Tinjauan Umum Kota Bandung Dan Wilayah G PDF
Tinjauan Umum Kota Bandung Dan Wilayah G PDF
21
22
dan terendah terletak di bandung Selatan. Pada bagian Tengah, rata-rata ketinggiannya
adalah 750 m.
Wilayah di sekeliling Kotamadya Bandung yang merupakan daerah relatif datar
adalah Gedebage, Tegallega, Karees, dan Buah Batu, dengan ketinggian berkisar antara
660 m sampai 670 m. Daerah landai sampai miring adalah wilayah Bojonegara,
Cibeureum dan Ujungberung (660-1.100 m) merupakan daerah yang berbukitbukit.
Penggunaan Tanah
Pada tahun 1968, penggunaan tanah terbesar adalah sawah seluas 3.340,81 Ha
(41,2%), perumahan seluas 2.181,62 Ha (26,9%) dan penggunaan tanah terkecil
gudang seluas 22,35 Ha.
Dan tahun 1968 sampai tahun 1981, terlihat pertumbuhan luas penggunaan
tanah terbesar adalah perumahan sebesar 2.264,613 Ha atau dua kali lipat
penggunaan tahun 1968. Pertambahan lainnya adalah daerah militer sebesar
487,18 Ha, perdagangan sebesar 189,388 Ha. Penurunan luas penggunaan tanah
adalah sawah 2.201,466 Ha, industri sebesar 73,124 Ha.
Luas penggunaan tanah untuk perumahan terbesar terdapat di kecamatan
Bojongloa (79,9% dari luas kecamatan), menyusul kecamatan Coblong (75,9%),
kecamatan Babakan Ciparay (65,4%).
Tanah sawah terdapat di seluruh kecamatan, kecuali kecamatan Bandung
wetan, dengan luas terbesar adalah di kecamatan Batununggal (7,5% dari luas
kecamatan), kecamatan Bandung Kulon (6,3%), kecamatan Cibeunying (4,5%).
Komplek militer mencapai luas terbesar di kecamatan Cicendo (36& dari luas
kecamatan), kecamatan Lengkong (16%), kecamatan Kiaracondong (15,5%).
Pada kecamatan-kecamatan di sekitar Kotamadya Bandung, penggunaan
tanah rnasih didominasi oleh sawah seluas 17.726,585 Ha (37,08%). Luas sawah
terbesar terdapat di kecamatan Buahbatu seluas 4.926.000 Ha, dan luas
sawah terkecil terdapat di kecamatan Cicadas seluas 862.227 Ha.
Pada tahun 1997 tata guna tanah di Kotamadya Bandung adalah perumahan
9.445,72 ha (56,46%), pemerintahan/sosial 1.234,88 ha (7,38%), militer 348,52
(2,08%) perdagangan 448,07 ha (2,68%), industri 635,28 ha (3,8%), sawah 3.649,29
ha (21,81 %), tegalan 876,37 ha (5,04%), lain-lain 91,87 ha (0,55%).
Keadaan Penduduk
Jumlah Penduduk total Kotamadya Bandung dari tahun 1971 s/d 1982
relatif meningkat tiap tahunnya. Kecamatan Bojongloa di Kotamadya Bandung,
merupakan kecamatan yang terbanyak penduduknya (137.387 orang) pada tahun
1982. Dikecamatan sekitar Bandung (Daerah Kabupaten), selama tahun 1977 s/d
1982 jumlahnya meningkat, kecuali kecamatan Batujajar dan Cisarua mengalami
penurunan dari tahun 1981 ke tahun 1982. Kecamatan sekitar Bandung di
wilayah; Kabupaten pada tahun 1982 yang terbanyak jumlah penduduknya adalah
23
kecamatan Dayeuhkolot (133.699 orang), dan yang paling kecil adalah kecamatan
Cisarua (76.432 orang).
Jumlah penduduk di Kotamadya Bandung pada tahun 1998 adalah 1.817.417
orang. Untuk masing-masing kecamatan adalah : Bandung Kulon (87.745), Babakan
Cxparay (85.262), Bojongloa Kaler (91.124), Bojongloa Kidul (60.119), Astana Anyar
(74.041). Regol (73.607), Lengkong (70.933), Bandung Kidul (31.201), Margacinta
(62.847), Rancasari (44.106), Cibiru (55.539), Ujungberung (53.340), Arcamanik
(44.933), Cicadas (81.555) Kiaracondong (10.3.288), Batununggal (I04.751), Sumur
Bandung (38.006), Andir (92.054), Cicendo (85.150), Bandung Wetan (42.647),
Cibeunying Kidul (94.520), Cibeunying Kaler (52.474), Coblong 98.838), Sukajadi
(81.982), Sukasari (64.809), Cidadap (40.606).
