Anda di halaman 1dari 5

BAB II

DAFTAR PUSTAKA
2.1 Pipa Tipe Fleksibel (Pipa Plastik)
Pipa polyethylene dikembangkan di Inggris secara besar-besaran dan pertama
kali dibuat di USA pada tahun 1941 (Staff, C.E. dalam Schwab, 1995)
Polyethylene adalah sebuah polime fleksibel liat yang dibuat secara langsung dari
gas ethylene pada proses polimerisasi dengan temperatur dan tekanan tinggi
(Delmonte dalam Schwab, 1955). Plastik tersebut mempunya titik cari dari 1101700C (The Polyethylene Gamble dalam Schwab, 1955), spesific gravity 0,92
(200C), kekuatan regangan 1700 pso (bervariasi terhadap suhu) dan tahan
terhadapa zat kimia.
Pipa plastik ada dua jenis, yaitu kaku dan fleksibel. Pipa plastika kaku dipakai
pada kondisi tegangan tinggi atau pada kondisi tanah tidak stabil. Pemakaian pipa
plastik fleksibel sebagai pipa drainase bawah tanah telah dimulai sejak tahun
1965. Umumnya plastik yang digunakan untuk pipa palstik spiral (corrugated
plastic pipe) di USA adalah High-Density Polyethylene (HDPE) sedangkan di
Eropa adalah Polyvinyl Cloride (PVC). Bahan plastik PVC lebih kuat daripada
HDPE. Kekuatan dari bahan thermoplastik berubah-ubah tergantung suhu
sehingga PVC cenderung menjadi rapuh pada suhu rendah tetapi HDPE
kehilangan kekuatan dan tahanan rentangan pada suhu tinggi (contoh: 40 0C),
sedangkan PVC tahan pada suhu tinggi.
Pada pipa fleksibel dukungan terhadap beban vertikal adalah tergantung dari
kelenturan dinding pipa dan kekerasan tanah di sekeliling pipa, sedangkan untuk
pipa tipe kaku (seperti: beton, tanah liat, bambu, dan lain-lain) kekakuan atau
kekerasan dinding pipa merupakan parameter utama sehingga pipa kaku (rigid)
tersebut akan menerima hampir semua beban (V).
Pipa plastik dapat berbentuk pipa halus atau bergelombang (corrugated). Pipa
halus bersifat kaku dengan panjang tidak lebih dari 5 meter, sedangkan pipa
bergelombang bersifat fleksibel (lentur) dan dapat digulung. Panjang gulungan
pipa bergelombang biasanya sekitar 200 meter untuk diameter 5 cm dan 100 m
untuk diametr 10 cm.

Dibandingkan dengan pipa halus, pipa bergelombang mempunyai beberapa


keuntungan antara lain memerlukan bahan plastik yang lebih sedikit per unit
panjang, lebih tahan terhadap tekanan luar, karena fleksibel makan hanya tipe ini
yang dapat digunakan pada drainase tanpa gali.
Kerugian adalah koefisien kekasarannya lebih besar sehingga diperlukan
diameter lebih besar untuk mengalirkan sejumlah air yang sama daripada pipa
halus. Pada pipa plastik ini air masuk melalui lubang-lubang kecil di permukaan
pipa. Beberapa data spesifik dari pipa plastik halus dan bergelombang tercantum
pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Data Spesifik Pipa Halus dan Bergelombang

2.2 Bahan penutup (Cover Materials)


Bahan penutup diperlukan dengan dua tujuan: (a) Menfasilitasi aliran air ke
pipa drainase (fungsi penghantar air); (b) mencegah masuknya partikel tanah ke
dalam pipia (fungsi penyaringan). Bahan penutup dapat digunakan dengan
berbagai cara: (a) Dalam bentuk curah (bulk) disebar merata di atas pipa drainase
setelah pipa terpangan; (b) dalam bentuk lembaran (sheet) atau tikar (mats)
dietakkan dalam rol pada mesin drainase, (c) sebagai lapisan pembungkus atau
selubung pada pipa (Pre-enveloped drain pipes).
Sebagai bahan penutup dalam bentuk curah biasanya tanah gambut, kerikil,
jerami, bahan sintetik misalnya polystyrene. Dalam bentuk roll adalah thin glass

