OLEH :
YOSIA P SIHOMBING
NIM : 3193131008
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hutan merupakan salah satu ekosistem yang kompleks yang terdiri dari
menyediakan sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia. Secara
teknis, hutan didefinisikan sebagai sebuah areal yang tertutup oleh vegetasi pohon
minimum dari dasar hutan sekitar 2-3 meter. Pemerintah telah menetapkan
No.41 Tahun 1999. Pada umumnya, hutan digunakan digunakan untuk kegiatan
wilayah hutan yang besar. Pada tahun 2022, Direktorat Jendral Perencanaan
wilayah hutan di dindonesia. Dari hasil pemantauan yang dilakukan, bahwa hutan
indonesia memiliki luas mencapai 94,1 juta hektar atau 50,1% dari total wilayah
lahan indonesia. dari hasil pemantauan tersebut, wilayah hutan tersebut terdiri dari
yang sudah tidak berpotensi sebagai hutan lindung ataupun hutan konservasi.
1
2
Contoh lahan hutan ini seperti hutan bekas tebangan, hutan karet, hutan
gundul, maupun wilayah semak atau padang yang terbengkalai. Lahan tersebut
dengan beberapa komoditas berupa karet (latex), buah sawit (bahan baku minyak
melakukan ekspor kayu diluar negeri dan memenuhi kebutuhan keperluan kayu
didalam negeri, (3) meningkatkan potensi hutan terbengkalai dan hutan yang
sudah tidak produktif lagi, (4) membantu peningkatan kondisi masyarakat, baik
Dari beberapa tujuan tersebut, dapat dilihat kegiatan industri perkebunan ini
perkebunan biasanya dapat berjalan dengan baik jika sesuai dan tidak
tiga jenis kesempatan kerja utama diantaranya, (1) bekerja menjadi karyawan, (2)
sangat rendah, mengingat kondisi sosial masyarakat yang masih tergolong rendah
akan dapat tercapai, baik dari segi sumber daya manusia dan kondisi
Luas lahan yang dikuasai oleh perusahaan Hutan Tanaman Industri mulai
Tahun 2017-2021
Dari data yang didapat, luas lahan yang digunakan untuk perusahaan
perhutani) mengalami peningkatan dari tahun 2020 yang dimana pada tahun 2020,
luas lahan yang digunakan sebanyak 9,44 juta hektar. Dan terjadi peningkatan
Untuk tanaman industri sendiri, luas lahan yang dikelola sebanyak 7,26 ha
meliputi : (1) di Sumatera sebanyak 4,02 juta ha, (2) di Kalimantan sebantak 2,84
5
juta ha, (3) di Papua dan Maluku sebanyak 0,25 juta ha, (4) di Sulawesi sebanyak
0,12 juta ha dan (5) di Nusa Tenggara sebanyak 0,03 juta ha.
pengelolannya. Lahan ini terdiri dari tanah negara dan tanah masyarakat, tanah
sewaan, tanah milik perusahaan yang sudah dimiliki, maupun tanah lainnya
berupa tanah desa/tanah adat. Lahan yang digunakan tidak termasuk lahan yang
sedang dikelola oleh pihak lain, dan secara murni merupakan tanah yang dimiliki
oleh negara.
telah dilakukan sejak tahun 1990. Arelanya mencapai 753,9 ha, yang memiliki
tujuan untuk memenuhi kebutuhan kayu, baik untuk keperluan impor maupun
lahan ini harus mengikuti peraturan dari pemerintah, sekalipun mereka telah
Tapanuli Utara yang terbentuk pada tahun 2003 dengan memiliki 14 desa dengan
luas 257,35 km², menyumbang 9.32% dari total luas wilayah Kabupaten Tapanuli
penelitian. Desa Manaludolok memiliki luas 4080 ha yang terdiri dari 2 dusun,
yaitu dusun Tornauli dengan luas 2935 ha dan dusun Sosor dengan luas 1145 ha.
