Anda di halaman 1dari 25

PT-PSP C 1.

1 - 2011

PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
DAN IRIGASI TANAH DALAM

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI


DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2011

KATA PENGANTAR

Buku pedoman ini dibagi menjadi 2 bagian, masingmasing terdiri dari Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi

Tanah Dangkal dan Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi

Kegiatan Pengembangan Irigasi Air Tanah (Irigasi

Tanah Dalam. Oleh karena itu, penggunaan atau pemanfaatan

Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam) dalam menunjang

buku pedoman ini harus disesuaikan dengan jenis kegiatan

pembangunan pertanian merupakan salah satu bentuk upaya

yang akan dilaksanakan di masing-masing daerah.

pengembangan sumber air irigasi untuk usaha pertanian, baik

Demikian semoga pedoman ini dapat dijadikan sebagai

untuk sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

acuan/petunjuk oleh para pelaksana kegiatan dengan sebaik-

maupun peternakan.

baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Petunjuk/pedoman teknis pengembangan Irigasi Tanah


Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam ini disusun dengan maksud
untuk

menjadi

pedoman

atau

petunjuk

atau

acuan

Jakarta, Januari 2011

pelaksanaan bagi para pelaksana kegiatan pengelolaan air,


khususnya pengembangan

irigasi air tanah di daerah

(Propinsi

Kota).

dan

Kabupaten/

Pedoman

teknis

Direktur Pengelolaan Air Irigasi,

ini

diharapkan dapat membantu dan mempermudah pelaksanaan


kegiatan di lapangan, terutama dalam mengartikan dan

Ir. Prasetyo Nuchsin, MM

merinci ketentuan-ketentuan teknis di tingkat lapangan.

NIP. 19580208 198403 1 001

Dengan pertimbangan bahwa kondisi dan potensi antar


daerah yang sangat bervariasi, maka pedoman teknis ini
harus dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk Petunjuk

Pelaksanaan oleh Satker Propinsi (Dinas-dinas lingkup

Pertanian di tingkat Propinsi) dan selanjutnya dalam


bentuk Petunjuk Teknis oleh Satker Kabupaten (Dinasdinas lingkup Pertanian di tingkat Kabupaten/Kota) sesuai
dengan kondisi dan potensi di daerah masing-masing

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

ii

BAGIAN I

DAFTAR ISI

C. Pelaporan ................................................... 21
D. Pengendalian ............................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................23

PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL

LAMPIRAN

KATA PENGANTAR ................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................... iii
I. PENDAHULUAN .................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................. 1
B. Tujuan dan Sasaran......................................... 3
C. Pengertian ................................................... 4
II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI ....... 6
A. Persyaratan Lokasi.......................................... 6
B. Persyaratan Petani/Kelompok ............................ 7
III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL ...................... 8
A. Komponen Irigasi Tanah Dangkal ......................... 8
1. Sumur .................................................... 8
2. Pompa Air ............................................... 8
3. Jaringan Distribusi ..................................... 9
B. Kriteria Teknis ............................................. 10
IV. PELAKSANAAN..................................................13
A. Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana........ 13
B. Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi
Tanah Dangkal.............................................. 16
C. Operasi dan Pemeliharaan ............................... 17
D. Pembinaan .................................................. 17
E. Pelatihan .................................................... 18
F. Pemanfaatan ............................................... 18
G. Pembiayaan ................................................. 18
I. Waktu Pelaksanaan ........................................ 19
V. MONITORING DAN EVALUASI ................................20
A. Indikator Kinerja ........................................... 20
B. Monitoring dan Evaluasi................................... 20
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

iii

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

iv

BAGIAN II

DAFTAR ISI

D. Pengendalian ............................................... 70
LANGKAH-LANGKAH SEDERHANA UNTUK MENENTUKAN

PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DALAM

TITIK LOKASI PENGEBORAN..................................71


DAFTAR PUSTAKA ..................................................73
LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN .................................................43
A. Latar Belakang ............................................. 43
B. Tujuan dan Sasaran........................................ 45
C. Pengertian .................................................. 46
II. PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI ......48
A. Persyaratan Lokasi......................................... 49
B. Persyaratan Petani ........................................ 50
III. KOMPONEN IRIGASI TANAH DALAM.........................52
A. Komponen Irigasi Tanah Dalam .......................... 52
1. Sumur ................................................... 52
2. Pompa Air dan Perlengkapannya ................... 53
3. Rumah Pompa/Genset ............................... 54
4. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) ................... 55
B. Kriteria Teknis ............................................. 56
IV. PELAKSANAAN..................................................59
A. Survey Inve3.
B. stigasi dan Desain Sederhana ............................ 59
B. Konstruksi/Pengembangan Irigasi Tanah Dalam ...... 63
C. Operasi dan Pemeliharaan ............................... 65
D. Pelatihan .................................................... 65
E. Pembinaan .................................................. 66
F. Pemanfaatan ............................................... 66
G. Pembiayaan ................................................. 67
I. Waktu Pelaksanaan ........................................ 67
V. MONITORING DAN EVALUASI ................................68
A. Indikator Kinerja ........................................... 68
B. Monitoring dan Evaluasi................................... 68
C. Pelaporan ................................................... 69
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

vi

BAGIAN I

meningkatkan

PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL

memungkinkan

produktivitas

pertanian

terjadinya

akselerasi

Secara

teroritis,

tanah.

juga

sirkulasi

air

berdasarkan

pemanfaatannya, maka ada dua jenis air tanah yaitu :


I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

(1) air tanah dangkal dan (2) air tanah dalam.


