PEMBAHASAN
Magnetic Levitation Train sebagai salah satu alat transportasi modern
memanfaatkan magnet dalam pergerakannya. Disini akan dijelaskan teori-teori
yang terkait dengan prinsip kerja dari Magnetic Levitation Train.
A. Magnet
Magnet merupakan sutau objek yang memiliki medan magnet yang dapat
menarik material berjenis logam. Magnet barasal dari kata magnesia yang
merupakan nama suatu daerah di Asia kecil yang menjadi tempat ditemukannya
magnet untuk pertama kali. Sebuah magnet terdiri dari magnet-magnet kecil yang
tersusun teratur (disusun dengan arah yang sama), magnet-magnet kecil ini
disebut magnet elementer. Pada logam biasa (bukan magnet) megnet
elementernya tersusun sembarang atau tidak sejajar, magnet-magnet elementer
tersebut bersifat saling meniadakan, sehingga logam tidak memiliki kutub-kutub
magnet. Magnet memiliki kutub pada kedua ujung-ujungnya,yaitu kutub positif
dan kutub negative. Ujung-ujung magnet ini memiliki sifat kemagnetan yang
paling tinggi.
B. Medan Magnetik
Medan magnet merupakan daerah disekitar magnet yang dipengaruhi oleh
gaya-gaya magnet. Young & Freedman (2001) menyatakan :
Medan magnetic adalah sebuah medan vector, yakni, sebuah kuantitas vector
yang di asosiasikan dengan setiap titik dalam ruang. Kita akan menggunakan
symbol
didefenisikan sebagai arah yang cenderung ditunjuk oleh kutub utara sebuah
magnet kompas.
Sebuah partikel yang tidak bergerak tidak memiliki gaya magnetic. Dalam
maupun
v .
Gambar 1. Saat
berada
pada sudut terhadap B
v
v B
F = |q| = |q|
Dimana
arah
|q|
v B
sin
(1)
ke arah B .
F = qxv
(2)
Satuan SI dari B
adalah satu coulomb per detik (1A=1C/s), 1 N/A.m. satuan ini dinamakan
tesla (disingkat T), untuk menghormati Nikola Tesla(1857-1943), seorang
ilmuwan keturunan Amerika-Serbia dan seorang penemu :
1 tesla = 1 T =1 N/A.m
C. Induksi Magnet
Dhina (2013) menyatakan bahwa:
Jika sebuah penghantar dialiri arus listrik maka disekitar kawat
penghantar akan timbul medan magnet. Hal ini dikemukakan oleh
Hans Christian Oersted (1777-1851) melalui percobaannya yang
dikenal dengan percobaan Oersted. Oersted menyimpulkan bahwa
disekitar arus listrik terdapat medan magnet atau perpindahan
muatan listrik menimbulkan medan magnet.
Arah garis-garis medan magnet atau arah induksi magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik tersebut dapat ditentukan dengan
kaidah tangan kanan. Jika arah ibu jari menunjukkan arah arus
listrik maka arah lipatan jari lainnya menunjukkan arah medan
magnet atau arah induksi magnetic.
H '
H
, makan
H '
H
+ H'
= 4M, satuan
(3)
B
D. Superkonduktivitas
Sifat superkonduktor yang paling dikenal yaitu hilangnya semua resistansi
pada material jika material didingingkan hingga mencapai suhu dibawah suhu
kritis (Tc). Pada tahun 1933 Walter Meissner dan Robert Ochsenfeld menemukan
bahwa suatu superkonduktor akan menolak medan magnet. Sebagaimana
diketahui, apabila suatu konduktor digerakkan dalam medan magnet, suatu arus
induksi akan mengalir dalam konduktor tersebut. Prinsip inilah yang kemudian
diterapkan dalam generator. Akan tetapi, dalam superkonduktor arus yang
dihasilkan tepat berlawanan dengan medan tersebut sehingga medan tersebut tidak
dapat menembus material superkonduktor tersebut. Hal ini akan menyebabkan
magnet tersebut ditolak. Fenomena ini dikenal dengan istilah diamagnetisme dan
efek ini kemudian dikenal dengan efek Meissner. Efek Meissner ini sedemikian
kuatnya sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh
superkonduktor.
E. Efek Meissner Magnet Levitation
Efek Meissner menunjukkan bahwa medan magnet di dalam sebuah logam
superkonduktor seolah-olah sama dengan nol. Oleh karena itu, kita dapat
menuliskan persamaan untuk medan magnet dalam logam superkonduktor sebagai
berikut :
F.
G.
H.
I.
J.
K.