Batak Toba dan desa ini didirikan pada tahun 1945. Masyarakat Desa
masyarakat dan perusahaan HTI, PT. TPL menggunakan lahan kurang produktif
di sekitar area kerja perusahaan. Tahun 2008, masyarakat bekerja sama dengan
perusahaan untuk menanam 323,4 ha lahan di sekitar HTI, dan pada tahun 2022,
pemanenan.
perusahaan HTI tidak hanya dalam pengembangan wilayah kerja, tetapi juga
7
musiman seperti cabai, jagung, jahe, kunyit, kentang, padi, dan tanaman lainnya.
masyarakat merasa tidak mendapat keadilan dalam pengelolaan lahan mereka, dan
penelitian dengan judul " Dampak Industri Perkebunan PT. Toba Pulp Lestari
B. IDENTIFIKASI MASALAH
masyarakat sekitar.
Tapanuli Utara.
C. BATASAN MASALAH
melakukan pengngambilan, analisis dan juga pengelolaan data dari lapangan. Oleh
karena itu, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti pada Dampak Industri
Manaludolok.
D. RUMUSAN MASALAH
penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
9
Tapanuli Utara ?
E. TUJUAN PENELITIAN
F. MANFAAT PENELITIAN
Beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Hutan
merupakan sebuah ekosistem yang dicirikan oleh banyak atau lebih padat tutupan
pohon yang luas, biasanya terdiri dari tegakan yang bervariasi dalam karakteristik
seperti komposisi spesies, struktur, kelas umur dan proses terkait, dan umumnya
termasuk padang rumput, uap, ikan, dan satwa liar. Hutan diartikan sebagai
asosiasi dari tumbuh -tumbuhan yang sebagian besar terdiri atas pohon-pohon
yang tumbuh pada lapangan yang luas sehingga angin, cahaya, kelembapan, suhu
tumbuhan/pepohonan baru dengan syarat tumbuh pada tempat yang cukup luas
11
12
satu kepaduan yang tidak terputus supaya tujuan pemilik lahan untuk
ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
menempati dan tinggal di lapisan maupun permukaan tanah, yang letaknya dalam
media penyerapan air hujan yang akan dialirkan kesungai dan disimpan
sebagai cadangan air tanah. Dengan tersedianya air tanah dalam hutan,
Iklim, artinya ialah komponen ekosistem alam yang terdiri atas unsur-
unsur hujan (air), sinar matahari (suhu), angin serta juga kelembaban yang
38
13
Sumber daya alam, yaitu dimana hutan itu dapat memeberikan hasil alam
Wilayah wisata alam, yaitu hutan sebagai tempat yang bisa dikunjungi
perkebunan HTI adalah tanaman yang yang dibudidayakan dan dikelola sesuai
dengan prinsip lestari, keuntungan, dan perusahaan. Program ini bertujuan untuk
intensif yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tanaman industri
reklamasi lahan manual (TPHB) dengan gergaji rantai sebagai alat tebang
tanaman (Tamba, 2015). Karena HTI dianggap dapat mengatasi konflik lahan,
38
14
menjadi bagian dari pendapatan nasional sejak tahun 1970-an. Karena permintaan
Perkebunan HTI adalah hutan yang sudah memenuhi syarat untuk tanaman
aturan khusus untuk jenis hutan ini. Tujuan Perkebunan HTI adalah untuk
Tidak semua individu atau organisasi dapat menggunakan hasil Hutan Tanaman.
Selain itu, ada syarat dan persyaratan yang harus dipenuhi selama
terkait. Setelah mendapatkan izin dari lembaga terkait, penusahaan baru dapat
industri tersebut selama 35 tahun setelah mendapatkan izin dari menteri LHK.