Pengelompokan ini sangat erat kaitannya dengan

Pemanfaatan air permukaan, seperti sungai, danau,

pemanfaatan

waduk, embung dan lain-lain telah lama dilakukan

infrastrukturnya. Bagi daerah yang mempunyai potensi

masyarakat. Namun demikian, karena kebutuhannya

sumber air tanah dangkal, pemanfaatannya akan lebih

belum

dengan

mudah karena infrastruktur yang diperlukan lebih

ketersediaannya terutama pada musim kemarau,

sederhana, sehingga dapat dikembangkan oleh petani

maka sering kali tanaman yang dibudidayakan pada

setempat secara mandiri ataupun jika memerlukan

periode tersebut mengalami kekeringan. Berdasarkan

dukungan masih pada tingkatan yang relatif terbatas.

fakta

Sumber air tanah dangkal umumnya terdapat di dalam

proporsional

empirik

alternatif

lain

dibandingkan

tersebut,
untuk

maka

perlu

memenuhi

dipikirkan

kebutuhan

lapisan-lapisan

air

air

tanah

tanah

yang

dan

tidak

kebutuhan

begitu

dalam,

tanaman dari sumber air yang lain. Air tanah

sehingga memungkinkan untuk diangkat ke permukaan

merupakan salah satu pilihan sumber air yang dapat

dengan menggunakan pompa.

dikembangkan untuk pertanian.


Pemanfaatan air tanah dangkal dari sumur-sumur yang
Pertimbangannya, potensi air tanah di suatu wilayah

diangkat dengan menggunakan pompa memerlukan

relatif tetap apabila tidak diusahakan, maka pengisian

biaya

air tanah (water recharging) tidak terjadi secara

maupun pembuatan bangunan penampung (reservoir)

alamiah, karena beda potensial antara air tanah dan

sebagai tandon air.

permukaan tanahnya konstan. Pengambilan air tanah

dukungan pembiayaan yang akan berasal dari jenis

sesuai dengan kemampuan pengisiannya, selain dapat

komoditas yang diusahakan petani dan kelompoknya

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

tambahan,

baik

untuk

pengadaan

pompa

Oleh karena itu, perlu adanya

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

sehingga keberlanjutan (sustainability) usaha pompa


dalam

pendayagunaan

air

tanah

dangkal

b. Meningkatnya ketersediaan air irigasi pada


lahan pertanian.

dapat

dipertahankan. Agar nilai manfaat air tanah dangkal

c. Berkurangnya

dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang mekanisme


kelompok

ketergantungan

(partisipasi
kepada

petani),

pemerintah

d. Meningkatnya

agar

usahatani

produksi

usahatani

melalui

peningkatan areal tanam dan peningkatan

dapat

produktivitas.

diminimalkan.
B.

kegagalan

karena kekurangan air irigasi/kekeringan.

pembayaran biaya operasional dan pemeliharaan (OP)


dalam

resiko

C.

Tujuan dan Sasaran

Pengertian
1. Air Tanah : air yang terdapat dalam lapisan tanah

1. Tujuan :

atau batuan di bawah permukaan tanah.

Tujuan kegiatan Pengembangan Irigasi Tanah

2. Air Tanah Dangkal : air yang terdapat dalam

Dangkal adalah :

lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan

a. Meningkatkan ketersediaan air irigasi pada

tanah pada kedalaman < 30 meter.

lahan pertanian, terutama pada lahan kering

3. Irigasi : usaha penyediaan, pengaturan, dan

dan tadah hujan.

pembuangan

b. Meningkatkan IP (Intensitas Pertanaman), luas

pertanian,

tanam, dan produktivitas usaha tani.

air

untuk

termasuk

di

menunjang
dalamnya

usaha

irigasi

air

permukaan, irigasi air tanah, irigasi tambak, dan


irigasi rawa.

c. Meningkatkan kualitas produksi pertanian dan


pendapatan petani.

4. Sumber Air : tempat atau wadah air alami dan/

2. Sasaran :

atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun


di bawah permukaan tanah.

a. Terbangunnya Irigasi Tanah Dangkal sebanyak


1807 unit (alokasi per kabupaten berdasarkan

5. Sumber Air Irigasi : tempat atau wadah air alami

DIPA dan POK dapat dilihat pada Lampiran

dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas,

1).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

ataupun di bawah permukaan tanah yang dapat

II.

dipergunakan untuk irigasi.


6. Koordinat :

Agar pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat

letak/posisi suatu wilayah berdasar

berhasil dengan baik, maka pemilihan lokasi harus

garis lintang, garis bujur, dan ketinggian di atas

dilakukan dengan tepat. Beberapa kriteria yang perlu

permukaan laut.

diperhitungkan antara lain :

7. Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) : saluran dan


bangunan yang merupakan satu kesatuan dan
diperlukan

untuk

pengaturan

dan

PEMILIHAN LOKASI DAN PETANI/KELOMPOK TANI

A.

penyaluran

Persyaratan Lokasi
1. Di lokasi yang bersangkutan mempunyai potensi air

irigasi air tanah yang mencakup penyediaan,


pengambilan, penyaluran dan pembagian.

tanah dangkal, baik kuantitas maupun kualitasnya.


