Anda di halaman 1dari 4

Kebijakan dalam Menghadapi Kejahatan

Cyber Terrorism Serta Penanggulanannya

Achmad Shoddiq B.A, Ayuningtyas Suci D, Icca Astrina


Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Informatika
Universitas Negri Malang
Malang, Indonesia
bayuasmoro552@gmail.com, uciedam@gmail.com, iccaastrina@gmail.com

Abstract—Kecanggihan dalam perkembangan teknologi maupun layanan pada dunia maya, masyarakat kita cenderung
informasi pada jaman sekarang banyak berpengaruh terhadap bebas dan aktif dalam berinteraksi, beraktifitas, maupun
kehidupan manusia. Tidak hanya memberi pengaruh yang baik berkreasi yang hampir mencakup semua bidang [3].
saja, namun pada kenyataannya banyak manusia yang
memanfaatkan kecanggihan teknologi ini untuk melakukan Berbagai macam kejadian cyber terrorism yang saat ini
kejahatan terorisme di dunia maya yang kini dikenal dengan sedang berkembang contohnya adalah pembuatan maupun
istilah cyber terrorism. Aktivitas yang dilakukan oleh kejahatan penyebaran video yang isinya perekrutan anggota, mengirim
cyber terrorism ini sangat membahayakan, bersifat mengancam, ancaman, dan propaganda dari terorisme yang kemudian
dan dapat merugikan masyarakat. Dalam melakukan diupload ke internet bukan merupakan suatu kejahatan yang
penanganan terhadap kejahatan tersebut perlu adanya bisa dianggap sederhana walaupun terdapat Undang-Undang
kebijakan dan hukum pidana yang berperan penting untuk No.15 Tahun 2003 yang mengatur tentang Pemberantasan
mengatur, mencegah, dan menanggulangi cyber terrorism. Oleh Tindak Pidana Terorisme [4]. Cyberterrorism merupakan anak
karena itu dibutuhkan adanya sebuah penelitian untuk bagian dari cybercrime yang dipandang masyarakat sebagai
memberikan informasi mengenai kebijakan dalam menghadapi sesuatu yang dapat merusak moral, mengancam,
kejahatan cyber terrorism serta penanggulangannya. membahayakan masyarakat, dan merugikan masyarakat. Oleh
karena itu, diperlukan adanya upaya pencegahan untuk
Keywords—teknologi, cyber crime, tindak pidana.
mencegah dan menanggulangi kasus kejadian cyberterrorism.