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan dan Izin Pinjam Pakai Hutan Tanaman Industri. Undang-undang
ini mengatur tentang perlindungan dan pengelolaan hutan serta pengusahaan hutan
38
15
1. Hutan tanaman industri harus berada pada kawasan hutan yang telah ditetapkan
pengawasan yang ketat agar tidak merusak ekosistem hutan dan kehidupan hewan
di sekitarnya.
dalam bentuk suatu perjanjian antara pemerintah dan perusahaan, yang memuat
Hidup Nomor 83 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Pemberian
38
16
NPWP, pernyataan persetujuan notaris, peta skala areal yang akan dibuat hutan,
teknis informasi tata ruang daerah yang diperoleh dari pemerintah setempat,
meliputi kondisi perusahaan, kondisi areal yang akan dibuat hutan, dan kondisi
Kehutanan Tahun 2009 bahwa proses pembangunan HTI dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Terlebih dahulu melakukan studi dan penelitian tentang hutan alam yang
pembangunan HTI
mestinya.
38
17
nilai tambah, yang akan meningkatkan peluang kerja dan peluang berusaha bagi
seimbang. Dalam hal ini, hutan tidak hanya dimanfaatkan untuk semata
dioptimalkan.
yang dikelola dengan cara menanami tanaman tertentu yang diperlukan untuk
kebutuhan industri. Pada umumnya tanaman yang ditanam adalah tanaman sejenis
b) Penurunan hutan produksi yang disebabkan oleh kebutuhan lahan hutan oleh
38
18
perkebunan HTI biasanya dilakukan di areal lahan hutan yang sudah tidak lagi
produktif, seperti belukar, hutan bekas penebangan hutan, atau hutan bekas
perladangan.
lingkungan dan sumber daya alam. Pada tahun 1985 pembangunan HTI telah
pengolahan pulp dan kertas (Kartodihardjo et al, 2020). Hal ini didsarkan pada
38
19
Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 358/ Kpts-II/ 93 tentang tata cara dan
dapat dijelaskan areal hutan yang bisa dialokasikan untuk areal Hak Pengusaha
Hutan Tanaman Industri (HPHTI) adalah kawasan hutan pwroduksr tetap yang
adalah posisi seseorang dalam masyarakat, yang dapat dilihat dari lingkungan
pekerjaan yang layak adalah beberapa contoh ciri-ciri keadaan sosial ekonomi
seseorang. Status sosial ekonomi juga merupakan status yang dimiliki seseorang
38
20
masyarakat. Untuk meningkatkan pendidikan anak yang baik, orang tua harus
sosial yang tidak mendukung pertumbuhan dan pendidikan mereka. Orang tua
juga harus dapat berusaha membuat lingkungan kerja yang sesuai untuk anak-
anak mereka untuk tumbuh dengan baik. Keluarga memainkan peran penting
tetapi juga anggota keluarga lain yang tinggal bersama. Pengaruh keluarga lain
tidak boleh diabaikan dalam hal ini, begitu juga dengan faktor-faktor lain di
pendidikan.
hubungan antara status sosial seseorang dan kebiasaan sehari-hari yang telah
maupun dan yang kompleks, memiliki kedudukan dan status yang berbeda”.
38
21
materi yang dimilikinya. Kondisi ekonomi dalam situasi ini dapat dikategorikan
menjadi baik, cukup, atau kurang. Menurut Mubyarto dalam Vili (2015),
“keadaan sosial ekonomi masyarakat terdiri dari elemen sosial budaya, sosial,
serta elemen yang berkaitan dengan kelembagaan dan peluang kerja. Aspek
yang berbeda antara petani dalam masyarakat petani ditentukan oleh modal,
ini, kondisi sosial ekonomi adalah posisi seseorang atau kelompok dengan ukuran
rata-rata yang berlaku umum tentang tingkat pendidikan, harta, dan partisipasi
ekonomi adalah hubungan antara status sosial ekonomi seseorang atau kelompok
adalah posisi yang secara rasional menempatkan seseorang dalam posisi tertentu
prestise, pekerjaan, dan pengenalan diri yang lebih baik terhadap lingkungan; (3)
memiliki tingkat mobilitas yang lebih tinggi; (4) memiliki ladang yang lebih luas;
(5) berfokus pada ekonomi komersial produk; (6) memiliki sikap yang lebih baik
38
22
mereka. Jika ini terjadi, pangan yang tercukupi dan keperluan ekonomi
Namun, menurut Arief (2012), beberapa bahan yang dianggap sosial ekonomi
termasuk:
2) Pekerjaan utama
5) Lapangan pekerjaan.
