a. Pendahuluan
Pada awalnya, para alumni Madrasah Aliyah atau pesantren yang sudah terakreditasi (mu'adalah)oleh AlAzhar Mesir dan ingin kulih di Universitas Al-Azhar Mesir, dapat mengikuti seleski langsung di Kementerian
Agama RI. Mereka yang dinyatakan lulus pada seleksi tersebut, dapat langsung mengurus visa di Kedutaan
Besar Mesir di Jakarta. Proses ini berjalan selama bertahun-tahun tanpa ada masalah yang berarti.
Masalah mulai muncul ketika Kedutaan Besar Mesir di Jakarta melakukan seleksi serupa (secara terpisah)
untuk program beasiswa ke Al-Azhar. Di sisi lain, gelombang calon mahasiswa non-beasiswa yang berangkat
ke Mesir, semakin tidak teratur. Ketika itu, siapa saja yang merasa mampu membayar tarif tertentu kepada
pihak ketiga, mereka dapat berangkat ke Mesir tanpa memperhatikan kesiapan akademik (kemampuan
Bahasa Arab dan hafalan Al-Quran) yang menjadi syarat mutlak kelancaran studi di Al-Azhar.
Selain itu, banyak informasi dan janji-janji manis yang disebarkan pihak ketiga tersebut kepada para Camaba,
sehingga mereka mendapatkan informasi yang tidak benar. Hal ini mengakibatkan banyaknya mahasiswa baru
yang tidak memiliki kelayakan akademis dan tidak memiliki bekal yang cukup, sehingga studi mereka
terhambat, dimana angka ketidaklulusan semakin meningkat.
Kondisi ini semakin rumit ketika Universitas Al-Azhar menerapkan aturan program kelas persiapan bahasa
untuk semua Camaba asing, terutama mereka yang kemampuan Bahasa Arabnya di bawah standar Al-Azhar.
Akibatnya, semua Camaba asing (termasuk Indonesia) yang dikenakan wajib mengikuti kelas bahasa, sesuai
kemampuan bahasa masing-masing. Repotnya, kelas persiapan bahasa ini wajib diikuti mereka dengan tarif
yang cukup tinggi (jika dibanding dengan biaya kuliah di program S-1 Al-Azhar).
Tentu saja hal ini sangat tidak menguntungkan para Camaba, terutama mereka yang diwajibkan mengikuti
kelas bahasa selama satu tahun penuh, padahal mereka tidak memiliki kesiapan ekonomi yang memadai. Hal
ini diperparah dengan semakin dipersulitnya visa pelajar oleh Kedutaan Besar Mesir di Jakarta (saat itu),
sehingga mengakibatkan banyaknya Camaba yang terlambat datang di Cairo. Bahkan, pada tahun 2010,
sebagian besar Camaba Al-Azhar, baru sampai di Cairo pada bulan Februari, padahal ujian termin I telah
dilakukan pada bulan Januari. Dengan demikian, seluruh mahasiswa yang datang setelah ujian termin I,
dipastikan tidak naik kelas.
Hal-hal di atas melahirkan keprihatinan Universitas Al-Azhar, Kementerian Agama RI dan KBRI Cairo, sehingga
Al-Azhar meminta pemerintah RI untuk merumuskan sebuah sistem seleksi terpadu bagi Camaba Indonesia.
Inti permintaan tersebut adalah agar Pemerintah RI bersama-sama dengan Kedutaan Besar Mesir di Jakarta
dan Kementerian Agama RI bersepakat melakukan seleksi satu pintu secara menyeluruh kepada Camaba AlAzhar, dimana pengujinya adalah para dosen yang secara khusus diutus oleh Al-Azhar. Meskipun demikian, AlAzhar tetap tidak memberikan batasan kuota mahasiswa asal Indonesia untuk belajar di Al-Azhar. Seluruh
mahasiswa yang dinyatakan lulus dalam seleksi nasional tersebut, akan diberi visa oleh Kedutaan Besar Mesir
di Jakarta, tanpa melihat jumlah mereka.