Potensi sumber air tanah dangkal yang tersedia

8. Muka air bawah tanah : permukaan air tanah di


dalam sumur bor dihitung dari muka tanah

paling

tidak

dapat

memberikan

air

irigasi

setempat atau titik acuan lain.

suplementer (supplementary irrigation) pada areal


seluas kurang lebih 5 hektar sesuai jenis komoditas
yang diusahakan.
2. Di lokasi yang bersangkutan usahataninya sudah
berkembang atau paling tidak daerah tersebut
sesuai untuk pengembangan usaha tani tanaman
pangan,

hortikultura,

perkebunan,

dan

peternakan.
3. Pengembangan usaha tani di lokasi tersebut sering
mengalami kendala/masalah air/kekeringan.
4. Diprioritaskan pada lokasi lahan sawah tadah
hujan dan lahan kering kawasan tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Untuk kawasan

peternakan, digunakan untuk hijauan makanan

III.

KOMPONEN IRIGASI TANAH DANGKAL

ternak, air minum ternak, dan sanitasi ternak.

A.

Komponen Irigasi Tanah Dangkal


Agar air tanah dangkal dapat dimanfaatkan untuk air

5. Dapat dikembangkan di lokasi Daerah Irigasi (DI)


yang memiliki jaringan irigasi di mana kondisi

irigasi,

maka

diperlukan

upaya

pengambilan/

ketersediaan air pada musim kemarau tidak

pengangkatan ke permukaan tanah, misalnya dengan

mampu mengairi lahan usaha tani.

pompa. Minimal ada tiga komponen yang diperlukan

6. Lahan usaha tani yang akan mendapat pelayanan

agar air tanah dangkal tersedia untuk irigasi : (a)

Irigasi Tanah Dangkal yang akan dibangun adalah

sumur (b) pompa air dan motor penggerak dan (c)

lahan milik petani.

jaringan distribusi.
1. Sumur

B.

Persyaratan Petani/Kelompok
Untuk dapat memanfaatkan air tanah, terlebih dahulu
1. Petani di lokasi memerlukan Irigasi Tanah Dangkal

harus dibuat sumur sebagai tempat pengambilan.

dan mampu memanfaatkan serta merawatnya


dengan

baik

termasuk

menyediakan

Sumur

dana

tersebut

dapat

berupa sumur gali (cara

operasional dan pemeliharaan yang dibuktikan dari

pengembangannya dengan

surat pernyataan kelompok tani atas nama petani.

digali) dan sumur bor/

2. Diprioritaskan pada kelompok tani/P3A yang sudah


terbentuk atau akan membentuk kelompok tani/

sumur

pantek

P3A/P3AT apabila dibangun Irigasi Tanah Dangkal.

pengembangannya dengan
dibor). Kedalaman sumur

3. Dalam pengelolaannya termasuk pemanfaatannya,


sarana/fasilitas/peralatan Irigasi Tanah Dangkal

yang

tidak boleh dikuasai secara perorangan tetapi

dengan

harus

tanah ( < 30 m ).

digunakan

oleh

anggota

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

(cara

kelompok.

dibuat

disesuaikan

kedalaman

air

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

dalam

2. Pompa Air

(water

tanah ke permukaan

menggunakan sistim perpipaan.

pompa

sentrifugal.

Pompa

perlu

dengan dilining ataupun

tanah dangkal pada


jenis

JIAT

dalam

dibuat secara permanen

biasa

digunakan untuk air


umumnya

losses)

penyaluran,

tanah. Jenis pompa


yang

Untuk

mengurangi kehilangan air

Pompa air dipergunakan untuk mengangkat air dalam

air

pipa.

B.

air

Kriteria Teknis

digerakkan dengan motor penggerak bertenaga diesel

Pengertian 1 unit Irigasi Tanah Dangkal berdasarkan

atau bensin atau tenaga listrik atau tenaga angin

luas layanan oncoran adalah sebagai berikut :

(kincir angin).

Pompa air tanah dangkal bersifat

a. 1 (satu) buah pompa air dan motor penggeraknya

mobile (dapat dipindah-pindahkan), dimana 1 (satu)

dengan 1 (satu) atau lebih sumur bor/sumur gali

unit pompa air akan digunakan untuk melayani

termasuk saluran distribusinya, atau

beberapa sumur.

b. 2 (dua) buah pompa air dan motor penggeraknya


dengan 2 (dua) buah atau lebih sumur bor/sumur

3. Jaringan Distribusi

gali termasuk jaringan distribusinya.

Untuk mengalirkan air

Alternatif pilihan butir a atau b didasarkan pada

dari pompa ke lahan

kecukupan

usahatani, maka perlu


dibangun

dana

dan

diuraikan

dalam

Rencana

Anggaran Biaya (RAB).

jaringan

irigasi air tanah (JIAT),


yang

terdiri

atas:

saluran, bangunan pengatur berupa pintu dan boks


pembagi, bangunan pengatur debit

dan katup

penutup yang berfungsi untuk mengatur arah aliran


Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

10

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam


pengembangan Irigasi Tanah Dangkal antara lain :

c. Pipa-pipa :

a. Sumur :

dapat dibuat dalam bentuk sumur gali atau

(casing pada sumur bor), pipa/selang hisap,

sumur bor.

dan pembuangan.

Diameter sumur gali dengan

diameter lebih kurang 1 meter. Bila struktur

tanahnya labil, dinding sumur dapat diperkuat

bor/pantek, diameter selubungnya disesuaikan


sumur

disesuaikan

Diutamakan yang telah memiliki SNI atau


sertifikat hasil uji dari intansi atau lembaga

dengan kondisi jenis pompanya.


