Anda di halaman 1dari 14

BAB V

RELAY PENGAMAN

A. Sistem Pengaman Tenaga Listrik


Sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan-peralatan listrik
yang terpasang pada suatu sistem tenaga listrik dari kondisi operasi
abnormal dari sistem itu sendirin
Kondisi abnormal tersebut dapat berupa :
Hubung singkat; tegangan lebih atau kurang; beban lebih; frekuensi
sistem turun atau naik; dll.
B. Fungsi Sistem Pengaman Tenaga Listrik :
1. Menghindari atau mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat abnormal
2. Mempercepat melokalisir(mempersempit daerah gangguan)daerah yang
terganggu.
3. Menjaga kontinuitas pelayanan listrik.
4. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang disebabkan listrik.
C. Relay
Pengertiannya adalah peralatan utama yang digunakan untuk memproteksi
dan memerintahkan peralatan proteksi bekerja.
Syarat relay pengaman :
1. Cepat bereaksi jika terjadi kondisi abnormal.
2. Selektif, yakni kecermatan pemilihan dalam pengamanan.
3. Handal ; - dapat diandalkan setiap saat.
- tidak boleh salah kerja.
4. Sederhana, kemungkinan kecil terjadi kerusakan.
5. Murah, dan memenuhi syarat-syarat sebelumnya.
Klasifikasi relay :
1. Berdasarkan prinsip kerja, terdiri atas relay-relay tipe : - elektromagnetis
- termis
- elektronis
2. Berdasar konstruksi, terdiri atas relay-relay tipe : - angker tarikan
- kap induksi
- batang seimbang

1
- kumparan bergerak
- cakram induksi
- besi bergerak
3. Berdasarkan besaran yang diukur, terdiri dari atas relay-relay :
- tegangan
- arus
- impedansi
- frekuensi
4. Berdasarkan cara menghubungkan sensing elemen :
- primer, berhubungan langsung dengan rangkaian yang diamankan.
- Sekunder, melalui trafo arus dan tegangan
5. Berdasarkan cara kerja elemen pengatur atau control elemen :
Direct : control elemen langsung memutus aliran.
Indirect : control elemen menutup kontak atau membuka sinyal,
peralatan lain yang memutus elemen.
6. berdasarkan tugas :
relay utama : berhubungan langsung dengan besaran listrik yang
diukur.
Relay Bantu : memperbanyak kontak, menjalankan sinyal.
7. berdasarkan karakteristik :
instantencous atau seketika
definite time delay atau bekerja dengan kelambatan waktu.
Inverse atau berbanding terbalik(arus dan waktu).
8. Berdasarkan macam kontaktor :
Normally open, kontak terbuka jika tadak ada aliran tenaga.
Normally close, kontak tertutup jika tidak ada aliran tenaga.
D. Fungsi Relay
1. Menentukan dengan segera pemutusan pelayanan tenaga listrik jika terjadi
kondisi abnormal sistem.
2. Mengetahui letak dan jenis gangguan.
E. Daerah Pengamanan (Protective Zone)

2
Untuk mendapatkan sistem pengamanan yang cukup baik, sistem tenaga
listrik dibagi dalam beberapa daerah pengamanan yakni dengan sub-
sistem seminim mungkin.

Daerah 3

Daerah 1 Daerah 5
Daerah 2 Daerah 4

Di dalam daerah pengamanan, daerah yang berdekatan selalu saling


tumpang-tindih(over lapping). Hal ini untuk menghindari kemungkinan
adanya daerah yang tidak teramankan.
F. Pengertian Umum Relay Pengaman
Normaly open kontak yang pada saat tidak ada aliran tenaga dalam
kondisi terbuka(a contact)
Normally close contact, kontak yang pada saat aliran tenaga dalam
kondisi tertutup(b contact)
Relay bekerja atau beroperasi , jika kontak-kontak yang terdapat pada
relay tersebut bergerak membuka atau menutup dari kondisi awal .
Pick up : relay mulai bekerja untuk membuka kontakb atau menutup
kontak a.
Harga pick up: harga terkecil dimana relay mulai bekrja.
Reset : relay mulai bekerja untuk menutup kontakb.
Harga reset : harga dimana relay mulai reset.
Drop out : relay bekerja untuk membuka kontak a.
Harga drop out : harga terbesar sehingga terjadi drop-out.
G. Klasifikasi Relay Berdasarkan Konstruksi
1. Tipe Statis
Relay tipe ini, memberikan aksi penyaklaran tanpa gerakan fisik dari
kontak-kontak(open/close). Tapi dengan merubah posisi dari kumparan
berkedudukan tetap(solid statis) dari tidak menghubungkan menjadi
menghubungkan atau sebaliknya.
Sehingga relay tipe statis mempunyai karakteristik :
Lebih mudah dirubah-rubah karakteristiknya

