untuk tujuan tertentu, antara lain:
b)
Model 1002 : lembar untuk yang disimpan Sekretariat masingmasing Direktorat/Divisi/Unit Induk /Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana, warna kuning.
c)
24
d)
Model 1004 : lembar untuk yang dituju lanjutan dari Model 1001,
kertas warna putih.
e)
Model 1005 : lembar untuk yang disimpan Sekretariat masingmasing Direktorat/Divisi/Unit Induk /Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana lanjutan dari
Model 1002, kertas warna kuning.
f)
25
4. Bentuk Surat
Bentuk surat baik yang memiliki ruang ekstern maupun intern, menyangkut tata letak atau
posisi susunan bagian-bagian surat. Dilihat dari teknik pengetikan dengan
mempertimbangkan prinsip daya guna dan hasil guna yang didasarkan atas keterpaduan
faktor kemudahan, kehematan dan keserasian, PT PLN (Persero) menggunakan bentuk
setengah lurus (semi block style), dengan jenis huruf Arial atau Times New Roman ukuran
10/11. Ukuran spasi baris (line spacing) menggunakan format single.
5. Cap Dinas
Cap dinas adalah cap yang dipergunakan sebagai unsur sahnya surat dinas.
Di Pusat Organisasi/Kantor Pusat, cap dinas terdiri dari cap dinas Direksi dan cap dinas
Kantor Pusat.
5.1
5.2
5.1.2
5.1.3
5.1.4
5.1.5
5.4
5.4.2
Cap dinas Kantor Pusat hanya dapat dipergunakan untuk jabatan selain
Direksi.
26
5.5
5.4.3
Cap dinas pada Satuan Organisasi dapat dipergunakan untuk surat ekstern
dan surat-surat lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
5.4.4
Cap dinas untuk keperluan legalisasi keuangan (cek dan giro) dibuat sesuai
dengan standardisasi cap dinas sebagaimana diatur pada Bab I Tatalaksana
Surat angka 5.2 dan 5.3.
5.6
5.7
Ukuran
6.1.1 12 cm x 23,5 cm.
6.1.2 16,5 cm x 26 cm.
6.1.3 23 cm x 32 cm.
6.1.4 27 cm x 38 cm.
6.2
6.3
Kepala amplop adalah sama dengan kepala Surat Ekstern dan logo berwarna
hitam.
27
7.2
7.3
Buku Ekspedisi
Buku ekspedisi dipergunakan untuk menyampaikan dan sebagai bukti penerusan
serta penerimaan surat dari Sekretariat ke masing-masing Direktorat/Divisi/Unit
Induk/Bidang/Unit Pelaksana/Sub Unit Pelaksana dan sebaliknya.
Kolom-kolom buku ekspedisi secara horizontal adalah sebagai berikut:
7.4
7.2.1
7.2.2
Kolom 2 : Tanggal.
7.2.3
7.2.4
7.2.5
7.5
Daftar Pengantar
Daftar pengantar dibuat dalam rangkap 2 (dua) dipergunakan untuk mengirimkan
surat yang ditujukan kepada Sekretariat dan dimaksudkan sebagai tanda terima (bila
diperlukan), sebagaimana tercantum dalam Lampiran 13 Peraturan ini.
Untuk jenis formulir yang tidak termasuk dalam kategori tersebut di atas tetap berpedoman
pada ketentuan lain yang berlaku di PLN.
F. PEMBERIAN KODE
Pemberian kode adalah pembuatan/penulisan kode surat, yang bertujuan untuk mempermudah
identifikasi atau pengenalan surat dalam rangka membantu terlaksananya kegiatan
menghimpun, menyimpan dan menyajikan kembali. Pelaksanaan penerbitan nomor surat
dipusatkan atau diberikan oleh Sekretariat, sedangkan untuk Nota Dinas nomor penerbitannya
diberikan
oleh
Sekretaris
masing-masing
Direktorat/Divisi/Unit
Induk/Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana.
Kode pokok masalah yang dipergunakan dalam pemberian nomor surat dalam bentuk angka.