Kedalaman

Terbuat dari bahan besi atau PVC (paralon)


cukup kuat.

dengan tembok atau buis beton. Untuk sumur

Pipa-pipa diperlukan untuk pipa selubung luar

sertifikasi
dengan

yang

resmi

ditunjuk

oleh

pemerintah.

kedalaman dan ketebalan lapisan akuifer.

d. Jaringan Distribusi (JIAT)

b. Pompa air :

Penyempurnaan

jaringan

distribusi

tipe : sentrifugal atau axial.

dimaksudkan agar air yang dikeluarkan dari

penggerak : motor bertenaga diesel atau

pompa

bensin, tenaga listrik atau tenaga angin (kincir

seefektif

angin).

kebocoran/

dapat

diterima

petani,

mudah

dimanfaatkan

mungkin,
kehilangan

dengan
air

seefisien

dan

mengurangi
pada

saluran

tersebut.

dalam

perawatan dan suku cadang tersedia di pasar

setempat.

dapat

Jaringan distribusi tersebut dapat berupa pipa


atau selang yang tahan bocor.

Diutamakan telah memiliki/memenuhi SNI atau


memiliki sertifikat hasil uji dari intansi atau
lembaga sertifikasi yang resmi ditunjuk oleh
pemerintah.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

11

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

12

IV.

PELAKSANAAN

memuat :

Tahapan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dapat

a. Letak

dilaksanakan sebagai berikut :


A.

bujur

investigasi

dimaksudkan

sesuai untuk pengembangan

menggunakan

Global

Irigasi

layak dikembangkan.

yang

c. Gambar/sketsa saluran distribusi.

Tanah

d. Potensi air tanah dangkal untuk kebutuhan

Pelaksanaan survei investigasi dikoordinasikan

irigasi, meliputi kedalaman dan kapasitas

dengan instansi/Sub Dinas terkait terutama

pompa/air yang keluar dari mesin pompa.

dengan Sub Dinas yang menangani komoditas

e. Luas layanan oncoran (command area) yang

yang akan dikembangkan.


Pelaksanaan survei investigasi

akan diairi.
dibiayai oleh

2. Desain/rancangan sederhana Irigasi Tanah Dangkal

daerah (tidak termasuk dalam dana TP yang

dialokasikan) dan dilaksanakan oleh petugas


Dinas

Pertanian

Kabupaten/Kota

Rancangan/desain sederhana disusun untuk


lokasi yang

bersama

ditetapkan sebagai calon lokasi

pengembangan Irigasi Tanah Dangkal.

dengan petugas Kecamatan.

dengan

b. Kondisi usaha tani dan jenis komoditi yang

untuk

Dangkal, baik dari segi teknis maupun sosial.

daerah

dari peta topografi yang tersedia.

mendapatkan calon lokasi dan petani

berdasarkan

Positioning System/GPS atau ekstrapolasi

1. Survey Investigasi
Survey

lokasi

administratif dan koordinat lintang dan

Survey Investigasi dan Desain (SID) Sederhana

Laporan hasil survei investigasi paling tidak

Calon lokasi dan calon petani yang memenuhi

Rancangan/desain

Irigasi

Tanah

sederhana sekurang-kurangnya mencakup luas

persyaratan ditetapkan oleh Kepala Dinas

lahan yang akan diairi (daerah oncoran),

Kabupaten/Kota sebagai lokasi pengembangan

letak/lokasi

Irigasi Tanah Dangkal.

sumur

(koordinat

sumur),

kedalaman sumur, dan rancangan jaringan


irigasi yang akan dibangun.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Dangkal

13

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Satu hal yang


14

4. Kebutuhan anggaran

perlu diperhitungkan dalam penyusunan desain


sumur air tanah dangkal sederhana yaitu dalam

Meliputi

hal

pengadaan bahan, peralatan, pompa air dan

distribusi.

Untuk

menekan

biaya

perkiraan

operasional dalam hal distribusi air, maka air

perlengkapannya,

tanah

pemasangan

dangkal

yang

telah

diangkat

dari

kebutuhan

biaya

pengembangan

pipa-pipa,

dan

untuk
sumur,

pengembangan/

sumbernya dengan menggunakan pompa air

perbaikan

dapat ditampung pada posisi yang lebih tinggi

kebutuhan anggaran ini dijadikan acuan dalam

dibandingkan daerah layanan irigasinya dengan

penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS).

jaringan

distribusinya.

Perkiraan

menggunakan bak penampung air (jika dananya


mencukupi), sehingga dapat didistribusikan ke

B.

lahan usaha tani dengan gaya gravitasi.


3. Kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin
Berdasarkan

hasil

SID

akan

dapat

Pola Pelaksanaan Konstruksi/Pengembangan Irigasi


Tanah Dangkal
1. Pelaksanaan

Konstruksi/pengembangan

Irigasi

diketahui

Tanah Dangkal dilaksanakan dengan pola Bansos

kebutuhan bahan, peralatan, dan mesin yang

(dana ditransfer langsung ke rekening kelompok

diperlukan.

tani).

Data kedalaman dan potensi air

Pola

pelaksanaan

Bansos

mengikuti

tanah, ketinggian bak penampung dari posisi

ketentuan yang ada dalam Pedoman Umum

pompa air dan luas lahan oncoran dapat digunakan

Bansos Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana

untuk

Pertanian.

menetapkan

spefisikasi

spesifikasi motor penggerak pompa,


spesifikasi

kebutuhan

pembangunan/perbaikan

pompa

jumlah dan

pipa-pipa,
jaringan

air,

irigasi

2. Pelaksanaan pengembangan Irigasi Tanah Dangkal

dan

dilakukan

yang

berdasarkan

kepada

usulan

yang

diajukan oleh petani/kelompoktani seperti RUKK

diperlukan.

