Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR KIMA

MODUL IV
A. Judul :
Hukum Kesetimbangan Kimia, Tetapan Kesetimbangan
B. Tujuan :
Memahami hukum-hukum kesetimbangan kimia dan tetapan kesetimbangan
C. Dasar Teori
Sistem kesetimbangan kimia didapat suatu hubungan matematika yang
sederhana antara hasil konsentrasi dan konsentrasi pereaksi
aA + bB

cC + dD

Pada suhu yang tetap :


[C]c + [D]d
[A]a + [B]b

=K

Pada pecobaan berikut akan dipelajari secara kualitatif reaksi :


Fe3+ + SCN +
Konsentrasi dari masing-masing ion tersebut di atas dapat ditentukan secara
kalorimeter. Penentuan secara kalorimeter ini berdasarkan fakta bahwa intensitas dari
suatu berkas cahaya yang melalui larutan yanng berwarna, bergantung pada jumlah
partikel yang berwarna yang dalam jalan berkas cahaya tersebut. Dengan demikian
intensitas cahaya ini berbanding lurus dengan konsentrasi dari larutan dan dengan
panjangnya jalan berkas cahaya tersebut. Untuk jelasnya perhatikan gelas yang penuh
denngan air teh. Intensitas warna dari air teh tersebut akan lebih kecil apabila dulihat
dari samping, jika dibandingkan dengan intensitas warna tergantung pada konsentrasi
dan tinggi atau dalamnya larutan. Dengan demikian, maka suatu larutan dengan
konsentrasi 1M yang tingginya 1cm intensitas warnanya akan sama dengan larutan
0.5M dengan tinggi 2cm. Untuk 2 macam air teh yang terdapat masing-masing dalam
dua tabung reaksi dan mempunyai warna yang sama akan berlaku
KC1d1 KC2d2

K = Ketetapan
C = konsentrasi
C1 = Konsentrasi air teh dalam tabung 1
C2 = Konsentrasi air teh dalam tabung 2
d1 = Tinggi air teh dalam tabung 1
d2 = Tinggi air teh dalam tabung 2
Dengan mengetahui konsentrasi dari ion-ion tesebut dapat dicari suatu
persamaan yang menunjukkan harga yang tepat.
(Team Teaching.2013:19-20)kum
Hukum kestimbangan kimia
Dari pengukuran eksperimen tentang sistem kesetimbangan diperoleh
keteraturan yang dikenal dengan hukum kesetimbangan.
Dari persamaan reaksi yang umum,
aA + bB

cC + dD

pada keadaab setimbang,diperoleh nilai yang sama untuk ungkapan yang


disebut perbandingan konsentrasi.
Q (berasal dari quosien konsentrasi)
[C]c + [D]d
[A]a + [B]b
Lambang Q digunakan untuk nilai perbandingan konsentrasi (quosien
konsentrasi) pada setiap keadaan. Nilai perbandingan konsentrasi Q, untuk reaksi
kesetimbangan disebut tetapan kesetimbangan dengan lambang K.
Dalam sistem pada kesetimbangan,
Q=K
Dalam sistem bukan kesetimbangan,
QK
Jadi, tetapan kesetimbangan untuk reaksi,
aA + bB
[C]c + [D]d