38
23
a) Komponen Sosial
1) Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi optimal dari segi fisik, mental, dan sosial yang
bukan hanya terkait dengan tidak adanya penyakit atau ketidakmampuan, tetapi
juga melibatkan aspek keseimbangan dan kualitas hidup. Dalam pengertian yang
lebih luas, kesehatan dapat mencakup berbagai faktor seperti gizi yang baik, gaya
hidup yang sehat, lingkungan yang bersih, serta keadaan sosial dan ekonomi yang
keseimbangan yang baik dalam fungsi tubuh, pikiran, dan hubungan sosial,
dan produktif.
"keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial, bukan hanya terbebas dari
penyakit atau kecacatan". Definisi ini menggariskan bahwa kesehatan tidak hanya
bukanlah hanya keadaan tubuh yang bebas dari penyakit, tetapi juga melibatkan
kehidupan mereka.
38
24
2) Kenyamanan
terasa nyaman. Dalam konteks ini, kenyamanan dapat merujuk pada perasaan atau
suhu yang tepat, ergonomi, dan kecocokan individu dengan lingkungan dapat
secara fisik, psikologis, atau kombinasi dari keduanya, dan tampaknya bersifat
relatif karena dapat bervariasi antara individu yang satu dengan yang lainnya.
bebas dari rasa sakit fisik serta ketidaknyamanan fisik dan psikologis. Kolcaba
kenyamanan bukan hanya tentang pengurangan rasa sakit atau gejala, tetapi juga
38
25
dalam tubuh manusia melalui berbagai indra, terutama saraf, dikirim ke otak
untuk dinilai. Dalam menilai kondisi lingkungan ini, faktor psikologis juga
oleh otak untuk menentukan apakah kondisi lingkungan tersebut nyaman atau
3) Pendidikan
38
26
kehidupan. Ihsan dalam Suardi (2015), "Dalam pengertian sederhana dan umum
sangat penting dalam kehidupan manusia. Tidak semua orang dapat memperoleh
daerah dengan tingkat ekonomi rendah akan sulit untuk mendapatkan pendidikan,
besar. Akibatnya, sangat sedikit orang di daerah dengan tingkat ekonomi rendah
38
27
dengan mudah. Banyak faktor, terutama yang berasal dari orangtua, memengaruhi
sangat memengaruhi keberhasilan belajar anak. Dalam hal ini, faktor orang tua
terdiri dari dua variabel: variabel struktural dan variabel proses. Variabel
pendapatan orangtua, dan perilaku orang tua dalam membantu anaknya belajar.
Orang tua yang lebih aktif membantu anaknya belajar, lebih mungkin
4) Lingkungan
keadaan sekitar yang dapat mengubah perkembangan dan tingkah laku makhluk
komponen: (1) tempat tinggal suatu makhluk hidup, (2) kondisi suatu makhluk
38
28
mempengaruhi manusia. Dalam hal ini, orang yang tinggal di suatu tempat akan
b) Komponen Ekonomi
sebagai banyaknya jumlah langapan kerja yang terdiri dari jumlah tenaga kerja
yang tersedia. Karena permintaan tenaga kerja yang semakin meningkat, banyak
tenaga kerja yang berasal dari penduduk yang diserap. Dengan asumsi ini,
berapa banyak tenaga kerja yang diperlukan oleh suatu organisasi atau perusahaan
menghasilkan barang dan jasa dan ingin terlibat dalam aktivitas masyarakat.