(4)
(5)
=
dengan
medan
superkonduktivitasnya
magnet
langsung
kritisnya
rusak
(Bac),
atau
maka
hilang.
sifat
Sehingga
Sumber:// maglevworld.wordpress.com
Efek Meissner ini sangat kuat sehingga magnet dapat melayang karena ditolak
oleh superkonduktor. Medan magnet ini tidak boleh terlalu besar, jika medan
magnetnya terlalu besar maka efek meissner ini akan hilang dan material akan
hilang sifat superkonduktifitasnya.
BAB III
PENGERTIAN MAGLEV
A. Kereta Maglev
Kereta maglev (singkatan dari magnetically levitated trains, dalam bahasa
Indonesia disebut kereta api levitasi magnetik) adalah jenis kereta api yang
mengambang secara magnetik. Sering juga disebut kereta api magnet.
Seperti namanya, prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya magnet
untuk mengangkat kereta sehingga mengambang, tidak menyentuh rel sehingga
gaya gesek dapat dikurangi. Kereta maglev juga memanfaatkan magnet sebagai
pendorong. Dengan kecilnya gaya gesek dan besarnya gaya dorong, kereta ini
mampu melaju dengan kecepatan sampai 600 km/jam, jauh lebih cepat dari kereta
biasa. Beberapa negara yang telah mengembangkan kereta api jenis ini adalah
Tiongkok, Jepang, Perancis, Amerika, dan Jerman. Dikarenakan mahalnya
pembuatan rel magnetik, di dunia pada tahun 2015 hanya ada dua jalur Maglev
yang dibuka untuk transportasi umum, yaitu Shanghai Transrapid di Tiongkok dan
Linimo di Jepang.
B. Teknologi
Ada tiga jenis teknologi maglev:
Jepang dan Jerman merupakan dua negara yang aktif dalam pengembangan
teknologi maglev menghasilkan banyak pendekatan dan desain. Dalam suatu
desain, kereta dapat diangkat oleh gaya tolak magnet dan dapat melaju dengan
motor linear.
Pengambangan magnetik menggunakan elektromagnet atau magnet permanen
tidak stabil karena teori Earnshaw; Diamagnetik dan magnet superkonduktivitas
dapat menopang maglev dengan stabil.
Medan elektromagnet juga mempengaruhi rancang bangun kereta. Medan
magnet yang sangat kuat dibutuhkan untuk mengangkat kereta yang berat.
Efek dari medan magnetik yang kuat tidak diketahui banyak. Oleh karena itu
untuk keamanan penumpang, pelindungan dibutuhkan, yang dapat menambah
berat kereta. Konsepnya mudah namun teknik dan desainnya kompleks.
Sistem yang lebih baru dan tidak terlalu mahal disebut Inductrack. Teknik
ini memiliki kemampuan membawa beban yang berhubungan dengan
kecepatan kendaraan, karena ia tergantung kepada arus yang diinduksi pada
sekumpulan elektromagnetik pasif oleh magnet permanen. Dalam contoh,
magnet permanen berada di gerbong; secara horizontal untuk menciptakan
daya angkat, dan secara vertikal untuk memberikan kestabilan. Sekumpulan
kabel putar berada di rel. Magnet dan gerbong tidak membutuhkan tenaga,
kecuali untuk pergerakan gerbong. Inductrack pada awalnya dikembangkan
sebagai motor magnetik dan penopang untuk "flywheel" untuk menyimpan
tenaga. Dengan sedikit perubahan, penopang ini diluruskan menjadi jalur
lurus. Inductrack dikembangkan oleh fisikawan Wiliiam Post di Lawrence
Livermore National Laboratory.
Inductrack menggunakan array Halbach untuk penstabilan. Array Halbach
adalah pengaturan dari magnet permanen yang menstabilisasikan putaran kabel
yang
bergerak
tanpa
penstabilan
elektronik.
Array
Halback
mulanya
3. Guideway
System kerja Magnetic Levitation Train memanfaatkan 2 prinsip
magnet yaitu gaya tarik magnet dan gaya tolak magnet. Ada dua buah
system kerja dari maglev train ini sehingga ia dapat mengambang atau
melayang di atas rel nya yaitu: Electromagnetic Suspension (EMS) yang
dikembangkan di Negara Jerman dan Electrodinamic Suspension (EDS)
yang dikembangkankan di Negara Jepang. Pada saat sekarang ini ada
sebuah system baru yang sedang dikembangkan yaitu system Inductrack,
yaitu menggunakan magnet tetap, namun cara ini belum diterapkan. Yang
banyak dikembangkan dan digunakan saat ini yaitu system EDS karena
lebih stabil, sehingga disini system EDS akan dibahas lebih rinci.
kerja
dari
Electromagnetic
Suspension
(EMS)
(magnet
pendukung),
guidance
magnets
(magnet
System
ini
menggunakan
magnet
superkonduktor.