cC + dD

[A]a + [B]b
(Hiskia Achmad.2001)
Kesetimbangan dalam larutan adalah keadaan ketika laju reaksi pembentukan
ion dari molekulnya sama dengan laju reakis pembentukan molekul dari ionnya. Pada
saat reaktan berkurang, laju reaksi maju menurun,sedangkan pada saat hasil reaksi
bertmabah dan laju reaksi balik naik. Pada saat reakis maju sama dengan laju reaksi
balik maka kesetimbangan kimia terjadi.
(Anonim.2001)
Hukum distribusi atau partisipasi dapat dirumuskan pabila suatu zat terlarut
terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur,maka pada suatu
temperatur konstan. Antara kedua pelarut itu dan angka banding distribusi ini tak
bergantung pada spesi molekul lain apapun yang mingkin ada. Dalam kesetimbangan
kimia, jika tekanan diperbesar sama dengan volum diperkecil maka kesetimbangan
akan bergeser kearah jumlah koefisien-koefisien gas yang lebih kecil. Dan jika
tekakan diperkecil sama dengan volume diperbesar maka kesetimbangan akan
bergeser kearah jumlah koefisien-koefisien gas yang legih besar.
(Atkins.1999)
Kecepatan reakis kimia pada suatu konstan sebanding dengan hasil kali
konsentrasi zat yang bereaksi. Reaksi kimia bergerak menuju kestimbangn yang
dinamis, diman terdapat reaktan dan produk, tetapi keduanya tidak lagi mempunyai
kecenderungan untuk berubah. Kadang-kadang konsentrasi reaktan yang bereaksi
didalam campuran kesetimbangan,sehingga reaksi dapat dikatakan reaksi yang
sempurna. G.N Lewis memperkenalkan besaran termodinamika baru, yaitu keaktifan
yang biasa dipakai sebagai banti antara konsentrasi zat yang dimaksud dengan suatu
koefisien keaktifan.
(Syukri.1999)
Kesetimbangan adalah keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu
campuran yang mengandung baik zat pereaksi maupun

hasil reaksi. Hukum

kesetimbangan adalah hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada diruas kanan
dibagi hasil kali konsentrasi setimbang zat yang berada diruas kiri masing-masing
dipangkatkan denga koefisien reaksinya.
(Taekeuchi.2008)
Ciri umum sistem kesetimbangan kimia
1. Sistem tidak memperoleh materi dari lingkungannya dan tanpa kehilangan materi
kelingkungan.
2. Sistem adalah dinamik dua proses yang berlawanan berlangsung pada saat yang
sama.
3. Sistem yang dapat diukur dan diamati adalah kostan. Sebab kedsua proses
berlangsung dalam laju yang sama sehingga konsentrasinya zat-zat konstan. Sifat
ini disebut sifat mikroskopik.
4. pada suhu tertentu kesetimbangan mencapai suatu nilai yang konstan dan
ungkapan yang menyangkut konsentrasi zat-zat yang beraksi.
5. Nilai yang konstan ini disebut tetapan kesetimbangan
Hukum tetepan kesetimbangan, pada tahun 1864, cato maximilian gulberg
dan peter wage menemukan hubungan sederhana antara konsentrasi zat-zat
pereaksi dan produk reaksi sewaktu reaksi kimia mencapai kesetimbangan
dinamis. Jika reaksi kesetimbangan dinyatakan sebagai:
aA+Bb<-->cC + dD
maka hubungan antara konsentrasi pereaksi dan konsentrasi produk reaksinya
adalah sebagai berikut :
Q= [A]a [B]b / [C]c [D]d
Rumus ini dikenal sebagai rumus aksi massa dimana Q adalah kution reaksi. Pada
keadaan setimbang, nilai Q adalah tetap dan inilah yang dikenal sebagai tetapan
kesetimbangan (Kc).
Jadi, tetapan kesetimbangan Kc dapat di tulis sebagai berikut :
Kc= [A]a [B]b / [C]c [D]d
Persamaan ini dikenal sebagai persamaan tetapan kesetimbangan. Hubungan antara
konsentrasi zat-zat pereaksi dan produk reaksi ini dalam persamaan kesetimbangan
disebut sebagai hukum kesetimbangan:

Perbandingan hasil kali konsentrasi produk reksi yang dipangkatkan dengan


koefisiennya

terhadap hasil kali konsentrasi peraksi yang dipangkatkan dengan

koefisiennya adalah tatap.