Secara umum, pembagian tugas antar lembaga untuk pelaksanaan penyiapan Camaba Al-Azhar didasarkan
pada kewenangan masing-masing, sehingga tidak terjadi overlapping antar lembaga. Pembagian tersebut
antara lain:
RI;
Melakukan sosialisasi rencana penyelenggaraan seleksi seluruh lembaga pendidikan dibawah Kemenag
Meminta Kementerian Luar Negeri Mesir/Kedutaan Mesir di Jakarta agar memberikan visa kepada
namanama yang telah dinyatakan lulus;
3. Ikatan Alumni Al-Azhar Internasional (IAAI) bertugas:
-
Membantu teknis pelaksanaan seleksi Camaba yang dilakukan oleh Al-Azhar dan Kemenag RI
Mengumpulkan dan memastikan kebenaran serta kelengkapan seluruh berkas Camaba yang dinyatakan
lulus, lalu mengirimkannya kepada panitia pendaftaran Camaba di Cairo Mesir.
-
Menyerahkan paspor para Camaba secara kolektif ke Kedutaan Mesir di Jakarta untuk pengurusna visa;
Mengurusi teknis keberangkatan Camaba ke Al-Azhar yang sudah dapat visa dari Kedutaan Mesir di
Jakarta;
4. Kedutaan Mesir bertugas:
Memberikan visa masuk Mesir secepat mungkin kepada para Camaba yang dinyatakan lulus oleh tim penguji
Al-Azhar, sehingga mereka dapat segera berangkat ke Mesir dan memiliki waktu yang cukup untuk persiapan
studi.
5. KBRI Cairo bertugas:
-
Mendaftarkan seluruh berkas yang sudah lengkap kepada panitia pendaftaran Al-Azhar;
Memberikan orientasi dan informasi yang terkait dengan masalah kemesiran atau ke-Azharan.
Bagi yang belum memiliki ijazah (STTB), harus melampirkan surat keterangan lulus dari sekolah.
5. Semua persyaratan diserahkan dalam 2 rangkap.
Setelah daftar nama tersebut disahkan oleh Universitas Al-Azhar Mesir, syarat-syarat lain dan rincian biaya
yang dibutuhkan dapat dikonfirmasikan kepada Pengurus Ikatan Alumni Al-Azhar Internasional Cabang
Indonesia dengan alamat terlampir.
c. Materi Ujian:
1. Ujian Tulis (menggunakan bahasa Arab) meliputi: Bahasa Arab (memahami teks, tata bahasa dan insya)
ditambah Pengetahuan dasar Agama Islam.
2. Ujian Lisan (menggunakan bahasa Arab) meliputi: Bahasa Arab (percakapan, terjemah dan pemahaman
teks) serta hafalan Al-Quran minimal 2 juz;
2.
3.
4.
Fotokopi Paspor.
5.
6.
Mengisi berkas-berkas berikut: (berkas ini berada di dalam madzruf/sampul yang bisa diperoleh di
kantor Universitas dimaksud atau KBRI):
Iqrar Waliyyul Amri wa at-Thalib (surat pernyataan wali dan calon mahasiswa).
Bithaqah ar-Raghabat (kartu pemilihan fakultas dan jurusan yang diinginkan oleh calon
mahasiswa).
Proses Pendaftaran
1.
2.
3.
Menterjemahkan berkas dan melegalisirnya ke KBRI dan KEMLU (Kharijiyah) dengan prosedur
sebagaimana S1 Al-Azhar.
Me-mu'adalah-kan (menyetaraan) ijazah bagi ijazah yang belum mu'adalah.
Menyerahkan berkas-berkas pendaftaran ke Maktab Tansiq Qabul (Kantor Pendaftaran) Perguruan
Tinggi Negeri yang dikehendaki.
Ijazah asli S1 atau fotokopi ijazah yang sudah dilegalisir KBRI dan DEPLU (Kharijiyah) Mesir, dan
sudah diakreditasi oleh Mahad Zamalik.
2.
3.
4.
5.
Lulus S1 dengan predikat minimal jayyid (baik) dari salah satu perguruan tinggi anggota Liga Arab
atau perguruan tinggi tertentu yang diakreditasi.
2.
mampu berbahasa Arab dengan baik bagi calon mahasiswa non Arab
3.
4.
Ijazah asli S1 atau fotokopi ijazah yang sudah dilegalisir KBRI dan KEMLU (Kharijiyah) Mesir.
2.
Transkrip Nilai asli atau fotokopi Transkrip Nilai yang sudah dilegalisir KBRI dan DEPLU (Kharijiyah)
Mesir.
3.
Akte kelahiran
4.
5.
Fotokopi paspor
6.
SPP :
Intidzom (Sesuai Predikat):
1.
2.
3.