Uji Marshall Hasil Core Drill Lapangan1
Uji Marshall Hasil Core Drill Lapangan1
1.
Latar Belakang
Peralatan Marshall adalah merupakan alat penguji campuran beraspal panas (hot-mix)
yang umum dilakukan untuk mengetahui kekuatan campuran beraspal panas (hot-mix)
yang digunakan dalam perkerasan lentur jalan raya. Parameter kekuatan campuran
beraspal panas (hot-mix) yang diuji dengan alat Marshall harus memenuhi spesifikasi
seperti; (i) penyerapan aspal, (ii) rongga dalam campuran (vim); (iii) rongga dalam
agregat (vma); (iv) rongga terisi aspal (vfb); (v) stabilitas marshall (ms); (vi) pelelehan
(flow); (vii) marshall quotient; (viii) stabilitas marshall sisa setelah perendaman selama
24 jam; (ix) rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal). Perencana
perkerasan lebih mengenal parameter Stabilitas Marshall (MS) dan parameter lain harus
memenuhi spesifikasi, karena parameter MS tersebut yang berkaitan langsung dengan
koefisien kekuatan relative (layer coeficient) yang digunakan untuk menghitung tebal
perkerasan.
2.
Tulisan ini dimaksudkan untuk mencoba mengkaji hasil pengujian marshall stability core
drill hamparan lapangan dari 4 proyek di pulau Nias provinsi Sumatera Utara dan 19
proyek di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), serta bertujuan untuk memberikan
suatu informasi hasil analysis tentang hasil kajian tersebut
3.
Sajian Data
Bagan alir pelaksanaan campuran beraspal panas (hot-mix) secara umum adalah seperti
ditunjukkan dalam gambar berikut:
Hasil pengujian marshall dan perhitungan kepadatan (density) atas core drill hamparan
capuran beraspal lapangan yang dilakukan pada 19 (sembilan belas) proyek di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam dan 4 (empat) proyek di provinsi Sumatera Utara adalah
seperti ditunjukkan dalam tabel berikut:
4.
Analysis
Metode analysis untuk pengujian sampel core drill dari ruas jalan tersebut adalah dengan
statistik untuk data yang jumlahnya sedikit dengan menggunakan tabel sebagai berikut:
Untuk ruas jalan yang lainnya dilakukan analysis dengan metode yang sama.
Hasil uji Marshall sampel core drill lapangan untuk setiap ruas jalan adalah seperti
ditunjukkan dalam tabel berikut:
Dari hasil uji tersebut terlihat bahwa persentase hasil uji terhadap spesifikasi adalah
seperti ditunjukkan dalam Tabel berikut.
Penentuan LER untuk ruas jalan tersebut adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar
berikut:
Dari gambar tersebut diperoleh hubungan antara ITP (SN) dengan LER, seperti
ditunjukkann dalam Tabel dan Gambar berikut:
Persamaan yang diperoleh dari hubungan antara LER dan SN, disubstitusikan ke Tabel
hubungan SN dan N, berikut.
Dari tabel tersebut dibuat grafik persamaan hubungan antara SN dan N seperti
ditunjukkan dalam Gambar berikut:
Gambar disain yang ada di dalam kontrak menunjukkan bahwa perkerasan jalan terdiri
dari; (i) Agregat kelas B tebal 30 cm, CBR 60%, koefisien kekuatan relatif (a3) = 0.133;
(ii) Agregat kelas A tebal 20 cm, CBR 90%, koefisien kekuatan relatif (a2) = 0.148; (iii)
AC-BC tebal 5 cm, Marshall Stability bervariasi sesuai hasil uji core drill lapangan,
koefisien kekuatan relative dihitung dengan persamaan a1 = 0.14281*Ln MS*2.205882)0.6472; (iv) AC-WC tebal 4 cm, Marshall Stability bervariasi sesuai hasil uji core drill
lapangan, koefisien kekuatan relatif dihitung dengan persamaan a 1 =
0.14281*Ln(MS*2.205882)-0.6472.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa prediksi umur (N tahun) masing-masing
perkerasan ruas jalan, sangat jauh dibawah umur rencana yakni 10 tahun, hal tersebut
diakibatkan nilai Stabilitas Marshall yang tidak mencapai minimum 800 kg.