Arti tetapan kesetimbangan, suatu tetapan kesetimbanagan mempunyai dua
arti penting :
1. Memberikan informasi seberap jauh reaksi telah berlangsung
Semakin kecil Kc maka semakin sedikit peraksi yang membentuk produk
reaksi. Posisi kesetimbangan berada disebelah kiri. Sebaliknya, semakin besar Kc
maka semakin banyak pula produk reaksi yang terbentuk atau reaksi berlangsung
hampir tuntas. Posisi kesetimbangan sebelah kanan. Secara umum, kisaran Kc berikut
dapat digunakan untuk memperkirakan seberapa jauh reaksi telah berlangsung.
Berikut nilai Kc dan seberapa jauh reaksi telah berlangsung :
a. Kc sangat kecil; (<10-3) : reaksi hanya membentuk sedikit sekali produk
reaksi. Posisi kesetimbangan berada disebelah kiri
b. Kc sangat besar (>103) : reaksi berlangsung hampir tuntas. Posisi
kesetimbangan berada di sebelah kanan.
c. Kc = 1 : raksi berimbang, posisi kesetimbangan kurang lebih berada di tengah.
2. Meramalkan apaakah telah berada dalam kondisi setimbang atau belum
Untuk suatu set nilai konsentrasi zat-zat pereaksi dan produk reaksi, kita dapat
meramalkan apakah reaksi telah mencapai kesetimbangan atau belum. Hal ini
dilakukan dengan membandingkan kuotion reaksi (Q) dan tetapan kesetimbangan
(Kc). Untuk persamaan kesetimbangan :
aA+Bb

cC+dD

jika:
a. Q< Kc : reaksi berlangsung ke kanan ( C dan D)
b. Q= Kc : reaksi setimbang
c. Q> Kc : reaksi berlangsung ke kiri (Adan B)
(Hiskia Achmad.2001:142-151)

D. Alat dan Bahan


a. Alat :
No
1.

Nama Alat
Gambar
Rak
Tabung

Fungsi
Untuk meletakan

Reaksi

reaksi

untuk

tabung

membilas

memersihkan

atau

potongan

berbagai gelas atau barang


pecah dilaboratorium seperti
gelas ukur

Tabung teaksi

Untuk mereaksikan zat-zat


kimia dalam bentuk larutan

Gelas ukur

Untuk

mengukur

volume

larutan

Bejana gelas

Untuk menampung/sebagai
wadah dan tempat untuk
menyimpan larutan

Pipet tetes

Untuk mengambil larutan


dalam jumlah sedikit

Mistar

Untuk mengukur ketinggian


larutan

b. Bahan

No
1

Nama Bahan
Larutan Kalium

Sifat Kimia
Kristal tak

berwarna
Larut dalam air

Tiosianat (KSCN)
0,002 M

Sifat Fisik
Tak berwarna
Titik leleh 175

Titik lebur 175

Larutan Ferry
Nitrat Fe (NO3)3

Larut dalam air


Bersifat korosif
Tidak mudah

Berwarna merah

kecoklatan
Titik leleh 47

terbakar

Titik lebur 1566


(1839 K)

Aquades

Tidak mudah

Cairan tak

terbakar
Meruakan pelarut
Beberapa jenis

berwarna
Titik didih 100

zat kimia
-

Titik leleh 0

E. Prosedur Kerja
1. Tabung I
KSCN 0,002 M
Memasukkan 5 ml KSCN 0,002 M
dalam Tabung 1
Menambahkan 5 ml Fe (NO3)3 0,2
M pada tabung 1 (standar)

Mengukur ketinggian larutan

Warna larutan menjadi


merah kehitaman dan
tingginya adalah 6,4 cm

2. Tabung II
KSCN 0,002 M
Memasukkan 5 ml KSCN 0,002 M dalam Tabung 2
Menambahkan 10 ml Fe (NO3)3 0,2 M dan
menambahkan air sampai 25 ml
Mengambil 5 ml Fe (NO3)3, memasukkan dalam tabung
2
Mengukur ketinggian larutan
Menyimpan 20 ml sisa Fe (NO3)3 untuk digunakan pada
tabung berikutnya
Warna larutan menjadi merah
dan tingginya adalah 6,2 cm
3. Tabung III
KSCN 0,002 M Memasukkan 5 ml KSCN 0,002 M dalam Tabung 3
Mengambil 20 ml Fe (NO3)3 dan mengukur 10 ml Fe
(NO3)3 dan menambahkan air sampai 25 ml
Mengambil 5 ml Fe (NO3)3, memasukkan dalam
tabung 3
Mengukur ketinggian larutan
Menyimpan 20 ml sisa Fe (NO3)3 untuk digunakan pada
tabung berikutnya
Warna larutan menjadi orens
dan tingginya adalah 6,5 cm