3
Lebih handal
Lebih cepat
Terdiri atas rangkaian-rangkaian analog sebagai penambahan pada
gelombang-gelombang logika sehingga mampu menghasilkan
beberapa karakteristik relay yang diinginkan.
Jika Vi< V, B-E dibias mundur(reverse) transistor pada posisi resistansi
tinggi; arus ke beban terblokir
Jika Vi> V, B-E dibias maju(foward) transistor pada posisi resistansi
rendah; arus mengalir ke beban
Potensiometer untuk mengatur V dan mengatur nilai pick up
Jika input AC, disearahkan

2. Tipe Elektromagnetik
Relay tipe ini, memberikan aksi penyaklaran melalui gerakan fisik dari
kontak-kontak(open/close). Terdiri dari 2 jenis kontak NO dan NC.
Relay tipe ini bersifat :
- Lebih tua atau lebih dulu digunakan daripada relay statis.
- Lebih luas penggunaanya.
- Lebih murah daripada relay statis
- Karakteristik tetap atau terbatas
3. Tipe atau Konstruksi Relay Elektro-Magnetis
3.1 Tipe Torak atau Plunger
a-a = NO
b-b = NC
Kondisi normal, pegas menarik torak ke bawah

4
Jika coil (c-c) mendapat energi, daya magnet ke atas akan dipakai pada
torak bergerak ke atas, menutup gap udara x sehinnga a-a = close dan b-b
=open. Nilai ambang dari arus yang menyebabkan torak bergerak tersebut
sebagai nilai pick up.
Arus minimum yang dapat menahan torak melawan daya pegas tersebut
sebagai nilai drop uot.
(a) Potongan melintang
(b) Diagram fungsi

3.2 Tipe Batang Seimbang atau Balance Beam


Kontak-kontak secara normal terjaga terus terbuka olehsuatu pegas
penahan yang halus karena gaya grafitasi.
Arus yang mengalir melalui operating coil akan menarik ujung kiri dan
batang seimbang dan menyebabkan kontak-kontak tertutup. Ic = Ia-Ib, jika
Ia= Ib, maka Ic=0 dan suatu daya akan menarik ke bawah sisi kanan dari
torak dan membuka kontak.
(a) Konstruksi
(b) Skema

3.3 Tipe Cakram Induksi atau Induction Disc


Jika suatu sinyal AC dikenakan input, kumparam menghasilkan medan
magnet yang tegak lurus dengan cakram alumunium. Arus terinduksi ke

5
cakram dan berinteraksi dengan medan magnet untuk menghasilkan torsi
pada cakram yang menyebabkan berputar.
Perputaran cakram ditahan oleh suatu pegas spiral yang menarik kontak
yang bergerak (a) melawan suatu pemberhentian. Jika arus input melebihi
nilai pick up, kontak (a) harus bergerak sepanjang sudut untuk dapat
bertemu kontak tetap (b). Semakin besar arus kumparan, semakin besar
torsi, semakin cepat putaran cakram.
Pengaturan kelembatan waktu yang dicapai secara mekanis dengan
mengatur sedikit dimana mengacu pada torsi akan sebaliknya.
(a) Relay
(b) Karakteristik operasi

3.4 Tipe Kap Induksi atau Induction Cup


Dua buah lilitan diletakkan pada stator dan terpisah dengan jarak 90o,
dikenakan arus AC I1 dan I2. Sebuah rotor alumunium berbentuk cangkir
atau kap akan dibentuksuatu torsi elektromagnetis. Gerakan dari rotor ini
dapat digunakan untuk membuka atau memutus seperangkat kontak.
Jika I2 mendahului I1 (>180o), torsi sesuai arah gambar. Jika I1 mendahului
I2, maka torsi akan sebaliknya.
(a) Konstruksi
(b) Diagram fungsi