1. Kode huruf
2. Kode huruf
3. Kode huruf
4. Kode huruf
5. Kode huruf
6. Kode huruf
7. Kode huruf
8. Kode huruf
9. Kode huruf
10. Kode huruf
11.Kode huruf
12. Kode huruf
13. Kode huruf
14. Kode huruf
MNJ
REN
EPI
KIT
TRS
DIS
AGA
DAN
KON
LIT
SER
MRO
SKK
SPI
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
MANAJEMEN
PERENCANAAN
ENERGI PRIMER DAN TERBARUKAN
PEMBANGKITAN
TRANSMISI
DISTRIBUSI
NIAGA
PENGADAAN
KONSTRUKSI
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SERTIFIKASI
MANAJEMEN RISIKO
PENGENDALIAN KINERJA KORPORAT
SATUAN PENGAWAS INTERN
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero)
28
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Kode huruf
Kode huruf
Kode huruf
Kode huruf
Kode huruf
Kode huruf
Kode huruf
Kode huruf
SDM
KEU
SIM
HKM
STH
MUM
LOG
KLH
=
=
=
=
=
=
=
=
SUMBERDAYA MANUSIA
KEUANGAN
SISTEM INFORMASI
HUKUM
STAKEHOLDER MANAGEMENT
UMUM
LOGISTIK
K2, K3, DAN LINGKUNGAN HIDUP
Produk Hukum
Surat yang bersifat pengaturan atau penetapan, diberi kode sesuai dengan kerangka
sebagai berikut:
1.2/3/4
Keterangan:
1
Nomor urut
Masing-masing diberi nomor urut berdasarkan bentuk penuangan surat yang
mengatur dan dimulai pada setiap awal tahun kalender.
Nomor urut
Masing-masing diberi nomor urut sesuai bentuk penuangannya dan dimulai
pada setiap awal tahun kalender.
2 =
Pemberian Nomor dan penyimpanan dokumen dikelola langsung oleh Unit Pengolah
(SDM).
1.2
Surat Ekstern
1.2.1
29
Surat ekstern tunggal, diberi kode sesuai dengan kerangka sebagai berikut:
1/2/3/4
Keterangan:
1 =
Nomor urut
Masing-masing diberi nomor urut berdasarkan pokok masalah dan
dimulai pada setiap awal tahun kalender.
2 =
Kode masalah
Kode masalah berupa huruf dan angka, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran 15 Peraturan ini.
3 =
4 =
Tahun pembuatan.
Dicantumkan lengkap empat angka, khusus mengenai surat-surat
sangat rahasia/rahasia, penulisannya dirangkaikan dengan tahun
pembuatannya, contoh: 2015-R atau 2015-SR.
1.2.2
1.3
Nomor urut
Nomor urut dimulai pada setiap awal tahun kalender.
Kode masalah
Kode masalah berupa huruf dan angka, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 15 Peraturan ini.
Tahun pembuatan.
Induk/Bidang/Unit
30
1.2/3/4/5
Keterangan:
1
Nomor urut
Masing-masing diberi nomor urut sesuai bentuk penuangannya dan dimulai
pada setiap awal tahun kalender.
Khusus untuk penomoran Surat Amandemen, diketik tulisan Amandemen dan diikuti
tulisan Nomor Amandemen, sebagaimana tercantum dalam Lampiran 07-15
Peraturan ini.
2. Kode Surat Masuk
Pemberian kode surat masuk dicatat pada agenda surat masuk dan formulir pengendalian
surat masuk, ditulis lengkap sesuai identitas yang ada pada surat masuk dengan
menggunakan sistem aplikasi yang sudah di tentukan.
2.1
Nomor urut
Masing-masing surat yang bersifat pengaturan/penetapan diberi nomor
urut terpisah berdasarkan bentuk penuangan dan dimulai setiap awal tahun
kalender.
Nomor urut
Masing-masing diberi nomor urut sesuai bentuk penuangannya dan dimulai
pada setiap awal tahun kalender.
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero)
31
2 =
Pemberian Nomor dan penyimpanan dokumen dikelola langsung oleh Unit Pengolah
(SDM).
2.2
Kode Surat Masuk untuk Surat Ekstern, Nota Dinas dan Surat Bentuk Khusus.
2.2.1
Surat Ekstern
Surat ekstern diberi kode, sesuai dengan kerangka sebagai berikut:
1/2/3/4
Keterangan:
1
Nomor urut
Masing-masing diberi nomor urut berdasarkan pokok masalah dan
dimulai pada setiap awal tahun kalender.
2.2.2
Nota Dinas
Nota dinas, diberi kode dengan kerangka sebagai berikut:
1/2/3/4
Keterangan:
1
Nomor urut
Nomor urut dimulai pada setiap awal tahun kalender.
2.2.3
32
1.2/3/4/ 5
Keterangan:
1
Nomor urut
Masing-masing diberi nomor urut sesuai bentuk penuangannya
dan dimulai pada setiap awal tahun kalender.