Kegiatan Perekonomian
Jumlah industri di Kotamadya Bandung tahun 1997 adalah 559 dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 59.521 orang. Jumlah industri tersebut dibagi menjadi
:Industri logam dasar 7 buah, dengan tenaga kerja 9.8511 orang; industri kimia dasar
3 buah, dengan tenaga kerja 192 orang; industri kecil dan aneka industri 549, dengan
jumlah buruh sebanyak 49.686 orang.
Jumlah usaha perdagangan di Kotamadya Bandung pada tahun 1997 adalah
sebanyak 13.753 usaha perdagangan, yang terdiri dari 21,8% partai besar, 46,4%,
partai menengah dan 31,8% partai kecil (pedagang eceran).
Pasar yang ada di Kotamadya Bandung berjumlah 59 buah, dengan luas total
20 ha, pasar-pasar utama ialah Pasar Baru, Pasar Kosambi, Pasar Ciroyom dan Pasar
Cicadas. Ada beberapa pasar yang mempunyai spesifikasi menjual komoditi tertentu
seperti Pasar Ikan di Tegallega dan pasar induk sayur di Ciroyom.
Utilitas Kota
Sumber air minum untuk Kotamadya Bandung berasal dari 10 buah mata air,
45 buah sumur bor (22 sumur bor baru + 23 sumur bor lama di mana 8 buah telah
non aktif) dan pengolahan air sungai Cisangkuy. Debit dari keseluruhan sumber air itu
adalah 1.752 liter/detik dan area yang terlayani meliputi 4.000 ha. Saat ini
panjang pipa induk yang tersedia adalah 492.725 m. Pelanggan air minum PDAM
pada tahun 1997 adalah 135.019. (Sumber : BPS Kodya Bandung)
Sumber tenaga listrik untuk Kotamadya Bandung berasal dari PLTA yang
dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara. Kapasitas listrik yang terpakai pada tahun 1997
adalah 10.869.917 VA. Sebagian besar rumah/bangunan di kota Bandung sudah
wendapatkan aliran listrik. Sampai tahun 1997 jumlah konsumen adalah sebanyak
434 unit bangunan (Sumber : BPS Kodya Bandung). Saat sekarang ada usaha-usaha
dari PLN untuk mengganti jaringan jaringan listrik dari tegangan 110 V menjadi
220 V
24
Fasilitas Sosial
Pendidikan
Dalam hal pendidikan di Kotamadya Bandung pada tahun 1997 tercatat
jumlah sekolah dari jenjang Taman Kanak-kanak sampai tingkat Sekolah Menengah
Atas yang dikelola oleh Pemerintah adalah 1.024 dan oleh swasta sebesar 821
bangunan. Jumlah murid Sekolah dasar baik negeri maupun swasta adalah
218.603, sedangkan jumlah pamong guru 9.660 orang, sehingga ratio antar mu -id
dan guru adalah 1 berbanding 23. Jumlah murid yang menempuh sekolah di tingkat
Sekolah Lanjutan Pertama baik negeri maupun swasta adalah 106.194 sedangkan
pamong guru yang ada 6.334, sehingga rasio guru murid adalah 1 berbanding 17.
Jumlah murid Sekolah Menengah Umum balk negeri maupun swasta adalah 75.827
sedangkan pamong guru yang ada 5.202, sehingga rasio guru murid adalah 1 banding
15. Untuh Sekolah Menengah Kejuruan jumlah muridnya adalah 42.189 dengan
pamong guru ada 2.863, sehingga rasio guru murid adalah I berbanding 15.
Perguruan Tinggi di Kotamadya Bandung dapat dibedakan dari tingkat
akademi dan tingkat Universitas dan juga dari pengelolaan oleh pemerintah (negeri)
dan swasta. Pada tahun 1996 terdapat 53 Perguruan Tinggi swasta dan 19
Perguruan tinggi Negeri. Tiga Perguruan Tinggi yang terkenal adalah ITB, UNPAD
dan IKIP/UPI (Universitas Pendidikan Indonesia).