I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kehidupan masyarakat sosial yang mengalami
perkembangan pesat mau tak mau diiringi oleh peningkatan A. Cyber Terrorism
kejahatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kondisi Cyber terrorism ialah suatu bentuk aktivitas kelompok atau
tersebut didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan, individu tertentu yang diakukan secara terencana yang dapat
teknologi dan informasi. Akibatnya, muncul tindak pidana berupa serangan terhadap informasi, sistim jaringan komputer,
teknologi informasi yang umumnya disebut sebagai tindak program computer, maupun data informasi, sehingga dapat
pidana siber atau kejahatan siber (cybercrime). Diantara mengakibatkan kerugian yang amat besar serta jatuhnya
bermacam jenis tindak kejahatan yang memanfaatkan korban masyarakat tak berdosa yang dilakukan oleh satu
teknologi, salah satu jenis kejahatan yang kini tengah ramai kelompok tertentu atau perorangan [5].
diperbincangkan ialah terorisme. Terorisme menimbulkan rasa
takut pada seluruh masyarakat internasional, khususnya B. Konsep Cyber Terrorism
masyarakat Indonesia [1]. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi telah melahirkan berbagai dampak, baik dampak Dalam Jurnalnya Rabiah dan Zahri mengemukakan konsep
positif maupun dampak negatif, karena di satu sisi memberikan kerangka cyber terrorism, yaitu [6]:
kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan - Target
peradaban manusia, namun di sisi lain menjadi sarana efektif Dalam melakukan tindakan cyber terrorism
perbuatan melanggar hukum [2]. menggabungkan target tertentu dengan khalayak yang lebih
luas. Dengan ini, sistim komputer dan masyarakat sipil
Kini mulai muncul berbagai jenis kejahatan dengan merupakan target yang menarik bagi cyber terrorist.
dimensi baru seperti penyalahgunaan komputer, kejahatan
- Motif
perbankan dan lain sebagainya yang semakin sulit untuk
ditanggulangi. Kejahatan yang bermunculan dengan Motif dari Cyber terrorism bersifat sosial, politik dan
menggunakan sarana teknologi informasi dan komunikasi keyakinan terhadap suatu paham atau ideologi. Dengan motif
hingga saat ini masih terdapat perbedaan dan belum ada ini cyber terrorist dapat menyerang jaringan informasi suatu
kesepakatan dalam peristilahannya. Ketika menggunakan jasa negara demi kepentingan mereka.
- Metode Penyerangan
Metode penyerangan Cyber terrorism menggunakan j.o dan Pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
operasi jaringan komputer. 2008 mengenai Informasi dan Transaksi Elektronik.
- Domain Karena belum ter-include-nya kebijakan mengenai
Cyber terrorism adalah konvergensi dari Cyberspace kriminalisasi terhadap penyebaran informasi yang memiliki
dan terorisme. Cyberspace, baik diakses melalui sistem tujuan propaganda dan dukungan untuk terorisme yang
komputer atau perangkat lain, adalah media bagi cyber disebarkan melalui penggunaan teknologi abad-21 dan media
terrorists melakukan serangan (cyber attack). informasi merupakan salah satu contoh kelemahan dalam
- Tindakan Pelaku Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 mmengenai
Cyber terrorist melakukan tindakan melawan hukum Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
dengan terencana untuk mengintimidasi atau memaksa Agar dapat menutupi kelemahan yang ada, kebijakan
pemerintah atau orang-orang dengan tujuan politik, sosial atau kriminalisasi terhadap propaganda terorisme terebut dapat
tujuan ideologi yang dipaham oleh mereka. ditinjau berdasarkan Kitab Undang- Undang Hukum Pidana
- Dampak atau Akibat (KUHP) sebagai lex generalis dan Undang-Undang Nomor 11
Cyber terroism bertujuan untuk menciptakan kerusakan Tahun 2008 mengenai Informasi dan Transaksi Elektronik
yang serius pada infrastruktur suatu negara maupun keamanan (UU ITE). Jika hal tersebut dihubungkan dengan KUHP,
dalam skala internasional, contohnya yaitu jatuhnya pesawat perbuatan propaganda terorisme yang tercakup dalam
pada gedung di amerika serikat. kebijakan kriminalisasi kejahatan terhadap ketertiban umum
yang diatur dalam Pasal 155 ayat (1), 156, 157 ayat (1), dan
Pasal 160 KUHP. Dan jika dihubungkan dengan UU ITE,
C. Cyber Law
teruntuk bagi penyebar informasi elektronik berisi media yang
Cyber Law merupakan bagian hukum yang berasal dari bertujuan untuk melakukan propaganda dan mencari
istilah Cyberspace Law. Ruang lingkupnya dapat meliputi dukungan terhadap terorisme termasuk dalam kebijakan
berbagai aspek yang saling berkaitan dengan perorangan kriminalisasi menyebarkan informasi yang dapat