4. Tabung IV
KSCN 0,002 M
Memasukkan 5 ml KSCN 0,002 M dalam Tabung 4

Mengambil 20 ml Fe (NO3)3 dan mengukur 10 ml Fe


(NO3)3 dan menambahkan air sampai 25 ml
Mengambil 5 ml Fe (NO3)3, memasukkan dalam
tabung 4
Mengukur ketinggian larutan
Menyimpan 20 ml sisa Fe (NO3)3 untuk digunakan pada
tabung berikutnya
larutan
5.Warna
Tabung
IIImenjadi kuning
muda dan tingginya adalah 6,3 cm
KSCN 0,002 M Memasukkan 5 ml KSCN 0,002 M dalam Tabung 3
Mengambil 20 ml Fe (NO3)3 dan mengukur 10 ml Fe
(NO3)3 dan menambahkan air sampai 25 ml
Mengambil 5 ml Fe (NO3)3, memasukkan dalam
tabung 3
Mengukur ketinggian larutan
Warna larutan menjadi bening
dan tingginya adalah 6,4 cm

F. Hasil Pengamatan
Tabung
1
2
3
4
5
Tabung

Tinggi larutan

Tinggi larutan standar

6,4 cm
6,2 cm
6,5 cm
6,3 cm
6,4 cm

6,4 cm
6,4 cm
6,4 cm
6,4 cm
6,4 cm

Perbandingan

tinggi

terhadap tabung 1
1 cm
1,032 cm
0,984 cm
1,015 cm
1 cm

Konsentrasi mula-mula
[Fe3+]
[SCN]
0,2 M
0,002 M

0,08 M

0,002 M

0,001032 M

0,078968 M

0,00968 M

0,032 M

0,002 M

0,000984 M

0,031016 M

0,001016 M

0,0128 M

0,002 M

0,001015 M

0,011785 M

0,000985 M

0,00512

0,002 M

0,001 M

0,00412 M

0,001 M

Tabung
1

[Fe3+][FeSCN2+](SCN)
2x10-7 M

Konsentrasi kesetimbangan
[FeSCN2+]
[Fe3+]
(SCN)
0,001 M
0,199 M
0,001 M

[Fe3+][FeSCN2+]/(SCN-)
0,2 M

[FeSCN2+]/[Fe3+](SCN-)
5M

7,9x10-9 M

0,00853 M

13,326 M

3,19x10-8 M

0,0309 M

30,265 M

1,27x10-8 M

0,0132 M

80,5 M

5,12x10-9M

0,00512 M

195,31 M

G. Perhitungan
1

Perbandingan tinggi terhadap tabung 1 =


Tabung 1
6,4
=1 cm
6,4
Tabung 2
6,4
=1,032 c m
6,2
Tabung 3
6,4
=0,984 c m
6,5
Tabung 4
6,4
=1,015 c m
6,3
Tabung 5
6,4
=1 cm
6,4

Menghitung konsentrasi mula mula [Fe3+ ]


Tabung 1
[Fe3+ ] = 0,2 m
Tabung 2
M1 = 0,2 M

tinggi larutan standar


tinggi larutan

V1 =10 ml = 0,01 L
V2 = 25 ml = 0,025 L
V1 . m1 = V 2 . m2
V 1 . m1
0,01 x 0,2
=0,08 M
m2 =
=
V2
0,025
[Fe3+] = 0,08 M