Olah Raga dan Rekreasi
Jumlah dan jenis fasilitas olah raga di Kotamadya Bandung pada tahun 1996
adalah: lapangan sepak bola 14 lokasi; lapangan bulu tangkis 80 lokasi; lapangan bola
voli 115 lokasi; kolam renang 7 lokasi; lapangan tenis 92 lokasi; lapangan hoki
4 lokasi; lapangan softball 4 lokasi; lapangan golf 3 lokasi. Fasilitas olah raga
lain seperti fitnes, gelanggang permainan dan ketangkasan, rumah bilyard
berjumlah 66 buah Gelanggang olah raga (gedung tertutup) di Kotamadya
Bandung terletak di Sukarno Hatta, jalan Pajajaran, jalan Saparua dan jalan
Jakarta.
Transportasi
Kotamadya Bandung mempunyai panjang jalan 554,590 km dengan luas
keseluruhan sebesar 3.119.289 m dengan kondisi 55% baik; 20,6% sedang.
Jumlah panjang jalan yang mencakup Kodya dan Kabupaten Bandung adalah
1.060.883 km. Kotamadya Bandung bila dilihat dari peta jaringan jalannya akan
memperlihatkannya adanya jalan poros yang membagi wilayah Kodya menjadi
bagian Utara dan bagian Selatan. Jalan tersebut merupakan jalan regional yang
menghubungkan ke arah Jakarta dan ke arah Cirebon.
Panjang jalan di Kotamadya Bandung : 1976 (460.928 km); 1981 (517.712
km); 1983 (554.590 km), 1997 (904.238 km). Jaringan jalan menuju ke luar kota
saat ini mempunyai 4 poros utama, jalur ke arah Utara, jalur ke arah Selatan,
jalur ke arah Jalur ke luar kota yang terdapat saat ini adalah jalur Barat-Timur (arah Jakarta-
25
II
III
Keadaan
Jenis Permukaan
a. Hotmix :
Jl. Nasional
Jl. Propinsi
Jl. Kotamadya
b. Penetrasi
c. Beton
Jumlah
Kondisi Jalan
a. Baik :
Jl. Nasional
Jl. Propinsi
Jl. Kotamadya
b. Sedang
c. Rusak
d. Rusak Berat
Jumlah
Wewenang Jalan
a. Jl. Nasional
b. Jl. Propinsi
c. Jl. Kotamadya
Jumlah
40.560
19.210
336.493
502.854
5.121
904.238
40.560
19.210
353.976
485.371
5.121
904.238
40.560
19.210
414.598
347.320
82.550
904.238
40.560
19.210
420.615
346.903
74.550
2.400
904.238
40.556
19.210
844.468
40.556
19.210
844.468
904.238
904.238
26
CIBEUYING
Luas 2931 ha
KAREES
Luas 2058 ha
TEGALLEGA
Luas 2491 ha
GEDEBAGE
Luas 2809 ha
UJUNGBERUNG
Luas 4326 ha
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
Kecamatan
Sukasari
Sukajadi
Cicendo
Andir
Cidadap
Coblong
Bandung Wetan
Cibeuying
Regol
Lengkong
Batununggal
Kiaracondong
Bandung Kulon
Astanaanyar
Babakan Ciparay
Bojongloa
Bandung Kidul
Margacinta
Rancasari
Cicadas
Arcamanik
Ujungberung
Cibiru
Jumlah Kelurahan
4
5
5
5
3
6
7
8
7
7
8
6
4
6
3
7
4
3
4
3
4
7
4
27
28
1995
333.312
166.656
55.552
555.520
2000
366.072
18.036
61012
610.120
2010
470.000
235.000
78.333
783.333
2020
602.204
301.102
100.367
1.003.673
Total
1.771.588
885.794
295.264
2.952.646
1995
133.325
66.662
22.221
222.208
2000
146.429
73.214
24.405
244.048
2010
188.000
94.000
31.333
313.333
2020
240.882
120.441
40.147
401.469
Total
708.635
354.318
118.106
1.181.058
2010
282.000
141.000
47.000
470.000
2020
361.322
180.661
60.220
602.204
Total
1.062.953
531.476
177.159
1.771.588
29
a. Desa Margasenang
b. Desa Margasari, dan
c. Desa Sekejati
.3. Kecamatan Rancasari, meliputi :
a. Desa Cisaranten Kidul
b. Desa Cipamokolan
c.Desa Denvati, dan
d Sebagian Desa Mekarmulya RW 0: dan RW 02.