10
11
pada
sisitem
control
mengunci
posisi
kereta
dan
12
berfungsi
14
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori fisika yang terkait dengan prinsip kerja dari maglev train ini secara garis
besar yaitu: medan magnetic, induksi magnetic, hukum Lenz, superkonduktivitas
bahna dan efek meissner.
Sejarah perkembangan kereta api dimulai dengan ditemukannya lokomotif
uap oleh Richard Trevithick, yang kemudian lokomotif ini mengalami
perkembangan dan modernisasi sehingga menjadi kereta api. Kereta api juga
mengalami perkembangan mulai dari kereta api yang pertama yaitu kereta api
dengan bahan bakar batu bara yang kemudian berkembang menjadi kereta api
listrik yang menggunakan tenaga listrik dalam perkembangannya dan sekarang
berkembang sebuah kereta api yang dapat melayang di atas relnya yang dikenal
dengan nama Magnetic Levitation Train.
Magnetic Levitation Train ini merupakan kerete api super cepat tanpa roda
yang dapat melayang atau mengambang kira-kira 10 cm di atas relnya dengan
memanfaatkan gaya magnet untuk melayang, menggerakkanya dan mengontrol
jalannya kereta.
System kerja Maglev Train memanfaatkan sifat gaya magnet yaitu gaya terik
magnet dan gaya tolak magnet. Ada dua buah pengembangan system kerja dari
Maglev Train ini, yang pertama yaitu : Elektromagnetic Suspension (EMS) yang
memanfaatkan gaya tarik magnet dan yang kedua yaitu : Elektrodinamik
Suspension (EDS) yang memanfaatkan gaya tolak magnet.
Maglev Train ini memiliki beberapa kelebihan disbanding dengan kereta api
konvensional yaitu: dalam pergerakannya Maglev Train ini tidak bersentuhan
dengan relnya (melayang), sehingga tidak ada gaya gesek yang terjadi antara
kereta dengan rel nya yang mengakibatkan kereta dapat melaju dengan sangat
cepat yaitu mencapai 500 km/jam, tidak menggunakan bahan bakar fosil.
Penghematan biaya perawatan karena tidak akan ada penggantian rel. Namun ada
beberapa kelemahan dari Maglev Train ini yaitu kebisingan yang dihasilkannya
saat bergerak hamper sama dengan kebisingan yang di timbulkan oleh sebuah
pesawat jet dan mahalnya investasi terutama dalam hal pengadaan rel.
16
B. Saran
1. Bagi pemerintah agar dapat mengambangkan dan memberdayakan
Magnetic Levitation Train di Indonesia sehingga system transportasi di
Indonesia menjadi lebih baik, tanpa macet, aman dan tempat tujuan
dapat dicapai dengan lebih cepat.
2. Bagi pembaca umum dan pelajar agar dapat dijadikan sebagai ilmu
pengetahuan, sumber referensi dan dikembangkan dalam bentuk
perwujudan teknologi transportasi secara nyata.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bardiyah,Sri A. 2013. Sifat Quantum Superkonduktor. Diakses pada 04/22/1014
dari http://bardiyahsriaprilia-Fst09.web.unair.ac.id.
Cyber . 2013. Medan Magnet Disekitar Arus Listrik Induksi. Diakses pada
22/04/2014 dari http://perpustakaancyber.blogspot.com.
Eva, Farah D. 2013. Induksi Magnetik. Diakses pada 22/04/2014 dari
http://ivaradhin.blogspot.com
Ilmu . 2013. Sensasi Melayang di Kereta Maglev. Diakses pada 28/03/2014 dari
http://ilmuumum.blogspot.com.
Irham. 2013. Fisika Terapan Kereta Maglev. Diakses pada 28/03/2014 dari http://
irhamdoank.blogspot.com/2013/02/fisika-terapan-kereta-maglev_7.
Muhammad, Ardi R.A. 2012. Dasar Magnetic Levitation Train. Diakses pada
28/03/2014 dari http://maglevworld.wordpress.com.
Ovan Theman. (21/07/2011). Tentang Sistem Transportasi. Diakses pada
09/04/2014 dari http://ovantheman.blog.co.uk.
Usu
.tanpa
tahun.
Magnet.
Diakses
pada
08/04/2014
dari
http://
magnet.repository.Usu.ac.id.
Yaghoubi, Hamid. 2012. Practical Aplications of Magnetic Levitation Technologi.
Iran: IMT.
Young, Hugh D., dkk. 2001. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.
18