2) Pendapatan
38
29
tertentu, apakah itu harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Sedangkan, menurut
penerimaan baik barang yang diperoleh dari pihak luar maupun hasil sendiri yang
diukur dengan nilai harga dalam uang. Ada tiga kategori masyarakat berdasarkan
pendapatannya:
3) Tingkat Pengangguran
penduduk. Orang-orang dengan tingkat pendidikan yang rendah akan hidup dalam
masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi yang lebih rendah, dan terdapat
adalah istilah yang digunakan untuk orang yang belum memiliki pekerjaan,
sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari seminggu, atau tidak
38
30
suatu negara, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial yang
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
membuat kebutuhan akan tenaga kerja terampil semakin baik, sehingga penyedia
lapangan kerja membutuhkan tenaga kerja yang lebih terampil sesuai dengan
38
31
menganggur. Sebagai contoh petani yang memanen musim tanam atau pedagang
turun siklus ekonomi sehingga terjadi permintaan tenaga kerja lebih rendah dari
4) Kondisi Rumah
yang dinilai dari jenis atap,jenis dinding,status kepemilikan, lantai dan luas lantai.
Sesuai dengan lima kriteria tersebut maka kondisi rumah digolongkan ke dalam 3
golongan yaitu:
a. Rumah Permanen yaitu rumah yang memiliki kualitas atap,dinding dan lantai.
Bangunan rumah permanen adalah rumah dengan dindingnya terbuat dari tembok
atau kayu dengan kualitas tinggi,lantai yang terbuat dari ubin, kramik, kayu
dengan kualitas yang tinggi dan atapnya terbuat dari seng, genteng, sirap atau pun
b. Rumah Semi Permanen yaitu dinding rumah yang terbuat dari tembok, bata
rumah terbut dari semen, ubin, atau kayu dengan kualitas rendah, serta atap rumah
c. Non permanen yaitu dindingnya terbuat dari bambu, papan, daun, sedangkan
lantainya terbuat dari tanah, sementara atap rumah terbuat dari daun-daunan
38
32
B. Penelitian Relevan
Faisal (2007) Penelitian yang dilakukan dengan judul "Pengaruh PT. TPL Tbk
industri pulp dan kertas berdampak positif pada sosial ekonomi masyarakat di
Desa Lumban Sitorus, Desa Banjar Ganjang, Desa Pangombosan, Desa Tangga
Batu, dan Desa Siantar Utara Kecamatan Porsea, Propinsi Sumatera Utara,
Qomar. Hadi dan Rifai (2008) melakukan penelitian dengan judul pe Aspck Sosial
Ekonomi Masyarakat di Sckitar Tanaman Industri di Riau Hasil dari penelitian ini
dalam pengclolaan hutan sangat kecil. Pada umumnya penduduk di desa Pulau
Muda dan Teluk Meranti adalah bermata pencaharian sebagai petani. Di Teluk
Meranti, kebanyakan lahan digunakan untuk kebun kelapa sawit dan karet,
sedangkan di Pulau Muda, sawah dan ladang. Meskipun pola pertanian kedua desa
Kampar KiriHasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek sosial HTIIPT, PSPII
38
33
bekerjasama atau bermitra dengan masyarakat dan sangat sedikit konflik antara
bahwa: pelaksanaan program social forestry hutan tanaman industri dengan pola
MHBM seperti diterapkan olch PT. MHP bemilai ekonomis apabila suku
bunganya berada pada kisaran 14% sampai dengan 15,55%, sedangkan untuk
program MHR bemilai ekonomis apabila suku bunganya beradapada kisaran 14%
sampai dengan 17,89%, hal ini didasarkan pada analisis kelayakan yang
ketja, jasa manajemen sebesar Rp 2.500/m3 (MHBM), dan bagi hasil sebesar 40%
dari total pendapatan bersih pada akhir daur (MHR). Hasil analisis kelayakan
diperoleh nilai NPV positif, BCR>1 dan·IRR>suku bunga yang berlaku. Hal Ini
menunjukkan bahwa secara ekonomis program MHBM dan MHR layak bagi
38
34
MHR bagi PT. MHP yaitu menurunnya kejadian kebakaran di lahan konsesi HTI
dengan panen di akhir daur. Dari sisi masyarakat, program social forestly semakin
Utara). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : Hutan tanaman industri
adalah sebidang tanah luas yang sengaja ditanami pohon-pohon industri, terutama
eksklusif untuk kebutuhan industri pulp tanpa mempengaruhi sumber daya alam. .