(Rencana

Usulan

Kerja

Kelompok)

setelah

mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kab/Kota


(contoh RUKK dapat dilihat pada Lampiran 2).

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

15

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

16

C.

Operasi dan Pemeliharaan

E.

1. Operasi dan pemeliharaan jaringan Irigasi Tanah

1. Petani/kelompok tani penerima manfaat diberikan

Dangkal diserahkan kepada petani/kelompok tani.

pelatihan

Dangkal menjadi tanggungjawab petani/kelompok

dan

pengadaan dan pemasangan irigasi air tanah.

hasil

musyawarah
F.

anggota/kelompok tani.

Pemanfaatan
Dengan pertimbangan biaya investasi, operasi dan

Pembinaan

pemeliharaan
Dinas

Pertanian

Propinsi

yang

relatif

tinggi,

maka

pemanfaatannya harus dilakukan secara efektif dan

1. Pembinaan terhadap petani penerima manfaat


dilakukan

operasional

Dangkal dilaksanakan oleh pihak ketiga/pelaksana

3. Besarnya iuran pelayanan irigasi yang dibutuhkan,

D.

teknis

2. Pelatihan teknis operasi jaringan Irigasi Tanah

tani sebagai penerima manfaat.


berdasarkan

terutama

pemeliharaan jaringan irigasi air tanah.

2. Biaya operasi dan pemeliharaan Irigasi Tanah

ditetapkan

Pelatihan

efisien.

dan

Kabupaten/Kota secara berkelanjutan.


G.

2. Pembinaan antara lain meliputi teknik operasi dan

Pembiayaan

pemeliharaan Irigasi Tanah Dangkal, pemilihan

Biaya yang tersedia untuk pengembangan Irigasi Tanah

komoditas yang diusahakan, teknik budidaya,

Dangkal dipergunakan untuk

panen, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran

bor/gali, pengadaaan pipa-pipa, pompa air dan

hasil, serta pengembangan usaha lainnya.

perlengkapannya,
Kebutuhan

biaya

jaringan
untuk

SID

pembuatan sumur
irigasi/distribusi.
dan

pembinaan

disediakan dari APBD Propinsi, APBD Kabupaten/


Kota, dan partisipasi masyarakat.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

17

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

18

I.

Waktu Pelaksanaan
Jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan
Irigasi Tanah Dangkal mengacu pada jadwal palang

V.

MONITORING DAN EVALUASI

A.

Indikator Kinerja

pelaksanaan sebagaimana terdapat pada Lampiran 3.

Beberapa indikator kinerja yang digunakan sebagai


ukuran

untuk

penilaian

kinerja

kegiatan

Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal adalah sebagai


berikut :

1. Output

: Terbangun dan berfungsinya Irigasi


Tanah Dangkal.

2. Outcome : Terjadinya

peningkatan

keter-

sediaan air irigasi untuk usaha tani


dengan memanfaatkan potensi air
tanah dangkal.

3. Benefit

: Terjadinya

peningkatan

usaha

pertanian, seperti peningkatan luas


tanam, intensitas pertanaman (IP),
peningkatan produktivitas.

4. Impact

: Peningkatan produksi usahatani dan


pendapatan petani.

B.

Monitoring dan Evaluasi


1. Monitoring pengembangan Irigasi Tanah Dangkal
dilakukan secara swakelola oleh Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan Propinsi.
2. Evaluasi dilakukan pada setiap akhir tahun.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

19

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

20

C.

Pelaporan

Pertanian c.q Direktur Pengelolaan Air Irigasi


dengan alamat Direktorat Pengelolaan Air Irigasi,

1. Terdapat 2 (tiga) jenis laporan yang harus dibuat

Jl. Taman Margasatwa No. 3 Ragunan Pasar

yaitu Laporan Bulanan dan Laporan Akhir.


2. Laporan

Bulanan

memuat

Minggu Jakarta Selatan, dengan tembusan kepada

perkembangan

Kepala Dinas Pertanian Propinsi.

pelaksanaan kegiatan yang disusun setiap bulan,


berisi kemajuan pelaksanaan kegiatan sampai

D.

Pengendalian

bulan berjalan. Laporan Bulanan dikirim ke Dinas


Pertanian

Propinsi

dengan

Dalam upaya mengurangi kesalahan yang terjadi

tembusannya

disampaikan ke Pusat (Ditjen PLA dan Direkrotat

dalam

Pengelolaan

disusun

Dangkal, maka perlu dilaksanakan pengendalian yang

mengacu pada Lampiran 4.1, 4.2 (diisi di tingkat

intensif. Pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan

Kabupaten/Kota) serta 4.3 dan 4.4 (diisi di

pengembangan

tingkat Propinsi).

dilaksanakan

3. Laporan

Air).

Akhir

Laporan

disusun

Bulanan

setelah

rangkaian

kegiatan

pengembangan

Irigasi
dengan

Irigasi

Tanah

Dangkal

mengikuti

acuan

Tanah

akan
Sistem

Pengendalian Internal (SPI) sebagaimana tercantum

pelaksanaan

pada Lampiran 6.

pembangunan Irigasi Tanah Dangkal selesai, berisi


seluruh

pelaksanaan

propinsi

Pelaksanaan

dan

Selanjutnya pelaksana di tingkat

kabupaten/kota

dapat

membuat

daftar/check list pengendalian dengan mempedomani

Pembangunan Irigasi Tanah Dangkal. Agar lebih

check list yang tercantum pada Lampiran 6 dimaksud.

informatif dan komunikatif, Laporan Akhir agar

dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi dari


setiap tahap kegiatan (kondisi sebelum kegiatan,
saat

dalam

kegiatan).

pelaksanaan

dan

setelah

selesai

Laporan Akhir agar mengikuti outline

seperti pada Lampiran 5.