33
BAB II
TATALAKSANA SURAT MEDIA ELEKTRONIK
Tatalaksana surat media elektronik merupakan tata cara pengaturan komunikasi baik formal
maupun informal dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi berupa Electronic Mail (e-mail),
Facsimile, File Transfer Protocol (FTP), website, twitter, facebook, dan media sosial lainnya.
Penggunaan fasilitas media elektronik mengikuti tata cara dan format sebagai berikut:
A. TATA CARA PENGGUNAAN E-MAIL
E-mail adalah sarana/alat komunikasi yang memanfaatkan jaringan komunikasi data berbasis
internet yang dipergunakan untuk melayani pengiriman informasi atau naskah secara
elektronik.
1. Ruang Lingkup Penggunaan E-mail
1.1 E-mail dapat dipergunakan sebagai sarana komunikasi kedinasan untuk
menyampaikan informasi yang sifatnya tidak secara langsung memuat unsur
kebijakan dan/atau keuangan.
1.2 E-mail tidak diberikan identitas sebagaimana halnya surat dinas.
1.3 Berita yang disampaikan melalui e-mail merupakan alat bukti yang sah.
2. Format E-mail
2.1
To/Kepada
Tujuan harus diisi dengan memberikan alamat (e-mail address) yang jelas dan
benar.
2.2
From/Dari
Diisi identitas pengirim oleh sistem secara otomatis
2.3
Cc/Tembusan
Jika diperlukan dapat diisi.
2.4
Subject/Perihal
Perihal diisi dengan kalimat/kata-kata yang singkat, jelas dan mencerminkan isi
keseluruhan surat.
2.5
Redaksi/Isi Berita
Isi berita disampaikan dengan jelas, ringkas dan sopan sesuai dengan etika dan
tetap menggunakan tata bahasa yang baik dan benar.
2.6
Penutup
Pengirim harus mencantumkan identitas diri yang jelas, lengkap, dan benar (minimal
nama, sebutan jabatan, ekstensi, dan Unit kerja).
2.7
Attachment/Lampiran
Dalam hal pengiriman e-mail yang memerlukan lampiran, hendaknya diperhatikan
kapasitas yang disediakan oleh ISP (Internet Service Provider). Umumnya kapasitas
yang disediakan oleh ISP maksimum 2 MB (Mega Byte).
34
B.
Sekretariat
Pengiriman surat resmi melalui facsimile yang dikirimkan melalui Sekretariat
masing - masing Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit Pelaksana/Sub Unit
Pelaksana dengan tata cara sebagai berikut:
a. Sekretariat masing - masing Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana mengirimkan form surat asli model 1001
dan 1004 (jika surat lebih dari 1 halaman) yang sudah dikirim melalui
facsimile kepada Sekretariat.
b. Sekretariat masing - masing Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana melakukan pengiriman surat dimaksud
dan mencatat pengiriman tersebut pada buku agenda surat keluar.
c. Sekretariat tetap mengirimkan surat asli ke alamat yang dituju.
d. Surat yang dicetak pada form surat model 1002 (warna kuning) tetap
disimpan
oleh
Sekretariat
masing-masing
Direktorat/Divisi/Unit
Induk/Bidang/Unit Pelaksana/Sub Unit Pelaksana.
1.1.2
Unit Pengolah
Sekretariat
masing-masing
Direktorat/Divisi/Unit
Induk/Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana mengirimkan surat yang telah resmi
diterbitkan dengan tata cara sebagai berikut:
a. Surat yang dikirim melalui Facsimile adalah foto copy surat asli.
b. Sekretariat masing-masing Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana menyerahkan surat aslinya kepada
Sekretariat untuk dikirimkan ke alamat yang dituju berdasarkan surat
pengantar atau buku permintaan pengiriman.
35
1.2 Penerimaan
1.2.1 Sekretariat dan Sekretariat masing masing
Induk/Bidang/Unit Pelaksana/Sub Unit Pelaksana.
Direktorat/Divisi/Unit
a.
Sekretariat
dan
Sekretariat masing - masing Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana menerima facsimile dan mencatat pada
Aplikasi, sebagaimana tercantum dalam Lampiran 10 Peraturan ini.
b.
Sekretariat
dan
Sekretariat masing - masing Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit
Pelaksana meneruskan facsimile kepada alamat yang dituju.
c.
Sekretariat
dan
Sekretariat masing - masing Direktorat/Divisi/Unit Induk/Bidang/Unit
Pelaksana/Sub Unit Pelaksana menyatukan formulir dimaksud apabila
sudah menerima surat asli dan mengirimkannya kepada alamat yang
dituju.