Pembangunan HTI memiliki 3 (tiga) tujuan utama yang dapat dicapai yaitu
tentunya akan memberikan dampak positif bagi kehidupan ekonomi, sosial dan
Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari (TPL) Terhadap Sosial Ekonomi
38
35
mereka selama bekerja di HTI dan di luar HTI, pendapatan responden akan
kebutuhan hidupnya yang lebih baik, seperti dapat membeli kebutuhan pokok,
dan sebagainya..
C. Kerangka Berpikir
untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi yang ada melalui
dan bahan baku indutri. Industry perkebunan (HTI) pada Desa Manaludolok
38
36
tersebut.
38
37
1. Kesehatan 1. Tingkat
2. Kenyamanan Pengangguran
3. Pendidikan 2. Penyerapan Tenaga
4. Lingkungan Kerja
3. Pendapatan
4. Kondisi Rumah
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
memilih lokasi penelitian ini dikarenakan PT. Toba Pulp Lestari ini memiliki
dampak terhadap lingkungan fisik dan sosial di daerah tersebut dan sepengatahuan
peneliti belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama dan di lokasi
KK. Sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik Total
Sampling yakni total populasi dijadikan sebagai sampel dengan jumlah sampel 42
KK .
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
38
39
hutan alami. Pohon Eukaliptus adalah jenis pohon yang diusahakan oleh
pendidikan, bantuan pendidikan bagi anak sekolah dan jumlah anak yang
pergi ke sekolah.
1.Teknik Observasi
dengan menggunakan sumber dokumen tertulis berupa data kondisi fisik dan non
fisik daerah penelitian. Data kondisi fisik yang diperlukan adalah luas dan letak
daerah penelitian. Sedangkan data non fisik yang diperlukan adalah jumlah
Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait dampak dari adanya
Daftar pustaka
Arsyad,Sintala. 2010. Tehnik Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press
Basrowi, Siti. (2010). Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Dan Tingkat Pendidikan
Masyarakat Desa Srigading, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten
Lampung Timur. Jurnal ekonomi & pendidikan, 7(1).
Juniyanti, L., Prasetyo, L. B., Aprianto, D. P., Purnomo, H., & Kartodihardjo, H.
(2020). Perubahan penggunaan dan tutupan lahan, serta faktor
penyebabnya di Pulau Bengkalis, Provinsi Riau (periode 1990-
2019). Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal
of Natural Resources and Environmental Management), 10(3), 419-435.
43
Liana, L., Fitriyani, I., Asmini, A., & Ismawati, I. (2020, March). Pengaruh
Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Sumbawa.
In Prosiding Seminar Nasional IPPeMas (Vol. 1, No. 1, pp. 657-661).
Noor, T. R., Hamdan, A., Saifuddin, S., & Fanan, M. A. (2017). Analisis Dampak
Sosial Ekonomi Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto: Studi
Kasus Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kec. Wringinanom, Kec.
Kedamean, Kec. Driyorejo Kabupaten Gresik. PROSIDING, 1(3), 26-280.
Simangunsong, E., Purba, I. R., Sagala, R., & Bangun, K. (2023). Peranan Wanita
Dalam Pembangunan Perekonomian Keluarga. KAIZEN: JURNAL
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT, 36-40.
Situmorang, S. 2020. Studi Dampak Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp
Lestari (TPL) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Sihas Dolok
I, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hasundutan. Pendidikan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Tumbel, R., Kiyai, B., & MAMBO, R. (2021). Dampak kebijakan program
bantuan langsung tunai dengan kondisi ekonomi masyarakat di kelurahan
talikuran kecamatan kawangkoan utara kabupaten minahasa. Jurnal
Administrasi Publik, 7(110).
Warasita, Ketut Ayunda, and Putu Desy Apriliani. "Analisis Pengaruh Tingkat
Pendidikan, Investasi, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat
Kemiskinan Di Kabupaten Karangasem."(2019)