6
BAB VI
RELAY ARUS LEBIH
(Over Current Relay)

Relay arus lebih adalah relay yang bekerja berdasarkan kenaikan arus yang
melewatinya dan juga dapat berdasarkan setting waktu yang ditentukan; pengukuran
waktu berhubungan dengan masalah koordinasi pengaman.
Relay jenis ini paling sederhana, mudah dalam penyetelannya, relay ini digunakan
untuk pengaman hubung singkat dan pengaman beban lebih, serta dipergunakan
dalam :
Pengaman utama jaringan distribusi dan su trnsmisi sistem radial
Pengaman cadangan generator, trafo daya, saluran transmisi.
A. Jenis Relay Arus Lebih
1. Relay arus lebih seketika(instantaneous over current relay)
2. Relay arus lebih waktu tertentu(definite time over current relay)
3. Relay arus lebih waktu berbanding terbalik(inverse time over current rely)
a. Berbanding terbalik(inverse)
b. Sangat berbanding terbalik(very inverse)
c. Sangat berbanding terbalik sekali(extremely inverse)
B. Prinsip Kerja Dan Karakteristik
1. Relay Arus Lebih Seketika

JIka harga I naik, maka IR juga akan naik. Bila IR> harga operasi relay (IS, arus
penyetelan), maka relay arus lebih akan bekerja.

7
2. Relay Arus Lebih Waktu Tertentu

3. Relay Arus Lebih Waktu Berbanding Terbalik

Keterangan :
BB = Bus Bar R = relay arus lebih
PMT= Pemutus a = kontak dari R
TC = Tripping coil(kumparan pemutus) T = relay definite time
DC = Sumber arus searah b = kontak dari T
- = Polaritas sumber DC CT= trafo arus
+ = Polaritas + sumber DC I = arus beban
A = Alarm IF = arus melewati R
Arus Kerja (pick up) dan Arus Kembali (drop off)
IP = arus pick-up
Id = arus drop-out
tP = waktu untuk pick-up
td = waktu untuk drop-out
ta = td-tP

8
Perbandingan arus drop out dan arus pick up :
Id
kd
IP

kd = 0,7 ~ 0,9 untuk relay definite


kd = 1,0 untuk arus relay inverse
Penyetelan Arus (Is)
- Batas penyetelan minimum, relay tidak boleh bekerja pada saat terjadi
beban maksimum
- Batas penyetelan maksimum relay harus bekerja bila terjadi gangguan
hubung singkat pada seksi berikutnya.
k Fk
IS xI maks
kd

IS = penyetelan arus
kFk = factor keamanan, 0,1~1,2
kd = factor arus kembali, tergantung jenis relay
Imaks= arus maksimum yang diizinkan pada peralatan yang diamankan, arus
nominal.
Penyetelan Waktu(Td atau time dial)

Jika terjadi gangguan F, maka : tc < tB < tA atau tA > tB > tC

9
BAB VII
DIRECTIONAL RELAY
(RELAY ARAH)

Relay arah adalah relay yang bekerja berdasarkan arah dari arus gangguan.

Untuk gambar (a) :


Jika terjadi gangguan di 1, maka tB1 < tB2 sehinnga RA1 dan RB1 akan bekerja
Jika gangguan di II, maka tB2 < tB1 sehingga RA2 dan RB2 akan bekerja
Dari kondisi diatas : tB1 < tB2 tB2 < tB1 (tidak mungkin)
Untuk mengatasi keadaan tersebutr, dipakailah komponen relay arah yakni :
- RA1 dan RA2 bekerja jika arah arus dari rel ke saluran atau sebaliknya
- RB1 dan RB2 bekerja jika arah arus dari rel ke saluran saja