fibre sheet. Pipa drainase yang berfilter (pre-envelope) digunakan untuk pipa
plastik baik yang halus maupun yang corrugated. Bahan yang digunakan sebagai
pembungkus adalah (a) fibre glass, nylon tissue atau bahan sintetik lainnya; (b)
mats dengan tebal 1-2 cm dari jerami, tanah gambut, sabut kelapa dan lainnya.
1. Envelope Sabut Kelapa
Sabut kelapa merupakan bahan berserat dengan ketebalan sekitar 5 cm dan
merupakan bagian terluar dari buah kelapa. Sabut kepala terdiri atas kulit ari, serat
dan sekam. Diantara ketiga komponen penyusun sabut kelapa ini penggunaan
serat adalah yang paling banyak dan telah berkembang. Pemanfaatannya sangat
luas antara lain untuk pembuatan tali, sapu, keset, sikat pembersih, saringan, dan
lain sebagainya. Sabut kelapa jika diurai akan menghasilkan serat sabut
(cocofibre) dan serbuk sabut (cococoir). Namun produk inti dari sabut adalah serat
sabut. Dari produk cocofibre akan menghasilan aneka macam derivasi produk
yang manfaatnya sangat luar biasa.
Sabut kelapa merupakan bagian terbesar dari buah kelapa yaitu 35% dari
bobot buah kelapa. Sabut kelapa jika diolah dengan baik akan menghasilkan serat
sabut kelapa. Karena sifat fisika dan kimia serat yang dimiliki oleh sabut kelapa
maka serat sabut kelapa ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembungkus pipa
untuk saluran drainase bawah permukaan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Febriandi Rozi (2011), laju
ilfiltrasi sabut kelapa memiliki laju infiltrasi paling rendah dibandingkan dengan
daun dan ijuk. Sedangkan pada laju perkolasinya, sabut kelapa memiliki laju
perkolasi yang konstan dalam 45 menit waktu percobaan. Sehingga melalui
perhitungan, laju infiltrasi pada sabut kelapa adalah 8,72 cm/jam dengan perkolasi
sebesar 24,3 liter/jam.
Serat buah kelapa digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Serat sikat, yaitu serat yang berasal dari buah kelapa yang sudah masak.
b. Serat pintal, yaitu serat yang berasal dari buah kelapa yang kemudian
dibusukkan di dalam air larut selama 3 10 hari. Setelah itu dijemur dan
dipukul-pukul dengan kayu. Serat yang diperoleh kemudian di pintal.
Kelebihan sabut kelapa sebagai media envelope:
a. Kemampuan yang tinggi dalam menyerap air dan bau.
b. Karakteristik bahan yang tidak mudah berjamur.
c. Menjaga kestabilan tanah.

d. Seiring berjalannya waktu, sabut kelapa akan terkomposisi dan menjadi unsur
hara yang dapat menyuburkan tanah.
e. Dapat bertahan sekitar lima tahun atau lebih, dengan demikian cocomesh bisa
tumbuh disaat masa pertumbuhan tanaman/vegetasi baru.
f. Dapat bertahan sekitar lima tahun atau lebih, dengan demikian cocomesh bisa
tumbuh disaat masa pertumbuhan tanaman/vegetasi baru.
g. Memiliki sifat material yang ramah lingkungan.
h. Memiliki daya serap panas yang tinggi.
i. Relatif murah dan mudah didapatkan.
Kekurangan envelope sabut kelapa:
a. Memiliki sifat fisik yang kaku dan kasar sehingga dapat menyulitkan dalam
proses penempelan pada pipa.
b. Dapat menyimpan kandungan air yang tinggi.
HASIL
Tabel 2. Spesifikasi Pipa Envelope
No

Parameter

Keterangan
Pipa

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Jenis Pipa
Panjang Pipa
Diameter dalam (IO)
Diameter Luar (OD)
Bentuk Lubang
Diameter Lubang Perforasi
Jumlah Lubang
Jarak Antar Lubang

PVC
53 cm
10,7 cm
11,2 cm
Kotak
7,8 x 5 dan 5 x 8,3
4
a-b = 3,4

Tingkat Kelolosan Air

b-c = 4,2
c-d = 5,1
Envelope

1
2
3

Bahan Envelope
Bahan Pengikat
Tebal Envelope

Serabut Kelapa
Kawat Berbentuk Jaring
0,6 cm
DAFTAR PUSTAKA

Dedi Kusnadi Kalsim, 2002. Teknik Drainase Bawah Permukaan Untuk


Pengembangan lahan Pertanian: Bahan Kuliah TEP 423 Rancangan Irigasi
Gravitasi dan Drainase. Laboratorium Teknik Tanah dan Air, FATETA, IPB.

Risti. 2008. Sabut Kelapa. Terdapat pada: http://milimeterindonesia.com (Diakses


pada tanggal 24 Mei 2016 pukul 19.45)
Rozi, Febriandi. 2011. Analisa Tingkat Infiltrasi dan Perkolasi pada Jenis Sumur
Resapan Dengan Menggunakan Beberapa Alternatif. Jurusan Teknik Sipil
Fakulas Teknik, Universita Islam Riau. Pekanbaru.
Schwab,G.O.,R,K. Frevert,T.W. Edminster dan K.K. Barnes, 1955. Soil And
Water Conservation Engineering Third Edition. Jhon Wiley & Sons, New
York.
Tjatur Widya Judhijati. 1987. Penentuan Beban Kristis Berbagai Jenis Pipa
Drainase Bawah Tanah Pada Berbagai Tingkat Kedalaman Pemasangan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor

Anda mungkin juga menyukai