4. Laporan Bulanan dan Laporan Akhir disampaikan
kepada Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

21

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. Pedoman Teknis Konstruksi Jaringan Irigasi Air


Tanah Sistim Perpipaan. Dit. Irigasi. Ditjen Sumber
Daya Air. Departemen Pekerjaan Umum. 2004.
---------------. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
2004.
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.
Direktorat Bina Rehabilitasi dan Pengembangan Lahan.
Petunjuk Teknis Pengembangan Pompa Air Tanah
Dangkal. Proyek Pengembangan Sumberdaya, Sarana
dan Prasarana Tanaman Pangan dan Hortikultura.
1994/1995. Jakarta.
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal
Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian.
2002.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi
Pompa. Jakarta.
Direktorat Pemanfaatan Air Irigasi, Direktorat Jenderal
Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian.
2004. Penyusunan Database Sarana Air Tanah Untuk
Irigasi Pertanian. Laporan Akhir. PT. Gita Rencana
Multiplan. Jakarta.
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal 3 Nopember
2000 tentang Prosedur Pemberian Izin Pengeboran
dan Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (Lampiran V).
Jakarta.
Sosrodarsono, Suyono dan Takeda, Kensaku (editor).
Hidrologi Untuk Pengairan. 2003. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta.

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

23

Lampiran 1

REKAPITULASI KEGIATAN
PENGEMBANGAN IRIGASI TANAH DANGKAL
ALOKASI KEGIATAN DALAM BENTUK TUGAS PEMBANTUAN
DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI, DITJEN PSP TAHUN 2011
Sub Sektor
No