Namun demikian dalam spesifikasi divisi 6 pekerjaan aspal, pasal 6.3.7 (pengendalian
mutu dan pemeriksaan di lapangan) ayat 2 c) tertulis sebagai berikut:
Hasil uji Marshall Stability dari sampel yang diambil dari atas dump truck dibuat sampel
di Laboratorium, ditumbuk 2 x 75, diuji parameter Marshall, keseluruhan memenuhi
spesifikasi, Hasil perhitungan density atas sampel core drill dari lapangan memenuhi
persjaratan spesifikasi, akan tetapi nilai Stability Marshall tidak memenuhi. Namun
demikian Kontraktor, Supervisi dan Pemilik Pekerjaan tidak salah, karena pengujian
Marshall untuk sampel Core Drill tidak pernah disebutkan dalam Spesifikasi. Banyak
diantara pekerjaan tersebut telah mengalami kerusakan dini sebelum dicapai umur
rencana, dan yang dibayar mestinya yang terpasang riel baik mutu dan kuantitas.
5.
5.1
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan lapangan, pengujian dan analysis, dapat disampaikan kesimpulan
sebagai berikut:
(i) Dalam kasus yang disajikan terjadi ketidak konsistenan antara hasil laboratorium
dengan hasil lapangan: (ii) Sampel yang diambil dari dump truck dibuat sampel marshall,
ditumbuk 2 x 75, diuji Marshall dan dihitung parameter-parameter lainnya, semua
memenuhi persyaratan; (iii) Sampel core drill yang dari lapangan ditimbang diudara,
ditimbang didalam air, dan ditimbang SSD serta dihitung densitynya di laboratorium
semua memenuhi persyaratan spesifikasi; (iv) Hasil pengujian Marshall Stability,
Marshall Quotient atas core drill lapangan pada umumnya tidak memenuhi spesifikasi; (v)
Bahwa hampir seluruh ruas jalan yang ada dalam kasus tersebut tidak pernah mencapai 75
% umur rencana; (vi) Apakah kondisi seperti kasus ini juga yang terjadi di provinsiprovinsi lain di Indonesia, jika demikian halnya, alangkah banyaknya uang yang terbuang
karena pembuatan spesifikasi yang kurang periksa.
5.2
Saran
Dari hasil pengamatan lapangan, pengujian dan analysis, dapat disampaikan saran sebagai
berikut:
(i) Kalau dalam pengendalian mutu beton diberlakukan dengan core drill dan dianalysis
dengan rumus bk = b rata-rata 1.64 Stdev, kemungkinan dalam pengendalian beton aspal
dapat dilakukan hal yang sama; (ii) Perlu dilakukan tambahan dalam spesifikasi tentang
pengujian marshall hasil core drill lapangan harus memenuhi spesifikasi; (iii) Kasus
seperti ini harus dilanjutkan penelitiannya di masing-masing propinsi untuk mengetahui
kondisi yang sebenarnya.
Daftar Pustaka
BRR NAD-Nias, (2006) Dokumen Spesifikasi Kontrak dan Drawing yang diberlakukan
untuk pelaksanaan ruas-ruas jalan dimaksud.
Dewan Standard Nasional Indonesia DSN (1987), Tata Cara Perencanaan Tebal
Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analysa Komponen, SNI 1732 1989 F,
Yayasan Badan Penerbit PU Jakarta.
AASHTO (1972), AASHTO Interim Guide For Design of Pavement Structures 1972
Chapter III Revised 1981, Published by the American Association of State Highway and
Transportation Officials, 444 N Capitol Street, N.W., Suite 225, Washington, D.C, 20001.
AASHTO (1993), AASHTO Guide for Design of Pavement Structure 1993, Published by
the American Association of State Highway and Transportation Officials, 444 N Capitol
Street, N.W., Suite 249, Washington, D.C, 20001.