1.3.2 Jumlah lembar surat yang dikirim hendaknya tidak terlalu banyak.
1.3.3 Hindarkan pengiriman berkas yang bersifat rahasia atau sangat rahasia.
2.
2.2
36
FTP User
FTP User artinya FTP yang dapat diakses dan hanya untuk User tertentu. Karena
FTP user disertakan suatu autensitas bila kita akan mengakses ke dalamnya.
Format dari FTP user adalah:
FTP://user@host.domain
1.2
FTP Anonymous
FTP anonymous artinya, FTP yang disediakan secara anonymous, dengan kata lain
FTP tersebut dapat diakses oleh siapapun dan biasanya tanpa password.
Contoh:
FTP ://unila.ac.id
FTP ://FTP5.freebsd.org
FTP ://FTP.tucows.com
1.3
FTP Server
FTP Server adalah Komputer Server yang memberikan akses FTP ke Intranet
(lokal) maupun Internet (global).
1.4
FTP Client
FTP client adalah perangkat yang dipergunakan untuk melakukan transfer file dalam
lingkungan internet menggunakan standar dari FTP (File Transfer Protocol).
WEBSITE
Website adalah Sistem Aplikasi, sarana, dan alat komunikasi yang memanfaatkan jaringan
komunikasi data berbasis internet yang dipergunakan untuk melayani pengiriman informasi
atau naskah secara elektronik.
37
Sistem Aplikasi terpusat berbasis website dipergunakan oleh semua Unit untuk sarana
kegiatan Tatalaksana Surat dan Kearsipan dengan pengaturan lingkup komunikasi
berdasarkan jenjang Organisasi.
38
BAB III
TATALAKSANA KEARSIPAN
Arsip pada hakekatnya merupakan informasi yang terekam, baik dibuat maupun diterima sebagai
bukti nyata pelaksanaan kegiatan administrasi atau bukti transaksi organisasi.
Sebagai bukti transaksi organisasi, penggunaan arsip harus memperhatikan ketentuan hukum
yang berlaku, baik dari segi aspek pertanggungjawaban administrasi maupun keterbukaan
informasi.
A.
PENGGOLONGAN ARSIP
Penggolongan Arsip dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu:
1. Berdasarkan Fisik
Berdasarkan fisik, arsip digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu:
1.1
1.2
39
Arsip Elektronik
Arsip elektronik sering juga disebut arsip komputer adalah arsip yang berisi
tentang rekaman informasi dari suatu kegiatan yang diciptakan dengan
menggunakan komputer sebagai alat dan arsip dimaksud disebut juga arsip
bacaan mesin.
1.2.3
1.3
1.
Berdasarkan Fungsi
Berdasarkan Fungsi, arsip digolongkan menjadi:
2.1
Arsip Dinamis
Arsip dinamis adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam kegiatan
pencipta arsip dan disimpan selama jangka waktu tertentu.
Arsip Dinamis dibedakan menjadi dua, yaitu:
2.1.1
2.1.2
40
Arsip dinamis inaktif adalah arsip arsip yang frekuensi penggunaannya telah
menurun.
2.2
Arsip Statis
Arsip statis adalah arsip yang dihasilkan oleh pencipta arsip karena memiliki nilai
guna kesejarahan, telah habis retensinya, dan keterangan dipermanenkan yang
telah diverifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh PLN dan/atau
Arsip Nasional Republik Indonesia.
2.3
Arsip Vital
Arsip Vital adalah arsip yang keberadaannnya merupakan persyaratan dasar bagi
kelangsungan operasional pencipta arsip, tidak dapat diperbarui, dan tidak dapat
digantikan apabila rusak atau hilang.
2.
B.
3.1
Asli
3.2
Tembusan
3.3
Salinan
3.4
Penggandaan (copy)
1.2
41
1.3
1.4
2.2
C.
PENATAAN ARSIP
Penataan arsip pada hakekatnya dimulai sejak arsip tersebut diterbitkan, dilakukan secara
terus menerus dimaksudkan untuk penyajian yang cepat, tepat, lengkap, dan menyeluruh
berdasarkan kaidah penataan arsip, sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi
manajemen.
Untuk memenuhi kebutuhan dimaksud, penyimpanan arsip secara logis dan sistematis
didasarkan pada sistem penyimpanan alfanumerik dan masalah.