Pusat/Prop/Kab/Kota

Tanaman Pangan
Unit

Biaya

Hortikultura
Unit

Biaya

Perkebunan
Unit

Jumlah

Peternakan

Biaya

Unit

Biaya

Unit

Biaya

TOTAL INDONESIA

654

9,810,000,000

342

5,130,000,000

342

5,130,000,000

469

7,035,000,000

1,807

27,480,000,000

Prop. Jawa Barat

32

480,000,000

48

720,000,000

55

825,000,000

135

2,025,000,000

Bandung

10

150,000,000

10

150,000,000

Bandung Barat

10

150,000,000

10

150,000,000

Ciamis

75,000,000

10

150,000,000

15

225,000,000

Cianjur

19

285,000,000

19

285,000,000

Cirebon

75,000,000

15

225,000,000

Garut

10

150,000,000

Indramayu

75,000,000

Karawang

75,000,000

75,000,000

Kuningan

90,000,000

90,000,000

10

150,000,000

10
5

150,000,000

75,000,000

10

Majalengka

75,000,000

75,000,000

11

Sukabumi

75,000,000

75,000,000

60,000,000

12

Sumedang

13

Tasikmalaya

14

Kota Tasikmalaya

6
5

90,000,000
75,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

24

75,000,000

11

165,000,000

10

150,000,000

14

210,000,000

75,000,000

Sub Sektor
No
2

Pusat/Prop/Kab/Kota
Prop. Jawa Tengah

15 Blora
16 Boyolali

Tanaman Pangan
Unit
51
10

Biaya
765,000,000

Unit
19

Biaya
285,000,000

150,000,000
3

75,000,000

75,000,000

75,000,000

30,000,000

25 Magelang
26 Pati
27 Pemalang
28 Purbalingga
29 Purworejo
30 Rembang
31 Semarang
32 Sragen

Unit
39
5

5
5

75,000,000

75,000,000

75,000,000

Jumlah

Peternakan

Biaya
585,000,000

Unit
32

Biaya
480,000,000

75,000,000
30,000,000

45,000,000

60,000,000

75,000,000

Unit
141

Biaya
2,115,000,000

15

225,000,000

30,000,000

45,000,000

75,000,000

75,000,000

75,000,000

10

150,000,000

135,000,000

60,000,000

21 Jepara
22 Kendal
23 Klaten
24 Kudus

Perkebunan

17 Brebes
18 Cilacap
19 Demak
20 Grobogan

Hortikultura

75,000,000

75,000,000

60,000,000

10

150,000,000

75,000,000

105,000,000

75,000,000

75,000,000

30,000,000

105,000,000

105,000,000

10

150,000,000

60,000,000

19

285,000,000

10

150,000,000

75,000,000
30,000,000

75,000,000
150,000,000

60,000,000

75,000,000

75,000,000

33 Sukoharjo
34 Tegal

30,000,000

30,000,000

75,000,000

35 Kota Semarang

30,000,000

75,000,000

30,000,000

*Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

25

60,000,000

5
10

Sub Sektor
No
3

Pusat/Prop/Kab/Kota
Prop. DIY

Tanaman Pangan
Unit
30

Biaya
450,000,000

Bantul
Gunung Kidul

Hortikultura
Unit
22
22

10

Biaya
330,000,000
330,000,000

150,000,000

Kulon Progo
Sleman
4

Prop. Jawa Timur

20
143

300,000,000
2,145,000,000

32

480,000,000

Perkebunan
Unit
29

Biaya
435,000,000

660,000,000

Gresik

25

375,000,000

Jombang

10

150,000,000

31

465,000,000

14

210,000,000

90,000,000

10

150,000,000

57

2
10

855,000,000

Nganjuk

120,000,000

30

450,000,000

405,000,000

259

3,885,000,000

75,000,000

75,000,000

44

660,000,000

25

375,000,000

20

300,000,000

150,000,000
30,000,000

75,000,000

75,000,000

75,000,000

105,000,000

10

150,000,000

18

270,000,000

Probolinggo

16

240,000,000

Sampang

20

300,000,000

Pamekasan

10

15

225,000,000

75,000,000

105,000,000

Ngawi

Tuban

27

30,000,000

120,000,000

Mojokerto

Pacitan

150,000,000
8

150,000,000

105,000,000

120,000,000

15

225,000,000

105,000,000

75,000,000

18

270,000,000

75,000,000

15

225,000,000

75,000,000

21

315,000,000

15

225,000,000

35

525,000,000

10

150,000,000

17

255,000,000

30,000,000

Tulungagung

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

Biaya
1,245,000,000

60,000,000

Lamongan

Malang

Unit
83

135,000,000

10

Madiun

Biaya
30,000,000

5
44

Magetan

Unit
2

Bangkalan
Bayuwangi

Jumlah

Peternakan

26

30,000,000

SubSektor
No

Pusat/Prop/Kab/Kota

TanamanPangan
Unit

5 Prop. NAD
Aceh Utara
Bireun
Pidie

Hortikultura

Biaya
-

Unit
-

Perkebunan

Biaya
-

Unit
-

Biaya

Jumlah

Peternakan
Unit
-

Biaya

25

375.000.000

Unit
25

Biaya
375.000.000

10 150.000.000 10 150.000.000
10 150.000.000 10 150.000.000
5 75.000.000 5 75.000.000

6 Prop. Sumatera Utara


Dairi
Tanah Karo
Simalungun
Tapanuli Selatan
Toba Samosir
Nias Barat

15

7 Prop. Sumatera Barat


Lima Puluh Kota
Agam
Mentawai
Padang Pariaman
Pesisir Selatan
Sijunjung
Tanah Datar
Kota Padang Panjang
Kota Pandang
Kota Payakumbuh
Kota Sawahlunto
Kota Solok
Dharmas Raya
Solok Selatan
Pasaman Barat

225.000.000

17

255.000.000

10 150.000.000
17 255.000.000
5 75.000.000
-

27

405.000.000

20 300.000.000

19
285.000.000
2 30.000.000
2 30.000.000

71

103

1.545.000.000

20 300.000.000 20
20 300.000.000 20
10 150.000.000 10
10
16 240.000.000 33
5 75.000.000 10

300.000.000
300.000.000
150.000.000
150.000.000
495.000.000
150.000.000

61

1.065.000.000

915.000.000

5
2
5
5

75.000.000
30.000.000
75.000.000
75.000.000

7
8
5
5
5
5
2
5
2

105.000.000
120.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
30.000.000
75.000.000
30.000.000

8 120.000.000
4 60.000.000
7 105.000.000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

1 15.000.000

2 30.000.000

27

107

1.605.000.000

7
24
5
5
8
4
14
8
6
5
5
5
4
5
2

105.000.000
360.000.000
75.000.000
75.000.000
120.000.000
60.000.000
210.000.000
120.000.000
90.000.000
75.000.000
75.000.000
75.000.000
60.000.000
75.000.000
30.000.000