Pengaman atau pemutus daya akan bekerja jika R, T, D bekerja


- R bekerja untuk gangguan yang terjadi di K1 atau K2

10
- T bekerja jika R=D bekerja
- D bekerja jika T K .U r .I r . sin 0
Dimana : T = torsi/kopel, relay bekerja jika T>0
K= konstanta
Ur = tegangan pada kumparam relay
Ir = arus pada kumparan relay
= sudut antara Ur dan Ir
Jika gangguan di k-1, vector Ur dan Ir berbeda fasa , dimana 0< <90 o, T=
positif, relay bekerja, CB 1 trip.(gambar a)

Jika gangguan di k-2, vector Ur dan Ir akan berbeda fasa >180 0 (arah Ir
berlawanan 1800 dari kondisi semula), sehingga T akan bernilai negatif, CB1 tidak
trip (gambar b).

Syarat Relay Directional/Relay Arah:


1. Waktu kerja harus cepat: 20 40 ms
2. Relay harus dapat pick-up pada daya kecil
3. Konsumsi kumparan tegangan dan arus sekecil mungkin pada kondisi
normal, sehingga beban CT dan PT tetap kecil
Id
4. Harga k d tinggi ~0,9 1,0.
IP

5. Sederhana konstruksi, andal


6. Bekerja bersama relay arus lebih, relay waktu dan relay arah.

11
BAB VIII
DIFFERENTIAL RELAY
(Relay Diferensial)

Relay diferensial : relay yang bekerja dengan jika terdapat perbedaan fasor dari dua
atau lebih besaran listrik yang sama yang telah melampaui nilai yang telah ditapkan
pada kumparan relay.
Karena itu, hampir semua jenis relay jika dihubungkan dalam suatu cara khusus dapat
difungsikan sebagai relay diferensial. Tetapi kebanyakan yang digunakan adalah tipe
relay diferensial arus, dimana CT ditempatkan semua elemen system yang diamankan
dan sekundernya dihubungkan parallel dengan kumparan kerja dari relay untuk
membentuk suatu system arus sirkulasi.

Kondisi normal I1 = I2; I1-I2 = 0 tidak dapat bekerja.


Gangguan di F, I1-I2 = If, If > IS (arus setting kumparan relay) relay bekerja
CB1=CB2 trip.

I1 - I2
(+)
(+) : daerah torsi positif, relay bekerja
(-) (-) : daerah torsi negatif, relay tertahan

I2

12
Syarat Relay diferential Arus :
7. CT mempunyai angka tranformasi yang sama.
a1 a2 I1 = I2
a2
a1I1 = a2I2 ; I1 I2
a1

If = I1-I2
a1 a 2
I 2 jika > I1, rele bekerja dalam kondisi normal.
a1

2. Karakteristik harus sama


3. Polaritas atau arah arus harus sama.
Jika pada gambar diatas arah I2 berlawanan arah dengan gambar, maka
If=I1+I2, jika If ini > IS, relay akan bekerja dalam kondisi normal.
Penggunaan : 1. Pengaman generator
8. Pengaman trafo daya
9. Pengaman motor dengan daya yang besar
10. Pengaman Bus bar

BAB IX

13
DISTANCE RELAY ATAU IMPEDANCE RELAY
(Relay Jarak atau Relay Impedansi)

Disebut relay impedansi atau relay jarak karena dapat digunakan untuk mengukur
impedansi dari titik gangguan ke lokasi relay terpasang yang besarnya sebanding
dengan jaraknya.
Prinsip kerja : membandingkan arus gangguan yang dirasakan oleh rele terhadap
tegangan dimana rele terpasang. Sehingga impedansi saluran transmisi dari lokasi rele
sampai titik gangguan dapat diukur.

- ZF = Impedansi titik
gangguan rele
- ZB = Impedansi maksimum

- Gangguan di B;
Tegangan terukur = VB ; arus gangguan = If
VB I f Z B
Z B ZB = ZB, rele pick-up
If If

- Gangguan di F1;
Tegangan terukur = VF1 ; arus gangguan = If1
VF1 I f1 Z F1
Z F1 ZF1 < ZB, rele bekerja
I f1 I f1

- Gangguan di F2;
Tegangan terukur = VF2 ; arus gangguan = If2
VF2 I f2 Z F2
Z F2 ZF2 > ZB, rele tidak bekerja
I f2 I f2

14

Anda mungkin juga menyukai