30
2. Rata-rata laju pertumbuhan cukup tinggi, sebesar 2,52% per tahun selama kurun
waktu 1987-1991. Akan tetapi dengan adanya kebijaksanaan pengembangan
perumahan terutama pada vvilayah perluasan, dan adanya kebijaksanaan
distribusi penduduk yang telah ditetapkan dalam RUTRK Kotamadya DT II
Bandung, maka jumlah penduduk di Wilayah Gedebage diperkirakan akan
menjadi 313.792 jiwa atau dapat menampung limpahan penduduk dari wilayah
Bandung lama maupun dari wilayah lainnya di luar Kotamadya DT II
Bandung sebanyak 146.000 jiwa. Dengan adanya jumlah penduduk yang sangat
besar, selain merupakan potensi bagi wilayah, terutama hubungannya dengan
ketersediaan tenaga kerja, tetapi dilain pihak merupakan permasalahan bagi
wilayah terutama hubungannya dengan alokasi penyediaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
3. Pada kawasan-kawasan sepanjang jalan jalan utama di wilayah Gedebage
kepadatan penduduknya cukup tinggi, berdasarkan data 1990 sebesar 75 jiwa/Ha.
Sedangkan pada kawasan-kawasan terisolasi yang kurang tersedia prasarana
jaringan jalan kepadatan penduduknya relatif masih rendah, sebesar 17 jiwa/Ha.
Kepadatan penduduk rata-rata sebesar 41 jiwa/Ha.
4. Kepadatan penduduk tiap unit perumahan berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan dalam RUTRK Kotamadya Bandung dibagi atas kelompok berikut :
a. Lingkungan perumahan yang berkepadatan sangat tinggi; yaitu dengan tingkat
kepadatan di atas 300 jiwa/Ha.
b. Lingkungan perumahan yang berkepadatan lebih tinggi, yaitu dengan tingkat
kepadatan antara 250-300 jiwa/Ha.
c. Lingkungan perumahan yang berkepadatan tinggi; yaitu dengan tingkat
kepadatan antara 200-250 jiwa/Ha.
d. Lingkungan perumahan yang berkepadatan sedang, yaitu dengan tingkat
kepadatan antara 150-200 j iwa/Ha.
e. Lingkungan perumahan yang . berkepadatan rendah, yaitu dengan tingkat
kepadatan antara 100-150 jiwa/Ha.
f. Lingkungan perumahan yang berkepadatan lebih rendah, yaitu dengan tingkat
kepadatan di bawah 100 jiwatHa.
5. Fisik dasar, yaitu masalah lahan dimana tidak semua lahan dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan perkotaan, disebabkan oleh daya dukung lahan yang diketahui
secara detail, serta kondisi topografi yang relatif datar (0-2%).
6. Akibat kondisi lahan yang relatif datar, ditambah adanya arus balik dari Sungai
Citarum, dan tinggi muka air sungai yang rata-rata sama dengan permukaan
tanah, menyebabkan pengembangan drainase di wilayah Gedebage cukup sulit
dilaksanakan, dan menyulitkan pengaliran air (terutama air hujan). Sehingga di
wilayah Gedebage sering terjadi banjir musiman.
7. Terjadinya penggunaan lahan campuran (mixed land use), mengakibatkan tidak
terdapatnya zone-zone untuk setiap kegiatan yang bersifat khusus, yang ada hanya
kawasan campuran dengan fungsi yang menonjol.
31
32
2)
3)
4)
33
34
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 23,34%, sektor industri 20,3% dan sektor
bangunan/konstruksi 9,48%.
Sedangkan setelah terjadi perluasan berdasarkan data tahun 1990 sektor
yang paling menonjol kontribusinya terhadap PDRB Kotamadya DT II Bandung
yaitu sek-tor industri 25,43%, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24,61% serta
sektor bangunanlkonstruksi 10,23%.
Sektor-sektor yang paling dominan kontribusinya terhadap PDRB
Kotamadya DT 11 Bandung khususnya bagi wilayah Gedebage yaitu sekrtor
industri, sektor bangunan/konstruksi serta sektor perdagangan.