Tabung 3
M1 = 0,08 M
V1 =10 ml = 0,01 L
V2 = 25 ml = 0,025 L
V1 . m1 = V 2 . m2
V 1 . m1
0,01 x 0,08
=0,032 M
m2 =
=
V2
0,025
[Fe3+] = 0,032 M
Tabung 4
M1 = 0,032 M
V1 =10 ml = 0,01 L
V2 = 25 ml = 0,025 L
V1 . m1 = V 2 . m2
V 1 . m1
0,01 x 0,032
=0 , 0128 M
m2 =
=
V2
0,025
[Fe3+] = 0,0128 M
Tabung 5
M1 = 0,0128 M
V1 =10 ml = 0,01 L
V2 = 25 ml = 0,025 L
V1 . m1 = V 2 . m2
V 1 . m1
0,01 x 0,0128
=0,00512 M
m2 =
=
V2
0,025

[Fe3+] = 0,00512 M
Menghitung konsentrasi mula mula [Fe SCN2+]
Vol KSCN x M KSCN = 0,005 x 0,002
= 0,00001 Mol
Vol total
= V KSCN + V Fe(No3)3
= 0,005 + 0,005 = 0,01 L

Konsentrasi standar =

mol KSCN
vol total =

0,00001
=0,001 M
0,01

[Fe SCN2+] = perbandingan tinggi x konsentrasi standar


Tabung 1
[Fe SCN2+] = 1 x 0,001 = 0,001 M
Tabung 2
[Fe SCN2+] = 1,032 x 0,001 = 0,001032 M
Tabung 3
[Fe SCN2+] = 0,984 x 0,001 = 0,000984 M
Tabung 4
[Fe SCN2+] = 1,015 x 0,001 = 0,001015 M
Tabung 5
[Fe SCN2+] = 1 x 0,001 = 0,001 M
4 Menghitung konsentrasi kesetimbangan [Fe3+ ]
[Fe3+ ] = [Fe3+ ]mula-mula- [Fe SCN2+]
Tabung 1
[Fe3+ ] = 0,2 0,001 = 0,199 M
Tabung 2
[Fe3+ ] = 0,08 0,001032 = 0,078968 M
Tabung 3
[Fe3+ ] = 0,032 0,000984 = 0,031016 M
Tabung 4
[Fe3+ ] = 0,0128 0,001015 = 0,011785 M
Tabung 5
[Fe3+ ] = 0,00512 0,001 = 0,00412 M
5 Menghitung konsentrasi kesetimbangan [SCN- ]
[SCN- ] = [SCN]mula-mula- [Fe SCN2+]
Tabung 1
[SCN- ] = 0,002 0,001 = 0,001 M
Tabung 2
[SCN- ] = 0,002 0,001032 = 0,00968 M
Tabung 3
[SCN- ] = 0,002 0,000984= 0,001016 M
Tabung 4
[SCN- ] = 0,002 0,001015 = 0,000985 M
Tabung 5
[SCN- ] = 0,002 0,001 = 0,001 M
6 Menghitung [Fe2+] . [SCN-] . [Fe SCN2+]
Tabung 1

[Fe2+] . [Fe SCN2+] . [SCN-] . = 0,008x 0,001 x 0,001


= 0,0000002= 2x10-7 M
Tabung 2
[Fe2+] . [Fe SCN2+] . [SCN-] . = 0,008 x 0,001032 x 0,00968
= 7,9x10-9 M
Tabung 3
[Fe2+] . . [Fe SCN2+] . [SCN-] = 0,032 x 0,000984 x 0,001016
= 3,19x10-8 M
Tabung 4
[Fe2+] . [Fe SCN2+] .[SCN-] . = 0,0128 x 0,001015 x 0,000985
= 1,27x10-8 M
Tabung 5
[Fe2+] . [Fe SCN2+] [SCN-] . = 0,00512 x 0,001 x 0,001
= 5,12x10-9 M
2+
2+
7 Menghitung [Fe ] [Fe SCN ] / [SCN-]
Tabung 1
[Fe3+] [Fe SCN2+] / [SCN-] =( 0,2 x 0,001) / 0,001
= 0,2 M
Tabung 2
[Fe3+] [Fe SCN2+] / [SCN-] = (0,08x 0,001032) / 0,000968
= 0,0853 M
Tabung 3
[Fe3+] [Fe SCN2+] / [SCN-] = (0,032 x 0,000984) / 0,001016
= 0,0309 M
Tabung 4
[Fe3+] [Fe SCN2+] / [SCN-] = (0,0128 x 0,001015) / 0,000985
= 0,0132 M
Tabung 5
[Fe3+] [Fe SCN2+] / [SCN-] = (0,00512 x 0,001) / 0,001
= 0,00512 M
2+
2+
8 Menghitung [Fe SCN ] / Fe ] [SCN-]
Tabung 1
[Fe SCN2+] / Fe3+] [SCN-] = 0,001 / (0,2 x 0,001)
= 5M
Tabung 2
[Fe SCN2+] / Fe3+] [SCN-] = 0,001032 / ( 0,08 x 0,000968)
= 13,326 M
Tabung 3
[Fe SCN2+] / Fe3+] [SCN-]= 0,000984 / (0,032 x 0,001016)
= 30,265 M
Tabung 4