Sistem penyimpanan alfanumerik adalah pengaturan/penataan arsip berdasarkan kombinasi
huruf dan angka. Kode huruf menunjukan informasi tentang isi arsip, sedangkan angka
merupakan identitas arsip yang berupa nomor urut penerbitan.
Jika ada perubahan produk hukum maka perubahan tersebut akan digandakan dan disimpan
pada arsip produk hukum awal yang dirubah.
Sistem penyimpanan berdasarkan masalah adalah sistem penyimpanan arsip yang ditata
sesuai dengan permasalahan yang terkandung dalam isi arsip dengan menggunakan urutan
kegiatan yang ada pada masalah tersebut.
Langkah-langkah untuk melakukan penataan arsip antara lain dengan cara melakukan
pengecekan, penyediaan sarana/peralatan dan penyusunan berkas arsip serta lokasi simpan.
42
Tahap Pengecekan
Langkah awal penataan arsip adalah melakukan pengecekan terhadap kebenaran
dan kelengkapan berkas.
1.2
Penyediaan Peralatan
Peralatan penataan arsip yang diperlukan untuk arsip aktif, antara lain guide, folder,
label, formulir tunjuk silang, agenda, dan filing cabinet.
Peralatan penataan arsip yang diperlukan untuk arsip inaktif, antara lain folder, box
arsip, rak arsip, dan roll opact.
1.2.1 Guide
Guide/sekat berkas dipergunakan untuk:
a. Petunjuk pemisah antara masalah satu dengan masalah lain beserta
rinciannya.
b. Memperlihatkan hubungan antara pokok masalah satu dengan masalah
yang lain atau masalah dengan sub masalah.
c. Membedakan himpunan/kelompok berkas yang satu dengan yang lain.
1.2.2 Folder
Folder dipergunakan sebagai tempat menyimpan berkas arsip.
1.2.3 Label
Label guide dan folder ditulis pada tab untuk menunjukkan isi kelompok
berkas.
1.2.4
1.2.5
Agenda
Agenda arsip dipergunakan sebagai cara untuk menemukan surat,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 19 Peraturan ini.
1.2.6
Boks
Boks yang akan dipergunakan untuk penyimpanan berkas arsip ada
berbagai ukuran sesuai dengan jumlah berkas yang akan disimpan.
1.2.7
1.3
Penyusunan Berkas
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero)
43
1.3.1
Berdasarkan Alfanumerik
Setelah dilakukan pengecekan berkas-berkas disusun berdasarkan
kelompok jenis surat produk hukum dan masing-masing jenis disusun
menurut nomor urut penerbitan. Pemisahan masing-masing jenis ditandai
guide dan folder yang berisikan nomor urut diletakkan di belakang guide dari
masing-masing jenis yang telah ditetapkan, sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 20 Peraturan ini.
1.3.2
Berdasarkan Masalah
Setelah selesai melakukan pengecekan, berkas disusun berdasarkan
kelompok urutan masalah, sehingga akan memberikan informasi yang utuh
dari suatu kegiatan.
Bentuk susunan guide dan folder adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan berkas ditandai oleh guide yaitu guide utama (primer), guide
kedua (sekunder), dan guide ketiga (tertier).
b. Pokok masalah dituangkan ke dalam guide primer (berupa huruf dan
angka) yang posisi tabnya berada di paling kiri dan diikuti oleh guide
sekunder yang merupakan sub pokok masalah, dengan posisi tab berada
di posisi kedua dari kiri, kemudian diikuti oleh guide tertier yang berisi sub
sub pokok masalah, dengan posisi tab berada di posisi ketiga dari kiri.
c. Folder, diletakan di belakang guide dan sebagai tempat penyimpanan
arsip.
d. Pemberian label baik penempatan pada tab guide maupun folder harus
diketik rapi.
Lokasi Simpan
Berkas arsip yang telah disusun berdasarkan masalah dan/atau alfanumerik
disimpan pada tempat penyimpanan (rak/lemari dll.) dengan diberi kode
sesuai dengan kode penyimpanan.
2.
Pengecekan
Pengecekan arsip media elektronik pada dasarnya meliputi kegiatan pengecekan
jenis arsip dan peralatan yang akan dipergunakan.
2.2
Penyusunan
Pada dasarnya pola penyusunan arsip media elektronik sama dengan penyusunan
arsip konvensional.