maupun kelompok yang menggunakan dan memanfaatkan menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan dalam
kemajuan teknologi internet dimana aktivitasnya dilakukan masyarakat tercantum dalam Pasal 28 Ayat (2) j.o Pasal 45
pada saat online dan memasuki dunia cyber atau dunia maya Ayat (2) UU ITE.
[4]. Pada beberapa negara maju, dalam penggunaan internet
sebagai media untuk memfasilitasi setiap bagian kehidupan B. Perlunya Pengamanan Sistem Jaringan Komputer
masyarakat, perkembangan hokum untuk dunia cyber sudah Kenapa pengamanan security pada jaringan komputer
sangat dikembangkan. Tujuan dan arah dari perkembangan diperlukan? karena kita semua menginginkan adanya privasi,
aspek hukum ini, contohnya Negara Amerika Serikat adanya keamanan dan perasaan nyaman dalam hidup,
merupakan salah satu negara yang telah memiliki banyak termasuk dalam penggunaan media social dan Internet. Kita
pasal hukum yang telah mengatur dan menentukan pasti mengharapkan hasil pekerjaan yang telah kita lakukan
perkembangan Cyber Law pada negaranya [6]. aman dan jauh dari kemungkinan dicuri atau hilang, di copy
atau plagiasi bahkan dihapus. Kita juga pasti menginginkan
rasa mana saat saling berkirim email (electronic mail) tanpa
D. Hukum
harus mempunyai rasa khawatir jika ada suatu pihak yang
Hukum dapat berfungsi sebagai perlindungan kepentingan tidak bertanggung jawab (malicious users) membaca,
manusia. Agar kepentingan manusia dapat terlindungi, hukum merubah, menyebarkan, ataupun menghapus isi informasi
harus diadakan dan dilaksanakan. Jadi, perlindungan hukum berita email tersebut [7]. Dan yang terakhir, kita juga pasti
merupakan suatu perlindungan yang telah diberikan oleh menginginkan keamanan security pada saat melakukan
hukum maupun undang-undang untuk melindungi kepentingan transaksi online pembelian barang lewat Internet tanpa ada
manusia agar kehidupan manusia dapat berlangsung normal, rasa takut seseorang akan mencuri informasi pribadi dalam
tenteram, dan damai [5]. kartu kredit kita maupun menipu transaksi yang ada sehingga
dapat menyebabkan kerugian dikemudian hari.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN C. Memproteksi Jaringan Komputer dari Ancaman Cyber
Terrorist
A. Kebijakan Kriminalisasi Undang-Undang No.15 Tahun
Terdapat beberapa langkah dapat digunakan untuk
2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme
memproteksi atau meningkatkan kemampuan security
Hukum berisi materi yang mempunyai tujuan untuk keamanan sistim jaringan komputer, antara lain dengan
mengatur ancaman yang termasuk dalam kebijakan merumuskan koding dan membuat sebuah kebijakan mengenai
kriminalisasi yang dapat dikategorikan sebagai formil yang sistim pengamanan yang handal (comprehensive security
terkandung dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 15 Tahun policy) serta menjelaskan kepada para pengguna mengenai
2003 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Pada hak dan kewajiban mereka dalam menggunakan sistim
sisi lain, penyebaran informasi baik berupa suara, video, jaringan komputer [8]. Langkah yang kedua yaitu melakukan
maupun gambar memiliki tujuan untuk mengancam yang konsultasi dengan para pakar ahlu jaringan komputer guna
terbilang pada tindak pidana pengancaman Pasal 27 Ayat (4) untuk mendapatkan informasi yang akurat professional
misalnya mengenai bagaimana cara meningkatkan mau cyber terrorism sudah tidak mungkin dihindari. Intinya
kemampuan sistim keamanan jaringan komputer yang kita yang perlu ktia perkuat adalah bagaimana cara untuk
miliki. Cara lainnya yaitu melakukan instalasi software dan mengantisipasi maupun cara penanganan apabila terjadi
hardware versi terbaru juga dapat membantu memecahkan serangan-serangan cyber yang dilakukan oleh teroris untuk
permasalahan dalam keamanan jaringan komputer [7]. Selain meminimalisir efek yang terjadi.
itu, mempekerjakan seorang sistim administrator maupun Jika dilihat dalam Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003
system analys yang telah professional dan berpengalaman mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan
akan dapat mengelola kemanan system secara professional dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 mengenai ITE
aman membentengi sistim jaringan komputer tersebut. berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil yaitu
Kemudian jangan lupa untuk selalu menggunakan mekanisme penggunan Undang- Undang No. 15 Tahun 2003 mengenai
sistim otentifikasi terbaru dalam jaringan (advanced Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan Undang-Undang