[Fe SCN2+] / Fe3+] [SCN-]= 0,001015 / (0,0128 x 0,000985)


= 80,5 M
Tabung 5
[Fe SCN2+] / Fe3+] [SCN-] = 0,001 / ( 0,00512 x 0,001)
= 195,31 M

H. Pembahasan
Dalam percobaan ini, langkah-langkah yang dilkukan,yaitu prtama kita
menyediakan/menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan diberi label 1,2,3,4
dan 5. Kemudian memasukkan 5 ml KSCN 0,002 M kedalam tabung reaski satu
persatu. Kemudian, perlakuan selanjutnya seperti yang ada dibawah ini.
1. Tabung 1
Setelah diisi 5 ml KSCN 0,002 M,selanjtnya ditambahkan 5 ml larutan Fe
(NO3)3 0,2 M. Setelah itu campuran iin diaduk sehingga warnaya merata dan tercapai
kesetimbangan. Warna yang terbentuk dalam tabung ini adalah merah kehitaman
dengan tinggi larutan 6,4 cm. Sebelum dilakukan pencampuran,warna KSCN adalah
bening (seperti warna aquades) dan warna larutan dari Fe (NO3)3 adalah orange tua.
Setelah dilakukan pencampuran,langkan yang dulakukan selanjutnya dalah mengukur
ketinggian larutan dan mencatat sebagai standar tinggi larutan. Tinggi larutan standar
ini juga digunakan sebagai pembanding pada tabung-tabung berikutnya.
2. Tabung 2
Pada tabung ini, setelah kita mengisi 5 ml KSCN 0,002 M, ditambahkan lagi
dengan 5 ml larutan Fe (NO3)3 + H2O. Larutan ini diperoleh dari hasil pencampuran 0
ml Fe (NO3)3 dengan 15 ml H2O sehingga volumenya menjadi 25 ml. Dari 25 ml
larutan inilah diambil 5 ml untuk ditambahkan dengan 5 ml larutan KSCN 0,002 M
tadi yang ada pada tabung 2. Setelah dilakukan pencampuran,warna larutan ini
menjadi merah kemudian diukur ketinggian dengan menggunakan mistar dan
didapatkan hasil ketinggiannya yaitu 6,2 cm.
3. Tabung 3
Pada tanbung ini, yang dilakukan yaitu sisa larutan Fe (NO3)3 + H2O sebanya
20 ml. Kemudian, diambil 10 ml dari larutan ini dan sisanya dibuang. Selanjutanya

10 ml larutan ini ditambahkan lagi dengan 10 ml air sehingga volumenya menjadi 25