2.3
Tempat penyimpanan
Petunjuk Pelaksanaan Tatalaksana Surat dan Kearsipan PT PLN (Persero)
44
45
PERAWATAN ARSIP
Perawatan arsip adalah kegiatan pemeliharaan dan pengamanan fisik arsip untuk menjamin
kelestarian informasi agar terhindar dari segala kemungkinan yang merugikan antara lain
kerusakan, kehilangan, dan kebakaran.
Perawatan arsip terdiri dari 2 (dua) unsur, yaitu:
1.
Perawatan Fisik
Perawatan fisik arsip adalah pemeliharaan langsung terhadap fisik arsip untuk
menghindari dan menjaga arsip agar tidak mengalami kerusakan sebagai akibat dari
pengaruh biologis, kimia, fisik arsip, dan pengaruh lingkungan tempat penyimpanan.
1.1
Pengaruh Biologis
Di daerah tropis kerusakan arsip pada umumnya diakibatkan oleh pengaruh
biologis antara lain jamur, bakteri, dan serangga.
1.2
Pengaruh Kimia
Zat-zat kimia yang terkandung di dalam ruang penyimpanan arsip, seperti
pencemaran udara dan debu dapat mengakibatkan kerusakan arsip. Zat kimia
yang terkandung dalam tinta mempengaruhi daya tahan fisik arsip.
1.3
1.4
46
2.
E.
2.2
2.3
Arsip disimpan pada tempat yang tidak mudah dilihat dan dibaca orang yang tidak
berhak mengetahui isinya.
2.4
2.5
PELAYANAN
Untuk memudahkan pelayanan dalam memenuhi permintaan bagi pengguna arsip, perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Mencari Arsip
Langkah-langkah yang diperlukan dalam mencari fisik arsip antara lain:
a)
b)
Pengguna Arsip
1.1.1
1.1.2
Pengelola Arsip
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
47
2.
Peminjaman
Pejabat/pegawai yang meminjam arsip harus mendapat persetujuan Pengelola
Kearsipan/Pejabat yang ditunjuk, dengan ketentuan sebagai berikut:
3.
2.1
yang
dianggap
2.2
2.3
Peminjam arsip tidak dibenarkan membuat salinan (foto copy dan media
pengganda lainnya), kecuali mendapat ijin dari Pengelola Kearsipan.
2.4
Penempatan Kembali
Arsip yang telah selesai dipergunakan harus segera dikembalikan ke tempat semula.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
F.
3.1
Teliti apakah arsip masih tetap seperti keadaan pada waktu dipinjam.
3.2
3.3
PENGELOLA KEARSIPAN
Pengelola kearsipan adalah Sekretariat yang melakukan pengelolaan, pengolahan, dan
penyimpanan arsip sesuai dengan fungsi (dinamis maupun statis) dan nilai guna arsip.
1.
2.
Pusat Organisasi
Sekretariat mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
2.1.1
2.1.2
2.1.3
48
b. Arsip yang bersifat dinamis inaktif dan statis dikelola dan diolah oleh
sekretariat.
2.2
2.1.4
2.1.5
2.2.2
2.2.3
49
BAB IV
PENYUSUTAN ARSIP
Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan volume berdasarkan Jadwal Retensi Arsip (JRA)
yang bertujuan untuk mengatasi masalah penumpukan guna meningkatkan daya guna dan hasil
guna arsip di Pengelola Kearsipan.
Pelaksanaan penyusutan arsip adalah dengan cara melakukan pemilahan berdasarkan Jadwal
Retensi Arsip, dengan cara melakukan pemindahan, pemusnahan, dan penyerahan.
A.
PEMINDAHAN
1.
1.2
1.3
1.4
1.5
2.
2.2
2.3
2.4
2.5
50
3.2
3.3
3.4
3.5
B.
PEMUSNAHAN
Pemusnahan arsip PLN harus memperhatikan nilai guna arsip, untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan sehingga arsip yang dimusnahkan benar-benar sudah tidak mempunyai
nilai guna lagi baik untuk PLN maupun untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
1.
1.2
1.3
1.4
51
2.
2.2
2.3
PENYERAHAN
Dalam hal dokumen Perusahaan yang mempunyai nilai guna tinggi bagi kepentingan
nasional, Perusahaan mempunyai kewajiban menyerahkan dokumen-dokumen dimaksud
Arsip Nasional Republik Indonesia.
Untuk melaksanakan penyerahan arsip, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Tata cara penyerahan arsip (berdasarkan pedoman hukum HAM):
1.
2.
Mengelompokkan arsip.
3.
4.
5.
6.
Jakarta
27 Oktober 2014
DIREKTUR UTAMA,
NUR PAMUDJI