authentication mechanism) dan jangan lupa selalu Nomor 11 Tahun 2008 mengenai ITE yang dapat menjerat
menggunakan teknik encryp dalam setiap melakukan transfer pelaku kejahatan cyber terrorism dimana cyber terrorism
data, komunikasi data, ataupun pada saat penyimpanan data. dapat dijerat menggunakan Undang-Undang Nomor 23 tahun
Yang tidak kalah pentingnya yaitu menginstalasi dan 2003 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme dan
memperbarui sistim Firewall pada jaringan komputer yang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE. Akan
ada guna melindungi proxy server dari ancaman para cyber tetapi, hanya beberapa pasal saja yang sesuai untuk menjerat
terrorist [9]. dan menindak lanjuti pelaku tindak pidana cyber terrorism.
D. Tips Mengamankan Jaringan Komputer B. Saran
Meskipun tools untuk melakukan hacking tersedia dalam Kejahatan cyber terrorism merupakan bentuk kejahatan
jumlah yang banyak namun tidak semua tools tersebut dapat baru yang bersifat ancaman dimana membutuhkan suatu
digunakan secara baik, bahkan terdapat beberapa tools aturan khusus untuk mencegah, mengendalikan, ataupun
tersebut sudah out of date atau ketinggalan jaman saat ini, memberantas kejahatan tersebut cyber terrorism tersebut.
namun tools lainnya masih sangat ampuh untuk digunakan Apalagi kejahatan ini merupakan kejahatan yang dapat
sebagai senjata penangkal pada hacker. Oleh karena itu dilakukan secara lintas negara, sehingga saran kami yaitu
peranan dari seorang system administrator, system analys, setiap Negara yang ada perlu membuat instrumen hukum
dan network manager sangat dominan dan banyak dibutuhkan untuk menindak lanjuti kejahatan cyber terrorism. Baik itu
dalam mengamankan data dan untuk meningkatkan instrumen hukum nasional ataupun hukum regional atau
kemampuan sistim keamanan jaringan computer pada suatu internasional, serta agar selalu dapat melakukan security
instansi tertentu [7]. Namun yang tidak kalah penting dan pengamanan dan proteksi encrypt pada jaringan komputer
sering dilupakan para user yaitu melakukan back up data yang ada agar dapat meminimalisir kejahatan cyber terrorism
secara berkala (harian, mingguan, atau bulanan) untuk sehingga tidak mudah untuk membobol privasi milik users.
mencegah terjadinya kerusakan ataupun kehilangan seluruh
data instansi penting yang dapat disebabkan oleh serangan
cyber dari cyber terrorist. Oleh sebab itu apabila sudah REFERENCES
melakukan backup kita dengan mudah dapat melakukan
[1] D. T. Elektronik, “Lex Administratum, Vol.
proses recovery seluruh sistim jaringan komputer yang ada.
II/No.3/Jul-Okt/2014,” vol. II, no. 3, 2014.
Kemudian para system administrator dan system analys juga
harus aktif dalam menginformasikan informaasi kepada para [2] S. A. Astuti, “Law Enforcement of Cyber Terorism in
pengguna (users) mengenai pentingnya hak dan kewajiban Indonesia,” vol. 2, no. 2, pp. 157–178, 2015.
dalam menggunakan jaringan computer maupun jaringan
internet [9]. Users juga perlu diajari bagaimana cara yang [3] N. I. Natsir, “KEBIJAKAN KRIMINAL TERHADAP
benar dalam menggunakan jaringan komputer secara aman, TINDAK PIDANA CYBER TERRORISM,” 2009.
contohnya bagaimana cara membuat password yang tidak
mudah dibobol dan lain-lain. [4] S. N. Ramadhan, “AKTIVITAS
CYBERTERRORISM DI INDONESIA
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG
IV. KESIMPULAN DAN SARAN. NO . 15,” 2003.
A. Kesimpulan [5] H. Rehulina et al., “Analisis yuridis kejahatan,” 2012.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa cyber
terrorism merupakan suatu ancaman kejahatan baru yang [6] S. Siapkah, K. Menghadapinya, O. Mayor, S. Ir, R. A.
kemunculannya cukup mencuri perhatian global termasuk G. Gultom, and M. Sc, “CYBER TERRORISM.”
Indonesia. Serangan dan ancaman cyber tidak memerlukan
kekuatan senjata yang besar, namun serangan ini mampu [7] O. H. O. Sinaga and M. Si, “Indonesia Terrorism,” no.
menimbulkan kerusakan yang lumayan besar. Sekarang seiring Icmi, pp. 1–40, 2010.
dengan semakin majunya teknologi di era modern, mau tak
[8] Agus Wibowo, “TERORISME CYBER – SEBUAH
ANCAMAN GLOBAL BARU,” 2015.

[9] Alfira Nurliliani Samad, “ANALISIS INSTRUMEN


CYBER-TERRORISM DALAM KERANGKA
SISTIM HUKUM INTERNASIONAL,” 2014.

[10] Bogdanoski, Mitko & Petreski, D. (2013). Cyber


Terrorism-Global Security Threat. International
Scientific Defence, Security and Peace Journal, 59-
72.

[11] Varvara Mitliaga. 2001. Cyber-terrorism, A Call


Governmental Action?. Scotland: 16th BILETA
Annual Conference, University of Edinburgh.

Anda mungkin juga menyukai