ml.
Dari 25 ml larutan tadi, diambil 5 ml lagi yang kemudian ditambahkan kedalam
tabing 3 yang telah diisi 5 ml KSCN 0,002 M lalu dilarutkan sampai mencapai
kesetimbangan. Warna larutan yang terbentuk adalah orange dan kemudian kita
mengukurnya dengan menggunakan ista dan hasilnya adalah 6,5 cm.
4. Tabung 4
Pada tabung, yang dilakukan pertama yaitu membuang separuh larutan KSCN
dan sisa larutan yang tadi, sisa larutan itu adalah 20 ml dn dibuang 10 ml maka
volumenya menjadi 10 ml. Setelah larutan ini ditamahkan 15 ml air sehingga
volumenhya menjadi 25 ml. Dari larutan iin diambil 5 ml untuk dimasukkan atau
ditambahkan ketabung 4 yang berisi 5 ml KSCN. Kemudian larutan ini dibiarkan
sampai mencapai kesetimbangan. Kemudian kita menggunakan mistar untuk
mengukur tinggi larutan pada tanbung ini. Warna yang terbentuk pada tabung ini
adalah kuning muda dengan ketinggian larutan 6,3 cm.
5. Tabung 5
Pada tabung ini, yang dilakukan pertama adalah mengambil separuh larutan Fe
(NO3)3 yang digunakan pada tabung 4 tadi. Yaitu 20 ml Fe (NO3)3 + H2O dan diambil
10 ml maka 10 ml yang sisanya dibuang. Setelah itu, 10 ml Fe (NO3)3 + H2O
ditambahkan 15 air sehingga volumenya menjadi 25 ml air. Dari larutan ini, diabil
lagi 5 ml untuk dicampurkan pada tabung 5 yang telah berisi larutan 5 ml KSCN
0,002 M tadi. Kemudian, larutan ini dibiarkan sampai mencapai kesetimbangan.
Selanjutnya kita mengukur tinggi larutan dengan menggunakan mistar dan hasilna
adalah 6,4 cm dengan warna lartan yang terbentuk adalah bening.
Setelah melakukan ke-5 percobaan ini, dapat diamati bahwa ketinggian larutan
pada tabung 1-5 berbeda, dengan warna larutan yang berbeda-beda pula. Warna
larutan pada tabung 1-5 emakin bening karena konsentrasinya semakin berkurang.

I. Kesimpulan
dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Penambahan air pada setiap tahap dalam larutan Fe (NO 3)3 bertujuan untuk
menurunkan konsentrasi dari larutan Fe (NO3)3 .
2. Senakin berkurangnya konsentrasi Fe (NO3)3 menyebabkan tinggi campuran
berubah-ubah.
3. Semakin berkurangnya konsentrasi Fe (NO3)3 menyebabakan warna larutan
pada masing-masing tabung semakin terang.
J. Kemungkinan kesalahan
1. kurangnya ketepatan praktikan dalam mennetukan warna larutan.
K. Pertanyaan
1. Kombinasi A, B, atau C yang menunnjukan harga konstan atau hamper
konstan, biasanya disbut tetapan kesetimbangan kimia.
2. aA + bB
cC + dD
Kondisi kesetimbangan atau hukum kesetimbangan menyatakan pada suhu dan
tekanan tertentu perbandingan hasil kali kosentrasi zat hasil reaksi terhadap
kosentrasi reaktan, masing-masing berpangkat koefisien persamaan reaksi adalah
tetap.
3. Banyak reaksi bernjalai tidak sempurna, artinya reaksi-reaksi tersebut berjalan
pada suhu titik dan akhirnya berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang tidak
bereaksi. Pada temperatur, tekanan dan kosentrasi tertentu, titik pada reaksi
tersebut berhenti sama hubungan antara reaktan dan reaksi tetap. Pada saat ini
reaksi pada keadaan setimbang.

Daftar pustaka
Achmad,hiskia.2001.Wujud Zat dan Kesetimbangan.Bandung : Erlangga

Anonim.2001.Tersedia di : www.chm.davidson.edu/chemistryAplets (diakses


tanggal 24 desember 2013 pukul 10.00 WITA)
Atkins.P.W.Kimia Fisika edisi kedua jilid 4.Jakarta : Erlangga
S,Syukri.1999.Kimia Dasar 1.Bandung : ITB
Taekeuchi.2008.Pengantar Kimia. Bandung : ITB
Team,Teaching.2013.Penuntun Praktikum Kimia Dasar 1.Gorontalo : UNG

Anda mungkin juga menyukai