Sub Sektor
No
8

Pusat/Prop/Kab/Kota
Prop. Riau

Tanaman Pangan
Unit
-

Hortikultura

Biaya
-

10

Biaya
255,000,000

Unit
-

Jumlah

Peternakan

Biaya
-

Unit
18

Biaya
270,000,000

Unit
35

Biaya
525,000,000

Indragiri Hilir

30,000,000

30,000,000

Indragiri Hulu

45,000,000

45,000,000

Kuantan Singingi

45,000,000

45,000,000

Pelalawan

45,000,000

45,000,000

Rokan Hilir

45,000,000

45,000,000

Rokan Hulu

30,000,000

30,000,000

30,000,000

19

285,000,000

375,000,000

62

930,000,000

375,000,000

54

810,000,000
30,000,000

Siak
9

Unit
17

Perkebunan

Prop. Sumatera Selatan

29

435,000,000

Ogan Komering Ilir

29

435,000,000

17

255,000,000

120,000,000

25
25

Kota Prabumulih

30,000,000

Kota Lubuk Linggau

75,000,000

75,000,000

Ogan Ilir

15,000,000

15,000,000

30

450,000,000

24

360,000,000

67

1,005,000,000

Lampung Barat

10

150,000,000

10

150,000,000

Lampung Selatan

14

210,000,000

14

210,000,000

40

600,000,000

45,000,000

Prop. Lampung

Lampung Utara
Kota Bandar Lampung

13

195,000,000

10

150,000,000

45,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

30

450,000,000

28

Sub Sektor
No

Pusat/Prop/Kab/Kota

11

Prop. Kalimantan Tengah

Tanaman Pangan
Unit
-

Hortikultura

Biaya
-

Unit
-

Perkebunan

Biaya
-

Unit
-

Biaya
-

Unit
3

Kotawaringin Timur
12

Prop. Kalimantan Timur

3
1

15,000,000

Berau
Kutai Kertanegara

Unit
3

Biaya
45,000,000

45,000,000

45,000,000

210,000,000

15

600,000,000

90,000,000

90,000,000

8
-

120,000,000

15

225,000,000

15

225,000,000

10

150,000,000

10

150,000,000

75,000,000

75,000,000

14

210,000,000

51

765,000,000

37

555,000,000

Donggala

10

150,000,000

10

150,000,000

Kota Palu

10

150,000,000

10

150,000,000
105,000,000

Prop. Sulawesi Tengah

15,000,000

120,000,000

Prop. Sulawesi Utara

Minahasa
Minahasa Selatan
14

Biaya
45,000,000

15,000,000

Kota Samarinda
13

14
6

Jumlah

Peternakan

Parigi Moutong

105,000,000

Tojo Una-Una

105,000,000

105,000,000

17

255,000,000

Sigi

17

255,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

29

Sub Sektor
No
15

Pusat/Prop/Kab/Kota
Prop. Sulawesi Selatan

Tanaman Pangan
Unit
61

Biaya
915,000,000

75,000,000

Hortikultura
Unit
-

Perkebunan

Biaya
-

Unit
3

Biaya
45,000,000

Unit
20

Bantaeng
Barru

10
3

Bulukumba

Biaya
300,000,000

Unit
84

Biaya
1,260,000,000

150,000,000

10

150,000,000

75,000,000

45,000,000

45,000,000

10

150,000,000

10

150,000,000

10

150,000,000

Jeneponto

75,000,000

75,000,000

Luwu

75,000,000

75,000,000

Luwu Utara

75,000,000

75,000,000

Maros

75,000,000

75,000,000

Sinjai

75,000,000

75,000,000

Takalar

75,000,000

75,000,000

11

165,000,000

11

165,000,000

75,000,000

75,000,000

210

3,150,000,000

Enrekang
Gowa

Kota Makassar
Kota Palopo
16

Jumlah

Peternakan

10

90

1,350,000,000

Buton

75,000,000

Buton Utara

75,000,000

Prop. Sulawesi Tenggara

65

975,000,000

55
2

825,000,000
30,000,000

150,000,000

75,000,000

105,000,000

Konawe

15

225,000,000

75,000,000

60,000,000

24

360,000,000

Kolaka

15

225,000,000

10

150,000,000

25

375,000,000

50

750,000,000

Muna

75,000,000

10

150,000,000

15

225,000,000

20

300,000,000

25

375,000,000

45

675,000,000

Konawe Selatan

75,000,000

75,000,000

10

150,000,000

20

300,000,000

Bombana

10

150,000,000

10

150,000,000

14

210,000,000

34

510,000,000

Kolaka Utara

10

150,000,000

10

150,000,000

Konawe Utara

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

30

Sub Sektor
No
17

Pusat/Prop/Kab/Kota
Prop. Maluku
Kota Tual

18

Prop. Bali

Tanaman Pangan

Hortikultura

Unit
10

Biaya
150,000,000

10

150,000,000

Unit
-

Perkebunan

Biaya
-

Bangli

Unit
10

Biaya
150,000,000

10

150,000,000

15,000,000

15,000,000

Unit
-

Kota Denpasar
19

Prop. NTB

80

1,200,000,000

Bima
Lombok Barat

25

375,000,000

Lombok Tengah

25

375,000,000

Lombok Timur
Sumbawa

20

300,000,000

Kota Bima

10

150,000,000

Sumbawa Barat
20

Prop. NTT
Kota Kupang

44

660,000,000

30,000,000

15
10

Timor Tengah Utara

225,000,000

Sumba Barat Daya


Sumba Tengah

Unit
20

Biaya
300,000,000

20

300,000,000

225,000,000

16

240,000,000

10

150,000,000

11

165,000,000

75,000,000

75,000,000

148

2,220,000,000

1,020,000,000
75,000,000

75,000,000

10

150,000,000

35

525,000,000

23

345,000,000

48

720,000,000

10

150,000,000

10

150,000,000

10

150,000,000

30

450,000,000

10

150,000,000

10

150,000,000

150,000,000

300,000,000

Sikka

10
20

15

Biaya

68

150,000,000

Belu
Lembata

Jumlah

Peternakan

75,000,000

10

150,000,000

10

150,000,000

69

1,035,000,000

30,000,000

10

150,000,000

10

150,000,000

20

300,000,000

75,000,000

75,000,000

75,000,000

17

255,000,000

17

255,000,000

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

31

Sub Sektor
No
21

22

Pusat/Prop/Kab/Kota
Prop. Papua

Tanaman Pangan
Unit
-

Hortikultura

Biaya
-

Unit
-

Perkebunan

Biaya
-

Unit
-

Biaya
-

Unit
65

300,000,000

20

300,000,000

20

300,000,000

20

300,000,000

Sarmi

25

375,000,000

25

375,000,000

180,000,000

32

480,000,000

45,000,000

45,000,000

20

300,000,000

135,000,000

135,000,000

90,000,000

90,000,000

19

285,000,000

Prop. Bengkulu

20

300,000,000

20

300,000,000
9

Prop. Banten

90,000,000

Kota Serang

90,000,000

Prop. Gorontalo

Pohuwato
Bone Bolango
Prop. Kepulauan Riau

Bintan
Kota Batam
Prop. Papua Barat

12
3

13

195,000,000

Boalemo

26

Biaya
975,000,000

20

Kepahiang

25

Unit
65

Pegunungan Bintang

Seluma

24

Biaya
975,000,000

Kota Jayapura

Bengkulu Selatan

23

Jumlah

Peternakan

10

150,000,000

45,000,000

90,000,000

45,000,000

45,000,000

45,000,000

13

195,000,000

45,000,000

19

285,000,000

19

285,000,000

105,000,000

105,000,000

12

180,000,000

12

180,000,000

270,000,000

18

270,000,000

270,000,000

18

270,000,000

Manokwari

Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Tanah Dangkal dan Irigasi Tanah Dalam TA. 2011

18
18

32

Anda mungkin juga menyukai