Perkembangan Penduduk
Menurut RUTRK, jumlah penduduk yang harus ditampung di wilayah
Gedebage sampai tahun 2003 sebanyak 313.792 jiwa, sedangkan berdasarkan
daya dukung lahan potensial yang dapat dikembangkan diperkirakan dapat
menampung 4.660 jiwa.
Dengan demikian wilayah Gedebage tidak hanya dapat menampung
pertambahan penduduk setempat, tetapi juga dapat menampung limpahan penduduk
dari bagian wilayah kota yang lain sebanyak 146.020 jiwa.
Berdasarkan data tersebut, perkiraan perkembangan penduduk selama kurun
waktu 1990-2003 akan mengalami pertambahan penduduk sebanyak 211984 jiwa,
terdiri dari penduduk yang berasal dari wilayah Gedebage dan bagian wilayah
kota lainnya di Kotamadya DT 11 Bandung sebanyak 65.964 jiwa, serta penduduk
pendatang, lainnya (urbanisasi) sebanyak 146.020 jiwa. Dengan demikian laju
perkembangan penduduk di wilayah Gedebage sampai tahun 2003 rata-rata setiap
tahun sebesar 2,94%.
Jumlah penduduk di Wilayah Gedebage pada tahun 2003 diharapkan sebanyak
330.537 jiwa, sesuai dengan yang ditargetkan oleh RUTRK Kotamadya DT II
Bandung, atau sebesar 13,21% dari perkiraan jumlah penduduk Kotamadya DT
Bandung tahun 2003 sebesar 2.502.528 jiwa.
Alokasi dan distribusi penduduk dalam struktur tata ruang dilakukan
berdasarkan konsepsi sistem unit lingkungan. Berdasarkan daya tampung lahan pada
unit-unit perumahan di Wilayah Gedebage dapat menampung penduduk sejumlah
330.537 jiwa, yang terdiri dari penduduk hasil proyeksi Wilayah Gedebage tahun
2003 sejumlah 238.640 jiwa dan dapat menampung penduduk limpahan baik
penduduk dari kota Bandung maupun dari luar kota Bandung sejumlah 91.897 j iwa.
Tingkat kepadatan penduduk ditentukan oleh beberapa faktor antara lain
aksesibilitas, jarak dari pusat kota, dan kesesuaian lahan. Berdasarkan pertimbangan
faktor -faktor tersebut ditentukan distribusi kepadatan penduduk Wilayah
Gedebage dengan klasifikasi sebagai berikut :
a. kepadatan sangat rendah
: < 50 jiwa/ha
b. kepadatan lebih rendah
: 50 - 100 jiwa/ha
c. kepadatan rendah
: 100 - 150 jiwa/ha
35
d. kepadatan sedang
e. kepadatan tinggi
Perkembangan Perumahan
Untuk mencapai lingkungan perumahan yang memenuhi syarat perkotaan
periode 1990-2003 perlu dibangun 36.719 unit rumah baru, atau rata-rata
sebanyak 2.824 unit rumah per tahun. Jumlah rumah yang harus dibangun ini cukup
banyak, hal ini sesuai dengan fungsi Wilayah Gedebage sebagai daerah permukiman
yang ditunjang dengan masih tersedianya lahan-lahan kosong yang dapat dibangun.
Pengembangan perumahan baru di Wilayah Gedebage didekati melalui
struktur tata ruang yang direncanakan, yaitu melalui jumlah penduduk yang harus
ditampung sampai tahun 2003. Berdasarkan pendekatan di atas, maka
pengembangan perumahan dilakukan dengan rasio perbandingan 1: 3 : 6. Artinya 1
unit rumah besar (mewah) 3 unit rumah sedang dan 6 unit rumah sederhana.
Besar kapling masing-masing tipe rumah diklasifikasikan menjadi 3(tiga)
kelompok, yaitu :
Kelompok I
Besaran kapling pada komplek perumahan yaitu sebagai berikut :
- Kapling besar 450 M2
- Kapling sedang 250 M2
- Kapling kecil 150 M2
Kelompok II
Dengan besaran kapling sebagai berikut :
- Kapling besar 250 M2
Kapling sedang 150 M2
- Kapling keci190 M2.
Kelompok III
Besaran kapling disesuaikan dengan rata-rata luas kapling yang sudah ada.
Jalan tol
Jalan Bypass
Jalan kolektor primer
Jalan kolektor primer
Jalan lokal
36